Makalah Pemikiran Machiavelli
August 29, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Makalah Pemikiran Machiavelli...
Description
Pemikiran Politik Nicolo Machiavelli dan Kontribusinya dalam Perkembangan Hubungan Internasional
Dosen pengajar: Muhamad Adian Firnas, S. IP, M. Si Dibuat oleh: Gaizcha Hermano Da Ajauro (11181130000127) (11181130000127) Nisrina Nuraini Nafisah
(11151130000061) (11151130000061)
Roina
FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK HUBUNGAN INTERNASIONAL 2018
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nicolo Machiavelli adalah seorang filsuf dan politikus. Tokoh ini sangat terkenal dengan sebutan bapak politik modern yg berhasil membuka keran belenggu politik dari kungkungan Gereja pada waktu itu. Machiavelli banyak menuturkan tentnag etika dalam berpolitik dalam karyanya. Machiavelli banyak menuturkan tentang etika berpolitik dalam karyanya. Tetapi di sisi lain Machavelli pun dikenal sebagai politikus yang menghalalkan segala cara demi meraih kekuasaan. 1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang kehidupan Nicolo Machiavelli? 2. Bagaimana pandangan Machiavelli terhadap negara? 3. Bagaimana pemikiran politik Machiavelli dalam HI? 1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan adalah sebagai berikut: 1. Untuk memahami deskripsi dan perspektif Nicolo Machiavelli tentang negara. 2. Untuk menganalisis pemikiran politik Machiavelli dalam Hubungan Internasional.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Era Keemasan (R enaiss naissa ance)
Era Keemasan atau Renaissance terjadi pada akhir abad ke-14 sampai abad ke-16 di kota yang dijuluki sebagai pusat berkembangnya abad keemasan ini di dunia Barat yaitu Florence, sebuah city states di wilayah yang sekarang kita sebut dengan Italia. Dari segi terminologi, kata Renaissance memiliki akar dari bahasa latin yaitu ‘nasci’ yang berarti ‘lahir’ dan diturunkan ke bahasa Prancis yaitu
naitre.
‘Renaissance’
merupakan kata imbuhan re (yang memaknai
pengulangan) dari kata naissance bahasa Prancis yang artinya sebuah kelahiran. Maka jika dilihat dari perspekif tersebut renaissance adalah terminology yang mendeskripsikan kembali terlahirnya sesuatu yang dalam konteks ini berkaitan erat dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Secara umum era keemasan adalah era yang menjembatani antara era kegelapan yang terjadi pada abad ke -5 sampai abad ke-14 awal, dimana diskursus terkait berbagai hal termasuk kekuasaan berkaitan sangat erat dengan unsur teologi, menuju era pencerahan atau The Enlightenment Age.1 Hal tersebut demikian karena pada era keemasan ini mulai terdapat perkembangan ilmu pengetahuan yang didasari oleh ajaran-ajaran positivis atau ajaran yang cenderung merujuk kepada logika manusia dan metodemetode empiris, sehingga pendekatan agama yang dianggap sebagai sebuah absolutisme dalam segala aspek kemasyarakatan dan institusi mulai digantikan secara bertahap menjadi lebih mempunyai orientasi humanis. 2 Florence mempunyai pemerintahan yang menganut sistem republic dimana pemimpin dipilih berdasarkan pemilihan yang didominasi oleh kelompokkelompok pedagang kaya dan elit yang mempunyai kekuatan politik, terutama 1
Suhelmi, Pemikiran Suhelmi, Pemikiran Politik Barat: Kajian Sejarah Perkembangan Pemikiran Negara, p.109 Masyarakat dan Kekuasaan, p.109 2 Hunt, The Making of the West: Peoples and Cultures, pp. Cultures, pp. 53-102
Keluarga Medici. Sebelum sampai pada era keemasan, Florence mengalami beberapa kejadian ketidakstabilan sosial seperti konflik sosial dengan gereja, krisis ekonomi dan alam, segregasi kelas di masyarakat, dan persaingan politik yang disebabkan oleh ancaman eksternal dan krisis internal. Selain itu, Florence sempat terlibat dalam Perang Salib atau Crusades. Dibalik peristiwa-peristiwa tersebut, ada banyak faktor yang membantu menanam benih perkembangan pesat ilmu pengetahuan di era keemasan di Florence yaitu transisi intelektual yang terjadi antara Eropa dan Arab yang merupakan dampak dari Perang Salib. Kemudian,
setelah
Perang
Salib,
perdagangan
yang
perkembangannya
berdasarkan oleh merkantilisme dan kapitalisme, memperkuat kontak peradaban. Dinamisnya aktivitas perdagangan Florence mendorong perubahan orientasi kota tersebut dari agraris menjadi penuh dengan urbanisasi.3 Dari sini kemudian juga terjadi perkembangan ilmu pengetahuan yang dimulai dari pergerakan para sarjana dan artis yang didukung oleh kelompok elit yang menyumbangkan kekayaannya
untuk
memfasilitasi
kegiatan
yang
berkontribusi
pada
perkembangan ilmu pengetahuan dan bangunan yang dijadikan platform untuk hal tersebut melalui sistem patronage patronage.. Dalam hal ini, Keluarga Medici mempunyai pengaruh yang dominan. Dinamika dari perkembangan ilmu pengetahuan tersebut kemudian menghasilkan pencapaian intelektual dalam bidang kesenian, politik, perdagangan dan humaniora yang berdampak besar pada peradaban di Barat terutama Eropa pada era tersebut. 4 Maka dari itu, renaissance disebut sebagai awal dari peradaban modern di Eropa karena beberapa poin yaitu 1) perkembangan yang terjadi membangkitkan semangat berfikir dan filsafat hidup yang membangun fondasi kehidupan modern; 2) adanya peningkatan minat terhadap kekayaan warisan pemikiran Yunani dan Romawi kuno seperti Plato, Aristoteles dan Cicero; 3) membangkitkan humanisme sekuler yang menitik beratkan bahwa sejarah merupakan rangkaian kegiatan manusia yang didorong oleh intelektual, aktivitas fisik, dan emosi manusia, bukan atas dasar divine providence atau alasan teologis sehingga 3 4 Hunt,
Cultures, pp. 53-102 Ibid. The Making of the West: Peoples and Cultures, pp. Ibid.
menempatkan individu dan negara dalam kajian sejarah; 4) perkembangan intelektual
yang
terjadi
memicu
pemberontakan
terhadap
Gereja
yang
memunculkan kebebasan intelektual dan agama; dan 5) melahirkan wawasan baru terkait moral atau agama, politik dan negara serta hubungan antara hal-hal tersebut.5 Pergeseran dinamika sosial dari teosentrik menjadi antroposentrik atau lebih humanis tidak serta merta menghilangkan peran Gereja sama sekali pada era keemasan ini. Pada era keemasan yaitu abad ke-15 seiring dengan terciptanya mesin percetakan, Gereja membentuk lembaga sensor yang berguna untuk menyaring buku-buku atau publikasi yang ingin dicetak dan disebar ke masyarakat dengan memberi perizinan sebelum mencetak. Sehingga masih terdapar control dari Gereja dalam perkembangan intelektual di Florence yang tentu mendapat perlawanan dari beberapa ilmuwan atau pemikir, salah satunya adalah Voltaire.6 Era Keemasan ini menghasilkan pemikiran-pemikiran baru terutama terkait politik dan ilmu sosial yang berbeda dari era kegelapan yang cenderung teosentrik. Pada era keemasan juga lahir tokoh-tokoh politik yang pemikirannya berpengaruh besar pada perkembangan politik dan hubungan internasional sampai sekarang, salah satunya adalah Nicollo Machiavelli. 2.2 Riwayat Nicolo Machiavelli
Nicolo Machiavelli dilahirkan di Florence, Italia pada tahun 1469, pada zaman
pencerahan
(reneissance))7. (reneissance
Machiavelli
terlahir
sebagai
keluarga
bangsawan. Ayahnya, Bernardo Machiavelli, seorang pengacara yang terkadang menangani urusan publik di negara-kota Florence. Ayahnya membantu Machiavelli untuk menikmatai pendidikan yang terbaik pada waktu di Florence, karena ayahnya menginginkan anaknya yaitu Machiavelli menjadi seorang yang 5
Suhelmi, Pemikiran Politik Barat: Kajian Sejarah Perkembangan Pemikiran Negara, Suhelmi, Pemikiran Masyarakat dan Kekuasaan, p.110 p.110 6
Kelley, Renaissance Renaissance 7 Kelley,
Humanism Liberty Yogyakarta, 1981), h.70 Soehino , Ilmi , Ilmi Politik,Humanism (Jogjakarta:
terkemuka, sehingga pantas bila ayahnya mendidik Macavelli untuk mempelajari ilmu-ilmu kemanusiaan8. Machiavelli sendiri kemudian berkembang menjadi seorang politikus dengan ide-ide kongkrit, praktis, dan peka terhadap prioritas-prioritas tindakan, bahkan disebut oleh para politikus bahwa Machiavelli adalah seorang politikus realisme. Pada usia 25 tahun dia telah berkecimpung dengan kehidupan politik. Machiavelli pun pernah menjadi diplomat yang mengatur organisasi ketentaraan, serta mengurus korespondensi resmi negaranya. Machiavelli pernah dipenjara dan dibuang karena dianggap sebagai kompoltan anti pemerintah pada tahun 1513 9. Setelah dibebaskan kembali dia memencilkan diri di sebuah tanah pertanian di luar kota. Di sanalah dia menuangkan gagasan-gagasannya ke dalam bentuk tulisan, mulai dari seri tentang politik, sampai kepada komedi. Salah satu karya politiknya adalah The Discourses dan The Prince (Sang Pangeran). Kejadian-kejadian politik semenjak dia mengenyam pendidikan sampai ketika dia diasingkan oleh keluarga Medici sehingga meninggalkan kesan yang mendalam pada Machiavelli. Tokoh politik ini menyaksikan runtuhnya kekuasaan keluarga Medici yang sudah memerintah Negara Florence selama beberapa generasi sekitar seratus tahun. Dia juga melihat runtuhnya suatu kekuasaan Republik Florence yang ditinggalkan oleh rakyat biasa atau tidak mendapat dukungan penuh, dan itu merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi dirinya, sehingga itu semua menjadi rujukan dalam semua karya politiknya. Dalam karyanya, Machiavelli mengajui bahwa dia menggeneralisasikan konsepnya itu berdasarkan fakta, bukan seperti penulis-penulis pada zamannya yang lebih menekankan penulisan konsep-konsep yang sepenuhnya berdasarkan kajian-kajian kuno warisan dari Plato dan Aristoteles. Machiavelli menulis
8
Firdaus Syam, Pemikiran Syam, Pemikiran Politik Barat; Sejarah, Filsafat, Ideologi, dan Pengaruhnya Terhadap
Dunia (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.106. 9 DeliarKetiga, Noer, Pemikiran Noer, Pemikiran Politik di Negeri Barat, h.67.
karyanyaa berdasarkan pada situasi dan yang terjadi di Florence kala itu10. Dimana karyany dia menginginkan dari karyanya itu agar Florence tidak menjadi daerah jajahan negara lain dan berada dalam penindasan dalam negerinya sendiri. Ide-ide atau gagasan lahir tidak semata-mata karena ambisinya untuk menjadi seorang politisi praksis, namun gagasannya lahir karena beberapa sebab seperti pengaruh pendidikan dan pengalaman politiknya. 1. Pendidikan Tidak begitu banyak literatur yang membicarakan riwayat pendidikan Machiavelli. Hal ini dikarenakan lebih banyak orang yang memfokuskan pada karya-karyanya. Namun dalam beberapa buku dituliskan bahwa Nicolo Machiavelli mengikuti pendidikan yang diarahkan oleh ayahnya, karena ayahnya menginginkan Machiavelli menjadi seorang yang terkemuka. Bisa disebt batu permata yang ditanamkan dalam pendidikan Machiavelli adalah dari ayahnya sendiri. Karena ayahnya, Bernardo Machivelli adalah seorang pengagum karya-karya klasik Yunani dan Romawi seperti karya Cicero “ Phillipus “ Phillipus On Moral Oblogation, dan The Making Of an Orator ”, ”, serta karya Livius yaitu “ History History”” dimana hasil didikan ayahnya ini menjadi peletak batu pertama pemikiran politiknya11. Meskipun di sisi lain diriwayatkan bahwa ibunya menginginkan Machiavelli menjadi seorang Rohanian. Selain itu Machiavelli mengenyam pendidikan forman, dimana pengaruh pertama yang mempengaruhi pola pikirnya adalah pendidikan liveral yang diberikan kepada anggota kelasnya 12. Dalam salah satu tulisan ayahnya, dalam usia 14 tahun Machiavelli dibawah asuhan Paulo mampu mebuat sebuah karya humanis dengan gaya penuisan klasik 13.
10
Henry J. Schmandt, Filsafat Schmandt, Filsafat Politik Barat: Kajian Historis dari Zaman Yunani Kuno Sampai Modern, h. 258. 11 Ahmad Suhelmi, Pemikiran Suhelmi, Pemikiran Politik Barat , (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), h 126 12 Henry J. Schmandt, Filsafat Schmandt, Filsafat Politik Barat: Kajian Historis dari Zaman Yunani Kuno Sampai Modern, 248. Pemikiran Politik Barat , (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), h 127. 13 Ahmadh.Suhelmi, Pemikiran Suhelmi,
Dalam usia yang sangat muda dia telah mempelajari bahasa Latin dan
ilmu-ilmu tentang humanora melalui seorang guru yang bernama Paulo Ronsiglione dengan pemikiran dan kajian tentang humanisme 14. Pada fase berikutnya Machiavelli Universitas Florence.
melanjutkan
pendidikannya
di
perguruan
tinggi
2. Pengalaman Politik Karir politik Machiavelli tergolong cepat. Dia merupakan orang yang memiliki jabatan tinggi di usia mudanya. Hal ini terbukti dengan kepercayaan yang diberikan oleh penguasa Republik Florence di masa Machiavelli muda. Dalam usia 25 tahun, Machiavelli pernah dipercaya dalam salah satu jabatan publik karena kemampuannya menarik perhatian gorfalonier Piero Soderini sebelum dia diangkat menjadi penguasa dalam republik Florence. Dalam tahun 1498, Amchiavelli yang berumur dua puluh sembilan tahun memperoleh kedudukan tinggi di pemerintahan sipil Florence. Nicolo Machiavelli pun masuk ke dalam kelompok kaselir yang tertinggi atas majelis sepuluh, yaitu sebuah lembaga penting Republik Florence, dimana badan ini memiliki sejumlah kekuasaan diplomasi, masalah peperangan, dan lain-lain. Dan tokoh ini sering terlibat dalam pelbagai misi diplomatik atas namanya, melakukan perjalanan ke Perancis dan Jerman. Di Florence, dia meraih kesuksesan di mata penguasa. Termasuk ketika berhasil merebut Pisa dan mengembalikannya ke dalam republik Firenze tahun 1508. Bahkan sebagian sejarawan ada yang mengatakan bahwa Machiavelli pernah menjadi sekretaris di Republik Florence 15. Nicolo Machiavelli menjabat sebagai aparatur negara Republik Florence selama 14 tahun. Pada waktu menjadi sekretaris dan diplomat pada republik Florence, Machiavelli mendapatkan pengalaman dengan seringnya pergi ke negara-negara lain menemui para penguasa dan tokoh pentingnya, seperti kepada Paus, Kaisar dari Jerman dan Raja Perancis, yang mana dia pernah memberikan sebuah
14 15 Ibid,
h.127. Kasman Singodimejo dan Mohamad Mohamad Saleh, Saleh, Machiavelli, Machiavelli, (Jakarta: (Jakarta: Permata Jakarta, 1937), h.7
pernyataan bahwa di lingkungan inti pemerintahan Perancis yang menurut pandangannya adalah model konstitusional minimal (the “secure” polity). Machiavelli melihat kerajaan Perancis dan Rajanya memiliki dedikasi terhadap hukum. Dia menyatakan bahwa kerajaan Perancis merupakan kerajaan yang saat itu paling baik dalam segi pengaturan hukumnya. Raja Perancis dan bangsawan dikontrol oleh aturan hukum yang dilaksanakan oleh otoritas independen dari parlemen. Oleh karena ka rena itu, kesempatan adanya tindakan t indakan tirani yang tak terkendali dapat diminimalisir atau dapat dieliminasi16. Dengan jatuhnya pemerintahan Republik Florence di bawah Soderini oleh keluarga Medici di bawah Lorenzo II, Machiavelli pun ikut diberhentikan dari jabatan publiknya. Meskipun sebelumnya Machiavelli berusaha untuk tetap bertahan, dengan meyakinkan keluarga Medici dengan pengalamannya seabagi aparatur negara. Karena Machiavelli sendiri tidak memiliki sifat penjilat ulung atau menurut ahli sejarah Dr. J.F Oten, Machiavelli ini disebut juga doortrapte vleier 17 . Akhir dari jabatan Machiavelli sendiri tergolong buruk, karena sesudah dia dipenjarakan, dia dituduh sebagai komplotan yang mencoba menggulingkan pemerintah pada saat itu. Namun dia tetap tidak mengakui akan hal itu, dan juga tidak terbukti, maka tokoh politik dan penulis ini akhirnya dibebaskan, tetapi pembebeasnnya ini i ni berupa pengasingan terhadapnya ke wilayah terpencil daerah pertanian di San Casciano. 2.3 Pemikiran-Pemikira Pemikiran-Pemikiran n Politik Noccolo Machiavelli
Machiavelli merupakan salah satu pemikir politik dan sosial yang memberikan kontribusi besar bagi perkembangan perpolitikan di Eropa pada abad ke 15-16 M. Kontribusinya yang masih dikenal hingga saat ini yaitu bukunya yang berjudul “The “The Prince”. Prince”. Penulisan buku tersebut dilatarbelakangi dilatarbela kangi dan dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan politik negaranya. Buku The Prince terdiri Prince terdiri
16 17 Ibid,
h.9. Konsep Machiavelli, (Jakarta: Rajawali Press, 1963), h. 6. J.F Otten, Konsep Otten,
dari dua puluh enam pemikiran Machiavelli mengenai berbagai persoalan macam kerajaan dan cara menegakannya, sebab-sebab kerajaan Darius yang ditaklukan tidak memberontak terhadap penggantinya setelah kematiannya, perebutan wilayah baru dengan kekuatan senjata, kewajiban raja terhadap angkatan perang, kekuasaan konstitusional, negara gereja, bagaimana mengukur kekuasaan, saransaran untuk membebaskan bangsa Italian dan lain-lain. Dari semua topik salah satu yang paling menarik dan patut mendapat perhatian khusus adalah ‘bagaimana memperoleh dan mempertahankan kekuasaan. 1. Penguasa negara dan kekuasaan Gagasan kekuasaan Machiavelli patut dikaji setidaknya karena dua alasan: pertama, gagasannya telah tela h menjadi sumber indpirasi bagi banyak penguasa sejak awal gagasan itu dipopulerkan sampai abad XX. Banyak negarawan dan penguasa dunia yang secara sembunyi atau terus terang mengakui telah menjadikan buku Machiavelli sebagai hand book mereka dalam memperoleh dan mempertahankan kekuasaannya, misalnya Hitler dan Mussolini. Gagasan yang sama telah menjadi basis intelektual bagi pelaksanaan diplomasi kaum realis. Realisme, sebagai suatu aliran penting dalam kajian diplomasi internasional, banyak mendasarkan asumsinya pada pemikiran kekuasaan Machiavelli. Kedua, dari perspektif sejarah pemikiran politik, gagasannya itu merupakan pemutusan hubungan total masa kini dengan masa lalu, suatu ciri penting abad Renaisans. Berbeda dengan para pemikir abad pertengahan seperti Santo Augustinus dan Thomas Aquinas yang mengaitkan kekuasaan dan negara dengan agama dan Tuhan maupun moralitas, Machiavelli justru berpendapat bahwa kekuasaan hendaknya dipisahkan dari semua itu. Tidak ada kaitan atau relevansi antara kekuasaan dengan agama, kecuali sejauh agama dan moral itu memiliki nilai utilitarianisme bagi kekuasaan dan negara. Bagi Machiavelli kekuasaan merupakan alasan menjadi negara. Negara juga merupakan simbolisasi tertinggi kekuasaan politik yang sifatnya mencakup semua dan mutlak. Menurutnya negara yang kuat adalah negara yang memiliki hukum yang kuat untuk mengatur hidup masyarakat. Karena itu pula hukum harus ditegakkan bersama dengan sistem militer yang kuat. Ia berpendapat bahwa angkatan
bersenjata merupakan basis penting yang harus dimiliki oleh seorang penguasa negara. Pendapatnya Pendapatnya ini dipengaruhi dipengaruhi oleh kehancuran Italia sebelumnya karena karena tidak memiliki angkatan bersenjata negara dan mengandalkan tentara sewaan yang akhirnya berkhianat. Pengalaman sejarah juga telah membuktikan bahwa hanya para penguasa dan negara Republik yang memiliki tentara kuat yang berhasil dengan baik, seperti Romawi dan Sparta. Dalam buku The Prince Prince juga menguraikan tentang perlunya penguasa mempelajari sifat-sifat terpuji dan tidak terpuji seperti kejam, bengis, khianat, kikir selama tindakan-tindakan tidak terpuji tersebut bernilai baik bagi negara dan kekuasannya. Karena menurutnya untuk mencapai tujuan cara apa pun bisa digunakan.18 Tanggung jawab utama penguasa adalah selalu beruapaya mencari keunggulan
dan
mempertahankan
kepentingan
negaranya dan
menjamin
19
kelangusungan hidupnya. 2. Nilai utilitarianisme politik agama Berbda dengan para teolog pada abad pertengahan, seperti Augustinus dan Aquinas yang melihat agama Kristen dari sudut pandang teologi dan filsafat, Machiavelli justru melihat agama dari sudut pragmatisme dan kepentingan politik praktis. Agama memiliki makna bila berguna bagi bagi kepentingan politk dan kekuasaan. Ia juga berkesimpulan bahwa agama Kristen hampa dan tak bermakna dibandingkan dengan agama-agama kuno bangsa Romawi. Menurutnya agama Romawi kuno lebih bersifat integratif fibandingkan agama kristen. Agama itu berhasil mempersatukan negara, membina loyalitas, kepatuhan, dan ketunduhan ketunduhan rakyat terhadap otoritas penguasa Romawi. Dalam buku The Doscourses, Doscourses, Machiavelli menuliskan bahwa agama Romawi kuno berhasil membuat keperingasan rakyat menjadi kepatuhan. Agama merupakan alat yang diperlukan untuk memelihara suatu negara yang beradab dan telah menciptakan kejayaan Romawi.20
18
Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat (Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 2001), 131-137 Robert Jackson dan Georg Sorenson, Pengantar Studi Hubungan Internasional (New York:
19
Pustaka 20
Pelajar, 2013), 118(Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 2001), 138-139 Pemikiran Politik Barat
2.4 Pemikiran Politik Niccolo Machiavelli dalam Hubungan Internasional
Niccolo Machiavelli adalah seorang praktisi hubungan internasional inter nasional pada masanya karena pernah diberikan jabatan sebagai diplomat yang dikirim ke berbagai tempat untuk mewakili negaranya dan hal tersebut berkontribusi besar dalam pembentukkan pemikiran politiknya. Selain itu keadaan dunia yang rentan terhadap konflik dan peristiwa yang dialami oleh Folerence, tempat asalnya, pada saat berhubungan dengan negara lain, seperti peristiwa Vitelli dimana Florence mencoba untuk menyerang Pisa dengan tentara bayaran namun gagal, juga masuk dalam observasi Machiavelli yang kemudian membentuk pemikirannya tentang politik.21 Dalam kata lain, pemikiran Machiavelli yang berdasarkan observasi dan pengalaman mempunyai relevansi terhadap pemikiran hubungan internasional yang masih mempunyai pengaruh sampai sekarang. Dalam melihat hubungan internasional melalui suatu perspektif pemikiran, penting untuk mengetahui apa tujuan dari hubungan internasional itu sendiri. Dalam konteks ini, Machiavelli beranggapan bahwa tujuan utama atau raison d’etre
suatu negara adalah kekuasaan yang merupakan bentuk dari kontrol negara
tersebut
terhadap
keamanan
kesejahteraan
rakyatnya.22 Dalam
mencapai
kekuasaan tersebut, Machiavelli menekankan bahwa cenderung dicapai oleh kekuatan atau force atau force yang yang dapat berujung pada peperangan. peperangan. Hal ini terkait dengan persepsinya terhadap nature dari international affairs dalam karyanya Discourse karyanya Discourse I yang berbeda dengan domestic affairs yaitu terdapat kebencian yang alami antara penguasa-penguasa dan republik-republik yang muncul akibat dari ambisi mereka untuk
mendominasi
dan
mementingkan
negaranya
sendiri.23 Kemudian
Machiavelli juga mengagas bahwa untuk menjaga aliansi antar negara adalah melalui kekuatan yang dalam konteks ini dapat diartikan bahwa suatu negara akan menganggap negara lain teman jika mereka kuat untuk membuat negara tersebut
21
Suhelmi, Pemikiran Politik Barat: Kajian Sejarah Perkembangan Pemikiran Negara, Suhelmi, Pemikiran Negara, Masyarakat dan Kekuasaan, p.128 p.128 22
Ibid., pp. 23 Ibid., pp.
125-138 Cesa, Machiavelli Cesa, Machiavelli on International Relations, pp.2-3 Relations, pp.2-3
menghormatinya.24 Force atau kekuatan tersebut berasal dari kekuatan militer yang mumpuni. Machiavelli adalah diplomat dari negara yang pada saat itu tergolong kecil dan tidak mempunyai militer yang kuat sehingga pada peristiwa peristiwa seperti yang terjadi saat penyerangan ter terhadap hadap Pisa, harus menggunakan tentara bayaran yang pada akhirnya berkhianat dan menyerang Florence karena tentara tersebut dibayar lebih tinggi oleh Pisa. 25 Dari observasi inilah Machiavelli menganggap bahwa penting untuk suatu negara mempunyai pasukan militernya sendiri yang direkrut dari penduduknya. Sang penguasa pun harus menguasai atau mempunyai ilmu tentang peperangan dan mengetahui medan negaranya agar dapat membangun strategi perang yang baik.26 Machiavelli menganggap negara sebagai aktor yang impersonal dan kolektif yang artinya adalah hampir tidak ada ruang untuk aksi individu dalam hubungan internasional.27 Pada karyanya yang berjudul The Prince, Machiavelli menggagas bahwa tidak ada institusi yang meregulasi city states dan oleh karena itu sering terjadi pelanggaran perjanjian antar negara yang diakibatkan salah satunya dengan kepentingan yang bertolak belakangan dan kekuatan yang asimetris sehingga keinginan untuk menguasai dari negara yang kuat lebih besar. Atas dasar gagasan yang menyatakan bahwa nature dari international affairs adalah kebencian antara para penguasa atau republic dan tujaun utama negara adalah mendapatkan kekuasaan dan tidak ada institusi yang meregulasi negara maka Machiavelli kemudian menggagas bahwa dapat dilakukan kalkulasi untuk mengetahui apa yang akan dilakukan oleh negara yaitu cenderung didasarkan oleh necessity yang didorong oleh ketakutan dan ambisi untuk mendapatkan kekuasaan sebagai bentuk keamanan.28 Maka dari itu tidak ada universal good dan dari gagasan tersebut muncul konsepsi bahwa dunia ini rentan untuk berperang antar satu negara dan negara lain sehingga harus melakukan self-help yang artinya adalah setiap negara mempunyai kewajiban untuk melindungi dirinya sendiri dan 24
Ibid., p. Ibid., p. 12 Suhelmi, Pemikiran Suhelmi, Pemikiran Politik Barat: Kajian Sejarah Perkembangan Pemikiran Negara, Negara, Masyarakat dan Kekuasaan, pp.128-129 Kekuasaan, pp.128-129 26 Ibid. 25
27
Cesa, Machiavelli Machiavelli 28 Cesa,
on International Relations, pp.10-12 Relations, pp.10-12 Cesa, Machiavelli Cesa, Machiavelli on International Relations, pp.10-14 Relations, pp.10-14
mempertahankan keberlangsungannya. keberlangsungannya. Namun, terminology self-help pada saat Machiavelli menggagas pikirannya belum muncul dan baru muncul pada saat Morgenthau memperkuat teori realisme di abad yang akan datang. Kondisi damai dilihat oleh Machiavelli sebagai kondisi yang sementara dan digunakan untuk meningkatkan kekuatan militer negara sebagai upaya menyiapkan diri untuk menghadapi perang berikutnya. Hal ini disebabkan Machiavelli melihat bahwa sang penguasa harus selalu waspada dan tidak boleh lengah walaupun tidak ada perang. 29 Pemikiran-pemikiran politik Machiavelli tersebut berkontribusi dalam membangun diskursus teori hubungan internasional yang juga berasal dari politik yaitu realisme. Terdapat perdebatan bahwa argumen pemikiran yang di propose propose oleh Machiavelli tidak memenuhi syarat metodologi yang cukup untuk dijadikan suatu teori melainkan karena Machiavelli adalah seorang praktisi, ia bergantung pada regularitas yang dapat meyakinkan argument tersebut. Namun, gagasangagasan pemikirannya mempengaruhi pemikiran realisme relevan dalam melihat dan mengartikan peristiwa-peristiwa perang terutama Perang Dunia yang pernah terjadi.
29
Suhelmi, Pemikiran Suhelmi, Pemikiran Politik Barat: Kajian Sejarah Perkembangan Pemikiran Negara, Negara, Masyarakat dan Kekuasaan, pp.130-134 Kekuasaan, pp.130-134
BAB I PENUTUP
1.4 Kesimpulan
Daftar Pustaka
J. Schmandt, Henrt. Filsafat Politik Barat: Kajian Historis Dari Zaman Yunani Kuno Sampai Modern. Modern. Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Noer, Deliar. Pemikiran Deliar. Pemikiran Politik di Negeri Barat. Bandung: Mizan Media Utama, 2001. Ottenn, J.f. Konsep J.f. Konsep Machiavelli. Jakarta: Rajawali Press, 1963. Singodimejo, Kasman dan Saleh, Mohammad. Machiavelli. Jakarta: Permata Jakarta, 1973. Suhelmi, Ahmad. Pemikiran Politik Barat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007. Negara, Masyarakat dan Kekuasaan. Kekuasaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Cesa, Marco. (2014). Machiavelli (2014). Machiavelli on International Int ernational Relations. New York: Oxford University Press Hunt, Lynn et al. (2019). The Making of the West: Peoples and Cultures, 6 th ed. Boston: Bedford St. Martins Kelley, Donald R. (1991). Renaissance (1991). Renaissance Humanism. Boston: Twayne
View more...
Comments