makalah geografi tanah
September 6, 2017 | Author: Îlhämðï Bågôëz Pérðàñá | Category: N/A
Short Description
makalah...
Description
MAKALAH GEOGRAFI TANAH PROSES PEMBENTUKAN TANAH Makalah diajukan untuk memenuhi tugas kelompok
Oleh: 1.YOPI YUNITA (1101556/2011) 2. MENTARI PRATAMI (1101582/2011) 3. FADLI AFRIANTO (1101549/2011) 4. SYAFRUDINI (1101563/2011)
JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2011
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis telah dapat menyelesaikan makalah GEOGRAFI TANAH tentang “ Proses Pembentukan Tanah” dengan waktu yang telah di tentukan. Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang membantu dalam penulisan makalah ini. Penulis menyadari, makalah ini masih ada kekurangan, untuk itu diharapkan adanya kritikan dan saran yang berguna untuk perbaikan di masa yang akan datang. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.
Padang, 26 Februari 2013
Penulis
2
DAFTAR lSI
Kata Pengantar............................................................................................ ......................... i Daftar Isi........................................................................................................ ....................... ii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang..................................................................................... .......... ... 1 B. Rumusan Masalah................................................................................ ............. 1 C. Tujuan
Pembuatan
Makalah.............................................................................. 1 D. Manfaat makalah................................................................................. .............. 1 BAB III PEMBAHASAN A. Proses
Pembentukan
Tanah...............................................................................2 B. Faktor Mendorong Pelapukan Yang berperan Dalam Pembentukan Tanah………….11 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................................... ........... 12 B. Saran................................................................................................. …………12 Daftar Pustaka
3
BAB I PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG Tanah merupakan salah satu faktor yang terpenting bagi kehidupan manusia, sebagaimana kita lihat segala kebutuhan hidup manusia dari produk yang bahan-bahannya hampir seluruhnya tersedia di dalam tanah. Di seluruh permukaan bumi terdapat aneka macam tanah dari yang paling gersang sampai yang paling subur, berwarna putih, merah, coklat, kelabu, hitam dan berbagai ragam sifatnya. Ilmu yang mempelajari tanah disebut pedologi. Tanah (soil) adalah lapisan tipis kulit bumi yang terletak di permukaan bumi paling atas yang terbentuk dari hasil pelapukan dan pengahancuran batuan induk (bahan anorganik/mineral) dan tumbuhan/hewan (bahan organik) yang telah membusuk yang merupakan media bagi tumbuhnya tanaman. Syarat utama terbentuknya tanah ada dua, yaitu: a) Tersedianya bahan asal/batuan induk b) Adanya faktor yang mempengaruhi batuan asal faktor-faktor pembentuk tanah akan menghasilkan tanah dengan sifat-sifat yang berbeda.Berdasarkan pada faktor pembentuk dan sifat tanah inilah, beberapa ahli mengklasifikasikantanah dengan klasifikasi yang berbeda.Tingkat kategori yang sudah banyak dikembangkan dalam survei dan pemetaan tanah di Indonesia, yaitu tingkat kategori jenis (great soil group). Klasifikasi jenis-jenis tanah pada tingkat tersebut sering digunakan untuk mengelompokkan tanah di Indonesia. 4
B.RUMUSAN MASALAH 1.Bagaimana proses pembentukan tanah itu sendiri?? 2.faktor apa saja yang mendorong pelapukan sehingga berperan dalam pembentukan tanah? C.TUJUAN MAKALAH. 1.Menjelaskan bagaimana proses pembentukan tanah 2.Memenuhi tugas kelompok geografi tanah
D.MANFAAT MAKALAH 1. Dapat mengetahui tentang proses pembentukan tanah 2. memiliki pengetahuan bagaimana terbentuknya tanah
5
BAB II PEMBAHASAN
A.PROSES PEMBENTUKAN TANAH Mengingat luasnya pengertian tentang tanah, maka perlu ada spesifikasi dari pengertian tanah. Pada awalnya tanah dianggap sebagai media alam tumbuhnya vegetasi yang tedapat di permukaan bumi. Berdasarkan definisi di atas, maka gurun pasir tidak dianggap sebagai tanah karena tidak dapat berfungsi sebagai media tumbuhnya vegetasi. Namun demikian dalam kenyataannya bahan pasir tersebut termasuk kategori tanah. Tanah dapat terbentuk apabila tersedia bahan asal ( bahan induk ) dan faktor yang mempengaruhi bahan asal. Bahan asal atau bahan induk terbentuknya tanah dapat berupa mineral, batuan dan bahan organik. Sedangkan faktor yang mengubah bahan asal menjadi tanah berupa iklim dan organisma hidup. Terbentuknya tanah tersebut tentunya memerlukan suatu tempat ( relief ) tertentu dan juga memerlukan waktu yang cukup lama. pembentukan tanah sering disebut dengan istilah Weathering. Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan batuan, baik pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Dari proses pelapukan ini, batuan akan menjadi lunak dan berubah komposisinya. Pada tahap ini batuan yang lapuk belum dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagai bahan tanah (regolith) karena masih menunjukkan struktur batuan induk. 6
Proses pelapukan terus berlangsung hingga akhirnya bahan induk tanah berubah menjadi tanah. Nah, proses pelapukan ini menjadi awal terbentuknya tanah. Proses pembentukan tanah erat kaitannya dengan peristiwa pelapukan. Pelapukan merupakan penghancuran fisika dan kimia dari batu-batuan yang sudah berjalan sebelum proses pembentukan tanah berlangsung sampai tidak ada lagi bahan-bahan untuk di lapuk yang terjadi baik di bawah solum (geochemical weathering, terjadi pada horizon C) ataupun di dalam solum (pedochemical weathering, pelapukan pada solum tanah, horizon A dan B)
A. Dekomposisi Dekomposisi atau pelapukan kimia berlangsung dalam kondisi tanah cukup air. Oleh karena itu di daerah humid yang biasanya ditumbuhi vegetasi prises dekomposisi lebih dominan terjadi dari proses desintegrasi. Dekomposisi akan menyebabkan perubahan sebagian atau seluruh mineral menjadi mineral baru. Tanah yang dihasilkan akan mempunyai susunan yang sangat berbeda dengan susunan bahan induknya. Dengan perantaraan air, dekomposisi diselenggarakan oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, dan bahan terlarut.
1. Dekomposisi oleh Tumbuh-Tumbuhan Tumbuhan tingkat tinggi akan melpukkan batuan melalui perakaran tanaman, sehingga disekitar daerah perakaran proses pelapukan mineral akan berlangsung cepat,hal ini disebabkan oleh adanya sexret akar yang bersifat masam. Kemudian sisa-sisa tumbuhan banyak mengandung asam anorganik dan asam organik. Asam anorganik lebih efektif dalam dekomposisi dibandingkan dengan asam organik, sehingga perbedaan ini dapat dilihat dari perbedaan morfologi tanah. 2. Dekomposisi oleh Mikroorganisme Mikroorganisme merupakan faktor penting dalam dekomposisi batuan, karena metabolism dari mikroorgannisme menghasilkan karbondioksida, asam anorganik, dan asam organik. Dalam keadaan anaerob, senyawa-senyawa tertentu yang mengandung oxygen, seperti nitrat dan sulfat,brtindak sebagai sumber O. Juga unsur-unsur mineral seperti Fe, S, Mn, dan senyawa anorganik oleh bakteri tertentu juga digunakan sebagai sumber energi. 3. Dekomposisi oleh Hewan 7
Hewan juga dapat melakukan dekomposisi, baik pada saat masih hidup maupun pada saat telah mati. Pengaruh vertebrata yang masih hidup terhadap dekomposisi batuan induk masih relatif kurang, meskipun sering ditemukan tmbun-timbunan Ca, Mg, Fosfat, bikarbonat, nitrat, dan lain-lain di gua-gua binatang. Sisa-sisa vetebrata akan menghasilkan karbondioxida, nitrat dan senyawa-senyawa yang dapat mempercepat proses dekomposisi. Kemudia serangga mengangkut bahan organic kedalam tanah yang telah terbentuk dengan membuat liang-liang yang dapat meresapkan air dan udara kedalam tanah, sehingga akan mendukung proses dekomposisi. Sedangkan cacing berfungsi untuk memisahkan butir-butir tanah yang halus dari bagian yang kasar, dan mencampurkannya dengan bahan organik tanah.
4. Dekomposisi Geokemik (geochemical weathering) Dekomposisi geokemik dalam proses pembentukan tanah dapat dibedakan atas: a. Oksidasi Reaksi oksidasi merupakan berkurangnya electron atau muatan negative yang terjadi akibat penambahan oksigen kedalam tanah. Senyawa anorganik terpenting dalam oksidasi adalah Fe. Jika unsur ini terkandung dalam karbonat, sulfide, atau silikat, maka senyawa ini akan mengalami dekomposisi secara cepat. Oksidsai selalu diikuti oleh penambahan volume, sehingga akan mempertinggi kepekatan bahan terhadap pelapukan lanjutan reaksi oksidasi di satu pihak dan reduksi di pihak lain. Akibat dari reaksi oksidasi akan menyebabkan warna tanah menjadi merah atau ditemukan bercak-bercak merah dalam tanah. Peristiwa oksidasi ini sangat intensif terjadi apabila tata udara tanah sangat baik, sehingga terjadi proses oksidasi besi ferro menjadi besi ferri, sehingga mineral-mineral menjadi hancur. b. Reduksi Reduksi terjadi pada daerah atau tanah-tanah yang tergenanh air atau pada tanahtanah dengan tata udara yang buruk, persediaan oksigen rendah sedangkan kebutuhan organisme akan oksigen cukup tinggi. Proses ini akan mengubah besi ferri menjadi ferro yang sangat mudah bergerak, sehingga besi akan mudah hilang dari tanah kalau terjadi pencucian oleh air. c. Hidratasi Mineral yang terendam air, bidang permukaan, rusuk Kristal, dan sudut kristalnya akan dijenuhi oleh molekul air sehingga akan membentuk mantel-hidrat yang berfungsi sebagai isolator terhadap pengaruh luar, yang akan mengakibatkan rusaknya kisi dan 8
bentuk Kristal. Akibat proses hidratasi ini mineral akan menjadi lunak dan daya larutnya makin tinggi, sehingga akan memperbesar kepekaan bahan induk terhadap proses pelapukan selanjutnya, baik disintegrasi maupun dekomposisi. d. Hidroilisis Hidrolisis merupakan disosiasi molekul H₂O menjadi Hᶧ dan OH⁻ sehingga akan menimbulkan reaksi masam (Hᶧ) atau basa (OH⁻)yang terjadi akibat kandungan air yang cukup dalam tanah. Dalam hal ini air bertindak sebagai asam lemah dan akibat pengaruhnya pada mineral silikat tergantung pada kegiatan ion Hᶧ. Dekomposisi hidrolisis sederhana berupa pengantian ion alkali atau alkali tanah dalam lapisan kisi mineral oleh ion Hᶧ, sehingga akan menghasilkan pembentukan asam-alumino-silikat atau asam ferosilikat, dan bebasnya hidroksida-alkali tanah. Secara umum, hasil umum proses hidrolisis adalah: desilifikasi,merupakan penghanyutan asam silikat oleh air perkolasi yang umumnya terjadi didaerah tropis, dealkalisasi, merupakan pembebasan alkali dan alkali tanah oleh proses pelindian yang umumnya juga terjadi di daerah tropis , dan pembentukan senyawa-senyawa baru akibat perubahan mineral atau resistensi partial hasil dekomposisi, sehingga akan membentuk kompleks lempung atau kompleks koloid anorganik.
e. Dekomposisi pedokemik (pedochemical weathering) Proses dekomposisi yang terjadi didalam tubuh tanah adalah umumnya proses redox (reduksi-oksidasi) yang berlangsung secara bersamaan atau berganti-ganti. Perubahanperubahan keadaan oksidasi dan reduksimenyebabkan terjadinya pelapukan Fe dan Mn dari mineral-mineral primer yang kemudian membentuk karatan atau konkresi dalam solum tanah. Karena pergantian proses oksidasi-reduksi dapat menyebabkan terjadinya kerusakan mineral.
B. Desintegrasi Desintegrasi atau pelapukan fisika dapat disebabkan oleh pengaruh temperatur, air, dingin, cuaca, dan glacier. Desintegrasi adalah proses mekanik, dimana batuan-batuan massif (tidak lepas) pecah menjadi fragment-fragment yang berukuran kecil tanpa adanya perubuhan sifat kimia fragment. 1. Desintegrasi akibat Temperatur Batuan yang bertekstur kasar akan mudah mengalami desintegrasi dari batuan bertekstur halus, sedangkan mineral-mineral yang berwarna kelam lebih banyak menyerap panas daripada yang berwarna kelam lebih banyak menyerap panas dari pada yang berwarna cerah. Karena batuan tersusun atas berbagai mineral yang mempunyai koefisien exspansi dan kontraksi berlainan, maka fluktuasi temperatur menyebabkan pecahnya batuan menjadi butirbutir mineral tunggal. 9
2. Desintegrasi akibat Air Aliran air mempunyai daya angkut yang cukup besar. Makin cepat air mengalir makin besar pula daya angkutnya, sedangkan makin miring permukaan tanah makin cepat air mengalir. Kemudian bahan yang dihanyutkan akan menimbulkan proses pengikisan pada batuan yang dilalui, sehingga batu-batuan akan pecah dengan permukaan batuan yang licin. 3. Desintegrasi akibat Angin Pengaruh angin hampir sama dengan pengaruh air. Aliran angina selain disebabkan bentuk permukaan bumi juga disebabkan oleh perbedaan temperatur ditempat-tempat tertentu. Angina dalam kecepatan besar mampu mengangkut batuan dan selanjutnya bahan yang diangkutnya sanggup pula mengikis dan memecahkan batuan. Karena secara tidak langsung proses desintegrasi ini merupakan akibat perbedaan temperatur, maka proses ini banyak terjadi didaerah kering (gurun pasir).
4. Desintegrasi akibat Cuaca yang Membekukan Proses desintegrasi ini terjadi apabila temperatur mencapai titik beku sedangkan batuan juga mengandung air, sehingga terjadi proses pembekuan air dalam batuan. Pada umumnya batuan yang retakannya terisi air tidak kuat untuk menahan perubahan volume es yang membeku sehingga batuan akan pecah. Syarat utama terjadinya desintegrasi ini adalah adanya retakan-retakan dalam batuan yang dapat mengabsorbsi air. Pelapukan ini umumnya terjadi pada daerah kutub dan di daerah pegunungan tinggi diatas garis salju. 5. Desintegrasi Mkhlik Hidup Dibawah vegetasi, pertumbuhan akar akan mengadakan tekanan yang kuat, sehingga dapat memecahkan batuan yang disusupi oleh akar tersebut. Peristiwa ini diikuti oleh proses dekomposisi akibat keluarnya excret-excret tertentu dari akar, umumnya terjadi di daerah tropika basah. Proses desintegrasi yang diikuti oleh proses dekomposisi tersebut dengan alterasi.
C. Iklim
Unsur-unsur iklim yang memengaruhi proses pembentukan tanah terutama unsur suhu dan curah hujan. 1) Suhu/Temperatur Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila fluktuasi suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah juga cepat. 2) Curah Hujan 10
Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).
D. Organisme (Vegetasi, Jasad Renik/Mikroorganisme) Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal: 1)Membantu proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur yang larut oleh air. 2) Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah. 3) Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak kandungan bahan organik yang berasal dari akar-akar dan sisa-sisa rumput. 4) Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifatsifat tanah. Contoh, jenis tanaman cemara akan memberi unsur-unsur kimia seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah pohon cemara, derajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah pohon jati.
E. Bahan Induk Bahan induk terdiri atas batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen (endapan), dan batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah. Tanah yang terdapat di permukaan Bumi sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang sama dengan bahan induknya. Bahan induk terkadang masih terlihat pada tanah baru, misalnya tanah bertekstur pasir berasal dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi. Susunan kimia dan mineral bahan induk akan memengaruhi intensitas tingkat pelapukan dan vegetasi di atasnya. Bahan induk yang banyak mengandung unsur Ca akan membentuk tanah dengan kadar ion Ca yang banyak pula, akibatnya pencucian asam silikat dapat dihindari dan sebagian lagi dapat membentuk tanah yang berwarna kelabu. Sebaliknya bahan induk yang kurang kandungan kapurnya membentuk tanah yang warnanya lebih merah.
11
F.Topografi/Relief Keadaan relief suatu daerah akan memengaruhi: 1) Tebal atau Tipisnya Lapisan Tanah
Sumber: www.geocities.ip Gambar 6.79 Tanah di pegunungan vulkan. 12
Sumber: www.asia.geocities.com Gambar 6.80 Tanah di daerah pantai
Sumber: Pengenalan Bentang Alam, halaman 130 Gambar 6.81 Tanah pada pegunungan kapur. 13
Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit, lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi. 2) Sistem Drainase/Pengaliran Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi asam.
G.Waktu Tanah merupakan benda alam yang terus-menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus-menerus. Oleh karena itu, tanah akan menjadi semakin tua. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan, sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.Tanah muda ditandai oleh masih tampaknya pencampuran antara bahan organik dan bahan mineral atau masih tampaknya struktur bahan induknya. Contoh tanah muda adalah tanah aluvial, regosol, dan litosol. Tanah dewasa ditandai oleh proses yang lebih lanjut sehingga tanah muda dapat berubah menjadi tanah dewasa, yaitu dengan proses pembentukan horizon B. Contoh tanah dewasa adalah andosol, latosol, dan grumusol. Tanah tua proses pembentukan tanah berlangsung lebih lanjut sehingga terjadi proses perubahan-perubahan yang nyata pada perlapisan tanah. Contoh tanah pada tingkat tua adalah jenis tanah podsolik dan latosol tua (laterit).
Lamanya waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah berbeda-beda. Bahan induk vulkanik yang lepas-lepas seperti abu vulkanik memerlukan waktu 100 tahun untuk membentuk tanah muda dan 1.000–10.000 tahun untuk membentuk tanah dewasa. Dengan melihat perbedaan sifat faktor-faktor pembentuk tanah tersebut, pada suatu tempat tentunya akan menghasilkan ciri dan jenis tanah yang berbeda-beda pula. Sifat dan jenis tanah sangat tergantung pada sifat-sifat faktor pembentukan tanah. Kepulauan Indonesia mempunyai berbagai tipe kondisi alam yang menyebabkan adanya perbedaan sifat dan jenis tanah di berbagai wilayah, akibatnya tingkat kesuburan tanah di Indonesia juga berbeda-beda.
14
B.FAKTOR
MENDORONG
PELAPUKAN
YANG
BERPERAN
DALAM
PEMBENTUKAN TANAH Faktor yang mendorong pelapukan juga berperan dalam pembentukan tanah. Curah hujan dan sinar matahari berperan penting dalam proses pelapukan fisik, kedua faktor tersebut merupakan komponen iklim. Sehingga dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor pembentuk tanah adalah iklim. Ada beberapa faktor lain yang memengaruhi proses pembentukan tanah, yaitu organisme, bahan induk, topografi, dan waktu.faktor biologi disebabkan oleh manusia & hewan.faktor topografi disebabkan oleh permukaan bumi yang paling tinggi faktor waktu di pengaruhi oleh perbedaan waktu atau perguliran proses terjadinya tanah terjadi akibat faktor iklim,organuisme,biolo9gi,topografi,waktu.faktor iklim di pengaruhi berbedaan temperatur yang mengakibatkan pelapukan faktor organisme di pengaruhi oleh organisme2 yang ada di sekitarnya.contoh:lumut,hewan-hewan kecil dll
15
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan batuan, baik pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Dari proses pelapukan ini, batuan akan menjadi lunak dan berubah komposisinya. Pada tahap ini batuan yang lapuk belum dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagai bahan tanah (regolith) karena masih menunjukkan struktur batuan induk. Proses pelapukan terus berlangsung hingga akhirnya bahan induk tanah berubah menjadi tanah. B. SARAN Dalam penulisan makalah ini penulis mengakui masih banyak kekurangan. Untuk itu demi kesempurnaan makalah ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak khususnya para pembaca.
16
DAFTAR PUSTAKA
Hermon,Dedi., dkk.2009. Geografi Tanah.Padang:Yayasan Jihadul Khair Center. Sumber: www.asia.geocities.com Gambar 6.80 Tanah di daerah pantai Sumber: www.geocities.ip Gambar 6.79 Tanah di pegunungan vulkan. Sumber: Pengenalan Bentang Alam, halaman 130 Gambar 6.81 Tanah pada pegunungan kapur. Http//Proses Pembentukan Tanah.org.com
17
View more...
Comments