Makalah Indera Penciuman Dan Penecapan

February 9, 2019 | Author: Sasuke Uciha | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Makalah Indera Penciuman Dan Penecapan...

Description

Disusun oleh : klp 3        

 M.haris munandar khaeirudin l.dedi azwar anas l.a.nasrullah l.gunawan  m.fahrurrozi  muharum marzuki lita hindawati

Kelas : a Prodi : S1.keperawatan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) QAMARUL HUDA BAGU – LOMBOK  LOMBOK  TENGAH-NTB  – TENGAH-NTB TAHUN AJARAN 2011/2012

1

KATA PENGANTAR Ucapan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa, makalah ini dapat terselesaikan. Harapan besar.

 bahwa makalah makalah ini dapat membantu membantu mahasiswa mahasiswa untuk memahami memahami mata kuliah yang diberikan. Tentu saja makalah ini bukan sebagai sumber bidang ilmu Psikologi dalam hal Fisiologi Manusia, mahasiswa masih tetap diharuskan membaca buku-buku lain sebagai sumber acuan. makalah ini sebagai panduan apa saja yang harus diketahui dan dipahami mahasiswa. makalah ini berkutat khusus pada manusia secara internal, dengan pengkhususan pengkhususan pada jaringanj aringan jaringan dan sejumlah sejumlah organ yang yang berkaitan manusia. manusia. Mahasiswa Mahasiswa diharapkan diharapkan mampu mampu setelah mempelajari makalah agar paham, mampu menguraikan struktur, fungsi, dan proses indera,yang  berkaitan dengan dengan perilaku. Penerimaan Penerimaan stimulus stimulus dari lingkungan lingkungan diterima dan dan diolah oleh manusia. manusia. Manusia kemudian merespon untuk menanggapi menanggapi perilaku tersebut. t ersebut. Perilaku dari manusia ternyata tidak seragam dalam merespon lingkungannya. Perbedaan respon ini menjadi bagian dasar  pengembangan  pengembangan ilmu psikologi. psikologi.

Penulis berusaha mengulas berbagai organ dan jaringan t ubuh pada manusia. Ulasan pada diktat ini, penulis berusaha mengaitkan antara fisiologi manusia dengan dengan kondisi psikologis yang terjadi. Penulis merasa perlu mengutarakan kondisi psikologis pada mahasiswa psikologi. Agar simpati dan empati dapat terbentuk saat ini, dengan mengetahui permasalahan permasalahan yang terjadi. Tentu saja ini  pengkondisian ini sangat sangat terbatas. Besar harapan harapan penulis, agar agar pengetahuan pengetahuan yang dibagikan dibagikan menjadi  bermanfaat.  bermanfaat.

Tentu saja makalah ini masih mengalami banyak kekurangan. Adanya kritik dan saran dari  pembaca,  pembaca, agar diktat ini dapat dapat menjadi media media berbaginya berbaginya pengetahuan pengetahuan antara penulis penulis dan mahasiswa. mahasiswa. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kemajuan kita bersama. Bagu 4 juni 2011

Kelompok 3

2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................i KATA PENGANTAR............................................................................ii DAFTAR ISI.........................................................................................iii BAB I. PENCIUMAN...........................................................................1  A. Indera Penciuman.......................................... Penciuman.......................................... ..........................1 B. Berbagai Fungsi Alat Penciuman............................................3 C. Sinus Paranasal.................................................................... ...4 D. Sawar Udara Darah..................................................... ............4 E. Fungsi Sistem Pernafasan.......................................................5 F. Fisiologi Penciuman.................................................................5 G. Protein Pengikat Bau................................................... ............6 H. Pembauan Hubungannya dengan Jenis Kelamin dan

Ingatan.....................................................................................6 BAB V. ALAT PENGECAP PENGECAP (LIDAH)........................................ ...........8  A. Lokasi Kepekaan Kepekaan Pengecapan........................................... Pengecapan........................................... ......8 Pengecap.................................. .............................9 B. Fungsi Alat Pengecap.................................. C. Fungsi Saliva (Kelenjar Ludah).................................................10 D. Sensasi yang Dirasakan oleh Lidah..........................................10

Pembedaan Intensitas..............................11 Intensitas..............................11 E. Ambang Kecap dan Pembedaan Genetik, Tipuan Kimia, dan Kelainan-kelainan..............11 Kelainan-kelainan..............11 F. Faktor Genetik,

3

BAB I PENCIUMAN

Penciuman memiliki kaitan yang erat pada sistem pernafasan dan pengecapan mempunyai kaitan yang erat dengan saluran pencernaan. Secara fisiologis keduanya  berkaitan satu dengan yang lain. Uraian akan dibedakan dibedakan sedemikian rupa, hal ini disebabkan keterbatasan waktu dan tempat. Sistem pernapasan terutama berfungsi untuk menyelenggarakan pengambilan oksigen oleh darah dan untuk pembuangan karbon dioksida. Paru-paru dihubungkan dengan lingkungan luar melalui serangkaian saluran, hidung, faring, laring, trakea dan bronki. Saluran-saluran tersebut relatif kaku dan tetap terbuka dan keseluruhannya merupakan bagian konduksi dari sistem pernapasan. Kondisi hidung sebagai fungsi pernafasan dan p enciuman untuk makanan dapat terganggu. Penciuman akan terasa berbeda  bila seseorang menderita masuk angin yang menurunkan kepekaan indera  penciuman. Antara penciuman dan  pengecapan memiliki anatomis yang  berbeda. Reseptor penciuman merupakan reseptor yang jauh (telereseptor); jalur  penciuman tidak mempunyai penyambung penyambung di talamus. Selain itu tidak ada daerah  proyeksi neokorteks pada penciuman. A. Indera Penciuman

Hidung bagian luar merupakan bangunan berongga yang terbagi oleh suatu sekat di  bagian tengah menjadi rongga hidung hidung kanan dan kiri. Hidung dibentuk oleh dua tulang nasal dan tulang rawan. Tulang itu dibungkus dan dilapisi oleh kulit dan sebelah dalamnya terdapat bulu-bulu halus yang mencegah bendabenda asing masuk ke dalam pernafasaan  bagian dalam. Masing-masing rongga di di bagian depan yang  berhubungan keluar melalui nostril anterior (nostril) dan  bagian belakang berhubungan berhubungan dengan bagian atas faring (rongga tekak), yaitu nasofaring. Rongga hidung berhubungan pula dengan tulang dahi, kelenjar air mata, telinga bagian tengah, serta rongga mulut. Dengan demikian hubungan-hubungan tersebut dapat menerangkan me ngapa seseorang dapat bernafas melalui mulut. Kepekaan hidung dalam mencium suatu bau, segera akan disalurkan pada saraf (nervus olfaktorius) bagian dari bulbus olfaktorius. Daerah ini  berukuran 250 mm2, mm2, kurang lebih seluas materai. Energi yang bersifat bau itu bergerak 4

melalui daerah penerima akhir di bagian otak, yang disebut dengan pusat olfaktorius di lobus temporalis. Pada bagian otak inilah energi bau ditafsirkan. Pada potongan frontal, rongga hidung  berbentuk seperti buah apokat, dari dinding dinding lateral menonjol tiga lengkungan l engkungan tulang yang dilapisi mukosa. Bangunan ini adalah konka nasalis yang terdiri dari lipatan selaput lendir dan puncaknya terdapat sarafsaraf  pembau, bila bernafas lewat hidung dan mencium bau yang terdapat di udara, maka udara yang dihisap masuk melalui bagian atas dari rongga hidung. Pada kavum nasalis terdapat 3 bagian hidung, yaitu atas, tengah te ngah dan bawah. Pada kavum nasalis ini rongga hidung dilapisi oleh membran mukosa bersilia yang banyak memiliki banyak pembuluh darah dan udara yang dihangatkan setelah memiliki epitelium, yang banyak mengandung kapiler. Permukaan selaput lendir (mukosa) tetap basah karena adanya sekret mukosa dan serosa. Sekret tersebut juga melembabkan udara inspirasi. Darah di dalam sinus venosus menghangatkan udara. Konka nasalis juga enyebabkan  benda-benda kecil mudah tertangkap. Silia yang terdapat pada sel-sel bersilia, senantiasa mendorong lapisan lendir ke belakang ke arah nasofaring untuk selanjutnya ditelan atau dibatukkan keluar. Tulang-tulang di sekitar rongga nasal berlubang. Lubang pada tulang disebut dengan sinus paranasalis. Sinus paranasalis ini berfungsi memperlunak tulang dan gunanya sebagai ruang bunyi suara, suara menjadi lebih beresonansi.

B. Berbagai Fungsi Alat Penciuman Di atas konka nasalis superior serta di bagian sekat hidung di dekatnya, terdapat daerah berwarna coklat-kekuningan (pada selaput lendir segar). Daerah khusus ini mengandung reseptor penghidu, disebut daerah olfaktoria atau mukosa olfaktoria. Udara yang masuk melalui lubang hidung melewati kedua olfaktori tersebut. Indera penciuman manusia  bila dibandingkan dengan hewan, hewan, relatif sangat lemah. Hanya saja pembauan manusia dapat mendeteksi vanilin seberat 0,0000000002 0,0000000002 g (penyedap vanili) yang diuapkan dalam 1000 liter udara. Berbagai molekul yang merupakan kombinasi energi, kemudian b erwujud sebagai suatu bau. Epitel olfaktoria disusun oleh tiga jenis sel yang sering disebut sel penyokong, sel  basal dan sel olfaktoris. Adapun kegunaan sel-sel penciuman berperanan sebagai berikut: berikut: 5

1. Menimbulkan sekresi liur dan getah lambung dalam respons terhadap bau yang menyenangkan dan waspada terhadap bau yang busuk dan bau yang tidak menyenangkan. 2. Memantau kebersihan, seperti keringat dan kotoran. 3. Mengadakan informasi sosial melalui penciuman yang berhubungan dengan „keluarga‟ dan „orang luar‟. 4. Mempengaruhi tingkah laku seksual. 5. Mempengaruhi keadaan emosi, yang berkaitan dengan perasaan kegembiraan dan kelesuan. Di dalam lamina propria terdapat kelenjar serosa tubuloasinosa bercabang (kelenjar Bowman), yang mengeluarkan sekret berupa cairan yang dicurahkan ke permukaan melalui saluran sempit. Sekret kelenjar Bowman berperan melarutkan bahan-bahan berbau. Kelenjar ini bersekresi terus menerus dan berfungsi untuk memperbaharui lapisan cairan di permukaan yang mencegah pengulangan rangsangan rambut-rambut olfaktoria oleh satu bau tunggal. C. Sinus Paranasal Paranasal

Sinus paranasal merupakan rongga-rongga berisi udara yang terdapat dalam tulangtulang tengkorak dan berhubungan dengan rongga hidung. Terdapat empat tempat si nus: 1. Maksilaris : rongga tulang hidung 2. Frontalis : rongga nasalis inferior 3. Sfenoidalis : rongga nasalis inferior 4. Etmoidalis : rongga nasalis yang berfungsi sebagai tapis Sinus ini diliputi oleh selaput lendir. Jika terjadi peradangan terhadap rongga hidung, lendir-lendir dari sinus paranasalis akan keluar, jika tidak dapat mengalir keluar akan menjadi sinusitis. Epitel yang membatasi sinus-sinus paranasal merupakan lanjutan dari epitel hidung dan juga adalah jenis epitel bertingkat silindris bersilia.

D. Sawar Udara-Darah

Sawar udara-darah meliputi bagian bagian-bagian yang dilalui oleh gas pada  pertukaran gas yang terjadi antara udara di dalam alveoli dengan darah dalam dalam kapiler paru. Bangunan-bangunan tersebut adalah: Satu, epitel permukaan paru yang tipis. Dua, ruang intersitial, di banyak tempat hanya berupa peleburan lamina basal epitel dan endotel. Tiga, endotel kapiler. Di samping itu masih terdapat selaput tipis cairan c airan yang membatasi alveol yang berisi surfaktan. Surfaktan berperan sebagai faktor antikolaps dan terutama penting bagi bayi; bila  jumlah surfaktan kurang mencukupi, maka maka bayi (terutama bayi prematur) dapat menderita  penyakit membran hialin atau sindrom gawat pernafasan, dengan dengan kegagalan alveoli untuk mengembang pada saat inspirasi dan alveoli kolaps pada saat ekspirasi. 6

E. Fungsi Sistem Pernafasan

Fungsi utama pernapasan adalah untuk melaksanakan pertukaran gas. Oksigen dalam  bentuk terlarut dari alveoli masuk ke dalam kapiler darah melalui sawar udara-darah dan karbon dioksida berjalan sebaliknya. Fungsi bagian penghantar adalah untuk menyaring, mencuci, melembabkan dan memanaskan atau mendinginkan udara inspirasi. Paru-paru juga berfungsi sebagai alat pembuangan, karena air ikut hilang di dalam udara. F. Fisiologi Penciuman

Bau yang masuk ke dalam rongga hidung akan merangsang saraf (nervus olfaktorius) dari bulbus olfaktorius, perasaan bergerak melalui traktus olfaktorius dengan perantaraan stasiun penghubung hingga mencapai daerah penerima akhir dalam pusat olfaktorius pada lobus temporalis otak di mana perasaan itu ditafsi rkan. Rasa penciuman dirangsang oleh gas yang dihisap dan kepekaan akan rasa tersebut mudah hilang bila pada bau yang hampir sama dengan waktu yang cukup lama. Reseptor penciuman berespons terhadap te rhadap bahan-bahan yang berkontak dengan epitel penciuman dan larut dalam lapisan tipis mukus yang melapisinya. Ambang penciuman untuk bahan-bahan tertentu diperlihatkan dalam tabel sebagai berikut: Bahan

Mg/L udara

Etil eter

5.83

Kloroform

3.30

Piridin

0.03

Oil of peppermint

0.02

Lodoform

0.02

Asam butirat

0.009

Propil merkaptan

0.006

Musk buatan

0.00004

Metil merkaptan

0.0000004

Misalnya Metil merkaptan, bahan yang memberi bau yang khas pada bawang putih, dapat tercium pada konsentrasi udara kurang dari 500 pg/L. Selain itu manusia dapat membedakan antara 2000 sampai 4000 bau. Di pihak lain,  pembedaan berbagai intensitas setiap bau adalah buruk. Konsentrasi bahan penghasil bau harus  berubah sekitar sekitar 30% sebelum adanya perubahan perubahan dapat terdeteksi. terdeteksi. Arah asal asal bau tampaknya tampaknya didasarkan pada perbedaan kecil dalam waktu kedatangan molekul bahan yang bersangkutan ke 2 lubang hidung. Ambang penciuman tergantung pada kelembapan udara dan suhu serta kondisi-kondisi yang lain. 7

Ada suatu pertanyaan menarik bagaimana suatu organ indera sederhana seperti mukosa  penciuman dan representasinya representasinya di otak, yang yang tampaknya tampaknya tidak rumit dapat dapat membedakan membedakan lebih dari 2000 macam bau. Sebagai perbandingan dengan indera pengecap, yang hanya dapat menentukan 4 rasa. Salah satu jawaban untuk pertanyaan ini adalah bahwa terdapat bermacam-macam reseptor bau, dan yang lain adalah bahwa sel-sel yang mengandung reseptor, yang mungkin hanya ada satu reseptor di sebagian besar sel, berproyeksi dalam berbagai pola di otak. G. Protein pengikat Bau

Berbeda dengan ambang untuk rangsangan penciuman yang rendah apabila membran mukosa olfaktorius utuh, reseptor-reseptor reseptor-reseptor penciuman yang telah dilakukan patch dilakukan patch clamped memiliki ambang yang relatif tinggi dan masa laten yang panjang. Selain itu, molekul lipofilik penghasil bau harus melewati mukus hidrofilik di hidung untuk mencapai reseptor. Kenyataankenyataan Kenyataankenyataan ini menimbulkan pandangan bahwa mukus penciuman mungkin mengandung satu atau lebih protein  pengikat bau (odorant (odorant binding protein, OBP) OBP) yang memekatkan memekatkan bau bau dan menyalurkannya menyalurkannya ke reseptor. reseptor. Saat ini telah berhasil diisolasi sebuah OBP 18-kDa yang khas untuk rongga hidung, dan protein yang terkait lainnya mungkin ada. Protein ini memiliki homologi yang cukup besar dengan protein lain dalam tubuh yang di kenal sebagai pembawa molekul-molekul molekul-molekul lipofilik kecil. Protein pengikat serupa  juga tampaknya tampaknya dengan pengecapan. pengecapan. H. Pembauan Hubungannya dengan Jenis Kelamin dan Ingatan

Pada banyak spesies hewan, terdapat t erdapat hubungan erat antara fungsi penciuman dan seksual, dan iklan-iklan parfum merupakan bukti yang nyata bahwa ada hubungan serupa juga terdapat pada manusia. Indera penciuman diakatakan diakatakan lebih halus pada wanita daripada pria, dan pada wanita paling halus adalah saat ovulasi. Penciuman Penciuman memiliki kemampuan yang unik membangkitkan ingatan j angka  panjang, suatu kenyataan kenyataan yang yang ditulis oleh para novelis novelis dan dibuktikan dibuktikan oleh para ahli psikolog experimental. 1. Menghirup atau mengendus (Sniffing  (Sniffing )

Jumlah udara yang mencapai daerah membran mukosa olfaktorius sangat meningkat dengan menghirup atau mengendus ( sniffing ). ). Tindakan mengendus yang mencakup kontraksi bagian bawah nares di septum untuk membantu mengarahkan arus udara ke atas. Mengendus adalah suatu respons semi refleks yang biasanya terjadi apabila ada bau baru yang menarik perhatian.

2. Peran Serat Nyeri di Hidung

Ujung-ujung bebas dari banyak serat nyeri trigeminus ditemukan di membran mukosa olfaktorius. Ujung-ujung ini dirangsang oleh bahan-bahan iritatif, dan komponen iritatif yang diperantarai saraf trigeminus merupakan merupakan bagian dari “bau” khas bahan tertentu seperti pepermint, mentol, dan klorin. Ujung-ujung ini juga berperan mencetuskan mencetuskan bersin, lakrimasi, inhibisi napas,dan respon refleks lain terhadap iritasi hidung.

3. Adaptasi

8

Secara umum diketahui bahwa apabila seseorang secara secara terus menerus terpajan bau tertentu (bahkan bau yang paling tidak mengenakkan), maka persepsi bau akan menurun dan akhirnya  berhenti. Fenomena Fenomena yang kadang-kadang kadang-kadang bermanfaat bermanfaat ini disebabkan oleh oleh adaptasi, atau atau desensitisasi, yang relatif cukup cepat pada penciuman. Adaptasi ini spesifik untuk bau tertentu yang sedang tercium, dan ambang untuk bau lain tidak berubah.

4. Kelainan

Kelainan menghidu antara lain l ain anosmia (hilangnya daya menghidu), hiposmia (berkurangnya (berkurangnya kepekaan menghidu), dan disosmia (distorsi daya menghidu). Pada manusia telah ditemukan beberapa lusin jenis anosmia yang berlainan; kelainan-kelainan ini diperkirakan disebabkan tidak adanya atau gangguan gangguan fungsi salah satu dari banyak anggota famili reseptor bau. Ambang penciuman meningkat meningkat seiring dengan pertambahan pertambahan usia, dan lebih dari 75% orang berusia di atas 80 tahun mengalami gangguan mengidentifikasi bau. Rasa penciuman akan lemah bila selaput lendir hidung sangat kering, basah atau membengkak seperti waktu influneza.

9

BAB II ALAT PENGECAP (LIDAH)

Alat pengecap ini pada manusia hanya terdapat di lidah. Tetapi pada hewan di seluruh mulut,  bahkan ada yang yang mempunyai mempunyai alat ini di kulitnya. Lidah Lidah mempunyai mempunyai hubungan yang yang sangat sangat erat dengan indera khusus pengecap. Gerakan lidah mempunyai 2 gerakan khusus, yaitu: 1. Otot instrinsik melakukan gerakan halus. 2. Otot ekstrinsik melaksanakan gerakan-gerakan kasar pada waktu mengunyah dan menelan. A. Lokasi Kepekaan Pengecapan

Mulut merupakan organ yang berongga, bagian dari alat untuk memasukkan makanan, pengolah, dan proses penelan. Fungsi mulut sebagai proses makan juga dapat berfungsi lain, untuk  bernapas. Mulut Mulut menjadi bagian bagian dari bibir dan pipi pipi yang kemudian kemudian mengarah pada tenggorokan. Mulut menjadi pelindung dari lidah terhadap lingkungan luar.

Lidah terletak pada dasar mulut, ujung serta pinggiran lidah  bersentuhan dengan dengan gigi, dan terdiri terdiri dari otot serat lintang lintang yang dilapisi oleh oleh selaput lendir yang yang dapat digerakkan ke segala arah. Puting kecap terdiri atas sekitar 40 sel-sel epitel yang t elah mengalami mengalami modifikasi yang kemudian dinamakan sel-sel kecap. Sel-sel ini terus menerus diganti. Ada sel yang muda dan ada sel yang matang yang akan segera terlepas. Masa hidup setiap sel kecap sekitar 10 hari.

Selaput lendir atau membran mukosa selalu lembab. Permukaan atas yang seperti  beludru dan ditutupi ditutupi papil-papil (papila). Puting Puting kecap atau kuncup perasa ini, selain di li dah juga terdapat di langitlangit dan faring. Selain terdapat kuncup perasa terdapat juga bermuatan  putingputing pengecap. pengecap. Setiap tiga atau atau empat jenis  papil terdapat puting puting kecap. Macam Macam pengecap pengecap terbagi atas 4 bagian, yaitu:

1. Pertama, rasa manis dan asin, rasa ini i ni terdapat di ujung lidah. Meskipun demikian sebenarnya pada ujung lidah dapat menerima semua rasa. 2. Rasa asin, terdapat pada ujung, samping kiri dan kanan lidah. Pada bagian ini khususnya pada rasa asam dapat dirasakan pada tepi lidah.

3. Asam, terletak pada samping kiri dan kanan lidah 4. Pahit, terletak pada pangkal lidah. Individu bisa saja menyatakan bahwa rasa makanan yang dikecap pada lidah memiliki rasa lain. Pengecapan ini merupakan kombinasi dari berbagai macam bagian-bagian rasa yang terjadi. Punggung lidah bersifat relatif tidak dapat menerima sesuatu modalitet. Perangsang pada lidah adalah

10

 benda-benda yang dapat larut. larut. Bahan-bahan Bahan-bahan yang dapat dapat larut dalam cairan mulut inilah inilah yang membasahi reseptor-reseptor tersebut.

Terjadi beberapa kasus, terdapat individu yang memiliki rangsangan rangsangan untuk  perasaan nyeri, nyeri, seperti misalnya, misalnya, saus pedas. pedas. Organ hidung juga berperan terhadap keseluruhan sensasi yang dihasilkan oleh makanan , konsistensi atau tekstur dan suhu serta rasa makanan. Makanan yang memiliki aroma tertentu membuat mulut mengeluarkan air liur yang berlebihan. Padahal aroma tersebut dicium dari hidung. Hal i ni disebabkan ada bagian yang disebut dengan nasofaring yang berhubungan dengan hidung dan mulut. B. Fungsi alat pengecap

Fungsi  alat pengecap, pertama, untuk merasakan arti makanan yang enak atau tidak enak sebagai organ pengecap. Kedua, membantu dalam mengunyah makanan. Ketiga, membantu dan menelan. Keempat, Keempat, sebagai alat bantu untuk berbicara. Fungsi lainnya sebagai alat reflek, dengan adanya rasa asam, asin, pahit, manis dan sebagainya, maka getah cerna akan keluar. C. Fungsi Saliva (Kelenjar Ludah)

Fungsi saliva atau kelenjar ludah sebagai fungsi yang bersifat mekanis. Fungsi pertama, mencampur ludah dengan makanan sehingga menjadi lunak setengah cair dan mudahditelan. Kedua adalah sebagai fungsi kimia. Enzim  ptialin mengubah mengubah hidrat arang menjadi menjadi maltose, enzim maltoze menjadi glukosa. Fungsi ketiga, membasahi lidah,  pipi dan langit-langit (palatum) (palatum) yang yang penting dalam proses  berbicara. Fungsi Fungsi keempat, keempat, melarutkan makanan yang kering hingga hingga dapat dirasakan. dirasakan. Misalnya: gula gula dan garam. Terakhir, mencegah gigi menjadi karies, mengubah suasana asam yang ditimbulkan oleh  bakteri pembusuk. pembusuk.

Kelenjar  saliva   saliva dihasilkan secara refleks, makanan yang masuk ke dalam mulut. Kondisi  pengeluaran air air ludah pada makanan makanan ini adalah hasil dari kondisi belajar. belajar. Pengeluaran Pengeluaran saliva ini juga dipelajari dari individu yang melihat, membau dan berpikir tentang makanan. Bila makanan ada dalam mulut atau kita mencium bau makanan maka akan keluar saliva atau yang disebut sekresi psikis yang akan merangsang nervus olfaktorius dan nervus glossofaringus. glossofaringus. Air liur sendiri sebagai wujud air dalam jumlah besar berguna melembabkan dan melunakkan makanan. Lendir itu sendiri berfungsi melumasi dan melunakkan serta membuat benda tersebut lebih fleksibel di dalam mulut.

11

D. Sensasi yang dirasakan oleh lidah li dah

1. Haus

Rasa sensasi haus diproyeksikan pada faring, reseptornya tidak diketahui dengan pasti sedangkan serabut eferennya eferennya melalui nervus glossofaringeus glossofaringeus saraf IX. Pusatnya tidak diketahui, sensasi haus merupakan pelindung untuk segera minum. 2. Sensasi Lapar

Sensasi lapar diproyeksikan pada lambung l ambung biasanya bersamaan bersamaan dengan kontraksi ritmis yang kuat dari otot-otot lambung yang timbul periodik tiap 30-60 menit sekali. Reseptor lapar terletak diantara otot-otot lambung serabut eferen melalui nervus vagus dan pusat lapar yang tidak di ketahui dengan jelas. Sensasi-sensasi Sensasi-sensasi lain adalah kombinasi dari 4 macam modalitet itu. Waktu orang mengecap sesuatu mungkin juga disertai oleh sensasi dari pancaindera lain. Misalnya, bau makanan yang diberi vanili, pewarna makanan yang menarik mata untuk dilihat dan lain-lain. Guna memeriksa memeriksa modalitet  pengecap, digunakan: digunakan:

a. Gula - sacharose, maltosa, laktosa, glukosa. Rasa penimbul yang lain adalah kloroform, garam berilium, berbagai amida asam aspartat. Untuk pemanis buatan sakarin, aspartam dan garam-garam garam-garam timah. Rasa ini untuk penimbul rasa manis.

 b. Garam (Na Cl) untuk rasa asin. c. Jeruk asam dari asam (acid), adam-asam organik dan asam mineral dengan konsentrasi H untuk asam d. Kina sulfat, senyawa organik lain adalah morfin, nikotin, kafein dan urea. Rasa ini disebabkan adanya kation untuk pahit. E. Ambang Kecap dan Pembedaan Intensitas

Reseptor  atau  atau penerima dari alat pengecap terdapat pada suatu alat yang berbentuk tombol atau knop yang disebut: „gemma gustatoria‟, suatu benda-benda benda-benda bulat yang terdapat di permukaan permukaan lidah. Dalam gemma gustatoria ini terdapat dua macam sel yang dinamakan: dinamakan: sel neuroepithel dan sel  penyokong.

Kelenjar  ludah  ludah mengeluarkan ½ liter dalam 24 jam dalam mengolah enzim amilase, sebagai katalisator dalam perubahan karbohidrat menjadi monosakarida dan disakarida. Perbedaanmanusia dalam membedakan membedakan intensitas rasa, seperti pada intensitas penciuman, relatif kasar. Diperlukan  perubahan konsentrasi konsentrasi bahan bahan sebesar 30% 30% sebelum perbedaan perbedaan intensitas intensitas dapat dideteksi. dideteksi. Papil  pengecap berespons berespons pada bahan-bahan bahan-bahan yang masing-masing masing-masing konsentrasi konsentrasi ambangnya ambangnya bervariasi. bervariasi.

Pada pengecap kita jumpai pula minimum perangsang yang masih dapat dikecap. Ternyata ada beberapa benda yang dapat dikecap oleh beberapa orang, tetapi tidak dapat dirasakan oleh orang lain. Lain dari itu sesuatu benda dapat memberikan memberikan sensasi yang berlainan kepada beberapa orang, misalnya: minum bir, untuk beberapa orang pahit, tetapi untuk beberapa orang lagi tidak merasakan apa-apa.

12

F. Faktor Genetik, Tipuan Kimia dan Kelainan-kelainan

Pada manusia terdapat variasi menarik dalam kemampuan merasakan feniltiokarbamid (PTC). Dalam larutan encer, PTC terasa asam bagi sekitar 70% populasi Kaukasus. Sedangkan sisanya merasakan tidak demikian. Ketidakmampuan merasakan PTC diwariskan sebagai sifat yang resesif otonom. Pemeriksaan sifat-sifat ini berguna dalam penelitian-penelitian mengenai genetik manusia. Terdapat protein yang dapat mengubah rasa. Rasa asam dapat diubah menjadi terasa manis. Protein ini disebut dengan mirakulin.

Kelainan pengecapan antara lain ageusia (hilangnya daya pengecapan), pengecapan), hipogeusia (berkurangnya kepekaan pengecapan), dan disgeusia (distori daya pengecapan). Berbagai penyakit dapat menimbulkan hipogeusia. Selain itu, obat-obatan misalnya kaptopril dan penisilamin, yang mengandung gugus sulfhidril, menyebabkan menyebabkan hilangnya sensasi kecap sementara. Penyebab Penyebab efek dari senyawa sulfhidril ini tidak diketahui.

13

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF