Makalah Neonatus Dan Bayi

March 19, 2018 | Author: Hatta Ata Coy | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Masalah – masalah kesehatan yang terjadi pada setiap pertumbuhan dan perkembangan anak (neonates dan bayi)...

Description

Masalah – masalah kese hatan yang terjadi pada setiap pertumbuhan dan perkembangan anak (neonates dan bayi) DI SUSUN: O L E H KELOMPOK V;

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ABULYATAMA BANDA ACEH 2012

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami ucapkan, sebagai tanda syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Masalah-Masalah Kesehatan Yang Terjadi Pada Setiap Tahap Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak”. Shalawat dan salam kepada Nabi besar Muhammad SAW serta keluarga dan sahabat sekalian yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Dalam menyelesaikan tugas ini kami telah berusaha semaksimal mungkin namun kaena keterbasan pengetahuan dan pengalaman kami, sehingga tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Kami sangat mengharapkan saran-saran dan kritikan yang bersifat membangun guna menyempurkan tugas di masa yang akan datang. Demikian tugas ini kami kerjakan, atas dukungan dari semua pihak kami ucapkan terimakasih.

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................

i

DAFTAR ISI ..........................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................

1

B. Rumusan Masalah .......................................................................

1

C. Tujuan .........................................................................................

2

D. Manfaat .......................................................................................

2

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian ....................................................................................

3

B. Aspek-aspek perkembangan pada anak ......................................

5

C. Masalah yang terjadi dalam tumbuh kembang bayi ....................

12

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................

17

B. Saran ............................................................................................

17

DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspek – aspek perkembangan dan tahapan perkembangan normal sesuai usia pada anak perlu diketahui dan dipahami karena sangat penting untuk mengetahui tumbuh kembang anak berjalan normal atau tidak, baik dilihat dari segi fisiologis maupun dari segi psikologis. Pertumbuhan anak akan dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari dalam diri anak itu sendiri maupun dari luar , apabila hal ini mengalami masalah maka akan berpengaruh pada pertumbuhan anak. Perkembangan anak akan berjalan dengan baik, apabila faktor yang mempengaruhinya

tidak

mengalami

gangguan.

Anak

akan

mulai

menampakkan perkembanganya (skill) sesuai dengan tahapa usianya, dan itu akan terus bertambah sampai dewasa. Untuk mengetahui perkembangan anak harus tahu aspek apa saja dalam perkembangan dan tahapan perkembangan sesuai usia anak, dan itu diperlukan parameter – parameter tertentu, dan semua itu akan dibahas dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah 1. Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut . a. Apa yang dimaksud dengan perkembangan? b. Apa saja aspek – aspek perkembangan pada anak? c. Apa yang dimaksud dengan gerak kasar atau motorik kasar? d. Apa yang dimaksud dengan gerak halus atau motorik halus? e. Apa yang dimaksud dengan kemampuan bicara dan bahasa? f. Apa yang dimaksud dengan sosialisasi dan kemandirian? g. Apa saja tahap perkembangan normal sesuai dengan usia?

1

C. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Tujuan umum : Setelah membaca makalh ini diharapakan mahasiswa mampu memahami apa saja perkembangan (skill) yang seharusnya dimiliki oleh anak sesuai usianya. 2. Tujuan khusus : Setelah membaca makalah ini mahasiswa diharapkan dapat memahami tentang : a. Aspek perkembangan pada anak b. Gerak kasar atau motorik kasar c. Gerak halus atau motorik halus d. Kemampuan bicara dan bahasa e. Sosialisasi dan kemandirian f. Tahap perkembangan normal sesuai usia

D. Manfaat 1. Mahasiswa mampu memahami apa saja aspek dalam pertumbuhan pada anak 2. Mahasiswa mampu mengerti dan memahami tentang gerak kasar atau motorik kasar, dan pembagian usia mulai munculnya motorik kasar 3. Mahasiswa mampu memahami gerak halus atau motorik halus 4. Mahasiswa memahami di usia berapa anak mampu untuk berbicara dan seberapa besar kemampuan berbicaranya 5. Mahasiswa mampu memahami sosialisasi dan kemandirian pada anak 6. Mahasiswa mengetahui tahapan perkembangan normal anak sesuai dengan usianya

2

BAB ll PEMBAHASAN A. Pengertian Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan (Wong, 2000). Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar (Whalley dan Wong, 2000). Istilah tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan per defenisi adalah sebagai berikut: 1. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur, dan keseimbangan metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). 2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga

3

perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu. Walaupun demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu (Soetjiningsih. 1995). Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, terdapat suatu peristiwa yang dialaminya yaitu masa percepatan dan perlambatan. Masa tersebut akan berlainan dalam suatu organ tubuh. Percepatan dan perlambatan tersebut merupakan suatu kejadian yang berbeda dalam setiap organ tubuh akan tetapi masih saling berhubungan satu dengan yang lain. Peristiwa pertumbuhan pada anak dapat terjadi perubahan tentang besarnya, jumlah, ukuran di dalam tingkat sel, organ maupun individu, sedangkan peristiwa perkembangan pada anak dapat terjadi pada perubahan bentuk dan fungsi pematangan organ mulai dari aspek social, emosional, dan intelektual. Pertumbuhan dan perkembangan pada anak terjadi mulai dari pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, intelektual, maupun emosional. Peristiwa pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat terjadi dalam perubahan ukuran besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan organ tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan secara intelektual anak dapat dilihat dari kemampuan secara symbol maupun abstrak seperti berbicara, bermain, berhitung, membaca, dan lain-lain. Sedangkan perkembangan secara emosional anak dapat dilihat dari perilaku social di lingkungan anak. Untuk mengetahui tumbuh kembang anak, ada beberapa konsep yang perlu diketahui. Adapun konsep tersebut adalah sebagai berikut : a. Otak terbentuk berkesinambungan sepanjang waktu hidupnya dan substansi dasarnya dirancang selama masa awal kehidupan. b. Interaksi antara genetik dan pengalaman dini akan menentukan tatanan arsitektur otak yang sedang berkembang, dengan komponen aktifnya adalah suasana “memberi dan menerima” alamiah ketika anak aktif

4

membina hubungan dengan orangtua dan pengasuh dalam suatu lingkungan keluarga atau masyarakat. c. Arsitektur otak dan kompetisi untuk berkembang dibentuk secara “dari bawah” , dengan sirkuit – sirkuit untuk kemampuan awal yang sederhana akan menentukan pembentukan sirkuit dan kemampuan selanjutnya yang lebih kompleks. d. Aspek kognitif, emosi, dan kapabilitas personal – sosial saling terkait kuat satu sama lain sepanjang hidup. e. Stres yang bersifat toksik pada awal kehidupan anak mempunyai efek yang persisten pada susunan saraf pusat dan sistem hormonal yang dapat merusak arsitektur otak dan menjadi penyebab berbagai permasalahan jangka panjang di dalam proses belajar dan perilaku baik secara fisik atau mental. f. Prinsip dasar pengetahuan modern tentang otak memberi gambaran kepada kita bahwa menciptakan kondisi yang kondusif untuk tumbuh kembang anak pada usia dini merupakan langkah yang lebih efektif dan murah dibanding mengatasi berbagai permasalahan perkembangan anak diusia yang lebih tua. Untuk menilai perkembangan anak, hal yang dapat dilakukan pertama kali adalah melakukan wawancara tentang faktor kemungkinan yang menyebabkan gangguan dalam perkembangan tes skrining perkembangan anak dengan DDST, tes IQ dan tes psikologis, atau pemeriksaan lainnya. Selain itu, juga dapat dilakukan tes seperti evaluasi dalam lingkungan anak, yaitu interaksi anak selama ini, evaluasi fungsi penglihatan, pendengaran,bicara, bahasa, serta melakukan pemeriksaan fisik lainnya, seperti pemeriksaan neurologis, metabolik, dan lain – lain.

B. Aspek-Aspek Perkembangan Pada Anak 1. Gerak halus atau motorik halus Adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot – otot besar seperti

5

duduk, berdiri, dan sebagainya. Perkembangan motorik halus pada tiap tahap perkembangan anak adalah sebagai berikut. a. Masa neonatus (0-28) Pada masa neonatus (0-28 hari) adalah awal dari pertumbuhan dan perkembangan setelah lahir, masa ini merupakan masa terjadi kehidupan yang baru dalam ekstra uteri dengan terjadi proses adaptasi semua sistem organ tubuh. Proses adaptasi dari organ tersebut dimulai dari akrivitas pernapasan yang disertai pertukaran gas dengan frekuensi pernapasan antara 35-50 x/menit, penyesuaian denyut jantung antara 120-160x/menit dengan ukuran jantung lebih besar apabila dibandingkan dengan rongga dada, terjadi aktivitas bayi yang mulai meningkat. Selanjutnya diikuti perkembangan fungsi organorgan tubuh lainnya. b. Masa bayi (28 hari -1tahun) 1) Bayi sudah mencoba meraih mainan yang digerak-gerakkan di depan pandangannya atau yang ditaruh di dadanya. 2) Telapak tangannya sudah membuka sehingga orangtua bisa memegang kedua tangannya dan membantu si kecil untuk bertepuk tangan. 3) Sudah bisa memerhatikan suatu objek yang berjarak. 4) Perkembangan Sosial-Emosi 5) Bayi mulai memunculkan berbagai suara sebagai ekpresi rasa senang atau tidak senang ketimbang menangis. 6) Dapat memberi respons dengan mengoceh atau tersenyum pada orang dewasa yang mengajaknya bercanda. 7) Bisa membedakan wajah-wajah yang tersenyum, suara-suara ramah maupun yang menunjukkan amarah. Respons yang diberikan berbeda terhadap apa yang dilihat. Maka itu, seringlah memberikan senyuman serta suara riang gembira pada bayi. 8) Dapat menikmati permainan, baik bermain sendiri dengan suatu objek atau bermain social misalnya bermain cermin. Ia akan tersenyum ketika melihat bayangannya di cermin.

6

9) Mengulurkan tangan minta digendong ibu atau orang yang sudah dikenalnya. 10) Jika ada bayi lain, biasanya ia memberikan respons untuk menarik perhatian. Seperti dengan menendang-nendangkan kaki, tertawa, main ludah atau melambungkan badannya ke atas-ke bawah. c. Masa anak (1-3 tahun) Perkembangan motorik halus pada usia ini dapat ditunjukan dengan adanya kemampuan dalam mencoba menyusun atau membuat menara pada kubus. d. Masa prasekolah (3-5 tahun) Perkembangan motorik halus dapat dilihat pada anak, yaitu mulai memiliki kemampuan menggoyangkan jari – jari kaki, menggambar dua atau tiga bagian, memilih garis yang lebih panjang dan menggambar orang, melepas objek dengan jari lurus, mampu menjepit benda, melambaikan tangan menggunakan tangannyauntuk bermain, menempatkan objek ke dalam wadah, makan sendiri, minum dari cangkir dengan bantuan, menggunakan sendok denganbantuan, makan dengan jari, serta membuat coretan di atas kertas (Wong, 2000).

2. Gerak kasar atau motorik kasar Adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian – bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot – otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya. Perkembangan motorik kasar pada tiap tahap perkembangan anak adalah sebagai berikut a. Masa neonatus (0-28 hari) Perkembangan motorik kasar yang dapat dicapai pada usia ini diawali dengan tanda gerakan seimbang pada tumbuh dan mulai mengangkat kepala.

7

b. Masa bayi (28 hari -1tahun) 1) Usia 1-4 bulan Perkembangan motorik kasar pada usia ini dimulai dengan kemampuan mengangkat kepala saat tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan ditopang, mampu duduk dengan kepala tegak, jatuh terduduk di pangkuan ketika disokong pada posisi berdiri, kontrol kepala sempurna mengangkat kepala sambil berbaring telentang, berguling dari telentang ke miring, posisi lengan dan tungkai kurang fleksi, dan berusaha untuk mengangkat. 2) Usia 4-8 bulan Perkembangan motorik kasar awal bulan ini dapat dilihat pada perubahan dalam aktivitas, seperti posisi telungkup pada alas dan sudah mulai mengangkat kepala dengan melakukan gerakan menekan kedua tangannya. Pada bulan ke-4 sudah mampu memalingkan kepala ke kanan dan ke kiri, duduk dengan kepala tegak, membalikan badan, bangkit dengan kepalategak, menumpu badan pada kaki dengan lengan berayun ke depan dan ke belakang, berguling dari telentang ke telengkup, serta duduk dengan bantuan dalam waktu yang singkat. 3) Usia 8-12 bulan Perkembangan motorik kasar dapat diawali dengan duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan, bangkit lalu berdiri, berdiri 2 detik, dan berdiri sendiri. 4) Masa anak (1-3 tahun) Dalam perkembangan masa anak terjadi perkembangan motorik kasar secara signifikan. Pada masa ini anak sudah mampu melangkah dan berjalan dengan tegak. Sekitar usia 18 bulan anak mampu menaiki tangga dengan cara satu tangan dipegang. Pada akhir tahun ke-2 sudah mampu berlari – lari kecil, menendang bola, dan mulai mencoba melompat.

8

5) Masa prasekolah (3-5 tahun) Perkembangan motorik kasar masa prasekolah ini dapat diawali dengan kemampuan untuk berdiri dengan satu kaki selam 1-5 detik, melompat dengan satu kaki, berjalan dengan tumit ke jari kaki, menjelajah, membuat posisi merangkak, dan berjalan dengan bantuan (Wong, 2000).

3. Kemampuan bicara dan bahasa Adalah

aspek

yang

berhubungan

dengan

kemampuan

untuk

memberikan respon terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah, dan sebagainya. Berikut ini akan disebutkan perkembangan bahasa pada tiap tahap usia anak. 1) Masa neonatus (0-28 hari) Perkembangan bahasa masa neonatus ini dapat ditunjukkan dengan adanya kemampuan bersuara (menangis) dan bereaksi terhadap suara atau bel. 2) Masa bayi (28 hari -1tahun) a) Usia 1-4 bulan Perkembangan bahasa pada usia ini ditandai dengan adanya kemampuan bersuara dan tersenyum, mengucapkan huruf hidup, berceloteh, mengucapkan kata “ooh/ahh”, tertawa dan berteriak, mengoceh spontan, serta bereaksi dengan mengoceh. b) Usia 4-8 bulan Perkembangan bahasa pada usia ini adalah dapat menirukan bunyi atau kata – kata, menoleh ke arah suara atau sumber bunyi, tertawa, menjerit, menggunakan vokalisasi semakin banyak serta menggunakan kata yang terdiri atas dua suku kata dan dapat membuat dua bunyi vokal yang bersamaan seperti “ba-ba”. c) Usia 8-12 bulan Perkembangan bahasa pada usia ini adalah mampu mengucapkan kata “papa” dan “mama” yang belum spesifik,

9

mengoceh hingga mengatakannya secara spesifik, serta dapat mengucapkan 1-2 kata. 3) Masa anak (1-3 tahun) Perkembangan

bahasa

masa

anak

ini

adalah

dicapainya

kemampuan bahasa pada anak yang mulai ditandai dengan anak mampu memiliki sepuluh perbendaharaan kata, tingginya kemampuan meniru, mengenal, dan responsif terhadap orang lain, mampu menunjukkan dua gambar, mampu mengkombinasikan kata – kata, serta mulai mampu menunjukkan lambaian anggota badan. 4) Masa prasekolah (3-5 tahun) Perkembangan bahasa diawali dengan adanya kemampuan menyebutkan hingga empat gambar, menyebutkan satu hingga dua warna, menyebutkan kegunaan benda, menghitung, mengartikan dua kata, mengerti empat kata depan, mengerti beberapa kata sifat dan jenis kata lainnya, menggunakan bunyi untuk mengidentifikasi objek, orang, dan aktivitas, menirukan berbagai bunyi kata, memahami arti larangan, serta merespon panggilan orang dan anggota keluarga dekat.

4. Sosialisasi dan kemandirian Adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya. Perkembangan perilaku pada tahap tumbuh kembang tiap usia adalah sebagai berikut. a. Masa neonatus (0-28 hari) Perkembangan adaptasi sosial atau perilaku masa neonatus ini dapat ditunjukan dengan adanya tanda – tanda tersenyum dan mulai menatap muka untuk mengenali seseorang.

10

b. Masa bayi (28 hari – 1 tahun) 1) Usia 1-4 bulan Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini dapat diawali dengan kemampuan mengamati tangannya, tersenyum spontan dan membalas senyum bila diajak tersenyum, mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak, tersenyum pada wajah manusia, waktu tidur dalam sehari lebih sedikit daripada waktu terjaga, membentuk siklus tidur bangun, menangis bila terjadi sesuatu yang aneh, membedakan wajah – wajah yang dikenal dan tidak dikenal, senang menatap wajah – wajah yang dikenalnya, serta terdiam bila ada orang yang tak dikenal (asing). 2) Usia 4-8 bulan Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini antara lain anak merasa takut dan terganggu dengan keberadaan orang asing, mulai bermain dengan mainan, mudah frustasi, serta memukul mukul lengan dan kaki jika sedang kesal. 3) Usia 8-12 bulan Perkembangan adptasi sosial pada usia ini dimulai dengan kemampuan bertepuk tangan, menyatkan keinginan, sudah mulai minum dengan cangkir, menirukan kegiatan orang, bermain bola atau lainnya dengan orang lain. c. Masa anak (1-3 tahun) Perkembangan adaptasi sosial masa anak dapat ditunjukan dengan kemampuan membantu kegiatan di rumah, menyuapi boneka, mulia menggosok gigi, serta mencoba mengenakan baju sendiri. d. Masa prasekolah (3-5 tahun) Perkembangan adaptasi sosial pada masa prasekolah adalah adanya kemampuan bermain dengan permainan sederhana, menangis jika dimarahi, membuat permintaan sederhana dengan gaya tubuh, menunjukan peningkatan kecemasan terhadap perpisahan, serta mengenali anggota keluarga (Wong, 2000).

11

C. Masalah Yang Terjadi Dalam Tumbuh Kembang Bayi Masalah tumbuh kembang anak merupakan masalah yang perlu diketahui atau dipahami sejak konsepsi hingga dewasa yang menurut WHO sampai usia 18 tahun sedang menurut Undang-undang Kesejahteraan Anak RI No. 4 Tahun 1979 sampai dengan usia 21 tahun sebelum menikah. Beberapa masalah tumbuh kembang anak yang perlu dijadikan acuan dalam pendeteksian di antaranya : 1. 10 % anak akan mencapai kemampuan pada usia dini 2. 50 % anak akan mencapai kemampuan kemudian 3. 75 % anak akan mencapai kemampuan lebih kemudian 4. 90 % anak akan sudah harus dapat mencapai kemampuan pada batas usia paling lambat masih dalam batas normal, dan 5. 10 % anak dimasukkan dalam katagori terlambat apabila belum bisa mencapai kemampuannya. Secara umum terdapat beberapa ciri anak yang memiliki kelainan dan perlu pendeteksian di antaranya apabila pada usia 1-1,5 bulan bisa tersenyum secara spontan, anak usia 3 bulan masih menggenggam dan belum bersuara, usia 4-5 bulan belum tengkurap dengan kepala diangkat, pada usia 7-8 bulan anak belum bisa didudukkan tanpa bantuan, pada usia 12 bulan belum bisa menjinjit, pada usia 15 bulan belum berjalan, pada usia 15 bulan anak belum mampu mengucapkan -5 kata, pada usia 2 tahun anak belum bisa menyebut nama sendiri, pada usia 30 bulan anak belum bisa menggambar, pada usia 3 tahun anak belum bisa berpakaian, pada usia 3,5 tahun anak belum bisa mengenal warna, pada usia 4 tahun anak belum bisa menggambar orang 3 bagian dan pada usia 4,5 tahun anak belum bisa bercerita, maka perilaku di atas perlu dilakukan pendeteksian untuk mengenal berbagai masalah yang berhubungan dengan tumbuh kembang anak di antaranya: a. Gagal tumbuh (Failure to Thrive) Merupakan kegagalan untuk tumbuh di mana sebenarnya anak tersebut lahir dengan cukup bulan, akan tetapi dalam pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya mengalami kegagalan pertumbuhan fisik dengan malnutrisi dan retardasi perkembangan social atau motorik. Factor

12

yang mempengaruhi terjadinya gagal tumbuh adalah gangguan psikososial di mana anak tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua sehingga banyak dijumpai pada panti-panti. Cirri gagal tumbuh yang lain adalah secara organic tidak ditemukan adanya kelainan dan secara anamnesa anak ditelantarkan dalam perawatannya. b. Gangguan makan Gangguan makan pada anak seringkali dijumpai pada masyarakat awam yang belum memahami prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak dan memahami pentingnya nutrisi pada anak, gangguan makan pada anak yang sering kita temukan seperti penolakan makan, gangguan regurgitasi pada masa bayi, anoreksia nervosa, dan bulimia. Penolakan makan merupakan gangguan makan pada anak yang dapat diakibatkan beberapa faktor di antaranya anak tidak menyukai terhadap pemberian secara memaksa dalam makan atau tidak menyukai cara pemberiannya atau tidak menarik perhatian pada anak, kemudian orang tua atau pengasuh tidak sabar dalam memberikan makan atau dalam hal ini orang tua atau pengasuhnya terlalu merasa khawatir atau kecemasan kalau anak tidak makan maka anaknya akan mengalami kekurangan gizi sehingga kadang-kadang selalu disiapkan makan yang bergizi tanpa memperdulikan selera pada anak atau kesukaan anak. Faktor cara pemberian makan pada anak adalah salah satu bagian penting dari faktor pengaruh gangguan makan pada anak, artinya cara pemberian ini yang sering kali menyebabkan gangguan makan seperti adanya paksaan dalam memberikan makan, suasana yang tegang, dan lain-lain. Berikut ini adalah contoh kasus gangguan makan pada anak : 1) Pika merupakan keadaan anak berulang kali makan yang tidak bergizi seperti kapur tembok yang terkupas, kertas, kotoran yang dipungut dari lantai, kancing, rambut, mainan, dan lain-lain. Pika ini dapat menimbulkan anemia atau keracunan apabila yang dimakan mengandung zat yang dapat memberikan dampak keracunan seperti zat timah dan lain-lain.

13

2) Terjadinya regurgitasi atau mengeluarkan kembali makanan kedalam mulut tanpa disertai perasaan mual atau gangguan gastrointestinal, dengan ditandai mengejan, punggung melengkung ke belakang, mulutnya terbuka, kepalanya menengadah dan disertai gerakan-gerakan menghisap, kondisi demikian apabila terlalu banyak makanan yang dimuntahkan maka akan terjadi kehilangan berat badan sehingga dapat menimbulkan malnutrisi. 3) Anoraksia nervosa dan bulimia merupakan gangguan makan yang sering dijumpai pada anak remaja wanita yang ditandai adanya penurunan berat badan secara disengaja atau gangguan psikologis yang spesifik, kondisi demikian merupakan salah satu penyebab gangguan makan pada anak. c. Gangguan tidur Gangguan tidur merupakan gangguan yang dialami anak selama tidur, gangguan ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak apabila gangguan ini berlangsung lama dan terus-menerus. Gangguan tidur dalam hal ini adalah gangguan tidur terror dan gangguan tidur berjalan (somnambulisme). Gangguan tidur terror ditandai dengan anak kadang-kadang sering menangis pada tengah malam, menjerit, merintih, dan lain-lain. Kadang-kadang hal tersebut tidak akan menjadi masalah, akan tetapi hal tersebut bila berlangsung terus akan mengganggu tugas-tugas perkembangan anak. Gangguan tidur di atas yang dapat menyebabkan gangguan dalam tumbuh kembang adalah gangguan tidur dari tempat tidur dan berjalan sewaktu tidur, kondisi tersebut kadangkadang kita jumpai pada anak, hal tersebut apabila berlangsung lama maka mempengaruhi perkembangan pada anak. d. Enuresis fungsional Merupakan gangguan dalam pengeluaran urine yang involunter pada waktu siang atau malam hari pada anak yang berumur lebih empat tahun tanpa adanya kelainan fisik maupun penyakit organic. Kondisi ini terdapat pada anak umur empat tahun ke atas mengingat pada umur tersebut kondisi sfingter eksterna vesika urinaria sudah mampu dikontrol

14

akan tetapi pada usia demikian tetap belum bias, hal tersebut dapat disebabkan beberapa factor di antaranya kegagalan dalam toilet training pada anak dan adanya negative reinforcement(pemberian hukuman lebih ditekankan dari pada pujian) sehingga terjadi kegagalan dalam proses berkemih sehingga dapat terjadi enuresis fungsional. Keadaan demikian apabila berlangsung lama dan panjang maka akan mengganggu tugas dalam perkembangan anak. e. Enkopresis fungsional Enkopresis fungsional merupakan gangguan dalam pengeluaran tinja yang tidak terkontrol pada anak yang terjadi secara berulang-ulang tanpa adanya konstipasi atau tanpa adanya penyebab organic pada anak yang berumur lebih dari empat tahun. Kondisi demikian dapat disebabkan karena kondisi psikologis pada anak sehingga menyebabkan kegagalan dalam melakukan buang air besar. Kondisi tersebut apabila dibiarkan terlalu lama dapat mengganggu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak. f. Mutisme efektif Merupakan gangguan bicara pada anak yang ditandai dengan menolak untuk berbicara pada situasi social seperti di sekolah ataupun di tempat-tempat umum. Keadaan demikian disebabkan oleh gangguan psikologis pada anak. Beberapa ahli mengatakan bahwa mutisme efektif digunakan anak dalam rangka mengurangi perasaan takut, tetapi ada juga yang digunakan sebagai penarik perhatian agar selalu diperhatikan. g. Gangguan perkembangan spesifik Gangguan perkembangan spesifik pada anak tersebut dapat meliputi gangguan perkembangan membaca dan menulis, gangguan perkembangan berhitung, gangguan perkembangan berbahasa, gangguan perkembangan artikulasi, gangguan perkembangan motorik yang spesifik. h. Reterdasi mental Merupakan gangguan dalam perkembangan dimana terjadi gangguan dalam fungsi intelektual yang sub normal adanya perilaku adaptif social dan timbul pada masa perkembangan yaitu di bawah umur

15

18 tahun. Terjadinya retardasi mental dapat disebabkan beberapa factor, diantaranya factor genetic atau juga kelainan dalam kromosom, factor ibu selama hamil dimana terjadi gangguan dalam gizi atau penyakit pada ibu seperti rubella, atau adanya virus lain atau juga factor setelah lahir dimana dapat terjadi kerusakan otak apabila terjadi infeksi seperti meningistis, ensefalitis, dan lain-lain. i. Autism Autism atau dikenal dengan sindrom keanner dengan memiliki gejala tidak mampu bersosialisasi, mengalami kesulitan menggunakan bahasa, berperilaku berulang-ulang, serta bereaksi tidak biasa terhadap rangsangan sekitarnya. Dengan kata lain, pada anak autism dapat terjadi kelainan emosi, intelektual, dan kemauan atau gangguan pervasive. Dapat secara singkat dikatakan bahwa autism merupakan suatu keadaan anak dapat berbuat semaunya sendiri baik secara berfikir atau berperilaku. j. Penganiayaan dan pengabaian anak Merupakan tindakan yang disengaja yang dapat menimbulkan sakit, secara fisik atau emosional pada anak atau resiko terhadap sakit atau cedera. Terdapat empat jenis penganiayaan pada anak di antaranya penganiayaan secara fisik, penganiayaan emosional, penganiayaan seksual dan pengabaian. Kesemuanya dapat dipicu oleh lingkungan yang ada di sekitar anak. Gejala dari jenis penganiayaan tersebut adalah apabila jenis penganiayaan fisik maka dapat terjadi cedera, apabila penganiayaan jenis emosional dapat terjadi keguncangan pada jiwa anak dan juga dapat menimbulkan kekacauan mental, kemudian penganiayaan seksual terjadi iritasi atau leserasi pada genital eksterna, infaksi saluran kemih atau penyakit genital, serta adanya kehamilan dan gejala pada pengabaian adalah kurangnya perawatan pada diri anak dapat terjadi kegagalan untuk tumbuh,

keterlambatan

perkembangan,

gangguan

perawatan diri, dan lain-lain (Betz, Cecily L, 1996).

16

makan,

kurang

BAB lll PENUTUP A. Kesimpulan 1. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan 2. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot – otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya 3. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian – bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot – otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya 4. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah, dan sebagainya. 5. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anank (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya B. Saran Semoga makalah yang berjudul aspek – aspek perkembangan dan tahapan perkembangan secra normal ini dapat bermanfaat bagi para masyarakat luas pada umumnya dan bagi para rekan mahasiswa pada khususny. Kami sebagai kelompok sadar bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan karena hanya beberapa referensi yang dipakai, namun kami berharap makalah ini dapat bermanfaat. Dalam menghadapi dunia keperawatan yang semakin maju diharapkan para pwrawat mampu menguasai pengetahuan tentang perkembangan anak dan langkah apa saja yang perlu diambil agar menghasilkan skill yang maksimal.

17

DAFTAR PUSTAKA

A.Aziz Alimun Hidayat, (2008), Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta, Selemba Medika. Dr. Soetjiningsih, SpAK.( 1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : ECG. Wong / Donna L.E.d.6. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta : ECG. Ahmad Suryawan, Irwan, Deteksi Dini Tanda dan Gejala Penyimpangan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Surabaya :UK Tumbuh Kembang Anak dan Remaja IDAI Jawa Timur.

18

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF