makalah pewarna rambut semi permanen semi solid

November 28, 2017 | Author: AqillaSyifaana | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

formulasi sediaan semi solid: pewarna rambut semi permanen...

Description

BAB I PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG Rambut dikenal sejak zaman dahulu dengan julukan “mahkota” bagi wanita. Tetapi dizaman yang sudah maju seperti sekarang, julukan tersebut tidak lagi tertuju hanya kepada kaum wanita, namun juga untuk pria. Peranan rambut sangat penting untuk diperhatikan, karena rambut bukan hanya sebagai pelindung kepala dari berbagai hal seperti bahaya benturan/pukulan benda keras, sengatan sinar matahari, dan sebagainya, tetapi ia juga merupakan “perhiasan” yang berharga. Rambut yang tebal, panjang, hitam/berwarna, berkilau, sehat dan mudah diatur memberikan daya pesona tersendiri bagi pemiliknya. Tidak sedikit wanita ataupun pria yang menimbulkan rasa kagum hanya karena keindahan rambutnya. Salah satu jenis sediaan kosmetika yang digemari adalah pewarna rambut. Pewarna rambut selain digunakan untuk memperindah penampilan juga sering digunakan menutupi rambut yang telah memutih sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri. Faktor zat warna dalam sediaan kosmetika sangat penting. Efek pewarnaan yang menarik dan serasi menjadi tujuan utama dari para pengguna kosmetika.

1.2

1.3

RUMUSAN MASALAH 1.

Apa

2.

Bagaimana

3.

Bagaimana

4.

Bagaimana

5.

Bagaimana

TUJUAN PENULISAN 1.

Mahasiswa

2.

Mahasiswa

3.

Mahasiswa

4.

Mahasiswa 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

KOSMETIK Kosmetologi (Jellinek, 1970) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hukumhukum kimia, fisika, biologi dan mikrobiologi tentang pembuatan, penyimpanan dan penggunaan (aplikasi) kosmetik. Kosmetika sudah dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu, dan baru abad ke 19 mendapat perhatian khusus, yaitu selain untuk kecantikan juga mempunyai fungsi untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke 20 dan kosmetik menjadi salah satu bagian dari dunia usaha. Dewasa ini, teknologi kosmetik begitu maju dan merupakan paduan antara kosmetik dan obat (pharmaceutical) atau dikenal dengan istilah kosmetik medik (cosmeceuticals). Kosmetik berasal dari kata Yunani „kosmetikos‟ yang mempunyai arti keterampilan menghias atau mengatur. Pengertian kosmetik dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 445/MenKes/Permenkes/1998 dijelaskan sebagai berikut : Kosmetika adalah sediaan atau paduan bahan untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga mulut

untuk membersihkan, menambah daya tarik,

mengubah

penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.

Tujuan utama penggunan kosmetik pada masyarakat modern adalah untuk kesehatan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up, meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan sinar ultra violet, polusi dan faktor lingkungan yang lain, mencegah penuaan, dan secara umum membantu seseorang lebih menikmati dan menghargai hidup. (Retno Iswari. 2007: 7). Penggolongan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI berdasarkan kegunaan dan lokalisasi pemakaian pada tubuh, kosmetik digolongkan menjadi 13 golongan yaitu: 1.

Preparat untuk bayi; minyak bayi, bedak bayi, dan lain-lain.

2.

Preparat untuk mandi; minyak mandi, bath capsule, dan lain-lain. 2

3.

Preparat untuk mata; maskara, eye shadow, dan lain-lain.

4.

Preparat wangi-wangian; parfum, toilet water, dan lain-lain.

5.

Preparat untuk rambut; cat rambut, hairspray, pengeriting rambut, dan lain-lain.

6.

Preparat pewarna rambut; cat rambut, hairbleach, dan lain-lain.

7.

Preparat make up (kecuali mata); lipstik, rouge, bedak muka, dan lain-lain.

8.

Preparat untuk kebersihan mulut; mouth washes, pasta gigi, breath freshener, dan lain-lain.

9.

Preparat untuk kebersihan badan; deodoran, feminism hygiene spray, dan lain-lain.

10. Preparat kuku; cat kuku, krem dan lotion kuku, dan lain-lain. 11. Preparat cukur; sabun cukur, after shave lotion, dan lain-lain. 12. Preparat perawatan kulit; pembersih, pelembab, pelindung, dan lain-lain. 13. Preparat untuk suntan dan sunscreen; suntan gel, sunscreen foundation, dan lainlain.

2.2

RAMBUT Rambut atau sering disebut bulu adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan dan manusia, terutama mamalia. Rambut termasuk salah satu dari adneksa kulit yang tumbuh berasal dari kulit. Rambut tumbuh dari akar rambut yang ada di dalam lapisan dermis kulit dan melalui saluran folikel rambut keluar dari kulit. Bagian rambut yang keluar dari kulit dinamakan batang rambut. Rambut yang tumbuh keluar dari akar rambut itu ada 2 bagian menurut letaknya, yaitu bagian yang ada didalam kulit dan bagian yang ada di luar kulit. Rambut terbentuk dari sel-sel yang terletak ditepi kandung akar. Kandung akar ialah bagian yang terbenam dan menyerupai pipa serta mengelilingi akar rambut. Jadi bila rambut itu dicabut dia akan tumbuh kembali, karena papil dan kadung akar akan tetap tertinggal di sana. Anatomi rambut penting diketahui terutama bagi ahli kecantikan, supaya tidak salah dalam memilih kosmetika rambut. Ilmu tentang rambut (trichologi) membagi rambut manusia ke dalam dua jenis, yaitu: 1.

Rambut terminal, yang umumnya kasar, misalnya rambut kepala, alis, rambut ketiak, dan rambut alat kelamin.

2.

Rambut vellus, yang berupa rambut halus pada pipi, dahi, punggung, dan lengan.

Apabila kita lihat suatu penampang irisan kulit, maka akan terlihat susunan struktur rambut sebagaimana yang ada pada gambar berikut : 3

Gambar 2.1 Anatomi Rambut (Histologis Microscopis)

Keterangan Gambar: 1.

Folicle, ialah saluran untuk tumbuhnya rambut yang menentukan besar, kecil, lurus dan keritingnya rambut.

2.

Dermis, ialah seluruh ruangan yang berada di bawah epidermis.

3.

Bulp, yaitu bongkol rambut yang memuat pigmen, pembuluh darah, papila dan folicle.

4.

Epidermis, ialah lapisan kulit yang berada paling luar.

5.

Arector muscle, ialah garis yang menghubungkan folicle dan kulit.

6.

Papila, menghasilkan sel-sel, membentuk rambut-rambut baru yang lebih kuat. Pada papila setiap rambut mempunyai pembuluh darah yang berbeda, yang bertugas untuk membawa makanan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sel rambut dalam papil.

7.

Pigmen (warna rambut).

8.

Kelenjar minyak yang sangat dibutuhkan oleh rambut.

9.

Pembuluh darah.

10. Akar rambut. 11. Kelenjar keringat. 12. Batang rambut. 13. Penampang akar rambut.

2.3

ANATOMI RAMBUT Berdasarkan hal itu bagian-bagian rambut dikenal dengan rambut yang berada di dalam kulit dan berada diluar kulit.

4

Bagian-bagian rambut ini dapat dibagi atas: 1.

Akar Rambut (Hair Folicle) Akar rambut adalah bagian rambut yang tertanam di dalam kulit. Seperti yang terlihat pada gambar di atas maka akar rambut terbagi: a)

Bulp yaitu bagian pangkal rambut yang membesar, seperti bentuk bola, gunanya untuk melindungi papil rambut.

b)

Papil rambut adalah bagian yang terlindungi di dalam bulp atau terletak dibagian terbawah dari folicle rambut. Papil rambut tidak ubahnya seperti piring kecil yang tengahnya melengkung dan menonjol ke arah rambut, lengkungan inilah yang menyebabkan ia disebut papil, berasal dari sel-sel kulit jangat (corium) serta kulit ari (epidermis). Diantara sel-sel papil juga terdapat melanosit. Melanosit menghasilkan pigmen (zat warna), yang akan disebarkan terutama ke dalam contek, kemudian ke dalam medulla rambut. Di samping itu juga terdapat di dalam papil rambut yaitu pembuluh darah dan getah bening, yang berfungsi memberi makanan kepada rambut (memelihara kehidupan rambut), serta terdapat juga saraf yang mensarafi folicle rambut.

c)

Folicle rambut ialah kandungan atau kantong rambut tempat tumbuhnya rambut. Kantong rambut terdiri dari 2 lapis. Lapisan dalamnya berasal dari sel-sel epidermis, sedangkan lapisan luarnya berasal dari sel-sel dermis. Rambut yang panjang dan tebal mempunyai follicle berbentuk besar, folicle rambut ini bentuknya menyerupai silinder pipa. Kalau folicle bentuknya lurus, rambut juga lurus dan bila melengkung rambut jadi berombak. Tetapi kalau lengkungannya itu lebih lengkung lagi, maka rambutnya keriting. Di dalam folicle ini bermuara kelenjar lemak (palit).

d)

Otot penegak rambut ialah yang menyebabkan rambut halus bulu roma berdiri bila ada sesuatu rangsangan dari luar dan dari dalam tubuh kita.

e)

Matrix, disebut juga dengan umbi/tombol atau lembaga rambut. Bagian yang berdekatan dengan papil lebih subur daripada bagian yang lebih jauh di atasnya. Bagian yang subur itulah yang disebut matrix atau umbi/tombol atau lembaga rambut. Diantara sel-sel umbi juga terdapat sel-sel melanosit. Bagian paling dalam atau tengah umbi rambut, sel-selnya berwarna keputih-putihan dan masih lembek (masih muda). Sel-sel ini masih mengandung parakeratin (sel rambut yang warnanya sudah lebih mantap, sudah keras, mengandung keratin). Parakeratin adalah zat pendahulu keratin. Sel-sel rambut yang masih 5

muda ini terdorong ke atas oleh sel-sel yang terjadi kemudian. Makin ke atas makin mengalami proses keratinisasi penandukan. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar.

Gambar 2.2 Akar Rambut

2.

Lapisan Batang Rambut Batang rambut ialah bagian rambut yang kelihatan di atas permukaan kulit. Batang rambut ini terbagi pula atas 3 bagian, yakni: a) Cuticula (selaput kulit ari) yang berbentuk seperti sisik-sisik ikan dan sangat berfungsi untuk melindungi lapisan rambut (berada paling luar yang merupakan pelindung). Di samping itu ia juga berfungsi untuk menentukan besar kesilnya daya serap zat cair pada rambut sepertiair, shampo, conditioner, obat keriting, zat/cat pewarna rambut, bleaching. b) Cortex atau kulit ari rambut, ialah bagian rambut yang terbesar dan merupakan lapisan di bawah cuticula. Cortex berfungsi sebagai lapisan yang menentukan warna karena pigmen (zat warna rambut dikandung oleh lapisan ini). c) Medulla atau sum-sum rambut. Medulla ini terdapat dibagian paling tengah. Rambut yang halus sekali ada yang tidak terdapat medulla nya. Agar jelasnya perhatikanlah gambar dibawah ini, yang menunjukkan penampang dari batang rambut.

Gambar 2.3 Lapisan Batang Rambut

3.

Batang Rambut Berkaitan dengan struktur maka bentuk-bentuk rambut dapat dikelompokkan sebagai berikut: a)

Lurus, tidak bergelombang dan tidak keriting. 6

b)

Berombak yaitu memperlihatkan gelembung yang besar pada rambut. Hal ini disebabkan karena folicle nya melengkung dan penampangnya lonjong/oval.

c)

Keriting, biasanya rambut yang keriting berbentuk gelombang kecil-kecil atau sedang. Ini adalah karena folicle nya amat melengkung sedangkan penampangnya gepeng. Untuk lebih jelasnya perhatikanlah struktur rambut pada gambar berikut:

2.4

KLASIFIKASI RAMBUT Bila kita perhatikan, rambut pada kepala dan tubuh, akan nyata sekali terlihat bahwa ada 4 jenis rambut, yaitu: a)

Rambut yang panjang dan agak kasar yakni rambut kepala.

b) Rambut yang agak kasar tetapi pendek yang berupa alis. c)

Rambut yang agak kasar tetapi tidak sepanjang rambut dikepala, contohnya rambut ketiak.

d) Rambut yang halus yang terdapat pada pipi, dahi, lengan, perut, punggung dan betis.

2.5

FUNGSI RAMBUT Fungsi rambut adalah sebagai berikut:

2.6

a.

Melindungi kepala dari benturan dan sinar matahari.

b.

Sebagai mahkota.

c.

Membentuk bingkai dari wajah.

d.

Menambah keindahan dan garis warna pada wajah.

e.

Melindungi mata dari keringat.

f.

Melindungi mata dari kotoran dan debu.

g.

Membantu menguapkan keringat.

WARNA RAMBUT Warna rambut juga berhubungan dengan ras atau bangsa yang berkaitan dengan iklim dan lingkungan iklim sekitarnya. Pigmen yang menentukan warna rambut ini jika 7

diurutkan dari paling terang sampai yang paling gelap adalah blonde, merah, coklat muda, coklat tua dan hitam. Warna rambut tersebut adalah warna rambut yang alami. Secara buatan warna rambut dapat diubah-ubah dengan menggunakan cat rambut, misalnya blonde menjadi merah atau hitam. Yang terkenal di Indonesia adalah semir rambut, yang mengecat rambut putih (uban) agar nampak hitam.

2.7

PEWARNA RAMBUT Sediaan pewarna rambut adalah sediaan kosmetika yang digunakan dalam tatarias rambut untuk mewarnai rambut, baik untuk mengembalikan warna rambut asalnya atau warna lain. Salah satu penggolongan pewarna rambut adalah berdasarkan jenis zat warna yang dikandungnya, yaitu pewarna rambut dengan zat warna alam, zat warna senyawa garam logam, dan zat warna oksidatif. Sedangkan dari segi daya lekatnya, pewarna rambut dibagi menjadi pewarna rambut dengan daya lekat temporer, semi permanent dan permanent. Pewarnaan rambut temporer adalah pewarnaan rambut yang akan menambah cerah dan warna pada rambut serta tidak menunjukkan efek yang kekal atas rambut. Pewarnaan rambut semipermanen adalah pewarnaan rambut yang memiliki daya lekat agak permanen, tidak terlalu lama, bertahan beberapa hari atau bermingguminggu (6-8 minggu) atau dapat tahan terhadap keramas sampo, tetapi jika berulang dikeramas, zat warnanya akan luntur juga. Pewarnaan rambut permanen adalah pewarnaan rambut yang memiliki daya lekat jauh lebih lama dan akan tetap melekat pada rambut hingga: 

pertumbuhan rambut selanjutnya dan rambut yang kena cat dipotong.



dilunturkan dengan proses pemucatan rambut.



dilunturkan dengan penghilang cat.

2.7.1 Zat Warna 1.

Zat Warna Alam Zat warna alam berasal dari tumbuh-tumbuhan sebagai simplisia, sediaan galenika seperti : 

ekstrak dan rebusan

8



sari komponen warna, maupun zat semisintetik yang dibuat berdasarkan pola warna senyawa komponen warna yang dikandung dalam simplisianya.

Zat warna jenis ini meliputi: 

Simplisia: akar, kulit batang, dan daun hena (Lawsonia alba, Lawsonia inermin, dan Lawsonia spinosa). Disajikan dalam bentuk serbuk, tunggal atau campur. Lawsone (2-hidroksi-1,4 napthoquinon. Untuk mendapat warna yang bagus dicampur dengan Indigo (serbuk daun kering terutama dari jenis Indigofera argentea; digunakan dalam kombinasi dengan hena, coklat sampai hitam).



Bunga : Bunga kamomil, diperoleh dari Matricacia chammomilla (apigenin yang berwarna kuning). Apigenin (4‟,5,7, trihiroksiflavon).



Ekstrak Kayu : 1. Kayu brazil, diperoleh dari Caesalpinia braziliensis atau C. echinata, zat : brazilin (warna kekuningan bila kena oksigen atau dengan alkali berwarna merah). Kombinasi menghasilkan warna coklat. 2. Catechu (Gambir) diambil dari 2 spesies yang berbeda: a. Ouroparia ( Uncaria), gambir : kuning b. Acacia catechu : coklat sampai hitam, zat : Catechin dan pyrocatechol (1,2- dihidroksi benzen). Kombinasi dengan phenol lain : pirang sampai hitam. 3. Fustic : Chrophora tinctoria, zat : morrin C15H10O2 (2‟,3‟,4‟5,7pentahidrosiflavon), maciarin C12H16O4.H2O. 4. Campeche

wood

(Hematoxylon

campechianum

L.).

Zat

:

hematoxyllin (hidroksibrasilin) yang segera teroksidasi menjadi hematein (hitam). 5. Quercitron (Quercus tinctoria). Zat : quercetin ( 3‟,3‟,4‟,5,7pentahidroksiflavon). 6. Wall nut (Juglans cinerea, Juglans nigra, Juglans regia), zat : Juglon (5-hidroksi 1,4 napthoquinone), pirogalol memberikan warna coklat.

Kelebihan dan Kekurangan: 

Kelebihan dari zat warna alam adalah tidak merugikan sistem. 9



Kekurangannya adalah warna yang dihasilkan relatif keras dan tidak alami terutama sesudah penggunaan berulang, dan perubahan rambut menjadi kaku, liat, kadang-kadang rapuh dan dipengaruhi oleh pengeriting permanen.

2.

Zat warna senyawa logam Zat warna senyawa logam meliputi;bismut nitrat, kadmium sulfat, kobalt sulfat, nikel sulfat, AgNO3, CuSO4 dan Pb. Acetat (1-2%). Zat pembangkit warna:

Amm.

tioglikolat,

S.

endap,

monoetanolamtioglikolat,

Na.

Metabisulfit, Na. sulfida, Na. tiosulfat 3%, dan Pirogalol 1%.

3.

Zat warna organik sintetik Zat warna organik sintetik: kelompok senyawa-senyawa amina, aminofenol dan zat warna oksidatif. Zat warna oksidatif (zat warna organik atau zat pewarna rambut permanen). Zat warna oksidatif meliputi: pirogalol, resorsinol, aminohidrokinon, 1,2,4- trihidroksibenzen, 2,4-diaminofenol, 2 amino- 4-nitrofenol, parafenilendiamina, 2 nitro parafenilendiamina, dll. Zat warna sintetik meliputi: 4-amino-3- nitrofenilaminoetilamina, 2-amino-4nitrofeniletanolamina, 5,8-dihidroksinaftokinon, hitam biru naftol, dan lainlain. Zat warna asam: asam pirogalat (perlu penambahan alkali untuk mempercepat oksidasi).

2.7.2 Syarat Zat Warna yang Baik Syarat zat warna yang baik adalah: 1.

Tidak membahayakan kesehatan.

2.

Mewarnai rambut, tetapi tidak mewarnai kulit.

3.

Tidak memberikan efek yang merugikan terhadap struktur rambut.

4.

Tidak memerlukan waktu yang lama untuk menghasilkan efeknya.

5.

Tidak mengiritasi kulit.

6.

Menghasilkan warna yang natural dalam penampilan.

7.

Tahan terhadap perlakuan lain seperti pengeritingan permanen.

10

2.8

PEWARNA RAMBUT SEMI PERMANENT Pewarnaan rambut semipermanen adalah pewarnaan rambut yang memiliki daya lekat agak permanen, tidak terlalu lama, bertahan beberapa hari atau bermingguminggu (6-8 minggu) atau dapat tahan terhadap keramas sampo, tetapi jika berulang dikeramas, zat warnanya akan luntur juga (5-10 x shampoo). Bahan pewarna ini dapat berasal dari alami (indigo) atau sintetik zat warna golongan nitro (senyawa amino dan nitro aromatik) Produk pewarna rambut semi permanen tidak memerlukan peroksida. Formulasi terdiri dari pelarut, surfaktan, amida, aroma asam, dan atau alkali. Pelarut yang paling umum digunakan adalah air dan glikol atau turunan glikol, dan tujuan dari penambahan asam atau alkali adalah untuk menyesuaikan pH. Untuk pewarnaan rambut semipermanen biasanya lebih banyak digunakan sediaan pewarnaan rambut langsung. Daya penetrasi zat warna yang digunakan dalam pewarnaan rambut semi permanen biasanya sangat terbatas ( tergantung kelarutannya). Sebelum melakukan pewarnaan rambut semipermanen lebih dahulu dilakukan uji tempel, karena waktu lekatnya relatif lama.

2.9

PROSES MEWARNAI Rambut manusia merupalan protein dan mengandung persentase yang besar dari teroksidasi kelompok. Lapisan luar rambut, yang disebut cuticula berisi besar sebagian dari keratin amorf, serat rambut. Bila cuticula rusak dapat berisi beberapa gugus polar, sangat hidrofobik, dan mengandung muatan negatif kelompok ionik. Langkah reaksi dari zat warna dengan serat rambut dapat diringkas dalam empat berikut fase: 1.

Difusi melalui solusi.

2.

Adsorpsi atau interaksi pada permukaan serat.

3.

Difusi atau transpor ke serat-serat.

4.

Reaksi di situs internal dalam serat

Difusi zat warna ke dalam serat dapat diasumsikan sebagai difusi ke dalam sebuah silinder dari larutan dengan volume terbatas atau dari "Bath Tak Terbatas". Kedua perkiraan memberikan koefisien difusi yang akurat. Namun, suhu, ukuran molekul pewarna, cross-linking densitas serat, pembengkakan serat, dan waktu paparan memainkan peran penting dalam deposisi warna. 11

Dalam pewarna rambut semi permanen, pewarna cukup kecil untuk masuk ke batang rambut dan dengan mudah dapat meninggalkan batang rambut, misalnya dengan rambut dicuci. Warna rambut yang diperoleh adalah hasil dari difusi pewarna ke dalam batang rambut.

2.10 METODE PEMBUATAN Dasar dari pembuatan gel adalah basis (Carbopol) dikembangkan dalam air panas, kemudian diaduk. Selanjutnya adalah proses mixing dengan bahan-bahan lain diantaranya zat warna yang telah dilarutkan dengan pelarut tertentu dan penambahan air yang ada dan penambahan bahan lainnya berupa surfaktan dan sebagainya. Pewarnaan dilarutkan dalam pelarut dam dibantu dengan proses pemanasan. Penambahan surfaktan dilakukan secara perlahan sampai terbentuk gel yang jernih lalu aduk dan pengadukan dilakukan secara terus menerus sampai diperoleh masa yang homogen kemudian masukan ke dalam wadah.

2.11 EVALUASI SEDIAAN 1.

Pengujian Stabilitas Zat Warna Uji stabilitas zat warna dilakukan dengan mengamati perubahan bentuk, warna, dan bau dari zat warna hasil isolasi yang telah dibuat pada hari ke-1, 3, 7. Setiap minggu selama 8 minggu penyimpanan.

2.

Pengujian Stabilitas Fisik Sediaan Pengujian fisik meliputi pengataman organoleptis, pengukuran pH, dan viskositas pada hari ke-1, 3, 7, dan setiap minggu selama 8 minggu penyimpanan. a.

Pengujian Efektivitas Perwarnaan Pengujian efektivitas sediaan pewarna rambut dilakukan untuk mengetahui apakah sediaan pewarna rambut yang dibuat dapat memberikan efek pewarnaan pada rambut. Pengujiaan efektivitas sediaan pewarna rambut dilakukan terhadap sediaan pewarna rambut dengan konsentrasi terkecil dan terbesar, sebagai berikut: 12



Sediaan uji dioleskan pada rambut sukarelawan secara merata, dibiarkan selam 1 jam, kemudian rambut dicuci dan diamati ada tidaknya perubahan warna yang terjadi pada rambut. Untuk mengetahui pengaruh pemakaian sediaan gel pewarna rambut secara berulangulang, dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali dan masing-masing dibiarkan selama 30 menit.

b.

Pengujian Iritasi Sedian Pewarna Rambut Pengujian iritasi pewarna rambut dilakukan terhadap sediaan pewarna rambut dengan konsentrasi zar warna terbesar, menggunakan teknik uji temple terbuka, sebagai berikut: 

Sejumlah kecil sediaan uji dioleskan pada punggung tangan kanan sukarelawan dan sediaan blanko sejumlah sama dioleskan pada punggung tangan kiri. Olesan dibiarkan terbuka selama 1 jam, reaksi yang terjadi diamati. Pengujian dilakukan sebanyak tiga kali sehari selama tiga hari berturut-turut terhadap 20 orang sukarelawan. Reaksi yang diamati adalah rasa gatal dan timbulnya warna merah karena terjadi iritasi pada kulit.

13

BAB III PEMBAHASAN Formula Nama Zat / Bahan

F1

F2

F3

F4

Kelompok

Fungsi Bahan

12

Monoetanolamin lauril

20%

Pewarna

Etilenglikol monostearat

5,0 %

Pelarut

2-nitro-fenilendiamine

1,5 %

Pelarut

Dietanolamin asam lemak

3,0 %

Bahan

sulfat

kelapa Parfum dan pengawet Air Serbuk hena (Lawsonia

pengemulsi qs

Pewangi

ad 100%

Bahan pembawa 400

Zat warna

inermis) Kobalt nitrat

40

Pirogalol

20

Boraks

20

Amonium klorida

20

Water

ad. 100%

Bahan pembawa

Cetearyl alkohol

14

Propylen glikol Deceth-3 Laureth-12 Ammonia hidroksida Oleth-30 Lauric acid Heksadimetrin clorida Glicol ditearat Polyquaternum 22 Etanolamin Silica dimetil sililat Ascorbic acid Olive fruit oil Fragrance Resorcinol Carbomer

Pembentuk gel

Titanium dioksid o Bunga kamomil: kuning

5%

Zat warna

5%

Zat warna

o Acacia catechu: coklat sampai hitam o Akar, kulit batang, dan daun hena dicampur dengan indigo:coklat sampai hitam o Wall nut: coklat Benzyl Alcohol

bantuan pelarut Carbopol

0,5%

Pembentuk gel

Cocamidopropil betaine

40,0%

Surfaktan

Metil paraben

qs

Pengawet

Parfum

qs

Pewangi

Aqua destilata

ad 100%

Bahan pembawa

15

FORMULA 1 (Literatur)  Keunggulan  Formula sediaan pewarna rambut telah melewati penelitian resmi oleh peneliti yang ahli, dibuktikan dengan dicantumkan dalam sebuah pustaka dan dijadikannya literatur.  Sediaan dalam bentuk gel sehingga lebih mudah digunakan dan tidak menetes.  Kelemahan  Sediaan mengandung bahan kimia.

FORMULA 2 (Jurnal oleh Dra. Anayanti Arianto, M.Si., Apt.)  Keunggulan  Sediaan pewarna rambut telah diuji pra klinik dan uji klinik sehingga dapat dipertanggungjawabkan.  Kelemahan  Sediaan mengandung Dietanolamin yang bersifat karsinogenik alam alam dan bertindak sebagai penghancur hormon dan vitamin di dalam tubuh..

FORMULA 3 (Princess Colored Henna)  Keunggulan  Mencegah tumbuhnya uban prematur.  Menyehatkan dan melembabkan rambut.  Tidak menyebabkan iritasi pada kulit kepala.  Simpel dan mudah digunakan.  Tidak mengandung bahan kimia yang keras.  Dapat meluruskan dan membuat rambut menjadi tebal.  Tidak mengandung ammonia.  Mencegah kerontokan rambut dan ketombe.  Kelemahan  Hasilnya baru dapat dinikmati 2-3 hari setelah pengecatan.

16

FORMULA 4 (Garnier Color Naturals)  Keunggulan  Formula creamnya memberi warna yang tampak alami dari pangkal hingga ujung rambut.  Menutup uban dan warnanya tahan lama.  Menggunakan

minyak

buah

zaitun

alami,

sehingga akan melindungi rambut dan membuat terasa halus dan lembut.  Mudah digunakan dan tidak menetes.  Kelemahan  Harganya mahal.  Tidak ada varian produk, hanya dalam satu kemasan.  Produk ini masih terbilang sangat baru, sehingga masyarakat belum cukup mengenal.

FORMULA KELOMPOK 12  Komponen 

Zat warna: (5%) o Bunga kamomil (Matricacia chammomilla): kuning. o Akar, kulit batang, dan daun hena (Lawsonia alba, Lawsonia inermin, dan Lawsonia spinosa) dicampur dengan indigo (Indigofera argentea) coklat sampai hitam. o Acacia catechu : coklat sampai hitam, dikombinasi dengan phenol lain : pirang sampai hitam. o Wall nut (Juglans cinerea, Juglans nigra, Juglans regia), zat : Juglon (5-hidroksi 1,4 napthoquinone), pirogalol memberikan warna coklat.



Benzyl Alcohol 5%.



Carbopol 0,5%.



Cocamidopropil betaine 40,0%.



Metil paraben qs.



Parfum qs.



Aqua destilata ad 100%.

17

 Karakteristik 1.

Memiliki daya lekat warna sesuai dengan kelas sediaan.

2.

Memiliki toleransi terhadap kulit yang baik.

3.

Tidak mengandung zat warna yang dilarang.

4.

Kadar zat aktif yang digunakan tidak melebihi kadar maksimum.

5.

Memiliki syarat wadah, penggunaan, kemasan, label dan penandaan sesuai dengan perundangan.

 Keunggulan  Menggunakan zat warna alam.  Tidak merusak struktur rambut.  Menjaga kelembaban dan nutrisi rambut.  Pewarnaan rambut akan bertahan 3-6 bulan.  Bentuknya yang berupa setengah padat (gel) dapat diratakan diseluruh bagian rambut dengan mudah, tidak mudah tumpah, tidak akan menetes dan mudah dalam penyimpanan.  Terdapat beberapa varian seperti bentuk sachet, tube dan botol.  Harganya cukup terjangkau.  Kelemahan  Belum melewati penelitian; uji pra klinik dan uji klinik.  Hanya ada beberapa warna saja.  Metode Pembuatan Gel merupakan suatu sistem semisolid yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar dan terpenetrasi oleh suatu cairan (Farmakope Indonesia Edisi Empat 1995). Gel memiliki fase padat yang terikat satu sama lain dengan polimer

alam atau pun sintetik membentuk matriks tiga dimensi. Gel dapat mengembang karena komponen pembentuknya dapat mengabsorpsi larutan sehingga mengakibatkan pertambahan

volume.

Gel

memiliki

penampilan

yang

menarik

karena

sifat

transparannya, tetapi beberapa gel dapat menjadi keruh akibat tidak melarutnya semua polimer atau karena terbentuknya agregat yang sifatnya memancarkan cahaya (Banker, G dan Rhodes, C, 1989). 18

Dasar dari pembuatan gel adalah basis (Carbopol) dikembangkan dalam air panas, kemudian diaduk. Selanjutnya adalah proses mixing dengan bahan-bahan lain diantaranya zat warna yang telah dilarutkan dengan pelarut tertentu dan penambahan air yang ada dan penambahan bahan lainnya berupa surfaktan dan sebagainya. Pewarnaan dilarutkan dalam pelarut dam dibantu dengan proses pemanasan. Penambahan surfaktan dilakukan secara perlahan sampai terbentuk gel yang jernih lalu aduk dan pengadukan dilakukan secara terus menerus sampai diperoleh masa yang homogen kemudian masukan ke dalam wadah.  Evaluasi 1.

Uji Organoleptis Meliputi: bentuk, warna dan bau sediaan.

2.

Pengujian Stabilitas Zat Warna Uji stabilitas zat warna dilakukan dengan mengamati perubahan bentuk, warna, dan bau dari zat warna hasil isolasi yang telah dibuat pada hari ke-1, 3, 7. Dan setiap minggu selama 8 minggu penyimpanan.

3.

Pengujian Stabilitas Fisik Sediaan Pengujian fisik meliputi pengataman organoleptis, pengukuran pH, dan viskositas pada hari ke-1, 3, 7, dan setiap minggu selama 8 minggu penyimpanan. a.

Pengujian Efektivitas Perwarnaan Sediaan uji dioleskan pada rambut sukarelawan secara merata, dibiarkan selam 1 jam, kemudian rambut dicuci dan diamati ada tidaknya perubahan warna yang terjadi pada rambut. Untuk mengetahui pengaruh pemakaian sediaan jel pewarna rambut secara berulang-ulang, dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali dan masing-masing dibiarkan selama 30 menit.

b.

Pengujian Iritasi Sedian Pewarna Rambut Sejumlah kecil sediaan uji dioleskan pada punggung tangan kanan sukarelawan dan sediaan blanko sejumlah sama dioleskan pada punggung tangan kiri. Olesan dibiarkan terbuka selama 1 jam, reaksi yang terjadi diamati. Pengujian dilakukan sebanyak tiga kali sehari selama tiga hari berturut-turut terhadap 20 orang sukarelawan. Reaksi yang diamati adalah rasa gatal dan timbulnya warna merah karena terjadi iritasi pada kulit.

19

BAB IV PENUTUP

4.1

KESIMPULAN 1.

Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.

2.

Pewarnaan rambut semipermanen adalah pewarnaan rambut yang memiliki daya lekat agak permanen, tidak terlalu lama, bertahan beberapa hari atau bermingguminggu (6-8 minggu) atau dapat tahan terhadap keramas sampo, tetapi jika berulang dikeramas, zat warnanya akan luntur juga (5-10 x shampoo).

3.

Formula kelompok 12: 

Zat warna (bunga kamomil, hena dicampur dengan indigo, Acacia catechu, Wall nut) 5%

4.



Benzyl Alcohol 5%.



Carbopol 0,5%.



Cocamidopropil betaine 40,0%.



Metil paraben qs.



Parfum qs.



Aqua destilata ad 100%.

Metode Pembuatan: Basis dikembangkan dalam air panas, kemudian diaduk. Selanjutnya adalah proses mixing. Penambahan surfaktan dilakukan secara perlahan sampai terbentuk gel dan pengadukan dilakukan secara terus menerus sampai diperoleh masa yang homogen.

5.

Evaluasi: a.

Uji Organoleptis

b.

Pengujian Stabilitas Zat Warna

c.

Pengujian Stabilitas Fisik Sediaan: Pengujian Efektivitas Perwarnaan dan Pengujian Iritasi Sedian Pewarna Rambut. 20

DAFTAR PUSTAKA

1.

Tranggono, Retno Iswari. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan KOSMETIK. Jakarta: Gramedia.

2.

Schrader, Karlheinz and Andreas Domsch. 2005. Cosmetology – Theory and Practice Vol I. Verlag Fur Chemische Industrie : Augsburg.

3.

Schrader, Karlheinz and Andreas Domsch. 2005. Cosmetology – Theory and Practice Vol II. Verlag Fur Chemische Industrie : Augsburg.

4.

Arianto, Anayanti. 2010. Pewarna Rambut. Diakses pada tanggal 03 November 2012 pukul 08.30.

5.

http://www.google.com//gambar. Diakses pada tanggal 17 November 2012 pukul 07.45.

21

LAMPIRAN

22

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF