makalah golongan darah.doc
October 6, 2017 | Author: Ayu Anulus | Category: N/A
Short Description
makalah...
Description
TUGAS KELOMPOK TRANSFUSI DARAH
GOLONGAN DARAH
Disusun Oleh : Ayu Anulus Putu Desy Metriani Natalia Sandra Margasira Ni Luh Novita Pratami Ni Nyoman Ariwhidiani Ni Nyoman Sumarsini Sherly Dewu Tri Mulyanto
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN ANALIS KESEHATAN PRODI DIPLOMA EMPAT 2015
Kata Pengantar Puji syukur yang kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat penulis selesaikan. Dalam makalah ini penulis membahas mengenai golongan darah. Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya penulis mendapat bimbingan, arahan, dan pengetahuan, untuk itu rasa terima kasih yang mendalam kami ucapkan kepada :
Ibu Dosen pembimbing mata kuliah Transfusi Darah Semua pihak yang telah memberikan masukan untuk makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya
Mataram, 25 September 2015
Penyusun
1
Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang..........................................................................4 1.2. Rumusan Masalah.....................................................................4 1.3. Tujuan Penulisan........................................................................4 1.4. Manfaat Penulisan Makalah.......................................................4 Bab II Isi 2.1. Pengertian Golongan Darah......................................................6 2.2. Jenis Golongan Darah................................................................7 2.3. Tabel Kecocokan Golongan Darah.............................................7 2.4. Pentingnya Mengetahui Golongan Darah..................................8 2.5 Pemeriksaan Golongan Darah...........................................................................9 Bab III 3.1 Pertanyaan...................................................................................................... 13 3.2 Jawaban.......................................................................................................... 13 Bab IV Penutup 4.1. Kesimpulan..............................................................................14 4.2. Saran.......................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I Pendahuluan 1.1.
Latar Belakang Darah adalah cairan yang berwarna merah yang terdapat dalam pembuluh darah.
Volume darah manusia ± 7 % dari berat badan atau ± 5 liter untuk laki-laki dan 4,5 liter untuk perempuan. Penyimpanan darah dapat dilakukan dengan memberikan natrium nisrat atau natrium oksalat, karena garam-garam ini menyingkirkan ion-ion kalsium dari darah yang berperan yang berperan penting dalam proses pembekuan darah (Subowo, 1992). Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, mengangkut karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa sari makanan dari seluruh jaringan tubuh ke alat-alat eksresi,mengangkut hormone dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu, mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif, menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan membentuk antibody (Abbas, 1997). Golongan darah manusia terbagi menjadi 4 golongan, yaitu A, B, AB dan O. Dalam hal ini di dalam eritrosit terdapat antigen dan aglutinogen, sedangkan dalam serumnya terkandung zat anti yang disebut sebagai antibody dan agglutinin. Golongan darah manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda. Sistem penggolongan darah yang umum dikenal dalam system ABO. Golongan darah ditentukan dari jenis zat dalam eritrosit dan aglutinin dalam plasma darah, maka dari itu saya melakukan praktikum Penentuan Golongan Darah ini untuk mengetahui cara penentuan golongan darah seseorang dan system pewarisan golongan darah dari tetuanya karena setiap orang berbeda golongan darahnya dan system pewarisan golongan darah dari tetua juga berbeda.
3
1.2.
Rumusan Masalah a. b. c. d.
1.3.
Tujuan Penulisan a. b. c. d.
1.4.
Apa pengertian golongan darah ? Apa saja jenis golongan darah ? Bagaimana kecocokan golongan darah ? Apa pentingnya mengetahui golongan darah ?
Mengetahui pengertian golongan darah Mengetahui jenis golongan darah Mengetahui kecocokan golongan darah Mengetahui pentingnya golongan darah
Manfaat Penulisan Makalah a.
Menambah kajian mengenai ilmu Transfusi Darah dalam mengetahui golongan
b.
darah Mahasiswa dapat menyelesaikan tugas dari dosen pembimbing Transfusi Darah
4
Bab II Isi 2.1.
Pengertian Golongan Darah
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigendan antibodi yang
terkandung dalam
darahnya, sebagai berikut:
Gol. darah O-negatif
dapat menerima golongan darah A terdapatantigen A pada
membran selnya => antibodi antigen B di serumdarahnya. Sehingga, gol.darah A
negatif dapat menerima golongan darah A-negatif atau O-negatif. Golongan darah B terdapat antigen B pada permukaan sel darah merahnya => antibodi antigen A di serum darahnya. Sehingga,gol.darah B-negatif hanya dapat menerima
golongan darah B-negatif atau O-negatif Golongan darah AB memiliki eritrosit antigen A dan B serta tidak menghasilkan
antibodi antigen A maupun B. Sehingga,gol darah AB-positif dapat menerima darah Gol. darah ABO apapun disebut resipien universal. Namun,gol.darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif
golongan darah O memiliki
sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga,golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya dengan golongan
darah ABO apapun dan disebut donor universaldarah dari sesama O-negatif. Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia danNorwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaanNobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.
5 Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang berbeda-beda.
2.2.
Jenis Golongan Darah
Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari
golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. 1. Sistem ABO Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3 dari 4 golongan darah dalam sistem ABO pada tahun 1900 dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana ini pun dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para donor. Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal dengan golongan darah O). Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.Dalam sistem ABO, golongan darah dibagi menjadi 4 golongan: Golongan Sel Darah Merah
Plasma
A
Antigen A
Antibodi A
B
Antigen B
Antibodi B
AB
Antigen A & B
Tidak ada antibodi
O
Tidak ada antigen
Antibodi Anti A & Anti B
Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang berbeda-beda. Tabel pewarisan golongan darah kepada anak Ibu/Ayah
O
A
B
AB
O
O
O, A
O, B
A, B
A
O, A
O, A
O, A, B, AB
A, B, AB
B
O, B
O,A,B,AB
O,B
A, B, AB
A, B, AB
A, B, AB
6 AB 1.
A, B
A, B, AB
Reshus Faktor
Rh atau Rhesus (juga biasa disebut Rhesus Faktor) pertama sekali ditemukan pada tahun 1940 oleh Landsteiner dan Weiner. Dinamakan rhesus karena dalam riset digunakan darah kera rhesus (Macaca mulatta), salah satu spesies kera yang paling banyak dijumpai di India dan Cina. Pada sistem ABO, yang menentukan golongan darah adalah antigen A dan B, sedangkan pada Rh faktor, golongan darah ditentukan adalah antigen Rh (dikenal juga sebagai antigen D).
Jika hasil tes darah di laboratorium seseorang dinyatakan tidak memiliki antigen Rh, maka ia memiliki darah dengan Rh negatif (Rh-), sebaliknya bila ditemukan antigen Rh pada pemeriksaan, maka ia memiliki darah dengan Rh positif (Rh+).
2.3.
Tabel Kecocokan Golongan Darah
Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah. Dalam transfusi darah, kecocokan antara darah donor (penyumbang) dan resipien (penerima) adalah sangat penting. Darah donor dan resipien harus sesuai golongannya berdasarkan sistem ABO dan Rhesus faktor. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Hemolisis adalah penguraian sel darah merah dimana hemoglobin akan terpisah dari eritrosit. Pemilik rhesus negatif tidak boleh ditransfusi dengan darah rhesus positif. Jika dua jenis golongan darah ini saling bertemu, dipastikan akan terjadi perang. Sistem pertahanan tubuh resipien (penerima donor) akan menganggap rhesus dari donor itu sebagai benda asing yang perlu dilawan. Di dunia, pemilik darah rhesus negatif termasuk minoritas. Tabel Kecocokan Golongan Darah Gol Darah Resipien
Donor harus
AB+
Golongan darah mana pun
AB-
O-
A-
B-
AB-
A+
O-
O+
A-
A+
A-
O-
A+
7 O-
O+
B-
O-
B-
O+
O-
O+
O-
O-
B+
B-
B+
2.4.
Pentingnya Mengetahui Golongan Darah
Selain hemolisis, ada kelainan genetik lain yang juga mengintai ibu (serta bayi yang tengah dikandung, bila kasus terjadi pada wanita atau ibu hamil). Terutama jika ibu berdarah rhesus negatif sedangkan suami berdarah rhesus positif. Masalah ini biasanya terjadi pada perkawinan antar bangsa. Secara genetik, rhesus positif dominan terhadap rhesus negatif. Anak dari pasangan beda rhesus punya kemungkinan 50-100% berrhesus positif. Kemungkinan berrhesus negatif hanya 0-50%. Artinya rhesus si anak lebih mungkin berbeda dengan si ibu. Jika tidak cepat ditangani, perbedaan rhesus antara calon bayi dengan ibu ini akan menimbulkan masalah. Lewat plasenta, rhesus darah janin akan masuk ke peredaran darah si ibu. Selanjutnya ini akan menyebabkan tubuh si ibu memproduksi antirhesus. Lewat plasenta juga, antirhesus ini akan melakukan serangan balik ke dalam peredaran darah si calon bayi. Selsel darah merah si calon bayi akan dihancurkan. Pada kehamilan permata, antirhesus mungkin hanya akan menyebabkan si bayi lahir kuning (karena proses pemecahan sel darah merah menghasilkan bilirubin yang menyebabkan warna kuning pada kulit). Tapi pada kehamilan kedua, problemnya bisa menjadi fatal jika anak kedua juga memiliki rhesus positif. Saat itu, kadar antirhesus ibu sedemikian tinggi, sehingga daya rusaknya terhadap sel darah merah bayi juga hebat. Ini bisa menyebabkan janin mengalami keguguran. Jika sebelum hamil si ibu sudah mengetahui rhesus darahnya, masalah keguguran ini bisa dihindari. Sesudah melahirkan anak pertama, dan selama kehamilan berikutnya, dokter akan memberikan obat khusus untuk menetralkan antirhesus darah si ibu. Dengan terapi ini, anak kedua bisa diselamatkan. Untuk alasan tersebut maka dianjurkan bagi pasangan yang akan menikah untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah (premarital health checkup) dan bagi ibu yang ingin memiliki bayi dan atau yang telah dinyatakan positif hamil untuk segera memeriksa kesehatannya. Namun, satu masalah yang tersisa adalah test laboratorium saat ini belum memungkinkan untuk melihat perbedaan dengan lebih jelas antara genotip (Rh+/Rh-) dan (Rh+/Rh+), karena keduanya menghasilkan Rhesus faktor yang sama yaitu Rh+. 8
2.5
Pemeriksaan Golongan Darah
1. Pemeriksaan Cell Typing Tujuan : Untuk mengetahui golongan darah pendonor yang didasarkan pada antigen yang terdapat di sel darah merah. Prinsip
:
Reaksi antigen-antibodi berupa penggumpalan (aglutinasi)
a. Metode Slide Test dengan Menggunakan Darah Kapiler
Tujuan
: Sebagai pemeriksaan awal untuk mengetahui golongan darah pendonor
Alat dan Bahan : Object Glass, Lancet, Pengaduk Darah Kapiler Serum anti-A biasanya berwarna biru atau hijau Serum anti-B biasanya berwarna kuning Serum anti-AB biasanya berwarna merah muda/tak berwarna Serum anti-D (Rhesus) biasanya tidak berwarna / bening Cara Kerja
:
Menyiapkan reagen disuhu kamarMeneteskan 1 tetes (±50 µ) anti-A, anti-B, anti-AB, dan anti-D pada objek glass Memijit-mijit ujung jari manis/tengah donor dan kemudian melakukan desinfeksi dengan alkohol 70% Menusuk jari manis/tengah dengan posisi vertical, mengggunakan blood lancet Mengusap darah yang pertama kali keluar dari jari donor dengan kapas kering Meneteskan 1 tetes darah yang keluar pada objek glass yang sudah diberi antisera Mengaduk dengan batang pengaduk masing-masing campuran darah donor dengan antisera dan menggoyang-goyangkan Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara makroskopis
b. Metode Slide Test dengan Menggunakan Suspensi Sel 10% Tujuan : Untuk konfirmasi ulang pemeriksaan golongan darah pendonor sebelum ditransfusikan kepada pasien
9 Alat dan Bahan
:
Object Glass, Pengaduk Suspensi sel eritrosit 10% donor Serum anti-A biasanya berwarna biru atau hijau Serum anti-B biasanya berwarna kuning Serum anti-AB biasanya berwarna merah muda/tak berwarna
Serum anti-D (Rhesus) biasanya tidak berwarna / bening Cara Kerja
:
Meneteskan 1 tetes (±50 µl) anti-A, anti-B, anti-AB, dan anti-D pada objek glass Memipet 50 µl suspensi sel 10% donor pada objek glass yang sudah diberi antisera Mengaduk dengan batang pengaduk masing-masing campuran darah donor dengan antisera dan menggoyang-goyangkan Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara makroskopis Pembacaan hasil : Aglutinasi
: ada antigen pada sel darah merah donor
Tidak aglutinasi : tidak ada antigen pada sel darah merah donor 2. Pemeriksaan Serum Typing Tujuan : Untuk mengetahui golongan darah seseorang berdasakan antibodi yang terdapat di dalam serum Prinsip
:
Reaksi antigen-antibodi berupa penggumpalan (aglutinasi)
a. Metode Slide Test Tujuan : Untuk mengkonfirmasi ulang golongan darah pendonor sebelum ditransfusikan kepada pasien yang didasarkan pada antibodi pendonor Alat dan Bahan
:
Object Glass, Pengaduk, Serum donor Suspensi sel A 10% Suspensi sel B 10% Suspensi sel O 10% Cara Kerja
:
Memipet 50 µl suspensi sel A 10%, suspensi sel B 10%, dan suspensi sel O 10% pada objek glass
10 Memipet 50 µl serum donor ke objek glass yang telah diberi suspensi sel Mengaduk dengan batang pengaduk masing-masing campuran darah donor dengan antisera dan menggoyang-goyangkan Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara makroskopis b. Metode Tube Test
Tujuan : Untuk mengkonfirmasi ulang golongan darah pendonor sebelum ditransfusikan kepada pasien yang didasarkan pada antibodi pendonor Alat dan Bahan
:
Tabung reaksi dan rak, Mikropipet, Centrifuge Serum donor Suspensi sel A 5% Suspensi sel B 5% Suspensi sel O 5% Cara Kerja
:
Memipet 50 µl suspensi sel A 5%, suspensi sel B 5%,dan suspensi sel O 5% pada masing-masing tabung Memipet 50 µl serum donor ke tabung yang telah berisi suspensi sel dan menghomogenkan Mencentrifuge dengan kecepatan 1000 rpm selama 60 detik Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara makroskopis Interpretasi Hasil Pembacaan Golongan Darah Cell Typing Golongan Darah A : Aglutinasi pada sel B karena mempunyai antibody B Golongan darah B : Aglutinasi pada sel A karena mempunyai antibody A Golongan darah AB : Tidak terjadi karena tidak mempunyai antibody Golongan darah O : Aglutinasi pada sel A dan sel B karena mempunyai antibody A dan B
3. Pemeriksaan Sederhana Golongan Darah Dan Rhesus a. Persiapan Persiapan penderita
: tidak memerlukan persiapan khusus
Persiapan sample
: Larutan sel darah merah yang akan diperiksa dari darah utuh
Prinsip
: Reaksi antigen-antibodi berupa penggumpalan (aglutinasi) 11
Alat dan bahan
:
serum anti-A biasanya berwarna biru atau hijau, serum anti-B biasanya berwarna kuning, serum anti-AB biasanya berwarna merah muda/tak berwarna
serum anti-D (Rhesus) biasanya tidak berwarma/bening Pemeriksaan Cara Slide Pada sebuah kaca obyek (slide) teteskan 1 tetes serum anti A disebelah kiri, 1 tetes tetes serum anti B ditengah, dan 1 tetes serum anti AB disebelah kanan. Pada kaca obyek yang lain teteskan 1 tetes serum anti-D (anti Rhesus) disebelah kiri dan 1 tetes serum yang akan diperiksa sebagai kontrol disebelah kanan. Pada masing-masing serum teteskan 2 tetes darah yang akan diperiksa, campurkan dengan cara menggoyangkan kedepan dan kebelakang, sambil diamati adanya gumpalan (aglutinasi) berupa titik-titik halus seperti pasir yang akan terjadi. Pengamatan dilakukan dalam waktu 2 menit setelah percampuran serum dan darah yang akan diperiksa Kesalahan dapat terjadi dalam pembacaan secara kasat mata karena gumpalan yang terjadi bisa sangat halus dan tidak terlihat, pastikan secara mikroskopi
12
Bab III
3.1.
Pertanyaan
1. Apakah perbedaan golongan darah dipengaruhi oleh warna kulit ? 2. Bagaimana maksud dari contoh kasus pada slide tentang golongan darah rhesus?
3.2.
Jawaban
1. Rhesus darah seseorang tidak didasarkan pebedaan warna kulit karena yang membentuk adanya rhesus negatif atau positif dikarenakan adanya perbedaan kepemilikan antigen D pada sel darah seseorang. Umumnya orang Asia memiliki rhesus positif dan luar Asia memiliki rhesus negatif menurut penelitian. Warna kulit orang Asia ada yang hitam, coklat, putih, tetapi rhesusnya sama positif hal ini menandakan bahwa warna kulit tidak mempengaruhi rhesus seseorang. 2. Secara genetik, rhesus positif dominan terhadap rhesus negatif. Anak dari pasangan beda rhesus punya kemungkinan 50-100% berrhesus positif. Kemungkinan berrhesus negatif hanya 0-50%. Artinya rhesus si anak lebih mungkin berbeda dengan si ibu. Jika tidak cepat ditangani, perbedaan rhesus antara calon bayi dengan ibu ini akan menimbulkan masalah. Lewat plasenta, rhesus darah janin akan masuk ke peredaran darah si ibu. Selanjutnya ini akan menyebabkan tubuh si ibu memproduksi antirhesus. Lewat plasenta juga, antirhesus ini akan melakukan serangan balik ke dalam peredaran darah si calon bayi. Sel-sel darah merah si calon bayi akan dihancurkan. Pada kehamilan permata, antirhesus mungkin hanya akan menyebabkan si bayi lahir kuning (karena proses pemecahan sel darah merah menghasilkan bilirubin yang menyebabkan warna kuning pada kulit). Tapi pada kehamilan kedua, problemnya bisa menjadi fatal jika anak kedua juga memiliki rhesus positif. Saat itu, kadar antirhesus ibu sedemikian tinggi, sehingga daya rusaknya terhadap sel darah merah bayi juga hebat. Ini bisa menyebabkan janin mengalami keguguran. Jika sebelum hamil si ibu sudah mengetahui rhesus darahnya, masalah keguguran ini bisa dihindari. Sesudah melahirkan anak pertama, dan selama kehamilan berikutnya, dokter akan memberikan obat khusus untuk menetralkan antirhesus darah si ibu. Dengan terapi ini, anak kedua bisa diselamatkan.
13
Bab IV
Penutup 4 .1 Kesimpulan Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang berbeda-beda. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
3.1.
Saran
Adapun kritik dan saran akan kami terima demi kemajuan dari makalah ini sebagai salah satu acuan untuk proses belajar mengajar baik dikampus maupun dilapangan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Elly, Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta. Engenderhealt. 2000. Infection Prevention, New York. http://beruangmadusya.blogspot.com/2010/03/pemeriksaan-diagnostik.html http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/konsep-dasar-asuhan-keperawatan-pada.html JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru Lahir Jakarta. Pusdiknakes.
View more...
Comments