Makalah Perbedaan Pengetahuan Dan Ilmu Pengetahuan
April 4, 2019 | Author: Desi Susanti | Category: N/A
Short Description
Download Makalah Perbedaan Pengetahuan Dan Ilmu Pengetahuan...
Description
TUGAS SOSIOLOGI PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN
DISUSUN OLEH NAMA NPM
: DODI ANTONI MARTA : 101009314401035
DOSEN PEMBIMBING H. RAHMAT FITRI,SKM.MPH
YAYASAN PENDIDIKAN SETIH SETIO AKADEMI AKADEMI KEPERAWATAN KEPERAWATAN (AKPER) (AKPER) MUARA BUNGO TAHUN AKADEMIK AKADEMIK 2010/2011
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Ilmu penget pengetahu ahuan an ( science) science) mempun mempunyai yai pengert pengertian ian yang yang berbed berbedaa dengan dengan pengetahuan (knowledge (knowledge atau dapat juga disebut common sense). sense). Orang awam tidak memaham memahamii atau tidak tidak menyad menyadari ari bahwa bahwa ilmu pengetahu pengetahuan an itu berbed berbedaa dengan dengan penget pengetahua ahuan. n. Bahkan Bahkan mugki mugkin n mereka mereka menyam menyamaka akan n dua penger pengertian tian tersebu tersebut. t. Tentang perbedaan antara ilmu pengetahuan dan pengetahuan akan dicoba dibahas disini. Memp Mempel elaj ajar arii apa apa itu itu ilmu ilmu peng penget etah ahua uan n itu itu bera berart rtii memp mempel elaj ajar arii atau atau membah membahas as esensi esensi atau hakeka hakekatt ilmu ilmu penget pengetahua ahuan. n. Demikia Demikian n pula pula membah membahas as pengetahuan itu juga berarti membahas hakekat pengetahuan. Untuk itu kita perlu memahami serba sedikit Filsafat Ilmu Pengetahuan. Dengan mempelajari Filsafat Ilmu Ilmu Penget Pengetahu ahuan an di samping samping akan akan diketah diketahui ui hakeka hakekatt ilmu penget pengetahua ahuan n dan hakekat pengetahuan, kita tidak akan terbenam dalam suatu ilmu yang spesifik sehing sehingga ga makin makin menyem menyempit pit dan eksklu eksklusif. sif. Denga Dengan n mempela mempelajari jari filsafat filsafat ilmu ilmu pengetahuan akan membuka perspektif (wawasan) yang luas, sehingga kita dapat menghargai ilmu-ilmu lain, dapat berkomunikasi dengan ilmu-ilmu lain. Dengan demikia demikian n kita dapat dapat menge mengemba mbangk ngkan an ilmu ilmu penget pengetahu ahuan an secara secara interdis interdisipli ipliner. ner. Sebelum Sebelum kita membah membahas as hakeka hakekatt ilmu penget pengetahua ahuan n dan perbeda perbedaann annya ya denga dengan n penget pengetahua ahuan, n, terlebih terlebih dahulu dahulu akan akan dikemu dikemukak kakan an serba serba sedikit sedikit tentang tentang sejarah sejarah perkembangan ilmu pengetahuan.
1.2 Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang di atas maka rumusan masalah pada makalah ini adalah : 1.Apa pengertian dari ilmu pengetahuan dan pengetahuan ? 2.Apa perbedaan antara ilmu pengetahuan dan pengetahuan ? 3.Darimana sumber Perkembangan Ilmu Pengetahuan ? 4. Apa saja syarat-syarat dari Ilmu Pengetahuan ?
1.3 Tujuan
2
1.Untuk mengetahui dan memahami pengertian ilmu pengetahuan dan pengetahuan 2.Untuk mengetahui periode perkembangan Ilmu Pengetahuan 3.Untuk mengetahui Proses terbentuknya Ilmu Pengetahuan 4. Untuk mempelajari syarat dai Ilmu Pengetahuan
BAB II PEMBAHASAN
3
Perkembangan Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Mempelajari sejarah ilmu pengetahuan itu penting, karena dengan mempelajari hal hal
ters terseb ebut ut
kita kita
dapa dapatt
meng menget etah ahui ui
taha tahapp-ta taha hap p
perk perkem emba bang ngan anny nya. a. Ilmu Ilmu
pengetahuan tidak langsung terbentuk begitu saja, tetapi melalui proses, melalui tahap-tahap atau periode-periode perkembangan.
a) Periode Pertama Pertama (abad 4 sebelum Masehi) Masehi)
Perintis Perintisan an “Ilmu “Ilmu penget pengetahua ahuan” n” diangg dianggap ap dimula dimulaii pada pada abad 4 sebelu sebelum m Masehi, Masehi, karena peninggalan-pe peninggalan-peningg ninggalan alan yang menggamba menggambarkan rkan ilmu pengetahuan pengetahuan diketemukan mulai abad 4 sebelum Masehi. Abad 4 sebelum Masehi merupakan abad terjadinya pergeseran dari persepsi mitos ke persepsi logos, dari dongengdong dongen eng g ke anali analisis sis rasion rasional al.. Conto Contoh h pers persep epsi si mitos mitos adalah adalah panda pandang ngan an yang yang beranggapan beranggapan bahwa kejadian-kejadian kejadian-kejadian misalnya adanya penyakit penyakit atau gempa bumi disebabkan perbuatan dewa-dewa. Jadi pandangan tersebut tidak bersifat rasional, sebaliknya persepsi logos adalah pandangan yang bersifat rasional. Dalam persepsi mitos, dunia atau kosmos dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan magis, mistis. Atau dengan kata lain, dunia dijelaskan oleh faktor-faktor luar (eksternal). Sedang dalam persepsi rasional, dunia dianalisis dari faktor-faktor dalam (internal). Atau dengan kata lain, dunia dianalisis dengan argumentasi yang dapat diterima secara rasional atau akal sehat. Analisis rasional ini merupakan perintisan analisis secara ilmiah, tetapi belum dapat dikatakan ilmiah. Pada periode ini tokoh yang terkenal adalah Aristoteles. Aristoteles. Persepsi Aristoteles tentang tentang dunia dunia adalah adalah sebaga sebagaii berikut berikut:: dunia dunia adalah adalah ontolo ontologis gis atau ada (eksis). (eksis). Sebelum Sebelum Aristot Aristoteles eles dunia dunia dipers diperseps epsikan ikan tidak tidak eksis, eksis, dunia dunia hanya hanya menump menumpang ang keberadaan dewa-dewa. Dunia bukan dunia riil, yang riil adalah dunia ide. Menurut Aristot Aristoteles eles,, dunia dunia merupak merupakan an substan substansi, si, dan ada hirarki hirarki substa substansinsi-sub substa stansi. nsi. Substansi adalah sesuatu yang mandiri, dengan demikian dunia itu mandiri. Setiap substansi mempunyai struktur ontologis. Dalam struktur terdapat 2 prinsip, yaitu: 1) Akt : menunj menunjukk ukkan an prinsip prinsip kesemp kesempurn urnaan aan (realis) (realis);; 2) Potensi: Potensi: menunjukka menunjukkan n prinsip kemampuannya, kemungkinannya (relatif). Setiap benda sempurna dalam
4
dirinya dirinya dan mempun mempunyai yai kemung kemungkin kinan an untuk untuk mempun mempunyai yai kesemp kesempurn urnaan aan lain. lain. Perubahan terjadi bila potensi berubah, dan perubahan tersebut direalisasikan.
Gambar 8 : Aristoteles
Pandangan Aristoteles yang dapat dikatakan sebagai awal dari perintisan “ilmu pengetahuan” adalah hal-hal sebagai berikut:
1) Hal Peng engenal enalan an Menurut Aristoteles terdapat dua macam pengenalan, yaitu : (1) pengenalan inderaw inderawi; i; (2) pengena pengenalan lan rasiona rasional. l. Menurut Menurut Aristote Aristoteles les,, pengen pengenalan alan inderaw inderawii memberi memberi pengetahuan pengetahuan tentang hal-hal hal-hal yang kongkri kongkrit t dari suatu suatu benda. benda. Sedang Sedang hakekat sesuatu, melalui jalan abstraksi. abstraksi. pengenalan rasional dapat mencapai hakekat sesuatu, 2) Hal Me Metode Selanjutnya, Selanjutnya, menurut menurut Aristoteles, Aristoteles, “ilmu pengetahuan” pengetahuan” adalah pengetahuan pengetahuan tentang prinsip-prinsip tentang prinsip-prinsip atau hukum-hukum bukan objek-objek eksternal atau fakta. Penggu Penggunaa naan n prinsip prinsip atau hukum hukum berarti berarti berarg berargume umentas ntasii ( reasoning ). ). Menuru Menurutt Aristoteles, mengembangkan “ilmu pengetahuan” berarti mengembangkan prinsip prinsip, mengembangkan “ilmu pengetahuan” (teori) tidak terletak pada akumulasi data tetapi peningkatan kualitas teori dan metode. metode. Selanjutnya, menurut Aristoteles, metode metode untuk untuk mengem mengemban bangka gkan n “ilmu “ilmu penget pengetahu ahuan” an” ada dua, dua, yaitu: yaitu: (1) induksi
5
intuitif yaitu intuitif yaitu mulai dari fakta untuk menyusun hukum (pengetahuan universal); (2) deduksi ( silogisme) silogisme ) yaitu mulai dari pengetahuan universal menuju fakta-fakta. b) Periode Kedua Kedua (abad 17 sesudah sesudah Masehi)
Pada periode yang kedua ini terjadi revolusi ilmu pengetahuan karena adanya perombakan total dalam cara berpikir. Perombakan total tersebut adalah sebagai berikut: Apabila Apabila Aristo Aristotele teless cara berpik berpikirny irnyaa bersifat bersifat ontologis ontologis rasional , Gallile Gallileo o Gallile Gallileii (tokoh (tokoh pada pada awal awal abad 17 sesuda sesudah h Masehi) Masehi) cara berpiki berpikirny rnyaa bersifat bersifat analisis yang yang ditu dituang angka kan n dalam dalam bentu bentuk k kuantitatif atau matematis. matematis. Yang dimunculkan dalam berfikir ilmiah Aristoteles adalah berpikir tentang hakekat , jadi berpikir metafisis (apa yang berada di balik yang nampak atau apa yang berada di balik fenomena).
Gambar 9 : Gallileo Gallilei
Abad 17 meninggalkan cara berpikir metafisi dan beralih ke elemen-elemen yang yang terd terdapa apatt pada pada suta sutau u bend benda, a, jadi jadi tidak tidak memp memper erso soal alka kan n haki hakika kat. t. Deng Dengan an demikian bukan substansi tetapi elemen-elemen yang merupakan kesatuan sistem. Cara berpikir abad 17 mengkonstruksi mengkonstruksi suatu model yaitu model yaitu memasukkan unsur makro menjadi mikro, mengkonstruksi suatu model yang dapat diuji coba secara empiris, empiris, sehing sehingga ga memerl memerluka ukan n adanya adanya laborato laboratorium rium.. Uji coba coba penting penting,, untuk untuk itu harus harus
6
membua membuatt eksperi eksperimen men.. Ini berarti berarti memperg memperguna unakan kan pendek pendekatan atan matema matematis tis dan pend pendek ekata atan n eksp eksper erime iment ntal. al. Selan Selanjut jutny nyaa apabil apabilaa pada pada jaman jaman Arist Aristote oteles les ilmu ilmu pengetahuan bersifat ontologis, maka sejak abad 17, ilmu pengetahuan berpijak pada prinsip-prinsip pada prinsip-prinsip yang kuat yaitu kuat yaitu jelas jelas dan terpilah-pilah (clearly and distinctly) distinctly) serta disatu pihak berpikir pada kesadaran, kesadaran, dan pihak lain berpihak pada materi. Prinsip jelas dan terpilah-pilah dapat dilihat dari pandangan pandangan Rene Descartes Descartes (1596(15961650) dengan ungkapan yang terkenal, yaitu Cogito Ergo Sum, Sum, yang artinya karena aku berpikir maka aku ada. ada. Ungkapan Cogito Ergo Sum adalah sesuatu yang pasti, karena karena berpikir berpikir bukan merupa merupakan kan khayal khayalan. an. Suatu Suatu yang pasti adalah adalah jelas jelas dan terpi terpila lah-p h-pila ilah. h. Menur Menurut ut Desca Descarte rtess peng penget etahu ahuan an tenta tentang ng sesu sesuatu atu buka bukan n hasi hasill peng pengam amat atan an melai melaink nkan an hasi hasill peme pemerik riksa saan an rasio rasio (dalam (dalam Hadiw Hadiwijo ijono no,, 1981 1981). ). Pengamatan merupakan hasil kerja dari indera (mata, telinga, hidung, dan lain sebagainya), oleh karena itu hasilnya kabur, karena ini sama dengan pengamatan binat binatan ang. g. Untu Untuk k menca mencapai pai sesu sesuatu atu yang yang past pastii menu menuru rutt Desca Descarte rtess kita kita haru haruss meragukan apa yang kita amati dan kita ketahui sehari-hari. Pangkal pemikiran yang pasti menurut Descartes dikemukakan melalui keragu-raguan. Keragu-raguan menimb menimbulk ulkan an kesadar kesadaran, an, kesadar kesadaran an ini berada berada di samping samping materi. materi. Prinsip Prinsip ilmu ilmu pengetahuan satu pihak berpikir pada kesadaran dan pihak lain berpijak pada materi juga dapat dilihat dari pandangan Immanuel Kant (1724-1808). Menurut Immanuel Kant ilmu pengetahuan itu bukan merupakan pangalaman terhadap fakta, tetapi merupakan hasil konstruksi oleh rasio. rasio.
7
Gambar 10 : Rene Descartes
Agar Agar dapat dapat memaha memahami mi pandang pandangan an Immanu Immanuel el Kant Kant terseb tersebut ut perlu perlu terlebih terlebih dahu dahulu lu
meng mengen enal al
pand pandan anga gan n
rasi rasion onal alis isme me
dan dan
empi empiri rism sme. e.
Rasi Rasion onal alis isme me
mementingkan unsur-unsur apriori dalam pengenalan, berarti unsur-unsu unsur-unsurr yang terlepas dari segala pengalaman. Sedangkan empirisme menekankan unsur-unsur aposteriori, aposteriori, berarti unsur-unsur yang berasal dari pengalaman. Menurut Immanuel Kant, baik rasionalisme maupun empirisme dua-duanya berat sebelah. Ia berusaha menjelaskan bahwa pengenalan manusia merupakan keterpaduan atau sintesa antara unsur-unsur apriori dengan unsur-unsur aposteriori (dalam Bertens, 1975). Oleh karena itu Kant berpendapat bahwa pengenalan berpusat pada subjek dan bukan pada objek . Sehingga dapat dikatakan menurut Kant ilmu pengetahuan bukan hasil pengalaman, pengalaman, tetapi hasil konstruksi oleh rasio. rasio. Inila Inilah h pand pandan anga gan n Rene Rene Desc Descart artes es dan dan Imma Immanu nuel el Kant Kant yang yang meno menolak lak pandangan Aristoteles yang bersifat ontologis dan metafisis. Banyak tokoh lain yang yang mening meninggal galkan kan pandan pandangan gan Aristot Aristoteles eles,, namun namun dalam dalam makalah makalah ini cukup cukup mengaj mengajuka ukan n dua dua tokoh tokoh tersebu tersebut, t, kirany kiranyaa cukup cukup untuk untuk mengg menggamb ambarka arkan n adanya adanya pemikiran yang revolusioner dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Perbedaan Ilmu Pengetahuan dengan Pengetahuan
Terdapat beberapa definisi ilmu pengetahuan, di antaranya adalah: a) Ilmu pengetahuan adalah penguasaan lingkungan hidup manusia. Definisi ini tidak diterima karena mencampuradukkan ilmu pengetahuan dan teknologi. b) Ilmu pengetahuan pengetahuan adalah kajian tentang dunia material. material. Definisi ini tidak dapat diterima karena ilmu pengetahuan tidak terbatas pada halhal yang bersifat materi. c) Ilmu pengetahuan pengetahuan adalah definisi definisi eksperimental. eksperimental.
8
Defi Defini nisi si ini ini tida tidak k dapa dapatt dite diteri rima ma kare karena na ilmu ilmu peng penget etah ahua uan n tida tidak k hany hanyaa hasil/metode hasil/metode eksperimental eksperimental semata, tetapi juga hasil pengamatan, pengamatan, wawancara. wawancara. Atau dapat dikatakan definisi ini tidak memberikan tali pengikat yang kuat untuk menyatukan hasil eksperimen dan hasil pengamatan (Ziman J. dalam Qadir C.A., 1995). d) Ilmu pengetahuan pengetahuan dapat sampai pada kebenaran melalui kesimpulan kesimpulan logis dari pengamatan empiris. Definisi mempergunakan metode induksi yaitu membangun prinsip-prinsip umum berdasarkan berbagai hasil pengamatan. Definisi ini memberikan tempat adanya hipotesa, hipotesa, seba sebaga gaii ramala ramalan n akan akan hasil hasil peng pengam amat atan an yang yang akan akan data datang ng.. Definisi ini juga mengakui pentingnya pemikiran spekulatif atau spekulatif atau metafisik selama metafisik selama ada kesesu kesesuaian aian denga dengan n hasil hasil pengama pengamatan. tan. Namun Namun demikia demikian, n, definis definisii ini tidak tidak bersifat hitam hitam atau atau putih putih.. Defin Definis isii ini tidak memberi memberi tempat tempat pada pengujian pengujian pengamatan pengamatan dengan penelitian lebih lanjut . Kebe Kebena nara ran n yang yang disi disimp mpul ulka kan n dari dari hasi hasill peng pengam amat atan an empi empiri riss hany hanyaa berdasarkan berdasarkan kesimpulan logis berarti hanya berdasarkan berdasarkan kesimpulan akal sehat. Apab Apabil ilaa kesi kesimp mpul ulan an ters terseb ebut ut hany hanyaa meru merupa paka kan n akal akal seha sehat, t, wala walaup upun un itu itu berda berdasa sark rkan an peng pengam amat atan an empir empiris is,, tetap tetap belu belum m dapa dapatt dika dikatak takan an seba sebaga gaii ilmu ilmu pengetahuan tetapi masih pada taraf pengetahuan. pengetahuan. Ilmu pengetahuan bukanlah hasil dari kesimpulan logis dari hasil pengamatan, namun haruslah merupakan kerangka konseptual atau teori yang memberi tempat bagi pengkajian dan pengujian secara kritis kritis oleh ahli-ahli ahli-ahli lain dalam bidang bidang yang sama, dengan demikian demikian diterima diterima secara secara universal universal . Ini Ini berar berarti ti terd terdapa apatt adan adanya ya kesepa kesepakat katan an di antara antara para para ahli ahli terhadap kerangka konseptual yang telah dikaji dan diuji secara kritis atau telah dilakukan penelitian akan percobaan terhadap kerangka konseptual tersebut. Berdas Berdasarka arkan n pemaha pemahaman man tersebu tersebutt maka maka pandang pandangan an yang yang bersifat bersifat statis statis ekstrim, maupun yang bersifat dinamis ekstrim harus kita tolak . Pandangan yang bersifa bersifatt statis statis ekstrim ekstrim menyata menyatakan kan bahwa bahwa ilmu penget pengetahua ahuan n merupa merupakan kan cara menje menjelas laska kan n alam alam seme semesta sta di mana mana kita kita hidup hidup.. Ini Ini berar berarti ti ilmu ilmu penge pengeta tahu huan an dianggap sebagai pabrik pengetahuan. Sementara pandangan yang bersifat dinamis
9
ekstrim menyatakan ilmu pengetahuan merupakan kegiatan yang menjadi dasar munculnya kegiatan lebih lanjut. Jadi ilmu pengetahuan dapat diibaratkan dengan suatu laboratorium. Bila kedua pandangan ekstrim tersebut diterima, maka ilmu pengetahuan akan hilang musnah, ketika pabrik dan laboratorium tersebut ditutup. Ilmu pengeta pengetahuan huan bukanla bukanlah h kumpul kumpulan an pengeta pengetahuan huan semesta semesta alam atau kegiatan yang dapat dijadikan dasar bagi kegiatan yang lain, tetapi merupakan teori, prinsip, atau dalil yang berguna bagi pengembangan teori, prinsip, atau dalil lebih lanjut, atau dengan kata lain untuk menemukan teori, prinsip, atau dalil baru. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan dapat didefinisikan sebagai berikut: Ilmu pengetahuan adalah rangkaian konsep dan kerangka konseptual yang saling berkaitan dan telah berkembang sebagai hasil percobaan dan pengamatan yang bermanfaat untuk percobaan lebih lanjut (Ziman lanjut (Ziman J. dalam Qadir C.A., 1995). Pengertian percobaan di sini adalah pengkajian atau pengujian terhadap kerangka konseptual, ini dapat dilakukan dengan penelitian (pengamatan dan wawancara) atau dengan percobaan (eksperimen). Selanju Selanjutny tnyaa John John Ziman Ziman menjela menjelaska skan n bahwa bahwa definisi definisi tersebu tersebutt member memberii tekanan tekanan pada pada makna makna manfaat manfaat , menga mengapa? pa? Kesahih Kesahihan an gagasa gagasan n baru baru dan makna penemuan eksperimen baru atau juga penemuan penelitian baru (menurut penulis) akan diukur hasilnya yaitu hasil dalam kaitan dengan gagasan lain dan eksperimen eksperimen lain. lain. Deng Dengan an demi demikia kian n ilmu ilmu peng penget etahu ahuan an tidak tidak dipa dipaha hami mi sebag sebagai ai pencarian kepastian, kepastian, melainkan sebagai penyelidikan yang berhasil hanya sampai pada tingkat yang bersinambungan (Ziman J. dalam Qadir C.A., 1995). Bila kita analisis analisis lebih lanjut lanjut perlu perlu diperta dipertanyak nyakan an mengap mengapaa definis definisii ilmu pengetahuan di atas menekankan kemampuannya untuk menghasilkan percobaan baru, berarti juga menghasilkan penelitian baru yang pada gilirannya menghasilkan teori baru dan seterusnya – berlangsung tanpa berhenti. Mengapa ilmu pengetahuan tidak menekankan penerapannya? Seperti yang dilakukan para ahli fisika dan kimia yang yang hany hanyaa mene meneka kanka nkan n pada pada pener penerap apann annya ya yaitu yaitu deng dengan an memp memper ertan tanyak yakan an bagaimana alam semesta dibentuk dan berfungsi? Bila hanya itu yang menjadi penekanan ilmu pengetahuan, maka apabila pertanyaan itu sudah terjawab, ilmu pengetahuan itu akan berhenti. Oleh karena itu, definisi ilmu pengetahuan tidak
10
ber beror orie ient ntas asii
pada pada
pene penera rapa pann nnya ya
mela melain inka kan n
pada pada
kema kemamp mpua uann nnya ya untuk
meng mengha hasi silk lkan an perc percob obaa aan n baru baru atau atau pene peneli liti tian an baru baru, dan pada gilirannya menghasilkan menghasilkan teori baru. baru. Para ahli fisika dan kimia yang menekankan penerapannya pada hakikatnya bukan merupakan merupakan ilmu pengetahuan, pengetahuan, tetapi merupakan akal sehat ( common sense). sense). Selanjutnya untuk membedakan hasil akal sehat dengan ilmu pengetahuan William James yang menyatakan hasil akal sehat adalah sistem adalah sistem perseptual , sedang hasil ilmu pengetahuan adalah sistem konseptual (Conant konseptual (Conant J. B. dalam Qadir C. A., 1995). Kemu Kemudia dian n baga bagaima imana na cara cara untu untuk k mema memanta ntapka pkan n atau atau meng mengem emba bang ngka kan n ilmu ilmu peng penget etahu ahuan? an? Berd Berdas asark arkan an defin definis isii ilmu ilmu peng penget etahu ahuan an terseb tersebut ut di atas atas maka maka pemantapan dilakukan dengan penelitian-penelitian dan percobaan-percobaan. Perlu Perlu diper dipertan tanya yaka kan n pula pula baga bagaima imana na hubu hubung ngan an antara antara akal akal sehat sehat yang yang menghasilkan perseptual dengan ilmu pengetahuan sebagai konseptual. Jawabannya adala adalah h akal akal sehat sehat yang yang meng menghas hasilk ilkan an peng penget etahu ahuan an meru merupak pakan an premis bagi penget pengetahua ahuan n eksper eksperimen imental tal (Conan (Conant, t, J.B. J.B. dalam dalam Qadir Qadir C.A., C.A., 1995). 1995). Ini berarti berarti penget pengetahua ahuan n merupak merupakan an masuka masukan n bagi bagi ilmu ilmu penget pengetahu ahuan, an, masuka masukan n tersebu tersebutt selanjutnya diterima sebagai masalah untuk diteliti lebih lanjut. Hasil penelitian dapat berbentuk teori baru. Sedangkan Ernest Nagel secara rinci membedakan pengetahuan ( common sense) sense) dengan ilmu pengetahuan ( science). science). Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Dala Dalam m common sense informasi tentang suatu fakta jarang disertai penjelasan tentang mengapa dan bagaimana. bagaimana. Common sense tidak melakukan pengujian kritis hubungan sebab-akibat antara fakta yang satu dengan fakta lain. Sedang dalam science dalam science di samping diperlukan uraian yang sistematik yang sistematik , juga dapat dikontrol deng dengan an seju sejumla mlah h fakta fakta sehin sehingg ggaa dapa dapatt dilak dilakuk ukan an peng pengorg organ anisa isasia sian n dan dan pengklarifikasian berdasarkan prinsip-prinsip atau dalil-dalil yang berlaku. 2) Ilmu pengetahuan pengetahuan menekankan ciri sistematik. Penelitian ilmiah bertujuan untuk mendapatkan prinsip-prinsip yang mendasar dan berlaku umum tentang suatu hal. Artinya dengan berpedoman pada teoriteori teori yang yang dihasilk dihasilkan an dalam dalam penelit penelitianian-pene penelitia litian n terdahul terdahulu, u, peneliti penelitian an baru
11
bertujuan untuk menyempurnakan teori yang telah ada yang berkaitan dengan masalah masalah yang yang diteliti. diteliti. Sedang Sedang common common sense sense tidak memberikan memberikan penjelasan penjelasan (eksplanasi) yang sistematis dari berbagai fakta yang terjalin. Di samping itu, dalam common sense cara pengumpulan pengumpulan data bersifat subjektif, karena common sense sarat dengan muatan-muatan emosi dan perasaan. 3) Dalam Dalam mengha menghadap dapii konflik konflik dalam dalam kehidu kehidupan pan,, ilmu penget pengetahu ahuan an menjad menjadikan ikan konflik sebagai pendorong untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Ilmu Ilmu penge pengetahu tahuan an berusa berusaha ha untuk untuk mencar mencari, i, dan mengin mengintrod troduks uksii pola-po pola-pola la eksplanasi sistematik sejumlah fakta untuk mempertegas aturan-aturan. Dengan menunj menunjukk ukkan an hubung hubungan an logis logis dari dari propos proposisi isi yang yang satu dengan dengan lainnya lainnya,, ilmu ilmu pengetahuan tampil mengatasi konflik. 4) Kebenar Kebenaran an yang diakui diakui oleh oleh common sense bersifat bersifat tetap, sedang kebenaran dalam ilmu pengetahuan selalu diusik oleh pengujian kritis. Kebenaran dalam ilmu pengetahuan selalu dihadapkan pada pengujian melalui observasi maupun eksperimen dan sewaktu-waktu dapat diperbaharui atau diganti. 5) Perb Perbed edaa aan n sela selanj njut utny nyaa terl terlet etak ak pada pada segi segi baha bahasa sa yang yang digu diguna naka kan n untu untuk k member memberikan ikan penjela penjelasan san pengun pengungka gkapan pan fakta. fakta. Istilah Istilah dalam dalam commo common n sense bias biasan anya ya meng mengan andu dung ng peng pengert ertian ian gand gandaa dan dan sama samar-s r-sam amar. ar. Seda Sedang ng ilmu ilmu pengetahuan merupakan konsep-konsep yang tajam yang harus dapat diverifikasi secara empirik. 6) Perbedaan Perbedaan yang mendasar terletak pada prosedur. prosedur. Ilmu pengetahuan berdasar pada metode ilmiah. Dalam ilmu pengetahuan alam ( sains), sains), metoda metoda yang yang dipergu dipergunak nakan an adalah adalah metoda metoda pengam pengamatan atan,, eksper eksperimen imen,, generalisasi, dan verifikasi. Sedang ilmu sosial dan budaya juga menggunakan metode pengamatan, wawancara, eksperimen, generalisasi, dan verifikasi. Dalam common sense cara mendapatkan pengetahuan hanya melalui pengamatan dengan panca indera.
12
Gambar 11 : Ernest Nagel
Dari berbagai uraian berdasarkan pandangan tokoh-tokoh tersebut dapatlah dikatakan: ilmu pengetahuan adalah kerangka konseptual atau teori uang saling berkai berkaitan tan yang yang member memberii tempat tempat pengkaj pengkajian ian dan penguj pengujian ian secara secara kritis kritis denga dengan n metode metode ilmiah ilmiah oleh oleh ahli-ahl ahli-ahlii lain dalam dalam bidang bidang yang yang sama, sama, dengan dengan demikia demikian n bersifat sistematik, objektif, dan universal. Sedang Sedang pengeta pengetahua huan n adalah adalah hasil hasil pengam pengamatan atan yang yang bersifa bersifatt tetap, tetap, karena karena tidak memberikan tempat bagi pengkajian dan pengujian secara kritis oleh orang lain, lain, dengan dengan demikia demikian n tidak tidak bersifat bersifat sistem sistematik atik dan tidak tidak objekt objektif if serta serta tidak tidak universal.
2.1
Proses Te Terbentuknya Il Ilmu Pe Pengetahuan a)
Syarat-syarat Il Ilmu Pe Pengetahuan Il Ilmiah
Agar dapat diuraikan proses terbentuknya ilmu pengetahuan ilmiah, perlu terlebih dahulu diuraikan syarat-syarat ilmu pengetahuan ilmiah. Menur Menurut ut Karl Karlina ina Supe Supeli li Laks Lakson ono o dalam dalam Filsa Filsafat fat Ilmu Ilmu Peng Pengeta etahua huan n (Epsitomologi) pada Pascasarjana Universitas Indonesia tahun 1998/1999, ilmu pengetahuan ilmiah harus memenuhi tiga syarat, yaitu:
13
1)
Sist Sistem emat atik ik;; yait yaitu u meru merupa paka kan n kesa kesatu tuan an teor teori-t i-teo eori ri yang yang tersu tersusu sun n seba sebaga gaii suatu sistem.
2)
Obje Objekt ktif if;; atau atau dika dikata taka kan n pula pula seba sebaga gaii inte inters rsub ubje jekt ktif if,, yait yaitu u teor teorii ters terseb ebut ut terbuka untuk diteliti oleh orang lain/ahli lain, sehingga sehingga hasil penelitian bersifat universal.
3)
Dapat Dapat dipe diperta rtang nggu gung ngjaw jawab abka kan; n; yaitu yaitu meng mengan andu dung ng kebe kebenar naran an yang yang bersi bersifat fat universal, dengan kata lain dapat diterima oleh orang-orang lain/ahli-ahli lain. Tiga syarat ilmu pengetahuan tersebut telah diuraikan secara lengkap pada sub
bab di atas. Pandangan ini sejalan dengan pandangan Parsudi Suparlan yang menyatakan bahwa Metode Ilmiah adalah suatu kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah ilmiah.. Sela Selanju njutn tnya ya diny dinyata ataka kan n bahw bahwaa pene penelit litian ian ilmia ilmiah h dilak dilakuk ukan an deng dengan an berlandaskan pada metode ilmiah. Sedangkan penelitian ilmiah harus dilakukan secara sistematik dan objektif (Suparl (Suparlan an P., 1994). 1994). Penelit Penelitian ian ilmiah ilmiah sebaga sebagaii pelaksanaan metode ilmiah harus sestematik dan objektif, sedang metode ilmiah merupakan suatu kerangka bagi terciptanya ilmu pengetahuan ilmiah. Maka jelaslah bahwa ilmu pengetahuan juga mempersyaratkan sistematik dan objektif . Sebuah Sebuah teori teori pada pada dasarny dasarnyaa merupa merupakan kan bagian bagian utama utama dari metode metode ilmiah. ilmiah. Suatu
kerang rangk ka
teo teori
menyajik ajikaan
cara cara-c -caara
mengo ngorganis nisasika ikan
dan
menginterpreta menginterpretasi-kan si-kan hasil-hasil hasil-hasil penelitian, penelitian, dan menghubung menghubungkanny kannyaa dengan dengan hasilhasil penelitian yang dibuat sebelumnya. Jadi peranan metode ilmiah adalah untuk menghubungkan penemuan-penemuan ilmiah dari waktu dan tempat yang berbeda. Ini Ini berar berarti ti peran peranan an meto metode de ilmiah ilmiah mela meland ndasi asi corak corak peng pengeta etahu huan an ilmia ilmiah h yang yang sifatnya akumulatif . Dari uraian tersebut di atas dapatlah dikatakan bahwa proses terbentuk terbentuknya nya ilmu ilmu pengetahu pengetahuan an ilmiah ilmiah melalui melalui metode metode ilmiah ilmiah yang dilakukan dilakukan dengan penelitian-penelitian ilmiah. ilmiah. Pembentukan ilmu pengetahuan ilmiah pada dasarnya merupakan bagian yang penting dari metode ilmiah. Suatu ilmu pengetahuan ilmiah menyajikan cara-cara pen peng gorg organis anisas asia ian n
dan dan
peng pengin inte terp rpre reta tasi sian an
hasi hasill-ha hassil
pene peneli liti tian an,,
dan dan
menghubun menghubungkann gkannya ya dengan dengan hasil-hasil hasil-hasil penelitian penelitian yang dibuat sebelumnya sebelumnya oleh
14
peneliti lain. Ini berarti bahwa ilmu pengetahuan ilmiah merupakan suatu proses akum akumul ulas asii dari dari peng penget etahu ahuan an.. Di sini sini pera peranan nan meto metode de ilmiah ilmiah pent penting ing yaitu yaitu mengh menghubu ubungk ngkan an penget pengetahua ahuan-pe n-penge ngetahu tahuan an ilmiah ilmiah dari waktu waktu dan tempat tempat yang yang ber berbe beda da.. Wa Wala laup upun un dala dalam m ilmu ilmu peng penget etah ahua uan n alam alam sains) sains ( ) meto metode de ilmi ilmiah ah meneka menekanka nkan n metode metode induktif induktif guna guna mengad mengadaka akan n general generalisas isasii atas fakta-fak fakta-fakta ta khusus, dalam rangka penelitian, penciptaan teori dan verifikasi, tetapi dalam ilmuilmu sosial, baik metode induktif maupun deduktif sama-sama penting. Walaupun fakta-fakta fakta-fakta empirik itu penting peranannya peranannya dalam metode ilmiah namun kumpulan kumpulan fakta itu sendiri tidak menciptakan teori atau ilmu pengetahuan (Suparlan P., 1994). Jadi jelaslah bahwa ilmu pengetahuan bukan merupakan kumpulan pengetahuan atau kumpulan fakta-fakta empirik . Mengapa Mengapa demikian? Hal ini disebabkan karena fakta-fakta empirik itu sendiri agar mempunyai makna, fakta-fakta tersebut harus ditata, diklasifikasi, dianalisis, digeneralisasi berdasarkan metode yang berlaku serta dikaitkan dengan fakta yang satu dengan yang lain. Dalam ilmu-ilmu sosial prinsip objektivitas merupakan prinsip utama dalam metode ilmiahnya. Hal ini disebabkan ilmu sosial berhubungan dengan kegiatan manu manusi siaa seba sebaga gaii mahl mahluk uk sosia sosiall dan dan buda budaya ya sehin sehingg ggaa tidak tidak terle terlepa pass adan adanya ya hubungan perasaan dan emosional antara peneliti dengan pelaku yang diteliti. Untuk menjaga objektivitas metode ilmiah dalam ilmu-ilmu sosial berlaku prinsip-prinsip sebagai berikut: a) Ilmuwa Ilmuwan n harus harus mendeka mendekati ti sasaran sasaran kajiann kajiannya ya dengan dengan penuh penuh keraguan dan skeptis. skeptis. b) b) Ilm Ilmuwan uwan har harus us objektif yaitu objektif yaitu membebaskan dirinya dari sikap, keinginan, kecenderungan untuk menolak, atau menyukai data yang dikumpulkan. c) Ilm Ilmuwan uwan har harus bersikap netral , yaitu dalam melakukan penilaian terhadap hasil penemuannya harus terbebas dari nilai-nilai budayanya sendiri. Demikian pula dalam membuat kesimpulan atas data yang dikumpulkan jangan dianggap sebagai data akhir, mutlak , dan merupakan kebenaran universal (Suparalan universal (Suparalan P., 1994). Sedang Sedang pelaksa pelaksanaa naan n penelit penelitian ian yang yang berped berpedoma oman n pada pada metode metode ilmiah hendaknya memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
15
a) Prosedur Prosedur penelitian harus terbuka terbuka untuk diperiksa oleh peneliti lainnya. b) Definisi-definis Definisi-definisii yang dibuat adalah benar dan berdasarkan berdasarkan konsep-konsep konsep-konsep dan teori-teori yang sudah ada/baku. c) Pengumpul Pengumpulan an data dilakukan dilakukan secara objektif, objektif, yaitu dengan menggunakan menggunakan metode-metode penelitian ilmiah yang baku. d) Hasil-ha Hasil-hasil sil penemu penemuann annya ya akan akan ditentu ditentukan kan ulang ulang oleh oleh peneliti peneliti lain bila sasaran, masalah, pendekatan, dan prosedur penelitiannya sama (Suparlan P., 1994). b)
Metode Penelitian Ilmiah
Pada Pada dasarny dasarnyaa metode metode penelit penelitian ian ilmiah ilmiah untuk untuk ilmu-ilm ilmu-ilmu u sosial sosial dapat dapat dibedakan menjadi dua golongan pendekatan, yaitu: (1) pendekatan kuantitatif; (2) pendekatan kualitatif.
1)
Pendekatan Kuantitatif Landasan berpikir dari pendekatan kuantitatif adalah filsafat positivisme
yang dikembangkan pertama kali oleh Emile Durkheim (1964). Pandangan dari filsafat positivisme ini yaitu bahwa tindakan-tindakan manusia terwujud dalam gejala-gejala sosial yang disebut fakta-fakta sosial. Fakta-fakta sosial tersebut harus harus dipela dipelajari jari secara secara objekt objektif, if, yaitu yaitu dengan dengan memand memandang angnya nya sebagai sebagai benda, benda, seperti benda dalam ilmu pengetahuan alam. Caranya dengan melakukan observasi atau mengamati sesuatu fakta sosial, untuk melihat kecenderungan-kecenderungannya, menghubungkan dengan faktafakta sosial lainnya, dengan demikian kecenderungan-kecenderungan suatu fakta sosial tersebut dapat diidentifikasi. Penggunaan data kuantitatif diperlukan dalam analisa analisa yang yang dapat dapat dipertan dipertangg ggung ungjawa jawabka bkan n kesahih kesahihann annya ya demi demi tercapai tercapainya nya ketepat ketepatan an data data dan ketepat ketepatan an penggu pengguna na model model hubung hubungan an variabe variabell bebas bebas dan variabel tergantung (Suparlan P., 1997).
2)
Pende endekkata atan Kual Kualit ita atif tif
16
Landas Landasan an berpik berpikir ir dalam dalam pendek pendekatan atan kualitat kualitatif if adalah adalah pemikir pemikiran an Max Weber (1997) yang menyatakan bahwa pokok penelitian sosiologi bukan hanya gejala-gejala sosial, tetapi juga dan terutama makna-makna yang terdapat di balik tindakan-tindak tindakan-tindakan an perorangan perorangan yang mendorong mendorong terwujudnya terwujudnya gejala-gejala sosial tersebut. Oleh karena itu, metode yang utama dalam sosiologi dari Max Weber adalah Verstehen atau pemahaman (jadi bukan Erklaren atau penjelasan). Agar dapat dapat memaha memahami mi makna makna yang ada dalam dalam suatu suatu gejala gejala sosial, sosial, maka maka seorang seorang peneliti harus dapat berperan sebagai pelaku yang ditelitinya, dan harus dapat memahami para pelaku yang ditelitinya agar dapat mencapai tingkat pemahaman yang sempurna mengenai makna-makna yang terwujud dalam gejala-gejala sosial yang diamatinya (Suparlan P., 1997).
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Ilmu Ilmu penget pengetahua ahuan n tidak tidak terbent terbentuk uk begitu begitu saja, saja, tetapi tetapi berkem berkemban bang g secara secara bertahap. Periode pertama (Abad 4 Sebelum Masehi) merupakan abad terjadinya
17
pergeseran dari persepsi mitos ke persepsi logos, dari dongeng-dongeg ke analisis ini merupakan perintisan analisi secara alamiah. tetapi belum ilmiah. Periode kedua (Abad 17 sesudah Masehi), dalam periode ini terjadi revolusi ilmu penget pengetahua ahuan n karena karena adanya adanya peromba perombakan kan secara secara total total dalam dalam cara berfiki berfikir. r. Apabila Apabila Aristote Aristoteles les (tokoh (tokoh periode periode pertama pertama)) cara berfiki berfikirya rya adalah adalah ontolo ontologis gis rasional, yaitu berfikir tentang hakekat, jadi berfikir metafisis, sedang Galilio dan Gall/el (tokoh periode kedua) cara berfikir dalam bentuk kuantitatif atau matematis. Cara kerja ilmiah abad 17 adalah mengkonstruksi suatu model yang dapat diuji coba secara empiris. Sejak abad 17 ilmu pengetahuan berpijak pada prinsip-prinsip yang kuat yaitu yaitu jelas jelas dan dan terpi terpila lah-p h-pila ilah h (clea (clearly rly and and distin distincly cly), ), ini ini berar berarti ti satu satu piha pihak k menggunakan kesadaran pihak lain. Ilmu Ilmu peng penget etah ahua uan n buka bukanl nlah ah hasi hasill dari dari kesi kesimp mpul ulan an logi logiss dari dari hasi hasill pengam pengamatan atan,, namun namun harusl haruslah ah merupa merupakan kan kerang kerangka ka konsep konseptua tuall atau teori teori yang memberi tempat bagi pengkajian dan pengujian secara kritis oleh ahli-ahli lain dalam bidang yang sama. Sedang pengetahuan adalah hasil pengamatan yang bersifat tetap, karena tidak memberikan tempat bagi pengkajian dan pengujian secara kritis oleh orang lain, lain, dengan dengan demikia demikian n tidak tidak bersifat bersifat sistem sistematik atik,, dan tidak objekt objektif if serta serta tidak tidak universal.
DAFTAR PUSTAKA
Akhyar Akhyar Yusuf Yusuf Lubis (2004). Filsafat Ilmu Metodologi Metodologi Posmodernis: Posmodernis: Cimangis, Cimangis, Bojong gede: Akademia.
18
Soerjono Soerjono soekanto soekanto (1990). (1990). Sosiologi Sosiologi suatu pengantar: Jakarta: PT.RajaGrafindo PT.RajaGrafindo Persada:Surajiyo.Ilmu Filsafat Suatu Pengantar,Jakarta.PT Bumi Aksara,2005
Muntasyir,Rizal.Filsafat Ilmu,Yogyakarta.Pustaka Pelajar,2006
Hakim,Nasution.Pengantar ke Filsafat Sains,Jakarta.Litera AntarNusa,1992
Suriasu Suriasuman mantri, tri,Juj Jujun un S.Filsa S.Filsafat fat Ilmu Sebuah Sebuah Pengan Pengantar tar Popul Populer,J er,Jakar akarta.P ta.Pust ustaka aka Sinar Harapan,2007
Bakar,Osman.Tauhid dan Sains,Bandung.Pustaka Hidayah,1995
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah Penulis Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena berkat dan karuniaNya lah penulis telah dapat menyelesaikan ini. Penulis Penulis Makalah ini berdasarkan berdasarkan hasil analisis yang yang penulis lakukan lakukan dari berbag berbagai ai sumber sumber bacaan bacaan dan dan Penelitia Penelitian n lainnya. lainnya. Makala Makalah h
ini diberi diberi Judul Judul “
19
Perbedaan Ilmu Pengetahuan dan dan Pengetahuan ”Dengan terselesainya penulisan Makalah ini, Penulis mengucapkan mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu guru bidang studi studi H.Rahm H.Rahmat at Fitri,SK Fitri,SKM,M M,MPH. PH. Yang Yang telah telah banyak banyak member memberikan ikan masuk masukan an kepada penulis sehingga terselesainya Makalah ini., Serta kepada Orang tua dan teman-teman yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsug dalam menyelesaikan menyelesaikan Makalah Makalah ini. Penulis Penulis menyad menyadari ari keterba keterbatasa tasan n ilmu, ilmu, Penelit Penelitian ian dan pengal pengalaman aman dalam dalam membuat Makalah ini, oleh karena itu, Masukkan berupa saran dan kritikan yang yang berguna sangat penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini dan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan juga para pembaca.
Muara bungo , 17 Maret 2011
Penulis Dodi Antoni Marta
DAFTAR ISI KATA KATA PENG PENGAN ANTA TAR__ R____ ____ ____ _____ _____ ____ _____ _____ _____ _____ ____ _____ _____ ____ _____ _____ _____ _____ ____ _____ _____ ____ ____ __
i
DAFTAR DAFTAR ISI__ ISI_____ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ____ _
ii
BAB BAB I PENDAH PENDAHULU ULUAN AN _____ _______ ____ ____ ____ ____ ____ ____ _____ _____ ____ ____ _____ _____ ____ ____ _____ _____ ____ ____ _____ _____ ___ _
1
1.1 Latar Latar Bela Belakan kang__ g____ ____ ____ _____ _____ _____ _____ ____ ____ ____ ____ ____ _____ _____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ _____ _____ ____ __
1
1.2 Rumusan Rumusan Masal Masalah_ ah___ ____ ____ ____ ____ _____ _____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ _____ _____ ___ _
1
i
20
1.3 Tujua Tujuan__ n____ _____ _____ ____ _____ _____ ____ _____ _____ ____ _____ _____ ____ _____ _____ ____ _____ _____ ____ _____ _____ ____ _____ _____ ____ ___ _
2
BAB II PEMBAH PEMBAHASA ASAN N ______ _________ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ _____ _____ ______ ______ ______ ______ ___
3
2.1 Perkemb Perkemban angan gan Ilmu Ilmu Penge Pengetah tahuan_ uan___ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ___ _
3
2.2 Per Perbed bedaan aan Ilm Ilmu u Penget Pengetahu ahuan an dan dan Penget Pengetahu ahuan_ an___ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ __
7
2.3 Pros Proses es terben terbentukn tuknya ya Ilmu Ilmu Pengeta Pengetahua huan n _____ _______ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ ____ __
12
BAB III PENUTUP 3.1 Kesim Kesimpul pulan_ an____ _____ ____ ____ ____ _____ _____ ____ _____ _____ ____ _____ _____ _____ _____ ____ ____ ____ ____ _____ _____ _____ _____ ____ ___ _
17
DAFTAR DAFTAR PUSTAK PUSTAKA__ A_____ ______ ______ _____ _____ ______ ______ _____ _____ ______ ______ _____ _____ ______ ______ _____ _____ ______ ______ ____ _
18
ii
21
View more...
Comments