Makalah Pertumbuhan Dan Perkembangan Serangga
February 24, 2017 | Author: Fikri Uchiha | Category: N/A
Short Description
Download Makalah Pertumbuhan Dan Perkembangan Serangga...
Description
MAKALAH ENTOMOLOGI DAN FITOPATOLOGI “PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERANGGA”
KELOMPOK I : APRIANTO SIMON
E 281 13 047
MOH. FIKRI
E 281 13 062
MUH. FAWZUL ALIF.N
E 281 13 002
MUH. FARAS
E 281 13 024
RUSDI RISPRIADI
E 281 13 059
MUH. SAADILAH
E 281 13 007
FENDI ARNATA
E 281 13 058
NUR HADI SANTOSO
E 281 13 025
FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN UNIVERSITAS TADULAKO 2014
KATA PENGANTAR Puji syukur, penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala berkat, bimbingan
dan pertolonganNya Penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tepat waktu. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan suatu dampak positif bagi pembaca dan penulis sendiri. Makalah yang berjudul “Pertumbuhan dan Perkembangan Serangga” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Entomologi dan Fitopatologi. Dan juga untuk menjelaskan bahwa serangga adalah salah satu organisme penting yang patut kita ketahui
segala
aspek
yang
berhubungan
dengan
pertumbuhan
dan
perkembangannya. Penulis menyadari dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan. Baik dalam penulisan, penyampaian, dan lain-lain. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membanguun dari para pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga setiap kata dan tulisan yang ada dalam makalah ini dapat memberi kontribusi yang nyata untuk membawa kehidupan kita bersama ke arah yang lebih baik.
Palu, Februari 2014
Penulis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurang lebih1 juta spesies serangga telah dideskripsi (dikenal dalam ilmu pengetahuan), dan hal ini merupakan petunjuk bahwa serangga merupakan mahluk hidup yang mendominasi bumi. Diperkirakan, masih ada sekitar 10 juta spesies serangga yang belum dideskripsi. Walaupun ukuran badan serangga relatif kecil dibandingkan dengan vertebrata, kuantitasnya yang demikian besar menyebabkan serangga sangat berperan dalam biodiversity (keanekaragaman bentuk hidup) dan dalam siklus energi dalam suatu habitat. Ukuran tubuh serangga bervariasi dari mikroskopi (seperti Thysanoptera, berbagai macam kutu dll.) sampai yang besar seperti walang kayu, kupu-kupu gajah dsb. Dalam suatu habitat di hutan hujan tropika diperkirakan, dengan hanya memperhitungkan serangga sosial (jenis-jenis semut, lebah dan rayap), peranannya dalam siklus energi adalah 4 kali peranan jenis-jenis vertebrata. 1.2 1. 2. 3. 4.
Rumusan Masalah Apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan serangga ? Bagimanakah proses dan jenis dari pertumbuhan serangga ? Bagaimanakah proses dan jenis dari perkembangan serangga ? Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan seangga ?
BAB II ISI
2.1 Pengertian Pertumbuhan Serangga Pertumbuhan serangga adalah peristiwa perubahan biologi yang terjadi pada serangga yang berupa pertambahan ukuran (volume, massa, dan tinggi) dan bersifat irreversible atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Sebagai contoh : pertambahan serangga, pertambahan berat serangga, tubuh serangga bertambah besar
ketika
menginjak
fase
dewasa
(imago).
Pertumbuhan
bersifat
kualitatif/punya nilai yang dapat diukur dalam angka. Selama hidupnya makhluk hidup selain mengalami pertumbuhan juga mengalami perkembangan. 2.2 Pengertian Perkembangan Serangga Perkembangan
serangga merupakan
proses
biologis
menuju
tingkat
kedewasaan, dapat berupa perubahan bentuk, susunan dan fungsi organ-organ tubuh menuju kedewasaan/kesempurnaan. Dalam perubahan tersebut perbedaan ukurannya tidak terlalu besar/mencolok namun terjadi perubahan besar yang tidak dapat diukur berupa perubahan bentuk. Proses perkembangan yang sudah memasuki tahap akhir salah satu cirinya adalah kematangan organ-organ reproduksi.
Proses perkembangan yang mengubah pradewasa instar pertama menjadi dewasa disebut metamorfosis (metamorphosis), yang arti sebenarnya adalah
perubahan bentuk. Perubahan bentuk itu bisa berangsur-angsur (gradual), yaitu bentuk pradewasa secara umum hampir sama dengan bentuk dewasanya, atau tiba-tiba (abrupt), yaitu bentuk pradewasanya sangat berbeda dengan dewasanya dan perubahan ini terjadi pada instar akhir pradewasa. Metamorfosis terbagi atas beberapa jenis antara lain : 2.2.1 Hemimetabola (Metamorfosis tidak sempurna) Fase spesies yang belum dewasa pada metamorfosis biasanya disebut larva/nimfa. Tapi pada metamorfosis kompleks pada kebanyakan spesies serangga, hanya fase pertama yang disebut larva/nimfa. Pada hemimetabolisme, perkembangan nimfa berlangsung pada fase pertumbuhan berulang dan ekdisis (pergantian kulit), fase ini disebut instar. Hemimetabola adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak sempurna, dimana Insecta muda yang menetas mirip dengan induknya, tetapi ada organ yang belum muncul, misalnya sayap. Sayap itu akan muncul hingga pada saat dewasa hewan tersebut. Insecta muda disebut nimfa. Ringkasan skemanya adalah telur – nimfa (larva) – dewasa (imago). Contoh Insecta ini adalah belalang, kecoa (periplaneta americana), jangkrik (gryllus sp.), dan walang sangit (leptocorisa acuta).
Tahapan perkembangannya sebagai berikut:
Telur Telur diletakkan secara beragam, beberapa serangga menyatukan telurnya
secara pasif, misalnya pada Plasmida (walkingstick), yang lain menempelkan telur pada substratnya satu-satu atau dalam kelompok. Jenis-jenis Vrysopidae (Neuroptera) meletakkan telur dengan tungkai yang kaku yang panjang; telur terdapat di ujung tangkai. Berbagai jenis serangga (belalang lapangan, belalang sembah, lipas) meletakkan telur dalam paket, disebut ooteka atau paket telur; dalam satu paket terdapat banyak telur. Bahan untuk melekatkan telur atau untuk pembuatan paket berasal dari kelenjar penyerta (accessory glands).
Nimfa ialah serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan
dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit (ekdisis). Tiap tahapan diantara pergantian kulit disebut instar. Tergantung dari spesiesnya, bisa terdapat 8-17 instar. Nimfa bisa memerlukan waktu dari mulai 4 minggu sampai dengan beberapa tahun untuk terus berkembang sampai cukup besar untuk berubah menjadi dewasa.
Imago Imago (dewasa), ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ
tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya.
2.2.2
Holometabola (Metamorfosis sempurna)
Holometabola adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap menunjukan perubahan wujud yang sanagt berbeda (sempurna). Tahapnya adalah sebagai berikut ; telur – larva – pupa – dewasa. Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis beberapa kali. Setalah itu larva menghasilkan pelindung keras disekuur tubuhnya untuk membentuk pupa. Pupa berkembang menjadi bagian tubuh seperti antena, sayap, kaki, organ reproduksi, dan organ lainnya yang merupakan struktur Insecta dewasa. Selanjutnya, Insecta dewasa keluar dari pupa. Sementara di dalam pupa, serangga akan mengeluarkan cairan pencernaan, untuk menghancurkan tubuh larva, menyisakan sebagian sel saja. Sebagian sel itu kemudian akan tumbuh menjadi dewasa menggunakan nutrisi dari hancuran tubuh larva. Contoh Insecta ini adalah kupu-kupu, lalat, dan nyamuk. Lama serangga menghabiskan waktunya pada fase dewasa atau pada fase remajanya tergantung pada spesies serangga itu. Misalnya mayfly yang hanya hidup pada fase dewasa hanya satu hari, dan cicada, yang fase remajanya hidup di bawah tanah selama 13 hingga 17 tahun. Kedua spesies ini melakukan metamorfosis tidak sempurna.
Tahapan dari metamorfosis sempurna adalah:
Telur Larva, Larva serangga muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa.
Larva merupakan fase yang aktif makan, sedangkan pupa merupakan bentuk peralihan yang dicirikan dengan terjadinya perombakan dan penyususunan kembali alat-alat tubuh bagian dalam dan luar.
Pupa, atau chrysalis. Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu serangga tidak melakukan
kegiatan apa-apa. Di dalam pupa, serangga akan mengeluarkan cairan pencernaan, untuk menghancurkan tubuh larva, menyisakan sebagian sel saja. Sebagian sel itu kemudian akan tumbuh menjadi dewasa menggunakan nutrisi dari hancuran tubuh larva. Proses kematian sel disebut histolisis, dan pertumbuhan sel lagi disebut histogenesis.
2.2.3
Imago, fase dewasa atau fase perkembangbiakan.
Tanpa metamorfosis / ametamorfosis (ametabola).
Perubahan struktur tubuh pada serangga ini hampir tidak kelihatan, sehingga seringkali disebut juga tidak mengalami metamorfosis. Contohnya serangga ametabola adalah Collembola, Thysanura dan Diplura. Bentuk pradewasa ametabola disebut nimfa. Segera setelah menetas lahir serangga muda yang mirip dengan induknya. Kemudian setelah tumbuh membesar dan mengalami pergantian kulit baru menjadi serangga dewasa tanpa terjadi perubahan bentuk, hanya mengalami pertambahan besar ukuran saja. 2.2.4
Metamorfosis bertahap (Paurometabola) Perkembangan serangga ini berubah secara bertahap dalam bentuk luarnya
dari telur sampai bentuk dewasa. Bentuk pradewasa disebut nimfa, mempunyai kebiasaan serupa dengan yang dewasa. Kelompok serangga ini disebut juga Paurometabola. Contohnya antara lain, kutu (Phthiraptera), kepik (Hemiptera), rayap (Isoptera), belalang (Orthoptera), lipas (Dictyoptera) (Gambar ). Selain itu ada pula serangga yang termasuk di dalam kelompok metamorfosis sederhana tetapi stadium pradewasanya hidup di air, contohnya ialah capung (Odonata). Bentuk pradewasa disebut naiad atau tempayak. Kelompok serangga ini disebut juga Hemimetabola. Serangga mengalami perubahan bentuk secara bertahap, selama siklus hidupnya mengalami tiga stadia pertumbuhan, yaitu stadia telur, nimfa, dan imago.
2.3 Faktor yang dapat mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Serangga 2.3.1 Faktor Abiotik
Cahaya Cahaya mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan, perkembangannya
dan tahan kehidupannya serangga baik secara langsung maupun tidak langsung. Cahaya mempengaruhi aktifitas serangga, cahaya membantu untuk mendapatkan makanan, tempat yang lebih sesuai. Setiap jenis serangga membutuhkan intensitas cahaya yang berbeda untuk aktifitasnya. Serangga diurnal yaitu serangga yang membutuhkan
intensitas
cahaya
tinggi
aktif
pada siang
hari.Serangga
krepskular adalah serangga yang membutuhkan intensitas cahaya sedang aktif pada senja hari. Serangga nokturnal adalah serangga yang membutuhkan intensitas cahaya rendah aktif pada malam hari.
Suhu Suhu merupakan faktor penting yang mempengaruhi kehidupan serangga,
baik terhadap perkembangan maupun aktivitasnya. Pengaruh suhu terhadap serangga terbagi menjadi beberapa kisaran. Pertama, suhu maksimum dan minimum yaitu kisaran suhu terendahatau tertinggi yang dapat menyebabkan kematian pada serangga; kedua adalah suhu estivasi atau hibernasi yaitu kisaran suhu diatas atau dibawah suhu optimum yang dapat mengakibatkan serangga mengurangi aktivitasnya atau dorman; dan ketiga adalah kisaran suhu optimum. Pada sebagian besar serangga kisaran suhu optimumnya adalah15-380 C.
Curah Hujan Curah hujan merupakan pemicu perkembangan eksternal dan berguna untuk
merangsang keluarnya kasta reproduksi dari sarang. Serangga tidak keluar jika curah hujan rendah. Curah hujan yang terlalu tinggi juga dapat menurunkan aktivitas serangga. Curah hujan umumnya memberikan pengaruh fisik secara langsung pada kehidupan koloni serangga.
Kelembapan
Serangga seperti juga hewan yang lain harus memperhatikan kandungan air dalam tubuhnya, akan mati bila kandungan airnya turun melewati batas toleransinya.
Berkurangnya
kandungan
air
tersebut
berakibat
kerdilnya
pertumbuhan dan rendahnya laju metabolisme. Kandungan air dalam tubuh serangga bervariasi dengan jenis serangga, pada umumnya berkisar antara 50-90% dari berat tubuhnya. Pada serangga berkulit tubuh tebal kandungan airnya lebih rendah. Agar dapat mempertahankan hidupnya serangga harus selalu berusaha agar terdapat keseimbangan air yang tepat. Kelembaban juga mempengaruhi sifatsifat, kemampuan bertelur dan pertumbuhan serangga.
2.3.2
Faktor Biotik Faktor biotik adalah semua faktor yang pada dasarnya bersifat hidup dan
berperan dalam keseimbangan populasi OPT. Termasuk dalam faktor biotik adalah parasit, predator, kompetisi dan resistensi tanaman. Faktor makanan adalah unsur utama yang menentukan perkembangan OPT. Tersedianya inang (tanaman dan hewan) yang menjadi sumber makanan merupakan factor pembatas dalam menentukan taraf kejenuhan populasi (carryng Capacity) lingkungan atas OPT. Untuk faktor kompetitor, apabila terdapat jenis lain atau individu lain yang kebutuhannya sama di suatu tempat yang sama maka terjadi kompetisi, Kompetisi intraspesifik menyebabkan pemencaran dan perkelahian, Kompetisi interspesifik (Jenis hama berbeda tetapi makanan sama). Di dalam hal ini yang paling sering predator kalah saing. Selain itu musuh alami kadang juga merupakan faktor yang bisa mengendalikan populasi hama.
BAB III KESIMPULAN 3.1 Kesimpulan 1. Pertumbuhan bersifat kualitatif/punya nilai yang dapat diukur dalam angka 2. Metamorfosis adalah suatu proses biologi di mana hewan secara fisik mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas, melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel. 3. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serangga yaitu faktor biotik dan faktor abiotik.
View more...
Comments