Makalah Ikan Hiu Putih
November 27, 2017 | Author: Nurafni Khaer Fatha | Category: N/A
Short Description
Tugas Zoologi Vertebrata...
Description
MAKALAH ZOOLOGI VERTEBRATA HIU PUTIH (Carcharodon carcharias)
KELOMPOK VI KELAS BIOLOGI SAINS 2014 : 1. FATRIANA 2. NURAFNI KHAER FATHA 3. ISPAYANI S.
1414140004 1414142001 1414142012
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TAHUN AKADEMIK 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setidaknya, dikenal empat kelas ikan dan vertebrata sejenis ikan, antara lain kelas Agnatha atau vertebrata tidak berahang yang diwakili Ostrachodermi (punah) dan yang masih ada adalah Cyclostomata (lamprey dan hag fishes), ikan purba berahang keras Placodermi (punah), kelas Chondrichthyes atau ikan tulang rawan (ikan hiu, pari dan chimaera) dan kelas Osteichthyes atau ikan tulang sejati. Dua kelas terakhir dikelompokkan dalam superkelas pisces. Pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes) kulitnya tegar dan diliputi oleh sisik placoid dengan banyak kelenjar mukosa, mulut terlatak sebelah ventral dari kepala. Juga merupakan vertebrata rendah yang memiliki columna vertebralis sempurna yang terpisah satu sama lain sehingga mudah membengkokkan tubuhnya. Kecuali itu telah memiliki tulang rahang dan beberapa pasang appendage berupa pina (sirip). Hampir semuanya predacious, hidup di laut. Nenek moyangnya dikenal dari fosil-fosil yang berupa sisa-sisa tulang gigi, tulang jari sirip dan sisik. Ikan itu vertebrata aquatis dan bernafas dengan insang (beberapa jenis ikan bernafas dengan alat tambahan berupa modifikasi gelembung renang/ gelembung udara). Mempunyai otak yang terbagi menjadi regio-regio. Otak itu dibungkus dalam kranium (tulang keras) yang berupa kartilago (tulang rawan) atau tulang menulang. Ikan Hiu adalah sekelompok (superordo Selachimorpha) ikan dengan kerangka tulang rawan yang lengkap dan tubuh yang ramping. Mereka bernapas dengan menggunakan lima liang insang (kadang-kadang enam atau tujuh, tergantung pada spesiesnya) di samping, atau dimulai sedikit di belakang, kepalanya. Hiu mempunyai tubuh yang dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi kulit mereka dari kerusakan, dari parasit, dan untuk menambah dinamika air. Mereka mempunyai beberapa deret gigi yang dapat digantikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan pembahasan lebih lanjut mengenai spesies dari Chondrichthyes, salah satunya Hiu Putih (Carcharodon carcharias) agar kita mampu membedakan ikan bertulang rawan dengan ikan yang lainnya serta spesifikasi mengenai hewan Chondricthyes ini. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana klasifikasi dari Ikan Hiu Putih (Carcharodon carcharias) ? 2. Bagaimanakah ciri-ciri, habitat, dan penyebaran dari Ikan Hiu Putih (Carcharodon carcharias) 3. Bagaimanakah morfologi, anatomi, dan fisiologi dari Ikan Hiu Putih (Carcharodon carcharias)? 4. Bagaimanakah siklus hidup Ikan Hiu Putih (Carcharodon carcharias)? 5. Apa saja manfaat dari Ikan Hiu Putih (Carcharodon carcharias)? 6. Bagamaina dengan pembudidayaan Ikan Hiu Putih (Carcharodon carcharias)? C. Tujuan Tujuan penulisan makalah berdasarkan rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui klasifikasi dari Ikan Hiu Putih (Carcharodon carcharias). 2. Untuk mengetahui ciri-ciri, habitat, dan penyebaran dari Ikan Hiu Putih (Carcharodon carcharias) . 3. Untuk mengatahui morfologi, anatomi, dan fisiologi dari Ikan Hiu Putih (Carcharodon carcharias). 4. Untuk mengetahui bagaimana siklus hidup Ikan Hiu Putih (Carcharodon carcharias). 5. Untuk mengetahui manfaat dari Ikan Hiu Putih (Carcharodon carcharias). 6. Untuk mengetahui pembudidayaan Ikan Hiu Putih (Carcharodon carcharias).
BAB II PEMBAHASAN
A. KLASIFIKASI Hiu putih (nama ilmiah Carcharodon carcharias, juga dikenal sebagai hiu putih besar, pointer putih, hiu putih, atau si putih yang mematikan), adalah hiu lamniform besar yang ada di pesisir perairan di seluruh permukaan lautan utama. Hiu putih besar dikenal karena ukurannya, dengan individu terbesar yang panjang tubuhnya mendekati atau bahkan melampaui 6 meter (20 kaki), dan dengan berat sebesar 2.268 kg (5.000 lb). Hiu jenis ini akan mencapai kedewasaan saat berumur 15 tahun, dan dapat hidup sekitar 30 tahun (Fergusson, 2000). Hiu putih ini bisa dibilang hiu terbesar yang dikenal di dunia dan merupakan salah satu predator utama untuk mamalia laut. Selain itu, ia juga memangsa berbagai hewan laut lainnya, termasuk ikan, pinnipeds, dan juga burung laut. Spesies yang dikenal dari genus Carcharodon ini, berada pada peringkat pertama dalam daftar jumlah serangan hewan yang tercatat pada manusia. IUCN (International Union for Conservation of Nature) memperlakukan hiu putih sebagai spesies yang hampir punah, walau termasuk dalam Appendix II dari CITES (Fergusson, 2000).
Sumber: Wikipedia
B. CIRI-CIRI, HABITAT, DAN PENYEBARAN 1. Ciri-Ciri Hiu Putih adalah salah satu hewan yang termasuk anggota Condrichthyes (ikan bertulang rawan). Hiu memiliki ciri-ciri utama yaitu : a.Vertebrae hiu lengkap dan terpisah. b.Rahang hiu dapat di gerakkan. c.Hiu memiliki anggota gerak berpasangan. Adapun ciri khas Ikan Hiu adalah sebagai berikut: a. Kulit dengan sisik plachoid dengan kelenjar mucus. b. Mulut ventral dilengkapi gigi email. Cekungan hidung satu sampai dua tanpa ada hubungan dengan rongga mulut, memiliki rahang atas dan bawah. c. Skeleton berupa tulang rawan tidak ada tulang keras, vertebrae lengkap dan terpisah. d. Hewan berdarah dingin, suhu tubuh mengikuti suhu lingkungan. Bagian tubuh Ikan Hiu bila diamati dari luar yaitu: a. b. c. d.
Kepala meruncing kearah anterior Mulut transversal Mata Insang jumlah 5-7 yang masing masing lamelanya terpisah, tidak ada gelembung
udara atau vesica natatoria. e. Sirip 2. Habitat dan Penyebaran
Hiu putih pada dasarnya penghuni lempeng samudera, menjelajah melintasi perairan yang relatif dangkal baik didekat permukaan atau dekat dengan bagian bawah. Mereka juga ditemukan di pulau-pulau sepanjang samudra dan perairan pantai teluk dan bahkan pernah tertangkap pada rawai di perairan dalam sejauh 4.199 ft (1.280 m). Sanggup menjelajah di area pelagis (AlQarni, 2013). Di Seluruh Dunia di pesisir perairan laut, dan juga di sekitar pulau-pulau samudra tropis, tetapi lebih umum pada daerah beriklim dingin dan hangat. Dibandingkan dengan spesies hiu yang lain tampaknya jarang atau tidak ada di sebagian besar
Samudera Hindia barat, Indonesia, dan daerah tropis Amerika Tengah. Paling umum terdapat di California, Australia, dan Afrika Selatan (AlQarni, 2013). C. MORFOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI
1. Morfologi Menurut Elita (2014), morfologi ikan hiu adalh sebagai berikut. a. Gigi Gigi pada hiu yang berada di gusi tidak menempel di rahang secara langsung dan gigi tersebut bisa diganti setiap waktu. Di beberapa baris gigi pengganti tumbuh jalur di bagian dalam rahang dan terus bergerak maju seperti ikat pinggang. Beberapa hiu dapat kehilangan sekitar 30.000 lebih gigi semasa hidupnya. Tingkat pergantian gigi bervariasi dari sekali setiap 7-8 hari sampai beberapa bulan. Pada sebagian besar spesies gigi yang diganti satu persatu, kecuali hiu cookiecutter yang mengganti seluruh barisan gigi sekaligus. Bentuk gigi hiu dipengaruhi pada pola makan. Misalnya hiu yang memakan moluska dan krustasea memiliki gigi yang rata dan padat yang berguna untuk menghancurkan, hiu yang memakan ikan-ikan memiliki gigi yang seperti jarum yang berguna untuk mencengkeram, dan mereka yang memakan mangsa yang lebih besar seperti mamalia memiliki gigi yang lebih rendah untuk mencengkeram dengan gigi atas berbentuk segitiga dengan tepi bergerigi untuk memotong. Gigi b.
pemakan plankton seperti hiu basking lebih kecil dan non-fungsional. Kerangka
Kerangka hiu berbeda dengan tulang ikan dan vertebrata darat. Hiu dan ikan bertulang rawan lainnya memiliki kerangka yang terbuat dari tulang rawan dan jaringan ikat. Tulang rawan yang fleksibel dan tahan lama ini memiliki setengah kepadatan pada tulang. Hal ini mengurangi berat kerangka dan hemat energy. Hiu juga tidak memiliki tulang rusuk sehingga di darat hiu dapat menghancurkan berat c.
badannya sendiri. Rahang Rahang hiu tidak melekat pada kranium. Permukaan rahang hiu dan lengkungan tulang insangnya membutuhkan penopangan ekstra karena paparan yang berat untuk fisik hiu serta butuh kekuatan yang besar. Bagian ini mengandung lapisan heksagonal piring kecil yang disebut “tesserae”, yang merupakan blok Kristal garam kalsium yang diatur menjadi mosaik. Hal ini memberikan banyak kekuatan pada daerah-daerah tertentu, yang juga sama seperti hewan lain. Umumnya hiu hanya memiliki satu lapisan tesserae, tapi untuk spesies yang besar seperti hiu banteng,hiu harimau, dan hiu putih besar, terdapat dua sampai tiga lapisan bahkan lebih, tergantung ukuran tubuhnya. Khusus hiu putih besar, rahangnya dapat mencapai lima lapisan. Pada moncongnya, tulang rawannya
d.
memiliki kemampuan spons dan fleksibel untuk menyerap kekuatan tekanan. Sirip Kerangka sirip hiu memiliki bentuk yang memanjang dan lembut serta tidak bersegmen, yang bernama ceratotrichia, filament protein keratin elastis yang menyerupai tanduk di rambut dan bulu. Kebanyakan hiu memiliki delapan sirip. Hiu hanya bisa menjauh dari benda-benda yang berada di depannya karena sirip
e.
mereka tidak memungkinkan mereka untuk bergerak menuju ekor pertama mereka. Kulit Berbeda dengan ikan bertulang belakang lainnya, hiu memiliki korset kulit kompleks yang terbuat dari serat kolagen fleksibel dan diatur sebagai jaringan heliks di sekitar tubuh mereka. Bagian ini bekerja sebagai kerangka luar yang memberi lampiran untuk otot renang mereka sehingga dapat menghemat energi. Pada zaman dulu kulit hiu telah digunakan sebagai amplas. Kulit gigi mereka
f.
memberi keuntungan hidrodinamik karena mengurangi turbulensi saat berenang. Ekor Bentuk ekor hiu dipengaruhi lingkungan sehingga bentuknya bervariasi dari satu jenis dengan jenis lainnya. Ekor berguna dalam memberi dorongan, memberi
kecepatan dan percepatan tergantung bentuk ekornya. Hiu memiliki sirip ekor heterocercal di mana bagian punggungnya biasanya terasa lebih besar dibandingkan bagian ventral. Hal ini disebabkan ruas tulang belakang hiu meluas ke bagian dalam punggung sehingga memberikan area permukaan yang lebih besar untuk lampiran otot. Hal ini memungkinkan gerak yang lebih efisien pada ikan bertulang rawan apung negatif. Sebaliknya, ikan memiliki tulang yang paling menyerupai sirip caudal homocercal. Ekor hiu harimau memiliki lobus atas yang besar yang memberikan daya maksimum untuk penjelajahan lambat atau ledakan kecepatan mendadak. Hiu harimau mampu memutar dan mengubah arah di dalam air dengan mudah ketika berburu untuk mendukungnya mendapat makanan, sedangkan porbeagle, yang berburu ikan bergerombolan seperti makarel dan herring memiliki lobus yang lebih besar dan rendah untuk membantu mengimbangi kecepatan renang mangsanya. 2. Anatomi dan Fisiologi
Anatomi internal tubuh hiu berbeda dengan ikan yang memiliki tulang sejati (tulang keras). Salah satu perbedaan utama adalah bahwa semua hiu memiliki kerangka kartilago. Penyayatan perut dari panggul sirip ke sirip dada organ pertama ditemui adalah hati. Hati menempati sebagian besar rongga tubuh hiu. Hati
hiu berukuran besar, lembut dan berminyak. Organ ini terdiri dari hingga 25% dari total berat badan (Elita, 2014). Hati hiu memiliki dua fungsi. Yang pertama adalah sebagai penyimpan energi karena semua cadangan lemak disimpan di sini. Fungsi kedua hati adalah untuk organ hidrostatik. Pelumas yang lebih ringan dari air disimpan dalam hati. Hal ini mengurangi kepadatan sehingga memberikan daya apung tubuh untuk mencegah tenggelamnya hiu. Selain hati, lambung dapat dilihat di dalam rongga tubuh. Di dalam perut hiu sering ditemukan isi makanan terakhir (Elita, 2014). Perut hiu sendiri berakhir pada penyempitan yang disebut pilorus, yang mengarah pada duodenum dan kemudian ke katup spiral usus. Katup spiral usus adalah organ yang digulung secara internal berfungsi meningkatkan luas bidang permukaan untuk membantu penyerapan nutrisi. Katup spiral usus bermuara di rektum dan anus yang pada gilirannya akan bermuara di kloaka. Kloaka adalah ruang tempat saluran pencernaan, saluran kemih dan saluran kelamin yang terbuka ke luar (Elita, 2014). Di dalam rongga tubuh juga terdapat pancreas yang merupakan kelenjar pencernaan dengan dua lobus merah muda. Selan itu terdapat dua organ lain yang tidak termasuk dalam sistem pencernaan. Yang pertama adalah limpa, yang merupakan organ gelap di dekat perut yang dimiliki oleh sistem limfatik. Yang kedua adalah kelenjar dubur, organ kecil yang terbuka oleh saluran ke dalam anus. Karena berfungsi sebagai kelenjar garam, membuang kelebihan natrium klorida (garam) dari darah (Elita, 2014). Menurut Destyani dkk (2014), sistem yang ada pada ikan hiu adalah sebagai berikut. a. Sistem Rangka
Hiu serta anggota kelas Chondrichthyes lainnya memiliki tulang kartilago cranium sempurna, organ pembau dan kapsul otak bergabung menjadi satu. Eksoskeleton hiu merupakan mantel keras seperti email pada gigi vertebrata. Di bawah lapisan tersebut terdapat beberapa lapisan tulang sponge dan di bawahnya lagi terdapat tulang padat. Kartilago palate-quadrat dan kartilago Meckel adalah tulang rawan yang akan membentuk rahang atas dan rahang bawah. Rahang hiu bersendi pada tulang ke posterior atau pada elemen hiomandibula dari lengkung insang kedua.
Umumnya struktur (alat gerak) hiu bagian depan lebih rumit daripada belakang. Alat gerak hiu berupa sirip. Tulang di bagian ventral dari pusat sirip ikan hiu disebut korakoid, sedangkan yang memanjang ke arah dorsal di bagian tepi sirip
disebut skapula. Selanjutnya untuk kelompok ikan ini, tulang gigi berasal dari dermal. Tulang-tulang panggul hiu lebih sederhana daripada bagian gelang bahu dan hampir melekat pada columna vertebralis. b. Sistem Peredaran Darah Hiu Sistem peredaran darah/sirkulasi pada ikan hiu merupakan sistem sirkulasi tunggal. Jantung hiu terdiri atas atrium, ventrikel, sinus venosus, conus arteriosus yang keluar dari ventrikel. Jantung ikan hiu hanya terisi darah yang yang tidak mengandung oksigen. Darah dari jantung hiu dipompa menuju ke insang untuk di isi oksigen kemudian diedarkan keseluruh tubuh.
Jantung ikan hiu hanya memiliki dua bilik yaitu atrium dan ventrikel. Dengan konus atau bulbus arteriosus. Sebelum memasuki atrium terlebih dahulu melewati sinus venosus, dari atrium darah kemudian di salurkan ke ventrikel. Kemudian di pompa kearah konus arteriosus menuju ke aorta ventral. Dari aorta ventral darah disalurkan ke insang. Melewati arteri brankia aferentia, selanjutnya dari arteri brankia eferen darah mengumpul pada aorta (arcus aortikus)yang akan menjadi aorta ventral dan dorsal. Pada saat perkembangan embio, hiu memiliki 6 buah lengkung aorta, meskipun pada perkembangan selanjutnya tereduksi atau mengalami modifikasi. Sinus venosus menerima darah dari vena hepatika dan vena kardinalis yang merupakan gabungan pembuluh vena kardial anterior dan posterior. Darah dari kepala hiu dikumpulkan oleh vena kardial anterior dan darah dari ginjal dikumpulkan oleh vena jardinal posterior. Pembuluh cuvier adalah pembuluh vena latero abdominalis yang menerima darah dari dinding tubuh dan alat gerak. Sistem portalrenalis terdiri dari vena kaudal dan dua pembuluh portal ginjal. Sistem portal hepatic mengalirkan darah dari lambung dan usus kemudian kembali ke hati sesudah itu masuk ke sinus venosus melalui vena katup untuk mencegah darah kembali ke jantung. c. Sistem Respirasi Hiu
Insang merupakan ciri pernafasan pada ikan pada umunya, termasuk hiu. Secara embriologis celah insang hiu tumbuh sebagai hasil dari serentetan evaginasi faring yang tumbuh ke luar dan bertemu dengan envaginasi dari luar. Setiap kali mulut hiu dibuka maka air dari luar akan masuk ke faring kemudian keluar lagi melalui celah insang. Peristiwa keluar masuknya air ini melibatkan kartilago sebagai penyokong filament insang. Ikan hiu memiliki 5-7 pasang celah insang ditambah pasangan celah anterior non respirasi yang disebut dengan spirakel. d. Sistem Pencernaan Hiu
Sistem pencernaan hiu terdiri dari mulut. Farink, esofagus yang pendek, Lambung, usus dan bermuara ke anus ; 1) Mulut trasversal diperkuat oleh gigi yang sama dengan sisik placoid. Gigi setiap kali tanggal diganti dengan gigi yang baru.Mulut merupakan tempat masuknya makanan.hiu memiliki gigi yang berkembang dengan baik yang membuatnya ditakut oleh organism lain. 2) Farink terdapat celah insang dan spirakel. 3) Kerongkongan, Ikan hiu memiliki kerongkongan yang yang pendek dan lebar hampir tidak terlihat dari lambung. 4) Lambung, Merupakan tempat pancernaan secara kimia dan mekanik. 5) Usus memiliki klep spiral yang berfungsi memperluas bidang penyerapan dan memperrpanjang proses digesti. 6) Rectum, dari usus makanan kemudian disalurkan ke rectum dan kloaka. Dari kloaka sisa sisa makanan nantinya disalurkan keluar tubuh. Selain berfungsi sebagai tempat pengeluaran sisa makanan kloaka juga berfungsi sebagai tempat pengeluaran kencing dan sebagai saluran reproduksi. e. Sistem Eksresi Hiu
Sistem eksresi pada ikan hiu terdiri dari sepasangan ginjal Urine dikumpulkan dalam tubulus segmental lalu menuju ke ureter dikeluarkan kepapila urogenitalis dan bermuara di kloaka bagian dorsal. f. Sistem Reproduksi Hiu Hiu secara seksual dimorfik dimana ada perbedaan visual antara jantan dan betina. Hiu jantan memiliki panggul yang dimodifikasi menjadi claspers sirip pelvis yang digunakan untuk pengiriman sperma. Gulungan Claspers terbentuk dari tulang rawan. Hiu jantan juga telah memiliki testis. Testis internal terletak di ujung anterior tubuh di dalam rongga organ epigonal. Kantung kemih dan saluran reproduksi bergabung bersama untuk membentuk sinus urogenital. Dari sinus urogenitak ini akhirnya sperma dilepaskan ke dalam alur dari claspers dan kemudian disampaikan ke betina selama kopulasi. Pada hiu betina memiliki ovarium internal yang ditemukan di anterior dalam rongga tubuh dan berpasangan. Ovarium kiri sering lisis atau tidak ada telur. Sekali telur dilepaskan dan dibuahi, sebuah horny shell atau membran dikeluarkan disekitar membran ketika telur melewati kelenjar. Beberapa hiu menghasilkan sebuah shell yang tangguh dan dapat melindungi anaknya. Dalam spesies lain telur berkenbang dan menetas didalam rahim betina. Telur yang dihasilkan oleh tiap spesies sangat bervariasi. Ukuran diameter telur hiu sekitar 60 atau 70 mm dan terbungkus dalam kulit hingga diameter keseluruhannya dapat mencapai 300 mm.
Selama sanggama hiu jantan dan betina berhadapan. Hiu jantan memasukkan salah satu claspers ke dalam kloaka betina. Sperma terkandung dalam paket sperma yang disebut spermatophores. Sperma ini kemudian disalurkan ke hiu betina melalui saluran clasper. Perbedaan lain antara hiu jantan dan betina dari beberapa spesies ikan hiu adalah ketebalan kulit mereka. Kulit hiu biru betina hampir dua kali lebih tebal dibandingkan hiu jantan. Hal ini diyakini karena kekejaman perkawinan. Jantan akan sering menggigit betina selama kopulasi sehingga meninggalkan hiu betina dengan keadaan luka. Tanpa ketebalan ekstra betina kulit bisa terluka parah. Ada tiga model reproduksi dalam hiu. Secara umum kebanyakan hiu bersifat ovovivipar, namun ada beberapa hiu yang bertelur. Bentuk yang paling maju disebut viviparity. Hal ini terjadi ketika hiu betina menyediakan makanan bagi embrio yang ada dalam tubuhnya. Makanan ini disebut sebagai sekresi susu uterus atau melalui koneksi plasenta. Reproduksi hiu yang kedua disebut ovoviviparity. Hal ini mirip dengan viviparity karena telur dibuahi, menetas dan berkembang di dalam tubuh hiu betina kemudian anak di lahirkan. Dalam hal ini embrio tidak menerima makanan langsung dari ibunya melainkan dari cadangan makana daris sel telur. Cara reproduksi hiu yang terakhir adalah oviparity. Telur hiu diletakkan di ganggang atau koral. Setelah telur aman telur tidak menerima perlindungan atau makanan dari induknya. g. Sistem Saraf pada Hiu
1) Systema Nervossum Central (SNC) yang terdiri dari otak dan Medulla Spinalis. 2) Systema Nervossum Peripherium (SNP) yang terdiri dari 10 pasang Nervus Cranialis dan Nervus Spinalis. 3) Systema Nervus Otonom (SNO) yang terdiri dari Nervus Sympaticus dan Nervus Parasympaticus yang bekerja antagonis.
f. Sistem Indera Sistem indera terdiri dari sacous olfactorius atau cekungan hidung, organon vesus atau mata, organon auditorius yang berfungsi untuk mendengar, dan gurat sisi.
3. Bentuk Adaptasi Ikan Hiu
a.
Adaptasi Morfologi 1) Tubuh streamline 2) Memiliki sirip dorsal, sirip pelvik, sirip anal, sirip kaudal, dan sirip pektoral, untuk berenang. 3) Memiliki gigi yang tajam, untuk merobek-robek mangsanya. 4) Tubuh bagian atas berwarna gelap/sesuai dengan warna air laut dan tubuh
b.
bagian bawah berwarna cerah/putih, untuk berkamuflase. Adaptasi Fisiologi 1) Mengeluarkan urin yang lebih pekat dan sedikit, untuk menurangi kepekatan cairan tubuhnya dan untuk mengimbangi banyaknya air yang keluarnya dari dalam tubuhnya. 2) Memiliki reseptor pada gurat sisi dan ampula lorenzini, untuk mendeteksi medan elektrik yang lemah yang dihasilkan oleh denyut jantung, gerakan insang dan otot-otot renang mangsa empuknya. 3) Telinga hiu dilengkapi oleh sel yang peka terhadap tekanan disepanjang tiap sisi tubuhnya, untuk mendeteksi gerakan meronta dari ikan lain. 4) Darah mereka yang hangat, mempercepat pencernaan dan menambah kekuatan
c.
serta ketahan mereka. Adaptasi Tingkah Laku 1) Berenang sampai mendekati pantai untuk menemukan mangsa (anjing laut, penguin, dan lain-lain) 2) Berenang dengan sangat cepat sampai mencapai 88 km/jam, untuk mengejar
mangsanya yang gesit dan cepat D. SIKLUS HIDUP
Menurut Hapsari (2016), kebanyakan Hiu adalah ovovivipar, yang berarti bahwa telur dierami dan menetas di dalam oviduk tubuh induknya, dimana kuning telur (yolk) menjadi nutrisi utama embrio. Hiu ovovivipar disebut juga sebagai hiu aplacental vivipar yang berarti melahirkan tanpa plasenta (ariari). Hiu ovovivipar ini terbagi 3 tipe, yaitu : 1. Aplacental variasi kantung yolk, artinya selama inkubasi emrio di dalam uterus ibunya, mereka mendapatkan makanan hanya dari kuning telurnya saja, tidak memiliki tambahan nutrisi selain dari yolk atau kuning telur. 2. Aplacental dengan uterus villi atau trophonemata dimana embrio mendapatkan makanan dari yolk dan juga tambahan dari cairan sekresi histotroph atau dikenal juga dengan istilah susu uterus.
3. Aplacental dengan oophagy dan kanibalisme. Maksudnya, begitu telur menetas, sang anak akan mencari makan. Anak hiu ini akan memakan telur-telur yang belum dibuahi (oophagy) atau bahkan memakan adikadiknya (kanibalisme). Sehingga pada beberapa jenis hiu sangat sedikit anak hiu yang mampu bertahan sampai kelahiran mereka karena bentuk kanibalisme yang terjadi sebelum mereka keluar. Ini dilakukannya untuk mencapai ukuran relatif besar sebelum dilahirkan. Hiu-hiu ovovivipar kebanyakan melahirkan anaknya di daerah aman, seperti teluk, mulut sungai dan daerah karang dangkal. Mereka memilih area tersebut untuk perlindungan dari predator (terutama hiu lainnya). Anak hiu akan berenang jauh begitu lahir, bahkan menjauhi induknya yang mungkin akan memakannya. Mereka sudah mampu hidup mandiri begitu lahir.
E. MANFAAT Menurut Yana (2015) manfaat dari ikan hiu dapat dikategorikan sebagai berikut. a. Kandungan Gizi Daging Ikan Hiu
Ikan hiu merupakan salah satu ikan yang mulai dieksploitasi secara berlebihan karena tingginya permintaan pasar. Daging ikan hiu yang mempunyai citarasa lezat dapat diolah dalam berbagai jenis olahan makanan hasil laut. Bahkan sebagian besar masyarakat menjadikan daging ikan hiu ini sebagai obat untuk menangani gejala gangguan penyakit tertentu. Berikut kandungan zat gizi pada daging ikan hiu : a. Kandungan Air pada Daging Ikan Hiu = 73,6 – 79,6 % b. Kandungan Protein pada Daging Ikan Hiu = 16,3 – 21,7 % c. Kandungan Lemak pada Daging Ikan Hiu = 0,1 – 0,3 % d. Kandungan Mineral pada Daging Ikan Hiu = 0,6 – 1,8 % b. Manfaat Ikan Hiu Berdasarkan Bagian – Bagiannya Pemanfaatan ikan hiu tidak hanya dilihat dari segi kuliner atau olahan makanan hasil laut yang lezat saja. Jika pada umumnya ikan ditangkap hanya untuk diambil dagingnya guna memenuhi kebutuhan protein yang tinggi. Namun berbeda dengan ikan hiu karena hampir semua organ atau bagian tubuhnya dapat diambil manfaat dan khasiatnya dari berbagai segi dan berbagai kebutuhan. Berikut pemanfaatan bagian tubuh ikan hiu : a. Hati Ikan Hiu Pada umumnya hati ikan hiu diproses menjadi minyak hati ikan hiu yang pemanfaatannya dapat digunakan pada industri tekstil, pabrik pelumas, cat minyak, bahan kosmetik, bahkan dalam dunia medis atau kesehatan minyak ikan hiu berperan sebagai sumber vitamin A yang bermanfaat bagi kesehatan mata. Kandungan squalane pada hati ikan hiu juga sangat bermanfaat dalam pembuatan obat tertentu. b. Darah Ikan Hiu Belum banyak yang mengetahui bahwa darah dari ikan hiu juga dapat dimanfaatkan dalam dunia kesehatan. Dalam dunia medis darah ikan hiu mempunyai manfaat sebagai anti koagulan. c. Mata Ikan Hiu Mata merupakan indra yang sangat dibutuhkan bagi makhluk hidup. Kornea mata ikan hiu ini dapat dimanfaatkan untuk memulihkan kondisi mata manusia ketika dilakukannya operasi transplantasi mata. d. Kerangka Tulang Rawan Ikan Hiu
Hiu merupakan jenis ikan mempunyai kerangka tulang rawan yang sangat bermanfaat dalam pengobatan tulang, gejala penyakit kanker, kulit biautan dan berfungsi sebagai obat luka bakar pada kulit. Bagian atau organ ikan hiu yang digunakan untuk mengatasi gejala gangguan kesehatan tersebut diambil dari kerangka tulang rawan dan sari tulang rawan ikan hiu. e. Gigi Ikan Hiu Bagi pecinta aksesoris unik yang berasal dari tulang atau gigi hewan biasanya telah menjadikan cindramata gigi ikan hiu sebagai salah satu koleksi pribadi. Gigi ikan hiu mempunyai tekstur yang sangat cocok untuk dijadikan sebagai aksesoris dalam pembuatan perhiasan maupun senjata tajam. f. Kulit Ikan Hiu Ikan Hiu mempunyai kulit yang bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan makanan bahkan penggosok benda tertentu dan dijadikan sebagai bahan dalam membuat baju renang yang lentur dan nyaman. g. Sirip Ikan Hiu Sirip ikan hiu merupakan organ atau bagian tubuh yang dapat diolah menjadi bahan olahan makanan laut yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Misalkan soup ikan hiu yang banyak dicari didunia dengan harga yang tergolong mahal. c. Manfaat dan Khasiat Minyak Ikan Hiu
Minyak ikan hiu mengandung omega 3 dan beragam zat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Berikut manfaatnya : a. Minyak ikan hiu berfungsi sebagai anti pembekuan darah dan mencegah trombosit saling menempel satu dengan lainnya. b. Minyak ikan hiu dapat meminimaisir resiko serangan penyakit jantung. c. Menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.
d. Menurunkan gejala hipertensi atau darah tinggi. e. Minyak hati ikan hiu dapat melancarkan sirkulasi atau peredaran darah f. g. h. i.
yang tersumbat. Meningkatkan fungsi otak dalam berpikir. Meminimalisir gejala alzheimer. Mencegah gejala iritasi pada anak. Meminimalisir resiko tumbuhnya kanker dalam bagian tubuh tertentu.
F. PEMBUDIDAYAAN Jarang ada yang membudidayakan atau membuat penangkaran Hiu Putih di Indonesia dikarenakan ukurannya yang sangat besar. Namun di daerah Karimun Jawa, terdapat sebuh penangkaran Hiu. Spesies tersebut antara Carcharhinus
dussumieri,
Carcharhinus
melanopterus,
Carcharhinus
falciformis, atau Carcharhinus sorrah. Sekarang ini terancam di banyak lokasi (misalnya, Australia, Afrika Selatan) dan sangat dilindungi di Australia, Afrika Selatan, Namibia, Israel, Malta, dan Amerika Serikat. Australia tampaknya satu-satunya negara di mana ada rencana pemulihan secara detil untuk jenis ini. Putih terdaftar sebagai Rawan oleh IUCN (AlQarni, 2013). Carcharhinus dussumieri. Jenis ini mempunyai moncong cukup panjang, berbentuk parabola lebar atau berbentuk seperti baji, gigi atas terdapat taring kuat, tipis dan miring, antar sirip punggung ada dermal ridges, dan ada noktah hitam di sirip punggung (Widodo, 2007). Carcharhinus melanopterus. Jenis ikan ini mempunyai moncong yang sangat pendek bundar melebar, panjangnya kurang daripada lebar mulutnya. Gigi-gigi atas agak miring dengan taring tipis dan taring-taring kecil yang pangkalnya rendah; antara sirip punggung tidak ada dermal ridges. Bagian belakang kuning coklat dan semua ujung siripnya hitam. Pada ujung sirip punggung pertama terdapatwama putih di bawah warna hitam (Widodo, 2007). Carcharhinus jalciformis. Jenis ikan ini mempunyai bentuk badan agak lembek dengan moncong yang cukup panjang, bundar, dan tipis. Pada gigi-gigi atas terdapat taring yang tipis dengan pinggiran bergerigi. Sirip punggung pertama berukuran kecil terletak di belakang ujung batas belakang sirip dada,
garis batas sirip punggung ke dua lebih panjang dua kali panjang siripnya. Antara sirip punggung tcrdapat dermal ridges (Widodo, 2007). Carcharhinus sorrah. lkan ini mempunyai bentuk moncong cukup lancip. Sirip punggung pendek dan ujung lebih rendah memanjang. Ada wama hitam pada sirip dada, sirip punggung kedua dan coping di bawah sirip ekor. Perlu diketahui bahwa beberapa penangkaran hiu di kepulauan karimunjawa dimiliki oleh swasta/pribadi. Jadi di sini setiap orang bisa memiliki hiu, tentu dengan syarat punya kolam alami (Widodo, 2007). Kolam-kolam hiu di karimunjawa kebanyakan berada di dalam laut. Jadi warga biasanya membangun kolam dengan cara membuat bangunan melingkar, bisa bulat, bujur sangkar, atau persegi panjang, di dalam area laut. Dengan cara tersebut para pemilik ikan hiu tidak harus bersusah payah menguras atau mengisi
air,
karena
sudah
sedemikian
rupa
dialiri
dari
laut.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat simpulkan bahwa Hiu Putih termasuk kedalam kelas Condrichthyes. Salah satu cirinya yaitu skeleton berupa tulang rawan tidak ada tulang keras, vertebrae lengkap dan terpisah. Ikan hiu putih hidup di seluruh perairan laut dan samudra di dunia. Yang dapat
diamati dari morfologinya adalah gigi, kerangka, rahang, sirip, kulit, ekor. Sedangkan pada anatomi dan fisologi yang dapat diamati adalah sistem rangka, sistem peredaran darah, sistem respirasi, sistem pencernaan, sistem ekskresi, sistem reproduksi, sistem saraf, dan sistem indera. Hiu adalah ovovivipar, yang berarti bahwa telur dierami dan menetas di dalam oviduk tubuh induknya, dimana kuning telur (yolk) menjadi nutrisi utama embrio Bagian-bagian tubuh hiu putih yang dapat dimanfaatkan yaitu hati, darah, mata, kerangka tulang rawan, gigi, kulit, dan sirip. Pembudidayaan Hiu Putih sangat jarang dijumpai di Indonesia dikarenakan ukurannya terlalu besar dan agak buas. Salah satu tempat yang terdapat penangkaran hiu adalah Karimunjawa. Australia tampaknya satu-satunya negara di mana ada rencana pemulihan secara detil untuk jenis ini.
B. Saran Pada penyajian makalah ini mungkin tidak menampilkan penjelasan secara mendalam/detail. Oleh karena itu, diharapkan kepada pembaca dan penulis selanjutnya dapat melengkapi makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
AlQarni, Uwais. 2013. Hiu Putih (Charcarodon charcarias). http://sahabathiu.blogspot.co.id/2013/01/hiu-putih-carcharodoncarcharias.html. Diakses tanggal 5 Maret 2016. Destyani, Eva Amalia, dkk. 2014. Makalah Fisiologi Hewan Air Fisiologi Ikan Hiu. Program Studi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjajaran.
Elita, Nur. 2014. Klasifikasi, Ciri-ciri, Anatomi, dan Fisiologi Ikan Hiu. http://nurelita95.blogspot.co.id/2014/01/klasifikasi-ciri-ciri-anatomi-dan.html. Diakses tanggal 5 Maret 2016. Fergusson, I., Compagno, L.; Marks, M. (2000). "Carcharodon carcharias in IUCN 2009". IUCN Red List of Threatened Species, Vers. 2009.1. International Union for Conservation of Nature and Natural Resources. Diakses tanggal 5 Maret 2016. Hapsari, Irma. 2016. Hiu Termasuk Hewan Ovipar atau Ovovivipar?. http://www.astalog.com/1504/hiu-termasuk-hewan-ovipar-atau-ovovivipar.htm. Diakses tanggal 5 Maret 2016. Widodo, Agustinus Anung, dan Mahiswara. 2007. Sumberdaya Ikan Cucut (Hiu) yang Tertangkap Nelayan di Perairan Laut Jawa. Jurnal Iktiologi Indonesia Volume 7 Nomor 1. Pusat Riset Perikanan Tangkap dan Balai Riset Perikanan Laut. Yana, Yuli. 2015. 18 Manfaat Ikan Hiu Bagi Kesehatan. http://manfaat.co.id/ manfaat-ikan-hiu-bagi-kesehatan. Diakses tanggal 5 Maret 2016.
View more...
Comments