Makalah Ibd Sistem Limfatik
March 28, 2019 | Author: Mega Fadillah | Category: N/A
Short Description
sistem limfatik...
Description
ILMU BIOMEDIK DASAR ”SISTEM LIMFATIK DAN PERTAHANAN”
DI SUSUN OLEH Kelompok XII: DESTY MAYANG SARI MAUIZOH MEGA FADILLAH IRAWAN SITI MARWAH
1 reguler C Jurusan D III Keperawatan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta 3 Tahun ajaran 2015-2016
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
.......................................................................... ....................................... ................................................................... ..................................... .....
1
KATA PENGANTAR PENGANTAR .......................................... .......................................................................... ........................................................ ........................
2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
.......................................................................... .......................................... ........................................................ ........................
3
1.2 Tujuan Penulisan
.......................................................................... .......................................... ........................................................ ........................
4
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sistem Limfatik Manusia ........................................ ....................................................................... ...............................
5
2.2 Fisiologi Sistem Limfatik
.......................................................................... .......................................... .......................................... ..........
5
.......................................................................... .......................................... .......................................... ..........
5
2.2.2 Pembuluh Limfe .......................................... .......................................................................... .......................................... ..........
6
2.3 Organ-Organ Organ-Organ dan Jaringan Sistem Limfatik ....................................... .......................................................... ...................
7
2.4 Fungsi Ssitem Limfatik Manusia
11
2.2.1 Saluran Limfe
...................................................................... ........................................ ..............................
2.5 Pengertian Sistem Pertahanan Tubuh Manusia
............................................ ............................................
2.5.1 Mekanisme Mekanisme Pertahanan Pertahanan Tubuh Non Spesifik
11
...............................
11
2.5.1.1 Mekanisme Mekanisme Pertahanan Tubuh Lapisan Pertama ..................
11
2.5.1.2 Mekanisme Mekanisme Pertahanan Tubuh Lapisan Kedua
..................
12
............................................. .............................................
15
2.6 Macam-Macam Macam-Macam Kekebalan Tubuh Manusia ...................................... ........................................................... .....................
16
2.7 Kelainan atau Penyakit pada Sistem Imunitas Manusia
17
2.5.2 Mekanisme Mekanisme Pertahanan Pertahanan Tubuh Spesifik
.....................................
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ....................................... .......................................................................... ................................................................... .................................... ....
DAFTAR PUSTAKA ............................................ .................................................................. ............................................ ......................
18
19
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat dengan waktunya. Sholawat beserta salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. kepada para sahabat , keluarga, serta tabi’in dan semoga tercurah kepada kita selaku umatnya. Dengan mengucapkan hamdallah kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar. Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan amakalah ini Kami sadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun agar pembuatan makalah berikutnya dapat lebih baik. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan para pembaca.
Bekasi, oktober 2015
Penulis
2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Ditubuh manusia terjadi peperangan setiap waktu karena musuh-musuh yang datang menyerang seperti bibit penyakit. Ada orang yang mudah sakit, ada pula orang yang jarang sakit, ini ada kaitannya dengan sistem pertahanan tubuh seseorang tersebut. Jaringan tubuh yang berperan penting dalam sistem pertahanan tubuh manusia adalah jaringan darah dan jaringan limfa. Tubuh kita setiap saat terkena bakteri, jamur, atau virus. Akan tetapi, hanya sedikit yang dapat masuk kedalam tubuh kita dan menimbulkan penyakit karena tubuh kita memiliki sistem pertahanan tubuh. Sistem imunitas (pertahanan tubuh) adalah sistem yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh kita. Dari latar belakang tersebutlah yang maka tim penyusun mengambil judul makalah tentang
“Sistem limfatik dan Pertahanan Tubuh” yang
akan membahas masalah tentang
sistem limfatik antara lain limfe, pembuluh limfe, nodus limfe, organ limfe ( seperti limpa dan kalenjar timus), serta jaringan limfoid difus ( misal tonsil dan sumsum tulang belakang ) dan sistem pertahanan tubuh manusia.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan umum penulisan makalah ini agar pembaca mengetahui sistem limfatik manusia dan sistem pertahanan tubuh manusia. Sedangkan tujuan khusus untuk perawat adalah : 1.
Untuk mendalami ilmu kesehatan tentang sistem limfatik dan imunitas manusia dan dapat diterapkan dalam dunia keperawatan.
2. Untuk lebih mengetahui fisiologi sistem limfatik manusia. 3. Untuk mengetahui fisiologi sistem imunitas manusia. 4.
Dapat mengetahui lebih dalam tentang sistem imunitas manusia yang berhubungan untuk memberikan perawatan tentang penyakit untuk pasien dan dapat memberikan asuhan keperawatan untuk mencegah dari penyakit. 3
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sistem Limfatik Manusia
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi. Sistem saluran limfe berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah. Darah meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena. Susunan limfe mirip dengan plasma tetapi dengan kadar protein yang labih kecil. Kelenjar-kelenjar limfe menambahkan limfosit pada limfe sehingga jumlah sel itu sangat besar didalam saluran limfe. Didalam limfe tidak terdapat sel lain. Limfe dalam salurannya digerakkan oleh kontraksi otot disekitarnya dan dalam beberapa saluran limfe dalam salurannya digerakkan oleh kontraksi otot disekitarnya dan dalam beberapa saluran limfe yang gerakannya besar itu dibantu oleh katup. Sistem
limfatik
ini
berfungsi
untuk
absorbsi
zat-zat
makanan
dari
traktus
gastrointestinal, bertanggung jawab untuk absorbs lemak, dan salah satu mekanis pertahanan tubuh terhadap infeksi . (Syaifuddin, 2009). Sistem limfatik manusia terdiri dari dua bagian penting yaitu : 1. Pembuluh limfa 2. Jaringan dan organ limfa
2.2 Fisiologi Sistem Limfatik Manusia
Sistem limfatik manusia terdiri atas : 2.2.1
Saluran Limfe
Saluran limfa adalah cairan bening menyerupai plasma yang tidak mengandung protein plasma dan memiliki kompetensi yang serupa dengan cairan interstisial. Limfe mengangkut protein plasma yang meresap kedasar kapiler dan kembali kedalam aliran darah. Limfe juga membawa partikel yang lebih besar, missal bakteri dan sisa sel dari jaringan yang rusak, kemudian difiltrasi dan dihancurkan oleh nodus limfe. 4
Limfe
mengandung
limfosit,
yang
bersirkulasi
didalam
sistem
limfatik
dan
memungkinnya menjaga area tubuh yang berbeda. Dilakteal usus halus, lemak diabsorbsi kedalam limfatik yang membuat limfe disebut dengan kili , tampak seperti susu. Membran serosa yang paling lebar adalah peritoneum, memran serosa bertalian erat dengan sistem saluran limfe. Lipatannya yang banyak itu membawa saluran limfe dan pembuluh darah. Membran ini dilapisi oleh endotelium, dan didalamnya terdapat banyak lubang-lubang halus. Lubang-lubang ini disebut stomata, mereka berhubungan dengan pembuluh limfe dan dengan demikian menghindarkan limfe berkumpul dalam ruang serosa. 2.2.2
Pembuluh Limfe
Pembuluh limfa merupakan bagian penting dalam sistem peredaran limfa. Peredaran limfa adalah peradaran terbuka. Limfa dari jaringan akan masuk kekapiler limfa. Kapiler limfa akan bergabung dengan kapiler limfa yang lain membentuk pembuluh limfa. Pembuluh limfa akan terkumpul di pembuluh limfa dada. Limfa akhirnya akan kembali kesistem peradaran darah. Aliran limfa dalam pembuluh limfa dipengaruhi oleh kerangka otot rangka. Disepanjang pembuluh limfa terdapat buku limfa yang disebut dengan nodus limfayang berbentuk bulatan kecil. Semua cairan limfa berasal dari daerah kepala, leher, dada , paru-paru, jantung dan lengan kanan terkumpul dalam pembuluh-pembuluh limfa dan bersatu menjadi pembuluh limfa kanan disebut juga dengan duktus limfatikus dekster . Pembuluh limfa bermuara dipembuluh vena dibawah tulang selangka kanan. Cairan limfa yang berasal dari bagian selain yang bermuara dipembuluh limfa kanan akan bermuara pada pembuluh limfa dada yang disebut dengan duktus toraksikus yang bermuara ditulang selangka kiri. Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak katup sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian merjan. Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan terdiri hanya atas selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinana halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe didalam jaringan berbagai organ. Sejenis pembuluh limfe khusus, disebut lakteal dijumpai dalam vili usus kecil.Kelenjar limfe berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat disepanjang pebuluh limfe. Kerjanya sebagai penyaring dan dijumpai ditempat-tempat terbentuknya limfosit. Kelompok-kelompok utama terdapat didalam leher, axila, torax, abdomen, dan lipatan paha.Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran yang cembung dan yang cekung. Pinggiran yang cekung disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri atas jaringan fibrus, jaringan otot, dan jaringan kelenjar. 5
Disebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh kapsul fibrus. Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan fibrus, yaitu trabekulae, masuk kedalam kelenjar dan membentuk sekatsekat. Runagan diantaranya berisi jaringan kelenjar, yang mengandung banyak sel darah putih atau limfosit.Pembuluh limfe aferen menembus kapsul dipinggiran yang cembung dan menuangkan isinya kedalam kelenjar. Bahan ini bercampur dengan benda-benda kecil daripada limfe yang banyak sekali terdapat didalam kelenjar dan selanjutnya campuran ini dikumpulkan pembuluh limfe aferen yang mengeluarkan melalui hilum. Arteri dan vena juga masuk dan keluar kelenjar melalui hilum. Saluran limfeterdapat dua batang saluran limfeyang utama,duktus torasikus dan batang saluran kanan. Duktus torasikus bermula sebagai reseptakulum khili atau sisternakhili didepan vertebra lumbalis. Kemudian berjalan ke atas melalui abdomen dan torax menyimpang kesebelah kiri kolumna vertebralis, kemudian bersatu dengan vena-vena besar disebelah bawah kiri leher dan menuangkan isinya kedalam vena-vena itu. Duktus torasikus mengumpulkan limfe dari semua bagian tubuh, kecuali dari bagian yang menyalurkan limfenya ke duktus limfe kanan. Duktus limfe kanan ialah saluran yang jauh lebih kecil dan mengumpulkan limfe dari sebelah kanan kepala dan leher, lengan kanan dan dada sebelah kanan, dan menuangkan isinya kedalam vena yang berada disebelah bawah kanan leher. Hampir semua jaringan tubuh memiliki pembuluh limfatik, kecuali sistem saraf pusat, tulang, dan sebagian besar lapisan superfisial kulit. Suatu infeksi pembuluh limfe dan kelenjar dapat meradang, yang tampak pada pembengkakan kelenjar yang sakit diketiak atau lipat paha dalam hal sebuah jari tangan atau jari kaki terkena infeksi. Adapun fungsi pembuluh limfa yaitu : 1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan kedalam sirkulasi darah 2. Mengangkut limfosit dan kalenjar limfe ke sirkulasi darah 3. Membuat lemak yang sudah diemulsi dari susu ke sirkulasi darah 4. Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme 5. Menghasilkan zat antibodi untuk melindungi terhadap kelanjutan infeksi
2.3 Organ-Organ dan Jaringan Sistem Limfatik
Organ-organ limfoid mencakup sumsum merah, nodus limfa, limpa, timus dan tonsil. Organ limfoid ini berperan untuk mengumpulkan dan menghancurkan mikroorganisme penginfeksi lain di dalam jaringan limfoid.
6
Organ limfoid yaitu : 1. Sumsum merah Sumsum merah mencakup jaringan yang menghasilkan limfosit. Saat dilepaskan dari sumsum merah, sel-sel limfosit masih identik. Perkembangan selanjutnya apakah akan menjadi sel B atau sel T tergantung pada tempat pematangannya. Sel B mengalami pematangan disumsum merah, sedangkan sel T mengalami pematangan ditimus. Kedua jenis limfosit tersebut bersirkulasi di seluruh tubuh dan limfa, kemudian terkonsentrasi dalam limpa, nodus limfa dan jaringan limfatik. 2. Nodus Limfa (kalenjar limfa) Nodus limfa merupakan organ yang berbentuk kacang atau oval yang terletak sering berkumpul disepanjang pembuluh limfe. Limfe mengalir melalui sejumlah nodus biasanya 8-10 nodus sebelum kembali ke sirkulasi vena. Nodus ini memiliki berbagai ukuran yaitu sebagian berukuran kecil seperti kepala peniti dan yang paling besar berukuran sebesar almond. Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran yang cembung dan yang cekung. Pinggiran yang cekung disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri atas jaringan fibrus, jaringan otot, dan jaringan kelenjar. Disebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh kapsul fibr us. Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan fibrus, yaitu trabekulae, masuk kedalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat. Ruangan diantaranya berisi jaringan kelenjar, yang mengandung banyak sel darah putih at au limfosit. Pembuluh limfe aferen menembus kapsul dipinggiran yang cembung dan menuangkan isinya kedalam kelenjar. Bahan ini bercampur dengan benda-benda kecil daripada limfe yang banyak sekali terdapat didalam kelenjar dan selanjutnya campuran ini dikumpulkan pembuluh limfe aferen yang mengeluarkan melalui hilum. Arteri dan vena juga masuk dan keluar kelenjar melalui hilum.Kerjanya sebagai penyaring dan dijumpai ditempat-tempat terbentuknya limfosit.
Kelompok-kelompok utama terdapat
didalam leher, axila, torax, abdomen, dan lipatan paha.Nodus limfa diselubungi jaringan ikat longgar yang membagi nodus menjadi nodulus-nodulus. Tiap nodulus mengandung ruang-ruang (sinus) yang berisi limfosit dan makrofag. Saat cairan limfa melewati sinus maka makrofag akan memakan bakteri dan mikroorganisme.
7
Fungsi nodus limfe adalah sebagai berikut : 1. Filtrasi dan fagositosis Cairan limfe difiltrasi oleh jaringan retikular dan limfoid saat melalui nodus limfe. Materi yang mengendap adalah mikroba, fagosit yang hidup dan mati yang berisi mikroba yang dimakan, sel dari tumor ganas, sel jaringan yang rusak, serta partikel yang dihirup. Materi organik dihancurkan di nodus limfe oleh makrofag dan antibodi. Sebagian partikel anorganik yang diinhalasi tidak dapat dihancurkan di nodus limfe oleh fagositosis. Sebagian partikel ini tetap
di dalam makrofag dan
tidak menyebabkan sel terbunuh atau rusak. 2. Proliferasi limfosit Limfosit T dan B teraktivasi memperbanyak diri di nodus limfe. Antibodi yang dihasilkan oleh limfosit B terensitisasi masuk kelimfe dan darah lalu mengaliri ke nodus.
3. Limpa Limpa adalah organ limfoid terbesar. Limpa ialah sebuah kelenjar bewarna ungu tua yang terletak disebelah kiri abdomen di daerah hipogastrium kiri dibawah iga kesembilan sepuluh dan sebelas. Limpa berdekatan paada fundus dan permukaan luarnya menyentuh diafragma. Limfa menyentuh ginjal kiri, kelokan kolon dan kiri atas, dan ekor pankreas. Limpa terdiri atas jaringan struktur jaringan ikat. Di antara jalinan-jalinan itu terbentuk isi limpa atau pulpa yang terdiri atas jaringan limfe dan sejumlah besar sel darah. Limpa dibungkus oleh kapsul yang terdiri atas jaringan kolagen dan elastik dan beberapa serabut otot halus. Serabut otot halus ini berperan seandainya ada sangan kecil bagi fungsi limpa manusia. Dari kapsul itu keluar tajuk-tajuk yang disebut trabekulae yang masuk kedalam jaringan limpa dan membaginya dalam beberapa bagian. Pembuluh darah limpa masuk dan keluar melalui hilum yang berada di permukaan dalam. Pembuluh-pembuluh darah itu menuangkan isinya langsung kedalam pulpa sehingga darahnya dapat bercampur dengan unsur-unsur limpa dan tidak seperti pada organ-organ lain yang dipisahkan oleh pembuluh darah. Disini tidak terdapat sistem kapiler biasa, tetapi darah langsung berhubungan dengan sel-sel limpa. Darah yang mengalir dalam limpa dikumpulkan lagi dalam sebuah sinus yang bekerja seperti vena dan yang menghantarkan darahnya kedalam cabang-cabang vena. Cabang-cabang ini bersatu dan membentuk vena limpa. Vena ini membawa darahnya dari limpa masuk peredaran gerbang dan diantarkan ke hati. 8
Adapun fungsi limpa, yaitu : 1. Fagositosis Leukosit, trombosit, dan mikroba difagositosis dilimpa. Tidak seperti nodus limfe, limpa tidak memiliki limpatik aferen yang masuk sehingga limpa tidak terpapar penyakit yang disebarkan oleh limfe. 2. Cadangan darah Limpa mengandung 350 ml darah dan dalam merespons terhadap stimulus simpatik dapat dengan cepat mengembalikan volume ini ke sirkulasi, misal pada pendarahan. 3. Respons imun Limpa mengandung limfosit B dan T yang diaktivasi oleh keberadaan antigen, missal pada infeksi. Proliferasi limfosit saat infeksi yang serius dapat menyebabkan pembesaran limpa (splenomegali). 4. Eritropoiesis Limpa dan hati merupakan tempat memproduksi sel darah janin yang penting. Selain itu, limpa juga dapat memenuhi fungsi pada orang dewasa pada saat dibutuhkan.
4. Timus Timus adalah tempat dimana limfosit berkembang menjadi sel T. Kalenjar timus berada dibagian atas mediastinum di belakang sternum dan memanjang keatas hingga dasar leher. Berat kalenjar ini sekitar 10-15 gram pada saat lahir dan tumbuh hingga pubertas, selanjutnya akan mengalami atrofi. Berat maksimum timus saat pubertas adalah 30-40 gram. Timus sekresikan hormon timopoietin yang menyebabkan kekebalan pada sel T. Timus berbeda dengan organ limfoid lainnya karena hanya berfungsi untuk tempat pematangan limfosit T. Selain itu juga, karena timus adalah satu-satunya organ limfoid yang tidak memerangi antigen secara langsung.
5. Tonsil Tonsil adalah organ limfoid yang paling sedarhana. Kedua tonsil terdiri juga atas jaringan limfe. 9
Letaknya antara dua tiang fauses (lengkung langit-langit) dan mendapat persediaan limfosit melimpah didalam cairan yang ada permukaannya dan yang ada didalam sela-sela tonsil. Sejumlah besar jaringan limfoid masuk kedalam formasi limpa, membran serosa, dan dalam kulit usus halus. Di dalam usus mereka ditampung didalam mukosa(selaput lendir). Di beberapa tempat dijumpai beberapa nudulus jaringan limfe. Khilus sentralis didalam vilus berhubungan dengan pembuluh limfe dalam jaringan submukosa. Dari sini limfe keluar dan akhirnya sampai di reseptakulum khili. Tonsil terdapat dimulut dan tenggorokan, Tonsil juga berfungsi untuk melawan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan faring. Oleh karena itu antigen dihancurkan dengan ditelan dan diinhalasi. 2.4 Fungsi Sistem Limfatik Manusia
Adapun fungsi sistem limfatik manusia adalah sebagai berikut : 1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan kedalam sirkulasi darah. 2. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah. 3.
Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah. Saluran
limfe yang melaksanakan fungsi ini adalah saluran lakteal. 4.
Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan
penyebaran organisme itu dari tempat masuknya 5.
Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat antibodi untuk melindungi tubuh
terhadap kelanjutan infeksi.
2.5 Pengertian Sistem Pertahanan Tubuh Manusia
Sistem imunitas (pertahanan tubuh) adalah sistem yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh kita. Sistem imunitas manusia terdiri atas organ limfatik primer (sumsum tulang merah, kalenjar timus) dan organ limfatik sekunder (limpa, nodus limfa, tonsil). Didalam tubuh, sistem tersebut dapat mengenali dan membedakan antara materi asing yang berasal dari luar tubuh (ular, debu, virus dan mikroba) dengan materi dari dalam tubuh. Mekanisme pertahanan tubuh manusia dibedakan atas respons nonspesifik dan respons spesifik.
10
2.5.1 Mekanisme Pertahanan Tubuh Non-Spesifik
Respons non-spesifik meliputi pertahanan fisik dan kimia terhadap agen infeksi dan tidak dipengaruhi oleh infeksi sebelumnya. Artinya, respons tersebut tidak memiliki memori terhadap infeksi sebelumnya. Mekanisme pertahanan tubuh non-spesifik ini merupakan lini pertama pertahanan umum untuk mencegah masuknya dan meminimalisasi jalan masuk mikroba dan antigen yang masuk kedalam tubuh manusia. Terdapat 2 mekanisme pertahanan tubuh non-spesifik yang utama, yaitu : 2.5.1.1
Pertahanan tubuh lapis pertama
Langkah terbaik yang harus dilakukan untuk melawan mikroba adalah mencegahnya masuk kedalam tubuh. Untuk itu, dibutuhkan beberapa lapis pertahanan tubuh agar terhindar dari serangan mikroba tersebut. Pertahanan lapis pertama yang berfungsi melawan infeksi terdapat pada permukaan tubuh, meliputi :
1)
Kulit dan Membran Mukosa Kulit merupakan bagian pertahanan tubuh yang paling awal terhadap
agen infeksi karena kulit langsung terpapar terhadap lingkungan. Sebuah luka kecil dapat menyebabkan bakteri atau virus masuk kedalam tubuh. Akan tetapi, kalenjar yang terdapat dikulit akan mensekresikan asam lem ak dan keringat yang mengandung garam sehingga menghambat laju bakteri. Selama kulit tidak rusak, epitelium yang berlapis keratin ini sulit ditembus oleh mikroba. Apabila mikroba dapat menembus kulit, membran mukosa yang menghasilkan lendir akan menjerat mikroba tersebut. Saluran pernapasan yang menyekresi lendir akan memerangkap bakteri. Sebagian lendir yang mengandung bakteri masuk kedalam saluran pernapasan secara refleks kita akan merespons dengan batuk atau bersin.
2) Sekresi Alami dan Bakteri Alami Sekresi alami dari tubuh banyak mengandung bakterisida. Air liur dan air mata mengandung lisozim yang dapat menyebabkan sel-sel bakt eri menjadi pecah (lisis). Asam didalam lambung dapat membunuh banyak bakteri yang masuk melalui makanan. 11
Sekresi alami lainnya, adalah ASI yang mengandunglaktoperoksidase dan cairan sperma yang mengandung spermin. Sedangkan bakteri alami bersifat nonpatogen terdapat pada kulit, saluran pencernaan, dan saluran kelamin perempuan. Keberadaan bakteri alami dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen karena bakteri patogen berusaha memasuki tubuh harus bersaing terlebih dulu.
2.5.1.2
Pertahanan tubuh lapis kedua
1) Fagositosis Fagosit adalah sel darah putih yang memiliki kemampuan menelan dan menghancurkan mikroba dan material asing yang masuk kedalam tubuh. Dalam hal ini, fagosit akan menelan bakteri atau mikroba ke dalam vakuolanya, kemudian mengeluarkan enzim tertentu untuk membunuh bakteri tersebut. Fagosit dihasilkan oleh susmsum tulang. Contoh fagosit antara lain makrofag, neutrofil, dan eosinofil. Makrofag, neutrofil dan eosinofil berasal dari monosit, yang merupakan bagian dari sel darah putih. Monosit, neutrofil dan eosinofil yang dihasilkan disumsum merah bersifat fagositik dan masuk kejaringan yang terinfeksi. Eosinofil merupakan fagosit yang lemah, tetapi berperan penting dalam pertahanan tubuh melawan cacing parasit. Mekanisme fagositosis adalah sel yang rusak oleh mikroba akan menghasilkan sinyal kimiawi yang berfungsi memanggil neutrofil. Neutrofil mendatangi selsel yang rusak ini dan masuk kejaringan yang terinfeksi. Caranya, neutrofil akan keluar dari pembuluh darah dengan menembus dinding kapiler. Neutrofil akan keluar menelan dan menghancurkan mikroba tersebut. Satu neutrofil mampu memfagosit 5-20 bakteri. Saat neutrofil melakukan tugasnya melawan antigen, monosit akan menyusul mendatangi daerah luka. Monosit merupakan sel yang belum masak dan kurang bersifat fagosit. Dalam waktu 12 jam setelah monosit meninggalkan darah dan masuk kejaringan, monosit akan membesar dan menghasilkan banyak lisosom. Lisosom berkembang menjadi makrofag. Makrofag akan menggantikan fungsi neutrofil dalam pertempuran melawan antigen. Makrofag mampu memfagosit 100 bakteri dengan cara menempel kebakteri dengan kaki pseudopodiumnya kemudian merusaknya.
12
2) Sel Natural Killer (Sel NK) Sel NK berjaga disistem peredaran darah dan limfatik. Sel NK merupakan sel pertahanan yang mampu melisis dan membunuh sel-sel kanker serta sel-sel tubuh yang terinfeksi virus sebelum diaktifkannya sistem kekebalan adaptif. Sel NK tidak bersifat fagositik. Sel-sel ini membunuh dengan cara menyerang membrane sel target dan melepaskannya sen yawa kimia yang disebut perforin. 3) Protein antimikroba Protein antimikroba meningkatkan pertahanan dalam tubuh dengan melawan mikroorganisme secara langsung atau dengan menghalangi kemampuannya untuk memproduksi. Protein antimikroba yang penting adalah interferon dan protein komplemen. Interferon adalah suatu protein yang dihasilkan oleh sel tubuh yang terinfeksi virus untuk melindungi bagian sel lain disekitarnya. Interferon mampu menghambat perbanyakan sel-sel yang terinfeksi, namun dapat meningkatkan diferensiasi sel-sel. Interferon dihasilkan dari limfosit T dan fungsinya adalah mencegah replikasi virus didalam sel yang terinfeksi dan penyebaran virus kesel yang sehat. Sedangkan protein komplemen sekelompok plasma protein yang bersirkulasi didarah dalam keadaan tidak aktif. Protein komplemen dapat diaktifkan oleh munculnya ikatan antigen dan antibodi. Terdapat lebih dari 20 jenis protein komplemen. Protein in dibentuk dihati. Ketika terjadi infeksi, antibodi terbentuk dan memicu terbentuknya protein komplemen akan memicu terbentuknya protein komplemen lainnya sehingga membentuk reaksi berantai. Protein komplemen membantu pertahanan lapis kedua dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut : 1. Menempel pada mikroba sehingga fagosit lebih mudah mengenalinya 2. Merangsang fagosit untuk lebih aktif 3. Memicu fagosit menuju lokasi terjadinya infeksi 4. Menghancurkan membran mikroba yang menyerang 5. Berperan dalam kekebalan yang diperoleh
13
4) Respons inflamasi Inflamasi merupakan reaksi akibat timbulnya infeksi dan terbukanya arteriol disekitar daerah yang terluka sehingga suplai darah kedaerah yang terluka meningkat. Inflamasi dikontrol oleh sejumlah enzim dan beberapa komponen lainnya seperti serotonin, platelet , dan basofil. Tujuan respons inflamasi adalah untuk melindungi, mengisolasi, menonaktifkan, serta menyingkirkan agen penyebab dan jaringan yang rusak sehingga berlangsung proses penyembuhan. Serotonin dapat meningkatkan pelebaran arteriol dan permeabilitas jaringan pembuluh. Darah membawa fagosit kedaerah tersebut. Fagosit juga bergerak dari jaringan yang terdekat. Dinding kapiler semakin meningkat permeabilitasnya sehingga fagosit dapat keluar dari pembuluh kapiler kedaerah yang terluka. Fagosit yang tiba lebih dulu akan melepas senyawa kimia histamin untuk memicu lebih banyak fagosit bergerak kedaerah yang terinfeksi. Ketika bakteri berhasil dibunuh dan ditelan oleh fagosit, materi yang berasal dari pembuluh kapiler akan membentuk penebalan atau pembengkakan disekeliling daerah yang terinfeksi agar infeksi tidak menyebar. Daerah yang mengalami inflamasi kemungkinan juga mengandung nanah (abses). Nanah berasal dari sel darah putih yang telah mati karena menelan bakteri. Nanah dapat diserap lagi oleh sel tubuh. Selanjutnya, proses perbaikan jaringan dan tanda-tanda inflamasi menghilang.
2.5.2 Mekanisme Pertahanan Tubuh Spesifik
Jika pertahanan lapis pertama dan kedua tidak dapat membendung serangan bakteri atau mikroba patogen, maka kehadiran patogen tersebut akan memicu pertahanan lapis ketiga untuk aktif. Pertahanan itu melibatkan respons spesifik oleh sistem imun terhadap infeksi khusus sehingga memperoleh kekebalan (imunitas). Imunitas spesifik yang diperoleh seseorang biasanya dapat bertahan lama, bahkan seumur hidup. Imunitas spesifik melibatkan dua jenis limfosit. Kedua limfosit dibentuk di sumsum tulang dan setelah dilepaskan di aliran darah limfosit lebih lanjut diproses untuk membuat dua jenis sel yang secara fungsional berbeda.
14
Sebagian limfosit yang telah dewasa di dalam sumsum tulang berubah menjadi limfosti B atau disebut sel B. Sebagian limfosit yang belum mencapai tahap dewasa akan meninggalkan sumsum tulang menuju kalenjar timus dan berubah menjadi limfosit T atau sel T. Sel-sel yang berperan dalam imunitas spesifik, yaitu : 1. Limfosit B ( sel B ) Limfosit B tidak, tidak seperti limfosit T, yang bebas beredar ditubuh, terbatas berada dijaringan limfoid (misal : limpa dan nodis limfe). Sekitar 20-40% limfosit darah adalah sel B. dalam perkembangannya sel B akan berubah menjadi sel plasma yang akan menghasilkan antibodi bila terangsang karena invasi antigen. Sel B memiliki immunoglobulin pada permukaannya. Immunoglobulin adalah protein yang dapat mengidentifikasi antigen. Terdapat jutaan antigen yang setiap kali harus direspons tubuh. Walaupun sel B dapat mengenal antigen memiliki jumlah yang terbatas untuk menahan serangan besar dari bakteri. Limfosit B memproduksi dua jenis sel fungsional yang berbeda, yaitu : 1) Sel plasma 2. Limfosit T ( sel T ) Sel T yang telah diaktifkan didalam kalenjar timus dilepaskan kesirkulasi darah. Sel T normal sebanyak 70% dari limfosit darah. Saat sel T terpapar antigennya untuk pertama kali, sel T menjadi tersensitasi. Jika antigen berasal dari luar tubuh, antigen perlu ditampilkan pada permukaan sel penampil antigen yaitu makrofag yang merupakan bagian pertahanan non-spesifik karena makrofag menelan dan mencerna antigen tanpa membeda-bedakan, namun juga berpartisipasi dalam respons imun. Setelah makrofag mencerna antigen, makrofag membawa sebagian sisa antigen dimembran selnya. Sel T jumlahnya terbatas dan sel T tidak membentuk antibodi. Ada empat jenis limfosit T dengan fungsi yang berbeda-beda, yaitu : a.
Sel T memori
b. Sel T sitotoksik c.
Sel T helper
d. Sel T supresor
15
2.6 Macam-macam Kekebalan Tubuh Manusia
Dilihat dari segi imunologis, kekebalan tubuh dibagi dua, yaitu : 1. Kekebalan Aktif Kekebalan aktif adalah bila tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan antigen. Kekebalan aktif dibagi dua, yaitu : a. Kekebalan aktif alami Kekebalan yang didapatkan setelah sembuh dari sakit. Mekanismenya, kuman penyakit yang masuk kedalam tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan penyakit. Bila penyakit yang sama menyerang kembali, tubuh telah memiliki antibodi sehingga tubuh menjadi kebal dan tidak terserang penyakit. Contoh : orang kebal
terhadap
cacar setelah sembuh dari penyakit cacar. b. Kekebalan aktif buatan Kekebalan ini diperoleh setelah orang mendapatkan vaksinasi. Vaksin dapat berupa racun bakteri, mikroorganisme yang dilemahkan, atau mikroorganisme yang mati. Dengan pemberian vaksinasi tubuh dirangsang untuk menghasilkan antibodi sehingga bila penyakit sesungguhnya menyerang, tubuh telah memiliki antibodi untuk melawannya. Misalnya, vaksin polio diberikan pada anak agar anak tersebut kebal terhadap virus polio karena telah memiliki antibodi.
2. Kekebalan Pasif Kekebalan pasif adalah kekebalan yang didapat dari pemindahan antibodi dari suatu individu keindividu lainnya. Kekebalan pasif dibagi dua, yaitu : a. Kekebalan pasif alami Kekebalan ini pada bayi-bayi karena antibodi ibu bayi akan masuk ketubuh bayi melalui plasenta pada saat kehamilan dan dari ASI yang diminumkan bayi. Macam dan jumlah zat antibodi yang didapatkan bergantung pada macam dan jumlah zat anti yang dimiliki ibunya. b. Kekebalan pasif buatan Kekebalan yang diperoleh seseorang dari antibodi luar dengan tujuan pengobatan maupun pencegahan. Misalnya, seseorang yang luka karena menginjak paku karena takut menderita tetanus ia disuntik ATS (Anti Tetanus Serum) sebagai usaha pencegahan. 16
2.7 Kelainan atau Penyakit pada Sistem Imunitas Manusia
Berikut ini adalah kelainan dan penyakit lain yang berkaitan dengan sistem imun manusia, sebagai berikut : 1. AIDS Penyakit ini dikarenakan defisiensi virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. HIV menginfeksi sel T limfosit yang menghasilkan antibodi. Sel T yang terinfeksi membentuk virus baru dalam jangka waktu yang lama. HIV menetap selama bertahun-tahun dan menyerang sistem imun perlahan-lahan. Biasanya penderita AIDS akan meninggal jika terjadi komplikasi berbagai infeksi dalam tubuhnya akibat tidak berfungsinya sistem kekebalan tubuh. 2. Autoimunitas Autoimunitas adalah suatu kelainan dimana sistem kekebalan tubuh manusia menyerang jaringan tubuh sendiri. Contohnya penyakit Addison kalenjar adrenal,toroiditis, anemia pernisisus dan lupus. 3. Alergi Sel matosit dan sel basofil adalah sel imun yang terkait dengan alergi. Sedangkan antigen IgE mampu melawan antigen seperti debu, serbuk sari, dan spora. Respons terhadap alergi dapat terjadi dengan cepat dan fatal, terutama jika menyebar keseluruh tubuh. Respons alergi dapat dihindari dengan perlakuan tertentu dengan cara memberikan dosis kecil antigen sehingga hanya sedikit antibodi IgE yang dihasilkan.
17
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Sistem limfatik berfungsi untuk absorbsi zat-zat makanan dari traktus gastrointestinal, bertanggung jawab untuk absorbsi lemak, dan salah satu mekanis pertahanan tubuh terhadap infeksi. Sistem limfatik manusia meliputi saluran limfe, pembuluh limfe dan organ limfe. Sistem imunitas adalah sistem yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh kita. Sistem imunitas manusia terdiri atas organ limfatik primer (sumsum tulang merah, kalenjar timus) dan organ limfatik sekunder (limpa, nodus limfa, tonsil). Didalam tubuh, sistem tersebut dapat mengenali dan membedakan antara materi asing yang berasal dari luar tubuh (ular, debu, virus dan mikroba) dengan materi dari dalam tubuh. Mekanisme pertahanan tubuh manusia dibedakan atas respons nonspesifik dan respons spesifik. Jadi, kedua sistem tersebut sangat berguna bagi tubuh manusia, dan kedua sistem tersebut saling berkaitan dalam menjalankan fungsinya di tubuh manusia.
18
DAFTAR PUSTAKA Pearce, Evelyn C. 1979. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: GRAMEDIA. Setiadi. 2007. Anatomi & Fisiologi Manusia. Yogyakarta: GRAHA ILMU. Sherwood, Lauralee. 1996. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem.
19
View more...
Comments