Makalah Hiperpituitari CLEAR
September 14, 2017 | Author: Leny Meiriyana | Category: N/A
Short Description
hiperpituitari...
Description
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN HIPERPITUITARI Untuk Memenuhi Tugas Sistem Endokrin Dosen Pengampu: Ns. Biyanti Dwi Winarsih, M.Kep
Oleh : Kelompok 1 PSIK 5 D 1. Nasikhatul Wafiyah
(2013011510)
2. Leny Meiriyana
(2013011580)
3. Mayla Triar Fadhilah (2013011546) 4. Zaenuri
(2013011638)
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Asuhan Keperawatan Hiperpituitari. Mengingat terbatasnya waktu dan kemampuan yang penulis miliki, maka penulis menyadari tugas ini masih membutuhkan kritik yang membangun. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun, sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tugas ini. Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan Ibu Biyanti Dwi Winarsih, M.Kep selaku dosen pengampu. Maka melalui kesempatan ini, perkenankan penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada beliau. Semoga Allah SWT melimpahkan semua bantuan dan keikhlasan beliau yang telah membantu penulis dalam menyusun tugas makalah ini.
Kudus, Januari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................
i
KATA PENGANTAR .......................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang ........................................................................................
1
1.2
Rumusan Masalah ..................................................................................
2
1.3
Tujuan Penulisan ....................................................................................
2
BAB II KONSEP PENYAKIT 2.1
Pengertian ...............................................................................................
3
2.2
Manifestasi klinis ..................................... ..............................................
4
2.3
Etiologi ...................................................................................................
5
2.4
Patofisiologi ...........................................................................................
5
2.5
Pathway ..................................................................................................
6
2.6
Komplikasi .............................................................................................
7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian .........................................................................................
8
3.2 Penatalaksanaan ...............................................................................
9
3.3 Pemeriksaan Penunjang .....................................................
10
3.4 Diagnosa............................................................................................ 11 3.5 Intervensi .......................................................................................... 12 BAB IV PENUTUP 4.1
Simpulan ................................................................................................ 15
4.2
Saran ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 2.1. Latar Belakang Masalah Hipofisis merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di dalam struktur berulang (sela tursika) di dasar otak. Sela tursika melindungi hipofisa tetapi memberikan ruang yang sangat kecil untuk mengembang. Kelenjar hipofisis kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisis mengkoordinasi berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya. Beberapa hormon hipofisis memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan balik, oleh organ lainnya, dimana kadar hormon endokrin lainnya dalam darah memberikan sinyal kepada hipofisis untuk memperlambat dan mempercepat pelepasan hormonnya. Jenisnya ada kelenjar hipofisis anterior dan posterior. Jika hipofisa membesar, akan cenderung mendorong ke atas, seringkali menekan daerah otak yang membawa sinyal dari mata dan mungkin akan menyebabkan sakit kepala atau gangguan penglihatan. Selain itu banyak gangguan lain yang disebabkan karena kelebihan hormon yang dilepaskan hipofisis yang bisa menghasilkan dampak yang cukup signifikan bagi pasien. Hiperpituitari adalah suatu kondisi patologisa yang terjadi akibat tumor atau hiperplasi hipofisme sehingga menyebabkan peningkatan sekresi salah satu hormon hipofise atau lebih yang dikeluarkan oleh hormon hipofisis. 2.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep teori hiperpitutari? 2. Bagaimana asuhan keperawatan pasien hiperpituitari? 2.3. Tujuan Penulisan Makalah 1. Tujuan Umum Mampu menjelaskan dan membuat asuhan keperawatan pada klien dengan hiperpituitari. 2. Tujuan Khusus 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem pencernaan. 2. Untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang penyakit hiperpitutari.
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Definisi Hyperpituitari adalah suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor hipofise atau hiperplasi hipofisisme sehingga menyebabkan peningkatan sekresi salah satu hormon hipofise atau lebih. Hiperpituitarisme adalah sekresi berlebihan hormone hipofisis anterior. Hiperpituitarisme biasanya mengenai hanya satu jenis hormone hipofisis. Hormonhormon hipofisis lainya sering di keluarkan dalam kadar yang lebih rendah (corwin J Elizabeth 2001). Hipofisa memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan lobus posterior (belakang). Lobus anterior menghasilkan hormon yang pada akhirnya mengendalikan produksi dari semua organ lain. 1. Lobus anterior/ adenohypophysis Hormon yang dihasilkan oleh lobus anterior lebih didominasi oleh hormone yang mengatur mengenai pertumbuhan, reproduksi dan masalah stress. Macam- macam hormone yang dihasilkan: a. GH ( Growth Hormon ) Disebut juga dengan hormon pertumbuhan atau somatotropin. GH adalah hormon protein yang dilepaskan dalam pola diurnal selama 24 jam. Peningkatan pelepasan GH terjadi selama masa pubertas dan kehamilan. Hormon pertumbuhan meningkatkan sintesis protein di semua sel tubuh, terutama sel otot. GH menstimulasi pertumbuhan kartilago dan aktivitas osteoblas, sel penghasil tulang di tubuh. GH sangat penting untuk pertumbuhan tulang dan untuk remodelling tulang yang terus menerus yang berlangsung seumur hidup. b.
Prolaktin Hormon protein yang dilepaskan dari hipofisis anterior. Ketika anak perempuan mencapai pubertas, prolaktin bekerja bersama esstrogen, progesteron dan GH untuk meningkatkan perkembangan jaringan payudara. Setiap hormon ini meningkat kadarnya secara dramatis selama kehamilan sehingga menyebabkan stimulasi perkembangan payudara lebih lanjut. Setelah kelahiran bayi, prolaktin bekerja pada payudara untuk menstimulasi laktasi (produksi susu) yang memungkinkan bayi untuk menyusu. Pada wanita pasca partum, hormon hipotalamus posterior oksitosin bekerja bersama prolaktin dan diperlukan uktuk keberhasilan menyusui.
c.
ACTH ( Adrenocorticotropin Hormone ) ACTH mengeluarkan sekresi sel kortikotropin yang akan membentuk 20 % dari jumlah sel pituitary. Sekresi ACTH memerankan untuk irama jantung. Biasanya dalam situasi stres yang tinggi ACTH dilepaskan, ACTH merangsang sekresi glukokortikoid, seperti kortisol. Glukortikoid berfungsi untuk membantu tubuh mengelola trauma, infeksi dan stres.
d.
TSH ( Thyroid Stimulating Hormone ) TSH mengeluarkan sekresi sel thyrotropin yang membentuk 5 % dari hormon hipofisis anterior. TSH secara struktur berhubungan dengan LH dan FSH. Hormon ini mempengaruhi metabolisme tubuh dan pertumbuhan dan perkembangan.
e.
Gonadotropin (FSH dan LH) Meliputi dua hormon hipofisis anterior , yaitu Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone ( LH ). Jaringan target FSH dan LH adalah ovarium pada wanita dan testis pada pria. Pada wanita, sebagai respons terhadap FSH dan LH , ovarium menyekresi hormon steroid estrogen dan progesteron. Pada pria, FSH menstimulasi sel testis untuk memulai dan mendukung spermatogenesis (produksi sperma).
2. Lobus Posterior Hormon diproduksi didalam hipotalamus dan mengalir melalui serat syaraf kelobus posterior kalenjar hipofisis. a. Hormon antideuritik : merangsang tubulus distal ginjal untuk mereabsorsi air dari cairan didalamnya. b. Oksitosin : terlibat dalam kerja uterus saat melahirkan ( fungsinya belum jelas) dan kontraksi otot saluarn payudara, menyebabkan susu diperas dari saluran dalam kesaluran superficial.
2.2. Etiologi Hiperpituitari dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau hipotalamus, penyebab mencakup: 1. Adenoma primer salah satu jenis sel penghasil hormon, biasanya sel penghasil GH, ACTH atau prolakter. 2. Tidak adanya umpan balik kelenjar sasaran, misalnya peningkatan kadar TSH terjadi apabila sekresi hormon tiroid dan kelenjar tiroid menurun atau tidak ada.
2.3. Manifestasi klinis 1) Perubahan bentuk dan ukuran tubuh serta organ-organ dalam (seperti tangan, kaki, jari – jari tangan, lidah, rahang). 2) Impotensi 3) Penurunan penglihatan 4) Nyeri kepala 5) Perubahan siklus menstruasi pada wanita, infertilitas 6) Libido seksual turun 7) Kelemahan otot, kelelahan. 8) Exsopthalamus 9) Oliguria 2.4. Patofisiologi Hiperfungsi hipofisa dapat terjadi dalam beberapa bentuk bergantung pada sel mana dari kelima sel-sel hipofisis yang mengalami hiperfungsi. Kelenjar biasanya mengalami perbesaran, disebut adenoma makroskopik bila diameternya lebih dari 10 mm atau adenoma mikroskopis bila diameternya kurang dari 10 mm, yang terdiri atas satu jenis sel atau beberapa jenis sel. Kebanyakan adalah tumor yang terdiri atas selsel laktotropik (juga dikenal sebagai prolaktinoma). Tumor yang kurang umum terjadi adalah adenoma somatotropik dan kortikotropik. Tumor yang terdiri atas selsel pensekresi TSH, LH atau FSH sangat jarang terjadi. Prolaktinoma (adenoma laktotropin) biasanya adalah tumor kecil, jinak, yang terdiri atas sel-sel pensekresi prolaktin. Gejala yang khas pada kondisi ini sangat jelas pada wanita usia reproduktif dan dimana terjadi (tidak menstruasi, yang bersifat primer dan sekunder), galaktorea (sekresi ASI spontan yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan), dan infertilitas. Adenoma somatotropik terdiri atas sel-sel yang mensekresi hormon pertumbuhan. Gejala klinik hipersekresi hormon pertumbuhan bergantung pada usia klien saat terjadi kondisi ini. Misalnya saja pada klien pre pubertas, dimana lempeng epifise tulang panjang belum menutup, mengakibatkan gigantisme. Pada klien post pubertas, adenoma somatotropik mengakibatkan akromegali, yang ditandai dengan perbesaran ekstremitas (jari, tangan, kaki), lidah, rahang, dan hidung. Kelebihan hormon pertumbuhan menyebabkan gangguan metabolik serperti hiperglikemi. Pengangkatan tumor dengan pembedahan merupakan pengobatan pilihan. Adenoma kortikotropik terdiri atas sel-sel pensekresi ACTH. Kebanyakan tumor ini adalah mikroadenoma dan secara klinis dikenal dengan tanda khas penyakit Cushing’s. Ada dua perubahan fisiologis karena tumor hipofisis: 1. Perubahan yang timbul karena adanya space-occupying mass dalam kranium. 2. Perubahan yang di akibatkan oleh hipersekresi hormon dari tumornya sendiri. Adenoma hiofisis adalah adenoma intraseluler (tumor didalam sella tursika) dengan besar diameter kurang dari 1 cm dengan tanda-tanda hipersekresi hormone.
Klasifikasi hipofisis/ adenoma hipofisis: 1. 2. 3. 4.
Encapsulated (tidak ada metastasis dalam sella tursika). Invasive (sella tursika rusakkarena metastasis). Mikroadenoma (encapsulate tumor dengan diameter kurang dari 10 mm). Makroadenoma (encapsulate tumor lebih dari 10 mm).
Perubahan neurologis dapat terjadi akibat tekanan jaringan tumor yang semakin membesar, tekanan ini dapat terjadi saraf optik, saraf kranial III (okulomotor), saraf kranial IV (troklear), dan saraf kranial V (trigeminal), tumor yang sangat besar bisa menginflamasi hipotalamus. 2.5. Komplikasi a. Penyebab sindrom cushing termasuk tumor adrenal, sindrom ACTH ektopik. b. Hiperglikemi c. Hipertensi d. Hipopituitary 2.6. Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan laboratorik a. Pemeriksaan kortisol, T3 dan T4 serta estrogen dan testosteron. b. Pemeriksaan ACTH, TSH, dan LH. c. Pemeriksaan serum IGF-I level dan GH level d. Pemeriksaan Level Prolaktin secara normal
View more...
Comments