Makalah Model Keperawatan
August 24, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Makalah Model Keperawatan...
Description
MAKALAH MODEL KEPERAWATAN SISTER CALLISTA ROY
DAFTAR ISI
HalamanJudul Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang 1.2 Tujuan 1.3 Manfaat 1.4 Sistematika Penulisan BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1Teori Model Keperawatan Sister Callista Roy 2.1.2 Aplikasi Teori Model Keperawatan Sister Callista Roy dalam Keperawatan BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
B.
Saran DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu, kelompok situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Model konseptual keperawatan dikembangkan atas pengetahuan para ahli keperawatan tentang keperawatan yang bertolak dari paradigma keperawatan. Model konseptual dalam keperawatan dapat memungkinkan perawat untuk menerapkan cara perawat bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Ada berbagai jenis model konseptual keperawatan berdasarkan pandangan ahli dalam bidang keperawatan, salah satunya adalah model Roy. Roy dalam teorinya menjelaskan empat macam elemen esensial dalam adaptasi keperawatan, yaitu : Manusia, lingkungan , kesehatan dan keperawatan. Model adaptasi Roy menguraikan bahwa bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku secara adaptif karena menurut roy, manusia adalah makhluk holostic yang memiliki sistem adaptif yang selalu beradaptasi.
1.2 Tujuan
1.
Menjelaskan pengertian dan konsep dasar model keperawatan Sister Callista
Roy. Mampu memahami konsep model keperawatan menurut Roy dalam manajemen 2. Asuhan Keperawatan. Keperawatan. 1.3 Manfaat
1.
Roy. Mahasiswa dapat memahami konsep model teori Roy.
2.
Mahasiswa mampu mengaplikasikan teori model Sister Callista Roy dalam Keperawatan. Keperawatan. 1.4 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan makalah ini maka dibuat sistematika penulisan makalah sebagai berikut :
Halaman Formalitas terdiri dari : halaman judul dan daftar isi Bab I Pendahuluan : Yang memuat latar belakang, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan. Bab II Pembahasan yang terdiri dari : kajian pustaka, teori model keperawatan sister callista roy, dan aplikasi teori model keperawatan sister callista roy dalam keperawatan. Bab III Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kajian Pustaka
Sister Callista Roy adalah seorang suster dari saint joseph of carondelet. roy dilahirkan pada tanggal 14 oktober 1939 di Los Angeles California. Roy menerima Bachelor o Art Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys Colloge dan Magister Saint in Pediatric Nursing pada tahun 1966 di Uiversity of California Los Angeles. Roy memulai pekerjaan dengan teori adaptasi keperawatan pada tahun 1964 ketika dia lulus dari University of California Los Angeles. Dalam sebuah seminar dengan Dorrothy E.Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah model konsep keperawatan. konsep adaptasi mempengaruhi roy dalam kerangka konsepnya yang sesuaindengan keperawatan. Dimulai dengan pendekatan teori sistem. Roy menambahkan kerja adaptasi dari Helsen (1964) seorang ahli fisiologis-psikologis. untuk memulai membangun pengertian konsepnya, Helsen mengartikan respon adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang dibutuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu : focal stimuli, konsektual stimuli, dan residual stimuli.
2.1.1 Teori Model Keperawatan Sister Callista Roy
Dimulai dengan pendekatan teori sistem Roy menambahkan kerja adaptasi dari Harry Helson ( 1964 ) seorang ahli fisiologis-psikologis. Untuk memulai membangun pengertian konsepnya Harry Helson mengartikan respon
adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang dibutuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu : 1. Focal stimuli : Individu segera menghadap 2. Konsektual stimuli : semua kehadiran stimuli yang menyumbangkan efek Dari focal stimuli. 3. Residual stimuli : faktor lingkungan mengakibatkan tercemarnya keadaan. Empat Elemen utama dari teori Roy adalah : 1) Manusia sebagai penerima asuhan keperawatan keperawatan 2) Konsep lingkungan 3) Konsep sehat dan 4) Keperawatan. Keperawatan. Dimana antara keempat elemen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain karena merupakan suatu sistem. sistem. Manusia 1) Manusia Manusia merupakan fokus utama yang perlu diperhatikan karena manusialah yang menjadi penerima asuhan keperawatan, baik itu individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat, yang dipandang sebagai “Holistic Adaptif System”. Dimana “Holistic Adaptif System “ ini merupakan perpaduan antara konsep sistem dan konsep adaptasi. adaptasi. 2)
Lingkungan Lingkungan Stimulus yang berasal dari individu dan sekitar individu merupakan
elemen dari lingkungan, menurut Roy. Lingkungan didefinisikan oleh Roy adalah“Semua kondisi, keadaan dan pengaruh-pengaruh pengaruh-pengaruh disekitar individu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu dan kelompok”. Dalam hal ini Roy menekankan agar lingkungan dapat didesign untuk meningkatkan kemampuan adaptasi individu atau meminimalkan resiko yang akan terjadi pada individu terhadap adanya perubahan. perubahan. 3)
Sehat
Roy mendefinisikan sehat adalah “A State and a process of being and becoming an integrated and whole person”. Integritas individu i ndividu dapat ditunjukkan dengan kemampuan untuk mempertahankan diri, tumbuh, reproduksi dan “mastery”. Asuhan Asuhan keperawatan berdasarkan model Roy bertujuan untuk meningkatkan kesehatan individu dengan cara meningkatkan respon adaptifnya. adaptifnya. 4)
Keperawatan Keperawatan Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa tujuan keperawatan menurut
Roy adalah meningkatkan respon adaptif individu dan menurunkan respon inefektif individu, dalam kondisi sakit maupun sehat. Selain meningkatkan kesehatan di semua proses kehidupan, keperawatan juga bertujuan untuk mengantarkan individu meninggal dengan damai.Untuk mencapai tujuan tersebut, perawat harus dapat mengatur stimulus fokal, kontekstual dan residual yang ada pada individu, dengan lebih menitikberatkan pada stimulus fokal, yang merupakan stimulus tertinggi. tertinggi.
2.1.2 Aplikasi Teori Model Keperawatan Keperawatan Sister Callista Roy
Teori Model adaptasi Roy menuntun perawat mengaplikasikan Proses keperawatan. Element Proses keperawatan menurut Roy meliputi: Pengkajian Perilaku, Pengkajian stimulus, Diagnosa keperawatan, Rumusan Tujuan, Intervensi dan Evaluasi.
A. Pengkajian Perilaku Pengkajian
perilaku
(Behavior
Assessment)
merupakan
tuntunan bagi perawat untuk mengatahui respon pada manusia sebagai sistim adaptive. Data spesifik dikumpulkan oleh perawat melalui proses Observasi, pemeriksaan dan keahlian wawancara. “Faktor yang yang mempengaruhi respon adaptif meliputi: genetik, jenis kelamin, tahap perkembangan, obat-obatan, alkohol, merokok, konsep diri, fungsi peran, ketergantungan, pola interaksi sosial, mekanisme koping dan gaya hidup, stress fisik dan emosi, budaya, lingkungan fisik” (Martinez (Martinez yang dikutip oleh Nursalam, 2003) Sistemadaptasimemiliki 4 mode adaptasi:
1.
Pengkajian fisiologis Pengkajian fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, mode fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian bagian yaitu :
1)
Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu Oksigenasi ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991).
2)
Nutrisi : Nutrisi
Mulai
dari
proses
ingesti
dan
asimilasi
makanan
untuk
mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy 1991). 3)
Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan ginjal. ( Eliminasi
Servonsky, 1984 dalam Roy 1991) 4) Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semua komponen-komponen tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991). 5)
Proteksi/ perlindungan : perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy 1991).
6)
The sense / perasaan perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungan . Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan.( Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991).
7)
Cairan dan elektrolit . : Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya termasuk air, elektrolit, asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya
inefektif
fungsi
sistem
fisiologis
dapat
menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit. (Parly, 1984, dalam Roy 1991). 8)
Fungsi syaraf / neurologis neurologis : : Hubungan-hubungan neurologis merupakan bagian integral dari regulator koping mekanisme seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan
proses emosi kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh (Robertson, 1984 dalam Roy, 1991). 9)
Fungsi endokrin endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan dan mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran yang signifikan dalam respon stress dan merupakan dari regulator koping mekanisme ( Howard & Valentine dalam Roy,1991)
2.
Pengkajian Konsepdiri Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan dengan integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan the personal self. 1) The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas. 2)
The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri,
moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang berat dalam area ini.
3.
Pengkajian Fungsiperan Mode fungsi peran mengenal pola – pola interaksi sosial seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya.
4.
Pengkajian Interdependent Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling menghargai.
B. Pengkajian Stimulus. Setelah pengkajian perilaku, perawat menganalisis data-data yang muncul ke dalam pola perilaku pasien (empat model respon perilaku) untuk mengidentifikasi respon-respon inefektif atau respon-respon adaptif yang perlu didukung oleh perawat untuk dipertahankan. Ketika perilaku inefektif atau perilaku adaptif yang memerlukan dukungan perawat, perawat membuat pengkajian tentang stimulus internal dan ekternal yang mungkin mempengaruhi perilaku. Dalam fase pengkajian ini perawat mengumpulkan data tentang stimulus fokal, kontektual dan residual yang dimiliki pasien. Proses ini mengklarifikasi penyebab dari masalah dan mengidentifikasi factor-faktor kontektual (faktor presipitasi) dan residual (factor Predisposisi) yang berhubungan erat dengan penyebab.
a. Identifikasi stimulus fokal Stimuli fokal merupakan perubahan perilaku yang dapat diobservasi. Perawat dapat melakukan pengkajian dengan menggunakan pengkajian perilaku, yaitu: keterampilan melakukan observasi, pengukuran dan wawancara.
b.Identifikasi stimulus kontekstual Stimulus kontekstual ini berkontribusi terhadap penyebab terjadinya perilaku atau presipitasi oleh stimulus fokal. Stimulus kontekstual dapat diidentifikasi oleh perawat validasi.
melalui observasi, pengukuran, wawancara dan
Faktor kontekstual yang mempengaruhi mode adaptif adalah genetik, seks, tahap perkembangan, obat, alkohol, tembakau, konsep diri, peran fungsi, interdependensi, pola interaksi sosial, koping mekanisme, stress emosi dan fisik religi dan lingkungan fisik. c.
Identifikasi stimulus residual Pada tahap ini yang mempengaruhi adalah pengalaman masa lalu.
Beberapa faktor dalam pengalaman masa lalu relevan dalam menjelaskan
bagaimana keadaan saat ini. Sikap, budaya, karakter adalah faktor residual yang sulit diukur dan memberikan efek pada situasi sekarang. C. Diagnosa Keperawatan Rumusan Diagnosa Keperawatan adalah problem (P), Etiologi (E), Sinthom/karakteristik data (S). Roy menjelaskan ada tiga metode merumuskan diagnosa keperawatan. 1) Metode Pertama Menggunakan satu tipologi diagnosa yang berhubungan dengan 4 (empat) cara penyesuaian diri (adaptasi). Penerapan metode ini ialah dengan cara mengidentifikasi perilaku empat model adaptasi, perilaku adaptasi yang ditemukan disimpulkan menjadi respon adaptasi. Respon tersebut digunakan sebagai pernyataan Masalah keperawatan. Misalnya: inadekuat pertukuran gas.(masalah fisiologis) datanya ialah; sesak kalau beraktivitas, bingung/agitasi, bernafas dengan bibir dimoncongkan, sianosis. Konstipasi (masalah fisiplogis eliminasi) datanya: sakit perut, nyeri waktu defikasi, perubahan pola BAB, Kehilangan (masalah konsep diri) datanya: diam, kadang-kadang menangis, kegagalan peran (masalah fungsi peran). 2) Metode Kedua Membuat diagnosa keperawatan berdasarkan hasil observasi respon dalam satu cara penyesuaian diri dengan memperhatikan stimulus yang sangat berpengaruh. Metode ini caranya ialah menilai perilaku respon dari satu cara penyesuaian diri, respon perilaku tersebut dinyatakan sebagai statemen masalah. Sedangkan penyebab adalah hasil pengkajian tentang stimulus. Stimulus tersebut dinyakatan sebagai penyebab masalah. Misalnya: Nyeri dada yang disebabkan oleh kurangnya suplai oksigen ke otot jantung. 3) Metode Ketiga Merupakan kumpulan respon-respon dari satu atau lebih cara (mode Adaptive) berhubungan dengan beberapa stimulus yang sama. Misalnya pasien mengeluh nyeri dada saat beraktivitas (olah raga) sedangkan pasien adalah atlit senam. Sebagai pesenam pasien tidak mampu melakukan senam. Keadaan ini disimpulkan diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Kegagalan peran berkaitan
dengan keterbatan fisik. Pasien tidak mampu untuk bekerja melaksanakan perannya. D. Rencana Tindakan Rencana tindakan keperawatan ialah perencanaan yang bertujuan untuk mengatasi/memanipulasi stimulus fokal kontektual dan residual, Pelaksanaan juga difokus pada besarnya ketidakmampuan koping manusia atau tingkat adaptasi, begitu juga hilangnya seluruh stimulus dan manusia dalam kemampuan untuk beradaptasi. Perawat merencanakan tindakan keperawatan spesifik terhadap gangguan atau stimulus yang dialami. Tujuan intervensi keperawatan adalah pencapaian kondisi yang optimal, dengan menggunakan koping yang konstruktif. Intervensi ditujukan pada peningkatan peningkatan kemampuan koping secara luas. Tindakan Tindakan diarahkan pada subsistim regulator (proses fisiologis/biologis) dan kognator (proses pikir. Misalnya: persepesi, pengetahuan, pembelajaran). E. Implementasi/Intervensi Keperawatan Suatu perencanaan dengan tujuan merubah atau memanipulasi fokal, kontekstual, residual. Pelaksanaannya juga ditujukan kepada kemampuan klien dalam menggunakan koping secara luas, supaya stimulasi secara keseluruhan dapat terjadi pada klien. Tujuan adalah harapan perilaku akhir dari manusia yang dicapai. Itu dicatat merupakan indikasi perilaku dari perkembangan adaptasi masalah pasien. Pernyataan masalah meliputi perilaku. Pernyataan tujuan meliputi: perilaku, perubahan yang diharapkan dan waktu. Tujuan jangka panjang menggambarkan perkembangan individu, dan proses adaptasi terhadap masalah danm tersedianya energi untuk tujuan lain (kelangsungan hidup, tumbuh, dan reproduksi). Tujuan jangka pendek mengidentifikasi hasil perilaku pasien setelah manajemen stimulus fokal dan kontektual. Juga keadaan perilaku pasien itu indikasi koping dari sub sistim regulator dan kognator.
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan
1) Model adaptasi Roy memberikan petunjuk untuk perawat dalam mengembangkan proses keperawatan. 2)
Elemen dalam proses keperawatan menurut Roy meliputi pengkajian
tahap pertama dan kedua, diagnosa, perancanaan, intervensi, dan evaluasi, langkah-langkah tersebut sama dengan proses keperawatan secara umum. 3.2 Saran
1.
Mahasiswa keperawatan perlu untuk untuk mengetahui dan mengkaji mengkaji lebih jauh
tentang penerapan model keperawatan yang sesuai dengan teori Callista Roy di lapangan atau rumah sakit, sehingga dapat diketahui apakah teori Roy dapat diaplikasikan dengan baik dalam pelayanan keperawatan/asuhan keperawatan. keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam.
(2010). Manajemen
Keperawatan:
Aplikasi
dalam
Praktik
Keperawatan Professional
Potter, P, A,. Perry, A., G. (2010) . Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta:EGC Praktik. Jakarta:EGC
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S., J. (2010) . Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan dan Praktik. Jakarta: Praktik. Jakarta: EGC
Alimul, A. (2002) . Pengantar Pendidikan Keperawatan. Keperawatan. Jakarta: CV Sagung Seto
ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS nuryantinoviana on: on: April 30, 2010 2010 Posted by: by: nuryantinoviana
In: Askep In: Askep Comments 8 Comments
8 Votes
ASUHAN KEPERAWATAN IBU W DENGAN GASTRITIS PADA KELUARGA BAPAK S DI RT 03 RW XI KELURAHAN PASIR KUDA KECAMATAN BOGOR BARAT KOTA BOGOR I. Pengkajian Keluarga A. Data Umum 1. Nama kepala keluarga : Bpk. S 2. Umur : 35 Tahun 3. Jenis Kelamin : Laki – Laki – laki laki 4. Agama : Islam 5. Pendidikan : SMA 6. Pekerjaan : Swasta
7. Alamat : Bojong Menteng Rt. 03/ IX kelurahan Pasir Kuda. 8. Tanggal Pengkajian : 26 April 2010 9. Komposisi Keluarga : Nama
Jenis
Umur
kelamin
Hub.
Pendidikan
Pekerjaan
Keluraga
Ny. W
Perempuan
33 tahun
Isteri
SMA
IRT
An. A
Laki-laki
7 tahun
Anak
SD
Pelajar
An. S
Perempuan
16 bulan
Anak
–
–
10. Genogram
11. Tipe keluarga Tipe keluarga Bpk S termasuk tipe keluarga inti karena di dalamnya dalamn ya terdiri dari ayah, ibu dan dua orang anak. 12. Suku bangsa Bpk. S berasal dari suku sunda sementara Ibu W berasal dari suku jawa. Jadi keluarga Bpk. S berasal dari suku sunda dan jawa. Bahasa yang digunakan seharihari adalah bahasa indonesia.
13. Agama Semua anggota keluarga Bpk. S beragama Islam, Ibu W jarang mengikuti pengajian sementara An. A anak yang pertama suka mengaji. 14. Status sosial ekonomi keluarga Sumber penghasilan keluarga adalah berasal dari Bpk. S kurang lebih sebesar Rp. 1.500.000 / bulan. Adapun untuk pengeluarannya yaitu : Biaya belanja sehari-hari
: Rp 600.000,- / bulan
Biaya Kontrakan
: Rp 350.000,-/ bulan
Biaya jajan anak
: Rp. 300. 000,-/bulan
Lain-lain (biaya tak terduga)
: Rp. 250.000,-/bulan
Jumlah
: Rp 1.500.000
15. Aktivitas dan rekreasi keluarga Ibu W mengatakan jarang melakukan rekreasi karena kondisi keluarga yang tidak memungkinkan. Sarana hiburan di rumah terdapat televise, keluarga biasa mengisi waktu luang dengan berkumpul bersama dan menonton televisi pada waktu malam hari. 16. Pola kebiasaan sehari – sehari – haria. haria. Pola Makan Ibu W mengatakan makan tidak teratur dengan dirinya, biasanya makan 3x pola sehari tetapikeluarga kadang-kadang lebih begitu dari 3xjuga dari sehari. Sedangkan anak-anaknyanya makan bisa sampai 3-4x sehari. Ibu W mempunyai pantangan terhadap makanan yang pedas dan asam. Menu makanan sehari-hari keluarga adalah nasi, tahu, tempe, sayur, ayam, daging dan kadang-kadang makan buah jika ada. b. Pola Minum Keluarga Ibu W biasa minum air putih kurang lebih 7-8 gelas per hari / orang. c. Pola Istirahat dan Tidur
Ibu W mengatakan keluarganya biasa tidur pukul 20.30 – 20.30 – 04.30 04.30 WIB. Tetapi tidak tentu karena Ibu W harus menjaga kedua anaknya tidur terlebih dahulu. Keluarga tidak mengalami kesulitan dalam tidur. d. Pola Eliminasi Ibu S mengatakan dirinya dan keluarga biasa BAB 1 sampai 2 kali sehari dan BAK ± 5 – 5 – 6 6 kali sehari. e. Personal Hygiene Ibu W mengatakan bahwa keluarganya biasa mandi dua kali sehari yaitu pagi dan sore, mandi menggunakan sabun, keramas satu minggu tiga kali menggunakan shampo. Gosok gigi dua kali sehari, sedangkan untuk menggunting kuku Ibu W dan keluarga tidak tentu dengan pasti, keluarga menggunting kuku jika kuku sudah panjang. f. Pola Aktivitas Ibu W mengatakan sehari-harinya dia tinggal di rumah paling pagi mengantar anaknya yang pertama ke sekolah dan menjemput anaknya sekolah. Tetapi kesahariannya Ibu W jarang keluar ataupun berpergian. Di rumah biasanya nonton TV, tidur siang dan mengasuh kedua anaknya. Sedangkan Bpk. S bekerja sebagai koki berangkat pagi pukul 04.00 – 04.00 – 14.30 14.30 WIB sedangkan jika berangkat siang si ang pukul 10.00 – 10.00 – 20.00 20.00 WIB. B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Ibu W mengatakan anak pertamanya saat ini berusia 7 tahun , jadi perkembangan keluarga saat ini adalah tahap perkembangan anak usia sekolah. 2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Tugas perkembangan keluarga Bpk. S yang belum terpenuhi adalah perkembangan keluarga dengan anak usia remaja dan anak dengan usia dewasa,selain itu Bpk S juga ingin menyekolahkan anak yang pertama dan keduanya. 3. Riwayat keluarga inti Ibu W mengatakan bahwa dirinya mempunyai penyakit gastritis. Ibu W mengalami penyakit gastritis sudah sejak umurnya 9 tahun karena sering makan yang asem-asem. Ibu W mengatakan jika gastritis Ibu W kambuh, Ibu W mengalami sakit melilit di perut dan pusing kadang-kadang hingga pingsan jika
sudah parah penyakit gastritisnya hingga mengeluarkan darah, jika sakit yang dirasa belum hilang ibu W meminum obat yang dibeli di apotek tetapi jika tidak ti dak hilang juga Ibu W pergi ke ke dokter atau rumah sakit. Ibu W mengatakan anak Ibu Ibu W yang pertama dan kedua yaitu An. A berumur 7 tahun ta hun dan An. S berumur 16 bulan yang 2 minggu minggu kemarin mengalami penyakit batuk dan fflu. lu. Jika penyakit yang di derita anaknya tidak sembuh dengan meminum obat yang dibeli di apotek maka Ibu W langsung membawa anaknya ke dokter. 4. Riwayat keluarga sebelumnya Ibu W mengatakan tidak terdapat penyakit menular dalam keluarganya tetapi Ibu W mengatakan bahwa Ibunya mempunyai penyakit darah tinggi dan sudah s udah meninggal sejak tiga tahun yang lalu dan Bpk. Ibu W mempunyai penyakit darah tinggi, sementara Ibu Bpk. S mempunyai penyakit diabetes melitus. C. Lingkungan 1. Karakteristik Rumah. Rumah keluarga Ibu W berukuran kurang lebih 5×4 meter, mempunyai satu ruang tamu, satu kamar tidur, satu dapur dan satu kamar mandi yang dipakai secara bersama. Rumah keluarga Ibu W merupakan merupakan tipe rumah permanen dan ngontrak. a. Denah rumah :
b. Ventilasi dan Pencahayaan Keluarga mengatakan memiliki jendela di ruang tamu, jendela jarang dibuka. Kamar mandi mempunyai penerangan dan ventilasi yang kurang karena tidak ada
ventilasinya, sedangkan di dalam rumah sinar matahari tidak cukup menerangi seluruh bagian rumah terutama kamar tampak kurang cahaya. Pada malam hari penerangan menggunakan listrik. c. Sumber Air Sumber air keluarga Ibu W berasal dari PAM yang digunakan untuk air minum, mandi dan mencuci. Karakteristik air tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. d. Jamban keluarga dan Pembuangan Limbah Rumah keluarga Ibu W tidak memiliki jamban sendiri dikamar mandi, jadi pembuangan jamban di di alirkan ke sungai. Sedangkan untuk man mancuci cuci pakaian dan cuci piring di lakukan di kamar mandi dan hasil pembuangannya baik dari limbah dapur ataupun kamar mandi di alirkan ke sungai yang berada di depan rumah. e. Penataan Ruangan Penataan rumah cukup rapi walaupun sedikit berantakan karena Ibu W memiliki anak kecil. Penataannya teratur sesuai dengan fungsi ruangan. Pada ruang tamu dan ruang keluarga terdapat kursi, televisi, meja makan sehingga ruang tamu dan ruang kekuarga menjadi satu. Dapur terdapat di samping kamar tidur dan tidak begitu luas sedangkan kamar mandi berada disamping dapur. f. Lingkungan Sekitar Rumah Lingkungan sekitar rumah agak kotor. Jarak antara satu rumah dengan rumah lain berdempetan, terdapat tanaman sebagai penghijauan. g. Pembuangan Sampah Ibu W mengatakan biasa membuang sampah ke sungai. Ibu W mengatakan sebagian besar penduduk sekitar membuang sampah ke sungai. h. Sarana Transportasi Ibu W mengatakan sarana transportasi yang di gunakan untuk berpergian adalah angkutan umum, karena keluarga Bpk S tidak mempunyai me mpunyai kendaraan pribadi. i. Fasilitas dan Sarana Kesehatan Keluarga mengatakan jarak ke puskesmas dapat di tempuh dengan menggunakan kendaraan umum, karena jarak cukup jauh sekitar ± 3 km, apabila ada anggota keluarga yang sakit maka segera di bawa ke dokter atau rumah sakit.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas Ibu W mengatakan sebagian besar tetangganya warga asli bogor dan berasal dari suku sunda, sebagian kecil merupakan pendatang. Ibu W mengatakan jarang berkumpul dengan tetangga tetangga disekitar rumah karena tetangga Ibu W walaupun tetangga Ibu W masih merupakan saudara. Mayoritas mata pencaharian tetangga tet angga sekitar rumah Ibu W adalah sebagai wiraswasta. Ibu W mengatakan dilingkungannya terdapat kegiatan pengajian dilakukan dua kali dalam satu minggu. Fasilitas umum yang terdapat dilingkungan dili ngkungan rumah Ibu W yaitu terdapat mesjid, majlis ta’lim, t a’lim, PAUD, posyandu, dan posbindu. posbindu. 3. Mobilitas geografis keluarga Ibu W mengatakan sudah tinggal dirumahnya yang sekarang selama ± 3 tahun, sebelumnya keluarga Bpk S tinggal di kelurahan pasir kuda namun di 05. 4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Ibu W mengatakan jarang mengikuti kegiatan pengajian yang dilaksanakan di sekitar daerah rumahnya. Ibu W juga sering berkumpul bersama saudarasaudaranya pada hari raya. Interaksi yang terjalin antara anta ra Keluarga Bpk S dengan tetangganya sangat baik. 5. Sistem pendukung keluarga Ibu W mengatakan mengatakan bahwa keluarganya mempunyai kartu sehat yaitu yaitu jamsostek. D. Struktur Keluarga 1. Pola komunikasi keluarga Ibu W biasa berkomunikasi bahasadan indonesia, jika adamengatakan masalah di keluarga dalam keluarga maka anggota menggunakan keluarga berdiskusi bermusyawarah untuk mencari pemecahannya. 2. Struktur kekuatan keluarga Ibu W mengatakan bahwa yang mengambil keputusan dalam segala hal adalah Bpk. S, Bpk. S jarang menyelesaikan masalah sebelumnya bersama Ibu W. 3. Struktur peran a. Bapak S : Sebagai Sebagai kepala keluarga yaitu dalam mengambil mengambil keputusan keputusan keluarga dan sebagai bapak dari kedua anaknya, membantu mencari nafkah untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
b. Ibu W : Sebagai ibu, mengatur dan mengurus mengurus rumah tangga dan keuang keuangan an serta mengurus anak. c. Anak A
: Sebagai anak pertama adalah sebagai seorang pelajar..
d. Anak S : Sebagai anak kedua belum bersekolah karena masih balita, semuanya rajin dan patuh terhadap perintah bapak serta ibunya. 4. Nilai dan norma budaya Keluarga Bpk S dalam menghadapi masalah kesehatan selain membawa ke Dokter, keluarga juga suka membawa ke rumah sakit. Dan keluarga memegang teguh nilai-nilai agama Islam, keluarga juga ditekankan untuk menjaga silahturahmi dengan saudara-saudara dan tetangga setempat. E. Fungsi Keluarga 1. Fungsi afektif Ibu W selalu memberikan kasih sayang pada semua anaknya dan tidak membeda bedakan. Diantara anggota keluarga satu sama lainnya saling menyayangi. menyayangi. Hubungan keluarga terlihat harmonis dan ikatan kekeluargaan sangat erat. 2. Fungsi sosial Seluruh anggota keluarga Bpk S dapat bersosialisasi dikeluarga dengan akrab, juga sosialisasi dengan tetangga maupun dengan masyarakat masyarakat yang ada di wilayah tempat tinggal Bpk S. 3. Fungsi perawatan kesehatana. Mengenal Masalah Kesehatan Ibu W tidak mengetahui banyak tenta tentang ng penyakit dialaminya. Ibu W mengatakan hanya mengetahui bahwa gastritis adalah sakit perut danyang sering pusing jika kambuh. Ibu W juga tidak mengetahui tentang penyakit pen yakit yang dialami oleh An. S dan An. A, Ibu W hanya mengetahui bahwa anaknya dua minggu kemarin sakit batuk dan pilek. b. Mengambil Keputusan Untuk Mengatasi Masalah Keshatan Bila ada masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga, anggota keluarga yang lain mencoba mengobati dengan membeli obat di apotek, bila di rasakan tidak mengalami perubahan keluarga segera membawa anggota keluarga yang sakit ke dokter praktik yang ada di daerahnya atau dibawa ke rumah sakit. c. Kemampuan Kemampuan Keluarga Merawat Anggota Anggota Keluarga Dengan Gastritis Gastritis
Keluarga mengatakan tidak mengetahui bagaimana cara merawat Ibu W dengan Gastritis, selama ini hanya memberikan perhatian dan dukungan saja serta berdo’a untuk kesembuhan Ibu W. d. Kemampuan keluarga Memodifikasi Lingkungan Keluarga mampu membuat suasana menjadi tenang, lingkungan rumah tertata rapi sesuai tempatnya sehingga menurunkan resiko cedera dan kondisi rumah yang cukup bersih. e. Kemampuan Keluarga Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan Ibu W jarang memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, Ibu W lebih sering membawa anak atau keluarganya jika sakit ke dokter praktek atau ke rumah sakit. 4. Fungsi Reproduksi Ibu W mengatakan masih mnggunakan KB. KB yang digunakkan yaitu KB pil. Ibu W sudah menggunakan KB Pil selama 3 tahun, sebelumnya Ibu W menggunakan KB suntik namun karena tidak cocok akhirnya Ibu W memilih menggunakan KB Pil. Ibu W mempunyai dua orang anak, satu orang laki-laki dan satu orang perempuan 5. Fungsi Ekonomi Ibu W mengatakan dalam keluarga sumber penghasilan berasal dari Bpk S sebagai kepala keluarga yang berkewajiban mencari nafkah. F. Stress dan Koping Keluarga 1. Stressor jangka pendek Ibu W mengatakan bila terasa sakit Ibu W segera meminum obat yang dibeli di apotek. 2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah Ibu W mengatakan khawatir kepada anaknya yang bungsu karena anaknya baru berumur 16 bulan takut takut rentang dengan penyakit. 3. Strategi koping yang digunakan Ibu W mengatakan hanya berpasrah diri kepada Allah SWT, berdoa agar cepat disembuhkan dari penyakit yang dideritanyusaha menjaga kesehatan. 4. Strategi adaptasi disfungsional
Bila mendapatkan masalah keluarga Bpk. S tidak ada angtgota keluarga yang mempunyai kebiasaan marah-marah, mengamuk, dan sebagainya dalam menghadapi masalah selalu menyelesaikan dengan musyawarah segera agar masalah tidak bertumpuk. G. Harapan Keluarga Ibu W berharap bisa meningkatkan derajat hidup keluarganya dan derajat kesehatannya sehingga dapat hidup sejahtera. H. Pemeriksaan Fisik No Jenis Pemeriksaan 1 Tanda – tanda Tanda – tanda vital
2
Kepala
Bapak S
Ibu W
An. A
Kesadaran Composmentis
Kesadaran Composmentis
Kesadaran Comp
TD : 120/80 mmHg.
TD : 110/80 mmHg.
TD : – : –
Nadi : 80 x/menit.
Nadi : 76 x/menit.
Nadi : – : –
RR: 22 x/menit.
RR : 22 x/menit.
RR : –
Suhu : 360 C. Suhu 36,5 0 C. Suhu : 36,40 C Kulit kepala tidak Kulit kepala tidak ada lesi Kulit kepala tidak ada lesi dan tidak ada benjolan. Mata dan tidak ada benjolan. Mata dan tidak ada benj tidak anemis, telinga tidak tidak anemis, telinga tidak tidak anemis, teli ada serumen, fun ada serumen, fungsi ada serumen, fungsi pendengaran baik, hidung pendengaran baik, hidung pendengaran baik tidak ada sekret, f tidak ada sekret, fungsi tidak ada sekret, fungsi penciuman baik, gigi tampak penciuman baik, gigi tampak penciuman baik, sedikit bersih, mukosa bibir bersih, mukosa b kuning, mukosa bibir
lembab lembab. Dada simetris, bu Dada simetris, frekuensi Dada simetris, frekuensi napas 22x/menit, bunyi dada napas 22x/menit, bunyi dada vesikuler. vesikuler. vesikuler. 4 Kulit teraba hangat, turgor Kulit teraba hangat, turgor Kulit teraba hang kulit elastic kulit elastis kulit 5 Ekstremitas atas Ekstremitas atas dan bawah Ekstremitas atas dan bawah Ekstremitas atas d dan bawah tampak normal, ti tampak normal, tidak ada tampak normal, tidak ada edema, fungsi per edema, fungsi pergerakan edema, fungsi pergerakan baik baik baik III. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga 3
Thorax dan fungsi pernapasan Kulit
No. Dx. Perawatan
Rencana Keperawatan Tujuan
Kriteria
Standar
Interven
1.
Kurang pengetahuan TUM : ibu W tentang penyakit gastritis Nyeri teratasi berhubungan dengan
Respon Verbal Gastritis adalah peradangan yang Respon Verbal terjadi pada lapisan lambung atau lapisan
1.
ketidakmampuan anggota keluarga mengenal masalah kesehatan
Respon Verbal lambung atau lapisan dalam kantung nasi. Respon Verbal Penyebab gastritis Respon Verbal yaitu :
2. g
TUK 1 : Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 4 x 20 menit diharapkan keluarga dapat : 1. Menyebutkan pengertian gastritis
Respon Verbal Respon Verbal Respon Verbal Respon Verbal
Keluarga dapat memutuskan tindakan
Respon Verbal
1. Keluarga dapat menyebutkan komplikasi gastritis TUK 3 : Keluarga dapat merawat anggota keluarga dengan gastritis 1. Keluarga mampu mengetahui jenis makanan yang tidak diperbolehjan bagi pasien yang terkena gastritis 1. Keluarga dapat menyebutkan cara yang dapat dilakukan untuk
t
g
TUK 2 :
1. untuk mengatasi gastritis
p
1. Pola makan tidak teratur
1.
p 1. Sering makan makanan yang asam (nanas, kedondong, rujak. Dll) 1. Suka makan makanan yang pedas (sambal, cabai, saos. Dll 1. Suka makan makanan yang banyak mengandung gas (kubis/kol, sawi, nangka. 2. Dll) Suka minum kopi 3. Stress 4. Suka minuman beralkohol 5. Kebiasaan merokok 6. Kuman Helicobacter pylory pylory
1.
t p
1.
p
t p g 1.
p g 1.
p
1.
t p
1. Tanda dan gejala dari
p
mengatasi gejala hipertensi TUK 4 : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang sesuai untuk klien hipertensi TUK 5 : Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan untuk mengatasi hipertensi 1. keluarga dapat menyebutkan manfaat dan kunjungan kefasilitas kesehatan Keluarga dapat menyebutkan fasilitas kesehatan apa saja yang ada dimasyarakat
t
gastritis yaitu : 1. Nyeri ulu hati 2. Mual / muntah
3. Tekanan menurun,darah pusing 4. Keringat dingin 5. Nadi cepat 6. Kadang berat badan menurun 7. Nafsu makan menurun 8. Perut terasa kembung
g
1.
t g
1. e p
1.
t p
Komplikasi gastritis :
1. Perdarahan saluran cerna 1. Kaji p keluarga komplik 1. Luka pada dinding lambung 2. Disku keluarga koplikas 1. Kebocoran pada dinding lambung 1. e 2. Gangguan p penyerapan makanan 3. Kanker lambung Keluarga dapat mengambil keputusan untuk mengatasi gastritis
1.
t p
1.
Seperti pedas, asam dan makanan bergas. t Cara untuk mengatasi pencegahan hipertensi
yaitu : Istirahat yang cukup, lakukan pijatan pada leher dan pnggung, hindari stress, batasi aktivitas
1.
Lingkungan yang dapat menurunkan stress :
1.
Bicara masalah secara terbuka, biasakan untuk memendam masalah, lakukan rekreasi bersama keluarga, ciptakan lingkungan yang tenang
1.
Manfaat datang kefasilitas kesehatan yaitu: Mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan
s
1.
t p
1.
Fasilitas kesehatan yang digunakan masyarakat yaituoleh :
t
Puskesmas, Posyandu, Dokter praktek swasta dan Rumah Sakit
g
1.
t p
a r
1.
t p
1.
p t l
s 1.
t
s
1. e p
1.
t p
1.
p t
1.
t
1. e
p
1.
t p
1 Kaji p keluarga fasilitas yang dig masyara 1.
t f
2. e p
1.
t p
II. PERUMUSAN DIAGNOSAA. Analisa Data
No.
Data
Diagnosa Keperawatan
1.
Data Subjektif :
2.
Ibu W mengatakan tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan Gastritis, Ibu W
Kurang pengetahuan ibu W tentang penyakit gastritis berhubungan dengan dengan ketidakmampuan anggota
hanya mengatakan perutnya nyeri, kembung dan perihbila itu adalah magh.
keluarga gastritis mengenal masalah
Ibu W mengatakan makannya setelah terasa laper saja
Resiko tinggi nyeri b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gastritis
Ibu W mengatakan jarang sarapan pagi Data Onjektif : Tanda-tanda Vital : TD : 110/80 mmHg. Nadi : 76 x/menit. RR : 22 x/menit. Suhu 36,5 0 C. Data Subjektif : Saat dikaji Ibu W mengatakan 3 bulan yang lalu sakit maghnya kambuh lagi hingga Ibu W pingsan dan mengeluarkan darah karena penyakitnya sudah kronis. kronis. Ibu W mengatakan beberapa hari kemarin ulu hatinya sakit. Ibu W mengatakan perutnya terasa kembung dan melilit. Ibu W mengatakan bila perutnya terasa sakit Ibu W tidak bisa melakukan apa-apa. Ibu W mengatakan tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan Gastritis, ibu W hanya mengatakan bila perutnya nyeri, kembung itu adalah magh.
Data Objektif : Tanda-tanda Vital : TD : 110/80 mmHg. Nadi : 76 x/menit. RR : 22 x/menit. Suhu 36,5 0 C. 1. B. Skoring 1. Kurang pengetahuan Ibu W b.d ketidakmampuan anggota keluarga mengenal masalah gastritis No.
Kriteria
Perhitungan
Skor
Pembenaran
1.
Sifat masalah
3/3 x 1
1
Masalah kurang pengetahuan yang di alami oleh Ibu W sudah terjadi. Kemungkinan masalah untuk diubah mudah karena dengan pemberian pendidikan kesehatan, kesadaran keluarga untuk mencegah penyakit gastritis. Dengan mendidik dan memotivasi juga melatih keluarga merawat Ibu W secara benar. Kemungkinan masalah dapat dicegah. Masalah kurang pengetahuan harus segera ditangani untuk mencegah komplikasi yang lebih berat
2.
Ancaman kesehatan Kemungkinan 2/2 x 2 masalah dapat diubah
2
Sebagian 3.
4.
Kemungkinan masalah dapat dicegah Cukup Menonjolnya masalah
2/3 x 1
2/3
2/2 x 1
1
Berat harus segera ditangani Jumlah
4 2/3
1. Resiko tinggi nyeri b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gastritis No. 1.
Kriteria Sifat masalah Tidak/kurang sehat
Perhitungan 2/3 x 1
Skor 2/3
Pembenaran Masalah resiko dapat menjadi aktual jika tidak segera ditangani.
2.
2/2 x 2
Kemungkinan masalah dapat diubah
2
Kemungkinan masalah untuk diubah mudah karena dengan pemberian pendidikan kesehatan, kesadaran mencegah keluarga gastritis untuk Cukup, masalah gastritis dapat diatasi dengan pengobatan rutin
Mudah 3.
4.
Kemungkinan masalah dapat dicegah Cukup Menonjolnya masalah
2/3 x 1
2/3
2/2 x 1
1
Masalah berat, harus segera ditangani Jumlah
Masalah harus segera ditangani untuk mencegah komplikasi yang lebih berat.
3 4/3
1. C. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA 1. Kurang pengetahuan Ibu W b.d ketidakmampuan anggota keluarga mengenal masalah gastritis 2. Resiko tinggi nyeri b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gastritis IV.IMPLEMENTASI IV.IMPLEM ENTASI DAN EVALUASI
Tanggal. No. Dx Implementasi Evaluasi Paraf Sabtu, 1. Membina hubungan S : saling percaya Mengucapkan salam 24 April 1. Keluarga 2010 Memperkenalkan menjawab salam diri dan menjelaskan dan mengerti 1. tujuan atas tujuan yang Minggu, Melakukan diberikan serta pengkajian masalah menjawab salam 25April kesehatan yang petugas 2010 dihadapi keluarga kesehatan Melakukan Rabu, pemeriksaan fisik O: 28 April 2010 Mengevaluasi Keluarga tampak pengkajian membuat percaya kepada kontrak waktu untuk petugas melaksanakan TUK kesehatan
1
Keluarga merasa
senang dengan kedatangan petugas
Menjelaskan pengertian gastritis Menjelaskan penyebab tanda dan
gejala gastritis
Mengevaluasi TUK 1 Mendiskusikan dengan keluarga bagaimana cara merawat anggota keluarga yang terkena penyakit gastritis Menanyakan kepada keluarga tentang rencana keluarga untuk mengatasi gastritis Mengajarkan pada keluarga cara mengompres perut dengan air hangat menggunakan botol
kesehatan
A:
Masalah teratasi P: Lanjutkan Intervensi
Klien : keluarga dapat mmemahami kedatangan petugas kesehatan Perawata : kontrak waktu untuk melanjutkan TUK 1
S:
Keluarga mengatakan sudah mengerti tentang gastritis, penyebab, tanda dan gejala gastritis
O:
Keluarga dapat menjawab pertanyaan tentang pengertian gastritis Keluarga dapat menyebutkan 3
dari 4 penyebab gastritis Keluarga dapat menyebutkan 2 dari 4 tanda dan gejala gastritis
A: Masalah teratasi P: Lanjutkan intervensi
Klien : keluarga dapat memahami tentang penyakit gastritis Perawat : kontrak waktu untuk TUK 2
S:
Keluarga mengatakan jika Ibu S sakit, ibu Sminum obat yang dibeli di apotek atau ke
dokter Ibu Smengatakan ingin cepat sembuh Keluarga dapat merawat anggota keluarga yang sakit gastritis
O:
Keluarga dapat memutuskan untuk membawa Ibu S periksa
ketempat berobat terdekat Keluarga dapat merawat anggota
yang sakitdapat Keluarga melakukan cara mengompres perut dengan ir hangat
A: Masalah teratasi P:
Klien : dapat memahami bila ada anggota keluarga yang sakit maka segera dibawa kefasilitas kesehatan Perawat : kontrak waktu untuk TUK 3, TUK 4, TUK 5.
Advertisements Report this ad Report this ad
R elated
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GASTRITISI GASTRITIS In "Askep" PADA RESUME KEPERAWATAN DENGAN ISPA PADA ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK In "Askep"
8 Responses to "ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS"
1 || nata nata pm April 24, 2011 at 3:13 pm
thanks your askep data………… data………… Reply Reply
2 || asuhan keperawatan NANDA NANDA am March 27, 2012 at 10:43 am mantap infonya… infonya… update terus ya… ya… kalau bisa tambahkan NANDA nya… nya… Maju terus perawat Indonesia… Indonesia… Reply Reply
3 | shejuyle April 13, 2012 at 8:17 pm pm THANKS ALLOT. ASKEPNYA SANGAT MEMBANTU SEKALI, Reply Reply
4 | ai' pm May 8, 2012 at 11:22 pm Eeeemmmppp… Eeeemmmppp… dach cukp mbantu.. klu boleh ngasih saran.. klu bisa lebih di kembangkan lagi yaa diaknosanya.. kn stiap tahunnya, kurikulum yg d gunakan makin btambah & bkembang.. Reply Reply
5 || ReUmuembueher Tyo Buestzquereell Buestzquereell pm May 30, 2012 at 8:21 pm
terima kasih buat ilmu nya,,, Reply Reply
6 | latif am July 5, 2012 at 8:52 am thanks na ats askepx…..mdah2n kta slalu d bri ilmu yg brmnfaat…!!!! brmnfaat…!!!! Reply Reply
7 || semaraputraadjoezt semaraputraadjoezt am October 9, 2012 at 7:38 am Reblogged this on on I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA PUTRA.. Reply Reply
8 || Anugrah Dwi Pujiarto Pujiarto pm December 25, 2013 at 2:53 pm
Thankkssss Infonya…. Reply Reply
Leave a Reply
Nuryanti Nenk Noviana Noviana
Buat Lencana Anda Anda
Free Hit Counter
Categories
Askep (5) Askep Leaflet (4) Leaflet Makalah Makalah (8) Riset (12) Riset Kesehatan (3) Tips Kesehatan Uncategorized Uncategorized (3)
Recent Posts
Tips memberikan obat pada bayi dan balita dan anak-anak Infus Menentukan Jumlah Tetesan Infus Penanganan Bayi Baru Lahir (Bag.2) Gangguan Persepsi Sensori (Bag.2) Gangguan Persepsi Sensori (Bag.1) (Bag.1) Jenjang Karir (Bag.3) (Bag.3) (Bag.2) Jenjang Karir (Bag.2)
Jenjang Karir (Bag.1) (Bag.1)
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK YANG DILAKUKAN OLEH PERAWAT PADA KLIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN KEKERASAN
Search
Links
eckops eckops Bandung Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung
View more...
Comments