Makalah Pengujian Hipotesis Kelompok 2
October 4, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Makalah Pengujian Hipotesis Kelompok 2...
Description
1
MAKALAH PENGUJIAN HIPOTESIS
1. 2. 3.
Utami Naufa Aulia Rukmana
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MATARAM 2019
i
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrahmanirrahim Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan berkah dan karuniaNYA maka makalah ini dapat dis diselesaikan elesaikan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam salam kami sampaikan pula kepada manusia paling sempurna junjungan kita Baginda Rasulullah SAW semoga kelak kita mendapatkan syafaatNYA di yaumil akhir. Aamiin. Makalah ini kami susun sebagai wujud tanggung jawab kami melaksanakan tugas kelompok mata kuliah Penelitian Kuantitatif, selain itu juga sebagai sarana kami belajar dan berlatih dalam menyusun makalah/ jurnal yang nantinya kami dapat menyusun tugas akhir/ tesis guna menyelesaikan pendidikan Magister Akuntansi pada Universitas Mataram Kami sadar makalah ini sangatlah jauh dari kesempurnaan, taklain karna kelemahan dan kekurangan yang kami miliki, untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yag bersifat membangun guna penyempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
.................................................. .................................................... 1 BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1.1.Latar Belakang ....................................................................................................... .................................................. .............................................................. ......... 1 1.2. Rumusan Masalah .................................. ................. .................................. ................................... ................................... ................................... ................................. ............... 2
1.3.Tujuan ................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................ .2 BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Hipotesis .................................................. ...................................................................................................... .................................................... 4 2.2. Karakteristik Hipotesis................................................................................................... Hipotesis................................................................ ................................... 5 2.3. Jenis-Jenis Hipotesis ..................................................................................................... 5 2.4. Fungsi Hipotesis .............................................. ................................................................................................... .............................................................. ......... 6 2.5. Aspek Logika dan Argumentasi Pengembangan Hipotesis .......................................... 7 2.6. Hipotesis Berarah dan Hipotesis Tak Berarah .............................................................. ............................................. ................. 11 2.7. Pengujian Hipotesis Satu Sisi (One ( One Tailed Test ) dan Dua Sisi (Two ( Two Tailed Test ) ........ 13 BAB III PENUTUP ........................................................................................................ ................................................. .............................................................. ......... 20 3.1.KESIMPULAN ............................................................................................................ 20 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... ............................................... .............................................................. ......... 21
1
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai banyak hal yang dapat kita deskripsikan dalam bentuk data. Informasi data yang diperoleh tentunya harus diolah terlebih dahulu menjadi sebuah data yang mudah dibaca dan dianalisa. Statistika adalah ilmu yang mempelajari cara-cara pengolahan data. Untuk meperoleh data-data tersebut, diperlukan adanya suatu penelitian. Penelitian ini didapatkan melalui berbagai cara, dan juga berbagai langka-langkah pengujian dari para pengumpul data. Sebelum melakukan penelitian, kita akan menduga-duga terlebih dahulu terhadap apa yang kita ingin teliti. Pernyataan dugaan atau pernyataan sementara kita ini yang disebut hipotesis. Banyak sekali macam-macam konsep hipotesis ini, salah satunya jenis hipotesis. Terkadang dalam penelitian pun banyak sekali permasalahan-permasalahan permasalahan-p ermasalahan dan da n juga kesalahan dalam melakukan penelitian. Seluruh yang akan dibahas dalam melakukan hipotesis penelitian akan dibahas dalam makalah ini beserta permasalah-permasalahan yang terjadi. Hipotesis seperti yang kita ketahui (statistik), yakni dugaan yang mungkin benar, atau mungkin juga salah. Hipotesis akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika faktorfaktor membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis, dengan begitu sangat tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan. Hipotesis dapat juga dipandang sebagai konklusi yang sifatnya sangat sementara. Sebagai konklusi sudah tentu hipotesis tidak dibuat dengan semena-mena, melainkan atas dasar pengetahuan-pengetahuan tertentu. Pengetahuan ini sebagian dapat dap at diambil dari hasil-hasil hasil -hasil serta problematika-problematika yang timbul dari penyelidikan-penyelidikan yang mendahului, dari renungan-renungan atas dasar pertimbangan yang masuk akal, ataupun dari hasil-hasil penyelidikan yang dilakukan sendiri. Jadi dalam taraf ini mahasiswa cukup membuat konklusi dari persoalan-persoalan yang diajukan dalam bab sebelumnya dan merumuskannya dalam bentuk statmen (pernyataan).
2
Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama, Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. Kedua, Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya. 1.2. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1. Apa yang dimaksud dengan hipotesis? 2. Apa saja karekteristik hipotesis? 3. Apa saja jenis-jenis hipotesis? 4. Apa saja fungsi hipotesis? 5. Bagaimana Aspek Logika dan Argumentasi Pengembangan Hipotesis? 6. Apa Perbedaan Hipotesis Berarah dan Hipotesis Tak Berarah? 7. Bagaimana Pengujian Hipotesis Satu Sisi (One (One Tailed Test ) dan Dua Sisi (Two (Two Tailed Test ) ?
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah: 1. Menambah wawasan dan mengetahui seperti apa hipotesis dalam statistik sosial. 2. Mengetahui bagaimana ciri-ciri dari hipotesis tersebut. 3. Mengetahui jenis-jenis hipotesis. 4. Mengetahui seperti apa kegunaan hipotesis itu. 5. Mengetahui Aspek Logika dan Argumentasi Pengembangan Hipotesis. 6. Mengetahui Hipotesis Berarah dan Hipotesis Tak Berarah
3
7. Mengetahui Pengujian Hipotesis Satu Sisi (One ( One Tailed Test ) dan Dua Sisi (Two (Two Tailed Test )
4
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Hipotesis
Dari arti katanya, hipotesis memang dari dua penggalan. Kata “HYPO” yang artinya “SEMENTARA ATAU LEMAH KEBERADAANNYA” dan “THESIS” yang artinya “PERNYATAAN ATAU TEORI”. Hipotesis pada dasarnya merupakan proposisi atau anggapan yang mungkin benar, dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan suatu keputusan/ pemecahan persoalan ataupun dasar penelitian lebih lanjut. Menurut Prof. Prof. Sugiyono (2009:96) (2009:96) Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah dalam penelitian, dimana perumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum berdasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Hipotesis dirumuskan berdasarkan kerangka pikir yang baik terhadap fenomena yang akan diteliti. Perlu adanya pembedaan pengertian antara Hipotesis Penelitian dan Hipotesis Statistik. Jika Hipotesis Penelitian adalah jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian, maka Hipotesis Statistik muncul bila penelitian bekerja dengan sampel. Jika penelitian tidak menggunakan sampel dalam mengumpulkan datanya, maka dapat dinyatakan bahwa dalam penelitian tersebut tidak ada Hipotesis Statistik. Hipotesis penelitian hanya bekerja pada datadata populasi dan cirinya adalah dalam hal pembuktiannya tidak ada istilah “signifikansi” (taraf kesalahan atau taraf kepercayaaan). Sedangkan Hipotesis Statistik merupakan Hipotesis yang timbul karena suatu penelitian yang ingin mengetahui keadaan populasi dimana datanya menggunakan sampel. Hipotesis Statistik diperlukan untuk menguji apakah hipotesis penelitian yang diuji dengan data sampel itu dapat diberlakukan untuk populasi atau tidak. Dalam pembuktiannya akan muncul istilah signifikansi atau taraf kepercayaaan. Signifikan artinya Hipotesis penelitian yang telah terbukti pada sampel itu (baik deskriptif, komparatif, komp aratif, maupun asosiatif ) dapat diberlakukan ke populasi (Sugiyono,2013).
5
Selanjutnya ada pula definisi statistik dari para ahli diantaranya diantaran ya :
Trealese (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan semnatara
dari suatu fakta yang dapat diamati.
Good dan scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau
referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.
Kerlinger (1973) menyatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari
hubungan antara dua atau lebih variabel . 2.2. Karekteristik hipotesis
Sebuah Hipotesis yang baik, menurut Prof. Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan (2013,106), Karakteristik Hipotesis yang baik adalah: 1. Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan antara variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. 2. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran. 3. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.
2.3. Jenis- jenis hipotesis
Berdasarkan hubungan antar variabel, bentuk hipotesis ada tiga yaitu: 1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan hipotesis yang menggambarkan karakter sebuah kelompok atau variabel tampa menghubungkannya dengan variabel yang lain. Hipotesis deskriptif yang akan diuji dengan statistik parametris merupakan dugaan terhadap nilai dalam satu sampel (unit sampel), dibandingkan dengan standar, sedangkan hipotesis deskriptif yang akan diuji dengan statistik nonparametris merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan secara signifikan nilai antar kelompok dalam satu sampel.
6
2. Hipotesis Komparatif
Hipotesis Komparatif merupakan hipotesis yang menyatakan perbandingan antara sampel atau variabel yang satu dengan variabel yang lain. Hipotesis komparatif merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan secara signifikan nilai-nilai dua kelompok atau lebih. 3. Hipotesis Asosiatif.
Hipotesis asosiatif merupakan jenis hipotesis yang menjelaskan hubungan variabel. Hipotesis ini dalam sebuah penelitian selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menjelaskan hubungan dua varibel atau lebih, baik secara eksplisit maupun implisit. Jadi hipotesis asosiatif adalah dugaan terhadap ada tidaknya hubungan secara signifikan antara dua variable atau lebih
2.4. Fungsi hipotesis
Ada beberapa fungsi hipotesis dalam proses penelitian antara lain sebagai seba gai berikut: 1. Untuk membatasi bidang penyelidikan; 2. Untuk memberikan penjelasan sementara terhadap gejala- gejala; 3. Untuk meningkatkan kepekaan peneliti sehingga ia harus bekerja secara selektif untuk memilih pendekatan terhadap masalah; 4. Hipotesis dapat memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian; 5. Untuk menawarkan cara sederhana untuk mengumpulkan bukti-bukti untuk verifikasi
7
Hipotesis merupakan unsur yang sangat penting dalam penelitian. Hal ini dikarenakan: 1. Hipotesis berfungsi sebagai “mata” peneliti. Carter V. Good berpendapat bahwa hipotesis membimbing peneliti dalam melakukan pemeriksaan lanjutan dan berfungsi sebagai “mata” peneliti dalam mencari jawaban yang meragukan untuk kemudian digeneralisasi. 2. Hipotesis menetukan fokus penelitian. Tanpa hipotesis, peneliti menjadi tidak fokus, hipotesis berperan sebagai penghubung antara teori dengan penomena yang diteliti. 3. Hipotesis menjelaskan tujuan secara spesifik. Hipotesis merupakan tempat merumuskan tujuan yang jelas dan spesifik sebelum peneliti memberikan dsar untuk memilih sampel dan prosedur untuk mencapai tujuan-tujuan ini. 4. Hipotesis merupakansebuah penghubung. Bagus Barr dan Scates berpendapat bahwa hipotesis memiliki fungsi penting untuk menghubungkan fakta-fakta dan informasi yang saling terkait dan mengorganisasi mereka secara keseluruhan. 5. Hipotesis dapat mencegah “kebutaan” peneliti. Menurut P.V. Muda, pengguaan hipotesis dapat mencegah penelitian yang “buta” (tidak memiliki arah) sehingga peneliti mengumpulkan data tanpa pandang bulu yang mungkin di kemudian hari terbukti tidak relevan dengan masalah yang diteliti. 6. Hipotesis berfungsi sebagai lampu pemandu. Sebuah hipotesis berfungsi sebagai sinyal kuat, pembuka jalan untuk penelitian (dalam Singh, 2006)
2.5. Aspek Logika dan Argumentasi Pengembangan Hipotesis.
Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2014: 221). Kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data yang
8
terkumpul. Pengertian hipotesis tersebut adalah untuk hipotesis penelitian. Sedangkan secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (statistik). Jadi, maksudnya adalah taksiran keadaan populasi melalui data sampel. Oleh karena itu, dalam statistik yang diuji adalah hipotesis nol. “The null hypothesis is used for testing. It is statement that no different exist between the parameter and statistik being compared” (Emory, 1985). Jadi hipotesis nol adalah pernyataan tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik (data sampel). Lawan dari hipotesis nol adalah hipotesis alternatif, yang menyatakan ada perbedaan antara parameter dan statistik. Hipotesis nol diberi notasi H 0 dan hipotesis alternatif diberi notasi H1. Pada dasarnya, menguji hipotesis itu adalah menaksir parameter populasi berdasarkan data sampel. Terdapat dua cara menaksir yaitu a point estimate estimate dan interval estmate. estmate. A point estimate (titik taksiran) adalah suatu taksiran parameter populasi berdasarkan satu nilai dari ratarata data sampel. Sedangkan interval estimate (taksiran estimate (taksiran interval) adalah suatu taksiran parameter populasi berdasarkan nilai interval rata-rata data sampel. Menaksir parameter populasi yang menggunakan nilai tunggal (a ( a point estimate) estimate) akan mempunyai resiko kesalahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan interval estimate.. Menaksir daya tahan kerja orang Indonesia 10 jam/hari akan mempunyai kesalahan estimate yang lebih besar bila dibandingan dengan nilai taksiran antara 8 sampai dengan 12 jam/hari. Makin besar interval taksirannya maka akan semakin kecil kesalahannya. Untuk selanjutnya kesalahan taksiran ini dinyatakan dalam peluang yang berbentuk persentase. Dalam menaksir parameter populasi berdasarkan data sampel, kemungkinan akan terdapat dua kesalahan yaitu:
9
a. Kesalahan Tipe I adalah suatu kesalahan bila menolak hipotesis no (H0) yang benar (seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat k esalahan esalahan dinyatakan dengan α. α. b. Kesalahan Tipe II adalah kesalahan bila menerima hipotesis yang salah (seharusnya ditolak). Tingkat kesalahan untuk ini dinyataka dengan β. β. Berdasarkan hal tersebut, maka hubungan antara keputusan menolak atau menerima hipotesis dapat digambarkan sebagai berikut:
Keputusan Terima hipotesis
Keadaan sebenarnya Hipotesis benar
Hipotesis salah
Tidak membuat
Kesalahan Tipe II (β) (β)
kesalahan Menolak hipotesis
Kesalahan Tipe I (α) (α)
Tidak membuat kesalahan
Dari tabel tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai seba gai berikut: 1. Keputusan menerima hipotesis nol yang benar, berarti tidak membuat kesalahan. 2. Keputusan menerima hipotesis nol yang salah, berarti terjadi kesalahan tipe II (β). (β). 3. Keputusan menolak hipotesis nol yang benar, berarti terjadi kesalahan tipe I (α). (α). 4. Keputusan menolak hipotesis nol yang salah, berarti tidak membuat kesalahan. Bila nilai statistik (data sampel) yang diperoleh dari hasil pengumpulan data sama dengan nilai parameter populasi atau masih berada pada nilai interval parameter populasi, maka hipotesis yang dirumuskan harus diterima. Jadi tidak terdapat kesalahan. Tetapi bila nilai statistik di luar nilai parameter populasi akan terdapat kesalahan. Kesalahan ini semakin besar bila nilai statistik jauh dari nilai parameter populasi. Tingkat kesalahan ini selanjutnya dinamakan level of significant atau atau tingkat signifikansi. Dalam prakteknya tingkat signifikansi telah ditetapkan oleh peneliti terlebih dahulu sebelum
10
hipotesis diuji. Biasanya tingkat signifikansi (tingkat kesalahan) yang diambil adalah 1% dan 5%. Seorang peneliti dituntut untuk dapat menggali sumber-sumber hipotesis. Untuk itu dipersyaratkan bagi peneliti harus: 1. Memiliki banyak informasi tentang masalah yang akan dipecahkan dengan cara banyak membaca literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. 2. Memiliki kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat, objek, dan hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki. 3. Memiliki kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan yang lain yang sesuai dengan kerangka teori dan bidang ilmu yang bersangkutan. Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa penggalian sumber-sumber hipotesis dapat berasal dari: 1. Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam yang berkaitan dengan fenomena. 2. Wawasan dan pengertian yang mendalam tentang suatu fenomena. 3. Materi bacaan dan literatur yang valid. 4. Pengalaman individu sebagai suatu reaksi terhadap fenomena. 5. Data empiris yang tersedia. 6. Analogi atau kesamaan dan adakalanya menggunakan imajinasi yang berdasar pada fenomena. Hambatan atau kesulitan dalam merumuskan hipotesis lebih banyak disebabkan karena hal-hal: 1. Tidak adanya kerangka teori atau tidak ada pengetahuan tentang kerangka teori yang jelas.
11
2. Kurangnya kemampuan peneliti untuk menggunakan kerangka teori yang ada. 3. Gagal berkenalan dengan teknik-teknik penelitian yang ada untuk merumuskan kata-kata dalam membuat hipotesis secara benar.
2.6. Hipotesis Berarah dan Hipotesis Tak Tak Berarah.
Hipotesis dilihat dari kategori rumusannya dibagi menjadi dua bagian yaitu (1) hipotesis nihil yang biasa disingkat dengan H 0 (2) hipotesis alternatif biasanya disebut hipotesis kerja atau disingkat H1. 1. Hipotesis Nol (H0) adalah Hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variable independen (X) dan variable dependen (Y). Dalam perumusan hipotesis ini yang akan diuji adalah ketidakbenaran variable X mempengaruhi variable Y. Biasanya Hipotesis Nol dinyatakan dalam bentuk kalimat negative. Hipotesis Nol dirumuskan karena teori yang digunakan masih diragukan keandalannya (Sugiyono,2013:97) 2. Hipotesis Kerja (H1) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variable independen (X) dan variable dependen (Y) yang diteliti. Hasil perhitungan Ha tersebut akan digunakan sebagai dasar pencarian data penelitian atau dengan kata lain Hipotesis kerjaadalah hipotesis yang akan diuji karena Hipotesis Kerja disusun berdasarkan atas teori yang dipandang handal (Sugiyono,2013:97). Hipotesis kerja dinyatakan dalam kalimat positif. Hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variable X dan variable Y dalam data sampel yang mewakili populasi. Hal ini dikarenakan peneliti tidak berharap ada perbedaan antara sampel dan populasi atau antara
12
parameter dan statistik. Parameter diartikan sebagai ukuran atau data d ata yang berhubungan berhubun gan dengan populasi sedangkan statistik dalam hal ini berarti ukuran atau hal-hal yang terkait dengan sampel. Hipotesis alternatif ada dua macam, yaitu Directional Hypotheses (Hiotesis Berarah) dan Non Directional Hypotheses (Hipotesis Tak Berarah)(Fraenkel and Wallen, 1990:42 ; Suharsimi Arikunto, 1989:57). Hipotesis Berarah adalah hipotesis yang diajukan oleh peneliti, dimana peneliti sudah
merumuskan dengan tegas yang menyatakan bahwa variabel independen memang sudah diprediksi berpengaruh terhadap variabel dependen. Misalnya: Produk Handphone android yang memiliki harga murah dengan spesifikasi tidak murahan lebih diminati dibandingakan dengan Produk Handphone android yang memiliki
harga dan spesifikasi spesifikasi yang yang murah.. Menurut
Puspitasari, dkk (2013), hipotesis berarah mendeskripsikan hipotesis yang dengan jelas menyatakan arah hubungannya. Sudah diketahui arahnya. Hipotesis Tak Berarah adalah hipotesis yang diajukan dan dirumuskan oleh peneliti
tampak belum tegas bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Fraenkel dan Wallen (1990:42) menyatakan bahwa hipotesis tak terarah itu menggambarkan bahwa peneliti tidak menyusun prediksi secara spesifik tentang arah hasil penelitian yang akan dilakukan. Menurut Puspitasari, dkk (2013), hipotesis tak berarah mendeskripsikan hipotesis yang tidak dengan jelas menyatakan arah hubungannya. Belum diketahui arahnya. Misalnya: Ada perbedaan minat konsumen pada produk handphone android yang memiliki harga murah dan spesifikasi tidak murahan dengan yang memiliki harga dan spesifikasi murah terhadap tingkat penjualan handphone android.
13
Tai led T est ) dan Dua Sisi ( T wo T ai led T est ). 2.7. Pengujian Hipotesis Satu Sisi (One Tailed ).
Seperti telah disebutkan diawal, bahwa suatu hipotesis dikatakan baik jika hipotesis tersebut dapat diuji dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Hal ini dimaksudkan bahwa suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi empiris yang memberi data yang diperlukan. Agar hipotesis penelitian dapat diuji berdasarkan data empiris, hipotesis tersebut harus di terjemahkan ke dalam hipotesis Statistik untuk selanjutnya diuji secara operasional. Prosedur pengujian hipotesis statistik adalah langkah-langkah yang di pergunakandalam menyelesaikan pengujian hipotesis tersebut. Berikut ini langkah-langkah pengujian hipotesis statistik secara umum adalah sebagai berikut.
1.
Menentukan Formulasi Hipotesis Formulasi atau perumusan hipotesis statistik dapat di bedakan atas dua jenis, yaitu sebagai
berikut; b.
Hipotesis nol / nihil (HO) Hipotesis nol adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan di uji. Hipotesis nol tidak memiliki perbedaan atau perbedaannya nol dengan hipotesis sebenarnya.
c.
Hipotesis alternatif/ tandingan (H1 / Ha) Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang di rumuskan sebagai lawan atau tandingan dari hipotesis nol. Dalam menyusun hipotesis alternatif, timbul 3 keadaan berikut. 1) H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih besar dari pada harga yang di hipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu pengujian sisi atau arah kanan. 2) H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih kecil dari pada harga yang di hipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu pengujian sisi atau arah kiri.
14
3) H1 menyatakan bahwa harga parameter tidak sama dengan harga yang di hipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian dua sisi atau dua arah, yaitu pengujian sisi atau arah kanan dan kiri sekaligus. 2. Menentukan Taraf Nyata (α) Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai parameter populasinya. Semakin tinggi taraf nyata yang di gunakan, semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang di uji, padahal hipotesis nol benar. Besaran yang sering di gunakan untuk menentukan taraf nyata dinyatakan dalam %, yaitu: 1% (0,01), 5% (0,05), 10% (0,1), sehingga secara umum taraf nyata di tuliskan sebagai α0,01, α0,05, α0,1. Besarnya nilai α bergantung pada keberanian pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya kesalahan (yang menyebabkan resiko) yang akan di tolerir. Besarnya kesalahan tersebut di sebut sebagai daerah kritis pengujian (critical region of a test) atau daerah penolakan ( region of rejection). Nilai α yang dipakai sebagai taraf nyata di gunakan untuk menentukan nilai distribusi yang di gunakan pada pengujian, misalnya distribusi normal (Z), distribusi t, dan distribusi X². Nilai itu sudah di sediakan dalam bentuk tabel di sebut nilai kritis. 3. Menentukan Kriteria Pengujian Kriteria Pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) dengan cara mem bandingkan nilai α tabel distribusinya (nilai kritis) dengan nilai uji statistiknya, sesuai dengan bentuk pengujiannya. Yang di maksud dengan bentuk pengujian adalah sisi atau arah pengujian. a.
Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih besar daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di luar nilai kritis.
b. Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih kecil daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai ni lai uji statistik berada di luar nilai kritis. 4. Menentukan Nilai Uji Statistik Uji statistik merupakan rumus-rumus yang berhubungan dengan distribusi tertentu dalam pengujian hipotesis. Uji statistik merupakan perhitungan untuk menduga parameter data sampel yang di ambil secara random dari sebuah populasi. Misalkan, akan di uji parameter populasi (P), maka yang pertama-tam di hitung adalah statistik sampel (S).
15
5. Membuat Kesimpulan Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan atau penolakan hipotesis nol (Ho) yang sesuai dengan kriteria pengujiaanya. p engujiaanya. Pembuatan kesimpulan dilakukan setelah membandingkan nilai uji statistik dengan nilai α tabel atau nilai kritis. a.
Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di luar nilai kritisnya.
b.
Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di dalam nilai kritisnya.
Kelima langkah pengujian hipotesis tersebut di atas dapat di ringkas seperti berikut. Langkah 1 : 1 : Menentukan formulasi hipotesis nol (H 0) dan hipotesis alternatifnya (Ha) Langkah 2 2 : Memilih suatu taraf nyata (α) dan menentukan nilai table. Langkah 3 : 3 : Membuat criteria pengujian berupa penerimaan dan penolakan H 0. Langkah 4 : 4 : Melakukan uji statistik Langkah 5 : 5 : Membuat kesimpulannya dalam hal penerimaan dan penolakan H 0.
Terdapat dua macam bentuk pengujian hipotesis, yaitu uji satu sisi ( one tailed test ) dan uji dua sisi (two (two tailed test ). ). Jenis uji mana yang akan dipakai tergantung pada bunyi kalimat hipotesis. Tai led T est ) 1) Uji Satu Sisi (One Tailed
Uji satu sisi dibagi menjadi dua yaitu Uji Pihak Kiri dan Uji Pihak Kanan. Uji Pihak Kiri digunakan apabila hipotesis no (H 0) berbunyi “lebih besar sama dengan” (≥) dan hipotesis alternatifnya berbunyi “lebih kecil” ( 0,65 0,65
Uji Pihak Kanan digunakan apabila hipotesis nol (H 0) berbunyi “lebih kecil atau sama dengan” (≤) dan hipotesis alternatifnya berbunyi “lebih besar” (>). Kalimat lebih kecil atau sama dengam sinonim dengan kata “paling besar”. besar”.
Gambar 2. Uji Pihak Kanan
Contoh hipotesis deskriptif (satu sampel): H0 : kecepatan internet provider B paling tinggi 200 mbps. H1 : kecepatan internet provider provider B lebih besar dari 200 mbps. : ≤ 200 1 : > 200 Contoh hipotesis komparatif (dua sampel): H0 : tarif telepon dan sms sms provider B lebih murah dari tarif provider C. H1 : tarif telepon dan sms sms provider B lebih mahal dari tarif tarif provider C. : ≤ : >
18
Contoh hipotesis asosiatif: H0 : hubungan antara pemakaian kuota internet dengan pekerjaan seseorang lebih besar dari 0,65. H1 : hubungan antara pemakaian kuota internet dengan pekerjaan seseorang lebih kecil dari 0,65. : ≥ 0,65 0,65 1 : < 0,65 0,65
2) Uji Dua Sisi (T wo T ail aile ed Test )
Uji dua sisi digunakan bila hipotesis nol (H0) berbunyi “sama dengan” dan hipotesis alternatifnya berbunyi “tidak sama dengan”. dengan”.
Gambar 3. Uji Dua Sisi Contoh hipotesis deskriptif (satu sampel): H0 : kecepatan internet provider C adalah 100 mbps. H1 : kecepatan internet internet provider C bukan 100 mbps. : = 200 1 : ≠ 200
19
Contoh hipotesis komparatif (dua sampel): H0 : tarif telepon dan sms sms provider C sama dengan tarif provider D. H1 : tarif telepon dan sms sms provider C berbeda dengan tarif provider D. : = : ≠ Contoh hipotesis asosiatif: H0 : terdapat hubungan antara pemakaian kuota internet dengan pekerjaan seseorang. H1 : tidak terdapat hubungan antara pemakaian kuota internet dengan pekerjaan seseorang. seseorang. : = 0 1 : ≠ 0
20
BAB III PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
1. Hipotesis adalah adalah jawaban sementara dari rumusan masalah dalam penelitian, dimana perumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum berdasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. 2. Jenis-jenis hipotesis yaitu (1) hipotesis deskriptif merupakan hipotesis yang menggambarkan karakter sebuah kelompok atau variabel tampa menghubungkannya dengan variabel yang lain, (2) hipotesis komparatif merupakan hipotesis yang menyatakan perbandingan antara sampel atau variabel yang satu dengan variabel yang lain, (3) hipotesis asosiatif merupakan jenis hipotesis yang menjelaskan hubungan variabel. 3. Hipotesis Berarah adalah hipotesis yang diajukan oleh peneliti, dimana peneliti sudah merumuskan dengan tegas yang menyatakan bahwa variabel independen memang sudah diprediksi berpengaruh terhadap variabel dependen. Hipotesis Tak Berarah adalah hipotesis yang diajukan dan dirumuskan oleh peneliti tampak belum tegas bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Daftar pustaka. 4.
Kelima langkah pengujian hipotesis tersebut di atas dapat dap at di ringkas seperti berikut. Langkah 1 : 1 : Menentukan formulasi hipotesis nol (H 0) dan hipotesis alternatifnya (Ha) Langkah 2 2 : Memilih suatu taraf nyata (α) dan menentukan nilai table. Langkah 3 : 3 : Membuat criteria pengujian berupa penerimaan dan penolakan H 0. Langkah 4 : 4 : Melakukan uji statistik Langkah 5 : 5 : Membuat kesimpulannya dalam hal penerimaan dan penolakan H 0.
21
Daftar Pustaka
Harlyan, Ledhyane Ika. 2012. Uji Hipotesis [online]. Nanang Martono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder Edisi Revisi. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
View more...
Comments