Makalah Lengkap Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Preeklamsia

January 17, 2019 | Author: Aliran Santai Isme | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

CONTOH ASKEB...

Description

MAKALAH

ASUHAN PADA IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMSIA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Patofisiologi Dosen : Teguh Tri Sutarno P., dr., M.M.RS.

Disusun Oleh : Nama : APRIYANI Kelas

: Reguler 1

PROGRAM D IV KEBIDANAN POLTEKES BHAKTI PERTIWI HUSADA CIREBON 2017

KATA PENGANTAR

Segala puji penyusun ucapkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rakhmat dan hidayah_Nya sehingga dapat terselesaikannya makalah ini dengan judul “ Asuhan Pada Ibu Hamil Dengan Pre Eklamsia ”. Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini hingga selesai. Tidak lupa penyusun mengharapkan kritik dan saran yang dapat memperbaiki dalam pembuatan makalah selanjutnya. Akhir kata penyusun mengucapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat  bagi kita semua khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi para pembaca sekalian. Amiiin

Cirebon, Juli 2017

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................

i

DAFTAR ISI ..................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................

1

B. Tujuan Penulisan .....................................................................................

3

BAB II ISI A. Contoh Kasus ..........................................................................................

4

B. Anatomi Fisiologi ...................................................................................

4

C. Definisi ....................................................................................................

6

D. Etiologi ....................................................................................................

7

E. Faktor resiko ...........................................................................................

8

F. Patofisiologi ............................................................................................

10

G. Tanda & Gejala .......................................................................................

12

H. Pemeriksaan Penunjang ..........................................................................

12

I. Asuhan dan Pelaksanaan ..........................................................................

13

J. Prognosis .................................................................................................

16

BAB III KESIMPULAN ...............................................................................

18

DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi pada kehamilan adalah penyakit yang sudah umum dan merupakan salah satu dari tiga rangkaian penyakit yang mematikan, selain  perdarahan dan infeksi, dan juga banyak memberikan kontribusi pada morbiditas dan mortalitas ibu hamil. Meskipun telah dilakukan penelitian yang intensif selama beberapa dekade, hipertensi yang dapat menyebabkan atau memperburuk kehamilan tetap menjadi masalah yang belum terpecahkan. Secara umum, preeklamsi merupakan suatu hipertensi yang disertai dengan proteinuria yang terjadi pada kehamilan. Penyakit ini umumnya timbul setelah minggu ke-20 usia kehamilan dan paling sering terjadi pada primigravida. Jika timbul pada multigravida biasanya ada faktor predisposisi seperti kehamilan ganda, diabetes mellitus, obesitas, umur lebih dari 35 tahun dan sebab lainnya. Morbiditas janin dari seorang wanita penderita hipertensi dalam kehamilan berhubungan secara langsung terhadap penurunan aliran darah efektif pada sirkulasi uteroplasental, juga karena terjadi persalinan kurang  bulan pada kasus-kasus berat. Kematian janin diakibatkan hipoksia akut, karena sebab sekunder terhadap solusio plasenta atau vasospasme dan diawali dengan pertumbuhan janin terhambat (IUGR). Di negara berkembang, sekitar 25% mortalitas perinatal diakibatkan kelainan hipertensi dalam kehamilan.

1

Mortalitas maternal diakibatkan adanya hipertensi berat, kejang grand mal, dan kerusakan organ lainnya. Penyebab utama kematian ibu di Indonesia disamping pendarahan adalah pre-eklampsia atau eklampsia dan penyebab kematian perinatal yang tinggi. Pre-eklampsi ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan  proteinuria yang timbul karena kehamilan. Pada kondisi berat pre-eklamsia dapat menjadi eklampsia dengan penambahan gejala kejang-kejang. Pre-eklampsia dan eklampsia merupakan kesatuan penyakit, yakni yang langsung disebabkan oleh kehamilan, walaupun belum jelas bagaimana hal ini terjadi, istilah kesatuan penyakit diartikan bahwa kedua peristiwa dasarnya sama karena eklampsia merupakan peningkatan dari pre-eklamsia yang lebih  berat dan berbahaya dengan tambahan gejala-gejala tertentu. Pre-eklampsia  berat dan eklampsiamerupakanrisikoyang membahayakan ibu di samping membahayakan janin melalui placenta.Setiap tahun sekitar 50.000 ibu meninggal di dunia karena eklampsia. Insidens eklampsia di negara  berkembang berkisar dari 1:100 sampai1:1700. Beberapa kasus memperlihatkan keadaan yang tetap ringan sepanjang kehamilan. Pada stadium akhir yang disebut eklampsia, pasien akan mengalami kejang, Jika eklampsia tidak ditangani secara cepat akan terjadi kehilangan kesadaran dan kematian karena kegagalan jantung, kegagalan ginjal, kegagalan hati atau perdarahan otak. Oleh karena itu kejadian kejang  pada penderita eklampsia harus dihindari. Karena eklampsia menyebabkan angka kematian sebesar 5% atau lebih tinggi.

2

B. Tujuan Penulisan

Setelah selesainya makalah ini mahasiswa diharapkan mengetahui dan mengerti tentang : 1. Anatomi Fisiologi Preeklamsia 2. Definisi Preeklamsia 3. Etiologi Preeklamsia 4. Patofisiologi Preeklamsia 5. Tanda & Gejala Preeklamsia 6. Pemeriksaan Penunjang Preeklamsia 7. Asuhan dan Pelaksanaan Preeklamsia 8. Prognosis Preeklamsia

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Contoh Kasus Preeklamsia

Seorang Ibu usia 25 tahun, hamil pertama usia kehamilan 27 minggu, datang klinik bidan dengan keluhan penglihatan kabur, nyeri kepala berat, lelah, nyeri di daerah uluhati, serta bengkak pada tangan, kaki dan muka. Setelah dilakukan pengkajian didapatkan TD 150/100 mmHg, S : 36,5 oC  janin presentasi kepala, kepala belum masuk PAP, punggung di kiri, denyut  jantung janin (DJJ) (+) 144 x/m, His (-), taksiran berat janin 2300 g. B. Anatomi Fisiologi

1. Anatomi organ reproduksi wanita Organ reproduksi wanita terbagi atas organ genitalia interna dan organ genitalia eksterna. Organ genitalia interna terdiri dari Uterus, Tuba Falopii, dan Ovarium. Dan organ genitalia eksterna terdiri dari Vulva, Mons Veneris, Labia Mayora, Labia Minora, Klitoris, Vestibulum, Bulbus Vestibuli, Introitus Vagina, dan Perineum. Organ genitalia eksterna adalah untuk senggama, sedangkan organ genitalia interna adalah bagian untuk ovulasi, tempat pembuahan sel telur, transportasi blastokis, implantasi dan tumbuh kembang janin (Wiknjosastro, 2007).

4

Gambar 2.1 Organ Reproduksi Eksterna (Wiknjosastro, 2007)

Gambar 2.2 Organ Interna wanita (Wiknjosastro, 2007) 2. Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada preeklamsia Sirkulasi darah ibu pada kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke placenta uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar darah pula, mamae dan alat lain yang memang  berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat terjadi penurunan dalam perifer vaskuler resistensi yang disebabkan oleh pengaruh pergangan otot halus oleh progesteron. Selama kehamilan normal cardiac output meningkat

5

sekitar 30-50 % dan mencapai level maksimumnya selama trimester  pertama atau kedua tetap tinggi selama persalinan. Pada usia kehamilan 16 minggu mulai jelas terjadi hemodilusi. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi sedikit naik kembali pada tekanan darah sebelum aterm. Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25% dengan puncak pada usia kehamilan 32 minggu, sedangkan hematokrit mencapai level terendah pada minggu 30-32 minggu (Kusmiyati, 2008).

C. Definisi Preeklampsia

Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga) atau bisa lebih awal terjadi. Pre-eklampsia adalah salah satu kasus gangguan kehamilan yang bisa menjadi penyebab kematian ibu. Kelainan ini terjadi selama masa kehamilan,  persalinan, dan masa nifas yang akan berdampak pada ibu dan bayi. Hipertensi (tekanan darah tinggi) di dalam kehamilan terbagi atas preeklampsia ringan, preklampsia berat, eklampsia, serta superimposed hipertensi (ibu hamil yang sebelum kehamilannya sudah memiliki hipertensi dan hipertensi berlanjut selama kehamilan). Tanda dan gejala yang terjadi serta tatalaksana yang dilakukan masing-masing penyakit di atas tidak sama.

6

D. Etiologi Preeklampsia

Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Secara teoritik urutan urutan gejala yang timbul pada preeklamsi ialah edema, hipertensi, dan terakhir proteinuri. Sehingga bila gejala-gejala ini timbul tidak dalam urutan diatas dapat dianggap bukan preeklamsi. Dari gejala tersebut timbur hipertensi dan proteinuria merupakan gejala yang paling penting. Namun, penderita serinhkali tidak merasakan perubahan ini. Bila penderita sudah mengeluh adanya gangguan nyeri kepala, gangguan  penglihatan atau nyeri epigastrium, maka penyakit ini sudah cukup lanjut. Penyebab pre eklamsia dan eklamsia sampai sekarang belum diketahui, tetapi dewasa ini banyak ditemukan sebab pre eklamsia adalah iskemia  placenta dan kelainan yang menyertai penyakit ini adalah spasmus, arteriola, retensi natrium dan air juga koagulasi intravaskuler (Wiknjosastro, 2007). Telah terdapat teori yang mencoba menerangkan sebab musabab  penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberi jawaban yang memuaskan. Teori yang dapat diterima antara lain : 1. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidromnion, dan molahidatidosa 2. Sebab bertambahnya, frekuensi dan makin tuanya kehamilan 3. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian  janin dalam uterus 4. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma

7

E. Faktor Risiko Preeklamsia

Faktor predisposisi pre eklamsia yang harus diwaspadai menurut Hanifa (2008), antara lain : Nuliparitas, riwayat keluarga dengan eklamsia dan pre eklamsia, kehamilan ganda, diabetes, hipertensi kronis dan molahidatidosa. Preeklampsia dapat ditemui pada sekitar 5-10% kehamilan, terutama kehamilan pertama pada wanita berusia di atas 35 tahun. Frekuensi preeklampsia pada primigravida lebih tinggi bila dibandingkan dengan multigravida, terutama pada primigravida muda. Diabetes mellitus, mola hidatidosa, kehamilan ganda, hidrops fetalis, usia > 35 tahun, dan obesitas merupakan faktor predisposisi terjadinya pre-eklampsia. Penelitian berbagai faktor risiko terhadap hipertensi pada kehamilan /  pre-eklampsia / eklampsia, menurut Vivian dan Tri (2011) adalah sebagai  berikut : a. Usia Insidens tinggi pada primigravida muda, meningkat pada primigravida tua. Pada wanita hamil berusia kurang dari 25 tahun insidens > 3 kali lipat Pada wanita hamil berusia lebih dari 35 tahun, dapat terjadi hipertensi laten  b. Paritas Angka

kejadian

tinggi

pada

primigravida,

muda

maupun

tua

 primigravida tua risiko lebih tinggi untuk pre-eklampsia berat c. Ras / golongan etnik Bias (mungkin ada perbedaan perlakuan / akses terhadap berbagai etnikdi  banyak negara)

8

d. Faktor keturunan Jika ada riwayat pre-eklampsia/eklampsia pada ibu/nenek penderita, faktor risiko meningkat sampai + 25% e. Faktor gen Diduga adanya suatu sifat resesif (recessive trait), yang ditentukan genotip ibu dan janin f. Diet / gizi Tidak ada hubungan bermakna antara menu / pola diet tertentu (WHO). Penelitian lain : kekurangan kalsium berhubungan dengan angka kejadian yang tinggi. Angka kejadian juga lebih tinggi pada ibu hamil yang obese / overweight g. Iklim / musim Di daerah tropis insidens lebih tinggi h. Tingkah laku / sosioekonomi Kebiasaan merokok : insidens pada ibu perokok lebih rendah, namun merokok selama hamil memiliki risiko kematian janin dan pertumbuhan  janin terhambat yang jauh lebih tinggi. Aktifitas fisik selama hamil : istirahat baring yang cukup selama hamil mengurangi kemungkinan / insidens hipertensi dalam kehamilan. i.

Hiperplasentosis Proteinuria dan hipertensi gravidarum lebih tinggi pada kehamilan kembar, dizigotik lebih tinggi daripada monozigotik.

 j.

Hidrops fetalis : berhubungan, mencapai sekitar 50% kasus

9

k. Diabetes mellitus : angka kejadian yang ada kemungkinan  patofisiologinya bukan pre-eklampsia murni, melainkan disertai kelainan ginjal / vaskular primer akibat diabetesnya. l.

Mola hidatidosa : diduga degenerasi trofoblas berlebihan berperan menyebabkan pre-eklampsia. Pada kasus mola, hipertensi dan proteinuria terjadi lebih dini / pada usia kehamilan muda, dan ternyata hasil  pemeriksaan patologi ginjal juga sesuai dengan pada pre-eklampsia.

m. Riwayat pre-eklampsia. n. Kehamilan pertama o. Usia lebih dari 40 tahun dan remaja  p. Obesitas q. Kehamilan multiple r. Diabetes gestasional s. Riwayat diabetes, penyakit ginjal, lupus, atau rheumatoid arthritis

F. Patofisiologi

Patofisiologi pre eklamsia setidaknya berkaitan dengan fisiologis kehamilan. Adaptasi fisiologis normal pada kehamilan meliputi peningkatan volume plasma darah, vasodilatasi, penurunan resistensi vaskuler sistemik,  peningkatan curah jantung dan penuruan tekanan osmotik koloid pada pre eklamsia.

Volume

plasma

yang

beredar

menurun,

sehingga

terjadi

hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal. Perubahan ini membuat perfusi ke unit janin utero plasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut

10

menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel-sel darah merah, sehingga kapasitas oksigen maternal menurun (Prawirohardjo, 2007). Penilaian klinik pre-eklampsia

Tekanan Darah

Meningkat (TD ≥ 140/90 mmHg)

 Normal

Gejala / tanda lain

 Nyeri kepala dan / atau Gangguan penglihatan dan / atau Proteinuria dan / atau Koma

Gejala / tanda lain

Kejang Riwayat Kejang (+) Demam (-) Kaku Kuduk (-)

Demam Nyeri Kepala Kaku kuduk (+) Disorlentasi

Malaria Serebral Meningitis Ensefalitis

Epileps

Hamil < 20 minggu

Hipertensi Kronik

Trismus Spasme otot muka

Tetanus

Nyeri Kepala Gangguan Penglihatan Muntah Riwayat gejala serupa

Migraine

Hamil > 20 minggu

Superimposed Preeclampsia

Kejang (+)

Kejang (-)

Eklampsia Preeklampsia Hi ertensi Ringan

Sumber : Arief Mansjoer, 2007

11

Berat

G. Tanda dan Gejala

Pada preeklampsia didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntahmuntah. Gejala-gejala ini sering ditemukan pada preeklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul. Tekanan darah pun akan meningkat lebih tinggi, edema dan proteinuria bertambah meningkat. Tanda gejala yang sering muncul yaitu tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam, Tekanan darah diastolik 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam, Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu. Proteinuria 0,3 g atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1 sampai 2 pada urine kateter atau urine aliran pertengahan.

H. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium a. Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah 1) Penurunan

hemoglobin

(nilai

rujukan

atau

kadar

hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr%) 2) Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 –  43 vol% ) 3) Trombosit menurun (nilai rujukan 150 –  450 ribu/mm3)  b. Urinalisis Ditemukan protein dalam urine.

12

normal

c. Pemeriksaan Fungsi hati 4) Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl ) 5) LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat 6) Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul. 7) Serum Glutamat pirufat transaminase ( SGPT ) meningkat ( N= 1545 u/ml ) 8) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase ( SGOT ) meningkat ( N=
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF