[Makalah] Laporan Keuangan Dan Kinerja Bank
June 22, 2019 | Author: WhiwieNya-Nyu | Category: N/A
Short Description
Laporan keuangan dan kinerja bank...
Description
MAKALAH
LAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA BANK
DISUSUN OLEH:
SITTI RAMLA (21610137)
FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ISLAM UNIVERSITAS MUMMADIYAH KENDARI 2018
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Laporan Keuangan Dan Kinerja Bank . Meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterimakasih kepada Dosen mata kuliah yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan a kan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Kendari, 11 November 2018 Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................. ..................................................
i
KATA PENGANTAR ................................................... ..................................................
ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................... B. Rumusan Maasalah ............................................................................................... C. Tujuan ...................................................................................................................
1 2 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pentingnya Laporan Keuangan ............................................................................. B. Format Laporan Keuangan dan Transparansi Informasi ...................................... C. Kinerja Bank Komersial ........................................................................................
3 4 12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan................................................ ............................................................
DAFTAR PUSTAKA
17
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Laporan
keuangan
adalah
laporan
pertanggungjawaban
manajer
atau
pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kep adanya pihak pih ak luar
perusahaan
yaitu; pemilik
perusahaan (pemegang
(instansi pajak), kreditor(bank atau lembaga
saham), pemerintah
keuangan) dan pihak
lainnya yang
berkepentingan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisikeuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas,atau laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitandengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Laporan
keuangan
adalah
ringkasan
dari
suatu proses pencatatan
yang merupakan ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan dapat pula didefinisikan sebagai hasil proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuanganatau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut. Laporan keuangan pada perusahaan merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi (siklus akuntansi) yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Makalah ini disusun untuk membahas laporan keuangan di lembaga keuangan terutamaBank, karena setiap perusahaan atau lembaga dapat mengevaluasi semua kegiatan keuanganyang dilakukan dengan melihat dan menganalisis semua kegiatan keuangan yang telah dilakukan.Tujuan da ri penyusunan makalah ini adalah untuk memahami konsep dari laporan keuangan Ban k.
1
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1. Bagaimana pentingnya laporan keuangan bank? 2. Bagaimana bentuk laporan keuangan dan transparansi keuangan? 3. Bagaimana kinerja bank komersial
C. TUJUAN Tujuan penulisan makalah ini yaitu: 1. Untuk mengetahui pentingnya laporan keuangan bank? 2. Untuk mengetahui bentuk laporan keuangan dan transparansi keuangan? 3. Untuk mengetahui kinerja bank komersial
2
BAB II PEMBAHASAN
A. PENTINGNYA LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan bank dimaksudkan untuk memberikan informasi berkala mengenai kondisi bank secara menyeluruh, termasuk perkembangan usaha dan kinerja bank. Seluruh informasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan transparansi kondisi keuangan bank kepada publik dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan. Laporan keuangan disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan kinerja bank yang dicapai selama periode tertentu. Oleh karena itu laporan keuangan bank harus memenuhi syarat mutu, dan karakteristik kualitatif.
Dengan
demikian
pihak-pihak
pengguna
laporan
keuangan
dapat
menggunakannya tanpa dihinggapi keraguan, sementara bagi manajemen bank bahwa laporan keuangan dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan strategis dan untuk mendukung operasional bank. Selain disampaikan kepada Pemegang saham dan Bank Indonesia, laporan keuangan bank wajib pula disampaikan kepada lembaga lain yang berkepentingan terhadap perkembangan usaha bank, seperti Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), lembaga pemeringkat di Indonesia, asosiasi perbankan di Indonesia, Institut Bankir Indonesia (IBI), 2 (dua) lembaga penelitian di bidang ekonomi dan keuangan dan 2 (dua) majalah ekonomi dan keuangan. Dalam Basel Accord II dijelaskan bahwa ada tiga pilar yang harus dipenuhi yaitu kecukupan modal, proses pengawasan yang memastikan kecukupan modal bank serta peningkatan peran publik yang disebut sebagai disiplin pasar. Dalam Pilar 3 Bansel Accord II, bahwa disiplin pasar bertujuan mendorong peran publik untuk turut mengawasi bank. Tercapainya tujuan tersebut membutuhkan prasyarat utama antara lain (a) tersedia informasi yang cukup bagi publik mengenai kondisi bank, dan (b) kemampuan publik dalam menilai kondisi bank melalui analisa atas informasi yang tersedia. Oleh karena ifu, bank sebagai lembaga kepercayaan dituntut untuk memberikan informasi yang benar mengenai kondisinya kepada nasabah dan investor. Bank perlu memberikan transparansi kondisi keuangan bank dan laporan kettangan publikasi bank namum yang dapat digunakan oleh
3
khususnya deposan atau investor serta stnkeholder yang iain. Disamping itu dengan laporan keuangan diharapkan dapat meningkatkan kesepahaman antara pengawas dan bank khususnya dalam penggunaan pendekatan yang lebih kompleks oleh bank. Untuk ini, BI bekerja sama dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menetapkan kebijakan untuk mengadopsi lntentational Accounthtg Standards (IAS) 39 dan32 dalam Pernyataan Standar Akuntansi lndonesia (PSAK) No.50 dan 55 yang akan diimplementasikan mulai 1 januari 2010. Sebagai tindak lanjut penerbitan PSAK dimaksud, telah disusun pula Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPD.
B. BENTUK LAPORAN KEUANGAN DAN TRANSPARANSI KEUANGAN 1. BENTUK LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan bank seperti tampak dalam tabel 1 tentang neraca, b ahwa pos-pos yang dianggap sensitif seperti penempatan pada Bank Indonesia disajikan secara terperinci. Ini untuk memberikan informasi posisi giro BI dan SBI yang dimiliki bank yang bersangkuatn sebagai sumber likuiditas. Giro pada bank lain dan penempatan pada bank lain disajikan dalam valuta asing dan rupiah secara terpisah. Informasi ini memudahkan aser untuk mendeteksi net open position (NOP), sedangkan surat berharga pada bank lain dan obligasi pemerintah disajikan menurut lama kepemilikannya. Ini penting untuk mendeteksi jumlah yang difokuskan untuk mencari pendapatan dan jumlahyang menjadi sumber likuiditas melalui perdagangan obligasi. Surat berharga juga disajikan secara terpisah menurut valuta asing dan rupiah agar mudah dideteksi net open position. Aktiva yang paling sensitif yaitu kredit yang diberikan disajikan secara terpisah menurut terkait dan tidak terkait dengan bank. Ini dilakukan untuk pengawasan kinerja bank. Pemisahan tersebut menunjukkan bahwa bank harus lebih transparan dalam arti deteksi dini adanya bank yang memberi kredit untuk anak perusahaannya sendiri atau untuk perusahaan lain yang satu kelompok dengan bank atau untuk pihak lain yang terafiliasi. Bank harus menunjukkan secara transparan kemungkinan pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Secara implisit sebenarnya pengaturan BMPK di sini untuk mengarahkan bank agar mengatur portofolionya secara sehat.
4
Tabel 1. Format Neraca Laporan Keuangan
5
6
Pos deposito berjangka disajikan dengan memisahkan antara deposito untuk pihak pihak terkait dengan bank dan pihak lainnya. Pemisahan ini bertujuan untuk mendeteksi apakah terjadi penghimpunan dana yang berasal dari kelompok perusahaan sendiri. Deposito yang besar menunjukkan kepercayaan masyarakat yang tinggi, akan tetapi bila berasal dari kelompok perusahaan itu sendiri akan mengandung bahaya bila suatu saat dana tersebut ditarik. Khusus untuk sertifikat deposito disajikan berdasarkan jenis valuta. Begitu juga pada rekening; surat berharga yang diterbitkan cian pinjaman diterima disajikan secara terpisah menurut jenis valutanya. Hal yang perlu dicermati adalah penyajian penyisihan Penghapusan aktiva produktif yang secara terpisah menurut jenis aktiva produktif. Pemisahan ini bertujuan untuk mendeteksi kualitas aktiva produktif dari masing-masing jenis aktiva produktif, karena besarnya penyisihan bahwa produktif akan mencerminkan kualitas aktiva produktif. Semakin besar penyisihan penghapusan aktiva produktif mengindikasikan bahwa semakin besar aktiva produktif yang berkualitas rendah. lni akan memberikan indikasi bahwa pada bank tersebut terdapat penempatan aktiva yang berisiko tinggi.
7
Tabel 2. Contoh Format Laporan Laba/Rugi
Pada laporan perhitungan laba/rugi juga tampak bahwa laporan tersebut menggunakan bentuk multiple step atau berjenjang. Pendapatan bunga bersih bisa dideteksi 8
setelah memperhitungkan pendapatan bunga dan biaya bunga. ]umlah prendapatan bunga bersih akan mengindikasikan tingkat spread yang terjadi di bank yang bersangkutan. Laba bersih harus menghitung laba kotornya terlebih dahulu, baru kemudian memperhitungkan lababersih
dengan
menghitung
pendapatan
dan
biaya
di
luar
bunga.
Dengan
memperhitungkan pendapatan dan beban operasional maka selanjutnya dapat ditentukan pendapatan operasional bank. Penyajian caara operasional dan beban operasional secara berjenjang akan memudahkan penggulla laporan keuangan cialam menentukan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Bentuk fee base income terlihat pada pendapatan non bunga. Semakin besar jasa perbankan yang diberikan kepada masyarakat, akan semakin besar pendapatan non operasional atau berupa fee base income. Hal yang perlu dicermati bahwa Net lnterest Margin bisa bermakna ganda yaitu NIM yang tinggi bisa dimaknai bahwa biaya intermediasi bank iru relatif tinggi. Oleh karena itu NIM yang tinggi bisa dihindari, mengingat tingkat bunga simpanan yang rendah mencerminkan tingkat return yang kurang menarik bagi para deposan, sedangkan biaya dan (cost of funds) yang tinggi kulang menarik bagi para debitur untuk menggunakan fasilitas pinjaman. Meskipum NIM mencerminkan inefisiensi, NIM mempunyai peran yang sangat besar dalam memperkuat sistem perbankan nasional. Hal ini terjadi jika laba usaha yang dihasilkan dari spread (perbedaan tingkat bunga simpanan dan tingkat bunga penempatan kredit) disalurkan untuk nemperkuat modal bank. Disisi lain bila spread itu rendah tidak dapat dimaknai sebagai suatu yang positif apabila bank-bank kurang sehat (dalam permodalan) tetap diperkenankan untuk tetap beroperasi. Bank-bank yang kurang sehat dikhawatirkan cenderung menawarkan tingkat bunga kredit yang rendah semata-mata untuk tujuan memperluas pangsa pasar dan kurang mempertimbangkan faktor likuiditas dan solvabilitas. Apabila ini terjadi, maka akan berakibat pada kesulitan usaha yang dimungkinkan akan dapat merlgganggu sistem perbankan nasional. Jadi dapat dikatakan bahwa NIM yang tinggi itu sangat baik ketika NIM itu dipergunakan untuk memperkuat posisi modal bank. Informasi posisi off balance sheet juga perlu disajikan dalam laporan komitmen dan kontinjensi secara terpisah antara komitmen dengan kontinjensi, bahkan komitmen dan kontinjensi tersebut dirinci menurut tagihan dan kewajiban secara urut dengan
9
memperhatikan kemungkinan pengaruhnya terhadap neraca atau laba/rugi bank. Hal ini akan mempermudah deteksi transaksi off balanced dan posisinya. Posisi off balance sheet ini akan dapat digunakan untuk mengantisipasi likuiditas dan kemungkinan sumber-sumber likuiditas potensial, karena di dalamnya terdapat peristiwa keuangan yang diperjanjikan baik yang bersifat pasti maupun bersyarat di masa mendatang, baik yang merupakan kewajiban maupun tagihan. Dalam laporan keuangan bank juga harus disajikan para pengurus dan pemilik bank tersebut, Kepengurusan meliputi susunan dewan komisaris, direksi dan pejabat eksekutif beserta jabatan dan ringkasan riwayat hidupnya. Begitu juga rincian kepemilikan saham, berupa nama pemilik dan besaran kepemilikan. Dalam kaitannya dengan ini, masyarakat pengguna laporan ini akan mengetahui para pengurus bank, kemudian sejauh mana integritas para pengurus dan pemilik bank tersebut. Informasi ini juga akan memberikan informasi apakah bank tersebut telah go public atau belum. Lebih jauh, informasi pengurus dan struktur kepemilikan akan dapat memberikan informasi kemungkinan poller pemilik dalam mengendalikan manajemen. Investor atau deposan dapat mengkritisi dan mengantisipasi masalah ini demi mencegah transfer kekayaan ke pemilikbank dengan cara pengambilan risiko yang berlebihan, karena penggunaan dana na sabah ke penempatan yang berisiko tinggi akan menghasilkan retttnt tinggi, namun ketika gagal maka pihak deposan atau investorlah yang menanggung kerugian. Untuk transparansi laporan keuangan, bank wajib pula memuat informasi yang terkait dengan kegiatan di dalam kelompok usaha, yang terdiri dari: a.
Struktur kelompok usaha bank, yang disajikan sampai dengan pemilik terakhir (ultimate shareholder), serta struktur keterkaitan kepengurusan dan pemegang saham yang bertindak atas nama pemegang saham lain ( shareholders acting in concert ). Pengertian pemegang saham yang bertindak atas nama pemegang saham lain adalah pemegang saham perorangan atau perusahaan/badan hukum yang memiliki tujuan bersama yaitu mengendalikan bank, berdasarkan atau tidak berdasarkan suatu perjanjian
b.
Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (related party transaction), dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
10
1. informasi transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa disajikan baik yang dilakukan bank maupun yang dilakukan oleh setiap perusahaan atau badan hukum di dalam kelompok usaha bank yang bergerak di bidang keuangan; 2. pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah pihak-pihak sebagaimana diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku; 3. jenis transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, antara lain meliputi: -
kepemilikan silang (cross shareholdings);
-
transaksi dari suatu kelompok usaha yang bertindak untuk kepentingan kelompok usaha yang lain;
-
pengelolaan likuiditas jangka pendek yang dipusatkan dalam kelompok usaha;
-
penyediaan dana yang diberikan atau diterima oleh perusahaan lain dalam satu kelompok usaha;
-
eksposur kepada pemegang saham mayoritas antara lain dalam bentuk pinjaman, komitmen dan garansi;
-
pembelian atau penjualan aset dengan perusahaan lain dalam suatu kelompok usaha, termasuk yang dilakukan dengan repurchase agreement.
c.
Pemberian penyediaan dana, komitmen maupun fasilitas lain yang dapat dipersamakan dengan itu dari setiap perusahaan atau badan hukum yang berada dalam satu kelompok usaha dengan bank kepada debitur yang telah memperoleh penyediaan dana dari bank
2. TRANSPARANSI KEUANGAN
Tuntutan transparansi laporan keuangan bank, mulai tahun 2001 Iaporan keuangan bank harus dilengkapi laporan kualitas aktiva produktif dan informasi lainnya. Kualitas aktiva produktif akan terindikasi dari tingkat kolektibilitasnya. Tingkat kolektibilitas adalah Lancar (L), Dalam Perhatian Khusus (DPK), Kurang Lancar (KL), Diragukan (D) dan Macet (M). Semakin rendah tingkat kolektibilitasnya menunjukkan semakin banyak arktiva produktif yang bermasalah. Aktiva produktif bermasalah bila masuk kelompok Kurang Lancal, Diragukan bahkan Macet. Bila ini yang terjadi mengindikasikan aktiva produktif semakin tidak sehat.
11
Laporan keuangan disajikan dua periode sekaligus yaitu posisi tanggal laporan dan posisi sebelumnya baik untuk bank yang bersangkutan maupun laporan konsolidasinya. Hal ini untuk mendeteksi kecenderungannya antara periode sebelumnya dan periode men datang. Di samping itu, dalam laporan keuangan juga terdirpat Laporan Transaksi Valuta Asing Dan Derivatif, Laporan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dan laporan mengenai Rasiorasio Keuangan Bank. Laporan-laporan ini mengindikasikan profil ketaatan bank terhadap regulasi. Laporan Transaksi valuta Asing dan Derivatif akan berguna mengukur tingkat Net Open Position, menyediaan Kewajban Modal Minimum memberikan indikasi ketaatan ban k dalam memenuhi permodalan atau Capital Adequacy Ratio. Untluk laporan rasio keuangan akan memberikan gambaran secara singkat mengenai kinerja bank yang bersangkutan. Laporan keuangan disusun antara lain untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja atau hasil usaha bank serta informasi keuangan lainnya kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan perkembangan usaha bank. Agar laporan keuangan bank dapat diperbandingkan, perlu ditetapkan bentuk dan cakupan penyajian yang didasarkan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang relevan untuk industri perbankan, Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI), serta ketentu an dan pedoman yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Laporan Keuangan Triwulanan ini selain wajib diumumkan dalam surat kabar juga akan diumumkan dalam home page Bank Indonesia. C. KINERJA BANK KOMERSIAL
Kinerja bank secara eksplisit direpresentasikan oleh rasio-rasio, meskipun tidak menafikan bahwa pada akhirnya bank akan dinilai kesehatannya, Namun informasi untuk konsumsi publik adalah dalam bentuk rasio-rasio ini. Rasio kinerja ini telah mampu menggambarkan kinerja bank dari aspek permodalan. Aktiva produktif, non performing loan, return on equity, return on asset , efisiensi ekonomis bank (BOPO), likuiditas, kepatuhan pada regulasi. Penjelasan singkat indikator atau rasio-rasio keuangan untuk mengukur kinerja bank 1.
Rasio CAR merupakan perbandingan modal bank dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko. Semakin tinggi rasio CAR mengindikasikan bank tersebut semakin sehat permodalannya. Pemenuhan CARminimum 8% mengindikasikan bank mematuhi
12
regulasi permodalan. Contoh perhitungan CARbisa dilihat pada Bab B atau Bab 16 pada buku ini. 2.
Rasio aktiva tetap terhadap modal mengindikasikan bahwa semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin besar alokasi dana pada aktiva tetap dan inventaris. Aktiva tetap dan inventaris adalah bukan aktiva produktif. Dengan demikian semakin besar rasio ini semakin l'ruruk kinerja bank. Sebaliknya semakin kecil semakin baik kinerja bank ini.
3.
Rasio aktiva produktif bermasalah terhadap total aktiva produktif mengindikasikan bahwa semakin besar rasio ini semakin buruk kualitas aktiva produktifilya, sebaliknya semakin kecil semakin baik kualitas asset produktifnya.
4.
Rasio Non Performance Loan (NPL) yaitu perbandingan arltara kredit bermasalah terhadap total kredit. Rasio ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi rasio NPL menunjukkan semakin buruk kualitas kreditnya. Rasio ini sudah cukup jelas.
5.
Rasio penyisihan aktiva produktif terhadap total aktiva produktif mengindikasikan bahwa semakin besar rasio ini menunjukkan semakin menurun kualitas aktiva produktif.
6.
Rasio PPAP dibentuk terhadap PPAP wajib dibentuk merupakan rasio yang mengukur kepatuhan bank dalam membentuk PPAP dan mengukur kualitas aktiva produktif. Semakin besar rasio ini bank semakin mematuhi ketentuan pembentukan PPAP
7.
Rasio Return on Asset atau ROA mengindikasikan kemampuan bank menghasilkan laba dengan menggunakan asetnya. Semakin besar rasio ini mengindikasikan semakin baik kinerja bank.
8.
Rasio Return on Equity (ROE) mengindikasikan kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan menggunakan ekuitasnya. Semakin besar rasio ini semakin baik kinerja bank.
9.
Rasio Net lnterest Margin (NIM) yaitu perbandingan antara pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aktiva produktif. Rasio ini mengindikasikan kemampuan bank menghasilkan pendapatan bunga bersih dengan penempatan aktiva produktif. Semakin besar rasio ini semakin baik kinerja bank dalam menghasilkan pendapatan bunga. Namun harus dipastikan bahwa ini bukan karena biaya intermediasi yang tinggi, asumsinya pendapatan bunga harus ditanamkan kembali untuk memperkuat modal bank.
13
10.
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Rasio ini mengindikasikan efisiensi operasional bank. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin tidak efisien biaya operasional bank.
11.
Rasio likuiditas atau Loan to Deposit Raflo (LDR) adalah perbandingan kredit yang diberikan terhadap dan pihak ketiga. Semakin besar rasio ini mengindikasikan bank itu semakin agresif likuiditasnya, sebaliknya semakin kecil rasio ini juga semakin besar dan pihak ketiga yang tidak digunakan untuk penempatan ke kredit ftanyak dana menganggur). Oleh karena itu disarankan rasio ini yang paling tepat antara 89% hingga 11.5%.
12.
Rasio Pelanggaran BMPK dan rasio pelampauan BMPK. Kedua rasio mengindikasikan tingkat kepatuhan bank dalam memenuhi regulasi Batas Maksimum Pemberian Kredit. Bank yang patuh semestinya tidak menempatkan dana pada pihak terkait sampai melebihi 10% dari modal bank, sedangkan BMPK kepada pihak tidak terkait kepada 1 (satu peminjam) paling tinggi 20% dari modal bank. Namun bila peminjam pihak tidak terkait merupakan L kelompok peminjam maka maksimum dibolehkan 25% dari modal bank. Pelanggaran terhadap ketentuan BMPK mengindikasikan bahwa kredit di bank tersebut tidak terdiversifikasi dengan baik, portofolio kredit buruk dan tentu potensi terjadinya risiko besar. Sedangkan pelampauan BMPK merupakan pelanggaran BMPK yang disebabkan oleh perubahan nilai kredit misalnya perubahan nilai tukar.
13.
Rasio Giro Wajib Minimum merupakan perbandingan kas dan Giro BI terhadap dan pihak ketiga. Rasio ini mengukur kepatuhan bank dalam memenuhi likuiditas wajib yang besarnya untuk GWM valuta rupiah sebesar 7,5%, dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terdiri dari GWM valuta rupiah Utama 5% dari DPK dan GWM rupiah sekunder 2,5% dari DPK.
14.
Posisi Devisa Neto (PDN) adalah angka yang merupakan penjumlahan dari nilai absolut untuk jumlah dari: a.
Selisih bersih aktiva dan pasiva dalam neraca untuk setiap valuta asing ditambah,
b.
Selisih bersih tagihan dan kewajiban baik yang merupakan komitmen maupun kontinjensi dalam rekening administratif untuk setiap valuta asing, yang semuanya dinyatakan dalam rupiah.
14
Posisi devisa neto akan membatasi risiko bank akibat transaksi valuta asing sebagai akibat fluktuasi perubahan kurs, membatasi transaksi spekulatif bank-bank dan untuk memelihara keseimbangan sumber dan penggunaan dana valuta asing. Posisi ctevisa neto maksimum yang diijinkan Bank Indonesia adalah 20% dari modal bank, Bank yang memiliki PDN di atas 20% adalah bank yang spekulatif, berisiko valas tinggi dan yang jelas tidak patuh terhadap regulasi ini. Dengan demikian bank yang berkinerja baik dan patuh regulasi dilihat dari rasio ini adalah yang memiliki PDN dibawah 2 0%. Dalam pengukuran PDN diperlukan informasi data posisi aktiva valuta asing, posisi pasiva valuta asing, dan posisi rekening administratif dalam valuta asing. Secara terinci komponen. yang diperhitungkan dalam PDN adalah sebagai berikut: 1. Aktiva dalam Valuta Asing Aktiva dalam valuta asing terdiri dari kas, emas, giro (termasuk giro pada BI), deposit on call , deposito berjangka, sertifikat deposito, margin deposit, surat berharga, kredit yang liberikan sebesar nilai buku yaitu setelah dikurangi nilai penyisihan penghapusan aktiva produktif, nilai bersih wesel ekspor yang telah diambil-alih, rekening antar kantor aktiva dan tagihan lainnya dalam valuta asing baik kepada penduduk maupun bukan penduduk. 2. Pasiva dalam Valuta Asing Pasiva ini terdiri dari giro, deposit on call, deposito berjangka, sertifikat deposito, margin deposit, pinjaman yang diterima jaminan impor, rekening antar kantor pasiva dan kewajiban lainnya dalam valuta asing baik terhadap penduduk maupun bukan penduduk. 3. Rekening Administratif Rekening administratif dalam valuta asing adalah rekening yang dapat menimbulkan tagihan dan/atau kewajiban di masa mendatang yang merupakan komitmen dan kontinjensi melalui transaksi valuta asing yang mencakup spot, forward, option yang diterbitkan oleh bank (bank sebagai writter), future, kerugian/keuntungan margin trading yang belum terselesaikaru bank garansi dan Leter of Credit (L/C) yang dipastikan akan menjadi kewajiban bank setelah dikurangi margin deposit, serta produk-produk lain yang sejenis terhadap penduduk maupun bukan penduduk. 4. Modal Bank
15
Modal bank yang dipergunakan untuk menentukan PDN terdiri dari modal inti (tier 1) modal pelengkap (tier 2). -
Modal inti terdiri dari modal disetor dan tambahnnya, agio saham, cadan gan umum,
cadangan khusns,laba ditahan,laba tahun lalu,laba tahunberjalan (50%), rugi tahun berjalan (mengurangi), goodwill (mengurangi), kekurangan cadangan yang disyaratkan (mengurangi). -
Modal pelengkap terdiri dari revaluasi aktiva tetap, cadangan penyisihan aktiva
produktif (hanya dari ctrdangan umum maksimum 1,25%, dari aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR), pinjaman modal, pinjaman suborciinasi (maksimum 50% dari modal inti). Besarnya modal pelengkap yang diperhitungkan dalam posisi devisa neto maksimum sebesar modal inti.
Posisi Devisa Neto (PDN) suatu bank akan mempunyai tiga kemungkinan yaitu: 1. Posisi long (Overhought ),yaitu total aktiva valuta asing Iebih besar daripada total pasiva valuta asing setelah memperhitungkan rekening administratif (off balance sheet) bank yang bersangkutan, 2. Posisi short (oversold ), yaitu total aktiva valuta asing lebih kecil daripada total pasiva valuta asing setelah memperhitungkan rekening administratif (off balance sheet ) bank yang bersangkutan. 3. Posisi Square, yaitu total aktiva valuta asing sama dengan total pasiva valuta asing setelah memperhitungkan rekening administratit (off balance sheet ) bank yang bersangkutan.
16
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
1. Laporan
keuangan
adalah
ringkasan
dari
suatu proses pencatatan
yang merupakan ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan
Laporan
keuangan
disusun
sebagai
bentuk
pertanggungjawaban
manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan k inerja bank yang dicapai selama periode tertentu. Oleh karena itu laporan keuangan bank harus memenuhi syarat mutu, dan karakteristik kualitatif. 2. Karakteristik laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Karakteristik Laporan keuangan yang baik mestinya dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat dibandingkan. Laporan keuangan bank harus dilengkapi laporan kualitas aktiva produktif dan informasi lainnya. Kualitas aktiva produktif akan terindikasi dari tingkat kolektibilitasnya. 3. Kinerja bank secara eksplisit direpresentasikan oleh rasio-rasio, Rasio kinerja menggambarkan kinerja bank dari aspek permodalan. Rasio kinerja antara lain Aktiva produktif, non performing loan, return on equity, return on asset , efisiensi ekonomis bank (BOPO), likuiditas, kepatuhan pada regulasi.
17
View more...
Comments