MAKALAH HIDROMETALURGI DAN PIROMETALURGI.docx
March 8, 2017 | Author: Riza Imam Wicaksono | Category: N/A
Short Description
Download MAKALAH HIDROMETALURGI DAN PIROMETALURGI.docx...
Description
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Di dalam dunia pertambangan, terdapat tiga bagian besar bahan galian atau bahan tambang, antara lain : bahan galian logam, bahan galian energi, dan bahan galian industri. Bahan galian yang termasuk ke dalam bahan galian logam antara lain emas, perak, besi, alumunium, dan lain lain. Bahan galian yang termasuk ke dalam bahan galian energi antara lain batubara, minyak bumi, gas alam, panas bumi, dan lain – lain, dan yang terakhir bahan galian yang termasuk ke dalam bahan galian industri antara lain pasir, batu – batu mulia, dan lain - lain. Industri pengolahan bahan galian tambang saat ini diprediksi akan mengalami peningkatan. Hal itu dikarenakan adanya Undang – Undang baru tentang pertambangan dimana intinya menyatakan bahwa bahan tambang yang telah ditambang wajib diolah dahulu di dalam negeri sebelum diekspor.Salah satu metode pengolahan bahan tambang adalah metalurgi. Metalurgi sesuai dengan namanya merupakan suatu proses pengolahan bahan galian dimana hanya difokuskan untuk logam atau bijih saja. Secara umum
metalurgi
dibagi
menjadi
2
bagian,
yaitu
:
pirometalurgi
dan
hidrometalurgi.
1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1Maksud Maksud dari pembuatan makalah ini adalah selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah metalurgi umum juga menambah pengetahuan khusus mengenai pirometalurgi dan hidrometalurgi. 1.2.2Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah membandingkan proses pirometalurgi dan hidrometalurgi.
BAB II
ISI 2.1 Metalurgi 2.1.1 Definisi Metalurgi adalah
ilmu,
seni,
dan
teknologi
yang
mengkaji
proses
pengolahan dan perekayasaan mineral dan logam. Yang termasuk ke dalam metalurgi antara lain :
Pengolahan Mineral (Mineral Dressing)
Ekstraksi Logam/Metalurgi Ekstraksi
Proses Produksi Logam (Metalurgi Mekanik)
Perekayasaan Sifat Fisik Logam (Metalurgi Fisik)
2.1.2Sejarah Sejarah
ilmu
metalurgi
diawali
dari
teknologi
pengolahan
hasil
pertambangan. Logam yang pertama kali diolah secara metalurgi adalah emas, karena dapat di temukan secara bebas (tidak terikat dengan senyawa lain) walaupun dalam jumlah yang kecil. Sejumlah kecil emas ditemukan telah digunakan di gua-gua di Spanyol pada masa Paleolitikum, sekitar 40.000 SM. Selain emas, logam – logam yang juga sering diolah (dalam jumlah terbatas) antara lain :perak, tembaga, timah dan besi meteor. Senjata Mesir yang dibuat dari besi meteor pada sekitar 3000 SM dikenal sangat kuat sehingga disebut sebagai "belati dari langit". Dengan pengetahuan untuk mendapatkan tembaga dan timah dengan memanaskan
bebatuan,
mendapatkan logam
serta
paduan yang
mengkombinasikan tembaga dan timah untuk dinamakan
sebagai perunggu,
teknologi
metalurgi dimulai sekitar tahun 3500 SM pada masa Zaman Perunggu. Ekstraksi besi dari bijihnya ke dalam logam yang dapat diolah jauh lebih sulit. Proses ini tampaknya telah diciptakan oleh orang-orang Hittit pada sekitar 1200 SM, pada awal Zaman Besi. Rahasia ekstraksi dan pengolahan besi adalah faktor kunci dalam keberhasilan orang-orang Filistin.
2
2.2 Pirometalurgi Pirometalurgi adalah suatu proses ekstraksi metal dengan penggunaan energi panas/kalor. Suhu yang digunakanmulai dari 500C– 2500C (proses Mond untuk pemurnian nikel), hingga mencapai 2.0000 C (proses pembuatan campuran baja). Yang umum dipakai hanya berkisar 5000C - 1.6000C. Pada suhu tersebut kebanyakan logam ataupun
campurannya sudah
dalam
fase
cair
bahkan
kadang-kadang dalam fase gas. Umpan yang baik adalah konsentrat dengan kadar metal yang tinggi agar dapat mengurangi pemakaian energi panas. Penghematan energi panas dapat juga dilakukan dengan memilih dan memanfaatkan reaksi kimia eksotermik (exothermic). Sumber energi panas dapat berasal dari :
Energi kimia (chemical energy = reaksi kimia eksotermik).
Bahan bakar (hydrocarbon fuels) : kokas, gas dan minyak bumi.
Energi listrik
Energi terselubung/tersembunyi, panas buangan dipakai untuk pemanasan awal (preheating process). Peralatan yang umumnya dipakai adalah :
Tanur tiup (blast furnace).
Reverberatory furnace. Sedangkan untuk pemurniannya dipakai :
Pierce-Smith converter.
Bessemer converter.
Kaldo cenverter.
Linz-Donawitz (L-D) converter.
Open hearth furnace.
Proses pirometalurgi terbagi atas 5 proses, yaitu : 2.2.1Pengeringan (Drying) Adalah proses pemindahan panas kelembapan cairan dari material. Pengeringan biasanya terjadi dari kontak padatan lembap denganpembakaran gas yang panas oleh pembakaran bahan bakar fosil. Pada beberapa kasus, panas pada pengeringan bisa disediakan oleh udara panas gas yang secara tidak langsung memanaskan.
Biasanya suhu pengeringan di atur pada nilai diatas titik didih air sekitar 1200C.Pada kasus tertentu, seperti pengeringan air garam yang dapat larut, sushu pengeringan yang lebih tinggi diperlukan. 2.2.2Kalsinasi (Calcining) Kalsinasi adalah suatu proses dekomposisi panas material. Contohnya dekomposisi hidrat seperti besi (III) hidroksida menjadi besi (III) oksida dan uap air atau dekomposisi kalsium karbonat menjadi kalsium oksida dan karbon diosida dan atau besi karbonat menjadi besi oksida.Proses ini terjadi dalam variasi tungku/furnace termasuk shaft furnace,rotary kilns dan fluidized bed reactor. 2.2.3Pemanggangan (Roasting) Pemanggangan adalah suatu proses pemanasan dengan kelebihan udara dimana udara dihembuskan pada bijih yang dipanaskan disertai penambahan reagen kimia. Proses ini tidak mencapai titik didih dari logam tersebut. Jenis-jenis roasting, antara lain :
Oxydating Roasting Biasanya dilakukan terhadap mineral-mineral sulfida pada temperatur tinggi
(direduksi langsung). Pada temperatur rendah : - sulfida logam dapat direduksi dengan karbon membentuk CS dan CS2. MS + C M M + CS M2S + C 2M + CS2 - Tidak dapat direduksi langsung karena sulfida logam-logam lebih stabil dari CS dan CS2. MS + 3/2 O2 MO + SO2
Reducting Roasting Adalah suatu proses pemanggangan dimana suatu oksida mengalami
proses reduksi oleh suatu reduktor gas yang dimaksudkan untuk menurunkan derajat oksidasi suatu logam. Peristiwa reduksi ini tidak dapat tercapai untuk suatu oksida yang sangat stabil..
Chlor Roasting Dalam proses ini, bijih/konsentrat dipanggang bersama senyawa klorida
(CaCl2,NaCl) atau dengan gas Cl2. Tujuan chlor roasting adalah untuk menghasilkan senyawa klorida logam dalam air (di ekstraksi), serta menghasilkan senyawa klorida logam-logam yang mudah menguap agar dapat dipisahkan dari mineral-mineral pengganggu (Metalurgi Halida).
Fluor Roasting Pemanggangan ini menggunakan reagent F2.
Yodium Roasting Pemanggangan ini menggunakan reagent I2. Kegunaan proses ini antara lain :
Mengeluarkan sulfur, Arsen, Antimon dari persenyawaannya
Merubah mineral sulfida menjadi oksida dan sulfur 2 ZnS + 3O2
2ZnO + 2SO4
Membentuk material menjadi porous
Menguapkan impurity yang volatile. Jenis – Jenis oven yang digunakan antara lain :Hazard Vloer
OvenSuspensionRoasting Oven, Fluiized bed roasting. 2.2.4Peleburan (Smelting) Adalah proses peleburan logam pada temperatur tinggi sehingga logam ,eleleh dan mecair setelah mencapai titik didihnya. Oven yang digunakan antara lain :Schacht
Oven,
Scraal
Oven
(revergeratory FurnaceElectric Oven (Electric Furnace) Smelting terbagi beberapa jenis, yaitu :
Reduksi smelting
Oksidasi smelting
Netral smelting
Sementasi smelting
Sulfida smelting
Presipitasi smelting
Flash smelting (peleburan semprot)
Ekstraksi timbal dan seng secara simultan
2.2.5Refining (Pemurnian) Adalah suatu proses pemindahan kotoran dari material dengan proses panas.
Berikut ini merupakan alat yang digunakan untuk pirometalurgi yakni: a. Tanur Tiup (Blast Furnace)
Tanur tiup (Blast Furnace) adalah suatu jenis tungku metalurgi yang digunakan untuk peleburan
logam industri, umumnya besi.Pada tungku ini,
bahan bakar dan bijih dan fluks (kapur) yang terus menerusdiberikan melalui bagian atas tungku, sementara udara (kadang-kadang denganpengayaan oksigen) ditiupkan ke bagian bawah ruang, sehingga reaksi kimiaberlangsung sepanjang
tungku
sebagai
bahan
bergerak
ke
bawah.
Produk
akhir
yangbiasanya logam cair dan terak fase disadap dari bawah, dan gas buang keluar dari bagian atas tungku.
Gambar 1 Mekanisme Blast Furnace
Keterangan : Uap panas dari Tungku Cowper Hot blast from Cowper stoves 2.Zona Peleburan (bosh) 3. Zona Reduksi oksida besi (II) (barrel) 4. Zona Reduksi oksida besi (III) (stack) 5. Zona Pra-pemanasan (throat) 6. Jalur masuk bijih, gamping, atau kokas 7.Pipa asap pembuangan 8. Kolom kokas/gamping/bijih 9.Pembersihan slag 10. Penyadapan larutan pig iron 11.Kumpulan gas buang
Gambar 2 Alat Blast Furnace
Foto 1 Alat Blast Furnace
Spesifikasi Suhu
: hingga 11500 C
Tekanan
: (HV, < 10-3, >10-8 torr)
Dimensi
Tinggi
: 2896 mm
Panjang
: 1067 mm
Lebar
: 1880 mm
Kapasitas
: 76.46 liter
Konfigurasi
: Bell
Atmosfir
: Inert ; Vacuum oven /furnace
Pengontrol
: PLC
Voltase
: 480 VAC ±5%, 3 phase, 60 Hz
Sumber Panas
: Listrik / Resisten
b. Kiln
Gambar 2 Alat Kiln
Spesifikasi Suhu Kapasitas External Aplikasi Sumber panas Fitur Pengontrol
: hingga 22000F : 40 kaki kubik : Continous dan Shuttle : Pembakaran Skala Industri (Kalsinasi) : Listrik : Pendinginan (opsional); Timer, Display Panel Depan : Poin Set Tunggal ; dapat diprogram
Foto 2 Kiln Cement
c. Oven
Gambar 3 Oven
Spesifikasi Suhu Kapasitas External Aplikasi Sumber panas Pengontrol
: hingga 14000F : 8 kaki kubik : Continous dan Shuttle : Penguatan : Pembakaran (opsional); Listrik; Gas Alam : Dapat diprogram
d. Tanur Metalisasi
Gambar 4 Tanur Metalisasi
Spesifikasi Suhu Tekanan
: 400 – 10000C : 120 psi
Dimensi Tinggi
: 2007 mm
Lebar
: 1600 mm
Panjang
: 12827 mm
Kapasitas
: 76.46 liter
Konfigurasi
: Bell
Atmosfir
: Udara
Voltase
: 3 fase 208 – 480 50/60 Hz
Sumber Panas Kapasitas External Aplikasi Sumber panas
: Listrik / Resisten : 8 kaki kubik : Continous dan Shuttle : Pengeringan; Pembakaran : Listrik
2.3
Hidrometalurgi Hidrometalurgi merupakan cabang tersendiri dari metalurgi. Secara
harfiah hidrometalurgi dapat diartikan sebagai cara pengolahan logam dari batuan atau bijihnya dengan menggunakan pelarut berair (aqueous solution). Dua cabang metalurgi lainnya adalah pirometalurgi dan elektrometalurgi. Saat ini hidrometalurgi adalah teknik metalurgi yang paling banyak mendapat perhatian peneliti.Hal ini terlihat dari banyaknya publikasi ilmiah
semisal jurnal kimia berskala internasional yang membahas pereduksian logam secara hidrometalurgi.Logam-logam yang banyak mendapat perhatian adalah nikel (Ni), magnesium (Mg), besi (Fe) dan mangan (Mn). Hidrometalurgi memberikan beberapa keuntungan:
Bijih tidak harus dipekatkan, melainkan hanya harus dihancurkan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
Pemakaian batubara dan kokas pada pemanggangan bijih dan sekaligus sebagai reduktor dalam jumlah besar dapat dihilangkan.
Polusi atmosfer oleh hasil samping pirometalurgi sebagai belerang dioksida, arsenik(III)oksida, dan debu tungku dapat dihindarkan.
Untuk bijih-bijih peringkat rendah (low grade), metode ini lebih efektif.
Suhu prosesnya relatif lebih rendah.
Reagen yang digunakan relatif murah dan mudah didapatkan.
Produk yang dihasilkan memilki struktur nanometer dengan kemurnian yang tinggi Pada prinsipnya hidrometalurgi melewati beberapa proses yang dapat
disederhanakan tergantung pada logam yang ingin dimurnikan. Salah satu yang saat ini banyak mendapat perhatian adalah logam mangan dikarenakan aplikasinya yang terus berkembang terutama sebagai material sel katodik pada baterai isi ulang.Baterial ion litium konvensional telah lama dikenal dan diketahui memiliki kapasitas penyimpanan energi yang cukup besar. Namum jika katodanya dilapisi lagi dengan logam mangan oksida maka kapasitas penyimpanan energi baterai tersebut menjadi jauh lebih besar.Secara garis besar, proses hidrometalurgi terdiri dari tiga tahapan yaitu:
Leaching atau pengikisan logam dari batuan dengan bantuan reduktan organik.
Pemekatan larutan hasil leaching dan pemurniannya.
Recovery yaitu pengambilan logam dari larutan hasil leaching. Reduktan organik adalah hal yang sangat penting dalam proses ini.
Reduktan yang dipilih diusahakan tidak berbahaya bagi lingkungan, baik reduktan itu sendiri maupun produk hasil oksidasinya.Kebanyakan reduktan yang digunakan adalah kelompok monomer karbohidrat, turunan aldehid dan keton
karena punya gugus fungsi yang mudah teroksidasi. Contohnya adalah proses reduksi mangan dengan adanya glukosa sebagai reduktan: C6H12O6 + 12MnO2 + 24H+ = 6CO2 + 12Mn2+ + 18H2O Larutan hasil leaching tersebut kemudian dipekatkan dan dimurnikan. Ada tiga proses pemurnian yang umum digunakan yaitu evaporasi, ekstraksi pelarut dan presipitasi (pengendapan). Di antara ketiganya, presipitasi adalah yang paling mudah dilakukan, juga lebih cepat. Namun cara ini kurang efektif untuk beberapa logam. Logam hasil pemurnian biasanya diaktivasi dengan asam tertentu terlebih dahulu sebelum diambil dari larutannya.Cara ini menjamin didapatkannya logam dalam struktur nanometer dengan tingkat kemurnian yang lebih tinggi.Logam yang berstruktur nanometer harganya bisa puluhan kali lipat dibandingkan dengan logam yang berstruktur biasa. Suhu selama proses leaching, konsentrasi reaktan, ukuran partikel sampel dan PH larutan merupakan faktor-faktor yang paling menentukan keberhasilan proses hidrometalurgi. Apabila kita mampu menemukan kombinasi yang tepat dari keempat faktor ini maka proses hidrometalurgi akan semakin optimal. Kedepan diharapkan para ahli teknik kimia dapat menciptakan teknologi yang mampu mengaplikasikan hidrometalurgi agar terpakai lebih luas dalam dunia industri.
Feed / ROM
Tahap Preparasi
Konsentrat LEACHING
SOLID - LIQUID SEPARATION
Filtrat
RECOVERY Logam
Gambar 6 Diagram Alir Hidrometalurgi
Kondisi yang baik untuk hidrometalurgi adalah :
Metal yang diinginkan harus mudah larut dalam reagen yang murah.
Metal yang larut tersebut harus dapat “diambil” dari larutannya dengan mudah dan murah
Unsur atau metal lain yang ikut larut harus mudah dipisahkan pada proses berikutnya.
Mineral-mineral pengganggu (gangue minerals) jangan terlalu banyak menyerap (bereaksi) dengan zat pelarut yang dipakai.
Zat pelarutnya harus dapat “diperoleh kembali” untuk didaur ulang.
Zat yang diumpankan (yang dilarutkan) jangan banyak mengandung lempung (clay minerals), karena akan sulit memisahkannya.
Zat yang diumpankan harus porous atau punya permukaan kontak yang luas agar mudah (cepat) bereaksi pada suhu rendah.
Zat pelarutnya sebaiknya tidak korosif dan tidak beracun (non-corrosive and non-toxic), jadi tidak membahayakan alat dan operator.
Peralatan yang dipergunakan dalam proses Hidrometalurgi adalah : 1. Electrolysis / electrolytic cell.
2. Bejana pelindian (leaching box). Secara garis besar, proses hidrometalurgi terdiri dari tiga tahapan yaitu: a. Leaching atau pengikisan logam dari batuan dengan bantuan reduktan organik. b. Pemekatan larutan hasil leaching dan pemurniannya c. Recovery yaitu pengambilan logam dari larutan hasil leaching. a. Leaching Leaching adalah proses pelarutan selektif dimana hanya logam-logam tertentu yang dapat larut. Pemilihan metode pelindian tergantung pada kandungan logam berharga dalam bijih dan karakteristik bijih khususnya mudah tidaknya bijih dilindi oleh reagen kimia tertentu. Secara hidrometalurgi terdapat beberapa jenis leaching, yaitu : a. b. c. d. e.
Leaching in Place (In-situ Leaching) Heap Leaching Vat Leaching /Percolation Leaching Agitation Leaching Autoclaving
Reduktan organik adalah hal yang sangat penting dalam proses ini. Reduktan yang dipilih diusahakan tidak berbahaya bagi lingkungan, baik reduktan itu sendiri maupun produk hasil oksidasinya. Kebanyakan reduktan yang digunakan adalah kelompok monomer karbohidrat, turunan aldehid dan keton karena punya gugus fungsi yang mudah teroksidasi.
Larutan hasil leaching tersebut kemudian dipekatkan dan dimurnikan. Ada tiga proses pemurnian yang umum digunakan yaitu evaporasi, ekstraksi pelarut dan presipitasi (pengendapan). Di antara ketiganya, presipitasi adalah yang paling mudah dilakukan, juga lebih cepat. Namun cara ini kurang efektif untuk metalurgi adalah :
Foto 3 Proses Leaching
Pencucian melibatkan penggunaan solusi berair yang mengandung lixiviant yang dibawa ke dalam kontak dengan bahan yang mengandung logam berharga.Para lixiviant dalam larutan asam atau mungkin dasar di alam. Jenis dan konsentrasi lixiviant ini biasanya dikendalikan untuk memungkinkan beberapa derajat selektivitas untuk logam atau logam yang akan dipulihkan. Dalam proses pencucian, potensi oksidasi, suhu, dan pH larutan adalah parameter penting, dan sering dimanipulasi untuk mengoptimalkan pembubaran komponen logam yang diinginkan ke dalam fase berair. b. In-situ pencucian In-situ pencucian juga disebut "solusiPertambangan." Proses ini awalnya melibatkan pengeboran lubang ke deposit bijih. Bahan peledak atau patahan hidrolik digunakan untuk membuat jalur terbuka dalam deposit untuk solusi untuk menembus ke dalam. Solusi pencucian dipompa ke deposit di mana ia membuat kontak dengan bijih. Larutan tersebut kemudian dikumpulkan dan diproses. Deposit uranium Beverley adalah contoh in-situ pencucian. c. Heap pencucian Dalam proses pencucian tumpukan, hancur (dan kadang-kadang diaglomerasi) bijih ditumpuk di tumpukan yang berjajar dengan lapisan kedap air. Leach solusi disemprotkan dari atas tumpukan, dan dibiarkan meresap ke bawah
melalui tumpukan. Desain tumpukan genangan air biasanya menggabungkan koleksi yang memungkinkan "hamil" solusi resapan (yaitu solusi dengan logam berharga terlarut) harus dipompa untuk diproses lebih lanjut. d. Pencucian Dump Pencucian Dump menggabungkan karakteristik pencucian tumpukan dan in-situ pencucian.Di tempat pembuangan resapan, lapisan kedap mungkin atau tidak dapat digunakan tergantung pada lokasi pembuangan.Bijih dibuang untuk memungkinkan pengolahan yang mirip dengan pencucian tumpukan, tetapi karakteristik fisik dari lokasi memungkinkan untuk sebuah lembah atau lubang untuk bertindak sebagai bah tersebut. e. Ppn pencucian Pencucian Ppn melibatkan materi menghubungi, yang telah mengalami pengurangan ukuran biasanya dan klasifikasi, dengan larutan lindi dalam tangki besar atau tangki-tangki. Seringkali tong dilengkapi dengan agitator untuk menjaga padatan dalam suspensi dalam tong dan meningkatkan padat untuk menghubungi cair. Setelah pencucian tong, padatan tercuci dan solusi hamil biasanya dipisahkan sebelum diproses lebih lanjut. Dalam beberapa kasus, proses pencucian khusus karena sifat tahan api bahan yang diperlukan. Teknik-teknik ini meliputi tekanan atau pencucian autoklaf dan pencucian berkonsentrasi.Setelah pencucian, cairan lindi biasanya harus menjalani konsentrasi ion logam yang akan dipulihkan. Selain itu, beberapa logam yang tidak diinginkan mungkin juga telah diambil ke dalam larutan
selama
proses
pelindian.
Solusinya
sering
dimurnikan
untuk
menghilangkan komponen yang tidak diinginkan. Proses digunakan untuk konsentrasi larutan dan pemurnian meliputi:
Pengendapan
Penyemenan
Ekstraksi Larutan
Ion Bursa
Pelarut ekstraksi Sebuah campuran dari ekstraktan dalam pengencer digunakan untuk
mengekstrak logam dari satu fase ke yang lain. Dalam ekstraksi pelarut
campuran ini sering disebut sebagai "organik" karena konstituen utama (pengencer) adalah beberapa jenis minyak. f.
Pertukaran ion Agen chelating, zeolit alam, karbon aktif, resin, dan organik cair diresapi
dengan agen chelating semua digunakan untuk kation anion pertukaran atau dengan solusi.Selektivitas dan pemulihan fungsi dari reagen yang digunakan dan hadir kontaminan. g. Pemulihan Logam Pemulihan logam adalah langkah akhir dalam proses Hidrometalurgi. Logam yang cocok untuk dijual sebagai bahan baku sering langsung diproduksi di langkah pemulihan logam. Kadang-kadang, bagaimanapun, pemurnian lebih lanjut diperlukan jika ultra-tinggi kemurnian logam harus diproduksi. Jenis utama dari proses pemulihan logam elektrolisis, reduksi gas, dan curah hujan. h. Elektrolisa Elektrowinning dan electrorefining masing-masing melibatkan pemulihan dan pemurnian logam menggunakan elektrodeposisi logam pada katoda, dan baik pembubaran logam atau reaksi oksidasi pada anoda bersaing. i.
Pengendapan Curah hujan di hidrometalurgi melibatkan pengendapan kimia dan
senyawa logam baik mereka atau dari kontaminan dari larutan berair. Air hujan akan
dilanjutkan
ketika,
melalui
penambahan
reagen,
penguapan,
perubahan pH atau suhu manipulasi, setiap spesies tertentu yang melebihi batas kelarutan. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dalam proses hilir, pembenihan untuk memulai kristalisasi sering digunakan.
j.
Link Eksternal Elektrowinning dan electrorefining masing-masing melibatkan pemulihan
dan pemurnian logam menggunakan elektrodeposisi logam pada katoda, dan baik pembubaran logam atau reaksi oksidasi pada anoda bersaing
BAB III KESIMPULAN Metalurgi ekstraksi terdiri dari pirometalurgi dan hidrometalurgi.Proses pyrometallurgy adalah proses ini menggunakan temperatur tinggi yang diperoleh dari pembakaran bahan bakar. Dimana bahan bakar berupa api tersebut digunakan untuk mengeringkan dan
meleburkan logam. Sedangkan untuk
hidrometalurgi merupakan proses pengolahan logam dari batuan atau bijihnya dengan menggunakan pelarut berair (aqueous solution).
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyarto, Kristian H. 2003. Dasar-dasar Kimia Anorganik Logam. Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. Hal: 5.46-5.49. Anonim. Pirometalurgi
http://belajarmetalurgi.blogspot.com/2011/02/tugas-
pirometalurgi.html .2013 Diakses 21 Oktober 2013, Blogger. Pagnanelli.F, Garavini.M, Veglio.F, Toro.L. Journal of Hydrometallurgy 71; Fathi Habashi.Extractive Metallurgy Vol.2 Hydrometallurgy.
View more...
Comments