Makalah Pembukuan Al Quran Setelah Masa Nabi Muhammad Sawdocx
September 11, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Makalah Pembukuan Al Quran Setelah Masa Nabi Muhammad Sawdocx...
Description
MAKALAH PEMBUKUAN ALQUR’AN SETELAH MASA NABI MUHAMMAD
SAW Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah : Studi Al-Qur’an Dosen Pengampu : Wildan Nafi’i, M. Pd. I.
OLEH KELOMPOK 4 1. ‘Azza Z Za aini H Hiidayat 2.
Adii Ikhw Ad Ikhwan anul ul Mus Musli lim m 3.
(201190305) (2 (201 0119 1903 0307 07))
Yahya Syarifudin Asyadad (201190293)
KELAS PAI - I JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pembukuan AlQur’an setelah masa Nabi Muhammad Saw.” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen pada mata kuliah Studi Al-Qur’an. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah mena mbah wawasa wawasan n tenta tentang ng Sejarah pembuku pembukuan an Al-Qur’a Al-Qur’an n setel setelah ah masa Nabi Muhammad Saw. bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya meng mengucap ucapkan kan teri terima ma kasih kepad kepada a Bapa Bapak k selaku sel aku Dos Dosen en mat mata a ku kulia liah h Stu Studi di Al-Qu Al-Qur’a r’an n
Wilda Wildan n
Nafi Nafi’i, ’i, M.
Pd. I. ,
yan yang g tel telah ah mem member berika ikan n tug tugas as ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh kare karena na it itu, u, krit kritik ik dan dan sa sara ran n yang yang me memb mban angu gun n akan akan sa saya ya nant nantik ikan an demi demi kesempurnaan makalah ini.
Ponorogo, 6 September 2019
B AB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Belajar Al-Qur’an tidak lengkap jika kita kita tidak mempelajari mempelajari bagaimana pemb pembukuan ukuan maupun pros proses es penu penulisan lisanya ya sert serta a meng mengenal enal toko tokoh h yang berperan di dalam pembukuan Al-Qur’an tersebut seperti sebab mengapa Umar mengusulkan agar mengumpulkan Al-Qur’an dan juga apa alasan Abu Bakar menerima usulan tersebut. Pada masa Utsman wilayahnya cukup luas itu menimbulkan car abaca yang merubah merub ah makna dalam kandunga kandungan n isi Al-Qu Al-Qur’an r’an yang lebih lebih parah lagi saling mengkafirkan dan dapat memicu pertikaian antar umat langkah apa yang diambil Utsman untuk mengatasi hal tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
sejarah perkembangan pembukuan Al-Qur’an setelah masa Nabi? 1. Bagaimana sejarah 2. Apa penyebab Al-Qur’an di bukukan ? 3. Siapa sajakah tokoh-tokoh yang berperan dalam pembukuan Al-Qur’an ? 4. Bagaimana sejarah pembukuan pembukuan dimasa modern ?
C. TUJUAN 1. Mengetahui sejarah pembukuan Al-Qur’an setelah masa Nabi
2. Tahu sebab Al-Qur’an dibukukan 3. Tahu tokoh-tokoh yang berperan dalam pembukuan 4. Sejarah pembukuan di masa modern dan tidak meragukan keaslianya
B AB II PEMBAHASAN
A. PEMBUKUAN AL-QUR’AN SETELAH NABI MUHAMMAD SAW.
Alqu Al qur’ r’an an me meru rupa paka kan n su sumb mber er aj ajar aran an is isla lam m ya yang ng di diwa wahy hyuk ukan an ke kepa pada da rasul ras ulull ullah ah sec secara ara mu mutaw tawati atirr (pe (periw riwaya ayatan tan)) pad pada a saa saatt ter terjad jadii sua suatu tu per perist istiwa iwa,, disamping rasulullah rasulullah menghafalkan menghafalkan secara pribadi.
Nabi juga memberikan
peng pengajara ajaran n kepa kepada da saha sahabat-s bat-sahab ahabatnya atnya untu untuk k dipa dipahami hami dan dihaf dihafalka alkan, n, keti ketika ka wahyu turun Rasulullah menyuruh Zaid bin Tsabit untuk menulisnya agar mudah dihafal karena Zaid merupakan orang yang paling berpotensi dengan penulisan, sebagian dari mereka dengan sendirinya menulis teks Al-Qur’an untuk di milikinya sendiri diantara sahabat tadi , para sahabat selalu menyodorkan Al-Qur’an kepada Nabi dalam bentuk hafalan dan tulisan-tulisan. Pada masa rasullah untuk menulis teks Al-Qur’an sangat terbatas sampai-sampai para sahabat menulis Al-Qur’an di pele pelepah-p pah-pelepa elepah h kurm kurma,lem a,lempenga pengan-lem n-lempenga pengan n batu dan dike dikepingping-kepin keping g tula tulang ng hewan, hew an, me meski skipun pun Al Al-Qu -Qur’a r’an n sud sudah ah ter tertul tulisk iskan an pad pada a mas masa a ras rasulu ululla llah h ta tapi pi AlQur’an masih berserakan tidak terkumpul menjadi satu mushaf (tulisan), Pada Pad a saa saatt itu mem memang ang sen sengaj gaja a dib dibent entuk uk den dengan gan haf hafala alan n yan yang g te terta rtanam nam didalam dada para sahat dan penulisan teks Al-Qur’an yang di lakukan oleh para sahabat. Dan tidak dibukukan didalam satu mushaf di karenakan rasulullah masih menunggu wahyu yang akan turun selanjutnya, dan sebagian ayat-ayat Al-Qur’an ada yang dimansukh oleh ayat yang lain, jika umpama Al-Qur’an segera dibukukan pada masa rasulullah, tentunya ada perubahan ketika ada ayat yang turun lagi atau ada ayat yang dimanskuh oleh ayat yang lain. Pembukuan Pemb ukuan Al-Qur’an Al-Qur’an sete setelan lan nabi yait yaitu u pada masa kholi kholifah-k fah-kholi holifah fah setelah nabi karena takut akan hilangnya Al-Qur’an dari muka bumi sebab, para hafidzz yang meninggal dalam perang maupun untuk mengenalkan Al-Qur’an pada masyarakat di luar jazirah arab.
1. Pembukuan Al-Qur’an pada masa Abu Bakar Ash-Shidiq
Pada masa Abu Bakar Ash-Shiddiq pada dasarnya seluruh Al-Qur’an sudah ditulis pada waktu Nabi masih ada. Hanya saja, pada saat itu surat-surat dan ayatayat ay atny nya a
ditu di tuli liss
deng de ngan an
terp te rpen enca carr-pe penc ncar ar..
Dan Da n
oran or ang g
yang ya ng
pert pe rtam ama a
kali ka li
menyusunny menyu sunnya a da dala lam m satu mushaf (tuli (tulisan) san) adal adalah ah Abu Baka Bakarr Ash Ash-Shid -Shiddiq. diq. Oleh karena itu, Abu ‘Abdillah Al- Muhasibi berkata di dalam kitabnya, Fahm AsSunan,, “Penu Sunan “Penulisa lisan n Al-Q Al-Qur’an ur’an buk bukanl anlah ah sesuatu yang baru baru.. Seba Sebab, b, Rasul Rasulullah ullah pernah pern ah memerintahkanny memerintahkannya. a. Hanya saja, saat itu tulisan Al-Qur’an berpencar pencar pada pelepah kurma, batu halus, kulit, tulang unta, dan bantalan dari kayu. Abu Bakar kemudian berinisiatif menghimpun semuanya” Usaha Usah a pengu pengumpula mpulan n tulis tulisan an Al-Qu Al-Qur’an r’an yang dila dilakukan kukan Abu Baka Bakarr terja terjadi di setela set elah h per perang ang Yam Yamama amah h pad pada a tah tahun un 12 Hi Hijri jriah. ah.
Pepera Pep eranga ngan n ya yang ng ber bertuj tujuan uan
menumpas habis para pemurtad yang juga para pengikut Musailamah Al-Kadzdzab itu telah telah menjadikan menjadikan 700 700 orang sahabat sahabat pengha penghapal pal Al-Qur’an Al-Qur’an syah syahid. id.
Khawatir Khaw atir
akan semakin hilangnya para penghapal Al-Qur’an, sehingga kelestarian kelestarian Al-Qur’an juga ikut terancam, Umar datang menemui Khalifah pertama, Abu Bakar agar segera seger a meng menginst instuksik uksikan an pegu pegumpul mpulan an Al-Q Al-Qur’an ur’an dari berb berbagai agai sumb sumber er baik yang tersimpan di dalam hapalan maupun tulisan. Zaid bin Tsabit, salah seorang sekertaris Nabi berdasarkan riwayat AlBukhari (kitab “Fadh’ il Al-Qur’an”, mengisahkan bahwa setelah peristiwa berdarah yang menimpa sekitar 700 orang penghapal Al-Qur’an, Zaid diminta bertemu Abu Bakar. Turut hadir dalam pertemuan itu Umar bin Al-Khathathab. Abu Ab u Ba Baka karr me memb mbuk uka a pe pert rtem emua uan n it itu u ‘U ‘Uma marr bi bin n Al Al-K -Kha hath thth thab ab..
Abu Ab u Ba Baka kar r
membuk mem buka a per pertem temuan uan itu den dengan gan men mengat gataka akan, n, Uma Umarr tel telah ah men mendat datang angiku iku dan meminta korban sejumlah sejumlah hafidzz Al-Qur’an. Al-Qur’an. Aku khawatir hal ini meluar kepada para penduduk. Kalau demikian, akan banyak penghafal Al-Qur’an yang hilang. Aku memandang perlunya penghimpunan Al-Qur’an. Setelah Setel ah Abu Baka Bakarr berb berbicar icara, a, Zaid bin Tsab Tsabit it meng mengajuka ajukan n keber keberatan atanya. ya. Kalimatnya ia arahkan kepada Umar karena usul penulisan datang darinya,
bagaimana mungkin kita melakukan sesuatu yang belum dilakukan Rasulullah ?” lalu Umar menjawab, Demi Allah ini sesuatu yang baik. Dan ketikan Umar belum selesai mengucapkan kalimatnya, Allah telah melegakan hati Zaid tentang perlunya perhimpunan Al-Qur’an. Kemudian Abu Bakar berkatan kepada Zaid, Kau adalah seorang lelaki yang masih muda dan pintar. Kami tidak menuduhmu ( cacat mental ). Dahulu kau menulis wahyu untuk Rasulullah. Rasulullah. ( sekarang ), lacaklah Al – qur’an. Bagi Zaid tugas yang dipercayakan khalifah Abu Bakar kepadanya bukan hal yang ringan. Hal ini bisa dipahami dari kalimat yang terlontar dari mulutnya di hadapan Abu Bakar dan Umar pada waktu itu, Demi Allah, sekiranya orang-orang membebaniku memindahkan suatu gunung, hal itu tidak lebih berat dari pada apa yang kau perintahkan kepadaku untuk menghimpun Al-Qur’an. Dalam melaksakan tugasnya, Zaid menetapkan kriterian yang tepat untuk setiap ayat yang di kumpulkanya. Ia tidak menerima ayat yang hanya berdasarkan hafalan, tanpa di dukung tulisan. Kehati-hatianya di perlihatkan oleh ucapanya sebagaimana tertuang pada akhir Hadits yang diriwayatkan Al-Bukhori diatas, Hingga aku temukan akhir surat At – Taubah, pada tangan Abu Khuzaimah Khuzaimah Al – Anshari. Ungkapkanya itu tidak menunjukan menunjukan bahwa akhir surat At-Taubah, At-Taubah, itu tidak Mutawattir, tetapi lebih menunjukan bahwa bahwa hanya Abu Khuzaimah Khuzaimah Al – Anshari yang menulisnya. Zaid dan sahabat – sahabatnya juga menghafalnya, menghafalnya, tetapi tidak memiliki tulisanya. Sikap kehati-hatian Zaid dalam mengumpulkan Al – Qur’an sebenarnya sebenarnya atas dasar pes dasar pesan an Ab Abu u Bak Bakar ar ke kepa pada da Zai Zaid d da dan n Uma Umar. r. Abu Bak Bakar ar ber berka kata ta “ Dud Dudukl uklah ah kalian di pintu masjid. Siapa saja yang datang kepada kalian membawa catatan AlQur’an dengan dua saksi, maka catatlah. ” Di dalam menerangkan “ dua saksi” riwayat ini perlu di simak pendapat Ibn Hajjar. Menurut tokoh Hadits penamaan ini, Syahidain ( dua saksi ) disini keduanya tidak harus dalam bentuk hafalan, atau keduanya dalam bentuk tulisan. Sahabat tertentu yang membawa ayat tertentu dapat di terima bila ayat di sodorkan didukung dua hafalan dan atau tulisan sahabt lainya. Demikian juga, suatu hafalan ayat
tertentu yang dibawa oleh sahabat tertentu baru bisa di terima bila kuatkan oleh dua catatan dan atau hafalan sahabt lainya. Pemahaman Ibn Hajjar tentang Syahidain sedikit berbeda dengan apa di tangkap As – Sakhawi ( W. 643 H. )[8] Asy – Syakhawi memandang bahwa Syahidain artinya artiny a cat catata atan n sah sahaba abatt ter terten tentu tu me menge ngenai nai aya ayatt ter terte tentu ntu.. Aya Ayatt ter terten tentu tu yan yang g di sodorkan sahabt dapat diterima jika memiliki dua saksi yang memberikan kesaksian bahwa catatan itu memang ditulis dihadapan Nabi. Pekerjaan yang dibebankan kepundak Zaid dapat diselesaikan dalam waktu kurang lebih satu tahun, yaitu pada tahun 13 H. dibawah pengawasan Abu Bakar, Umar, dan para tokoh sabahat lainya. Ketiga tokoh yang telah disebut-sebut dalam pengumpulan Al-Qur’an pada masa Abu Bakar, yakni Abu Bakar, Umar, dan Zaid, mempunyai mempu nyai peranan ya yang ng sangat pent penting. ing. Umar yang terk terkenal enal deng dengan an trob trobosanosantrobosan trobo san jitu jitunya nya menj menjadi adi penc pencetus etus Id Ide. e. Ini tetnt tetntunya unya punya arti tersendiri. tersendiri. Zaid sudah tentu mendapat kehormatan besar karena ia dipercaya menghimpun kitab suci Al-Qur’an yang yang memerlukan kejujuran, kecermatan, ketelitian, dan kerja keras. Khalifah Abu Bakar sebagai kholifah pada masa itu menduduki porsi tersendiri. Tak berlebihan bila Ali bin A bi Thalib memujinya dengan mengatakan, “ Semoga Allah merahmati merahmati Abu Bakar. Ia orang ya yang ng pertama kali meng mengambi ambill keput keputusan usan mengumpulkan kitab Allah. Setelah sempurna, kemudian berdasarkan musyawarah, tulisan Al-Qur’an yang sudah terkumpul itu dinamakan “Mushaf”, sebagaimana disebutkan Ibnu Asytah didalam kitab Al-Mashahif yang didasarkan pada riwayat yang sampai kepadanya melalui jalan Musa bin ‘Aqabah dari Ibnu Syihab: “ setelah AlQur’an terkumpul, mereka menuliskanya diatas kertas. Abu Bakar berkata, carilah nama Al-Qur’an yang sudah ditulis ini. Sebagian sahabat mengusulkan nama ‘As-Sifr’. Abu Bakar berkata, ‘itu nama yang diberikan oleh orang-orang yahudi. Merekapun tidak menyukai menyukai nama itu. Sebagian sahabat yang lainya mengusulkan nama “AlMushaf” karena orang – orang habsyi memakai nama itu. Mereka pun akhirnya sepakat dengan nama itu. itu. [1] [1]
2. Pada masa khalifah Umar bin Khattab
Setelah Setel ah Abu Baka Bakarr wafa wafatt musk muskaf af
tersebut terse but
dipegang dipe gang
oleh
Umar
R.A. Menurut suatu riw riwaya ayatt Umar menyuruh menyuruh menyalin menyalin Al-Q Al-Qur’an ur’an dari muskaf tersebut terse but menj menjadi adi sahi sahifah fah (lembaran). (lembaran). Teta Tetapi pi penda pendapat pat ini masi masih h dite ditentan ntang g ol oleh eh sebagian ahli ilmu karena pada masa Umar pemerintahan terfokus kepada perluasan kekuasaan dan penataan pemerintahan. Setela Set elah h Uma Umarr haf hafal al mus mushaf haf itu di sim simpan pan ole oleh h haf hafsha shah, h, ada adapun pun seb sebab ab mengapa disimpan oleh hafshah dan tidak di simpan oleh ustman karena: hafshah adalah istri rasul dan anak khalifah, hafshah adalah orang yang pandai menulis dan membaca. Abu Bakar dan Umar tidak menyuruh menyalin mushaf (memperbanyak muskaf), Karena muskaf yang ditulis dimaksudkan hanya untuk orisinilnya bukan untuk digunakan digunakan oleh orang-orang orang-orang yang hend hendak ak mengh menghafal afal Al-Qur’an. Al-Qur’an. kare karena na masih banyak orang-orang yang belajar dan hafal Al-Qur’an yang dibimbing oleh nabi Muhammad Saw. sendiri.
3. Pada masa Utsman bin Affan
Latar belakang peng pengumpul umpulan an Al-Qu Al-Qur’an r’an pada masa Utsma Utsman n R.A berbe berbeda da dengan faktor yang ada pada masa Abu Bakar. Daerah kekuasaan Islam pada masa Utsman telah meluas dan orang-orang Islam telah terpencar di berbagai daerah dan kota. kot a. Di set setia iap p dae daerah rah tel telah ah pop popula ularr bac bacaan aan sah sahaba abatt yan yang g men mengaj gajar ar me merek reka. a. Penduduk Syam membaca Al-Qur’an mengikuti bacaan Ubay bin Ka’ab, penduduk Kufah mengikuti bacaan Abdullah Ibnu Mas’ud, dan sebagian yang lain mengikuti bacaan bac aan Abu Musa Al-Asyari. Al-Asyari. Di anta antara ra merek mereka a terda terdapat pat perbedaan perbedaan tent tentang ang bunyi huruf, dan bentuk bentuk bacaan. Masalah ini membawa membawa mereka mereka pada pintu pertikaian dan perpecahan antarsesama. Hampir satu sama lainnya saling mengufurkan karena karena perbedaan pendapat dalam bacaan. Ketika terjadi perang Armenia dan Azerbaijan dengan penduduk Irak, di antara orang yang ikut menyerbu kedua tempat itu ialah Huzaifah bin al-Yaman. Ia melihat banyak perbedaan dalam cara-cara membaca Al-Qur’an. Sebagian bacaan itu bercampur dengan kesalahan; tetapi masing-masing mempertahankan dan
berpegang pada bacaannya, serta menentang setiap orang yang menyalahi bacaannya dan bahkan mereka saling mengkafirkan. Melihat kenyataan demikian Huzaifah segera menghadap Utsman dan melaporkan kepadanya apa yang telah dilihatnya. Utsman juga memberitahukan kepada Huzaifah bahwa sebagian perbedaan itu pun akan terjadi pada orang-orang yang mengajarkan qiraat kepada anak-anak. Anak-anak itu akan tumbuh sedang di antara mereka terdapat perbedaan dalam qiraat. Para sahabat amat memprihatinkan kenyataan ini karena takut kalau-kalau perbedaan itu akan menimbulkan penyimpangan dan perubahan. perubahan.
Mereka
bersepakat untuk menyalin lembaran-lembaran lembaran-lembaran pertama yang ada pada Abu Bakar dan meyatukan umat Islam pada lembaran-lembaran itu dengan bacaan yang tetap pada satu huruf. Utsma Uts man n kem kemudi udian an men mengir girim imkan kan utu utusan san Ha Hafsa fsah h (un (untuk tuk mem meminj injam amkan kan mushaf Abu Bakar yang ada pada mushaf padanya) nya) dan Hafs Hafsah ah pun mengirimkan mengirimkan lembaranlembaranlembaran lemba ran itu kep kepada adanya nya.. Kemu Kemudian dian Utsm Utsman an mem memang anggil gil Zaid bin Sabit al-Ansari, al-Ansari, Abdullah bin Zubair, Sa’id bin ‘As dan Abdurrahman bin Haris bin Hisyam, ketiga orang terakhir ini adalah suku Quraisy; lalu memerintahkan mereka agar apa yang diperselisihkan Zaid dengan ketiga orang Quraisy itu ditulis dalam bahasa Quraisy, karena Al-Qur’an turun dalam logat mereka. Huzaifah amat terkejut terkejut oleh oleh perbedaan perbedaan mereka dalam bacaan. bacaan.
Lalu ia
berkata kepada Utsman: ‘Selamatkanlah umat ini sebelum mereka terlibat dalam perselisihan (dalam masalah Kitab) sebagaimana perselisihan orang-orang Yahudi dan Nasrani. ’ Utsman kemudian mengirimkan surat kepada Hafsah yang isinya: ‘Sudilah kiranya Anda kirimkan kepada kami lembaran-lembaran yang bertuliskan Al-Qur’an itu, kami akan menyalinnya menjadi beberapa mushaf, setelah itu kami akan mengembalikannya. ’ Hafsah mengirimkannya kepada Utsman, dan Utsman meme me meri rint ntah ahka kan n Za Zaid id bi bin n Sa Sabi bit, t, Ab Abdu dullla lah h bi bin n Zu Zuba bair ir,, Sa Sa’i ’id d bi bin n ‘A ‘Ass da dan n Abdurrahman bin Haris bin Hisyam untuk menyalinnya. Mereka pun menyalinnya menjadi beberapa mushaf. Mereka Merek a mela melaksana ksanakan kan peri perintah ntah itu. Sete Setelah lah mere mereka ka seles selesai ai meny menyalin alinnya nya menjadi beberapa mushaf. Utsman mengembalik mengembalikan an lembaran-lembaran asli itu
kepada Hafsah. Selanjutnya Utsman mengirimkan ke setiap wilayah mushaf baru tersebut dan memerintahkan agar semua Al-Qur’an atau mushaf lainnya diBakar. Perlu kita ketahui, tujuan dibuatnya salinan itu adalah untuk meniadakan perbedaan dan pertentang pertentangan an mengenai cara membaca Al-Qur’an Al-Qur’an.. Sehingga Utsman pun memerintahkan kepada kaum muslimin muslimin untuk memBakar mush mushaf af yang lain dan semua sem ua cat catata atan n Al Al-Qu -Qur’a r’an n yan yang g di dilak lakuka ukan n ole oleh h mas masing ing-ma -masin sing g ora orang ng den dengan gan carany car anya a sen sendir diri-s i-send endiri iri unt untuk uk ke keper perlu luan an pri pribad badii se serta rta me memer merint intahk ahkan an kep kepada ada mereka merek a untu untuk k meny menyalin alin ki kita tab b suci menurut kitab induk induk.. Tinda Tindakan kan Utsm Utsman an unt untuk uk memBakar memB akar mush mushaf af terse tersebut but dinil dinilai ai sanga sangatt bija bijaksana ksana,, seba sebab b jika sem semua ua musha mushaf f dengan bermacam-macam cara penulisannya itu tetap dipertahankan, maka akan menambah tajam dan runcing perpecahan perpecahan di kalangan kaum muslimin. muslimin. [2] [2]
B. SEBAB-SEBAB PEMBUKUAN AL-QUR’AN
Sesudah wafatnya junjungan kita Nabi Muhammad Saw. terjadilah suatu per perist istiwa iwa seo seoran rang g pen penipu ipu be berna rnama ma Mus Musail ailam amah ah AlAl-Kaz Kazzab zab yan yang g men mengan gangga ggap p dirinya sebagai nabi. Maka orang yang lemah imannya banyaklah yang kembali murtad. Sesudah itu, keadaan bertambah genting. Saiyidina Abu Bakar R.A. telah mengisytiharkan perang bagi membenteras gejala buruk ini, maka terjadilah satu pe pepe pera rang ngan an ya yang ng he heba bat. t. De Deng ngan an ba bant ntua uan n Al Alla lah h Sw Swt. t. te tent nter era a Is Isla lam m da dapa patt menewaska mene waskan n dan membun membunuh uh Musailam Musailamah. ah. Dalam Dalam peperan peperangan gan ini hafiz haf iz (Pe (Pengh nghafa afall AlAl-Qur Qur’an ’an)) yan yang g ter terbun bunuh. uh.
banyak banya k
para
Hall ini ama Ha amatt mem membim bimban bangka gkan n
Saiyidina Saiyid ina Abu Abu Bakar. Bakar. Mak Maka a beliau beliau memeri memerinta ntahka hkan n Zai Zaid d bin Th Thab abit ith h untuk mengum men gumpul pulkan kan lem lembar baran an aya ayat-a t-ayat yat AlAl-Qur Qur’a ’an n unt untuk uk di dibuk bukuka ukan. n. Ses Sesuda udah h menden men dengar gar per perint intah ah it itu u Zai Zaid d ber berkat kata a “De “Denga ngan n na nama ma All Allah, ah, jik jika a tua tuan n ham hamba ba menyuruh hamba memindahkan gunung dari satu tempat ke satu tempat yang lain tidaklah tidak lah ia memb membeban ebankanku kanku dari meng mengumpu umpulkan lkan lemb lembaran aran ayat ayat-aya -ayatt Al-Q Al-Qur’an ur’an.. Bagaimanakah sanggup tuan hamba melakukan sesuatu yang baginda sendiri tidak mela me laku kuka kann nnya ya?" ?" Sa Saiy iyid idin ina a Ab Abu u Ba Baka karr R. R.A. A. me mene nera rang ngka kan n ba bahw hwa a ti tind ndak akan an in inii terpaksa dibuat demi menyelamatkan Al-Qur’an dari terpupus.
Setelah Zaid mendengar keterangan itu, maka ia pun menemui penduduk penduduk di situ dan mengumpulkan satu demi satu lembaran ayat-ayat Al-Qur’an dari mere me reka ka
dan
men me nya yallin inny nya. a.
Zai aid d
R.A. R. A.
juga ju ga
mene nemu muii
par ara a
hafi fidz dzz z
yang ya ng
menghafal mengh afalnya nya dala dalam m hati mereka sehin sehingga gga dapat dapatlah lah Zaid meng mengumpul umpulkan kan hing hingga ga ayat yang terakhir. Sedangkan Seda ngkan penulisan penulisan pada masa Utsma Utsman n terja terjadi di pada tahun 25 Hijri Hijriah. ah. Penulisan pada masa ini adalah dalam rangka menyatukan berbagai macam per perbed bedaa aan n bac bacaan aan yan yang g ber bereda edarr di mas masyar yaraka akatt saa saatt itu itu.. Ket Ketika ika ter terja jadi di per peran ang g Armenia dan zarbaijan dengan penduduk Irak, di antara orang yang ikut menyerbu kedua tempat itu iala ialah h Huza Huzaifah ifah bin Yama Yaman. n. Ia meli melihat hat ban banyak yak perbedaan perbedaan dalam carra – cara ca
membaca memba ca Al –q –qur ur’a ’an. n.
Sebagian Seba gian bacaan bacaan itu bercampur bercampur dengan
kesalahan,
tetapi masing –m asing mempertahankan dan berpegang berp egang pada bacaannya, serta menentang setiap oran menentang orang g yang menyalahi menyalahi bacaa bacaannya nnya dan bahka bahkan n mere mereka ka sali saling ng mengkafirkan. Melihat kenyataan demikian Huzaifah segera menghadap Utsman dan melaporkan kepadanya apa yang dilihatnya. Dengan keadaan demikian, Utsman pun khawatir bahwa akan adanya
perbedaan bacaan pada anak – a nak nantinya.
Para
sahabat memprihatinkan kenyataan karena takut kalau ada penyimpangan dan perubahan.
Mereka
bersepakat untuk menyalin lembaran – lembaran pertama yang ada pada Abu Bakar dan menyatukan menyatu kan umat Islam pada pad a lembara lembaran n – lembar lembaran an itu dengan bacaan yang tetap pada satu huruf. Utsman Utsm an kemu kemudian dian meng mengirimk irimkan an utus utusan an kepad kepada a Hafsa Hafsah h untuk meminjam mushaf yang ada padanya. Kemudian Utsman membentuk panitia yang be bera rang nggo gota taka kan n Za Zaid id bi bin n Ts Tsab abit it,, Ab Abdu dull llah ah bi bin n Zu Zuba bair ir,, Sa Sa’i ’id d bi bin n ‘A ‘As, s, da dan n Abdurrahman bin Haris bin Hisyam, ketiga orang terakhir adalah suku Quraisy. Lalu Lal u me memer merint intahk ahkan an mer mereka eka un untu tuk k mem memper perba banya nyak k mus musha haf. f.
Naseha Nas ehatt Uts Utsman man
kepada mereka: Mengambil mbil pedo pedoman man kep kepada ada baca bacaan an mere mereka ka yang hafal Al –qu –qur’ r’an an 2. 2. 1. Menga Jika ada perselisihan di antara mereka tentang tentang bahasa (bacaan), maka harusl haru slah ah di ditu tuli lisk skan an da dala lam m di dial alek ek su suku ku Qu Qura rais isy, y, se seba bab b Al –q –qur ur’a ’an n diturunkan menurut dialek mereka.
Me Mere reka ka
mela me laks ksan anak akan an
peri pe rint ntah ah
ters te rseb ebut ut..
Sete Se tela lah h
mere me reka ka
sele se lesa saii
menyalinny menya linnya a menja menjadi di beber beberapa apa mush mushaf, af, Utsm Utsman an meng mengembal embalikan ikan lemb lembaran aran asli kepada Hafsah. Al –qur’an yang telah dibukua dinamai dengan “Al – Mushaf”, dan panitia membuat lima buah mushaf. Empat di antaranya dikirimkan ke Mekah, Syria,, Basrah dan Syria dan Kufah, Kufah, agar di tempat tempat – tepat itu disalin pula, dan satu buah ditinggalkan di Madinah, untuk Utsman sendiri, dan itulah yang dinamai Mushaf “Al–Imam” “Al–I mam”,, dan meme memerinta rintahkan hkan agar semu semua a Al–qu Al–qur’an r’an atau mush mushaf af yang ada diBakar. Dengan demikian, dibukukannya Al –qur’an di masa Utsman manfaatnya yang utama adalah: 1. menyatukan kaum muslimin pada satu macam mushaf yang seragam
ejaan dan tulisannya. kendatipun masih ada kelainan bacaan, bacaan, tetapi 2. menyatukan bacaan, dan kendatipun tidak tidak bertentangan dengan ejaan
ushaf Utsman.
mushaf –m 3. menyatukan tertib susunan surat –s urat. Sebab –s ebab Al –qur’an belum dibukukan semasa Rasulullah Saw. hidup Sebab –s ebab mengapa Al –qur’an belum dibukukan pada masa Nabi Saw. masih hidup adalah: 1. Al-Qur’an diturunkan secara berangsur– angsur dan terpisah – p isah.
Sebag bagian ian ayat ada yang dim dimans ansukh ukh.. 2. Se
Mansuk Man sukh h da dan n nas nasikh ikh adalah adalah
menurut menu rut para ulama sala salaff pada umumnya adalah pembatalan pembatalan hukum secara sec ara glo global bal,, dan itu me merup rupaka akan n ist istila ilah h par para a ula ulama ma mu muta’ ta’akh akhiri irin n (belakangan); atau pembatalan dalalah (aspek dalil) yang umum, mutlak dan nyata. Pembatalan ini dapat berupa pengkhususan atau pemberian syaratt terte syara tertentu, ntu, atau mengartikan mengartikan yang mutlak menj menjadi adi yang terikat dengan suatu syarat, menafsirkannya dan menjelaskannya menjelaskannya.. 3. Susunan ayat dan surat tidaklah berdasarkan urutan turunnya.
turunnya nnya wahyu tera terakhir khir dengan wafat wafatnya nya Rasul Rasulullah ullah adalah 4. Masa turu sangat dekat.
Demikianlah periode masa dibukukannya Al –qur’ –qur’an, an, sejak zaman Khal Khalifah ifah Utsma Uts man n bin Aff Affan an sam sampai pai den dengan gan Al –q –qur ur’a ’an n yan yang g ada pad pada a sek sekara arang. ng. Bah Bahkan kan
sampai saat ini, dengan adanya mushaf Al –qur’an, Al–qur’an menjadi satu–s atunya buku yang paling banyak dihafal oleh manusia di dunia, baik sebagian maupun keseluruhan keseluru han isinya.
Sehingga keberadaan dan kemurnian Al –qur –qur’an ’an akan selalu
terjaga sampai hari kiamat kiamat sebagaimana sebagaimana tersebut dalam firman firman Allah SWT :
ح و
ز ح
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami
benar memeliharanya. ”. (Qs. Al –H ijr : 9)[3] benar – benar [3]
C. SEJARAH PEMBUKUAN AL-QUR’AN PADA MASA MODERN.
Sejak awal diturunkannya Empat belas abad yang lalu Sampai masa modern saat ini Al-Qur’an senantiasa terjaga kemurnian dan kesuciannya. Karena Al-Qur’an satu-satunya kitab yang dijaga oleh Allah keotentikanny keotentikannya, a, sebagiamana firman Allah SWT dalam surat (al Hijr, ayat: 9), yang berbunyi :
ح و
ز ح
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. ” (QS : Al-Hijr, Ayat : 9) Setela Set elah h per period iode e Ras Rasulu ululla llah h dan pa para ra Kha Khali lifah fah,, pad pada a aba abad d keke-16 16 Ero Eropa pa menemu men emukan kan mesin mesin cet cetak ak yan yang g dap dapat at dig digera erakka kkan n (di (dipis pisahah-pis pisahk ahkan) an),,
maka mak a
mulailah mulai lah al-Qu al-Qur’ r’ an dicet dicetak ak untuk pert pertama ama kali kalinya nya di Hamb Hamburg, urg, Jerm Jerman an pada abad ke-17, tahun 1694 M. Tidak diketehui dengan jelas nama pemrakarsanya, namun dapat dipastikan bahwa yang melakukan hal tersebut adalah dari kalangan non muslim. muslim.
Cetaka Cet akan n Al Al-Qu -Qur’a r’an n
pertam per tama a kal kalii ata atass pra prakar karsa sa ora orang ng Isl Islam am
dilaks dil aksana anakan kan pad pada a ab abad ad ke- 18 tep tepatn atnya ya tah tahun un 178 1787 7 di St. Pet Peter ersbu sburgrg-Rus Rusia, ia, didirikan oleh Maulana Utsman Utsman (sultan Ottoman). Setelah itu, Al-Qur’an dicetak di Kazan 1828, Persia 1833,Istambul 1833,Istambul 1877, dan Mesir Mesir pada tahun 1925. Setelah itu pada tahun 1834, Gustav Flugel mencetak Al-Qur’an dengan edisi yang resmi, yang disebut dengan edisi Leipzig. Cetakan ini dijadikan sebagai rujukan resmi dan standar untuk penelitian Al-Qur’an dan penerjemahan Al-Qur’an ke bahasa-bahasa Eropa.
Namun, terbitan Al-Qur’an yang dikenal dengan edisi
Fluegel ini ternyata mengandung cacat yang fatal karena sistem penomoran ayat tidak sesuai dengan sistem yang digunakan dalam mushaf standar. Oleh sebab itu, mula mu laii
Abad Ab ad ke ke-2 -20, 0, pe penc ncet etak akan an Al Al-Q -Qur ur’a ’an n
dila di laku kuka kan n
umat um at Is Isla lam m
send se ndir iri. i.
Pencetaka Pence takannya nnya mend mendapat apat pengawasan pengawasan ketat dari para Ulam Ulama a untuk menghindari menghindari timbulnya timbu lnya kesalahan kesalahan cetak. Seda Sedangka ngkan n Al-Q Al-Qur’a ur’an n yang dicetak dan digun digunakan akan seca se cara ra lu luas as ol oleh eh um umat at Is Isla lam m di du duni nia, a, te term rmas asuk uk In Indo done nesi sia a da dan n ke kemu mudi dian an dikembangkan menjadi versi yang standart disebut dengan edisi Mesir atau juga dikenal dengan edisi Raja Fuad. Sebab edisi cetakan ini diperkenalkan di Mesir di baw bawah ah kek kekuas uasan an Raj Raja a Fua Fuad d dan di ba bawah wah pen pengaw gawasa asan n Uni Univer versit sitas as AlAl-Azh Azhar. ar. Pertama kali dicetak di Kairo tahun 1925/1344H berdasarkan Qiraat Ashim riwayat Hafs. . Sela Selanjut njutnya, nya, pada tahun 1947 M untu untuk k per pertam tama a kali kalinya nya Al Quran dice dicetak tak dengan tekhnik cetak offset yang canggih dan dengan memakai huruf-huruf yang indah.. Pence indah Pencetaka takan n ini dil dilaku akukan kan di Turki atas prak prakarsa arsa seorang ahli kal kaligr igrafi afi turki yang terkemuka Said Nursi. Pencetakan Al-Qur’an itu adalah ikhtiar yang luar biasa, karena upaya ini merupakan upaya yang paling berhasil dalam sejarah kodifikasi dan pembakuan AlQur’an sepanjang sepanjang masa. Terbukti kemu kemudian, dian, Al-Qur’an Al-Qur’an Edisi Mesir itu merupakan versi Al-Qur’an Al-Qur’an yang paling banyak banyak bere beredar dar dan digu digunaka nakan n oleh kaum Muslim termasuk Indonesia. Indonesia.
Kini sudah ada sebuah percetakan khusus khusus Al-Qur’an
yang bernama “Majma’ Malik Fahd Li Thiba’ah Mushaf Syarif”. Ini adalah percetakan Al-Qur’an Al-Qu r’an terbe terbesar sar di dunia, dunia, yang memang memang hanya mencetak mencetak Al-Qur’a Al-Qur’an n
saja.. saja
Letaknya di kota Madinah di bawah Kementerian Agama Kerajaan Arab Saudi, dan mulai mul ai be berop ropera erasi si sej sejak ak tah tahun un 198 1984. 4. Da Dalam lam sat satu u ta tahu hun, n, per percet cetaka akan n ini mam mampu pu memproduk cetakan Al-Qur’an sebanyak 30 juta eksemplar. Adapun penulisan AlQur’an di Indonesia, berdirinya kerajaan Islam pada tahun 1290 mengasumsik mengasumsikan an bahwa Al-Qur’an juga telah ditulis sebagai salah satu bentuk pembelajaran agama Islam,, mesk Islam meskipun ipun aktivitas aktivitas penulisan penulisan Al-Q Al-Qur’an ur’an tidak ditulis ditulis seca secara ra utuh berupa mushaf melainkan hanya beberapa ayat atau potongan ayat saja. saja. [4] [4] Menurut Mahmud Buchori penulisan Al-Qur’an dalam bentuk mushaf telah ada pada abad 16 M. Di Pulau Ambon ada seorang ulama Faqih dan Shalih bernama Afifuddin Abdul Baqri ibn Abdul Abdullah lah al-Admi. Dia telah berhasil menulis mushaf
Al-Qur’an pada tahun 1585 M. , tepatnya pada tanggal 7 Zul Qa’dah 1005 H. Lima tahun kemudian, pada tahun 1590 M. -menurut Rosehan Anwar, seorang gadis bernama Nur Cahya menyelesaikan penulisan Mushaf Al-Qur’an di Pegunungan Wawane Ambon. Sedangkan mushaf Al-Qur’an yang beredar di Indonesia hingga kurun kur un wak waktu tu tah tahun un 197 19700-an an tid tidak ak ter terlal lalu u ba bany nyak ak ra raga gamn mnya ya.. Men Menuru urutt E. Ba Badri dri Yunardi corak Al-Qur’an yang beredar di masyarakat Islam Indonesia waktu itu adalah Al-Qur’an cetakan atau edisi Bombay, Pakistan dan Al-Qur’an Bahriyyah cetakan Istambul. Pada saat itu pula belum banyak penerbit yang secara khusus menerbitkan Al-Qur’an, di antara penerbit yang sudah mencetak Al-Qur’an adalah: CV. Afi Afiff Cir Cirebo ebon, n, PT. AlAl-Ma’ Ma’ari ariff Ban Bandun dung, g, CV CV.. Sal Salim im Na Nabh bhan an Sur Suraba abaya ya dan Tintamas Jakarta. Dan kini Departemen Agama RI membentuk sebuah badan yang salah sal ah sat satu u tug tugasn asnya ya ada adalah lah me menga ngawas wasii pen pencet cetaka akan n AlAl-Qur Qur’an ’an,, yak yakni ni Laj Lajnah nah Pentas Pen tashih hih Musha Mushaff Depart Departeme emen n Agama Agama RI.
Jadi, Ja di, setia setiap p penerbi penerbitt yang yang
akan aka n
menerbitkan Al-Qur’an dan terjemahnya harus di-tashih (diteliti dan diedit) oleh Lajnah ini. Setelah lolos pen-tashih-an pen-tashih-an,, Lajnah akan memberikan sertifikat izin pencetakan Al-Qur’an. Barulah penerbit tersebut boleh mencetak Al-Qur’an, baik untuk kepentingan komersil maupun amal. amal. [5] [5]
BAB III PENUTU P
A. KESIMPULAN
Pengkodif Pengk odifikasi ikasian an dan penul penulisan isan Alquran pada masa Nabi Saw. terk terkumpu umpull dalam hapalan dan ingatan, serta catatan yang masih berserakan. Pada masa Abu Bakar, di samping terkumpul dalam hapalan, juga dikumpulkan shahifah-shahifah yang terpisah-pisah. Kemudian pada masa Umar, shahifah-shahifah tersebut ditulis dalam satu mushhaf. Selanjutnya, pada masa ‘Utsman, semua hapalan sahabat dan Mushhaf yang diwariskan oleh Umar, ditata ulang dan dicatat dalam satu dialek qira’ah yang melahirkan suatu suatu Mushhaf disebut dengan Mushhaf Imam. Dapatlah Dapat lah dipah dipahami ami bahw bahwa a penul penulisan isan teks teks-teks -teks Alquran pada masa Utsm Utsman an merupakan masa pembentukan naskah resmi, yang dimaksudkan untuk meredam berbagai kevariasiaan dalam pembacaannya.
B. SARAN
Demikianlah Penyusunan makalah ini disusun, sebagai cacatan penutup bahwa pemakalah menyadari akan banyaknya kekurangan dan kelemahan pada karya tulis ini,, ole ini olehny hnya a itu pem pemaka akalah lah ber berhar harap ap aga agarr ada kri kritik tik,, sa saran ran ata atau u mas masuka ukan n yan yang g sifatnya membangun untuk perbaikan makalah, terakhir adalah permohonan maaf jik jika a se sekir kiran anya ya apa ya yang ng dis disaja ajaika ikan n ole oleh h pem pemaka akalah lah,, ter terdap dapat at kek kekura uranga ngan n dan kekeliruan didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hasbi ,Muhammad. Sejarah dan pengantar ilmu Al-Qur’an Dan tafsir. Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra Mustaqim,abdul dan Syamsudin ,sahiron. study Al-Qur’an kontemporer:Waca kontemporer:Wacana na baru berbagai metodologi tafsir Caha Ca haya ya,, Wid Widya ya..
2011 20 11..
Al-Q Al -Qur ur’a ’an n dan dan Taf Tafsi sirn rnya ya:: Muqa Muqadi dima mah. h.
Jaka Ja kara ra:: Ik Ikra rarr
Mandiri Abadi. Ahm Ah mad.
Blog ogsspo pott. co com m.
2012 20 12,, Stu tudi di-A -All-Q -Qur ur’’an dala dalam m http://sanadtkhusus.
blogspot. com, di akses pada minggu, 22 okt 2017. Khazanah. Wordpress. com. 2012, pembukuan Al- Qur’an, dalam http://www. http://www. Republika. co. id, di akses pada senin, 23 okt 2017.
[1] Ahmad.
Blogspot.
com.
2012,
Studi-Al-Qur’an
dalam
http://sanadtkhusus. blogspot. http://sanadtkhusus. blogspot. com, di akses pada pada minggu, 22 okt 2017. pengantar ilmu Al-Qur’an Dan tafsir. tafsir. [2] Muhammad Hasbi ,. Sejarah dan pengantar Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra [3] Khazanah. Wordpress. com. 2012, pembukuan Al- Qur’an, dalam
http://www. Republika. co. id, di akses http://www. akses pada senin, 23 okt 2017. [4] Mustaqim,abdul [4]
dan
Syamsudin
,sahiron.
study
Al-Qur’an
kontemporer:Wacana kontemporer:Wacan a baru berbagai metodologi tafsir [5] Cahaya, Widya. 2011. Al-Qur’an dan Tafsirnya: Muqadimah. Jakara: [5] Ikrar Mandiri Abadi.
View more...
Comments