Makalah Mengukur Dan Mengendalikan Aktiva Yang Dikelola

April 20, 2017 | Author: Armand Ag | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Makalah Mengukur Dan Mengendalikan Aktiva Yang Dikelola...

Description

MENGUKUR DAN MENGENDALIKAN ASET YANG DIKELOLA Di beberapa unit usaha, fokus utamanya adalah pada laba yang pengukurannya dari hasil selisih antara beban dan pendapatan. Dan untuk unit usaha yang lain, laba tersebut dibandingkan dengan sebuah aktiva, yang nantinya akan digunakan untuk menghasilkan sebuah laba. Didalam dunia nyata, perusahaan lebih sering menyebutnya dengan istilah yaitu pusat laba, tetapi dalam pembahasan ini akan sering disebut sebagai kata pusat investasi, untuk menyebut sebuah pusat tanggung jawab. Pusat investasi mempunyai semua masalah pengukuran yang yang berguna untuk menentukan sebuah beban dan pendapatan. Pusat investasi ini menimbulkan sebuah permasalahan baru tentang bagaimana cara untuk mengukur aktiva yang akan digunakan, khususnya untuk aktiva mana yang akan dimasukan, dan untuk bagaimana menilai sebuah aktiva tetap dan aktiva lancar, Sebuah metode penyusutan yang akan digunakan untuk aktiva tetap, kemudian aktiva perusahaan mana yang perlu dialokasikan dan kewajiban manakah yang perlu dikurangi. Salah satu tujuan utama dari organisasi bisnis adalah untuk memaksimalkan tingkat pengembalian terhadap ekuitas pemegang saham,(adalah tentang nilai sekarang bersih dari arus kas di masa yang akan datang). Dengan Menghitung tingkat pengembalian adalah sebuah cara pengukuran yang paling bagus atas kinerja para manajer di tiap unit usaha. Nilai tambah ekonomis atau sering disebut (econmic value added atau EVA) secara konsep mempunyai sebuah keunggulan daripada nilai yang lain seperti tingkat pengembalian investasi yang disebut (return of investmen atau ROI) untuk mengevaluasi kinerja para manajer – manajer yang berada di unit usaha. Dan untuk beberapa unit usaha , mempunyai fokus pada laba yang berasal dari selisih antara beban dan pendapatan. Dalam struktur analisis ini akan membahas mengenai perlakuan alternatif terhadap aktiva dan perbandingan antara ROI dengan EVA. Dua cara tersebut membahas mengenai laba yang dikaitkan dengan aset yang digunakan, dan alternatif apa yang paling menarik digunakan untuk menyediakan sebuah informasi yang akan berguna sebagai pengambilan keputusan yang baik dan benar , dan untuk pengukuran kinerja ekonomi di bagian unit usaha

1

A. STRUKTUR ANALISIS Ada 2 tujuan pengukuran penggunaan aktiva, antara lain : 1. Untuk memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan mengenai aktiva yang digunakan. 2. Untuk mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas ekonomi. Acuan terletak pada laba tanpa perlu khawatir terhadap aset yang yang akan digunakan untuk menghasilkan laba, hal tersebut tidak bisa mencukupi untuk disebut proses pengendalian. Kecuali, untuk sebagian jenis organisasi dan jasa tertentu yang tidak terlalu signifikan jumlah modalnya, tujuan utama sebuah perusahaan yang berpaku pada laba yaitu untuk mendapatkan return atau tingkat pengembalian yang sesuai dengan tujuan atas modal yang digunakan dalam mencapai laba tersebut. Pihak

manajemen

senior

seharusnya

akan

mengalami

kesulitaan

saat

membandingkan kinerja dari satu unit dengan kinerja unit lainnya , atau kata lain dengan unit yang sama di lain perusahaan. Membandingan sebuah laba yang berbeda tidakan akan mempunyai arti jika unit usaha tersebut mengunakan sumber daya yang berbeda pula, dengan makna lain semakin banyak sumber daya yang digunakan berbeda. Dan pada intinya semakin besar dan banyak sumber daya yang dipakai makai semakin besar pula laba yang didapat. Biasanya, para manajer dibagian unit usaha mempunyai dua sasaran kinerja. Yang pertama yaitu mereka harus mendapatkan laba yang cukup dari sumber daya yang digunakan tersebut. Yang kedua, mereka diperbolehkan menggunakan sumber daya tambahan, dan apabila hanya penggunaan sumber data tersebut dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang menjanjikan. Para manajer dibagian unit usaha mempunyai dua sasaran kinerj, sebagai berikut: 1)

Yang pertama mereka harus mendapatkan laba yang memadahi dari sumber daya

yang digunakan. 2) Yang kedua mereka diperbolehkan menggunakan sumber daya tambahan, dan apabila hanya penggunaan sumber data tersebut dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang menjanjikan Tujuan inti dari menghubungkan laba dengan investasi yaitu sebagai memotivasi para manajer dibagian unit usaha guna mencapai tujuan atau sasaran yang sudah dijelaskan diatas.

2

Tingkat pengembalian atas investasi atau disebut (ROI) merupakan sebuah rasio perbandingan. Pembilangnya dalam rasio ini adalah pendapatan yang terdapat di laporan keuangan. Penyebutnya adalah aset – aset yang digunakan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan tersebut. Nilai tambahan ekonomi atau disebut (EVA) merupakan

jumlah uang, bukan

sebuah rasio. EVA didapatkan dari hasil pengurangkan beban modal atau disebut (capital charge) dari hasil laba operasi bersih atau disebut (net operating profit). Dan beban modal yang diperoleh dari sebuah hasil perkalian antara jumlah aset yang digunakan yang seperti diatas dengan suatu tingkat tarif tertentu.

3

B. MENGUKUR AKTIVA YANG DIGUNAKAN 1. KAS Kas biasanya dikendalikan secara terpusat, karena pengendalian pusat memungkinkan penggunaan saldo kas yang lebih kecil daripada jika setiap unit memegang saldo kas yang dibutuhkanya untuk menyeimbangkan perbedaan antara kas masuk dan kas keluar. Akibatnya, saldo kas aktual pada tingkat unit usaha cenderung lebih kecil dibandingkan dengan saldo kas yang diperlukan. Suatu alasan untuk memasukkan kas pada jumlah yang lebih besar daripada saldo yang biasanya dipegang oleh suatu unit usaha adalah bahwa jumlah yang lebih besar ini diperlukan untuk memungkinkan perbandingan dengan perusahaan luar.

Beberapa

perusahaan mengabaikan unsur kas dalam dasar investasi. Alasannya adalah bahwa karena jumlah kas tersebut mendekati kewajiban lancar (current liabilities). Jika demikian halnya, jumlah piutang dan perusahaan akan mendekati jumlah modal kerja (working capital). 2. PIUTANG Memasukkan unsur piutang pada harga jual atau pada harga pokok penjualan merupakan hal yang masih diperdebatkan. Suatu phak dapat berargumen bahwa investasi riil dari suatu unit dalam piutang adalah hanya sebesar harga pokokk penjualan dan bahwa tingkat pengembalian yang memuaskan atas investasi ini mugkin sudah mencukupi. Dilain pihak, adalah mungkin untuk mengatakan bahwa unit usaha dapat menginvestasikan kembali uang yang diperoleh dari piutang, dan karena itu, piutang harus dimasukkan pada harga jualnya.

Yang biasanya dilakukan adalah mengambil alternative yang lebih

sederhana yaitu memasukkan piutang pada nilai buku, yang merupakan harga jual dikurangi penyisihan atas piutang tak tertagih. 3. PERSEDIAAN Persediaan biasanya dicatat pada jumlah akhir periode meskipun rata-rata antarperiode lebih baik secara konsep. Pada saat inflasi tingkat harga akan mengalami peningkatan yang cukup tinggi dan akan mempengaruhi nilai persediaan suatu perusahaan. Untuk memperlihatkan laporan keuangan yang baik dengan tingkat laba yang cukup tinggi perusahaan disarankan menggunakan metode FIFO karena dalam metode ini persediaan akhir akan tercatat dalam harga yang tinggi sehingga menghasilkan harga pokok yang lebih rendah. Sedangkan untuk megurangi pajak yang harus ditanggung perusahaan maka perusahan disarankan menggunakan LIFO karena laba yang didapat akan lebih rendah jika menggunakan metode ini. 4

Jika persediaan barang dalam proses (work-in-process) didanai melalui pembayaran dimuka (advance payment) atau pembayaran cicilan (progress payment) dari konsumen, pembayaran tersebut akan dikurangi dari jumlah persediaan kotor (gross inventory amounts), atau dilaporkan sebagai kewajiban. Beberapa perusahaan mengurangkan utang usaha dari persediaan dengan dasar bahwa utang mencerminkan pendanaan atas sebagian persediaan oleh pemasok, tanpa biaya untuk unit usaha.

Modal perusahaan yang

dibutuhkan untuk persediaan adalah hanya sebesar selisih antara jumlah persediaan kotor dan utang.

Jika unit usaha tersebut dapat mempengaruhi periode pembayaran yang

diperbolehkan oleh pemasok, maka memasukkan unsur utang dalam perhitungan itu mendorong manajer untuk mencari persyaratan pembayaran yang terbaik. 4. MODAL KERJA SECARA UMUM Perlakuan atas modal kerja sangat bervariasi. Pada satu sisi, perusahaan memasukkan seluruh aktiva lancar ke dalam dasar investasi dengan tidak mengeliminasi kwajiban lancar. Metode tersebut adalah beralasan dari sudut pandang motivasional jika unit usaha tidak dapat mempengaruhi utang atau kewajiban lancar lainnya. Tetapi metode tersebut menyatakan terlalu tinggi (overstate) jumlah modal korporat yang diperlukan untuk mendanai unit usaha, karena kewajiban lancar merupakan sumber modal, seringkali dengan biaya bunga sama dengan nol. Dilain pihak, seluruh kewajiban lancar dapat dikurangkan dari aktiva lancar. 5. PROPERTI, PABRIK, DAN PERALATAN Dalam akuntansi keuangan, aktiva tetap awalnya dicatat pada biaya perolehan dan biaya ini dihapuskan sepanjang umur ekonomis aktiva melalui penyusutan. Hampir semua perusahaan menggunakan pendekatan yang sama dalam mengukur profitabilitas atas dasar aktiva dari unit usaha. Hal ini menyebabkan pemasalahan serius dalam penggunaan sistem tersebut untuk tujuan yang dimaksudkan. Adapun permasalahan tersebut yaitu berupa : 1. 2. 3. 4. 5.

Akuisisi peralatan baru Nilai buku kotor Disposisi aktiva Penyusutan Anuitas Metode penilaian yang lain

Akuisisi Peralatan Baru Jika aktiva yang telah disusutkan dimasukkan kedalam dasar investasi pada nilai buku bersih, maka profitabilitas unit usaha tersebut akan dinyatakan salah saji pada nilai buku 5

bersih dan para manajer unit usaha akan termotivasi untuk mengambil keputusan akuisisi yang tepat. Untuk mengilustrasikan bagaimana manajer akan mengambil keputusan, akan diperlihatkan pada contoh berikut ini: A. Asumsinya bahwa: Investasi mesin baru $100.000 Perkiraan kas masuk per tahun $27.000 Masa manfaat 5 tahun Required return 10 % (Investasinya termasuk baik) B. Asumsinya bahwa: Mesin tersebut dibeli dan perusahaan mengukur dasar aktiva seperti gambar 7.1 Perusahaan melaporkan penurunan EVA pada tahun pertama. Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus Contoh (dalam ribuan $) A. Perhitungan ekonomi Investasi pada mesin Masa manfaat 5 tahun, Arus kas masuk, $27.000 per tahun Nilai sekarang dari arus kas masuk ($27.000 x 3,791)* Nilai sekarang bersih Keputusan: Membeli mesin.

100

1024 24

Nilai Buku Kotor Fluktuasi dalam EVA dan ROI dari tahun ke tahun pada contoh dibawah dapat dihindari dengan memasukkan unsur aktiva yang dapat disusutkan (depreciable asset) dalam dasar investasi pada nilai buku kotornya (gross book value). Seperti contoh Investasi setiap tahun adalah $100.000 dan pendapatan tambahannya adalah $7.000 yang didapat dari arus kas masuk sebesar $27.000 – penyusutan sebesar $20.000). Meskipun demikian, EVA-nya akan menurun sebesar $3.000 ($7.000 – beban bunga sebesar $10.000), ROI-nya sebesar 7% ($7.000 / $100.000). Kedua angka tersebut menandakan bahwa profitabilitas perusahaan tersebut menurun, yang pada kenyataannya tidak benar. ROI yang dihiung berdasarkan nilai buku kotor akan selalu menyatakan terlalu rendah tingkat pengembalian sebenarnya. Contoh Dampak Akuisisi terhadap Laba Tahunan yang Dilaporkan 6

Nilai Buku Awal

Pendapatan

Beban

Tahun a 100 80 60 40 20

Inkremental b 7 7 7 7 7

Modal c 10 8 6 4 2

Tahun 1 2 3 4 5

EVA

ROI

b-c -3 -1 1 3 5

b+a 7% 9% 12% 18% 35%

Disposisi Aktiva Jika satu mesin baru dianggap akan menggantikan mesin yang telah ada dan yang masih memilliki nilai buku yang belum disusutkan, diketahui bahwa nilai buku tersebut tidak relevan dalam analisis ekonmi atas usulan pembelian (kecuali bahwa secara tidak langsung hal tersebut mempengaruhi pajak penghasilan). Tetapi, menghilangkan nila buku dari aktiva lama dapat mempengaruhi perhitungan profitabilitas unit usaha secara substansi. Nilai buku kotor akan meningkat hanya sebesar selisih antara nilai buku bersih setelah tahun pertama dari mesin yang baru dengan nilai buku bersih dari mesin yang lama. Dalam kedua kasus tersebut, jumlah yang relevan dari investasi tambahan akan dinyatakan terlalu rendah, dan selanjutnya EVA akan dinyatakan terlalu tinggi. Hal ini akan mendorong para manajer untuk mengganti mesin lama dengan mesin baru, bahhkan ketika penggantian itu tidak dibenarkan secara ekonomis. Lebih lanjut lagi, unit-unit usaha yang paling banyak melakukan penggantian akan menunjukkan kenaikan profitabilitas yang besar. Penyusutan Anuitas Jika penyusutan ditentukan oleh metode anuitas dan bukan oleh metode garis lurus, maka perhitungan profitabilitas perusahaan akan menunjukkan EVA dan ROI yang tepat. Hal ini disebabkan karena metode penyusutan anuitas sesungguhnya mengaitkan pengembalian investasi yang implicit salam perhitungan present value. Penyusutan anuitas merupakan kebalikan dari penyusutan yang dipercepat, dimana jumlah penyusutan tahunan adalah rendah pada tahun-tahun pertama ketika nilai investasinya masih tinggi dan meningkat setiap tahunnya seiring dengan menurunnya nilai investasi tetapi tingkat pengembalian hasil tetap konstan. Namun hanya sedikit sekali manajer yang menerima ide mengenai penyisihan penyusutan yang meningkat pada saat umur asset semakin tua. Mereka melihat penyusutan 7

akuntansi sebagai cerminan dari penurunan kondisi fisik atau kerugian dalam ekonomis. Oleh karena itu, mereka percaya bahwa penyusutan dengan metode garis lurus, ataupun yang dipercepat, merupakan metode yang paling menggambarkan kondisi dilapangan. Akibatnya, sangat sulit untuk meyakinkan mereka guna menerima konsep metode anuitas untuk mengukur laba unit usaha. Metode Penilaian yang Lain Beberapa perusahaan menggunakan nilai buku bersih tetapi menetapkan batas bawah, biasanya 50 persen, sebagai biaya awal yang dapat dihapus. Hal ini mengurangi distorsi yang terjadi dalam unit usaha yang memiliki aktiva yamg tua. Kesulitan dalam metode ini adalah bahwa suatu unit usaha dengan aktiva tetap yang memiliki nilai buku bersih diatas 50 persen nilai buku kotornya dapat mengurangi dasar investasi dengan sepenuhnya membuang aktiva –aktiva yang masih bagus. Perusahaan-perusahaan lain sama sekali tidak menggunakan catatan akuntansi dan menggunakan estimasi nilai sekarang (current value) dari aktiva. Perusahaan-perusahaan memperoleh jumlah tersebut dengan cara menilai aktiva secara berkala (katakanlah, setiap lima tahun atau ketika manajer unit usaha yang baru mengambil alih), dengan menyesuikan biaya awal menggunakan suatu indeks perubahan pada harga peralatan, atau dengan menggunakan nilai asuransi.

6. ASET-ASET YANG DISEWAKAN Asumsikan suatu unit usaha yang yang laporan keuangannyaditunjukkan pada Tampilan 7.1 menjual aktiva tetapnya seharga nilai bukunya yaitu $300.000, mengembalikan hasil penjualannya kepada kantor pusat korporat, dan kemudian menyewagunausahakan aktiva tersebut denfan tariff sewa $60.000 per tahun. Sebagaimana yang ditunjukan oleh Tampilan 7.8, laba sebelum pajak dari unit usaha tersebut akan menurun akibat beban sewa baru yang lebih tinggi daripada beban penyusutan yang dihilangkan. Meskipun demikian EVA-nya akan naik karena biaya yang lebih tinggi tersebut akan diimbangi oleh penurunan beban modal yang dihilangkan. Oleh karena itu, para manajer unit usaha lebih terdorong untuk menyewa daripada memiliki aktiva ketika beban bunga terkandung dalam biaya sewa lebih kecil daripada beban modal yang dikenakan sebagai dasar investasi dari unit usaha.

8

Dampak dari Sewa Guna Usaha atas Aktiva – Laporan Rugi (dalam ribuan $)

Pendapatan Pengeluaran selain di bawah ini Penyusutan Beban Sewa Laba sebelum pajak Beban modal $500 x 10% $200 x 10% EVA

Tampilan 7.1 1,000 850 50

Jika Aset Disewagunausahakan 1,000 850

900 60 100 50

910 90

20 50

70

Banyak perjanjian sewa guna usaha merupakan perjanjian pendanaan, yaitu perjanjian tersebut memberikan cara alternatif untuk menggunakan aktiva yang seharusnya didapatkan dari pendanaan dengan utang dan modal. Sewa guna usaha finansial (yaitu sewa guna usaha jangka panjang yang setara dengan nilai sekarang dari arus beban sewa) adalah sama dengan utang dan dilaporkan juga dalam neraca. Keputusan pendanaan biasanya dilakukan oleh kantor pusat. Karena alasan tersebut, pembatasan biasanya diberlakukan pada kebebasan manajer unit usaha untuk melakukan sewa guna usaha atas aktiva.

7. AKTIVA TIDAK TERPAKAI Jika suatu unit usaha memiliki aktiva yang menganggur (idle asset) yang dapat digunakan oleh unit lain, maka unit usaha tersebut dapat diperbolehkan untuk mengeluarkan aktiva tersebut dari dasar investasinya. Tujuan dari ijin ini adalah untuk 9

mendorong para manajer unit usaha guna melepas aktiva menganggur ke unit lain yang mungkin memerlukannya. Tetapi, jika aktiva tetap tersebut tidak dapat digunakan oleh unit lain, maka pemberian izin untuk menjual atau mengganti aktiva tersebut akan menimbulkan tindakan-tindakan yang disfungsional. Misalnya, hal tersebut akan mendorong manajer unit usaha untuk menganggurkan aktiva yang tidak menghasilkan tingkat pengembalian yang sama dengan target laba unit usaha. Jika tidak ada alternatif lain dari penggunaan peralatan, kontribusi apa pun dari peralatan tersebut akan meningkatkan laba perusahaan.

8. AKTIVA TIDAK BERWUJUD Beberapa perusahaan cenderung melaksanakan penelitian dan pengembangan yang intensif; (misalnnya, perusahaan farmasi seperti Novartis menghabiskan dana yang besar untuk mengembangkan produk baru), sedang yang lainnya cenderung fokus pada pemasaran (misalnya, perusahaan barang konsumen seperti Unilever yang menghabiskan banyak dana untuk iklannya). Ada keuntungan dalam mengkapitalisasi aktiva tidak berwujud seperti R & D dan pemasaran, serta kemudian mengamortisasinya selama masa manfaatnya. Metode tersebut akan mengubah cara para manajer unit usaha memandang pengeluaran semacam ini. Dengan menghitung aktiva semacam ini sebagai investasi jangka panjang, manajer unit usaha akan memperoleh manfaat jangka pandek yang lebih sedikit dari pengurangan atas pengeluaran untuk pos tersebut. Sebagai contoh, jika pengeluaran R&D langsung dibebankan, maka setiap dolar dari pengurangan R&D merupakan tambahan dolar untuk laba sebelum pajak. Di lain pihak, jika biaya R&D dikapitalisasi, maka setiap pengurangan satu dolar akan mengurangi aktiva yang digunakan sebesar satu dolat, sehingga beban modal dapat berkurang sebesar satu dolar dikalikan biaya modal, yang hanya memiliki dampak positif yang jauh lebih kecil terhadap EVA.

9. KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kadang-kadang, suatu unit usaha menerima modal permanennya dari kumpulan dana korporat. Korporat memperoleh dana tersebut dari pemberi pinjaman, investor modal, dan laba ditahan. Bagi unit usaha, jumlah total dari dana tersebut adalah relevan tetapi tidak 10

dengan sumber daya dari mana dana tersebut berasal. Meskipun demikian, dalam situasi yang tidak lazim, pendanaan suatu unit usaha mungkin saja merupakan hal yang aneh bagi unit usaha itu sendiri. Sebagai contoh, suatu unit yang membangun atau mengoperasikan suatu perumahan atau gedung kantor menggunakan proporsi yang jauh lebih besar untuk modal utang dibandingkan dengan suatu unit manufaktur atau pemasaran. Karena modal tersebut didapat melalui pinjaman hipotik atas aktiva unit usaha tersebut, maka sebaiknya dana dipinjam diperhitungkan secara terpuisah dang perhitungan EVA-nya dilakukan berdasarkan aktiva diperoleh dari sumber umum korporat, dan bukan total aktiva.

10. BEBAN MODAL Kantor pusat korporat menentukan tarif (rate) yang digunakan untuk menghitung beban modal (capital charge). Tarif tersebut seharusnya lebih tinggi daripada tarif korporat untuk pendanaan dengan utang karena dana yang terlibat merupakan campuran antara utang dan modal berbiaya lebih tinggi (higher-cost equity). Biasanya tarif tersebut ditetapkan dibawah estimasi biaya modal perusahaan sehingga EVA atas rata-rata unit usaha berada di atas nol. Beberapa perusahaan menggunakan tarif yang lebih rendah untuk modal kerja daripada untuk aktiva tetap. Hal ini dapat mencerminkan penilaian bahwa modal kerja lebih kecil risikonya daripada aset tetap, karena dananya disalurkan untuk periode yang lebih pendek. Dalam

kasus-kasus

lain,

tarif

yang

lebih

rendah

merupakan

cara

untuk

mengkompensasikan fakta bahwa perusahaan tersebut memasukkan unsur persediaan dan piutang dalam dasar investasinya pada jumlah kotor (yaitu, tanpa mengurangkan utang usaha). Perusahaan tersebut menyadari fakta bahwa dana yang didapatkan dari utang usaha memiliki biaya bunga sama dengan nol.

11. SURVEI-SURVEI PRAKTIK Praktik-praktik pengelolaan pusat investasi disimpulkan dalam Tampilan 7.7, 7.9 dan 7.10. Kebanyakan perusahaan memasukkan unsure aktiva tetap ke dalam dasar investasi pada nilai buku bersih. Perusahaan-perusahaan tersebut melakukan karena ini merupakan 11

jumlah dengan mana aktiva tersebut dicatat dalam

laporan keuangan tersebut,

mencerminkan jumlah modal yang digunakan dalam divisi tersebut. Manajemen menyadari bahwa metode ini memberikan sinyal yang menyesatkan, tetapi mereka yakin orang-orang harus memberikan kelonggaran untuk kesalahan tersebut pada saat menginterprestasikan laporan laba unit usaha dan metode alternatif penghitungan dasar investasi tidak dapat dipercaya karena sangat subyektif. Mereka menolak pendekatan penyusutan anuitas dengan dasar cara penghitungan penyusutan untuk tujuan pelaporan keuangannya.

Aktiva-aktiva yang Termasuk dalam Dasar Investasi Persentase Responden yang Memasukkan Aktivanya ke dalam dasar akuntansi Amerika Serikat Belanda Aktiva Lancar Kas Piutang Persediaan Aktiva lancar lainnya Aktiva Tetap Tanah dan bangunan yang digunakan sendiri oleh pusat laba tersebut Alokasi tanah dan bangunan yang digunakan oleh dua pusat laba atau lebih Peralatan yang digunakan oleh pusat laba tersebut Alokasi peralatan yang digunakan oleh dua pusat laba atau lebih Sebuah alokasi aset untuk sentra riset kantor pusat Lain-lain Investasi Goodwill

47% 90% 95% 83%

59% 94% 93% 79%

97%

82%

49%

47%

96%

88%

48%

46%

19%

16%

53% 55%

Tidak ada Tidak ada

Kewajiban yang Dikurangka dalam Menghitung Dasar Investasi

12

Persentase Responden yang Memasukkan Kewajibannya ke dalam dasar akuntansi Amerika Serikat Belanda Utang usaha Utang intraperusahaan Kewajiban lancar lainnya Utang pajak Kewajiban tak lancar lainnya

73% 46% 68% 28% 47%

91% 57% 69% Tidak ada 58%

C. EVA Versus ROI Setiap perusahaan memiliki unit pusat investasi usahanya mengevaluasi Unit berbasis ROI, dibandingkan dengan penggunaan EVA. 3 keuntungan ROI : 1. ROI merupakan laporan komprehensif di mana semua mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dalam rasio. 2. ROI mudah dihitung, mudah dipahami, dan sangat signifikan secara absolut. 3. ROI denominator dapat diterapkan di unit organisasi yang memiliki tanggung jawab profitabilitas, tidak termasuk jenis-jenis usaha. Kinerja unit menjadi dapat diperbandingkan. Berbeda dengan EVA, EVA tidak terdapat dasar perbandingan semacam ini. Namun EVA memiliki 4 keunggulan. Alasannya : a. Pertama, dengan EVA seluruh unit usaha memiliki target keuntungan investasi yang sama. Sebagai perbandingan, pendekatan ROI sangat berbeda dalam pemberian insentif investasi disetiap unt bisnis. Contoh, unit bisnis yang memiliki 30 persen ROI akan cenderung gagal kecuali unit ekspansi bisa mencapai ROI 30 persen atau lebih untuk penambahan aset; tingkat pengembalian yang kurang dari target tersebut akan menurunkan ROI yang telah dicapai secara keseluruhan sekarang. Jadi, kesempatan ROI yang hilang di setiap unit usaha investasi di atas biaya modal tetapi di bawah 30 persen. Demikian, unit usaha kini juga mencapai ROI rendah, mengatakan pada 5 persen akan mendapatkan keuntungan dari ROI atas jumlah aset tambahan atas 5persen. Sebagai konsekunsinya ROI menciptakan bias terhadap 13

sedikit pada ekspansi dalam bisnis yang memiliki keuntungan tinggi, sementara pada saat yang sama, unit rendahmelakukan menguntungkan pada tingkat di bawah tingkat pengembalian investasi jauh di bawah tingkatpengembalian ditolak oleh unit menguntungkan tinggi. b. Keputusan-keputusan yang meningkatkan ROI suatu pusat investasi dapat menurunkan laba keseluruhan. Penggunaan EVA sebagai ukuran berkaitan dengan permasalahan tersebut. Metode ini berhubungan dengan investasi aset yang ROI nya berada diantara biaya modal dan ROI yang sekarang dicapai oleh investasi tersebut. Jika kinerja pusat investasi diukur dengan EVA, maka investasi yang menggunakan laba di atas biaya modal akan meningkatkan EVA dan oleh karena itu, akan lebih menarik bagi para manajer. Penggunaan EVA sebagai ukuran yang berhubungan dengan masalah tersebut. Metode ini berhubungan dengan ROI investasi asetnya adalah antara biaya modal dan ROI yang sekarang dicapai oleh pusat investasi. Jika kinerja pusat investasi dalam ukur dengan EVA, investasi yang menghasilkan keuntungan di atas biaya modal dan EVA karena itu akan meningkat, serta akan lebih menarik bagi manajer. c. EVA adalah tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva yan berbeda pula. Degan demikian, para manajer unit usaha harus bertindak secara konsisten ketika memutuskan untuk berinvestasi pada aktiva yang baru. Selain itu jenis aktiva yang sama mungkin diperlukan untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang sama pula, terlepas dari profitabilitas unit bisnis. d. Keempat EVA berlawanan dengan ROI, memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubaha-perubahan dalam nilai pasar perusahaan, adalah bahwa EVA, berbeda dengan ROI. Stakeholder merupakan pemilik kepentingan yang penting di dalam suatu perusahaan. Beberapa alasan mengapa penciptaan oleh pemegang saham menjadi sangat penting : a) Mengurangi resiko pengambilalihan (takeover) b) Menciptakan nilai dalam pertukaran untuk merger dan akuisisi agresif c) Mengurangi biaya modal, sehingga memungkinkan investasi yang lebih cepat untuk pertumbuhan di masa depan. EVA bisa diukur dengan cara : 14

EVA = Laba bersih – Beban modal Atau EVA = Modal yang digunakan (ROI- Biaya modal) Dilihat dari kelemahan ROI, namun itu dapat digunakan untuk kalangan yang luas. Namun lingkup dari kesalahan tersebut tidak dapat ditentukan karena tidak semua manajer sanggup mengakui kesalahan tersebut dan manajer sendiri banyak yang tidak menyadari adanya banyak kesalahan. Penggunana EVA sangat diperlukan untuk pengukuran kinerja . Namun EVA mempunyai titik kelemahan dalam perhitungan aset tetap, yaitu EVA tidak dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan aset tetap. Terkecuali dengan metode anuitas.

D. PERTIMBANGAN TAMBAHAN DALAM MENGEVALUASI MANAJER Dengan melihat kelemahan ROI, kelihatannya mengejutkan bahwa ROI digunakan secara luas. Diketahui dari pengalaman pribadi bahwa kesalahan konseptual ROI untuk evaluasi kinerja adalah nyata dan menyebabkan timbulnya perilaku disfungsional dari para manajer unit usaha. Penggunaan EVA sebagai perangkat pengukuran kinerja sangat disarankan. Tetapi, EVA tidak menyelesaikan seluruh masalah yang berkaitan dengan penghitungan aktiva tetap, seperti yang telah dibicarakan sebelumnya, kecuali metode penyusutan anuitas dipergunakan, dan hal ini jarang dilakukan dalam praktik bisnis sehari-hari. EVA menyelesaikan masalah yang ditimbulkan dari perbedaan potensi laba. Seluruh unit usaha, tanpa melihat profitabilitasnya, akan termotivasi untuk meningkatkan investasi jika tingkat pengembalian dari investasi tersebut melebihi tarif yang ditentukan oleh sistem pengukuran. Lebih lanjut lagi, beberapa aktiva mungkin akan dinyatakan terlalu rendah nilainya ketika dikapitalisasi, sementara aktiva lain ketika dibebankan. Meskipun biaya pembelian aktiva tetap biasanya dikapitaliasi, sejumlah besar investasi dalam biaya awal, pengembangan produk baru, organisasi dealer, dan sebagainya, mungkin dapat dihapuskan sebagai beban, dan dengan demikian tidak akan terlihat dalam dasar investasi. Hal tersebut biasa digunakan pada unit-unit pemasaran. Ketika sekelompok unit usaha dengan tanggung jawab pemasaran yang berbeda-beda diberikan peringkat, maka unit dengan kegiatan pemasaran yang relatif besar akan cenderung memiliki EVA yang lebih besar. 15

Dengan mempertimbangkan hal ini, beberapa perusahaan memutuskan untuk mengeluarkan unsur aktiva tetap dari dasar investasi. Perusahaan-perusahaan tersebut membebankan beban bunga hanya untuk aktiva yang dapat dikendalikan, dan mengendalikan aktiva tetap dengan perangka terpisah. Aktiva yang dapat dikendalikan pada dasarnya merupakan modal kerja. Para manajer dapat membuat kebijakan yang mempengaruhi aktiva-aktiva tersebut. Jika keputusan tersebut salah, dampa serius akan timbul. Investasi dalam aktiva tetap dikendalikan oleh proses anggaran modal sebelum terjadinya dan oleh audit setelah penyelesaian untuk menentukan apakah ada arus kas yang diantisipasi terwujud. Hal tersebut jauh lebih dari memuaskan karena penghematan atau pendapatan aktual dari akuisisi aktiva tetap tidak dapat diidentifikasikan. E. MENGEVALUASI KINERJA EKONOMI SUATU ENTITAS Pembahasan sampai pada saat ini terfokus pada pengukuran kinerja dari para manajer unit usaha. Laporan-laporan manajemen dibuat bulanan atau kuartalan sementara laporan kinerja ekonomi biasanya dibuat dengan selang waktu yang tidak tetap, biasanya sekali dalam selang beberapa tahun. Laporan-laporan ekonomi merupakan instrumen yang diagnostik. Laporan tersebut memberikan indikasi apakah strategi unit usaha yang sekarang sudah memuaskan dan jika tidak, keputusan apa yang harus diambil untuk unit usaha-memperbesar, memperkecil, mengubah arah, atau menjualnya. Analisis ekonomi atas suatu unit usaha dapat memperlihatkan bahwa rencana yang sekarang atas produk-produk, pabrik dan peralatan baru, atau strategi baru yang lain. Laporan-laporan ekonomi dapat dijadikan dasar untuk memperoleh nilai perusahaan secara keseluruhan. Nilai semacam ini disebut breakup value – yaitu, estimasi jumlah yang akan diterima oleh para pemegang saham jika masing-masing unit usaha dijual. Laporan tersebut menunjukkan unit usaha yang menarik dan dapat mengindikasikan bahwa manajemen senior salah mengalokasikan waktu mereka yang terbatas – yaitu, menghabiskan waktu yang terlalu banyak untuk unit usaha yang cenderung tidak banyak memberikan kontribusi kepada profitabilitas total perusahaan. Jarak antara profitabilitas yang sekarang dengan breakup value menunjukkan perubaha-perubahan yang harus dilakukan.

16

Perbedaan yang paling nyata antara kedua jenis laporan tersebut adalah bahwa laporan ekonomi lebih terfokus pada profitabilitas di masa depan daripada profitabilitas yang sekarang atau yang lalu. Nilai buku dari aktiva dan penyusustan berdasarkan biaya historis aktiva. Informasi ini tidaklah relevan untuk laporan yang memperkirakan masa depan. Secara konsep, nilai suatu unit usaha adalah nilai sekarang dari pendapatan di masa depan. Hal ini dihitung dengan mengestimasi arus kas untuk setiap tahun di masa depna dan mendiskusikan setiap arus kas tersebut pada tarif laba yang telah ditentukan. Analisis tersebut dilakukan untuk lima, atau mungkin sepuluh tahun yang akan datang. Meskipun estimasi-estimasi tersebut pada umumnya berupa estimasi yang kasar, namun tetap memberikan cara yang berbeda dalam melihat unit usaha, dibandingkan dengan apa yang ada pada laporan-laporan kinerja.

KESIMPULAN Pusat-pusat investasi menghadapi permasalah baru mengenai bagaimana mengukur aset yang digunakan khususnya aset mana yang dilibatkan, bagaimana menilai aset tetap dan aset lancar, metode depresiasi apa yang akan digunakan aset tetap, aset perusahaan mana yang harus dialokasikan dan kewajiban mana yang harus dikurangi. Sebuah tujuan penting dari suatu organisasi bisnis adalah untuk mengoptimalkan return atas ekuitas pemegang saham (yaitui, net present value dari arus kas di masa depan). Sangat tidak praktis untuk menggunakan pengukuran semacam ini untuk mengevaluasi kinerja para manajer unit usaha dengan basi bulanan atau triwulan. Menghitung rate of return adalah pengukuran yang paling baik untuk kinerja para manajer unit usaha. Nilai tambah ekonomis (economic value added/EVA) secara konsep lebih unggul daripada tingkat pengendalian investasi (return on investment/ROI) dalam mengevaluasi para manajer unit usaha. Sebagai tambahan unsur dalam laporan laba rugi, ketika kita menentukan sasaran loba tahunan, maka harus ada tarif bunga yang eksplisit terhadap saldo yang diproyeksikan atas unsur modal kerja yang terkendali, khususnya piutang dan persediaan. Ada perdebatan yang cukup alot tentang pendekatan yang tepat bagi manajemen dalam mengontrol aset tetap. Melaporkan kinerja ekonomi dari suatu pusat investasi berbeda dengan melaporkan kinerja manajer yang berwenang dalam pusat investasi tersebut.

17

DAFTAR PUSTAKA Anthony, R.N. and Govindarajan, V. Management Control System, 12th Ed. USA (2007): McGraw-Hill Irwin. http://accounting1st.wordpress.com/tag/pengendalian-aset/ http://aglis83.wordpress.com/2012/01/03/mengukur-dan-mengendalikan-aktiva-yangdikelola-measuring-and-controlling-assets-employed/ http://dunia.pelajar-islam.or.id/dunia.pii/arsip/pengukuran-dan-pengendalian-aktiva.html

18

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF