Makalah Kelompok 3 Penganggaran Manajemen Logistik

September 10, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Makalah Kelompok 3 Penganggaran Manajemen Logistik...

Description

 

MAKALAH PENGANGGARAN

OLEH : ANNISA AIDZIN BASTIAN ANNISA MI’ MI’RAJUL MUSTAFA UCHI FAUZIAH TOMBILI FEBRIANA ZULFANI INDAH LESTARI MUHAMMAD JASMIN WA ODE MERISA SINTIA SAIFUL AULIA RAHMAWATI AYUNINGTYAS MARDHATILLAH ANUGRAH DWI PUTRI LARRA AL FAHRA AMIRA SHAFA MAISARAH .T EKA SAPTA NUGRAWAN MALAKA

J1A118042 J1A118045 J1A118089 J1A118117 J1A118141 J1A118148 J1A118149 J1A118168 J1A118173 J1A118181 J1A118186 J1A118243 J1A118300

KELOMPOK 3 AKK 018 DOSEN PENGAMPU : RAHMAN, S.KM., M.P.H. JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2020

 

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas

makalah

yang berjudul

“Penganggaran Penganggaran”” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Logistik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Penganggaran bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Tak lupa penulis mengucapkan terima t erima kasih kepada Bapak Rahman selaku Dosen Pengaja Pengajarr Mata Kuliah Manajeme Mana jemen n Logist L ogistik ik yang telah telah memberika memberikan n tugas ini ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Serta penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari, makalah yang ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan dinantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari,

Oktober 2020 

Kelompok 3 

ii

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................. ................................................................................................. ............................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................... ............................................... ................................................................ ........... iii BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang ............................................................................................... ................................................ ............................................... 1

1.2

Rumusan Masalah .................................................... .......................................................................................... ...................................... 2

1.3

Tujuan Penulisan ...................................................... ............................................................................................ ...................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Penganggaran ............................................................................... .................................................. ............................. 4

2.2

Fungsi Penganggaran ............................................... ..................................................................................... ...................................... 5

2.3

Karakteristik Penganggaran............................................................................ Penganggaran.............................. .............................................. 6

2.4 2.5

Jenis-Jenis Penganggaran ............................................................................... .................................................. ............................. 7 Langkah-Langkah Penyusunan Penganggaran ............................................. 11

2.6

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penganggaran ...................................... 13

2.7

Prosedur Penyusunan Penganggaran ............................................................ .................................................... ........ 15

2.8

Pendekatan Penyusunan Penganggaran ................................................ ........................................................ ........ 16

2.9

Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja di Rumah Sakit ........................ 19

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan ....................................................... ................................................................................................... ............................................ 22

3.2

Saran .............................................. ................................................................................................... ............................................................... .......... 25

DAFTAR PUSTAKA

iii

 

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Salah satu tanggung

jawab

negara

terhadap

masyarakat

adalah

terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berkesinambungan yang dapat dirasakan secara adil, merata dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Guna memenuhi tanggung jawab tersebut, negara memerlukan anggaran yang cukup dan dimanfaatkan dengan jelas yang disusun oleh pemerintah dan disetujui oleh wakil rakyat. Dalam usaha memenuhi alokasi anggaran untuk pembangunan kesehatan tersebut, pemerintah membangun suatu subsistem yang diberi nama subsistem  pembiayaan kesehatan. Subsistem ini meliputi bagaimana anggaran tersebut diperoleh, dialokasikan dan dibelanjakan serta semua tindakan yang tidak melanggar peraturan perundangan yang ada (Perpres 72, 2012) dalam (Arianto, 2020). Prawironegoro dan Purwanti (2008) dalam (Putrayasa & Saputra, 2018) menyatakan bahwa penganggaran adalah proses penyusunan anggaran yang dimulai dari pembuatan panitia, pengumpulan, dan pengklasifikasian data,  pengajuan rencana kerja fisik dan keuangan tiap-tiap seksi, bagian, divisi,  penyusunan secara menyeluruh, merevisi, dan mengajukan kepada pimpinan  puncak untuk disetujui dan dilaksanakan. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa penganggaran mencakup beberapa proses yaitu melakukan  persiapan penyusunan rencana/anggaran seperti halnya pembuatan panitia, melakukan pengumpulan data dan informasi yang diperlukan, melakukan  penyusunan

anggaran

secara

sistematis,

mengkoordinasikan

pelaksanaan

anggaran atau tahap implementasi anggaran, melakukan evaluasi terhadap  pelaksanaan anggaran, menyusun kebijaksanaan sebagai  follow up  dari hasil evaluasi.

1

 

Dalam mendukung berjalannya subsistem pembiayaan kesehatan ini diperlukan unsur-unsur yang saling terkait dan menunjang, yaitu sumber dana, sumber daya dan pengelolaan dana kesehatan. Sumber dana yang dipergunakan dalam  pembangunan kesehatan diambilkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja  Negara (APBN) yang dikelola oleh pemerintah pusat, maupun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dikelola oleh pemerintah daerah,  baik tingkat provinsi ataupun tingkat kabupaten/kota. Selain bersumber dari  pemerintahan, sumber dana lainnya bisa didapatkan dari partisipasi masyarakat maupun peran swasta atau sumber lainnya yang memang diperuntukkan dalam mendukung pembangunan kesehatan (Arianto, 2020). Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah Rancangan Keuangan Pemerintah Daerah yang dibahas dan setujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah, merupakan hak dan kewajiban yang diberikan kepada Kepala Daerah untuk mengelola keuangan daerah yang merupakan sebuah bentuk pertanggungjawaban. Syarifuddin (2013: 30) menyatakan bahwa penyusunan anggaran diharapkan akan meningkatkan kinerja para manajer,dimana ketika suatu tujuan dirancang dan secara partisipasi disetujui, maka karyawan akan menginternalisasikan tujuan yang ditetapkan, dan memiliki rasa tangung jawab pribadi untuk mencapainya karena mereka ikut terlibat dalam penyusunan anggaran tersebut (Pangalila dkk, 2017).  1.2  Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut. 1.  Apa yang dimaksud dengan penganggaran? 2.  Apa fungsi penganggaran? 3.  Bagaimana karakteristik penganggaran? 4.  Bagaimana jenis-jenis penganggaran? 5.  Bagaimana langkah-langkah penyusunan penganggaran? 6.  Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi penganggaran? 2

 

7.  Bagaimana prosedur penyusunan penganggaran? 8.  Bagaimana pendekatan penyusunan penganggaran? 9.  Bagaimana penerapan penganggaran berbasis kinerja di rumah sakit? 1.3  Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut. 1.  Dapat mengetahui pengertian dari penganggaran. 2.  Dapat mengetahui fungsi penganggaran. 3.  Dapat mengetahui karakteristik penganggaran. 4.  Dapat mengetahui jenis-jenis penganggaran. 5.  Dapat mengetahui langkah-langkah penyusunan penganggaran. 6.  Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penganggaran. 7.  Dapat mengetahui prosedur penyusunan penganggaran. 8.  Dapat mengetahui pendekatan penyusunan penganggaran. 9.  Dapat mengetahui penerapan penganggaran berbasis kinerja di rumah sakit.

3

 

BAB II PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Penganggaran Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam

ukuran kuantitatif untuk menunjukkan bagaimana sumber-sumber akan diperoleh dan digunakan selama jangka waktu tertentu, umumnya satu tahun. Sementara itu, menurut Nurcahyani (2010) anggaran adalah rencana rinci tentang perolehan dan  penggunaan sumber daya keuangan keu angan dan sumber daya lainnya untuk suatu periode tertentu (Firmansyah, 2017). Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 menyatakan bahwa anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu  periode. Sumber lain menyebutkan bahwa anggaran adalah rencana kerja organisasi dimasa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis. Mursitowati (2014) sendiri menarik kesimpulan bahwa anggaran adalah berisi rencana-rencana kerja organisasi dimasa mendatang, perkiraan  penerimaan dan pengeluaran terjadi dalam satu periode mendatang dan sebuah  proses mengalokasikan sumber daya ke dalam kebutuhan (Firmansyah, 2017). Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit kesatuan moneter yang  berlaku untuk jangka periode tertentu yang akan datang (Munandar, 2007:11) anggaran merupakan perencanaan manajerial untuk melakukan suatu tindakan dalam ungkapan-ungkapan keuangan. anggaran merupakan istilah singkat dari  perencanaan laba yang terpadu dan meliputi pilihan-pilihan manajemen dan tujuan-tujuan terhadap organisasi dan penyediaan dan sebagai salah satu acuan dalam menjalankan operasional sehari-hari, (Ikhsan, 2009:173). Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur

4

 

dalam satuan moneter standard an satuan ukuran yang lain yang mencakup jangka waktu satu tahu, (Mulyadi, 2001: p.488) dalam (Husnawan, 2019). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran rumah sakit adalah rencana kegiatan yang disusun secara sistematis dan meliputi seluruh kegiatan atau aktivitas yang ada di rumah sakit dan dinyatakan dalam bentuk kuantitatif/angka, serta berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang jangka waktu dalam  perencanaan tersebut biasanya 1 (satu) tahun, (Husnawan, 2019). 2.2  Fungsi Penganggaran

Menurut

(Mubin,

2020),

anggaran

disamping

sebagai

alat

untuk

 perencanaandan pengendalian, juga merupakan alat bantu bagi manajemen dalam mengarahkan suatu lembaga menempatkan organisasi dalam posisi yang kuat dan lemah. Oleh karena itu, anggraan juga dapat berfungsi sebagai tolak ukur keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Di samping itu, anggaran dapat pula dijadikan alat untuk mempengaruhi dan memotivasi pimpinan atau manajer dan karyawan untuk bertindak efisien dalam mencapai sasaran-sasaran lembaga. 1.  Anggaran juga berfungsi sebagai alat perencanaan, yang antara lain digunakan untuk: a.  Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan.  b.  Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi serta merencanakan alternatif sumber pembiayaan.   c.  Mengalokasikan sumber-sumber anggaran pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun. d.  Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi. 2.  Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian, yang digunakan antara lain:   a.  Mengendalikan efisiensi pengeluaran.   b.  Membatasi kekuasaan dan wewenagan lembaga pendidikan.   5

 

c.  Mencegah

adanya

overspending  

dan

salah

sasaran

dalam

mengalokasiskan anggaran dalam suatu lembaga pendidikan.   d.  Memonitor kondisi keuangan dan peraksanaan operasional program lembaga pendidikan. 3.  Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal digunakan untuk menstabilkan anggaran lembaga dan mondorong kemanjuan dalam kegiatan lembaga  pendidikan.  4.  Anggaran sebagai alat koordinasi antar unit kerja dalam penyusunan anggaran. 5.  Anggaran dapat digunakan sebagai alat evaluasi kinerja. 6.  Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajemen  pendidikan agar bekerja secara ekonomi, efektif dan efesien. 7.  Anggaran dapat juga sebagai alat untuk menciptakan ruang publik, artinya semua jaringan dalam hal pendidikan dapat membarikan manfaat kepada semua bidang pendidikan.  2.3  Karakteristik Penganggaran

Menurut Halim, dkk (2019:173) dalam (Pasaribu, 2019), anggaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1.  Anggaran mengestimasi tingkat laba potensial dari suatu unit usaha.   2.  Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan, walaupun data keuangan tersebut dibantu dengan data non keuangan (misal jumlah unit yang yan g dijual atau  produksi). 3.  Anggaran umumnya meliputi periode 1 tahun. 4.  Anggaran merupakan komitmen manajemen; yang berarti bahwa manajer mau menerima tanggung jawab untuk mencapai target yang dianggarkan.   5.  Anggaran yang telah disetujui dirubah hanya jika terjadi kondisi khusus.  6.  Secara periodik, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran kemudian selisihnya dianalisis dan dijelaskan.   6

 

Anggaran pada dasarnya terdiri dari dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi  pengeluaran. Sisi penerimaan atau perolehan biaya ditentukan oleh besarnya dana yang diterima oleh lembaga dari setiap sumber dana. Biasanya dalam  pembahasan pembiayaan pendidikan, sumber-sumber biaya itu dibedakan dalam tiap golongan, pemerintah, masyarakat, orang tua dan sumber-sumber lain. Sisi  pengeluaran terdiri dari seluruh penerimaan biaya, sebagian dipergunakan untum mebiayai kegiatan administrasi, ketatausahaan, sarana dan prasarana pendidikan dll (Mubin, 2020). 2.4  Jenis-Jenis Penganggaran

Dalam suatu perusahaan yang telah berjalan dengan baik dan mapan lazimnya diterapkan suatu anggaran dalam bentuk paket, artinya anggarn tersebut disusun dengan lengkap menyangkut rencana untuk keseluruhan, sehingga meliputi anggaran untuk beberapa bagian perusahaan (Gusrianti, 2018). Menurut (Gusrianti, 2018), jenis-jenis anggaran dapat dilihat dari beberapa sudut pandang sebagai berikut: 1.  Menurut dasat penyusunan, anggaran terdiri dari: a.  Anggaran variabel adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval, kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada pad a tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.  b.  Anggaran tetap adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. 2.  Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari: a.  Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk suatu perode tertentu, pada umumnya periodenya suatu tahun yang disusun setiap akhir  periode anggaran.

7

 

 b.  Anggaran kontinyu adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan  perbaikan anggaran yang pernah dibuat misalnya tiap bulan diadakan  perbaikan sehingga anggaran yang dibuat setahun mengalami mengalami perubahan. 3.  Menurut jangka waktu, anggaran terdiri te rdiri dari: a.  Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang dibuat dalam jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.  b.  Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) adalah anggran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran yang dibuat untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka  panjang yang disebut anggaran modal (capital budget ). ). Anggaran jangka  panjang tidak harus berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.   4.  Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari: a.  Anggaran operasional.  b.  Anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila digabungkan disebut anggaran induk ( master budget ) anggaran induk adalah suatu jaringgan kerja yang berisi berbagai

macam anggaran yang terpisah nammun saling berhubungan dan saling  berkaitan satu sama lain. Anggaran induk yang mengkonsolidasikan rencana keseluruhan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulan dan anggaran triwulan dipecah lagi menjadi anggarananggaran bulanan. Perusahaan menyusun anggaran induk (master budget ) yang dapat dibagi kedalam dua kelompok, yaitu anggaran operasional dan anggaran keuangan. Anggaran operasional terdiri atas anggaran penjualan sampai anggaran (proforma) laba rugi. Adapun anggaran keuangan terdiri atas anggaran neraca dan anggaran (proforma) neraca.

8

 

Perusahaan umumnya menyusun anggaran untuk keseluruhan kegiatan operasional yang dijalankan, seperti kegiatan penjualan, produksi,  pemasaran, dan administrasi. anggaran induk adalah gabungan dari seluruh anggaran yang disusun oleh perusahaan setiap tahunnya. Anggaran induk terdiri atas: 1)  Anggaran Penjualan Anggaran penjualan menyajikan jumlah unit barang atau jasa sekaligus harganya yang diharapkan dapat dijual oleh perusahaan di masa depan. 2)  Anggaran Produksi Anggaran produksi memperlihatkan jumlah barang jadi yang harus diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode anggaran. Barang jadi yang akan diproduksi untuk setiap periode anggaran harus memperhatikan tingkat penjualan dalam unit, serta jumlah  persediaan akhir dan awal barang jadi. 3)  Anggaran Pemakaian dan Pembelian Bahan Baku Anggaran pemakaian dan pembelian bahan baku menyajikan dua informasi berikut: a)  Jumlah kebutuhan pemakaian bahan baku. Jumlah bahan baku yang diperlukan dalam suatu periode anggaran ditentukan oleh sejumlah barang jadi yang akan diproduksi dan standar kebutuhan bahan baku untuk setiap satu unit barang jadi.    b)   Nilai pembelian bahan baku dalam rupiah. Jumlah bahan baku yang akan dibeli dalam satu periode anggaran diperoleh dengan menambahkan bahan baku yang diperlukan untuk produksi dengan persediaan akhir bahan baku dan

dikurangi

persediaan

awal

bahan

baku

yang

ada

diperusahaan. Kemudian nilai pembelian bahan baku dalam 9

 

rupiah diperoleh dengan mengalikan jumlah bahan baku yang akan dibeli dengan perkiraan harga beli bahan baku per unitnya. 4)  Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Anggaran biaya tenaga kerja langsung memperlihatkan jumlah  jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk memproduksi  barang jadi yang ditetapkan dalam anggaran produksi. Selain itu, anggaran biaya tenaga kerja langsung juga memperlihatkan perkiraan tingkat upah yang akan diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja langsungnya. 5)  Anggaran Biaya Overhead  Produksi  Produksi Anggaran biaya overhead   produksi memperlihatkan perkiraan  biaya overhead produksi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mencapai target produksi seperti yang ditetapkan dalam anggaran produksi. 6)  Anggaran Biaya Produksi Anggaran biaya produksi memperlihatkan seluruh biaya produksi yang akan dikeluarkan pada satu tahun anggaran. Anggaran produksi sebenarnya hanya mengumpulkan informasi-informasi yang terdapat  pada anggaran pemakaian bahan baku, anggaran tenaga kerja langsung dan anggaran overhead . 7)  Anggaran Beban Operasi Anggaran beban operasi memperlihatkan perkiraan beban operasi yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam satu periode anggaran. Secara umum anggaran beban operasi dibagi kedalam dua keompok yaitu beban penjualan (selling expenses) dan beban adminstrasi (administrative expenses). 8)  Anggaran Laba Rugi

10

 

Anggaran laba rugi disusun untuk memberikan informasi kepada manajemen tentang jumlah laba atau rugi bersih yang akan diperoleh  perusahaan dalam suatu periode anggaran. 9)  Anggaran Kas Anggaran kas disusun oleh perusahaan agar oihak manajemen memperoleh informasi tentang likuiditas perusahaan pada periode mendatang karena anggaran kas menyajikan informasi tentang  perkiraan jumlah penerimaan dan pengeluaran kas pada periode suatu periode anggaran. 10)  Anggaran Neraca Anggaran neraca menyajikan informasi kepada manajemen tentang hasil akhir dari seluruh anggaran yang telah disusun sebelumnya (anggaran penjualan sampai anggaran kas).   2.5  Langkah-Langkah Penyusunan Penganggaran

Menurut (Gusrianti, 2018), anggaran yang baik tidak dapat disusun begitu saja secara serta merta, melainkan harus melalui tahapan-tahapan berikut: 1.  Tahap mengumpulkan data dan informasi Langkah pertama dalam menyusun budget adalah mengumpulkan selengkap mungkin data dan informasi yang dibutuhkan. Secara garis besar, data dan informasi dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu: a.  Data dan informasi internal, yaitu data dan informasi yang terdapat dalam  perusahaan

itu

sendiri,

sehingga

jika

ia

mengetahui

dan

mengumpulkannya, cukup dengan melihat catatan-catatan perusahan sendiri. Data internal semacam ini misalnya: 1)  Data penjualan pada waktu yang telah lalu. 2)  Kebijakan perusahan yang berhubungan dengan masalah harga jual, syarat pembayaran produk yang dijual dan jaringan saluran distribusi. 11

 

3)  Kapasitas produk yang dimiliki perusahaan. 4)  Tenaga kerja (karyawan) yang dimiliki perusahaan. 5)  Modal kerja yang dimiliki perusahaan. 6)  Fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam perusahaan seperti gudang, kendaraan dsb. 7)  Kebijakan-kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan.  b.  Data dan informasi eksternal, yaitu data dan informasi yang terdapat di luar lingkungan perusahan itu sendiri. Data eksternal semacam ini misalnya: 1)  Kondisi perusahaan pesaing. 2)  Keadaan persaingan. 3)  Jumlah penduduk.

4)  Tingkat pertumbuhan penduduk. 5)  Tingkat penghasilan penduduk. 6)  Tingkat pendidikan penduduk. 7)  Tingkat penyebaran penduduk. 8)  Selera dan keinginan konsumen. 9)  Agama, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat. 10)  Ekspor dan impor barang. 11)  Berbagai kebijakan pemerintah, baik dalam bidang ekonomi, ekon omi, politik, hukum, sosial, budaya dan keamanan. 12)  Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 13)  Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, dsb. 2.  Tahap mengolah data dan informasi Dalam tahap ini berperan ilmu penunjang yaitu statistika dan matematika. 3.  Tahap menyusun budget sementara Berdasarkan hasil pengolahan data dan informasi, kemudian disusun  budget sementara yang nantinya memungkinkan untuk diubah, ditambah, 12

 

dikurangi atau disempurnakan. Budget sementara ini sering disebut dengan konsep budget atau rancangan budget. 4.  Tahap mendiskusikan budget sementara Karena anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat evaluasi bagi seluruh karyawan, k aryawan, maka sudah seharusnya  para karyawan diminta tanggapan, pendapat serta berbagai masukan terhadap anggaran sementara yang telah selesai disusun. 5.  Tahap menyusun budget definitive  Tahap ini yaitu aggaran yang sudah dinyatakan cukup baik dan sempurna, yang kemudian disahkan sebagai budget untuk periode tertentu yang akan datang. 6.  Tahap sosialisasi budget definitive  Setelah budget definitive  selesai disusun maka perlu disosialisasikan kepada seluruh karyawan yang akan melaksanakan jika telah tiba waktunya. 2.6  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penganggaran

 Nafarin (2007) dalam (Putrayasa & Saputra, 2018) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran penjualan dikelompokan menjadi dua faktor yaitu: 1.  Faktor Internal Faktor internal dalam perusahaan meliputi data, informasi, dan pengalaman yang terdapat didalam perusahaan sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain  berupa: a.  Penjualan tahun-tahun yang lalu meliputi baik kualitas, kuantitas, harga, waktu maupun tempat penjualannya.  b.  Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan, seperti tentang pemilihan saluran distribusi, pemilihan media-media  promosi, cara penetapan harga jual dan sebagainya.

13

 

c.  Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan serta kemungkinan  perluasannya diwaktu yang akan datang. d.  Tenaga kerja yang tersedia, baik jumlahnya maupun keterampilan dan keahliannya, serta kemungkinan pengembangannya diwaktu yang akan datang. e.  Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan  perluasannya diwaktu yang akan datang. 2.  Faktor Eksternal Faktor eksternal meliputi data, informasi, dan pengalaman yang terdapat di luar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap anggaran penjualan  perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa: a.  Keadaan persaingan dipasar.

 b.  Posisi perusahaan dalam persaingan. c.  Tingkat pertumbuhan penduduk. d.  Tingkat penghasilan masyarakat. e.  Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan perusahaan, yang terutama akan mempengaruhi dalam merencanakan harga jual dalam budget penjualan yang akan disusun. f.  Agama, adat- istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.  g.  Berbagai kebijakan pemerintah baik dibidang politik, ekonomi, sosial,  budaya, maupun keamanan. h.  Keadaan perekonomian nasional maupun internasional. i. 

Kemajuan teknologi, barang-barang substitusi, selera konsumen dan kemungkinan perubahannya, dan sebagainya.  

Menurut Nafarin (2007:25) dalam (Antoro, 2020), penyusunan anggaran perlu mempertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut: 1.  Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan.   2.  Data-data waktu yang lalu. 

14

 

3.  Kemungkinan perkembangan kondisi.  4.  Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing dan gerak gerik pesaing.   5.  Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah. 6.  Penelitian untuk pengembangan perusahaan. 

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran tersebut  pada uraian di atas berguna supaya anggaran yang dihasilkan dapat lebih menyeluruh dan akurat sehingga tujuan dan sasaran organisasi ataupun perusahaan dapat tercapai (Antoro, 2020). 2.7  Prosedur Penyusunan Penganggaran

Penyusunan anggaran yang digunakan oleh perusahaan menurut Supriyono (2000) dalam (Putrayasa & Saputra, 2018), yaitu: 1.  Top-Down Budgeting. Penganggaran top-down adalah anggaran yang disusun oleh manajemen puncak untuk manajemen dibawahnya. Kelemahan dari metode ini yaitu kurangnya komitmen bawahan, seringkali tidak dapat dilaksanakan, sulit berhasil mencapai tujuan. 2.   Bottom-Up Budgeting. Penganggaran bottom-up  adalah anggaran yang disusun sendiri oleh manajemen level bawah dan selanjutnya diserahkan ke manajemen atas. Kelemahan dari metode ini yaitu seringkali tidak mempertimbangkan keselarasan tujuan, kurang terkendali, tujuan yang ingin dicapai terlalu mudah.  3.  Gabungan. Penganggaran ini merupakan gabungan antara Top-Down  Budgeting  dan  Bottom-Up Budgeting. Penyusunan anggaran harus sesuai

dengan prosedur yang telah ditentukan, agar penyusunan anggaran dapat dilaksanakan dengan baik.

Prosedur penyusunan anggaran menurut Nafarin (2007) dalam (Putrayasa & Saputra, 2018), adalah sebagai berikut: 15

 

1.  Tahap penentuan pedoman perencanaan (anggaran). Anggaran yang akan dibuat pada tahun akan datang, hendaknya disiapkan beberapa bulan sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai. Dengan demikian anggaran yang dibuat dapat digunakan pada awal tahun anggaran. 2.  Tahap persiapan anggaran. Manajer pemasaran sebelum menyusun anggaran  penjualan terlebih dahulu menyusun  forecast   penjualan (taksiran/ramalan  penjualan). Setelah itu kemudian manajer pemasaran bekerja sama dengan  para manajer untuk menyusun anggaran lainnya.   3.  Tahap penentuan anggaran. Pada tahap penentuan anggaran diadakan rapat dari semua manajer beserta direksi (direktur) untuk menyesuaikan rencana akhir setiap komponen anggaran. Mengkoordinasikan dan menelaah komponen anggaran, pengesahan dan pendistribusian anggaran. 4.  Tahap pelaksanaan anggaran. Tahap ini adalah tahap dimana anggaran dilaksanakan, untuk kepentingan pengawasan tiap manajer membuat laporan realisasi anggaran. Setelah dianalisis kemudian laporan realisasi anggaran disampaikan pada direksi.  2.8  Pendekatan Penyusunan Penganggaran

Anthony dan Govindrajan (2012) (2012) menyatakan bahwa “Terdapat dua  pendekatan utama dalam penyusunan anggaran, yaitu pendekatan dariatas ke  bawah (top-down approach) dan pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up approach). Pendekatan lain merupakan gabungan dari kedua pendekatan tersebut,

yaitu pendekatan partisipasi” (Ginting, partisipasi” (Ginting, 2018). Pada pendekatan dari atas ke bawah, anggaran yang harus dilaksanakan oleh manajer pusat pertanggungjawaban ditetapkan oleh manajemen puncak. Keuntungan pendekatan ini antara lain adalah proses anggaran yang membutuhkan membu tuhkan waktu yang lebih hemat, dukungan kuat dari manajemen puncak ( top management ) dalam pengembangan anggaran serta prosesnya menjadi lebih

mudah dikendalikan oleh manajemen puncak. Sedangkan kelemahanya adalah 16

 

kurangnya komitmen dari para pelaksana anggaran tersebut. Pendekatan ini  biasanya diterapkan pada organisasi yang memiliki struktur tersentralisasi (Ginting, 2018). Dalam pendekatan dari bawah ke atas, para manajer manaj er pusat pertanggungjawaban sebagai pelaksana anggaran mengajukan usul untuk ditelah dan dinegosiasikan dengan manajemen puncak. Keuntungan pendekatan ini bahwa partisipasi terlalu sering menimbulkan konflik dan akan memakan waktu yang panjang dalam  prosesnya. Bila yang diusulkan para manajer pusat pertanggungjawaban tidak dikendalikan secara seksama oleh manajemen puncak, maka target anggaran mungkin tidak sesuai dengan tujuan organisasi secara keseluruhan (Ginting, 2018). 2018 ). Pendekatan partisipasi adalah gabungan dari pendekatan top down dan  pendekatan bottom up. Pendekatan ini dianggap pendekatan yang paling efektif karena kerjasama dan interaksi antar manajemen puncak dengan manajemen pusat  pertanggungjawaban dalam menyusun anggaran akan menghasilkan anggaran yang benar-benar mendapat dukungan dari kedua belah pihak sehingga diharapkan ada komitmen yang kuat untuk melaksanakanya. Anggaran disusun oleh setiap manajer pusat pertanggungjawaban yang ada dengan berpedoman pada tujuan, strategi dan kebijakan pokok yang telah ditetapkan. Kelemahan pendekatan top down  dan bottom up  dapat dikurangi sehingga bawahan akan merasa dirinya

diperhitungkan dan efektivitas pelaksanaan yang lebih terjamin (Ginting, 2018). Ada 4 (empat) pendekatan penyusunan anggaran menurut Nordiawan dan Hertianti (2012:25) dalam (Pangalila dkk, 2017), yaitu: 1.  Pendekatan Tradisional Pendekatan ini menggunakan asumsi bahwa setiap jenis biaya akan dinaikan jumlahnya pada tingkat kenaikan yang relatif sama tanpa memperhatikan kebutuhan yang seharusnya, cara membuat anggaran dengan menggunakan pendekatan ini adalah mengidentifikasi seluruh jenis belanja yang akan dilaksanakan oleh organisasi. Jadi, ciri-ciri pendekatan tradisional adalah disusun berdasarkan daftar belanja yang akan dilakukan organisasi 17

 

sehingga bentuknya terlihat seperti daftar pos-pos belanja suatu organisasi, dan umumnya bersifat incremental yaitu penentuan setiap jenis dan jumlah  biaya yang ada pada anggaran dari suatu periode anggaran tertentu didasarkan  pada presentase kenaikan tertentu dari tiap jenis dan jumlah biaya yang sama dengan tahun anggaran sebelumnya. 2.  Pendekatan Kinerja Pendekatan kinerja diperkenalkan untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat dalam pendekatan anggaran tradisional, khusunya kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya tolak ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik. Dengan demikian pendekatan kinerja, organisasi o rganisasi akan lebih memperihatinkan aspek pencapaian kinerja di banding sekedar penghematan biaya semata. Karakteristik utama dari pendekatan ini adalah mengelompokkan anggaran  berdasarkan program atau aktivitas, setiap program dilengkapi dengan indikator kinerja yang menjadi tolak ukur keberhasilan, dan pada tingkat yang lebih maju pendekatan ini didikan dengan diterapkannya unit costing untuk setiap aktivitas. 3.  Pendekatan Sistem Perencanaan, Program, dan Anggaran Terpadu ( Planing, Programming, and Budgeting System-PPBS)

PBBS merupakan upaya sistematis yang memperlihatkan integrasi dari  perencanaan, pembuatan program, dan penganggaran. Karakteristik PBBS adalah pendekatan ini dirumuskan dalam bentuk program atau aktivitas dari visi, misi, dan tujuan yang terdapat dalam dokumen perencanaan. PBBS merupakan satu kesatuan dengan tahap perencanaan, indikator kinerja disusun dan dikembangkan secara integrasi dengan sasaran strategis yang ada di dokumen perencanaan, dan pendekatan ini memperhitungkan kebutuhan  biaya dalam jangka menengah sebagai upaya konsistensi dengan sasaran strategis.  Zero Based Budgeting -ZBB) 4.  Pendekatan Anggaran Berbasis Nol ( Zero

18

 

Pendekatan pembuatan anggaran ini adalah setiap aktivitas atau program yang telah diadakan ditahun-tahun sebelumnya tidak secara otomatis dapat dilanjutkan. Setiap aktivitas harus dievaluasi setiap tahun untuk menentukan apakah aktivitas itu akan diadakan tahun ini dengan melihat kontribusi yang diberikan kepada tujuan organisasi. 2.9  Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja di Rumah Sakit

Menurut (Indrayathi & Sudiana, 2018), pada bidang kesehatan penggunaan  penggaran berbasis kinerja juga digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sesuai dengan dana yang akan dibutuhkan. Pada bidang kesehatan  penggunaan penganggaran berbasis kinerja juga akan menggunakan konsep value  for money yang meliputi ekonomi, efisiensi, dan efektifitas. Kunci pokok untuk

memahami Performance Based Budgeting adalah pada kata “Performance   atau Kinerja”. Untuk mendukung sistem penganggaran berbasis kinerja yang menetapkan kinerja sebagai tujuan utamanya maka diperlukan alat ukur kinerja yang jelas dan transparan berupa indikator kinerja ( performance indicators ). Selain indikator kinerja juga diperlukan adanya sasaran (targets) yang jelas agar kinerja dapat diukur dan diperbandingkan sehingga selanjutnya dapat dinilai efisiensi dan efektivitas dari pekerjaan yang dilaksanakan serta dana yang telah dikeluarkan untuk mencapai output/kinerja yang telah ditetapkan. Jenis anggaran ini paling tepat digunakan untuk mengukur kinerja rumah sakit dengan anggaran yang dapat diukur dari output anggaran yang disesuaikan dengan visimisirumah sakit. Untuk rencana anggaran pendapatan yang diperoleh akan berkualitas dari segi ketepatan penggunaan dan alokasinya yang selalu di kontrol oleh targetnya. Ada kalanya sulit memperoleh ukuran kuantitatif kinerja rumah sakit untuk  beberapa aspek, akan tetapi prinsip anggaran berbasis kinerja diterapkan terlebih dahulu sehingga secara otomatis akan ketemu arah pengukuran kinerjanya. Adapun beberapa pengaruh yang ditimbulkan dari penganggaran berbasis kinerja terhadap peningkatan pelayanan kesehatan yaitu: 19

 

1.  SDM Kasir Rawat Jalan Dengan sudah dianggarkannya segala fasilitas dan kegiatan, sehingga bisa memudahkan pegawai/tenaga kasir rawat jalan dapat mengumpulkan semua layanan yang telah diberikan kepada pasien dalam sebuah invoice. Dapat mencatat pembayaran cash dari pasien. Mampu mengeluarkan tagihan berkala kepada perusahaan rekanan. Mampu mencatat pembayaran noncash dari  perusahaan pasien. pasien. Mampu menghasilkan laporan laporan outstanding pasien. Mampu mengontrol tingkat penggunaan anggaran. Mampu menghasilkan laporan  pendapatan berdasarkan tipe pasien tertentu. Mampu menghasilkan laporan rincian invoice. 2.  Registrasi dan Rekam Medis Beberapa rencana anggaran kebutuhan (gaji/kompensasi) SDM per shift disesuaikan dengan rencana kunjungan pelanggan/pasien rumah sakit. Berapa rencana anggaran sumber daya pendukung registrasi dan rekam medis antara lain komputer dan printer, ATK cetakan, ATK buku, mebelair, dll (lakukan analisa kebutuhan terlebih dahulu). 3.  Pelayanan Medis Pelanggan di Poli Berapa rencana anggaran kebutuhan (gaji/kompensasi) perawat per shift   dan dokter tetap disesuaikan dengan rencana kunjungan pelanggan/pasien rumah sakit. Berapa rencana anggaran alat kesehatan sesuai keinginan dan kebutuhan user (lakukan analisa utilisasi alat kesehatan terlebih dahulu dengan konsultasi para user /pengguna). /pengguna). Berapa anggaran untuk medical supplies  masing-masing unit berdasarkan perkiraan kunjungan pelanggan

 pasien perunit. Berapa rencana anggaran pembuatan bangunan poliklinik (lakukan analis autilisasi ruangan berdasarkan tenaga dokter yang ada, ad a, produk unggulan yang akan ditawarkan kepada pelanggan/berdasarkan analisa pasar terlebih dahulu, dll). Berapa rencana anggaran sumber daya pendukung  poliklinik antara lain komputer dan printer, ATK cetakan, ATK buku, mebeler (lakukan analisa kebutuhan terlebih dahulu). Berapa rencana anggaran untuk 20

 

ruang tunggu yang aman, nyaman, dan bersih (lakukan analisa kebutuhan terlebih dahulu) antara lain: maping ruang tunggu, kebutuhan penghijauan, hiburan, bahan bacaan, sirkulasi udara, kebisingan suara, dan tempat duduk  pelanggan/pasien. 

21

 

BAB III PENUTUP

3.1  Kesimpulan

1.  Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 menyatakan bahwa anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode. Sumber lain menyebutkan bahwa anggaran adalah rencana kerja organisasi dimasa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis. Mursitowati (2014) sendiri menarik kesimpulan bahwa anggaran adalah berisi rencana-rencana kerja organisasi dimasa mendatang, perkiraan penerimaan dan pengeluaran terjadi dalam satu  periode mendatang dan sebuah proses proses mengalokasikan sumber daya ke dalam kebutuhan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa anggaran rumah sakit adalah rencana kegiatan yang disusun secara sistematis dan meliputi seluruh kegiatan atau aktivitas yang ada di rumah sakit dan dinyatakan dalam bentuk kuantitatif/angka, serta berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang jangka waktu dalam perencanaan tersebut biasanya 1 (satu) tahun. 

2.  Fungsi anggaran diantaranya adalah anggaran juga berfungsi sebagai alat  perencanaan, anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian, anggaran sebagai alat kebijakan fiskal digunakan untuk menstabilkan anggaran lembaga dan mondorong kemanjuan dalam kegiatan lembaga pendidikan, anggaran sebagai alat koordinasi antar unit kerja dalam penyusunan anggaran, anggaran dapat digunakan sebagai alat evaluasi kinerja, anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajemen pendidikan agar bekerja secara ekonomi, efektif dan efesien, serta anggaran dapat juga sebagai alat untuk menciptakan

22

 

ruang publik, artinya semua jaringan dalam hal pendidikan dapat membarikan manfaat kepada semua bidang pendidikan.   3.  Anggaran mempunyai ciri-ciri diantaranya yaitu anggaran mengestimasi tingkat laba potensial dari suatu unit usaha, anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan, walaupun data keuangan tersebut dibantu dengan data non keuangan (misal jumlah unit yang dijual atau produksi), anggaran umumnya meliputi periode 1 tahun, anggaran merupakan komitmen manajemen; yang  berarti bahwa manajer mau menerima tanggung jawab untuk mencapai target yang dianggarkan, anggaran yang telah disetujui dirubah hanya jika terjadi kondisi khusus dan secara periodik, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran kemudian selisihnya dianalisis dan dijelaskan.   4.  Jenis-jenis anggaran dapat dilihat dari beberapa sudut pandang diantarnya adalah (1) Menurut dasat penyusunan, anggaran terdiri dari anggaran variabel dan anggaran tetap. (2) Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari anggaran periodik dan anggaran kontinyu. (3) Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari anggaran jangka pendek (anggaran taktis) dan anggaran  jangka panjang (anggaran strategis). (4) Menurut bidangnya, anggaran terdiri terd iri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Anggaran induk (anggaran operasional & anggaran keuangan) terdiri atas anggaran penjualan, anggaran  produksi, anggaran pemakaian dan pembelian bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead   produksi, anggaran biaya  produksi, anggaran beban operasi, anggaran laba rugi, anggaran kas dan anggaran neraca.  5.  Anggaran yang baik tidak dapat disusun begitu saja secara serta merta, melainkan

harus

melalui

tahapan-tahapan,

diantaranya

yaitu

tahap

mengumpulkan data dan informasi, tahap mengolah data dan informasi, tahap menyusun budget sementara, tahap mendiskusikan budget sementara, tahap menyusun budget definitive dan tahap sosialisasi budget definitive. 

23

 

6.  Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

penyusunan

anggaran

penjualan

dikelompokan menjadi dua faktor diantaranya adalah (1) faktor internal, meliputi data, informasi, dan pengalaman yang terdapat didalam perusahaan sendiri dan (2) faktor eksternal, meliputi data, informasi, dan pengalaman yang terdapat di luar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap anggaran penjualan perusahaan. 7.  Penyusunan anggaran yang digunakan oleh perusahaan diantaranya adalah top-down

budgeting,  bottom-up

budgeting  dan

gabungan.

Prosedur

 penyusunan anggaran diantaranya adalah tahap penentuan pedoman  perencanaan (anggaran), tahap persiapan anggaran, tahap penentuan anggaran dan tahap pelaksanaan anggaran. 8.  Ada 4 (empat) pendekatan penyusunan anggaran diantaranya adalah  pendekatan tradisional, pendekatan kinerja, pendekatan sistem perencanaan,  program, dan anggaran terpadu ( planing,  planing, programming, and budgeting system-PPBS) dan pendekatan anggaran berbasis nol ( zero  zero based budgeting-

ZBB).  9.  Pada bidang kesehatan penggunaan penggaran berbasis kinerja juga digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sesuai dengan dana yang akan dibutuhkan. Pada bidang kesehatan penggunaan penganggaran berbasis kinerja juga akan menggunakan konsep value for money  yang meliputi ekonomi, efisiensi, dan efektifitas. Kunci pokok untuk memahami Performance Based Budgeting adalah pada kata “Performance atau Kinerja”.

Adapun beberapa pengaruh yang ditimbulkan dari penganggaran berbasis kinerja terhadap peningkatan pelayanan kesehatan diantaranya adalah SDM kasir rawat jalan, registrasi dan rekam medis, serta pelayanan medis  pelanggan di poli. 

24

 

3.2  Saran

Di Indonesia pemahaman penganggaran kesehatan masih sangat kurang, sehingga saran dari penulis agar penganggaran kesehatan lebih di kembangkan lagi karena

masih

banyaknya

masyarakat

yang

belum

mengetahui

tentang

 penganggaran kesehatan. Semoga dengan adanya makalah ini penulis berharap agar pembaca dapat memahami isi makalah dengan baik dan pegetahuan mengenai  penganggaran kesehatan semakin meningkat.  

25

 

DAFTAR PUSTAKA

Antoro, N. W. (2020). Implementasi Strategi Rumah Sakit Umum Derah (RSUD) Pringsewu Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Kepada Masyarakat. Thesis. Lampung: Universitas Lampung. Arianto, G. & Khaqiqi, Z. (2020). Analisis Pembiayaan Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat Di Indonesia Tahun 2013 & 2014. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 23 (1). Pusat Penelitian Dan Pengembangan Humaniora Dan Manajemen Kesehatan. Firmansyah, Andry Eka. (2017). Sistem Anggaran Rumah Sakit Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang Berbaris Kinerja (Studi Kasus pada RSUD Dr. H. Moh. Anwar Sumenap). Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim. Ginting, Mitha Christina. (2018). Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial Organisasi. Jurnal Manajemen, 4(1). Medan. Gusrianti, Diana. (2018). Penyusunan Anggaran dalam Upaya Meningkatkan Penjualan pada UKM Bubuk Kopi Asma. Skripsi. Batusangkar: Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Husnawan, M. S. (2019). Evaluasi Penyusunan Anggaran Pada Rumah Sakit Umum Daerah Muntilan Kabupaten Mangelang Tahun Anggaran 2018. Thesis. Yogyakarta: STIE Widya Wiwaha Yogyakarta. Indrayathi, Putu Ayu & Sudiana, I Ketut. (2018). Penganggaran Berbasis Kinerja dalam Pelayanan Kesehatan. Denpasar: Universitas Udayana. Mubin, Fatkhul. (2020). Hubungan Sistem Perencanaan dengan Penganggaran dalam Pendidikan. OSF Preprints. Pangalila, Chelsea, dkk. (2017). Evaluasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Keuangan di Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa.  Jurnal Riset Akuntansi Going Concern, 12(2): 661-670. Manado. Pasaribu, Ananda Putri. (2019). Analisis Penyusunan Anggaran Penjualan pada PT. Semadam Medan. Skripsi. Medan: Universitas Dharmawangsa. Putrayasa, I Made Agus & Saputra, Made Dana. (2018). Penganggaran dan Analisis Anggaran Penjualan. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan , 14(1).

 

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF