MAKALAH PENELITIAN EKSPERIMEN DAN KORELASIONAL.docx

April 9, 2017 | Author: Khamida Nuriana | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download MAKALAH PENELITIAN EKSPERIMEN DAN KORELASIONAL.docx...

Description

METODE PENELITIAN KUANTITATIF EKSPERIMEN DAN KORELASIONAL

Untuk memenuhi tugas mata kuliah : Dasar-dasar Penelitian Pendidikan Matematika Dr. Masrukan, M.Si. Disusun Oleh: 1. LIFIATI 'ALIMATUNNISA

(4101413021)

2. FIFI FITRIYANTI

(4101413040)

3. ANA CHOIRIYAH

(4101413070)

4. AULIA NUR ARIVINA

(4101413080)

5. DIAN AYU SETIA NINGRUM

(4101413136)

Rombel 4

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 2016

KATA PENGANTAR Segala puji kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya sehingga penyusun dapat

menyelesaikan

makalah

“Metode

Penenlitian

Kuantitatif

Eksperimen

dan

Korelasional”. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Bapak Masrukan selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar-dasar penelitian Pendidikan Matematika atas bimbingan serta arahannya, serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam melakukan penelitiannya. Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak, penyusun juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna perbaikan makalah ini. Semarang, Maret 2016

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif. Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmuilmu sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari populasi sampel, mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi masa depan mereka dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan ukuran sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih. pengambilan data ini adalah disebut sebagai survei kuantitatif atau penelitian kuantitatif. Ukuran sampel untuk survei oleh statistik dihitung dengan menggunakan rumusan untuk menentukan seberapa besar ukuran sampel yang diperlukan dari suatu populasi untuk mencapai hasil dengan tingkat akurasi yang dapat diterima. pada umumnya, para peneliti mencari ukuran sampel yang akan menghasilkan temuan dengan minimal 95% tingkat keyakinan (yang berarti bahwa jika Anda survei diulang 100 kali, 95 kali dari seratus, Anda akan mendapatkan respon yang sama) dan plus / minus 5 persentase poin margin dari kesalahan. Banyak survei sampel dirancang untuk menghasilkan margin yang lebih kecil dari kesalahan. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada penyusun menarik beberapa rumusan masalah yaitu, 1. Bagaimanakah metode penelitian eksperimen itu? 2. Bagaimanakah penelitian korelasional itu? C. Tujuan 1. Mengetahui bagaimana metode penelitian eksperimen dalam penelitian kuantitatif. 2. Mengetahui bagaimana penelitian korelasional dalam penelitian kuantitatif.

BAB II PEMBAHASAN

A. METODE PENELITIAN EKSPERIMEN Metode Penelitian Eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif mempunyai ciri khas tersendiri, terutama dengan adanya kelompok control. 1. Langkah-Langkah Penelitian Eksperimen a. Meneliti literatur yang berhubungan dengan masalah Penelitian b. Mengidentifikasi dan membatasi masalah c. Merumuskan hipotesis d. Menyusun rencana secara lengkap dan operasional 1. Menentukan variabel bebas & terikat 2. Memilih desain yang digunakan 3. Menentukan sampel 4. Menyusun alat 5. Membuat outline prosedur pengumpulan data 6. Merumuskan hipotesis statistik e. Melaksanakan eksperimen f. Menyusun data untuk memudahkan pengolahan g. Menentukan taraf signifikansi yang akan digunakan dalam menguji hipotesis h. Mengolah data dengan metode statistika (menguji hipotesis berdasarkan data yang terkumpul) i. Melakukan penafsiran j. Membuat kesimpulan 2. Karakteristik Utama Penelitian Eksperimen a. Eksperimen pada intinya adalah pengamatan terhadap hubungan kausal antara munculnya suatu akibat (variabel terikat) dan sebab (variabel bebas) tertentu, b.

melalui suatu upaya sengaja yang dilakukan oleh peneliti. Ciri-ciri yang membedakan eksperimen dari jenis penelitian lain adalah adanya : Manipulasi variable, Kontrol, Penugasan Random, dan Perlakuan (Treatment)

3. Macam-macam desain metode eksperimen: 3.1. Pre-Experimental Designs (nondesigns) Pre-Experimental Designs belum merupakan eksperiman sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen.

Hal ini terjadi karena tidak adanya

variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara acak. Bentuk Pre-Experimental Designs: a. One-Shot Case Study Paradigma dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut: X

O

Keterangan : X = treatment yang diberikan (Variabel independen) O = Observasi (Variabel dependen) Terdapat suatu kelompok diberi treatment/ perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Contoh : Pengaruh Ruang Kelas ber AC (X) terhadap daya tahan belajar murid (O). b. One-Group Pretest-Posttest Design Pada desain ini terdapat pretest sebelum dikberi perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akura, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Paradigma dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut: Keterangan: O1 X O2 O1 = Nilai pretest (sebelum diberi diklat) O2 = Nilai posttest (setelah diberi diklat) Pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai = (O2 – O1) c. Intact-Group Comparison Pada penelitian ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen dan setengan untuk kelompok control. Paradigma dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut:

X O1 Keterangan: 2 O1 = hasilOpengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan O2 = hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan Contoh : Penelitian untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi belajar murid dalam pelajaran praktek mengelas pada SMK. Terdapat empat kelas yang praktek las. Dari empat kelas tersebut, dua kelas diberi pelajaran dengan metode demonstrasi (O1) dab dua kelas dengan metode ceramah (O2). Setelah 3 bulan, prestasi belajar diukur. Bila prestasi/kompetensi murid yang diajar dengan metode demonstrasi lebih tinggi daripada murid yang diajar dengan metode ceramah, maka metode demonstrasi berpengaruh positif untuk pembelajaran praktek mengelas. (O1-O2)

Apabila desain preexperiment diterapakan untuk penelitian, akan banyak variabel-variabel luar yang masih berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas internal penelitian menjadi rendah.

3.2.

True Experimental Design Disebut sebagai true experiments karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Jadi, validitas internal (kualitas pelaksnaaan rancangan penelitian) menjadi tinggi. Sejalan dengan hal tersebut, tujuan dari true experiments menurut Suryabrata (2011 : 88) adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan grup kontrol yang tidak diberi perlakuan. True experiments ini mempunyai ciri utama yaitu sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Atau dengan kata lain dalam true experiments pasti ada kelompok kontrol dan pengambilan sampel secara random. Di sini dikemukakan dua bentuk design true eksperimen yaitu: posttestonly control group design dan pretest-posttes control group design.

a

Posttest-Only Control Group Design Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Grup pertama diberi perlakuan (X) dan grup yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan khusus disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi eksperimen disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (O 1 : O2). Dalam penelitian, pengaruh perlakuan dianalisis dengan uji beda menggunakan statistik t-test. Jika ada perbedaan yang signifikan antara grup eksperimen dan grup kontrol maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan. Bagan penelitian ini adalah sebagai berikut. R R

b

X

O1 O2

Pretest-Posttest Control Group Design Dalam desain ini terdapat dua grup yang dipilih secara random kemudian diberi pretest untuk mengetahui perbedaan keadaan awal antara

group eksperimen dan group kontrol. Hasil pretest yang baik adalah jika nilai group eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Bagan dari desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut. R

O1

X

O2

R O3 O4 Pengaruh perlakuan adalah: (O2 - O1) - (O4 - O3). 3.3.Factorial Design Desain merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator (Y) yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen). Semua kelompok dipilih secara random kemudian diberi pretest. Kelompok yang akan digunakan untuk penelitian dinyatakan baik jika setiap kelompok memperoleh nilai pretest yang sama. Jadi O1 = O2 = O3 = O4. R R R R

O 1

X

O 3

O 5

O 7

X

Y 1

O

Y 1

O

Y 2

O

Y 2

O

2

4

6

8

Contoh : Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran CTL terhadap kemampuan berfikir reflektif siswa. Untuk itu dipilih empat kelompok secara random. Variabel moderatornya adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y1) dan perempuan (Y2). Bila terdapat perbedaan pengaruh penerapan model pembelajaran CTL terhadap kemampuan berfikir reflektif siswa antara kelompok laki-laki dan perempuan, maka penyebab utama bukan dari treatmen yang diberikan (karena treatmen yang diberikan sama), tetapi karena adanya variabel moderator. 3.4.Quasi Experimental Design Quasi experiments disebut juga dengan eksperimen pura-pura. Bentuk desain ini merupakan pengembangan dari true experimental design yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai variabel kontrol tetapi tidak digunakan sepenuhnya untuk

mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain digunakan jika peneliti dapat melakukan kontrol atas berbagai variabel yang berpengaruh, tetapi tidak cukup untuk melakukan eksperimen yang sesungguhnya. Dalam eksperimen ini, jika menggunakan random tidak diperhatikan aspek kesetaraan maupun grup kontrol. Bentuk-bentuk quasiexperiments antara lain: a Time Series Design Ciri desain ini adalah grup yang digunakan tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, grup diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan grup sebelum diberi perlakuan. Jika hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti grup tersebut dalam kondisi tidak stabil dan tidak konsisten. Setelah kondisi tidak labil maka perlakuan dapat mulai diberikan. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol. O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8 Hasil pretest yang baik adalah O1 = O2 = O3 = O4 dan hasil perlakuan yang baik adalah O5 = O6 = O7 = O8. Besarnya pengaruh perlakuan adalah = (O 5 + O6 + O7 + b

O8 ) – (O1 + O2 + O3 + O4). Nonequivalent control group design Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, tetapi pada desain ini group eksperimen maupun group kontrol tidak dipilih secara random. O1 O3

X

O2 O4

Contoh: Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam pagi terhadap derajat kesehatan karyawan sekolah. Desain penelitian dipilih salah satu kelompok karyawan. Selanjutnya dari suatu kelompok tersebut yang setenggan diberi perlaakuan senam pagi setiap hari. O1 dan O3 merupakan derajat kesehatan karyawan di sekolah sebelum ada perlakuan senam pagi. O2 merupakan derajat kesehatan karyawan di sekolah setelah ada perlakuan senam pagi selama setahun. O4 merupakan derajat kesehatan karyawan di sekolah yang tidak diberi perlakuan senam pagi selama setahun. Pengaruh perlakuan senam pagi terhadap derajat kesehatan karyawan sekolah adalah (O2 – O1) - (O4 – O3).

B. PENELITIAN KORELASIONAL 1. Pengertian Penelitian Korelasional Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2008:328). Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi (Mc Millan dan Schumacher, dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:25). Penelitian korelasional menggunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat dikuantitatifkan. Menurut Gay dalam Sukardi (2004:166) penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex–postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi. Selanjutnya, Fraenkel dan Wallen (2008:329) menyebutkan penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi karena penelitian tersebut merupakan usaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel. Penelitian korelasional dilakukan dalam berbagai bidang diantaranya pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Penelitian ini hanya terbatas pada panafsiran hubungan antarvariabel saja tidak sampai pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk diajadi penelitian selanjutnya seperti penelitian eksperimen (Emzir, 2009:38). Menurut Sukardi (2004:166) penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut adalah sebagai berikut. 1. Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen. 2. Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata. 3. Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.

2.

Tujuan Penelitian Korelasional Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (dalam Abidin, 2010) adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut Gay dalam Emzir (2009:38) Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi. Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya berhubungan dengan suatu variabel mayor, seperti hasil belajar variabel yang ternyata tidak mempunyai

3.

hubungan yang tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya. Ciri-Ciri Penelitian Korelasional a. Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat dimanipulasi. b. Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya. c. Output dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut. d. Dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel

4.

bebas. Macam-Macam Penelitian Korelasional a. Penelitian Hubungan Penelitian hubungan, relasional, atau korelasi sederhana (seringkali hanya disebut korelasi saja) digunakan untuk menyelidiki hubungan antara hasil pengukuran terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat atau derajat hubungan antara sepasang variabel (bivariat). Lebih lanjut, penelitian jenis ini seringkali menjadi bagian dari penelitian lain, yang dilakukan sebagai awal untuk proses penelitian lain yang kompleks. Misalnya, dalam penelitian korelasi multivariat yang meneliti hubungan beberapa variabel secara simultan pada umumnya selalu diawali dengan penelitian hubungan sederhana untuk melihat bagaimana masing-masing variabel tersebut berhubungan satu sama lain secara berpasangan. Dalam penelitian korelasi sederhana ini hubungan antar variabel tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi. Nilai koofisien korelasi merupakan suatu alat statistik yang digunakan untuk membantu peneliti dalam memahami tingkat hubungan tersebut. Nilai koefisien bervariasi dari -1,00 sampai +1,00

diperoleh dengan menggunakan teknik statistik tertentu sesuai dengan karakter dari data masing-masing variabel. Pada dasarnya, desain penelitian hubungan ini cukup sederhana, yakni hanya dengan mengumpulkan skor dua variabel dari kelompok subjek yang sama dan kemudian menghitung koefisien korelasinya. Oleh karena itu, dalam melakukan penelitian ini, pertama-tama peneliti menentukan sepasang variabel yang akan diselidiki tingkat hubungannya. Pemilihan kedua variabel tersebut harus didasarkan pada teori, asumsi, hasil penelitian yang mendahului, atau pengalaman bahwa keduanya sangat mungkin berhubungan. b. Penelitian Prediktif Dalam pelaksanaan di bidang pendidikan, banyak situasi yang menghendaki dilakukannya prediksi atau peramalan. Pada awal tahun ajaran baru, misalnya, setiap sekolah karena keterbatasan fasilitas, seringkali harus menyeleksi para pendaftar yang akan diterima menjadi calon siswa baru. Penelitian korelasi jenis ini memfokuskan pada pengukuran terhadap satu variabel atau lebih yang dapat dipakai untuk memprediksi atau meramal kejadian di masa yang akan datang atau variabel lain (Borg & Gall dalam Abidin, 2010). Penelitian ini sebagaimana penelitian relasional, melibatkan penghitungan korelasi antara suatu pola tingkah laku yang kompleks, yakni variabel yang menjadi sasaran prediksi atau yang diramalkan kejadiannya (disebut kriteria), dan variabel lain yang diperkirakan berhubungan dengan kriteria, yakni variabel yang dipakai untuk memprediksi (disebut prediktor). Teknik yang digunakan untuk mengetahui tingkat prediksi antara kedua variabel tersebut adalah teknik analisis regresi yang menghasilkan nilai koefisien regresi, yang dilambangkan dengan R. Perbedaan yang utama antara penelitian relasional dan penelitian jenis ini terletak pada asumsi yang mendasari hubungan antar variabel yang diteliti. Dalam penelitian relasional, peneliti berasumsi bahwa hubungan antara kedua variabel terjadi secara dua arah atau dengan kata lain, ia hanya ingin menyelidiki apakah kedua variabel mempunyai hubungan, tanpa mempunyai anggapan bahwa variabel yang muncul lebih awal dari yang lain. Oleh karena itu, kedua variabel biasanya diukur dalam waktu yang bersamaan. Sedang dalam penelitian prediktif, di samping ingin menyelidiki hubungan antara dua variabel, peneliti juga mempunyai anggapan bahwa salah satu variabel muncul

lebih dahulu dari yang lain, atau hubungan satu arah. Oleh karena itu, tidak seperti penelitian relasional, kedua variabel diukur dalam waktu yang berurutan, yakni variabel prediktor diukur sebelum variabel kriteria terjadi, dan tidak dapat sebaliknya. c. Korelasi Multivariat Teknik untuk mengukur dan menyelidiki tingkat hubungan antara kombinasi dari tiga variabel atau lebih disebut teknik korelasi multivariat. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan, dua diantaranya yang akan dibahas di sini adalah: regresi ganda atau multiple regresion dan korelasi kanonik. a. Regresi ganda. Memprediksi suatu fenomena yang kompleks hanya dengan menggunakan satu faktor (variabel prediktor) seringkali hanya memberikan hasil yang kurang akurat. Dalam banyak hal, semakin banyak informasi yang diperoleh semakin akurat prediksi yang dapat dibuat (Mc Millan & Schumaker dalam Abidin, 2010), yakni dengan menggunakan kombinasi dua atau lebih variabel prediktor, prediksi terhadap variabel kriteria akan lebih akurat dibanding dengan hanya menggunakan masingmasing variabel prediktor secara sendiri-sendiri. Dengan demikian, penambahan jumlah prediktor akan meningkatkan akurasi prediksi kriteria. b. Korelasi kanonik. Pada dasarnya teknik ini sama dengan regresi ganda, dimana beberapa variabel dikombinasikan untuk memprediksi variabel kriteria. Akan tetapi, tidak seperti regresi ganda yang hanya melibatkan satu variabel kriteria, korelasi kanonik melibatkan lebih dari satu variabel kriteria. Korelasi ini berguna untuk menjawab pertanyaan, bagaimana serangkaian variabel prediktor memprediksi serangkai variabel kriteria? Dengan demikian, korelasi kanonik ini dapat dianggap sebagai perluasan dari regresi ganda,dan sebaliknya, regresi berganda dapat dianggap sebagai bagian dari korelasi kanonik (Pedhazur dalam Abidin, 2010). Seringkali korelasi ini digunakan dalam penelitian eksplorasi yang bertujuan untuk meentukan apakah sejumlah variabel mempunyai 5.

hubungan satu sama lain yang serupa atau berbeda. Rancangan Penelitian Korelasional Menurut Shaughnessy & Zechmeister penelitian mempunyai berbagai jenis rancangan, yaitu sebagai berikut: a. Korelasi Bivariat

korelasional

Rancangan penelitian korelasi bivariat adalah suatu rancangan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara dua variabel. Hubungan antara dua variabel diukur. Hubungan tersebut mempunyai tingkatan dan arah. Tingkat hubungan (bagaimana kuatnya hubungan) biasanya diungkapkan dalam angka antara -1,00 dan +1,00, yang dinamakan koefisien korelasi. Korelai zero (0) mengindikasikan tidak ada hubungan. Koefisiensi korelasi yang bergerak ke arah -1,00 atau +1,00, merupakan korelasi sempurna pada kedua ekstrem. Arah hubungan diindikasikan oleh simbol “-“ dan “+”. Suatu korelasi negatif berarti bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin rendah pula skor pada variabel lain atau sebaliknya. Korelasi positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin tinggi pula skor pada variabel lain atau sebaliknya. Hubungan antara motivasi dan prestasi belajar merupakan contoh korelasi positif. Hubungan antara sres dan sehat merupakan contoh korelasi negatif. b. Regresi dan Prediksi Jika terdapat korelasi antara dua variabel dan kita mengetahui skor pada salah satu variabel, maka skor pada variabel kedua dapat diprediksikan. Regresi merujuk pada seberapa baik kita dapat membuat prediksi ini. Sebagaimana pendekatan koefisien korelasi baik -1,00 maupun +1,00, prediksi kita dapat lebih baik. Sebagai contoh, terdapat hubungan antara stres dan kesehatan. Jika kita mengetahui skor stres kita, kita dapat memprediksikan skor kesehatan kita dimasa yang akan datang. c. Regresi Jamak (Multiple Regression) Regresi jamak merupakan perluasan regresi dan prediksi sederhana dengan penambahan beberapa variabel. Kombinasi beberapa variabel ini memberikan lebih banyak kekuatan kepada kita untuk membuat prediksi yang akurat. Apa yang kita prediksikan disebut variabel kriteria (criterion variabel). Apa yang kita gunakan untuk membuat prediksi, variabelvariabel yang sudah diketahui, disebut variabel prediktor (predictor variables). Jika saya tidak hanya mengetahui skor stres, tetapi juga mengetahui skor perilaku kesehatan(seberapa baik saya memperhatikan diri sendiri) dan bagaimana kesehatan saya selama ini (baik saya secara umum sehat

atau sakit), saya akan lebih dapat memprediksikan secara tepat status kesehatan saya. Dengan demikian, terdapat tiga variabel prediktor stres, perilaku kesehatan, dan status kesehatan sebelumnya, dan satu variabel kriteria, yaitu kesehatan di masa akan datang. d. Analisis faktor Prosedur statistik ini mengidentifikasi pola variabel yang ada. Sejumlah besar variabel dikorelasikan dan terdapatnya antarkorelasi yang tinggi mengindikasikan suatu faktor penting yang umum. Sebagai contoh, kita dapat mengukur sejumlah besar aspek kesehatan fisik, emosi, mental,dan spiritual. Setiap pertanyaan akan memberikan kepada kita suatu skor. Korelasi yang tinggi (baik positif maupun negatif) antara beberapa skor ini akan mengindikasikan faktor penting yang bersifat umum. Banyak pertanyaan berbeda yang mungkin mengukur faktor kesehatan emosional. Dalam kasus ini akan terdapat korelasi yang tinggi antara pertanyaan tentang marah, cemas, depresi, danseterusnya. Atau di pihak lain, jika masing-masing pertanyaan merupakan faktor terpisah, akan terdapat korelasi yang kecil antara pertanyaan yang berhubungan dengan marah, cemas, depresi, dan seterusnya. e. Rancangan Korelasional yang Digunakan untuk Menarik Kesimpulan Kausal Terdapat dua rancangan yang dapat digunakan untuk membuat pernyataan-pernyataan tentang sebab dan akibat menggunakan metode korelasional. Rancangan tersebut adalah rancangan analisis jalur (path analysis design) dan rancangan panel lintas-akhir (cross-lagged panel design). Analisis jalur digunakan untuk menentukan mana dari sejumlah jalur yang menghubungkan satu variabel dengan variabel lainnya. Sebagai contoh, kita mengetahui terdapat hubungan antara stres dan kesehatan. Analsis jalur digunakan untuk memperlihatkan bahwa terdapat jalur kecil melaluipsikologi, jalur utama yang berhubungan dengan stres dan kesehatan melalui perilaku sehat. Artinya kita mengetahui bahwa stres memengaruhi faktor-faktor psikologi seperti coronary dan fungsi-fungsi kekebalan. Kita juga mengetahui bahwa kita stres, kita menghentikan kehati-hatian terhadap diri kita, kita kurang tidur, makan kurang baik, gagal memperoleh latihan-latihan yang layak, dan seterusnya. Penelitian

memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang lebih kuat antara stres, perilaku sehat, dan kesehatan daripada antara stres, psikologi, dan kesehatan.

Penelitian

ini

menggunakan

statistik

korelasi

untuk

menggambarkan kesimpulan ini. Desain panel lintas-akhir mengukur dua variabel pada dua titik sekaligus. Itu digunakan, sebagai contoh, untuk melihat bahwa menonton kekerasan di TV lebih mengarah pada kekerasan perilaku daripada cara lain. f. Analisis Sistem (System Analysis) Desain ini melibatkan penggunaan prosedur matemetik yang kompleks/rumit untuk menentukan proses dinamik, seperti perubahan sepanjang waktu, jerat umpan balik, serta unsur dan aliran hubungan. Sebagai

contoh,

sistem

analisis

digunakan

untuk

menggambarkan/membuat diagram perbedaan antara SD yang berhasil dan SD yang tidak berhasil. Beberapa unsur dari sistem ini adalah harapan guru terhadap performasi siswa, usaha pengajaran, dan performasi siswa. Masing-masing unsur ini saling memengaruhi dan berubah sepanjang waktu. 6.

Desain Dasar Penelitian Korelasional Pada dasarnya penelitian korelasional melibatkan perhitungan korelasi antara variabel yang komplek (variabel kriteria) dengan variabel lain yang dianggap mempuyai hubungan (variabel prediktor). Langkah-langkah tesebut penelitian ini antara lain secara umum menurut Mc Milan dan Schumaker (2003), yaitu penentuan masalah, peninjauan masalah atau studi pustaka, pertanyaan penelitian atau hipotesis, rancangan penelitian dan metodologi penelitian, pengumpulan data, dan analisis data, simpulan. a. Penentuan masalah Dewey (dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:42) menyatakan masalah dalam penelitian merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan yang ada atau sesuatu yang dijadikan target yang telah ditetapkan oleh peneliti, tetapi target tersebut tidak tercapai. Disetiap penelitian langkah awal yang harus dilakukan peneliti adalah menentukan masalah penelitian yang akan menjadi fokus studinya. Ciri-ciri permasalahan yang layak diteliti adalah yang dapat diteliti (researchable), mempunyai kontribusi atau kebermanafaatan bagi banyak pihak, dapat

didukung oleh data empiris serta sesuai kemampuan dan keinginan peneliti (Sukardi, 2004:27-28). Dalam penelitian korelasional, masalah yang dipilih harus mempunyai nilai yang berarti dalam pola perilaku fenomena yang kompleks yang memerlukan pemahaman. Disamping itu, variabel yang dimasukkan dalam penelitian harus didasarkan pada pertimbangan, baik secara teoritis maupun nalar, bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan tertentu. Hal ini biasanya dapat diperoleh berdasarkan hasil penelitian sebelumnya. b. Peninjauan Masalah atau Studi Kepustakaan Setelah penentuan masalah, kegiatan penelitian yang penting adalah studi kepustakaan yang menjadi dasar pijakan untuk memperoleh landasan teori, kerangka pikir dan penentuan dugaan sementara sehingga peneliti dapat mengerti, mengalokasikan, mengorganisasikan, dan menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya. Macam-macam sumber untuk memperoleh teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti adalah dari jurnal, laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, surat kabar, buku yang relevan, hasil-hasil seminar, artikel ilmiah dan narasumber. c. Rancangan penelitian atau Metodologi Penelitian Pada tahap ini peneliti menentukan subjek penelitian yang akan dipilih dan menentukan cara pengolahan datanya. Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini harus dapat diukur dalam variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian. Subyek tersebut harus relatif homogen dalam faktor-faktor di luar variabel yang diteliti yang mungkin dapat mempengaruhi variabel terikat. Bila subyek yang dilibatkan mempunyai perbedaan yang berarti dalam faktor-faktor tersebut, korelasi antar variabel yang diteliti menjadi kabur. Untuk mengurangi heterogenitas tersebut, peneliti dapat mengklasifikasikan subyek menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat faktor tertentu kemudian menguji hubungan antar variabel penelitian untuk masing-masing kelompok. d. Pengumpulan data Berbagai jenis instrumen dapat digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data masing-masing variabel, seperti angket, tes, pedoman interview

dan

pedoman

observasi,

tentunya

disesuaikan

dengan

kebutuhan. Data yang dikumpulkan dengan instrumen-instrumen tersebut harus dalam bentuk angka. Dalam penelitian korelasional, pengukuran variabel dapat dilakukan dalam waktu yang relatif sama. Sedang dalam

penelitian prediktif, variabel prediktor harus diukur selang beberapa waktu sebelum variabel kriteria terjadi. Jika tidak demikian, maka prediksi terhadap kriteria tersebut tidak ada artinya. e. Analisis data Pada dasarnya, analisis dalam penelitian korelasional dilakukan dengan cara mengkorelasikan hasil pengukuran suatu variabel dengan hasil pengukuran variabel lain. Dalam penelitian korelasional, teknik korelasi bivariat, sesuai dengan jenis datanya, digunakan untuk menghitung tingkat hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain. Sedang dalam penelitian prediktif, teknik yang digunakan adalah analisis regresi untuk mengetahui tingkat kemampuan prediktif variabel prediktor terhadap variabel kriteria. Namun demikian, dapat pula digunakan analisis korelasi biasa bila hanya melibatkan dua variabel. Bila melibatkan lebih dari dua variabel, misalnya untuk menentukan apakah dua variabel prediktor atau lebih dapat digunakan untuk memprediksi variabel kriteria lebih baik dari bila digunakan secara sendiri-sendiri, teknik analisis regresi ganda, multiple regresion atau analisis kanonik dapat digunakan. Hasil analisis tersebut biasanya dilaporkan dalam bentuk nilai koefisien korelasi atau koefisien regresi serta tingkat signifikansinya, disamping proporsi variansi yang disumbangkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat. Interpretasi data pada penelitian korelasional adalah bila dua variabel hubungkan maka akan menghasil koefisen korelasi dengan simbol (r). Hubungan variabel tersebut dinyatakan dengan nilai dari -1 samapai +1. Nilai (-) menunjukan korelasi negatif yang variabelnya saling bertolak belakang dan nilai (+) menunjukkan korelasi positif yang variabelnya saling mendekati ke arah yang sama (Syamsudin dan Vismaia, 2009:25). f. Simpulan Berisi tentang hasil analisis deskripsi dan pembahasan tentang hal yang diteliti dengan menggunakan mudah dipahami pembaca secara 7.

ringkas. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian korelasional memiliki beberapa kelebihan, yaitu sebagai berikut:

a

Kemampuanya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel

b

secara bersama-sama (simultan); Penelitian korelasional juga dapat memberikan informasi tentang derajat

c

kekuatan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti; Penelitian korelasional berguna untuk mengatasi masalah yang berkaitan

d

dengan bidang pendidikan, ekonomi, sosial; Penelitian korelasional juga memungkinkan untuk menyelidiki beberapa

e

variabel untuk diselidiki secara intensif; dan Penelitian korelasional dapat melakukan

analisis

prediksi

tanpa

memerlukan sampel yang besar. Penelitian korelasional memiliki beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut: a

Hasil penelitian korelasional hanya mengidentifikasi apa sejalan dengan

b

apa, tidak selalu menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal; dan Penelitian korelasional kurang melakukan kontrol terhadap variabelvariabel bebas; pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur; sering merangsang penggunanya sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna.

BAB III PENUTUP

A. Simpulan Berdasarkan literatur-literatur yang ada dapat diambil beberapa simpulan yaitu, 1. Metode Penelitian Eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. 2. Macam-macam desain metode eksperimen: a. Pre-Experimental Designs (nondesigns) b. True Experimental Design c. Factorial Design d. Quasi Experimental Design 3. Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2008:328). B. Saran Saat melakukan penelitian peneliti hendaknya paham jenis penelitian apa yang dilakukan sehingga peneliti tidak mengalami kendala dalam proses pengerjaannya maupun pengolahan datanya.

DAFTAR PUSTAKA Abidin, Muhammad Zainal. 2008. Penelitian Korelasional. (artikel). Dalam http://www.MuhammadZainalAbidinPersonalBlog.htm.(diakses pada tanggal 19 Maret 2016) Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Pergoda. Fraenkel, J.R dan Wellen, N.E. 2008. How to Design and Evaluate research in Education. New York: McGraw-Hill. McMilan, J dan Schumacher, S. 2003. Research in Education. New York: Longman. Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono.2015.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:Alfabeta Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF