Makalah Menopause
December 6, 2018 | Author: richa | Category: N/A
Short Description
Makalah Menopause...
Description
Makalah menopause Tugas Promosi Kesehatan “menopause” Disusun oleh : Nama : SUSARI AFDELINA NIM : 13211381 Dosen pembimbing : Yani Maidelwita, SKM, M.BIOMED PRODI DIII KEBIDANAN STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis diberi kesehatan sehingga makalah yang berjudul “MENOPAUSE” dapat selesai dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur te rstruktur mata kuliah Promosi Kesehatan, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Padang, desember 2014 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… PENDAHULUAN……………………… ………………………………………………. …………………. 1 1.1 Latar belakang…………………………………………………………………… belakang…………………………………………………………………… 1 1.2 Rumusan masalah………………………………………………………………… masalah………………………………………………………………… 2 1.3 Tujuan………………………… Tujuan……………………………………………………… …………………………………………………. ……………………. 2 BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………… PEMBAHASAN……………………… ………………………………………………… …………………… 3 2.1 Defenisi…………………… Defenisi……………………………………………… ……………………………………………………… …………………………….. 3 2.2 Etiologi………………… Etiologi……………………………………………… ……………………………………………………… ……………………………. …. 4 2.3 Tahap Menopause………………………………… Menopause……………………………………………………………… ………………………………. …. 4
2.4 Fase-fase Pada Menopause……………………………………………………… 5 2.5 Tanda dan Gejala………………………………………………………………….. 6 2.6 Perubahan-Perubahan Organik………………………………………………….. 6 2.7 Kebutuhan Wanita Menopause………………………………………………….. 8 2.8 Penatalaksanaan…………………………………………………………………. 9 BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………… 13 A. Kesimpulan……………………………………………………………………….. 13 B. Saran……………………………………………………………………………… 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita sehat secara normal akan mengalami suatu proses degenerasi yang dinamakan menopause. Proses ini sering menimbulkan gejala-gejala yang dirasakan tidak menyenangkan. Oleh karena itu sangatlah penting bagi setiap wanita untuk benar-benar memahaminya. Sekitar separuh dari semua wanita berhenti menstruasi antara usia 45 dan 50, sekitar seperempat berhenti sebelum umur 45 tahun, dan seperempat lainnya terus menstruasi sampai melewati umur 50 tahun. Menjadi tua sering kali menjadi momok yang menakutkan bagi wanita. Kekhawatiran ini mungkin berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak cantik lagi. Kondisi tersebut memang tidak menyenangkan dan menyakitkan. Padahal, masa merupakan salah satu fase yang harus dijalani seorang wanita dalam kehidupannya, seperti halnya fase-fase kehidupan yang lain, yaitu masa anak-anak dan masa reproduksi. Namun, munculnya rasa kekhawatiran yang berlebihan itu menyebabkan mereka sangat sulit menjalani masa ini. Sebenarnya, sulit atau mudahnya menjalani masa manopouse pada sifatnya sangat individual. Memang, wanita menopause akan mengalami berbagai fungsi tubuh yang menurun sehingga akan berdampak pada ketidaknyamanan dalam menjalani kehidupannya. Keluhan ketidak nyamanan ini bisa disikapi secara berbeda pada setiap wanita. Apabila wanita dapat berfikir positif maka berbagai keluhan dapat dilalui dengan lebih mudah. Namun sebaliknya, apabila wanita tersebut berfikir negatif maka keluhan-keluhan yang muncul semakin memberatkan dan menekan hidupnya. Selanjutnya, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk membuat kehidupan saat menopause ini sedikit lebih mudah adalah dengan diet menopause yang dapat membantu untuk energi tubuh, mengendalikan berat badan dan mencegah sejumlah kondisi yang dapat menjadi lebih terlihat pada saat proses penuaan terus berlanjut. Terapi Sulih Estrogen (TSH) serta olahraga yang teratur juga dapat mengurangi beban pada saat terjadinya proses menopause ini. Berdasarkan penjelesan tersebut, sangat penting untuk memberikan informasi secara benar dan tepat tentang bagaimana menjalani masa menopause dengan lebih menyenangkan. Apalagi, informasi atau pengetahun yang bisa diperoleh masyarakat mengenai hal ini sangat terbatas. 1.2 Rumusan masalah 1. Menjelaskan tentang pengertian klimakterium 2. Menjelaskan etiologi klimakterium
3. Menjelaskan Tahap menopause 4. Menjelaskan Fase-fase menopause 5. Menjelaskan Tanda dan gejala 6. Menjelaskan Perubahan-perubahan Organik 7. Menjelaskan Kebutuhan wanita menopause 8. Menjelaskan Penatalaksanaan imakterium pada menopause 1.3. Tujuan: • Agar mahasiswa mengetahui tentang pengertian klimakterium • Agar mahasiswa memahami penyebab dari klimakterium BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Istilah klimakterium berasal dari kata Yunani yang berarti “anak tangga” dan mengandung hubungan yang sama dengan menopause seperti istilah pubertas dengan menarche. Klimakterium merujuk pada waktu dalam kehidupan seorang wanita yang dikenal kaum awam sebagai “perubahan hidup”. Klimakterium adalah masa yang bermula dari tahap reproduksi sampai berakhir pada awal senium, yaitu pada wanita berumur 40 – 65 tahun. Masa klimakterium ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologi dan vegetatif. Keluhan tersebut terutama disebabkan oleh menurunnya fungsi ovarium. Gejala dari menurunnya fungsi ovarium ini ditandai dengan hentinya menstruasi pada seorang wanita yang disebut menopause. Menopause didefinisikan secara klinis sebagai suatu periode ketika seo rang wanita tidak lagi mengalami menstruasi karena produksi hormonnya berkurang atau berhenti. perdarahan haid yang terakhir yang terjadi pada usia 40 – 65 tahun. Menopause merupakan suatu fase dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya masa subur. Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi estrogenpun berkurang dan tidak terjadi haid lagi yang berakhir dengan terjadinya menopause. Terjadinya menopause dipicu oleh perubahan hormon dalam tubuh. Dimana hormon merupakan suatu zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar tertentu dalam tubuh (tidak semua kelenjar menghasilkan hormon), yang efeknya mempengaruhi kerja alat-alat tubuh yang lain. Hormon yang dikeluarkan melalui saluran terbuka keluar, tetepi langsung disalurkan ke dalam darah melalui perembesan pada pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar kelenjar tersebut. Seperti diketahui ada tiga macam hormon penting yang diproduksi oleh ovarium, yaitu estrogen, progesteron, dan testotesron, dimana setelah mencapai menopause hormon-hormon ini tidak diproduksi. Estrogen dan progesteron pada wanita disebut hormon kelamin (sex hormones). Esrtogen pada wanita menampilkan tanda-tanda kewanitaan, seperti kulit halus, suara lemah lembut, payudara membesar. Dalam setiap bulan, kadar estrogen dan progesteron bergelombang, bergantian naik turun. Gelombang itu yang menyebabkan terjadinya haid pada wanita. Lain halnya dengan estrogen yang hanya dihasilkan oleh indung telur selam persediaan sel tulur masih ada. Tug as estrogen sebenarnya ialah mematangkan sel telur sebelum d ikeluarkan. Oleh karena itu selam estrogen masih ada, sel telur tetap akan diproduksi. Kemudi an setelah wanita berusia sekitar 45 tahun, ketika persediaan sel telur habis, indung telur mulai menghentikan produksi estrogen akibatnya haid tidak muncul lagi. Pada wanita tersebut menginjak masa menopause, yang berarti berhentinya masa kesuburannya.
2.2 Etiologi Menopause terjadi karena gangguan dalam proses hipotalamus-hipofisis-ovarium. Hal ini disebabkan karena menghilangnya oosit yang responsive terhadap rangsangan gonadotropin dan oosit gonadotropin. Keadaan ini akan menyebabkan gangguan dalam produksi hormon ovarium yang selanjutnya akan juga mengganggu mekanisme umpan balik pada poros diatasnya.Yang pertama-tama mengalami kegagalan adalah fungsi korpus luteum. Turunnya produksi steroid ovarium terutama estrogen akan menyebabkan pusat siklik hormone di hipotalamus meningkatkan produksi hormon pelepas gonadotropin (Gonadotropin Releasing Hormon = GnRh). Selanjutnya hal ini akan mengakibatkan peningkatan hormone gonadotropin dengan FSH (Follicle Stimulating Hormone) mengalami kenaikan yang lebih tinggi d ari LH (Luteinizing Hormone). Kadar hormon inilah yang menjadi petunjuk yang baik untuk menentukan apakah seorang wanita berada dalam proses menopause. Peninggian kadar hormone gonadotropin ini akan terus meningkat dan mencapai maksimum 10-15 tahun setelah menopause dan kemudian akan turun perlahan-lahan dan terus menetap sampai masa senium dengan kadar yang lebih tinggi dari masa reproduksi. Umumnya menopause terjadi pada usia sekitar 45-50 tahun, sedangkan menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun dikenal sebagai menopause yang terlalu dini (menopause praecox).Menopause yang terjadi terlalu dini dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti penyakit, obat-obatan, pembedahan dan radiasi. Berdasarkan perubahan pada hormone steroid ovarium maka dapat kita kenali beberapa fase pada masa klimakterium. Hormon progesterone yang merupakan produk utama korpus luteum mengalami gangguan pertama kali, sedangkan estrogen mula-mula akan tinggi dan kemudian berangsur-angsur menurun. Estrogen juga dapat dihasilkan oleh organ-organ ekstragenital seperti kelenjar adrenal. Hormone andro gen juga mengalami penurunan pada masa klimakterium ini, baik yang dihasilkan oleh ovarium maupun oleh kelenjar adrenal. 2.3 Tahap menopause Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap yaitu masa pramenopause, menopause dan pasca menopause. 1. Pramenopause Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika wanita mulai merasakan gejala menopause (biasanya pada pertengahan atau akhir usia 40 tahun) dan pada masa siklus haid benar-benar terhenti (rata-rata 51 tahun). Pada masa pramenopause akan terjadi perubahan fisik yang berarti. 2. Menopause Masa menopause menandakan haid terakhir. Penentuan masa menopause hanya bisa dilakukan setelah seorang wanita tidak haid lagi selama 1 tahun penuh. 3. Pascamenopause Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita. Dengan kata lain, pascamenopause terjadi setelah masa menopause. Biasanya, keadaan fisik dan psikologisnya sudah dapat menyesuaikan dii dengan perubahan-perubahan hormonalnya. 2.4 Fase-fase pada menopause Berdasarkan analisis hormonal maka menopause dapat dibagi dalam beberapa fase: 1. Fase hipolutein sampai alutein Pertama-tama terjadi gangguan pembentukan korpus luteum yang berarti gangguan produksi progesterone dan akibatnya terjadi keadaan dominasi estrogen. Karena itu terjadi gangguan siklus haid yang menjurus terjadinya perdarahan uterus disfungsional. Karena tidak terjadi ovulasi maka hormone folikel akan terus dibentuk, maka terdapat keadaan hiperfolikulin yang
berlangsung berbuln-bulan dengan gejala-gejala retensi air, gangguan kestabilan emosi, dismenoragia dengn hyperplasia glandularis kistika. 2. Fase hipofolikulin Selanjutnya karena berkurangnya folikel yang responsive terhadap rangsang gonadotropin maka hormone folikelpun makin lama makin berkurang, walaupun terdapat sumber estrogen lain. Hal ini akan menyebabkan involusi alat-alat genetalia dan atrofi vagina. Pengaruh estrogen terhadap genetalia dapat dikenali dengan melakukan sediaan usap vagina. 3. Fase poligonadotorpin Karena tidak adanya hormone steroid ovarium maka hipofise anterior mengeluarkan hormonnya tanpa hambatan. Hal ini akan menyebabkan hiperfungsi beberapa kelenjar yang tergantung dari hipofise. Pembentukan berlebihan dari unsur tireotropin akan mengakibatkan gangguan kelenjar tiroid dan Basedow klimakterik, penurunan fungsi tiroid akan diikuti dengan miksedema klimakterik. Meningkatnya hormon kortikotropin dan gonadotropin akan menyebabkan kelenjar adrenal seolah-olah merupakan gonad ketiga. Hal ini akan mengakibatkan meningginya hormon pria dan pada saat yang sama menurunnya estrogen dari ovarium. Secara klinis hal ini akan tampak sebagai proses maskulinisasi, rambut melebat, suara berat dan dalam d ll. Akibat meningkatnya adrenalin maka dapat pula dimengerti mengapa wanita klimakterik menjadi hipersensitif.. 2.5 Tanda dan Gejala Perubahan yang paling dirasakan oleh wanita dalam masa menopause adalah perubahan pola haidnya. Selain itu yang ditemukan juga adalah: 1. Gejala vasomotorik : berupa gejala primer defisiensi estrogen. Hal ini diikuti dengan ketidakseimbangan vasomotor sentral. Pada kelompok gejala ini termasuk gejolak panas/”hot flushes”, vertigo, keringat banyak dan parestesia. 2. Gejala konstitusionil : gejala sekunder akibat tidak langsung dari menurunnya kadar estrogen terhadap suatu keadaan. Misalnya mudah tersingung, sakit kepala dan migraine, keluhan kardiovaskuler, nyeri otot dan panggul. 3. Gejala psikologis dan neurologis : Meliputi keadaan depresi, kelelahan badan, susah tidur dan rasa khawatir/”anxiety”. 4. Gejala-gejala lain : Termasuk didalamnya gan gguan haid, keluhan vaginitis atrofikan seperti dispareuni, fluor albus, pruritus vulva, disuria dan gangguan libido. 2.6 Perubahan-perubahan Organik. A. Perubahan yang terjadi pada organ reproduksi : 1. Ovarium :padaovarium yang gagal , keseimbanganantara hormone estrogen dan progesterone akan hilang dengan menurunny aproduksi hormone, sehingga menimbulkan pengaruh terhadap sindrom prahaid dan haid itu sendiri. Beberapa wanita mendapatkan bahwa sindrom memburuk selama tahun – tahun klimakterium dan yang lain merasakannya untuk pertama kali. 2. Uterus: uterus mengecil , di sebabkanolehmenci utnyaselaput lender Rahim (atrofi endometrium) juga di sebabkan oleh hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat antar sel serabut dan pembuluh otot Rahim menebal dan menonjol. 3. Vagina dan Vulva Setelah wanita tidak haid lagi terjadi penipisan dinding vagina dan jaringan vulva, lipatan – lipatan berkurang secret menjadi encer, sering timbul gatal dan nyeri waktu senggama. B. Perubahan pada susunan ekstragenital 1. PenimbunanLemak (adipasitas)
Penyebaran lemak terdapat pada tungkai, perut bagian bawah, dan lengan atas.Sekitar 20,00% wanita klimakterium mengalami kenaikan mencolok. Hal ini diduga ada hubungannya dengan penurunan estrogen dan gangguan zat dasar metabolism lemak. 2. Tekanan darah tinggi (Hipertensi) Akibat gejolak panas terjadi suatu peningkatan tekanan darah.Pada wanita usia 45 – 70 tahun di ketahui peningkatan tekanan darah tersebut di mulai selama klimakterium. 3. Hiperkolesterolemia Penurunan atau hilangnya kadar estrogen menyebabkan peningkatan kolesterol dan penurunan lemak total. 4. Aterosklerosis Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolestero lmenyebabkan meningkatnya factor resiko terhadap terjadinya aterosklerosis. 5. Perubahan psikologis Pada wanita yang menghadapi periode menopause, munculnya simtom-simtom psikologis sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan pada aspek fisik-fisiologis sebagai akibat dari berkurang dan berhentinya produksi hormon estrogen. Menopause seperti halnya menarche pada gadis remaja (awal dari masaknya hormom estrogen), remaja ada yang cemas, gelisah tetapi ada juga yang biasa. Pada perempuan yang mengalami menopause keluhan yang sering dirasakan antara lain: merasa cemas, takut, lekas marah, mudah tersinggung, suli konsentrasi, gugup, merasa tidak berguna – tidak berharga, stres dan bahkan ada yang mengalami depresi. Bagi wanita yang menilai atau menganggap menopause itu sebagai peristiwa yang menakutkan (stressor) dan berusaha untuk menghindarinya, maka strespun sulit dihindari. Ia akan merasa san gat menderita karena kehilangan tanda-tanda kewanitaan yang selama ini dibanggakannya. Sebaliknya bagi wanita yang menganggap menopause sebagai suatu ketentuan Allah (Sunnatullah) yang akan dihadapi semua wanita, maka ia tidak akan mengalami stres. Atau, kemungkinan stres yang dialami tidak seberat dibanding wanita yang mempersepsikan menopause itu sebagai “momok” atau “kiamat”. 2.7 Kebutuhan wanita menopause 1) Gizi yang Dibutuhkan oleh Wanita Menopause Jenis zat-zat gizi yang harus diperhatikan adalah karbohidrat (dikonsumsi 55% lebih jenis yang karbohidrat kompleks), jumlah lemak yang dianjurkan berkisar 20-30%(hindari lemak hewani). Dianjurkan dalam mencegah osteoporosis agar dapat mengonsumsi kalsium disertai dengan vitamin D. Asupan kalsium sebesar 1.000- 1.200 mg dan 500 IU vitamin D per hari dapat meningkatkan efektifitas kalsium dan melindungi tulang terhadap osteoporosis. Kesehatan perempuan di masa menopause dapat tetap dipelihara melalui pemanfaatan bahan alami yang memiliki kandungan sediaan serupa khasiat hormon estrogen. Salah satu bahan alami itu adalah tempe. Di samping tempe yaitu tahu, tauco, susu kedelai, kacang tunggak, bengkuang, tokbi hingga biji-bijian seperti gandum, wijen maupun mengandung unsur mineral dan vitamin bermanfaat bagi perawat kesehatan organ tubuh serta alat reproduksi. 2) Pola makan sehat menuju menopause Menopause merupakan peristiwa alami dalam siklus kehidupan wanita. Untuk mencegah berbagai keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause yang disebabkan oleh kekurangan hormon estrogen, pengaturan menu makanan yang tepat sedini mungkin adalah salah satu jawaban yang tepat untuk mengatasi kekurangan hormon estrogen pada tubuh. Hal ini merupakan alternatif alamiah, yaitu dengan mengkonsumsi ekstra estrogen yang banyak
terkandung pada sejumlah bahan pangan. Sebuah menopause diet adalah waktu yang baik untuk membatasi makanan yang tidak begitu bagus untuk seorang wanita menuju masa menopause karena ransel di kalori dapat lebih mudah selama fase kehidupan ini dan faktor risiko jenis penyakit tertentu bisa naik. Tidak mengkonsumsi lemak berlebih dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol juga minuman berkafein, akan memelihara hati dan sistem kardiovaskular yang sehat dan membantu untuk mengurangi risiko kondisi seperti kanker dan diabetes. Ganti pilihan dengan pilihan yang lebih sehat seperti air mineral dan teh hijau tanpa kafein. Sayuran dan buah-buahan segar selalu penting untuk disertakan dalam setiap diet. Seorang wanita harus menjauhi makanan berlemak dan manis serta yang mengandung kafein atau apa pun yang benar-benar tidak memiliki nilai gizi. Ada senyawa alamiah dalam tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan yang struktur kimianya mirip dengan hormon estrogen dan disinyalir akan menghasilkan efek seperti kerja estrogen. Senyawa tersebut disebut fitoestrogen. Bahan pangan yang kaya akan fitoestrogen adalah jenis kacang-kacangan terutama kacang kedelai, serta dapat ditemukan pada hampir semua jenis sereal, sayuran, pepaya, dan tanaman lain yang kaya akan kalsium. Bahan pangan kaya fitoestrogen yang cocok digunakan untuk minuman segar antara lain tahu sutera. Bahan yang terbuat dari kacang kedelai ini memiliki tekstur yang sangat lembut, seperti krim kental, dapat menjadi pengganti aneka produk dari daging sapi dan minyak hewani.- Susu Kedelai. Susu yang terbuat dari kacang kedelai ini kaya zat fitoetrogen, sangat fleksibel diolah menjadi dessert yang mengugah selera. Dianjurkan pula mengkomsumsikan bengkuang, agaragar rumput laut. 3) Olahraga teratur menjelang menopause Berolahraga secara teratur banyak manfaatnya. Berolahraga memungkinkan untuk membakar lemak yang berlebih dengan lebih efisien. Dengan demikian, olahraga mambantu mengandalikan berat badan. Selain itu olahraga mempunyai manfaat sebagai berikut : a. Meningkatkan fungsi kekebalan tibuh, serta kemampuan tubuh untuk menjaga kadar gula darah. b. Menjaga kepadatan tulang. c. Menjaga massa otot. d. Membakar kalori lemak. e. Mengurangi stress f. Mengurangi gejala menopause misalnya meriang. g. Membantu menjaga fleksibilitas dan kelenturan sendi sejalan dengan bertambahnya usia. 2.8 Penatalaksanaan Dasar penatalaksanaan klimakterium seperti dapat dilihat dalam skema dibawah ini meliputi : 1) Penatalaksanaan Umum Perlu ditekankan bahwa masa ini bukan berarti berakhirnya suatu kehidupan melainkan justru berarti mulainya suatu tingkat kehidupan yang baru. Proses menjadi tua serta menopause ini sedapat mungkin diterangkan dalam bahasa yang dapat dimengerti. Hubungan erat yang saling percaya antara dokter pasien dan sebaliknya sangat membantu mengatasi masalah ini dan mencegah terjadinya kesalahpahaman. Usaha ini dilakukan pada fase dengan gejala-gejala yang ringan saja. Beberapa peneliti mengatakan bahwa psikoterapi dangkal saja sudah akan sangat banyak menolong.
2) Pengobatan simtomatik non-hormonal Gejala klimakterium yang cukup berat harus diobati baik secara medikamentosa ataupun dengan cara lain. Pengobatan yang tepat disesuaikan dengan keadaan penderita. Untuk gejala yang ringan maka sering dipakai sedatif, spasmolitika, dan bermacam -macam obat turunannya. Bagi gejala yang berat seperti gejolak panas yang berat, maka sedatif dan obat depresan lainnya tidak banyak pengaruhnya. 3) Pengobatan hormonal Pada dasarnya menopause adalah suatu defisiensi hormonal yang terjadi secara fisiologis. Tujuan pengobatan adalah mencapai keseimbangan hormonal kembali.Pada umumn ya yang harus diobati adalah defisiensi estrogen. Dengan pengobatan substitusi estrogen dapat ditemukan beberapa keuntungan disamping beberapa kerugian : a. Pengendalian reaksi vasomotor b. Pengurangan reaksi emosional c. Pencegahan dan pengobatan genetalia d. Pemeliharaan kulit yang baik e. Pencegahan dan pengendalian osteoporosis f. Berkurangnya resiko terjadinya aterosklerosis g. Pencegahan dan pengendalian perdarahan tak teratur. Mengingat bahwa defisiensi estrogen dalam waktu lama mempunyai pengaruh yang buruk maka pengobatan substitusi adalah pilihan pengobatan yang terbaik. Sedangkan sedatif dan obat tranquilizer merupakan obat yang mempunyai cara kerja yang berlainan sehingga hanya dapat dipakai pada kasus dengan gejala ringan saja. Pengobatan dengan estrogen konjugasi 1,25 mg perhari selama 20 hari dengan interval 7-8 hari sebagai pengobatan awal selama bulan pertama, dilanjutkan dengan dosis sama setiap 4 hari untuk 3 minggu dengan interval 7-8 hari selama bulan ke 2 dan kemudian 1,25 mg setiap 7 hari, untuk 3 minggu dengan interval yang sama pada bulan ke 3 dan seterusnya, pengobatan ini merupakan cara yang efektif untuk penanganan kasus-kasus klimakterium. Krim estrogen bisa dioleskan pada vagina untuk mencegah penipisan lapisan vagina (sehingga mengurangi resiko terjadinya infeksi saluran kemih dan beser) dan untuk mencegah timbulnya nyeri ketika melakukan hubungan seksual. Wanita pasca menopause yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron memiliki resiko menderita kanker endometrium. Resiko ini berhubungan dengan dosis dan lamanya pemakaian estrogen. Jika terjadi perdarahan abnormal dari vagina, dilakukan biopsi lapisan rahim. Mengkonsumsi progesteron bersamaan dengan estrogen dapat men gurangi resiko terjadinya kanker endometrium. Biasanya terapi sulih hormon estrogen tidak dilakukan pada wanita yang menderita : a. Kanker payudara atau kanker endometrium stadium lanjut b. Perdarahan kelamin dengan penyebab yang tidak pasti c. Penyakit hati akut d. Penyakit pembekuan darah Porfiria intermiten akut. Kepada wanita tersebut biasanya diberikan obat anti-cemas, progesteron atau klonidin untuk mengurangi hot flashes. Untuk mengurangi depersi, kecemasan, mudah tersinggung dan susah tidur bisa diberikan anti-depresi.
Banyak ahli yang menganjurkan TSH dengan tujuan untuk : 1) Mengurangi gejala menopause yang tidak diinginkan 2) Membantu mengurangi kekeringan pada vagina 3) Mencegah terjadinya osteoporosis. Beberapa efek samping dari TSH : a. Perdarahan vagina b. Nyeri payudara c. Mual d. Muntah e. Perut kembung f. Kram rahim. Untuk mengurangi resiko dari TSH dan tetap mendapatkan keuntungan dari TSH, para ahli menganjurkan: 1) Menambahkan progesteron terhadap estrogen 2) Menambahkan testosteron terhadap estrogen 3) Menggunakan dosis estrogen yang paling rendah. 4) Melakukan pemeriksaan secara teratur, termasuk pemeriksan panggul, dan Pap smear sehingga kelainan bisa ditemukan sedini mungkin. 5) Pembedahan Sekitar 40-70% wanita dengan perdarahan abnormal pada masa premenopause akan sembuh dengan tindakan kuretase saja dan tidak membutuhkan pengobatan lebih lanjut. Selanjutnya jika terjadi perdarahan lagi dalam masa 6 bulan dan tidak ada kecurigaan terhadap kemungkinan keganasan/hyperplasia maka pengobatan substitusi masih ada tempatnya. Sedangkan perdarahan berulang setelah 6 bulan maka perlu dilakukan kuretase ulang dan bila dianggap perlu dapat dilakukan histerektomia. Beberapa hal yang mempercepat menopause : 1. tuberkolosis dan penyakit kronis lain 2. pemakaian obat steroid 3.Obat penurun berat badan 4. olahraga yang terlalu berat Tips Untuk Memperlambat Menopause : a. Hindari makanan yang instan b. Makan makanan yang mengandung fitoestrogen seperti kacang-kacangan , buah pepaya, bengkuang dan lainnya c. Olah raga teratur d. Terapkan pola hidup sehat. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Menopouse merupakan suatu tahap dimana wanita tidak lagi mendapatkan siklus menstruasi yang menunjukkan berakhirnya kemampuan wanita untuk bereproduksi. Secara normal wanita akan mengalami menopause antara usia 40 – 50 tahun. Pada saat menopous wanita akan mengalamin perubahan – perubahan didalam organ tubuhnya yang disebabkan oleh bertambahnya usia. Menopous merupakan proses peralihan dari massa produktif menuju
perubahan secara peralahan – lahan kemasa non produktif yang disebabkan oleh berkurangnya hormon estrogen dan progesteron seiring dengan bertambahnya usia. Sehubungan dengan terjadinya menopause pada lansia maka biasanya hal itu diikuti dengan berbagi gejolak atau perubahan yang meliputi aspek fisik maupun psikologis yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan si lansia tersebut. Fase menopous disebut juga sebagai fase klimakterium atau pergantian tahun yang berbahaya. Pada saat ini terjadi banyak perubahan dalam fungsi – fungsi psikis dan fisik, sedang vitalitasnya menjadi semakin mundur d an berkurang. B. Saran Dalam penulisan tugas ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan tugas kami atas kritik dan sarannya kami sampaikan terima kasih. 11 Februari 2015 afdelinasusari
Bagikan ini:
Twitter Facebook Google
Sukai ini: Tinggalkan Balasan
Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:
Surel (wajib) (Alamat takkan pernah dipublikasikan) Nama (wajib)
Situs Web Beri tahu saya komentar baru melalui email.
View more...
Comments