Makalah Kelompok 4 Zinc Oxide Eugenol
April 24, 2018 | Author: Eka Oktavia R | Category: N/A
Short Description
Download Makalah Kelompok 4 Zinc Oxide Eugenol...
Description
ZINC OXIDE EUGENOL
Kelompok 4
Ringga Setiawan
I1D110031
Najma Shofi
I1D110032
Aizar Agi Syahrial
I1D110033
Dina Fajriati
I1D110034
Eka Oktavia Ruswanti
I1D110035
Adib Muntasir
I1D110036
Noor Hamidah
I1D110201
Azizah Magfirah
I1D110202
Tommy Agustinus Ongo
I1D110203
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKUARAT PSKG 2010
Zinc Oxide Eugenol
A.
Definisi
Semen zinc oxide eugenol adalah suatu semen tipe sedatip yang lembut. Biasanya disediakan dalam bentuk powder dan liquid seperti halnya semen zinc fosfat. Bahan Ini biasanya dapat digunakan sebagai bahan balutan sementara. Bahan ini juga dapat berguna sebagai bahan insulatif. B.
(1)
Komposisi
Biasanya ZOE disediakan dalam bentuk bubuk dan cairan,meskipun komponennya mungkin saja dicampurkan dalam benuk pasta oleh pabrik agar mudah digunakan. Powder dari semen ZOE yang paling baik dibenuk melalui proses penguraian dari zinc hydroxide, o
zinc carbonate dan beberapa garam/senyawa zinc dengan proses pemanasan kira-kira 300 C o
(1)
(570 F).
Powdernya dicampurkan dengan inert oil atau minyak biji kapas untuk
membuatnya menjadi pasta dengan cara menggabungkannya dengan bahan pengisi inert,seperti diatomeus earth atau talc.
(1,2)
Menurut Combe EC,komposisi dari semen ZOE terdiri dari: a.
(3)
Serbuk,berupa: 1.
Zinc oxide
2.
Magnesium oxide dijumpai dalam jumlah kecil, bahan ini bereaksi dengan eugenol dengan cara yang sama seperi zinc oxide.
3.
Zinc acetate (garam lainnya) dalam jumlah sampai dengan 1% digunakan sebagai akselerator unuk setting reaksi.
b.
Liquid 1.
Eugenol, merupakan konstitusi utama minyak cengkeh.
C.
2.
Olive oil,sampai 15%.
3.
Kadang-kadand asam asetat yang bertindak sebagai akselerator.
Sifat-sifat
Sifat Fisik : Seperti pada semua semen lain, rasio bubuk : cairan dari ZEO akan mempengaruhi kecepatan pengerasan. Semakin tinggi rasio bubuk : cairan, semakin cepat pengerasannya. Pendingin alas aduk akan memperlambat waktu pengerasan kecuali temperaturnya di bawah titik pengembunan. Di bawah titik embun ini, kondensat akan bergabung dengan adukan dan reaksi pengerasan akan dipercepat.
(1)
Ukuran partikel akan mempengaruhi kekuatan. Pada umumnya, ukuran partikel yang lebih kecil akan meningkatkan kekuatan. Formula ZEO yang dirancang untuk berbagai kegunaan memiliki kekuatan yang berkisar antara 3 sampai 55 Mpa. Kekuatan semen ZEO tergantung pada tujuan kegunaannya dan pada formula yang dirancang untuk tujuan tersebut.
(1)
Zinc Oxide Eugenol memilik efek paliatif terhadap pulpa gigi, memiliki kemampuan untuk meminimalkan kebocoran mikro, dan memberikan perlindungan terhadap pulpa. Bahan ini sering digunakan ketika merawat lesi-lesi karies yang besar.
(4)
Selain itu, ZOE dapat beradaptasi dengan baik terhadap dentin demikian juga dengan dinding kavitas,dan memiliki sifat antibakteri sehingga dapat menghambat perkembangan bakteri pada dinding kavitas.
(5)
D.
Klasifikasi
Klasifikasi Zinc Oxide Eugenol Menurut ADA No. 30 yaitu sebagai berikut.
(1)
ZEO Tipe I : digunakan untuk semen sementara. ZEO mempunyai pH 7 dan cocok
secara biologis terhadap pulpa. Selain itu, dapat menutup kavitas dengan sangat baik untuk menghambat masuknya cairan mulut, paling tidak untuk waktu singkat, dan dengan begitu iritasi yang disebabkan oleh kebocoran mikro juga dikurangi. Kekuatan dari semen sementara haruslah rendah agar restorasi dapat dilepas tanpa menimbulkan trauma pada gigi dan merusak restorasi itu sendiri. Semen ini tersedia dengan berbagai kekuatan. Untuk memungkinkan pelepasan restorasi, dipilih formula dengan kekuatan yang rendah.
ZEO Tipe II : digunakan untuk semen permanen dari restorasi sementara dan basis
penahan panas. ZEO tipe II dirancang untuk kegunaan jangka panjang.
1
ZEO Tipe III : digunakan untuk restorasi sementara dan basis penahan panas.
ZEO Tipe IV : digunakan untuk pelapik kavitas. Kegunaan yang terakhir ini
menganjurkan penggunaan bahan sebagai pelapis pada dinding pulpa untuk melindunginya terhadap iritasi kimia dari bahan restorasi. Namun, ketebalannya tidak memadai untuk memberikan perlindungan panas pada pulpa. E.
Manipulasi
Manipulasi Untuk mencampur semen ini lebih sering di gunakan kertas pad di banding glass slab. Bubuk dalam jumlah secukupnya di tambahkan ke beberapa tetes eugenol dan diaduk sampai homogen selama 20 detik hingga mencapai suatu tekstur yang seperti pasta kental, yang dapat di pegang tanpa merekat ke jari.
(4)
Setting Reaction Setting reaction semen ZOE adalah suatu reaksi chelation (suatu dekalsifikasi yakni melunaknya struktur gigi oleh karena bahan kimia) yang amorf (tak berbentuk) menjadi pembentukan zinc eugenolate. Setting reaction dapat dipercepat dengan meningkatkan temperature
atau
kelembaban. Reaksi Kimianya adalah sbb. 2
molekul eugenol + ZnO
(excess)
H2O
Zinc Eugenolate + ZnO
(unreacted)
ZnO eugenol bereaksi dengan eugenol dengan membentuk seng eugenolate, yang merupakan senyawa chelate. Senyawa ini mengkristal untuk memberikan matriks kristal seperti sarung panjang yang mengikat sisanya ZnO yang tidak bereaksi. Eugenol yang tidak bereaksi diserap baik oleh seng eugenolate dan ZnO yang tidak bereaksi. Massa mengeras karena terdiri dari mesh (matriks kristal eugenolate seng yang mengikat secara bersama-sama partikel ZnO seng dan kelebihan eugenol diserap dengan baik oleh eugenolate seng dan seng oksida.
Aplikasi Sebagian kecil kira-kira seukuran biji wijen di lengketkan ke ujung eksplorer dan dioleskan dengan hati-hati ke dalam kavitas. Hindari mengenai tepi-tepi kavitas. Kapas yang sangat kecil di jepit dengan pinset dan di gunakan sebagai alat untuk “menekan” bahan tersebut dan membentuknya di dalam kavitas, semen yang baru di aduk cenderung lengket ke instrument logam atau plastic,karena itu kapas harus kering.penambahan bahan bias dilakukan berulangkali,dengan cara yang sampai diperoleh ketebalan yang cukup.
(4)
F.
Indikasi dan Kontraindikasi (2,4)
Indikasi
1.
Menutup tubuli dentin
2.
Mengurangi kebocoran ditepi restorasi
3.
Berfungsi sebagai barier untuk melindungi gigi dari semen yang asam seperti zinc phosphate
G.
4.
Untuk tumpatan amalgam konvensional
Kontra indikasi
1.
Digunakan dibawah restorasi GIC dan resin komposit
(4)
Penggunanaan
1. ZOE untuk restorasi sementara dan menengah. Semen ini biasanya di kemas dalam bentuk bubuk dan cairan atau kadang-kadang sebagai dua jenis pasta. Tersedia berbagai jenis formula ZOE untuk restorasi sementara dan jangka menengah ,pelapik kavitas,basis penahan panas dan semen perekat sementara serta permanen,juga berfungsi sebagai penutup saluran akar dan dressing periodontal.PH-7 pada saat dimasukkan ke dalam gigi. Seperti yang di bahas sebelumnya, semen ZOE adalah salah satu bahan yang tidak mengiritasi dari semua bahan gigi dan merupan penutup yang istimewa terhadap kebocoran. Berbagai formula dan kegunaan di sebutkan dalam spesifikasi ADA no.30 untuk bahan restorasi ZOE, yang menyebutkan empat jenis semen ZOE diantaranya: a.
Tipe I
(1)
: digunakan untuk semen sementara.
b.
Tipe II : digunakan semen permanen dari restorasi atau alat-alat yang dibuat diluar mulut.
c.
Tipe III : digunakan untuk restorasi sementara dan basis penahan panas.
d.
Tipe IV :
digunakan
menganjurkan
untuk
pelapik
kavitas.
Kegunaan
terakhir
ini
penggunaan bahan sebagai lapisan pada dinding pulpa untuk
melindunginya terhadap iritasi kimia dari bahan restorasi. Namun ketebalannya tidak memadai untuk memberikan perlindungan panas pada pulpa. 2. ZOE sebagai bahan perekat atau pengikat sementara dan permanen untuk restorasi Semen ZOE tipe I seperti telah dikatakan sebelumnya, semen ZOE mempunyai pH 7 dan cocok secara biologis terhadap pulpa. Selain itu, dapat menutup kavitas sangat baik untuk menghambat cairan mulut, paling tidak waktu singkat; dan dengan begitu, iritasi yang disebabkan kebocoran mikro juga dikurangi. Kekuatan dari semen sementara haruslah rendah agar restorasi dapat dilepas tanpa menimbulkan trauma pada gigi dan merusak restorasi itu sendiri. Semen ini tersedia dengan berbagai kekuatan. Untuk memungkinkan pelepasan restorasi, dipilih formula dengan kekuatan yang rendah.
(1)
Semen ZOE tipe II sifat biologi dari ZOE membuat semen ini menaik untuk digunakan sebagai sementasi akhir, jika kekuatannya rendah bisa diterima oleh praktisi. Semen-semen yang ada di pasaran umumnya pada kedua sistem ini. Sistem pertama berdasarkan pada penambahan alumina dalam bubuk asam orthoetoksibenzoat pada cairan eugenol, dan yang kedua pada penggunaan suatu polimer, seperti pada formula ZOE yang digunakan untuk restorasi jangka menengah. Kekuatan kompresi pada semen ZOE yang sudah ditingkatkan ini memang memadai, tetapi sifat mekanis keseluruhannya lebih rendah daripada semen-semen lain. Selain itu, semen ini agak sulit untuk dimanipulasi di dalam
rongga mulut. Ketebalan lapisan dari beberapa produk cenderung tinggi dan kelebihan semen yang mengeras sangat sulit untuk dibuang. Untuk alasan inilah, penggunaan semen ZOE untuk kegunaan jangka panjang dibatasi pada situasi dimana akan terjadi kepekaan pasca-operatif. Tetapi akhir-akhir ini, semen seng polikarboksilat yang sama ramahnya terhadap pulpa dan memiliki sifat manipulatif yang lebih baik, telah hampir menggantikan semen ZOE bahkan yang sudahditingkatkansekalipun. H.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan semen ZOE antara lain:
(6)
1.
Mengurangi rasa nyeri pulpitis
2.
Memiliki sifat antimikroba
3.
Mencegah cedera pulpa
4.
Mengurangi sensitivitas gigi setelah perawatan Kekurangan ZOE antara lain :
(7)
1.
Mengurangi rasa nyeri pulpitis
2.
Memiliki sifat antimikroba
3.
Mencegah cedera pulpa
4.
Mengurangi sensitivitas gigi setelah perawatan
(1)
DAFTAR PUSTAKA
1.
Anusavice, Kenneth J. Phillips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Edisi 10. Jakarta : EGC, 2003.
2.
th
Wilson HJ,et al. Dental Materials Properties and Manipulation. 7
ed. London :
Blackwell Scientific Publication, 1987:541. 3.
th
Combe EC. Notes and Dental Materials. 5 ed.London : Churchill Livingstone,1986 :131.
4.
Baum, Phillips, Land. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta : EGC, 1997.
5.
Kim S,et al. Pathways of The Pulp. 6 ed. St.Louis : The C.V Mosby Company, 1994 :
th
425. 6.
nd
Walton RE, Torabinejad M. Prinsip dan Praktikum ilmu edodonsi .2
ed Alih Bahasa Narlan
Sumawinata. Jakarta . GEC , 1998 : 475,478.
7.
Brannstrom M, Nyborg H. PULP REACTION TO A TEMPORARY ZINC OXIDE / EUGENOL CEMENT . J PROTHET DENT 1976 ;35 : 186-6
View more...
Comments