MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

March 22, 2017 | Author: Anisa Zara Rosidah | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI...

Description

MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pembimbing : Yanto Azie Setya SE,Msi

Di susun oleh: ANISA ZARA ROSIDAH ANTI GINA AGNIA NANDA CHOLIFATUS SA’ADAH NOERHASANAH OCHTARINA MANALU

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SERANG RAYA 2014 KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Pertumbuhan Ekonomi dan Perubahan Struktur Ekonomi yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri kami (penyusun) maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Serang Raya. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Tim penyusun

2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................

ii

DARTAR ISI..........................................................................................................

iii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang................................................................................................... B. Rumusan Masalah.............................................................................................. C. Tujuan................................................................................................................

1 1 1

BAB 2 PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Ekonomi ..................................................................................... B. Perubahan Struktur Ekonomi ............................................................................ C. Beberapa Isu Penting ........................................................................................

2 6 8

BAB 3 PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................................................

9

Daftar Pustaka.......................................................................................................

10

3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dinyatakan secara eksplisit bahwa pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dapat dikatakan bahwa pembangunan pembangunan ekonomi yang lebih serius dan terencana baik di Indonesia baru dimulai sejak pelakasanaan rencana pembangunan lima tahun pertama (Repelita 1) tahun 1969, dan prosesnya berjalan mulus sejak itu hingga krisis ekonomi menerjang Indonesia tahun 1997/1998. walaupun selama jangka waktu tersebut Indonesia mengalami beberapa goncangan eksternal seperti merosotnya harga minyak mentah di pasar Internasional dan apresiasi nilai tukar yen terhadap dolar AS selama 1980-an. Baru pada saat krisis ekonomi terjadi, pembangunan ekonomi di indonesia terhenti; bahkan pertumbuhan PDB mengalami negatif tah Walaupun bukan suat ekonominya, dapat diukur dengan pendapatan nasional (PN) per kapita. Untuk dapat meningkatkan PN, pertumbuhan ekonomi di ukur dengan pertumbuhan PDB, menjadi salah satu target penting yang harus dicapai dalam pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, tidak heran jika pada awal pembangunan ekonomi, umumnya di banyak negara, perencanaan pembangunan ekonomi lebih berorentasi pada pertumbuhan, bukan distribusi pendapatan memang, untuk negara seperti Indonesia dengan jumlah penduduk yang sangat besar, ditambah lagi dengan kenyataan bahwa pada awal pembangunan (awal era Soeharto) proporsi dari jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan masih sangat besar, Pertumbuhan ekonomi sangat penting sebagai prioritas pembangunan jangka pendek. Tingkat pertumbuhan ekonomi harus lebih besar daripada laju pertumbuhan penduduk, agar peningkatan pendapatan perkapita dapat tercapai.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Pertumbuhan Ekonomi ? 2. Bagaimana Perubahan Struktur Ekonomi ? 3. Apa saja Isu Penting dalam Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi ?

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui Perubahan Ekonomi. 2. Untuk mengetahui Perubahan Struktur Ekonomi. 3. Untuk mengetahui Isu Penting dalam Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi.

1

BAB II PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Ekonomi 1. Konsep dan Cara Penghitungan Ada dua arti dari PN, yakni dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit PN adalah PN. Dalam arti luas, PN dapat merujuk ke PDB, atau merujuk ke PNB, atau ke produk nasional netto (PNN). Sesuai metode yang standar, perhitungan PN diawali diawali dengan perhitungan PDB. Hubungan antara PDB dan PN dapat dijelaskan melalui beberapa persamaan sederhana sebagai berikut. PNB= PDB+F PNN=PNB-D PN=PNN-Ttl Dimana : F pendapatan netto atas faktor luar negri, D= Penyusutan; dan Ttl = pajak tak langsung neto ( variabel-variabel lainya telah dijelaskan di dalam teks). Jika tiga persamaan di gabungkan, akan dapat persamaan berikut. PDB = PN + Ttl + D – F Atau PN= PDB + F – D –Ttl PDB dapat diukur dengan tiga macam pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. Dua pendekatan pertama tersebut adalah pendekatan dari sisi penawaran agregat, sedangkan pendekatan pengeluaran adalah perhitungan PDB adalah jumlah nilai output (NO) dari semua sektor ekonomi atau lapangan usaha, PDB adalah jumlah NO dari kesembilan sektor tersebut PDB = ∑ NO Oleh sebab itu, dalam pendekataan pendapatan, PDB adalah jumlah dari nilai tambah bruto (NTB) dari kesembilan sektor tersebut. PDB = NTB1 + NTB 2+ ……NTB9 Menurut pendekatan pengeluaran, 2

PDB = C + I + G+ X –M

2. Sumber – sumber Pertumbuhan Pertumbuhan ekonomi bisa bersumber dari pertumbuhan pada sisi permintaan agregat (AD) Atau / dan sisi penawaran agregat ( AS). Dari sisi AD, pergeseran kurvanya ke kanan yang mencerminkan peningkatan permintaan di dalam ekonomi terjadi karena PN. Yang terdiri dari permintaan masyarakat (konsumen), perusahaan, dan pemerintah, meningkat,. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, sisi AD (penggunaan PDB) terdiri dari empat komponen: konsumsi rumah tangga.investasi, konsumsi. Sisi AD di dalam suatu ekonomi bisa digambarkan dalam suatu model ekonomi makro sederhana sebagai berikut. Y= C+I+G+X-M C= Cy+Ca I=-ir+Ia G=Ga X=Xa M=My+Ma Faktor produksi dapat ditulis dalam suatu fungsi sederhana sbb: Q= f (X1,X2,X3,…….Xn) Dimana Q mewakili volume output dan,X1,X2,X3……Xn adalah volume dari faktor* produksi yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut.

3. Teori-teori dan Model-model Pertumbuhan 1) Teori Klasik Ada dua aliran utama pemikiran mengenai pertumbuhan ekonomi (dilihat dari sisi penawaran agregat/produksi), yakni teori klasik dan teori modern. Di antara kedua ini, teori neo-klasik (tambunan, 2006b). Dasar pemikiran dari teori klasik adalah pembangunan ekonomi dilandasi oleh ekonomi liberal, yang mana pertumbuhan ekonomi dipacu oleh semangat untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Menurut pemikiran klasik pada kondisi seperti ini perekonomian mengalami kejenuhan atau keadaan stasioner. Ini adalah sebuah keadaan dimna perekonomian telah dewasa, mapan dan masyarakat telah sejahtera, tetapi tanpa perkembangan lebih lanjut. dalam teori ini ada 4 macam model pertumbuhan yaitu; a Teori Pertumbuhan Adam Smith, b Teori Pertumbuhan David Ricardo, 3

c Teori Pertumbuhan dari Thomas Robert Malthus, dan d Teori Pertumbuhan Marx.

2) Teori neo-Keynesian. Model pertumbuhan yang masuk dalam kelompok teori ini adalah model pertumbuhan Harrod dan Domar, yang dikenal dengan sebutan Pertumbuhan H-O.

3) Teori Neo-Klasik Pemikiran dari teori neo-klasik ini didasarkan pada kritik atas kelemahan-kelemahan atau penyempurna terhadap pandangan/asumsi dari teori klasik yang telah ada. Dalam kelompok teori neoklasik , faktor* produksi dianggap sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan output adalah jumlah L dan K yang terakhir ini bisa dalam bentuk keuangan dan barang modal(seperti mesin).

4) Teori Modern dan Model Pertumbuhan Endogen. Dalam teori modern, faktor* produksi yang krusial tidak hanya L dan K, tetapi juga perubahan T ( yang berkandung di dalam barang modal atau mesin), E kewirausahaan (kw), bahan baku (bb) dan material (MT). Dilihat dari kerangka pemikiran kelompok teori modern tersebut, ada sejumlah perbedaan yang mendasar dengan kelompok teori neoklasik. Di antaranya adalah yang mencakup L,K, dan Kw. Dalam kelompok teori ini kualitas L lebih penting daripada kuantitas nya.

4. Analisis Empiris a. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sejak Orde Baru Hingga Pasca Krisis Melihat kondisi pembangunan ekonomi Indonesia selama pemerintahan orde baru (sebelum krisis ekonomi 1997)dapat dikatakan bahwa Indonesia telah mengalami suatu proses pembangunan ekonomi yang sepektakuler, paling tidak pada tingkat makro (agregat). Keberhasilan ini dapat diukur dengan sejumlah indicator ekonomi makro. Yang umum digunakan adalah tingkat PN perkapita dan laju pertumbuhan PDB pertahun. Pada tahun 1968 PN per kapita masih sangat rendah, hanya sekitar US$60. Namun, sejak pelita 1 dimulai PN Indonesia perkapita mengalami peningkatan relatif tinggi setiap tahun dan pada akhir dekade 1980-an telah mendekati US$500. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan PDB rata-rata pertahun juga tinggi 7%-8% selama 1970-an dan turunke 3%-4% pertahun selama 1980-an. Selama 70-an dan 80-an, proses yang cukup serius, yang terutama disebabkan oleh faktor-faktor eksternal, seprti merosotnya harga miyak mentah di pasar internasional menjelang pertengahan 1980-an dan resensi ekonomi dunia pada decade yang sama. Karena Indonesia sejak 4

pemerintahan orde baru menganut system ekonomi terbuka, 18 goncangangoncangan eksternal seperti itu sangat terasa sangat dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi. Selain faktor harga, ekspor Indonesia, baik komoditas primer maupun barang-barang industri maju, seperti jepang, as, dan eropa barat yang merupahkan pasar penting ekspor indonesia. Dampak negative dari resensi ekonomi dunia tahun 1982 terhadap perekonomian Indonesia terutama terasa dalam laju perumbuhan ekonomi selama 1982- 1988 jauh lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya. Karena pengalaman menujukan bahwa biasanya resensi ekonomi dunialebih mengakibatkan permintaan dunia berkurang terhadap bahan-bahan baku ( yang sebagian besar di ekspor oleh NSB) daripada permintaan terhadap barang-baraang konsumsi, seperti alat-alat rumah tangga dari elektronik dan mobil (yang pada umumnya adalah ekspor Negara-negara maju). Pada saat krisis ekonomimencapai klimaksnya, yakni tahun 1998, laju pertumbuhan PDB jatuh dratis hingga 13,1%. Namun, padatahun 1999 kembali positif walaupun kecil sekitar 0,8% dan tahun 2000ekonomi Indonesia sampai mengalami laju pertumbuhan yang tinggi hampir mencapai 5%. Namun, tahun 2001 laju pertumbuhan ekonomi kembali merosot hinngga 3.8% akibat gejolak politikyang sempat memanas kembali dan pada tahun 2007 laju pertumbuhan tercatat sedikit diatas 6%. Antara tahun 1990 hingga setahun menjelang krisis ekonomi, ekonomi indonesia tumbuh rata-rata pertahun diatas 8%. Kemajuan yang dicapai oleh cina dan india memang sangat menakjubkan. Pada awal dekade 90-an, pertumbuhan ekonomi dikedua Negara besar tersebut masing-masing tercatat hanya 3,8% dan 5,3%. Namun, pada pertengahan dekade 90-an, pertumbuhan kedua Negara itu sudahmenyamai bahkan melewati persentasi Indonesia. Dari sejumlah Negara ASEAN yang juga dihantam oleh krisis 1997/98, Indonesia memang paling parah dengan pertumbuhan negative hingga 13,1%,disusul kemudian oleh Thailand dengan -10,5%dan Malaysia-7,4%. Namun, yang menakjubkan dari kedua Negara tersebut setahunsetelah itu ekonomi mereka mengalami pulih lebih cepat dibandingkan ekonomi Indonesia yang hanya 0,8%. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik setelah 1998 tercerminkan pada peningkatanPDB perkapita atas dasar harga berlaku tercatatsekitar 4,8 juta rupiah. Tahun 1999 naik menjadi 5,4 juta rupiah dan berlangsung sehingga mencapai sekitar 10,6 juta rupiah tahun 2004, perkapita Indonesia pada tahun 2006 mencapai 1420 dalar AS, di atas india, tetapi masih jauh lebih rendah dibandingkan china. Tahun 1998, sebagai akibat dari krisis ekonomi, semua komponen pengeluaran mengalami penurunan, terkecuali X, yang maengakibatkan kontraksi AD sekitar 13%. Sedangkan perkembangan X bias bertahan positif selama masa krisis terutama, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Komponen AD yang paling besar penurunannya selama 1998 adalah 5

pembentukan modal bruto (investasi) yang merosot sekitar 33,01% dibandingkan kontraksi dari pengeluara konsumsi swasta (rumah tangga) sebesar 6,40% dan pengeluaran pemerintah sekitar 15,37%.besarnya penurunan investasi tersebut juga kelihatan jelas dari penurunan persentasenya terhadap PDB pada tahun 2000 pertumbuhan investasi (tidak termasuk perubahan stok) sempat mencapai hampir 18%, namun setelah itu merosot terus hingga negative pada tahun 2002. Pada awalnya, salah satu factor penting yang menyebabkan merosotnya kegiatan investasi didalam negri selama masa krisis,seperti juga dinegara-negara asia lain yang terena krisis (korea selatan dan Thailand), adalah karena kerugian besar yang dialami oleh perusahan swasta akibat depresiasi rupiah yang besar, sementara utang luar negri (ULN) nya dalam mata uang dolar AS tidak dilindungi (hedging) sebelumnya dengan kurs tertentu di pasar berjangka waktu kedepan (forward). Factor-faktor lain yang membuat lesunya komponen investasi didalam AS diantaranya adalah jatuhnya harga saham, pelarian moda ( atau arus modal keluar lebih banyak daripada arus masuk), dan resiko premium yang meningkat drastis. Dua factor terakhir ini didorong terutama oleh kondisi politik, social, keamanan dan penegakan hukum yang buruk. Sedangkan dari ekspor meningkat karena memang depresiasi rupiah terhadap dolar As waktu itu membuat sebagian produk Indonesia, khususnya perkebunan, mengalami peningkatan daya saing harga.

B. Perubahan Struktur Ekonomi Perubahan struktur ekonomi, umum disebut transformasi stryktural, dapat didefisinikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling tekait satu dengan yang lainnya dalam komposisi AD, perdagangan luar negri (ekspor dan inpor), AS ( produksi dan menggunakan faktor-faktor produksi yang diperlukan mendukung proses pembanggunan ekonomi yang berkelanjutan) ( chenery, 1979). 1. Teori dan Bukti Empiris Teori perubahan struktural menitik beratkan pembahasan pada mekanisme transformasi ekonomi yang dialami oleh NSB, yang semula lebih bersifat subsistens yang lebih modern, yang didominasi oleh sektor-sektor nonprime. Teori Arthus Lewis pada dasarnya membahas proses pembangunan ekonomi yang terjadi di perdesaan dan perkotaan. Perekonomian Negara terbagi menjadi dua, yaitu perekonomiaan tradisioanal dipedesaan yang didominasi oleh sektor pertaniaan dan perekonomiaan modern diperkotaan dengan industry sebagai sektor utama. Dipedesaan, karena pertumbuhan penduduknya tinggi maka terjadi kelebihan suplai tenaga kerja, dan tingkat hidup masyaraktnya berbeda pada kondisi subsistens akibat perekonomian yang sifatnya juga subsistens. 6

Kerangka pemikiran teori chenery pada dasarnya sama seperti di model Lewis. Teori chenery, dikenal dengan teori pattern of development, menfokuskanpada perubahan struktur dalam tahapan proses perubahan ekonomi di NSB, yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional (subsistens) ke sector industri sebagai mesin utama penggerak pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian empiris yang dilakukan oleh chenery dan syrquin (1975) mengindentifikasi bahwa sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat perkapita yang membawa perubahan dalam pola dalam permintaan konsumen daripenekanan pada makanan dan barang-barang manufaktur dan jasa. Perubahan struktur ekonomi berbarengan dengan pertumbuhan PDB yang merupahkan total pertumbuhan nilai tambah bruto (NTB) dari semua sector ekonomi dapat dijelaskan sebagai berikut. Dengan memakai persamaan (3,7),misalkan disatu ekonomi hanya ada dua sector, yakni industry dan pertanian dengan NTB masingmasing, yakni NTBi dan NTBp yang membentuk PDB: atau, PDB= NTBi + NTBp, 1=[a(t)I + a(t)p]PDB. Berdasrkan model ini, kenaikan produksi sector industri manufaktur dinyatakan sama besarnya dengan jumlah dari empat factor berikut. a

b c d

Kenaikan permintaan domestic, yang memuat permintaan langsung untuk produk industry manufaktur plus efek tidak langsung dari kenaikan permintaan domestic untuk produk sector-sektor lainnya terhadap sector industry manufaktur. Perluasan exspor (pertumbuhan dan diversifikasi) atau efek total dari kenaikan jumlah ekspor terhadap produk industri manufaktur. Substitusi impor atau efek total dari kenaikan proporsi permintaan ditiap sector yang dipenuhi lewat produksi domestic terhadap output industry manufaktur. Perubahan teknologi atau efek total dari perubahan koefisien input-output (aij) didalam perekonomian akibat kenaikan upah dan tingkat pendapatan terhadap sector industri manufaktur.

Indikator penting kedua yang sering digunakan didalam studi-studi empiris untuk mengukur pola perubahan struktur ekonomi adalah distribusi kesempatan kerja menurut sector. Sebagi suatu ilustrasi empirisberdasrkan data bank dunia, pada tahun 1980,NTB yang dihasilkan sector pertanian rata-rata sekitar 7% dari PDB dunia; sedangkan dari sector industry yang terdiri atas industry primer (pengilangan minyak) dan industry sekunder (manufaktur) sebesar 38%. Didalam-kelompok-Negara-negara-sedang-berkembang-(NSB), banyaknegara yang juga tejadi transisi ekonomi yang pesat dalam tiga decade terakhir ini, walaupun pola dan prosesnya berbeda antara Negara. Variasi ini disebabkan oleh perbedaan antara Negara dalam sejumlah factor internalseperti berikut. a

b

Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri (basis ekonomi) Suatu Negara yang pada awal pembangunan ekonomi/industrialisasinya sudah memiliki industri-industri dasar. Besarnya pasar dalam negeri 7

c

d

e

f

Besarnya pasar domestic ditentukan oleh kombinasi antara jumlah populasi dan tingkat pendapatan riil perkapita. Pola distribusi pendapataan Factor ini sangat mendukung factor pasar dan tingkat pendapatan rata-rata perkapita naik pesat. Karakteristik dari industrialisasi Pelaksanaan atau strategi pengembangan industry yang ditetapkan, jenis industry yang diunggulkan, pola pembangunan industry, dan insentif yang diberikan. Keberadaan SDA Negara yang kaya SDA mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah atau terlambat melakukan industrialisasi. Kebijakan perdagangan luar negri Negara yang menerapkan kebijakan ekonomi tertutup (inward looking), pola dan hasil industrialisasi berbeda dibandingkan di Negara-negara yang menerapkan kebijakan ekonomi terbuka (outward looking).

C. Beberapa Isu Penting Banyak isu penting terkait dengan pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi nasional sejak awal Orde Baru hingga sekarang ini, diantaranya meliputi sejumlah pertanyaan berikut. 1. Kenapa Indonesia sempat dijuluki calon “macan Asia” dan Bagaimana sekarang ini? 2. Kenapa teori pertumbuhan Modern lebih relevan dibandingkan teori klasik dalam menjelaskan pola perkembangan ekonomi dibanyak negara, termasuk negara-negara yang miskin SDA? 3. Apa yang dimaksud dengan transformasi ekonomi dan bagaimana pengalaman indonesia sejak tahun 1945? 4. Kenapa kemajuan teknologi , peningkatan pendidikan masyarakat, peningkatan pendapatan masyarakat per kapita sering dikatakan sebagai pemicu perubahan struktur ekonomi? 5. Dengan semakin kecilnya sumbangan pertanian terhadap pembentukan PDB dalam proses transformasi ekonomi, apakah kemiskinan akan bertambah di Indonesia? 6. Apa yang dimaksud ekonomi modern dan ekonomi tradisional? 7. Apakah dengan teori Indosenia dapat menghindar dari krisis ekonomi regional seperti yang terjadi pada tahun 1997 – 1998 atau ekonomi global seperti pada tahun 20082009/ 8. Apakah teori Arthur Lewis dan Hollis Chenery terbukti di Indonesia?

BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan

8

Pertumbuhan Ekonomi di setiap negara berbeda - beda tergantung dari tingkat pendapatan per kapita suatu negara tersebut dan tergantung dari berapa besar pendapatan / penghasilan dari penduudknya. Jika pendapatan Negara itu tinggi maka pertumbuhan ekonominya juga cepat tetapi sebaliknya jika pendapatan suatu negaraitu di bawah rata – rata maka pertumbuhna ekonominya juga rendah.Beberapa ahli ekonomi mengemukakan pertumbuhan ekonomi dengan persepsi yang berbeda – beda. Seperti pada alitan klasik an Neo klasik. Sebagai contoh nya :Robert Solow mengemukakan pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatanyang bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian tekonologi modern danhasil / output. Dan masih banyak lagi tokoh – tokoh yang mengemukakan pertumbuhan ekonomi dalam arti yang berbeda – beda.Pertumbuhan ekonomi pada zaman sekarang ini berdampak pada kehidupan penduduk suatu negara. Semuanya ini berpengaruh pada kesejahteran rakyat banyak.Oleh karena itu negara terus memajukan pendapatan negara dengan menaikkan harga – harga kebutuhan pokok seperti minyak yang katanya bisa menjadikan lebih baik tingkat perekonomian kita.

DAFTAR PUSTAKA Nisanisut. 2013.”Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Order Baru”. Tersedia pada http://nisanisut.blogspot.com. Diakses pada tanggal 7 Maret 2014. Yudiana, Chandra. 2010. “Pertumbuhan Dan Perubahan Struktur Ekonomi”. Tersedia pada http://chandrayudiana.blogspot.com. Diakses pada tanggal 7 Maret 2014. 9

T.H Tambuna, Tulus. 2011. Perekonomian Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi dan Perubahan Struktur Ekonomi. Bogor: Ghalia Indonesia.

10

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF