Makalah Metode Dan Strategi HPHE
September 1, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Makalah Metode Dan Strategi HPHE...
Description
METODE DAN STRATEGI PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN BERDASARKAN TARGET USIA KLIEN
KELOMPOK 6
UTHAMI CITRA LESTARI
C051171002
GORETTI TARUK
C051171026
GRACE MARLIN LETLORA
C051171038
ANNISA DIRANI UL HUSNA
C051171312
AULIA NUR AZIZA
C051171332
SRI REZKI NURSUCI
C051171512
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan petunjuk dan hidayah-Nya sehingga pembuatan mak alah alah dengan judul “Metode “Metode dan Strategi Pendidikan dan Promosi Kesehatan Berdasarkan Target Usia Klien ” ini dapat terselesaikan. Adapun penyusunan makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar penyusunan makalah ini. Untuk itu, kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Makalah ini merupakan hasil dari kemampuan kami sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan penulisan penulisan yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin. Makassar, Oktober 2018
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................. ................................................................... ............................................ .......................... .... i DAFTAR ISI .................................................... .......................................................................... ............................................. ................................. .......... ii BAB I PENDAHULUAN ......................... ............................................... ............................................ ........................................ .................. 1 I.1
Latar Belakang .......................................... ................................................................ ............................................ ......................... ... 1
I.2
Rumusan Masalah ............................................ ................................................................... ........................................ ................. 2
I.3
Tujuan Masalah ............................................................... ..................................................................................... ......................... ... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................ ...................................................................... ........................................ .................. 3 II.1
Metode dalam Pendidikan dan Promosi Kesehatan ................................. ................................. 3
II.2
Strategi dalam Pendidikan dan Promosi Kesehatan ................................. ................................. 8
BAB III PENUTUP ......................................... ............................................................... ............................................ ............................... ......... 14 III.1
Kesimpulan ............................................ .................................................................. ............................................ ........................ 14
III.2
Saran .......................................... ................................................................. ............................................. .................................. ............ 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................... ................................................................ ............................................ ........................... ..... 15
ii
BAB I PENDAHULUAN I.1
Latar Belakang
Promosi kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang untuk meningkatkan kontrol dan untuk meningkatkan kesehatan mereka. Hal ini bergerak di luar fokus pada perilaku individu terhadap berbagai intervensi sosial dan lingkungan (World Health Organization, 2017). Promosi kesehatan juga merupakan suatu kegiatan yang mempunai masukan (input ( input ), ), proses dan keluaran (output ). ). Kegiatan promosi kesehatan juga memiliki tujuan yaitu adanya perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2007). Sedangkan pendidikan kesehatan adalah adal ah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk membantu individu dan masyarakat meningkatkan kesehatan mereka, dengan meningkatkan pengetahuan mereka atau mempengaruhi sikap mereka (World Health Organization, 2013). Pendidikan kesehatan yang bertujuan merubah perilaku individu, kelompok dan masyarakat, ternyata tidak cukup untuk meningkatkan derajat kesehatan, karena diluar itu masih banyak faktor atau determinan yang mempengaruhi kesehatan dan berada diluar wilayah kesehatan (Susilowati, 2016). Promosi dan pendidikan kesehatan tidak terlepas dari kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada individu, kelompok, atau masyarakat. Melalui pesan tersebut, diharapkan individu, kelompok, atau masyarakat dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku. Dengan kata lain, adanya promosi dan pendidikan tersebut diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran. Agar mencapai suatu hasil yang optimal, diperlukan metode dan strategi yang tepat dalam pelaksanaan promosi dan pendidikan kesehatan. Melalui metode dan strategi yang akan dibahas pada bab selanjutnya, akan sangat berguna ketika membuat rancangan rencana tindakan dalam promosi kesehatan nanti. Dalam penerapannya, promosi dan pendidikan kesehatan
1
memang membutuhkan metode dan strategi, mengingat
kompleksnya
situasi masyarakat dan belum meratanya pemahaman tentang pentingnya tingkat kesehatan yang baik. Demikian pula kondisi sosial dan budaya masyarakat yang berbeda, membuat penerapan promosi kesehatan ini tidak selalu berjalan dengan mulus. Materi yang berhubungan dengan rencana tindakan promosi kesehatan akan selalu digunakan dan mendasari pada semua intervensi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan, khususnya pemberian promosi dan pendidikan kesehatan dalam asuhan keperawatan pada klien baik individu, kelompok maupun masyarakat. Jadi, akan sangat berguna bagi calon perawat maupun perawat profesional untuk selalu mempelajari dan menguasainya secara optimal dalam membuat rancangan yang tepat pada setiap sasaran yang akan ditemui nanti.
I.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah metode yang digunakan dalam pendidikan dan promosi kesehatan? 2. Bagaimanakah strategi yang digunakan dalam pendidikan dan promosi kesehatan?
I.3
Tujuan Masalah
1. Untuk memahami metode yang digunakan dalam promosi dan pendidikan kesehatan. 2. Untuk strategi yang digunakan dalam promosi dan pendidikan kesehatan.
2
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Metode dalam Pendidikan dan Promosi Kesehatan
Pemikiran dasar promosi dan pendidikan kesehatan pada hakikatnya hakikatnya ialah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Suatu proses promosi kesehatan yang menuju tercapainya tujuan pendidikan kesehatan yakni perubahan perilaku dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yaitu metode. Metode harus berbeda antara sasaran individual, kelompok atau sasaran massa. 1. Metode Individual (Perorangan) (Perorangan)
Dalam promosi kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku dan inovasi. Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap seti ap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui
dengan
tepat
serta
dapat
membantunya
maka
perlu
menggunakan metode. Bentuk pendekatan ini, antara lain: a. Bimbingan dan penyuluhan (G ui uid dance a and nd C Counc ounce eling li ng)
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat diteliti dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien tersebut dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, kes adaran, dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku). Metode ini cocok pada remaja dan dewasa.
nter vi ew ) b. Wawancara (I nte Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan,
3
apakah ia tertarik atau tidak terhadap perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum, maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam. Metode ini cocok untuk anak-anak, anak -anak, remaja, dan dewasa. 2. Metode Kelompok
Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektivitas sutau metode akan terggantung pula pada besarnya sasaran pendidikan. a. Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar di sini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain ceramah dan seminar. 1) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah dan cocok digunakan pada usia dewasa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah antara lain: a) Persiapan Ceramah akan berhasil apabila penceramah menguasai materi yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri dengan:
mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih
baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema;
mempersiapkan
alat-alat
bantu
pengajaran,
misalnya
makalah singkat, slide, sound sistem, dan sebagainya. b) Pelaksanaan Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah tersebut dapat mengusai sasaran ceramah. Untuk itu penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
4
sikap dan penamppilan yang menyankinkan, tidak boleh
bersikap ragu-ragu dan gelisah;
suara hendaknya cukup keras dan jelas;
pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah; berdiri di depan (di pertengahan), tidak boleh boleh duduk;
menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal
mungkin. 2) Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat. Metode ini cocok digunakan pada dewasa. b. Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain: 1) Diskusi kelompok
Agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus
memberikan pancingan-pancingan yang dapat berupa pertanyaan pertanyaan atau kasus sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkan dan mengatur jalannya diskusi sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara dan tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta. Metode ini cocok digunakan pada remaja dan dewasa. 2) Curah Pendapat (B r ai n st sto orming )
5
Metode
ini
merupakan
modifikasi
metode
diskusi
kelompok. Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya pada permulaannya pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban-jawaban atau tanggapan (curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh diberi komentar oleh siapapun. Baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi. Metode ini cocok digunakan pada target usia remaja dan dewasa. 3) Bola Salju ( Snow Snow balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah kurang lebih 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap-tiap pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok. Metode ini cocok digunakan pada target usia remaja dan dewasa. 4) Kelompok-kelompok Kelompok-kelompok kecil (Buzz group) Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil
yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama
dengan
kelompok
lain.
Masing-masing
kelompok
mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya hasil dari tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya. Metode ini cocok digunakan pada target usia remaja dan dewasa. 5) Memainkan peranan (R ole play )
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan,
6
misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat. Mereka memperagakan, misalnya bagaimana interaksi komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas. Metode ini cocok digunakan pada target usia anak-anak dan remaja.
Si mula ulatti on ga gam me) 6) Permainan Simulasi ( Si Metode ini merupakan gabungan antara role play play dengan diskusi
kelompok.
Pesan-pesan
kesehatan
disajikan
dalam
beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli. Dengan menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), selain beberapa atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai narasumber. Metode ini cocok digunakan pada target usia remaja. 3. Metode Massa
Metode (pendekatan) massa cocok untuk mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditunjukan kepada masyarakat. Oleh karena sasaran pendidikan ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut. Berikut contoh metode yang cocok untuk pendekatan massa : a. Ceramah umum ( public speaking ) Misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, menteri kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato di hadapan massa rakyat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Metode ini cocok digunakan pada target usia dewasa. b. Pidato-pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik TV maupun, radio, pada hakikatnya merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa. Metode ini cocok digunakan pada target usia dewasa.
7
c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan di suatu media massa adalah juga merupakan pendekatan pendidikan kesehatan massa. Metode ini cocok digunakan pada target usia remaja dan dewasa. d. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab/konsultasi tentang kesehatan dan penyakit juga merupakan bentuk pendekatan pendidikan kesehatan massa. Metode ini cocok digunakan pada target usia remaja dan dewasa. e. Billboard , yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan sebagainya juga merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa. Metode ini cocok digunakan pada target usia anak-anak, remaja, dan dewasa.Contoh: Billboard dewasa.Contoh: Billboard “Ayo ke Posyandu.” Posyandu.” II.2 Strategi dalam Pendidikan dan Promosi Kesehatan
Untuk mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan, diperlukan cara pendekatan yang strategis agar tercapai secara efektif dan efisien. Cara ini sering disebut “strategi”. Jadi strategi ialah cara untuk mencapai atau mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien. efis ien. 1. Strategi Global (Promosi Kesehatan) Menurut WHO, 1984 a. Advokasi (advocacy )
Advokasi adalah pendekatan dan motivasi terhadap pihak pihak tertentu yang diperhitungkan dapat mendukung keberhasilan pembinaan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) baik dari segi materi maupun non materi (Kementrian Kesehatan RI, 2011). Kegiatan yang ditujukan kepada pembuat keputusan (decision ( decision makers)) atau penentu kebijakan ( policy makers policy makers) makers) baik di bidang kesehatan maupun sektor lain di luar kesehatan, yang mempunyai pengaruh terhadap publik. Tujuannya adalah agar para pembuat keputusan mengeluarkan kebijakan-kebijakan, antara lain dalam
8
bentuk peraturan, undang-undang, instruksi, dan sebagainya yang menguntungkan kesehatan publik. Bentuk kegiatan advokasi ini antara lain: 1) Lobbying; 2) Pendekatan atau pembicaraan-pembicaraan formal atau informal terhadap para pembuat keputusan; 3) Penyajian isu-isu atau masalah-masalah kesehatan atau yang mempengaruhi kesehatan masyarakat setempat; 4) Seminar-seminar masalah kesehatan, dan sebagainya. Output kegiatan advokasi antara lain: 1)
Undang-Undang;
2)
Peraturan-peraturan daerah;
3)
Instruksi-instruksi yang mengikat masyarakat;
4)
Instansi-instansi yang terkait dengan masalah kesehatan.
Oleh sebab itu, sasaran advokasi yaitu: 1) Para pejabat eksekutif dan legislatif; 2) Para pemimpin dan pengusaha; 3) Organisasi politik dan organisasi masyarakat, baik tingkat pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan maupun desa atau kelurahan. b. Dukungan sosial ( socia sociall su sup pport )
Kegiatan yang ditujukan kepada para tokoh masyarakat, baik formal (guru, lurah, camat, petugas kesehatan, dan sebagainya) maupun informal (tokoh agama, dan sebagainya) yang mempunyai pengaruh di masyarakat. Tujuan kegiatan ini adalah agar kegiatan atau program kesehatan tersebut memperoleh dukungan dari para tokoh masyarakat (toma) dan tokoh agama (toga). Selanjutnya, toma dan toga diharapkan dapat menjembatani antara pengelola program kesehatan dan masyarakat.
9
Pada masyarakat yang masih paternalistik seperti di Indonesia ini, toma dan toga merupakan panutan perilaku masyarakat yang sangat signifikan. Oleh sebab itu, apabila toma dan toga sudah mempunyai perilaku sehat, akan mudah ditiru oleh anggota masyarakat yang lain. Bentuk kegiatan mencari dukungan sosial ini antara lain: 1) Pelatihan-pelatihan para toma dan toga; 2) Seminar; 3) Lokakarya; 4) Penyuluhan, dan sebagainya.
empower owerment ment ) c. Pemberdayaan masyarakat (emp Pemberdayaan ini ditujukan kepada masyarakat langsung, sebagai sasaran primer atau utama promosi kesehatan. Tujuannya adalah agar masyarakat memiliki kemampuan dalam memelihara dan
meningkatkan
kesehatan
mereka
sendiri.
Pemberdayaan
masyarakat ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antara lain penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pembangunan masyarakat dalam bentuk, misalnya, koperasi dan pelatihan keterampilan dalam rangka peningkatan pendapatan keluarga (latihan menjahit, pertukangan, peternakan, dan sebagainya). Melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan masyarakat memiliki kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri ( self self relince in health). health). Oleh karena bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat ini lebih pada kegiatan penggerakan masyarakat untuk kesehatan, misalnya adanya dana sehat, adanya pos obat desa, adanya gotong-royong kesehatan, dan sebagainya, maka kegiatan ini sering disebut “gerakan “gerakan masyarakat” untuk kesehatan.
Meskipun
demikian,
tidak
semua
pemberdayaan
masyarakat itu berupa kegiatan gerakan masyarakat.
10
2. Strategi Promosi Kesehatan Berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter)
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa Canada tahun 1986 menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter), dan salah satunya rumusan stragesi promosi kesehatan yang di kelompokkan menjadi 5 (lima) butir. a. Kebijakan berwawasan kesehatan (hea healthy lthy pub publili c po polili cy )
Kegiatan ini ditunjukkan kepada para pembuat keputusan atau
penentu
kembangkannya
kebijakan
sehingga
kebijakan-kebijakan
di
keluarkan
atau
pembangunan
di yang
berwawasan kesehatan. Hal ini berarti bahwa setiap kebijakan pembangunan di bidang apa saja yang harus mempertimbangkan dampak kesehatannya bagi masyarakat. Misalnya, apabila orang akan mendirikan pabrik atau industri, maka sebelumnya harus dilakukan analisis dampak lingkungan, sejauh mana lingkungan akan tercemar oleh limbah pabrik tersebut, yang akhirnya berdampak terhadap kesehatan masyarakat sekitarnya. b. Lingkungan yang mendukung ( supp supportive env nvii r onm nme ent )
Kegiatan untuk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung. Kegiatan ini ditunjukkan
kepada
pemimpin organisasi masyarakat serta pengelolah tempat-tempat umum ( public public places). places ). Kegiatan mereka diharapkan memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan nonfisik yang mendukung atau kondusif terhadap kesehatan masyarakat. c. Reorienta Reorientasi si pelayanan kesehatan (reorient health service)
Kesehatan masyarakat bukan hanya masalah pihak pemberi pelayanan ( provider provider ), ), baik pemerintah maupun swasta saja, melainkan juga masalah masyarakat sendiri (consumer ( consumer ). ). Oleh karena
11
itu, penyelenggaraan pelayanan kesehatan juga merupakan tanggung jawab bersama antara pihak pemberi pelayanan ( provider ) dan pihak penerima pelayanan (consumer ). ). Saat ini titik berat pelayanan kesehatan masih berada pada pihak pemerintah dan swasta, dan kurang melibatkan masyarakat sebagai penerima pelayanan. Melibatkan
masyarakat
dalam
pelayanan
kesehatan
berarti
memberdayakan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya sendiri. Bentuk pemberdayaan masyarakat dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan ini bervariasi, mulai dari terbentuknya lembaya swadaya masyarakat (LSM) yang peduli terhadap kesehatan, baik dalam bentuk pelayanan maupun bantuan bantuan teknis (pelatihan), sampai dengan upaya-upaya swadaya masyarakat sendiri. d. Keteram Keterampilan pilan individu ( pe per so sona nall ski skill ll)
Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat, yang terdiri dari kelompok, keluarga dan individu. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat terwujud apabila kesehatan kelompok, kesehatan masing-masing keluarga, dan kesehatan individu terwujud. Oleh sebab itu, meningkatkan keterampilan setiap anggota anggota masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (personal skill), adalah sangat penting. Hal ini berarti bahwa masing-masing
individu
di
dalam
masyarakat
sebaiknya
mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang baik terhadap caracara memelihara kesehatan, mengenal penyakit-penyakit dan penyebabnya, mampu memcegah penyakit, mampu meningkatkan kesehatannya, dan mampu mencari pengobatan yang layak bilama mereka atau anak-anak mereka sakit. e. Gerakan masyarakat (community action)
Telah disebutkan bahwa kesehatan masyarakat adalah perwujudan kesehatan kelompok, ke lompok, keluarga dan individu. Oleh sebab
12
itu, mewujudkan derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila unsur-unsur yang ada dalam masyarakat tersebut bergerak bersamasama. Dengan kata lain, meningkatkan kegiatan-kegiatan masyarakat dalam mengupayakan peningkatan kesehatan mereka sendiri adalah wujud dari gerakan masyarakat (community (community action). action).
13
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Agar mencapai suatu hasil yang optimal, diperlukan metode dan strategi yang tepat dalam pelaksanaan promosi dan pendidikan kesehatan. Dalam
penerapannya,
promosi
dan
pendidikan
membutuhkan metode dan strategi, mengingat
kesehatan
memang
kompleksnya situasi
masyarakat dan belum meratanya pemahaman tentang pentingnya tingkat kesehatan yang baik. Melalui metode dan strategi promosi dan pendidikan kesehatan, akan sangat berguna ketika membuat rancangan rencana tindakan dalam promosi dan pendidikan kesehatan. Jadi, akan sangat berguna bagi calon perawat maupun perawat profesional untuk selalu mempelajari dan menguasainya secara optimal dalam membuat rancangan yang tepat pada setiap sasaran yang akan ditemui nanti. III.2 Saran
Melalui makalah ini, diharapkan mampu menelaah dan memahami metode dan startegi promosi dan pendidikan kesehatan sehingga dapat kita aplikasikan dengan baik.
14
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. (2011). Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah Kesehatan. Jakarta: Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan. Notoatmodjo, S. (2007). Promosi (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Susilowati, D. (2016). Promosi (2016). Promosi Kesehatan. Jakarta: Kesehatan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan. World Health Organization. (2013, October 18). Health Education. Education. Retrieved October 11, 2018, from WHO Web site: http://www.who.int World Health Organization. (2017, October 05). Health Promotion. Promotion. Retrieved October 11, 2018, from WHO Web site: http://www.who.int
15
View more...
Comments