MAKALAH “Ekstrak Daun Kersen (Muntingia Calabura L) Sebagai Antimikroba Alami Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus”

February 20, 2017 | Author: indah sulistyarini | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

REVIEW JURNAL...

Description

MAKALAH “Ekstrak Daun Kersen (Muntingia Calabura L) Sebagai Antimikroba Alami Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus” DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MIKROBIOLOGI FARMASI

DISUSUN OLEH : NAMA

: INDAH SULISTYARINI

NPM

: 0540028012

PROGRAM STUDI D-III FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PEKALONGAN TAHUN AKADEMIK 2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L) sebagai Antimikroba Alami terhadap Bakteri Staphylococcus aureus” tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Mikrobiologi Farmasi. Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami penelitian secara mendalam. Penulis

mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nila Oktaviani, M.Si. selaku

dosen mata kuliah Mikrobiologi Farmasi atas bimbingan dan pengarahannya selama penyusunan makalah ini serta pihak-pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saya sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan pada intinya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar dimasa yang akan datang dapat menulis lebih baik lagi. Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi kita.

Pekalongan, Juni 2015

Penulis

DAFTAR ISI

2

Halaman Judul.............................................................................................................. i Kata Pengantar.............................................................................................................. ii Daftar isi....................................................................................................................... iii BAB I

PENDAHULUAN........................................................................................

1 A. Latar Belakang......................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah................................................................................. 1 C. Tujuan...................................................................................................... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 2 A. Staphylococcus aureus............................................................................. 2 B. Kersen ..................................................................................................... 3 BAB III METODELOGI PENELITIAN.................................................................. 5 A. Materi....................................................................................................... 5 B. Metode .................................................................................................... 5 C. Prosedur Penelitian.................................................................................. 5 1. Pembuatan Serbuk Daun Kersen

3

........................................................................................................................ 5 2. Ekstraksi dengan Metode Meserasi .......................................................................................................... 6 3. Pembuatan Dekok Daun Kersen .......................................................................................................... 6 4. Pembuatan Uji Antibakteri .......................................................................................................... 6 5. Pembuatan Media .......................................................................................................... 7 6. Identifikasi Bakteri .......................................................................................................... 7 7. Peremajaan Biakan Murni .......................................................................................................... 8 8. Pembuatan Media Aktif .......................................................................................................... 8 9. Uji Antibakteri .......................................................................................................... 8 BAB IV HASIL PENELITIAN.................................................................................. 9

BAB V PEMBAHASAN............................................................................................ 10 BAB VI PENUTUP.................................................................................................... 16 A. Kesimpulan.............................................................................................. 4

16 B. Rekomendasi............................................................................................ 16 Daftar Pustaka............................................................................................................... 17

5

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penyakit infeksi disebabkan oleh mikroorganisme patogen seperti bakteri, virus, parasit atau jamur. Penyakit tersebut dapat disebarkan secara langsung maupun tidak langsung dari satu orang ke orang lain. Di Indonesia angka kesakitan dan kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh penyakit infeksi. Senyawa kimia yang terdapat dalam tumbuhan yang mempunyai aktivitas antibakteri dapat digunakan untuk mengatasi penyakit tersebut. Salah satunya adalah tanaman kersen. Tanaman kersen (Muntingia calabura) telah lama digunakan sebagai tanaman obat. Daun tanaman kersen mengandung saponin, flavonoid, dan tannin yang berfungsi sebagai antibakteri. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis melakukan penelitian untuk mengetahui pengatuh ekstrak daun kersen terhadap daya hambat bakteri Staphylococcus aureus . B. Rumusan Masalah 1. Apakah ekstrak daun kersen dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ? 2. Bagaimana prosedur pembuatan uji antibakteri? 3. Bagaimana mekanisme kerja antibakteri dari ekstrak daun kersen? C. Tujuan 1. Mengetahui daun kersen dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus atau tidak 2. Mengetahui prosedur pembuatan uji antibakteri 3. Mengetahui mekanisme kerja antibakteri dari ekstrak daun kersen BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1

6

A. Staphylococcus aureus Klasifikasi Ilmiah Domain

: Bacteria

Kingdom : Eubacteria Filum

: Firmicutes

Class

: Bacilli

Ordo

: Bacillales

Family

: Staphylococcaceae

Genus

: Staphylococcus

Spesies

: S. aureus

Staphylococcus menghasilkan

aureus (S. pigmen

aureus) kuning,

adalah bakteri bersifat

aerob

gram

positif yang

fakultatif,

tidak

menghasilkan spora dan tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0 µm. S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37oC dengan waktu pembelahan 0,47 jam. S. aureus merupakan mikroflora normal manusia. Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan atas dan kulit. Keberadaan S. aureus pada saluran pernapasan atas dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit, individu sehat biasanya hanya berperan sebagai karier. Infeksi serius akan terjadi ketika resistensi inang melemah karena adanya perubahan hormon; adanya penyakit, luka, atau perlakuan menggunakan steroid atau obat lain yang memengaruhi imunitas sehingga terjadi pelemahan inang.

7 2

Infeksi S. aureus diasosiasikan dengan beberapa kondisi patologi, diantaranya bisul, jerawat, pneumonia, meningitis, dan arthritits. Sebagian besar penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini memproduksi nanah, oleh karena itu bakteri ini disebut piogenik. S. aureus juga menghasilkan katalase, yaitu enzim yang mengkonversi H2O2 menjadi H2O dan O2, dan koagulase, enzim yang menyebabkan fibrin berkoagulasi dan menggumpal. Koagulase diasosiasikan dengan patogenitas karena penggumpalan fibrin yang disebabkan oleh enzim ini terakumulasi di sekitar bakteri sehingga agen pelindung inang kesulitan mencapai bakteri dan fagositosis terhambat.

B. Kersen Kersen atau talok (Muntingia calabura L.) adalah sejenis pohon sekaligus buahnya yang kecil dan manis berwarna merah cerah. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini juga dinamai ceri (untuk ceri yang sebenarnya, lihat artikel ceri).

Dalam Bahasa Madura, buah ini disebut baleci. Nama-nama lainnya di beberapa

negara

adalah datiles, aratiles, manzanitas (Filipina); mât

sâm(Vietnam); khoom

sômz, takhôb (Laos); takhop

farang (Thailand); krâkhôb barang (Kamboja); dan kerukup siam (Malaysia). Juga

dikenal

sebagai capulin

blanco, cacaniqua, nigua, niguito (bahasa

Spanyol); Jamaican cherry, Panama berry, dan Singapore cherry(Inggris). Orang Belanda dulu menyebutnya Japanse kers ("ceri jepang"), yang lalu dari sini

diambil

menjadi kersen dalam bahasa

Indonesia

atau

ada

yang

menyebutnya ceri.

8

Pemerian 3

Pohon kersen. Perdu atau pohon, tinggi sampai 12 m, meski umumnya hanya sekitar 3-6 m saja. Hijau abadi dan terus menerus berbunga dan berbuah sepanjang tahun. Cabang-cabang mendatar, menggantung di ujungnya; membentuk naungan yang rindang. Ranting-ranting berambut halus bercampur dengan rambut kelenjar; demikian pula daunnya.

Daun-daun terletak mendatar, berseling; helaian daun tidak simetris, bundar telur lanset, tepinya bergerigi dan berujung runcing, 1-4 × 4-14 cm, sisi bawah berambut kelabu rapat; bertangkai pendek. Daun penumpu yang sebelah meruncing bentuk benang, lk. 0,5 cm, agak lama lalu mengering dan rontok, sementara sebelah lagi rudimenter. Daun kersen banyak digunakan sebagai obat tradisional. Daun kersen mempunyai khasiat sebagai penurun panas, sebagai antiradang bahkan sebagai antimikroba yang berbahaya dan dapat digunakan sebagai antiseptik alami. Aktifitas antibakteri yang dimiliki daun kersen karena daun kersen mengandung flavonoid, saponin, dan tannin.

9

BAB III METODELOGI PENELITIAN

4

A. Materi Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri Staphylococcus aureus stok biakan dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pekalongan. Daun kersen (Muntingia calabura L) yang diperoleh dilingkungan sekitar Pekalongan, ekstrak methanol daun kersen berbagai konsentrasi dan larutan Iodips. Alat yang digunakan adalah timbangan analitik, cawan petri, tabung reaksi, tabung erlenmeyer, bunsen, ose, glass L. rotary evaporator, jangka sorong, autoklaf, kertas label, gunting, inkubasi shaker, mikro pipet, aluminium foil. Bahan yang digunakan adalah media biakan Natrient Agar (NA) , Mannitol Salt Agar (MSA), spirtus, aquadest, dan alkohol 70%. B. Metode Metode yang digunakan adalah percobaan dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan sebagai berikut P1 (ekstrak methanol daun kersen 10%), P2 (ekstrak methanol daun kersen 20%), P3 (ekstrak methanol daun kersen 30%), P4 (ekstrak methanol daun kersen 40%), P5 (dekok daun kersen 20%) sebagai kontrol, dan P6 ( larutan Iodips 10%) sebagai kontrol. C. Prosedur Penelitian 1. Pembuatan Serbuk Daun Kersen Prosedur pembuatan serbuk daun kersen adalah sebagai berikut:

10

1. Daun kersen yang sudah diambil dilayukan dan di oven pada suhu 600C selama 24 jam 2. Dihaluskan dengan grinder 3. Ditimbang 2. Prosedur Ekstraksi dengan Metode Meserasi Serbuk daun kersen diambil sebanyak 150 gram dan dicampur dengan methanol sebanyak 600 mL dan diaduk sampai homogen menggunakan 5

alat inkubasi shaker selama 1 jam dengan kecepatan 120 rpm/s kemudian didiamkan selama 24 jam dan diulang sebanyak 5 kali. Larutan ekstrak daun kersen disaring menggunakan kertas saring whatman grade 42. Filtrat methanol ekstrak daun kersen dipekatkan dengan menggunakan alat rotary evaporator dan ditimbang. Ekstrak pekat daun kersen yang diperoleh digunakan sebagai uji antibakteri. 3. Prosedur Pembuatan Dekok Daun Kersen 20% Prosedur pembuatan dekok daun kersen yaitu: 1. Daun kersen sebanyak 200 gram dicuci dahulu hingga bersih kemudian ditiriskan 2. Daun kersen yang sudah dicuci dipotong kecil-kecil atau dicincang 3. Kemudian direbus dengan air mendidih sebanyak 800 mL selama 15 menit 4. Setelah 15 menit didinginkan 5. Setelah dingin digunakan untuk uji antibakteri 4. Prosedur Pembuatan Uji Antibakteri Prosedur pembuatan uji antibakteri adalah sebagai berikut : 1. Ekstrak methanol daun kersen 10% = ekstrak daun kersen 1 g + 9 mL aquadest steril 2. Ekstrak methanol daun kersen 20% = ekstrak daun kersen 2 g + 8 mL aquadest steril 3. Ekstrak methanol daun kersen 30% = ekstrak daun kersen 3 g + 7 mL aquadest steril 4. Ekstrak methanol daun kersen 40% = ekstrak daun kersen 4 g + 6 mL aquadest steril 5. Iodips 10% = 1 mL iodips + 9 mL aquadest steril 6. Dekok daun kersen 20% = 200 g daun kersen segar + 800 mL air 5. Prosedur Pembuatan Media 1. Pembuatan Media NA Prosedur pembuatan media NA menurut Purwandi (2008) adalah sebagai berikut: 1. Timbang kurang lebih 2,8 g/ 100 mL nutrient agar

6

11

2. Masukan ke dalam gelas kimia 250 mL 3. Kemudian ditambahkan aquadest 500 mL kocok dan panaskan hingga larut 4. Sterilisari di autoklaf selama 15 menit pada suhu 1210C 5. Dituang pada cawan petri ± 20 ml dan dibiarkan hingga dingin dan membentuk gel 2. Pembuatan Media MSA Menurut Rahmawati (2013), bahan yang digunakan terdiri dari 10 pepton, 10 g manitol, 15 g agar, 75 g sodium klorida, 0,25 phenol red dan 500 mL aquadest. Cara pembuatannya adalah: 1. Semua bahan dicampur dan ditambahkan dengan aquadest 500 mL kemudian dipanaskan hingga mendidih dan homogeny 2. Ditambahkan aquadest sehingga volumenya mencapai 1000 mL kemudian dimasukan ke dalam tabung atau botol yang steril 3. Disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 1210C dengan tekanan 2 atm selama 1 jam 4. Dituang pada cawan petri ± 20 mL dan dibiarkan hingga terbentuk gel 6. Proses Identifikasi Baktesi S. aureus Sebelum diguanakan dalam penelitian, Staphylococcus aureus yang diperoleh harus diidentifikasi ulang. Identifikasi yang dilakukan meliputi pewarnaan gram dan pewarnaan pada media NA. Pewarnaan gram menurut Lestari (2013) adalah: 1. Preparat glass dibersihkan dengan alkohol dan tisu 2. Panaskan jarum ose untuk mengambil bakteri dan letakkan pada preparat glass dan ratakan 3. Tetesi dengan methylen blue sebanyak 1-2 tetes dan tunggu selama 1 menit 4. Cuci dengan air mengalir dan keringkan 7 5. Tetesi dengan etanol dan tunggu 30 detik 6. Cuci dengan air mengalir dan keringkan 7. Tetesi dengan safranin 1-2 tetes dan tunggu 2 menit 8. Cuci dengan air mengalir dan kerigkan 9. Diamati dengan mikroskop 7. Peremajaan Biakan Murni Biakan murni bakteri diremajakan pada media padat plate agar dengan cara menggoreskan jarum ose yang mengadung bakteri Staphylococcus aureus secara aseptis yaitu dengan mendekatkan cawan petri pada bunsen 12

yang menyala saat menggoreskan jarum ose, kemudian ditutup kembali dan diwrapping dan diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam. 8. Pembuatan Media Aktif Hasil dari peremajaan biakan murni bakteri dipanen dengan 5 mL aquadest steril dan dihomogenkan keseluruh lapisan atas media. Larutan ini berfungsi sebagai media aktif. 9. Uji Antibakteri Media padat MSA yang sudah menjadi gel di cawan petri ditetesi media aktif sebanyak 0,1 mL dengan menggunakan mikropipet kemudian dihomogenkan dengan glass L, permukaan MSA dilubangi dengan cork borer dengan diameter 6 mm, kemudian lubang tersebut ditetesi dengan kontrol (dekok dan iodips) dan ekstrak dan ekstrak methanol daun kersen masing-masing 50 ul. Media bakteri yang sudah ditetesi bahan antibakteri diwrapping dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang. Diameter zona hambat yang terbentuk diukur dengan jangka sorong untuk menentukan efektivitas antibakteri. Uji antibakteri dilakukan untuk mengetahui ekstrak terbaik. BAB IV HASIL PENELITIAN

8

Dari 6 perlakuan dan 4 kali pengulangan pada bakteri Staphylococcus aureus oleh larutan uji diperolah data diameter zona hambat dalam bentuk tabel berikut.

Perlakuan P1 P2 P3 P4 P5 dekok P6 iodips

U1 5.06 6.42 8.12 6.60 6.04 7.13

Ulangan (mm) U2 U3 6.61 6.20 8.08 6.12 7.56 6.61 7.11 8.73 5.57 6.21 6.19 6.43

Jumlah U4 7.50 6.33 7.40 8.11 6.87 5.26

(mm) 25.37 26.95 29.69 30.55 24.69 25.01

13

Rataan (mm) 6.34 6.73 7.42 7.63 6.17 6.25

BAB V PEMBAHASAN Pada penelitian yang dilakukan digunakan ekstrak methanol daun kersen sebagai 9

antimikroba alami terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Aktifitas antibakteri yang dimiliki daun kersen karena daun kersen mengandung flavonoid, safonin, dan tannin. Materi yang digunakan dalam penelitian ini bakteri Staphylococcus aureus, daun kersen (Muntingia calabura L), ekstrak methanol daun kersen berbagai konsentrasi dan larutan Iodips. Alat yang digunakan adalah timbangan analitik, cawan petri, tabung reaksi, tabung erlenmeyer, bunsen, ose, glass L. rotary evaporator, jangka sorong, autoklaf, kertas label, gunting, inkubasi shaker, mikro pipet, aluminium foil. Bahan yang digunakan adalah media biakan Nutrient Agar (NA) , Mannitol Salt Agar (MSA), spirtus, aquadest, dan alkohol 70%. Metode yang digunakan adalah percobaan dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan sebagai berikut P1 (ekstrak methanol daun kersen 10%), P2 (ekstrak methanol daun kersen 20%), P3 (ekstrak methanol daun kersen 30%), P4 (ekstrak methanol daun kersen 40%), P5 (dekok daun kersen 20%) sebagai kontrol, dan P6 ( larutan Iodips 10%) sebagai kontrol Setelah semua alat dan bahan sudah siap. Kita dapat memulai penelitian. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat serbuk daun kersen. Adapun langkah-langkah pembuatan serbuk daun kersen adalah daun kersen yang sudah

14

diambil dilayukan dan di oven pada suhu 600C selama 24 jam, kemudian dihaluskan dengan grinder, dan ditimbang. Serbuk daun kersen sudah jadi. Langkah selanjutnya adalah mengekstraksi serbuk tersebut dengan metode meserasi. Prosedur ektraksi dengan metode meserasi adalah sebagai berikut serbuk daun kersen diambil sebanyak 150 gram dan dicampur dengan methanol sebanyak 600 mL dan diaduk sampai homogen menggunakan alat inkubasi shaker selama 1 jam dengan kecepatan 120 rpm/s kemudian didiamkan selama 24 jam dan diulang sebanyak 5 kali. Larutan ekstrak 10 daun kersen disaring menggunakan kertas saring whatman grade 42. Filtrat methanol ekstrak daun kersen dipekatkan dengan menggunakan alat rotary evaporator dan ditimbang. Ekstrak pekat daun kersen yang diperoleh digunakan sebagai uji antibakteri. Langkah selanjutnya adalah membuat dekok daun kersen 20%. Dekok daun kersen ini nantinya digunakan sebagai pembanding. Adapun prosedur pembuatan dekok daun kersen adalah daun kersen sebanyak 200 gram dicuci dahulu hingga bersih kemudian ditiriskan, kemudian daun kersen yang sudah dicuci dipotong kecil-kecil atau dicincang, kemudian direbus dengan air mendidih sebanyak 800 mL selama 15 menit, setelah 15 menit didinginkan, setelah dingin digunakan untuk uji antibakteri. Selanjutnya membuat uji antibakteri. Ada 6 larutan uji antibakteri, yang pertama ekstrak methanol daun kersen 10% dibuat dengan menggunakan ekstrak daun kersen 1 g yang ditambah dengan 9 mL aquadest steril. Larutan uji yang kedua adalah ekstrak methanol daun kersen 20% yang dibuat menggunkana ekstrak daun kersen 2 g ditambah 8 mL aquadest steril. Larutan uji yang ketiga adalah ekstrak methanol daun kersen 30% dibuat dengan menambahkan 7 mL aquadest steril pada ekstrak daun kersen 3 g. Larutan keempat yaitu ekstrak methanol daun kersen 40% dibuat dengan cara menambahkan ekstrak daun kersen 4 g dengan 6 mL aquadest steril. Larutan uji kelima adalah iodips 10%, pembuatannya menggunakan 1 mL iodips ditambah 9 mL aquadest steril. Larutan uji keenam

15

adalah dekok daun kersen 20% yang dibuat dengan menggunakan 200 g daun kersen segar ditambah 800 mL air. Selanjutnya membuat media. Media yang dibuat ada 2 yaitu media Nutrient Agar (NA) dan media Mannitol Salt Agar (MSA). Prosedur pembuatan media NA menurut Purwandi (2008) adalah menimbang kurang lebih 2,8 g/ 100 mL nutrient agar, kemudian masukan ke dalam gelas kimia 250 mL, kemudian ditambahkan 11 aquadest 500 mL kocok dan panaskan hingga larut, sterilisari di autoklaf selama

15 menit pada suhu 1210C,lalu dituang pada cawan petri ± 20 ml dan dibiarkan hingga dingin dan membentuk gel. Sedangkan untuk membuat media MSA menurut Rahmawati (2013), bahan yang digunakan terdiri dari 10 pepton, 10 g manitol, 15 g agar, 75 g sodium klorida, 0,25 phenol red dan 500 mL aquadest. Cara pembuatannya adalah semua bahan dicampur dan ditambahkan dengan aquadest 500 mL kemudian dipanaskan hingga mendidih dan homogen. Lalu ditambahkan aquadest sehingga volumenya mencapai 1000 mL kemudian dimasukan ke dalam tabung atau botol yang steril. Disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 1210C dengan tekanan 2 atm selama 1 jam. Kemudian dituang pada cawan petri ± 20 mL dan dibiarkan hingga terbentuk gel. Proses selanjutnya adalah identifikasi baktesi Staphylococcus aureus. Sebelum diguanakan dalam penelitian, Staphylococcus aureus yang diperoleh harus diidentifikasi ulang. Identifikasi yang dilakukan meliputi pewarnaan gram dan pewarnaan pada media NA. Pewarnaan gram menurut Lestari (2013) adalah preparat glass dibersihkan dengan alkohol dan tisu, lalu panaskan jarum ose untuk mengambil bakteri dan letakkan pada preparat glass dan ratakan. Tetesi dengan methylen blue sebanyak 1-2 tetes dan tunggu selama 1 menit. Cuci dengan air mengalir dan keringkan. Tetesi dengan etanol dan tunggu 30 detik. Cuci dengan air mengalir dan keringkan. Tetesi dengan safranin 1-2 tetes dan tunggu 2 menit. Cuci dengan air mengalir dan kerigkan. Diamati dengan mikroskop Selanjutnya peremajaan biakan murni. Biakan murni bakteri diremajakan pada media padat plate agar dengan cara menggoreskan jarum ose yang mengadung bakteri Staphylococcus aureus secara aseptis yaitu dengan mendekatkan cawan

16

petri pada bunsen yang menyala saat menggoreskan jarum ose, kemudian ditutup kembali dan diwrapping dan diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam. Pembuatan Media Aktif. Hasil dari peremajaan biakan murni bakteri dipanen dengan 5 mL aquadest steril dan dihomogenkan keseluruh lapisan atas media. Larutan ini berfungsi sebagai media aktif.

12

Kemudian melakukan uji antibakteri. Media padat MSA yang sudah menjadi gel di cawan petri ditetesi media aktif sebanyak 0,1 mL dengan menggunakan mikropipet kemudian dihomogenkan dengan glass L, permukaan MSA dilubangi dengan cork borer dengan diameter 6 mm, kemudian lubang tersebut ditetesi dengan kontrol (dekok dan iodips) dan ekstrak dan ekstrak methanol daun kersen masing-masing 50 ul. Media bakteri yang sudah ditetesi bahan antibakteri diwrapping dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang. Diameter zona hambat yang terbentuk diukur dengan jangka sorong untuk menentukan efektivitas antibakteri. Uji antibakteri dilakukan untuk mengetahui ekstrak terbaik. Dalam penelitian ini terdapat variabel yang diteliti yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah konsentrasi ekstrak daun kersen dan variabel terikatnya adalah zona hambat yang diamati. Berikut tabel kategori penghambatan antimikroba berdasarkan zona bening.

Diameter (mm)

Respon Hambatan

>20

Pertumbuhan Sangat Kuat

10 – 20

Kuat

5 – 10

Sedang

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF