Makalah Pembelajaran Berbasis Proyek
April 29, 2019 | Author: ariyo_87 | Category: N/A
Short Description
evaluasi pendidikan...
Description
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Dala Dalam m pemb pembel elaja ajaran ran berb berbasi asiss proy proyek ek yang yang dija dijadi dika kan n seba sebaga gaii pusa pusatt proyeknya adalah inti kurikulum. Melalui proyek ini siswa akan mengalami dan belajar konsep-konsep. Pembelajaran berbasis proyek memfokuskan pada pertanyaan atau masalah yang mendorong menjalani konsep-konsep dan prinsip prinsip. Proyek ini dapat dibangun di sekitar unit tematik atau gabungan topiktopi topik k dari dari dua dua atau atau lebi lebih. h. Proy Proyek ek juga juga meli meliba batk tkan an siswa siswa dala dalam m inve invest stig igas asii kons konstr truk ukti tif. f. Inve Investi stiga gasi si ini ini dapa dapatt beru berupa pa desai desain, n, peng pengam ambi bilan lan kepu keputu tusa san, n, penemuan masalah, pemecahan masalah, penemuan atau proses pembangunan model. model. Dan agar agar dapat dapat disebu disebutt proyek proyek yang yang memenu memenuhi hi kriteri kriteriaa pembel pembelajar ajaran an berbasis proyek, aktivitas tersebut harus meliputi transformasi dan kontruksi pengetahuan pada pihak mahasiswa. Proyek mendorong siswa mendapatkan pengalaman belajar sampai pada tingkat yang signifikan.
Proyek dalam
pembelajaran berbasis pada proyek lebih mengutamakan otonomi, pilihan, waktu wa ktu kerja yang tidak bersifat rumit, dan tanggung jawab siswa. Proyek adalah realistik. Proyek Proyek member memberika ikan n keoten keotentik tikan an pada pada siswa. siswa. Karakte Karakterist ristik ik ini melipu meliputi ti topik, topik, tuga tugas, s, peran peranan an yang yang dima dimain inka kan n sisw siswa, a, kont kontek ekss dima dimana na proy proyek ek dila dilaku kuka kan, n, kolaborator yang bekerja sama dengan siswa, produk yang dihasilkan, sasaran bagi produk yang dihasilkan dan unjuk kerja atau kriteria dimana produk-produk dinilai. Secara umum pembelajaran berbasis proyek menempuh tiga tahap yaitu perencanaan proyek, pelaksanaan proyek, dan evaluasi proyek. Kegiatan perencanaan meliputi: identifikasi masalah riil, menemukan alternatif dan merumuskan strategi pemecahan masalah, dan melakukan perencanaan. Tahap pelaksanaan meliputi pembimbingan siswa dalam penyelesaian tugas, dalam melaku melakukan kan penguj pengujian ian produk produk (evalu (evaluasi) asi),, presen presentasi tasi antar antar kelomp kelompok. ok. Tahap Tahap evaluasi meliputi penilaian proses dan produk yang meliputi: kemajuan belajar
proyek, proses aktual dari pemecahan masalah, kemajuan kinerja tim dan individual, buku catatan dan catatan penelitian, kontrak belajar, penggunaan komputer, refleksi. Sedangkan penilaian produk seperti dalam hal: hasil kerja dan presentasi, tugas-tugas non tulis, laporan proyek. Melalui Pembelajaran berbasis proyek siswa akan mengalami dan belajar konsep-konsep. Pembelajaran berbasis proyek memfokuskan pada pertanyaan atau masalah yang mendorong menjalani konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Proyek juga melibatkan siswa dalam investigasi konstruktif. Investigasi ini dapat berupa desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, penemuan atau proses pembangunan model. Proyek mendorong siswa mendapatkan pengalaman belajar sampai pada tingkat yang signifikan. Proyek lebih mengutamakan otonomi, pilihan, waktu kerja yang tidak bersifat rumit, dan tanggung jawab siswa. Proyek memberikan keotentikan pada siswa. Karakteristik ini meliputi topik, tugas, peranan yang dimainkan mahasiswa, konteks dimana proyek dilakukan, kolaborator yang bekerja sama dengan siswa, produk yang dihasilkan, sasaran bagi produk yang dihasilkan dan unjuk kerja atau kriteria dimana produk-produk dinilai. 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan
dijawab
melalui makalah ini adalah bagaimanakah pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran. 1.3 Tujuan
Yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran berbasis proyek.
BAB II PEMBAHASAN
Pembelajaran berbasis proyek /project based learning (PBL) merupakan tradisi lama pada sekolah umum di Amerika Serikat dimulai pada abad ke-19 dengan hasil kerjasama Francis W. Parker dan John Dewey. Metode pembelajaran secara umum berdasarkan ide proyek berdasarkan rencana pembelajaran yang dipadukan dengan pertanian dan industri dan pada tahap awal digunakan pada sekolah dasar kemudian ke level sekolah menengah dan Universitas, Untuk memahami pembelajaran jenis ini, berikut dipaparkan terlebih dulu pembelajaran berbasis proyek difokuskan pada dunia nyata (realworld) ,berpusat pada siswa ,saling berkolaborasi antara team, dan pembelajaran berbasis proyek PBL diakui kembali oleh para pendidik bahwa pembelajaran berbasis proyek sebagai metode pembelajaran abad ke-21 bagi peserta didik. (Robert M. Capraro 2009 dalam Project-Based-Learning). 1. Pembelajaran Berbasis Proyek menurut The George Lucas Educational Foundation
Project Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang sudah banyak dikembangkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Project Based Learning bermakna sebagai pembelajaran Definisi
secara
lebih
komperehensif
berbasis
tentang Project
proyek. Based
Learning menurut The George Lucas Educational Foundation (2005) adalah sebagai berikut : a. Project-based learning is
curriculum fueled and standards
based. Project Based Learning Merupakan pendekatan pembelajaran yang menghendaki adanya standar isi dan standar kompetensi dalam kurikulumnya. Melalui Project
Based
Learning ,
proses
inquiry
dimulai
dengan
memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen mayor sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah displin yang sedang dikajinya (The George Lucas Educational Foundation: 2005); b. Project-based learning asks a question or poses a problem that each student can answer. Project Based Learning Adalah model pembelajaran yang menuntut pengajar dan atau peserta didik mengembangkan pertanyaan penuntun (a guiding question).
Mengingat
bahwa
masing-masing
peserta
didik
memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Project Based Learning memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan
eksperimen
secara
kolaboratif. Hal ini memungkinkan setiap peserta didik pada akhirnya mampu menjawab pertanyaan penuntun (The George Lucas Educational Foundation: 2005). c. Project-based learning asks and
students to
investigate issues
topics addressing real- world problems while integrating
subjects across the curriculum Project Based Leraning Merupakan
pendekatan
pembelajaran yang menuntut peserta
didik membuat “jembatan” yang menghubungkan antar berbagai subjek materi. Melalui jalan ini, peserta didik dapat melihat pengetahuan secara holistik. Lebih daripada itu, Project Based Learning merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik (The George Lucas Educational Foundation: 2005). d. Project-based learning is a method that fosters abstract, intellectual tasks to explore complex issues. Project Based Learning Merupakan
pendekatan
pembelajaran
yang
memperhatikan
pemahaman
Peserta
didik
melakukan
eksplorasi,
penilaian,
interpretasi dan mensintesis informasi melalui cara yang bermakna. (The George Lucas Educational Foundation: 2005). 2. Pembelajaran
Berbasis
Proyek
menurut
the
AutoDesk
Foundation
Global SchoolNet (2000) melaporkan hasil penelitian the AutoDesk Foundation tentang karakteristik Project Based Learning. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa Project
Based
Learning
adalah pendekatan pembelajaran yang memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja. b. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik, peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan. c. Peserta
didik
mengakses
secara
dan
kolaboratif
mengelola
bertanggungjawab
informasi
untuk
untuk
memecahkan
permasalahan. d. Proses evaluasi dijalankan secara berkelanjutan. e. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan. 3. Pembelajaran Berbasis Proyek menurut
Buck Institute fo
Education
Pembelajaran berbasis proyek menurut Buck Institute fo Education (1999), bahwa belajar berbasis proyek memiliki karakteristik: a. Peserta didik membuat keputusan, dan membuat kerangka kerja b. Terdapat
masalah
yang
pemecahannya
tidak
sebelumnya. c. Peserta didik merancang proses untuk mencapai hasil.
ditentukan
d. Peserta didik bertanggungjawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan. e. Melakukan evaluasi secara berkkelanjutan. f. Peserta didik secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan. g. Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya. h. Kelas memiliki atmosfer yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan. Berbeda dengan proses pembelajaran yang dilakukan secara tradisional, pembelajaran berbasis proyek mendorong siswa untuk mengeluarkan ide untuk menyelesaikan masalah yang kompleks yang diambil dari kehidupan nyata, sehingga tahap-tahap pembelajaran antara keduanya tidak sama. Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek dilaksanakan dalam 3 tahap (Anita, 2007:25), yaitu: 1. Tahapan perencanaan proyek Adapun langkah-langkah perencanaan tersebut adalah sebagai berikut: a. Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. b. Menentukan topik yang akan dibahas. c. Mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil berjumlah 5 orang dengan tingkat kemampuan beragam. d. Merancang dan menyusun LKS. e. Merancang kebutuhan sumber belajar. f. Menetapkan rancangan penilaian. 2. Tahap pelaksanaan Siswa dalam masing-masing kelompok melaksanakan proyek dengan melakukan investigasi atau berpikir dengan kemampuannya berdasarkan pada pengalaman yang dimiliki. Kemudian diadakan diskusi kelompok. Sementara guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dengan bertindak sebagai fasilitator. 3. Tahap penilaian
Pada tahap ini, guru melakukan evaluasi terhadap hasil kerja masingmasing kelompok. Berdasarkan penilaian tersebut, guru dapat membuat kesimpulan apakah kegiatan tersebut perlu diperbaiki atau tidak, dan bagianmana yang perlu diperbaiki.
Tidak satupun metode yang sempurna sehingga dapat dipakai untuk semua pembelajaran. Namun, ada beberapa kelebihan dari setiap metode. Adapun kelebihan dari penggunaan pembelajaran berbasis proyek menurut Kamdi (Muliawati, 2010:13) adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan motivasi. Laporan-laporan tertulis tentang proyek banyak yang mengatakan bahwa siswa tekun sampai lewat batas waktu, berusaha keras dalam mencapai proyek. 2. Meningkatkan
kemampuan
pemecahan
masalah.
Penelitian
pada
pengembangan keterampilan kognitif tingkat tinggi siswa menekankan perlunya bagi siswa untuk terlibat di dalam tugas-tugas pemecahan masalah dan perlunya untuk pembelajaran khusus pada bagaimana menemukan
dan
memecahkan
masalah.
Banyak
sumber
yang
mendeskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks. 3. Meningkatkan kolaborasi. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikan keterampilan komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran informasi adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek. Teori-teori kognitif yang baru dan konstruktivistik menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial , dan bahwa siswa akan belajar lebih di dalam lingkungan kolaboratif 4. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber. Bagian dari menjadi siswa yang independen adalah bertanggungjawab untuk menyelesaikan tugas
yang
kompleks.
Pembelajaran
berbasis
proyek
yang
diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran
dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. Adapun kekurangan dari pembelajaran berbasis proyek menurut Anita (2007: 27) adalah sebagai berikut: a. Tiap mata pelajaran mempunyai kesulitan tersendiri, yang tidak dapat selalu dipenuhi di dalam proyek. b. Sukar untuk memilih proyek yang tepat. c. Menyiapkan tugas bukan suatu hal yang mudah. d. Sulitnya mencari sumber-sumber referensi yang sesuai.
BAB III PENUTUPAN Kesimpulan
Dalam pembelajaran berbasis proyek ini dapat disimpulakn bahwa : a. Siswa mengambil keputusan sendiri dalam kerangka kerja yang telah ditentukan bersama sebelumnya. b. Siswa berusaha memecahkan sebuah masalah atau tantangan yang tidak memiliki satu jawaban pasti. c. Siswa ikut merancang proses yang akan ditempuh dalam mencari solusi. d. Siswa didorong
untuk
berpikir
kritis, memecahkan masalah,
berkolaborasi, serta mencoba berbagai macam bentuk komunikasi. e. Siswa bertanggung jawab mencari dan mengelola sendiri informasi yang mereka kumpulkan. f. Pakar-pakar dalam bidang yang berkaitan dengan proyek yang dijalankan sering diundang menjadi guru tamu dalam sesi-sesi tertentu untuk memberi pencerahan bagi siswa. g. Evaluasi dilakukan secara terus menerus selama proyek berlangsung. h. Siswa secara reguler merefleksikan dan merenungi apa yang telah mereka lakukan, baik proses maupun hasilnya. i.
Produk akhir dari proyek (belum tentu berupa material, tapi bisa berupa presentasi, drama, dll) dipresentasikan di depan umum (maksudnya, tidak hanya pada gurunya, namun bisa juga pada dewan guru, orang tua, dll) dan dievaluasi kualitasnya.
j.
Di dalam kelas dikembangkan suasana penuh toleransi terhadap kesalahan dan perubahan, serta mendorong bermunculannya umpan balik serta revisi.
Daftar Pustaka 1.
http://www.ncsu.edu/meridian/win2002/514.pdf .
2.
http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Sungkono,%20M.Pd./Artikel%20PEMBELAJARAN%20BERBASIS%20PROYEK.doc
3.
Doppelt, Y. 2005. “Assessment of Project-Based Learning”. International Journal of Technology Education, Volume16, Nomor 2. Tersedia pada: http://scholar.lib.vt.edu/ejournals/JTE/v16n2/pdf/doppelt.pdf .
4.
Bell, B.F. 2005. “Children’s Science, Contructivism and Learning in Science”. Tersedia pada: http://www.gsn.org/web/ontructivism /whatis.htm.
View more...
Comments