makalah filsafat akuntansi
August 1, 2018 | Author: joscelind_ginting | Category: N/A
Short Description
MAKALAH FILSAFAT AKUNTANSI...
Description
BAB I PENDAHULUAN
Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat. Pada periode pertama akuntansi hanyalah bentuk record keeping yang sangat sederhana. Maksudnya hanya untuk pencatatan dari apa saja yang terjadi dalam dunia bisnis saat itu. Periode kedua merupakan penyempurnaan dari periode pertama, dikenal dengan masa lahirnya double entry book keeping. Pada periode terakhir banyak sekali perkembangan pemikiran akuntansi yang bukan lagi sekedar masalah deit kiri – kredit kredit kanan, tetapi sudah masuk kedalam kehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi yang luar biasa juga berdampak pada perubahan ilmu akuntansi modern. Pengguna akuntansi juga bervariasi, dari yang sekedar memahami akuntansi sebagai : 1. Alat hitung menghitung 2. Sumber informasi dalam pengambilan keputusan 3. Sampai ke pemikiran bagaimana akuntansi diterapkan sejalan dengan (atau sebagai bentuk pengamalan) ajaran agama. Bila dihubungakan dengan pengertian akuntansi seperti pada Accounting Principle Board (APB) Statement No.4 dikutip oleh Sofyan Syafri Harahap (2002) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut: “Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, yang digunakan dalam memilih keputusan terbaik di antara beberapa alternatif keputusan”. Untuk mengenal lebih jauh sosok akuntansi yang merupakan alat bantu manajemen maka perlu diketahui siklus, sistem atau proses akuntansi sebagai dasar yang sangat penting dalam melahirkan dan memproduksi laporan keuangan. Tahapan prosedur akuntansi adalah : 1. Transaksi/Bukti 2. Buku harian jurnal 3. Buku besar/ledger 4. Neraca lajur/ work sheet
1
Dari proses akuntansi tersebut akan menghasilkan laporan keuangan. Laporan keuangan menggambarkandampak keuangan dari transaksidan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. Kelompok besar ini merukapan unsur laporan keuangan. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Sedang unsur yang berkaitan dengan pengukuran posisi keuangan dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan perubahan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca, dengan demikian, kerangka dasar ini tidak mengidentifikasikan unsur laporan perubahan posisi keuangan secara khusus. Penyajian berbagai unsur ini dalam neraca dan laporan laba rugi memerlukan proses sub-klasifikasi. Misalnya, Misaln ya, aktiva dan kewajiban dapat diklasifikasikan menurut hakekat atau fungsinya dalam bisnis perusahaan dengan maksud untuk menyajikan informasi dengan cara yang peling berguna bagi pemakai untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi. Posisi Keuangan : Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Pos-pos ini didefinisikan sebagai berikut : a. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. b. Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. c. Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.
Definisi aktiva dan kewajiban mengidentifikasikan ciri esensialnya tetapi tidak mencoba untuk menspesifikasikan kriteria yang perlu dipenuhi sebelum diakui di dalam neraca. Jadi, definisi tersebut mencakup pos-pos yang tidak diakui sebagai aktiva atau kewajiban di dalam neraca karena tidak memenuhi kriteria untuk diakui. Khususnya harapan bahwa manfaat ekonomi di masa depan akan mengalir dari atau 2
ke dalam perusahaan harus cukup pasti untuk memenuhi kriteria probabilitas sebelum suatu aktiva atau kewajiban diakui. Dalam penilaian apakah suatu pos memenuhi definisi aktiva, kewajiban atau ekuitas, perhatian perlu ditujukan pada substansi yang mendasari serta realitas ekonomi dan bukan bentuk hukumnya. Jadi, misalnya dalam kasus sewa guna usaha keuangan (financial leases), substansi dan realitas ekonomi tersebut adalah bahwa sewa guna usaha memperoleh manfaat ekonomi dari penggunaan aktiva yang disewagunausahakan selama sebagian besar masa manfaatnya sebagai imbalan dari terlibatnya kewajiban untuk membayar hak tersebut dalam jumlah yang mendekati nilai wajar dari aktiva dan beban keuangan yang bersangkutan. Jadi, sewa guna usaha keuangan menimbulkan pos yang memenuhi definisi aktiva dan kewajiban dan diakui seperti itu dalam neraca penyewa guna usaha (lesee). Neraca yang disusun menurut standar akuntansi keuangan yang berlaku dapat meliputi pos yang tidak memenuhi definisi aktiva atau kewajiaban dan tidak disajikan sebagai bagian dari ekuitas. Namun demikian, definisi yang akan mendasari peninjauan kembali terhadap standar akuntansi keuangan yang berlaku di masa depan dan perusahaan standar selanjutnya.
3
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Laporan neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan modal pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap saat dan merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat itu. Salah satu unsur dari isi laporan neraca adalah aktiva (Asset) . Aktiva atau Asset adalah harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam operasi perusahaan misalnya : Kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva yang tidak berwujud, dan lain-lain. Aktiva ini lazim di Indonesia dan Amerika ditempatkan disebelah kiri. Sedangkan dibeberapa negara Eropa lazim ditempatkan disebelah kanan. Pengertian aktiva/asset secara teoritis dikemukakan oleh berbagai pihak dikutip dari Sofyan Syafri Harahap (2002) sebagai berikut : 1. APB Statement (1970, hlm.132) mendefinisikan aktiva/asset sebagai berikut: Kekayaan ekonomi perusahaan, termasuk didalamnya pembebanan yang ditunda, yang dinilai dan diakui sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. 2. Sedangkan FASB (1985) memberikan definisi sebagai berikut: Aktiva/asset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa datang yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang sudah berlalu Dari definisi kedua ini deketahui bahwa sesuatu dianggap sebagai aktiva/asset jika dimasa yang akan datang dapat diharapkan memberikan net cash inflow yang positif kepada perusahaan. Untuk pemikiran deffered charges dianggap bahwa karena pembayaran telah dilakukan maka di masa yang akan datang tidak perlu lagi cash outflow. Definisi terakhir ini dianggap lebih luas dari dua definisi pertama. Prinsip yang berlaku sekarang dalam pengakuan dan penilaian aktiva dan kewajiban sesuai yang digariskan APB adalah sebagai berikut :
4
“Pencatatan aktiva didasarkan pada kejadian kapan perusahaan mendapatkan kekayaan atau aktiva itu dari pihak lain sedangkan kewajiban, kapan kewajiban muncul pada pihak lain. Penilaian keduanya didasarkan pada nilai tukar, nilai pengorbanan (exchange atau market price) pada saat pengalihan terjadi. Nilai itu disebut acquisition cost”. Dalam hal pengorbanan yang diberikan adalah aktiva bukan uang (non moneter) maka nilai yang dipakai adalah harga pasar barang yang diserahkan. Disamping nilai pertukaran ini atau historical cost, dalam prinsip akuntansi dikenal juga berbagai nilai yang sering dipakai dalam penilaian aktiva. Nilai itu adalah : 1. Book velue yaitu harga buku yang diperoleh darinilai perolehan historis dikurangi akumulasi penyusutan yang telah dibebankan kepada pendapatan. 2. Replacement cost yaitu nilai barang dimaksud jika diganti dengan barang lain yang sama kondisinya. 3. Selling price yaitu harga penjualan. 4. Net Realizable Value yaitu harga jual dikurangi biaya penjualannya atau dikurangi tingkat marjin yang normal. Nilai-nilai ini sering dianggap tidak konsisten dengan konsep teori pengukuran yang murni. Nilai-nilai yang disebutkan diatas telah diterapkan pada berbagai macam jenis aktiva.
5
BAB III POKOK PERMASALAHAN
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada perusahaan. Potensi tersebut dapat berbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktivitas operasional perusahaan. Mungkin pula berbentuk sesuatu yang dapat diubah menjadi kas atau setara kas atau berbentuk kemampuan untuk mengurangi pengeluaran kas, seperti penurunan biaya akibat penggunaan proses produksi alternatif. Perusahaan biasanya menggunakan aktiva untuk memproduksi barang atau jasa dapat memuaskan kebutuhan dan keperluan palanggan; berhubung barang atau jasa ini dapat memuaskan kebutuhan dan keperluan ini, pelanggan bersedia membayar sehingga memberikan jasa kepada perusahaan karena kekuasaannya terhadap sumber daya lain. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva dapat mengalir ke dalam perusahaan dengan beberapa cara. Misalnya, aktiva dapat: a. Digunakan baik sendiri maupun sesama aktiva lain dalam produksi
barang dan jasa yang dijual oleh perusahaan. b. Dipertukarkan dengan aktiva lain. c. Digunakan untuk menyelesaikan kewajiban; atau d. Dibagikan kepada para pemilik perusahaan.
Banyak aktiva, misalnya, aktiva tetap memiliki bentuk fisik. Namun demikian, bentuk fisik tersebut tidak esensial untuk menentukan eksistensi aktiva; karena itu paten dan hak cipta, misalnya, merupakan aktiva kalau manfaat ekonomi yang diperoleh perusahaan di masa depan dan kalau masing-masing aktiva tersebut dikuasai perusahaan. Banyak aktiva, misalnya, piutang dan properti, dihubungkan dengan hak menurut hukum, termasuk hak milik. Dalam menentukan eksistensi aktiva, hak milik tidak esensial; jadi, misalnya, properti yang diperoleh melalui sewa guna usaha adalah
6
aktiva jika perusahaan mengendalikan manfaat yang diharapkan dari properti tersebut. Meskipun kemampuan perusahaan untuk mengendalikan manfaat biasanya berasal dari hak menurut hukum, suatu barang atau jasa dapat memenuhi definisi aktiva meskipun tidak dikuasai berdasarkan hukum. Misalnya, pengetahuan yang diperoleh melalui aktivitas pengembangan dapat memenuhi definisi aktiva jika, dengan merahasiakan pengetahuan tersebut, perusahaan menikmati manfaat yang diharapkan dari pengetahuan tersebut. Aktiva perusahaan berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang terjadi di masa lalu. Perusahaan biasanya memperoleh aktiva melalui pembelian atau produksi sendiri, tetapi transaksi atau peristiwa lain juga dapat menghasilkan aktiva; misalnya properti yang diterima perusahaan dari permintaan sebagai bagian dari program untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dalam suatu wilayah. Transaksi atau peristiwa yang duharapkan terjadi di masa depan tidak dengan sendirinya memunculkan aktiva; oleh karena itu, misalnya, maksud untuk membeli persediaan tidak dengan sendirinya memenuhi definisi aktiva. Ada hubungan erat antara terjadinya pengeluaran dan timbulnya aktiva, tetapi kedua peristiwa ini tidak perlu harus terjadi bersamaan. Oleh karena itu, kalau perusahaan melakukan pengeluaran, peristiwa ini memberikan bukti bahwa perusahaan tersebut mengejar manfaat ekonomi tetapi belum merupakan bukti konklusif bahwa suatu barang atau jasa yang memenuhi definisi aktiva telah diperoleh. Sama halnya dengan tidak adanya pengeluaran yang bersangkutan tidak mengecualikan suatu barang atau jasa memenuhi definisi aktiva dan dengan demikian terdapat kemungkinan untuk diakui pencantumannya dalam neraca; misalnya, barang atau jasa yang telah didonasikan kepada perusahaan memenuhi aktiva.
7
BAB IV PEMBAHASAN
Aktiva merupakan jantung perusahaan. Aktiva menghasilkan pendapatan yang pada gilirannya menghasilkan arus masuk kas untuk membayar kreditor, membayar gaji bagi karyawan, memberi imbalan bagi pemilik, menyisihkan untuk penggantian harta, dan penyisihan untuk pertumbuhan. Salah satu karakteristik dari aktiva adalah likuiditasnya, yaitu jumlah waktu yang diperkirakan akan berlalu samapai suatu harta dikonversi menjadi kas. Kas yang tersedia untuk di konversi menjadi harta dengan cepat adalah aktiva lancar. Likuiditas merupakan
salah
satu
indikasi
kemampuan
perusahaan
untuk
memenuhi
kewajibannya pada saat jatuh tempo. Suatu perusahaan yang likuid cenderung mempunyai resiko kegagalan yang lebih rendah daripada perusahaan yang tidak likuid, dan umumnya mempunyai fleksibilitas keuangan yang lebih besar untuk menerima peluang investasi baru yang tidak terduga. Tidak adanya likuiditas yang berat bisa mengakibatkan kebangkrutan. Aktiva lancar yang utama bagi kebanyakan perusahaan adalah kas, investasi sementara dan piutang. PSAK No.1 : Penyajian laporan keuangan Mendefinisikan bahwa Asset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomik di masa depan di harapkan akan diperoleh oleh perusahaan. ( paragraf 49 ) Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut : a. Diperkirakan akan direalisasikan atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan; atau b. Dimiliki untuk diperdagangkan dan diharapkan akan direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca; atau c. Berupa kas atau setara kas ( sebagaimana di definisikan dalam PSAK 2 : laporan arus kas ) kecuali aset tersebut dibatasi pertukaran atau penggunaan nya untuk menyelesaikan liabilitas sekurangkurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
8
d.
Aktiva yang tidak termasuk kategori tersebut diatas diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar (Paragraf 66).
Pernyataan ini menggunakan istilah “ tidak lancar “ untuk mencakup aset tetap, aset tak berwujud, dan aset keuangan yang bersifat jangka panjang. Pernyataan ini tidak melarang penggunaan istilah lain nya sepanjang pengertian nya jelas (paragraf 67 ) Siklus operasi perusahaan merupakan rata-rata jangka waktu antara perolehan asset memasuki proses dan realisasinya menjadi kas atau istrumen yang siap dijadikan kas. Ketika siklus operasi normal perusahaan tidak dapat mengidentifikasikan secara jelas, maka diasumsikan selama dua belas bulan dari tanggal neraca. Aktiva lancar termasuk persediaan dan piutang dagang yang dijual, dikonsumsi dan direalisasi sebagai bagian dari siklus normal operasi perusahaan walaupun aktiva tersebut tidak diharapkan dan direalisasikan dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca. Aset lancar juga mencakup asset yang utamanya dimiliki untuk tujuan di perdagangkan ( contohnya mencakup asset keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk di perdagangkan sesuai dengan PSAK 55: Instrument keuangan : pengkuan dan pengukuran ) dan bagian lancar dari aset keuangan tidak lancar. ( paragraf 68 ) Surat berharga diklasifikasikan sebagai aktiva lancar apabila surat berharga tersebut diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca dan jika lebih dari dua belas bulan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar. Untuk tujuan pengklasifikasian ini, siklus operasi diasumsikan satu tahun kecuali untuk kegiatan atau industri tertentu dimana jangka waktu yang lebih panjang jelas lebih layak
A. Kas Kas adalah aktiva yang paling likuid, merupakan media pertukaran baku dan dasar bagi pengukuran dan akuntansi untuk semua pos lainnya. Kas umumnya diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Agar dapat dilaporkan sebagai kas, pos bersangkutan harus siap tersedia untuk pembayaran kewajiban lancar, dan harus bebas
9
dari setiap ikatan kontraktual yang membatasi penggunaanya dalam pemenuhan kewajiban. Kas terdiri dari uang logam, uang kertas dan dana yang tersedia dalam deposito di bank. Instrumen-instrumen yang dapat dinegosiasikan seperti pos wesel, cek yang disahkan, cek kasir, cek pribadi, dan wes el bank juga dipandang sebagai kas. Rekening tabungan biasanya diklasifikasikan sebagai kas, meskipun bank mempunyai hak resmi untuk mendapatkan pemberitahuan sebelum ditarik. Karena hak istimewa untuk pemberitahuan terlebih dahulu jarang digunakan oleh bank, rekening tabungan dianggap sebagai kas. Dana pasar uang, sertifikat tabungan pasar uang, sertifikat deposito (CD), dan jenis deposito yang serupa dan “kertas berharga jagka pendek” yang memberikan investor kecil suatu peluang untuk menghasilkan tingkat bunga yang tinggi lebih tepat diklasifikasikan sebagai investasi sementara daripada kas. Logika untuk klasifikasi ini adalah bahwa sekuritas ini biasanya berisi pembatasan atau biaya pada saat dikonversi menjadi kas. Tetapi dana pasar uang yang memberikan keistimewaan rekening koran biasanya diklasifikasikan sebagai kas. Klasifikasi lancar yang makin populer adalah “kas dan ekivalen kas”. Ekuvalen kas adalah investasi jangka panjang yang sangat likuid yang : a. Segera dapat dikonversi menjadi sejumlah uang kas yang diketahui, dan b. Begitu dekatnya dengan jatuh temponya sehingga kecil resikonya tingkat bunga akan berubah. Pada umumnya hanya investasi dengan jatuh tempo semula selama tiga bulan atau kurang. Contoh-contoh ekivalen kas adalah surat berharga, kertas komersial, dana dana pasar uang yang dibeli secara tunai yang melebihi kebutuhan saat ini. Kas dan ekivalen kas termasuk media pertukaran dan instrumen yang paling dapat dinegosiasikan. Jika suatu pos tidak dapat dikonversi menjadi uang logam atau uang kertas dengan pemberitahuan segera, hal itu diklasifikasikan secara terpisah sebagai investasi, piutang, atau sebagai beban dibayar dimuka. Kas yang tidak tersedia untuk kewajiban yang jatuh tempo dalam jangka pendek dipisahkan dan diklasifikasikan dalam seksi aktiva jangka panjang.
10
B. Piutang Piutang adalah klaim terhadap pelanggan dan yang lain atas uang, barang atau jasa. Untuk tujuan laporan keuangan, piutang diklasifikasikan baik sebagai lancar (jangka pendek) atau tak lancar (jangka panjang). Piutang lancar diperkirakan dapat ditagih dalam waktu satu tahun atau dalam satu siklus operasi, mana yang lebih panjang. Semua piutag lainnya diklasifikasikan sebagai tak lancar. Piutang selanjutnya diklasifikasikan di neraca baik sebagai piutang dagang atau bukan piutang dagang. Piutang usaha adalah jumlah yang terhutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa yang diberikan sebagai bagian operasi bisnis yang normal. Piutang usaha, biasanya yang paling besar yang dimiliki perusahaan, dapat disubklasifikasikan menjadi piutang dagang dan wesel tagih. Piuttang dagang, janji lisan dari pembeli untuk membayar barang dan jasa yang dijual, biasanya dapat ditagihdi dalam waktu 30 sampai 60 hari dan merupakan “ piutang terbuka” yang berasal dari perluasan kredit jangka pendek. Wesel tagih adalah janji tertulis dari pembuatnya untuk membayar jumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa depan dan dapat timbul dari penjualan, pendanaan, dan transaksi lain. Wesel bisa jangka pendek atau jangka panjang. Piutang bukan dagang timbul dari berbagai transaksi dan dapat berupa janji tertulis baik untuk membayar atau pun mengirimkan. Beberapa contoh piutang bukan dagang adalah : 1. Uang muka kepada staf dan karyawan 2. Uang muka kepada anak perusahaan 3. Deposito untuk menutup kemungkinan kerusakan atau kerugian 4. Deposito sebagai jaminan pelaksanaan kerja atau pembayaran 5. Piutang deviden dan bunga 6. Klaim terhadap :
Perusahaan asuransi untuk kerugian yang dipertanggungkan
Tergugat dalam perkara hukum
Lembaga pemerintah untuk pengembalian pajak
Perusahaan pengangkutan untuk barang yang rusak atau hilang
Kreditor untuk barang yang dikembalikan, rusak atau hilang 11
Pelanggan untuk barang-barang yang dapat dikembalikan (krat, peti dan sebagainya).
Karena sifat khas dari piutang bukan dagang, hal itu umumnya diklasifikasikan dan dilaporkan sebagai pos terpisah di neraca.
C. Persediaan Persediaan adalah pos harta yang ditahan untuk dijual dalam kegiatan usaha yang biasa atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam produksi barang yang akan dijual. Perusahaan dagang biasanya membeli persediaannya dalam bentuk yang sudah siap untuk dijual. Mereka melaporkan harga pokok yang ditetapkan pada unit-unit tersimpan yang belum terjual sebagai persediaan barang dagang. Hanya satu perkiraan persediaan, persediaan barang dagang, yang tampak pada laporan keuangan. Akan tetapi bayak perusahaan besar merupakan perusahaan pabrikasi yang memproduksi barang yang akan dijual kepada perusahaan dagang. Pabrikan lazimbya memiliki tiga perkiraan persediaan – bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi. Harga pokok yang ditetapkan pada barang dan bahan yang tersimpan tetapi belum ditempatkan untuk produksi dilaporkan sebagai persediaan bahan mentah. Pada setiap titik dalam proses produksi yang berkelanjutan, ada beberapa unit yang belum selesai diproses. Biaya bahan dari produksi yang telah dimulai tetapi belum diselesaikan, ditambah biaya bahan langsung yang dibebankan secara spesifik pada bahan ini dan bagian yang merata dari biaya overhead pabrik, merupakan persediaan barang dalam proses. Biaya-biaya yang diidentifikasikan pada unit yang telah selesai tetapi belum terjual pada akhir periode fiskal dilaporkan sebagai persediaan barang dalam proses. Perkiraan persediaan perlengkapan pabrikasi dan perlengkapan dapat juga dimasukkan untuk sebuah perusahaan pabrikasi.
12
PSAK No.14 : Persediaan adalah Aktiva : a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal b. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau c. Dalam bentuk bahan dan perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan taksiran yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan. Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan di bayarkan untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. (Paragraf 6). Persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali termasuk, sebagai contoh : barang dagangan yang di beli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga meliputi barang jadi beserta perlengkapan yang di produksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang di produksi oleh perusahaan, bagi perusahaan jasa persediaan meliputi biaya jasa serta di deskripsikan dalam paragraf 19 dimana perusahaan belum mengakui pendapatan yang terkait. ( Paragraf 8 ) Persediaan diukur pada mana yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto. ( Paragraf 9 ) Biaya persediaan terdiri dari seluruh biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini. (Paragraf 10)
D. Aktiva Tetap : Kekayaan, pabrik, dan peralatan Hampir seluruh perusahaan bisnis dari segala macam ukuran menggunakan aktiva-aktiva yang bersifat tahan lama dalam operasinya. Aktiva-aktiva tersebut, yang biasanyadisebut kekayaan, pabrik dan peralatan (property, plant and equipment) atau aktiva tetap (fixed asset/plant asset) meliputi tanah, bangunan (kantor, pabrik, gedung), dan peralatan (mesin, perabotan, perkakas). 13
Karakteristik aktiva tetap adalah : 1. Harta itu diperoleh untuk digunakan dalam operasi dan tidak untuk dijual kembali. 2. Harta itu bersifat jangka panjang dan biasanya disusutkan. 3. Harta itu mempunyai substansi fisik. Biaya historis biasanya merupakan dasar untuk menilai aktiva tetap. Biaya historis diukur dengan kas atau harga ekivalen kas untuk mendapatkan aktiva tetap dan menempatkannya dalam lokasi dan kondisi yang diperlukan untuk penggunaan yang dimaksudkan.
PSAK No. 16 : Aktiva tetap dan aktiva lain-lain Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam proses operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun (Paragraf 6). Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap bila : a. Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa yang akan datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan; dan b. Biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal (Para graf 7) Aset tetap yang memiliki kualifikasi pengakuan sebagai asset diukur pada biaya perolehan, biaya perolehan asset tetap meliputi : a. harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat di kreditkan setelah dikurangi diskon dan potongan lain nya b. setiap biaya yang dapat di distribusikan secara langsung untuk membawa asset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya asset tersebut siap digunakan sesuai sesuai dengan kebutuhan managemen. c. Estimasi awal biaya pebongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset tetap, kewajiban tersebut timbul ketika perolehan set tetap atau akibat
14
penggunaan aset tetap selama periode tertentu diluar tujuan produksi persediaan selama periode tertentu. ( paragraf 15 dan 16 ) Suatu kelas asset tetap adalah pengelompokan aset- aset yang memiliki sifatdan kegunaan yang serupa dalam operasi perusahaan. Berikut adalah contoh dari kelas tersebut : tanah, bangunan, mesin, kapal, pesawat udara, kendaraan bermotor ,perabotan, dan peralatan kantor. ( paragraf 37) Bagian yang signifikan dari aset tetap mungkin memiliki umur manfaat dan metode penyusutan yang sama dengan umur manfaat dan metode penyusutan bagian signifikan lain dari aset tersebut, bagian tersebut dapat dikelompokan dalam penentuan beban penyusutan. ( paragraf 45 ) Beban penyusutan untuk setiap periode diakui dalam laba rugi, kecuali jika beban tersebut termasuk dalam jumlah tercatat aset lain. ( paragraf 48 ) Asset tetap diberhentikan pengakuan nya pada saat pelepasan atau ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasan nya. ( paragraf 67)
E. Aktiva tidak berwujud Aktiva tidak berwujud pada umumnya dicirikan dengan tidak adanya seksistensi fisik dan tingkat ketidakpastian yang tinggi berkaitan dengan manfaat masa depan. Kriteria ini tidak begitu jelas sebagaimana kelihatannya. Beberapa akuntan berpendapat bahwa karakteristik utama dari aktiva tidak berwujud adalah tingkat ketidakpastian yang tinggi berkaitan dengan manfaat masa depan yang akan diterima dari penggunaannya. Sebagai contoh banyak aktiva tidak berwujud : 1. Mempunyai nilai hanya pada suatu perusahaan tertentu 2. Mempunyai umur yang tak dapat ditentukan, dan 3. Nilainya tergantung pada fluktuasi yang besar karena manfaatnya didasarkan pada suatu keunggulan bersaing.
15
Penentuan dan waktu dari manfaat masa depan sangat sulit dan menimbulkan masalah penilaian yang serius. Memang benar bahwa beberapa aktiva memperlihatkan karakteristik yang serupa, tetapi hal itu tidak begitu jelas. Akuntan lain, yang melihat bahwa masalah penentuan aktiva tak berwujud tak dapat diatasi, memilih untuk menyajikannya dalam laporankeuangan atas dasar tradisi. Jenis aktiva tak berwujud yang biasa adalah paten, hak cipta, franchise, goodwill, biaya organisasi, dan merk dagang atau nama dagang. Aktiva tak berwujud selanjutnya dapat dibagi lagi berdasarkan karakteristik berikut : 1. Dapat diidentifikasi. Dapat diidentifikasi secara terpisah atau tidak mempunyai identifikasi khusus. 2. Cara perolehan. Diakuisisi secara tunggal, dalam kelompok, atau dalam penggabungan usaha, atau dikembankan secara internal. 3. Periode manfaat yang diharapkan. Dibatasi oleh hukum atau kontrak bertalian dengan faktor-faktor manusia atau ekonomi, atau umur yang tak terbatas atau tak dapat ditentukan. 4. Terpisah dari suatu perusahaan secara keseluruhan. Hak yag dapat di transfer tanpa nama, dapat dijual, atau tak dapat dipisahkan dari perusahaan bersangkutan atau bagian yang substansial daripadanya.
PSAK No. 19 : Aktiva tak berwujud Aktiva tidak berwujud (intangible asset) adalah aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik.( paragraf 8 ) Definisi aset tak berwujud mengisyaratkan keteridentifikasian untuk aset tak berwujud sehingga dapat di bedakan dari goodwill. Goodwill dalam suatu kombinasi bisnis diakui sebagai aset yang mempresentasikan manfaat ekonomi masa depan yang muncul dari aset lain yag diakuisisi dalam kombinasi bisnis tersebut yang dikenal secara individual dan diakui secara terpisah. Manfaat ekonomi masa depan dapat dihasilkan dari sinergi antara aset yang dikenal, atau aset secara individual yang tidak memenuhi syarat untuk diakui dalam laporan keuangan. ( paragraf 11 ) Suatu aset dikatakan teridentifikasi jika :
16
Dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan atau di bedakan dari perusahaan yang
a.
dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan, atau ditukarkan, baik secara individual atau bersama dengan kontrak terkait, aset teridentifikasi, atau liabilitas teridentifikasi, terlepas apakah perusahaan memiliki hak untuk melakukan hal tersebut Timbul dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya, terlepas apakah hak tersebut
b.
dapat dialihkan atau dipisahkan dari perusahaan atau dari hak dan kewajiban lainnya. (Paragraf 11) Suatu kelas aset yang tak berwujud adalah pengelompokan aset yang memiliki sifat dan digunakan yang serupa dalam kegiatan operasi perusahaan.contoh dari kelas terpisah mencakup : a. Nama merk b.
Kepala surat kabar dan judul publisitas
c.
Perangkat lunak komputer
d.
Lisensi dan waralaba
e.
Hak cipta, paten, hak kekayaan intelektual, industri lain, dan hak operasional dan penyediaan jasa lain
f.
Resep, formula, model, design, purwarupa, dan
g.
Aset tak berwujud dalam pengembangan
Kelas tersebut diatas dipisah atau di gabung menjadi kelas yang lebih kecil atau lebih besar Jika hal tersebut menghasilkan informasi yang lebih relevan bagi pengguna laporan keuangan. ( paragraf 119 ) Berikut adalah komponen yang tidak termasuk dalam komponen biaya aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal : a.
Biaya penjualan, biaya adm, biaya overhead umum lainnya kecuali jika biaya dapat didistribusikan secara langsung menjadi aset yang siap digunakan
b.
Ketidak efisiensian atau kerugian operasi awal yang muncul sebelum aset memenuhi kinerja yang direncanakan
c.
Pengeluaran dan pelatihan karyawan yang mengoperasikan aset. (Paragraf 67)
Aset tak berwujud dihentikan pengakuan nya jika : 17
d.
Di lepas, atau
e.
Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diperkirakan dari pengguaan atau pelepasannya. (Paragraf 112 )
Pelepasan asetta berwujud dapat dilakukan dengan erbagai cara, contohnya melalui penjualan, sewa pembiayaan, atau disumbangkan.
F. Pengakuan aktiva Aktiva diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan dan aktiva tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aktiva tidak diakui dalam neraca kalau pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam perusahaan setelah periode akuntansi berjalan. Sebagai alternatif transaksi semacam itu menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi. Dengan perlakuan ini tidak berarti pengeluaran yang dilakukan manajemen mempunyai maksud yang lain daripada menghasilkan manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan atau bahwa manajemen salah arah. Implikasi satu-satunya adalah bahwa tingkat kepastin dari manfaat ekonomi yang diterima perusahaan setelah periode akuntansi berjalan tidak mencukupi untuk membenarkan pangakuan aktiva.
G. Pengukuran unsur laporan keuangan “Aktiva atau Asset”. Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuanga dalam neraca dan laporan laba rugi. Proses ini menyangkut pemilikan dasar pengukuran tertentu. Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan dalam derajat dan kombinasi yang berbeda dalam laporan keuangan. Babagai dasar pengukuran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Biaya historis. Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan. 18
2. Biaya kini (current cost). Aktiva dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara kativa diperoleh sekarang. 3. Nilai realisasi/penyelesaian (realizable/settlement value). Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal). 4. Nilai sekarang (present value). Aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Dasar pengukuran yang lazimnya digunakan perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan adalah biaya historis. Ini biasanya digabungkan dengan dasar pengukuran yang lain. Misalnya, persediaan biasanya dinyatkan sebesar nilai terendah dari biaya historis atau nilai realisasi bersih (lower of cost or net relizable value), akuntansi dana pensiun menilai aktiva tertentu berdasarkan nilai wajar (fair value).
19
BAB V PENUTUP
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada perusahaan. Potensi tersebut dapat berbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktivitas operasional perusahaan. Mungkin pula berbentuk sesuatu yang dapat diubah menjadi kas atau setara kas atau berbentuk kemampuan untuk mengurangi pengeluaran kas, seperti penurunan biaya akibat penggunaan proses produksi alternatif. Perusahaan biasanya menggunakan aktiva untuk memproduksi barang atau jasa dapat memuaskan kebutuhan dan keperluan palanggan; berhubung barang atau jasa ini dapat memuaskan kebutuhan dan keperluan ini, pelanggan bersedia membayar sehingga memberikan jasa kepada perusahaan karena kekuasaannya terhadap sumber daya lain. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva dapat mengalir ke dalam perusahaan dengan beberapa cara. Misalnya, aktiva dapat: a. Digunakan baik sendiri maupun sesama aktiva lain dalam produksi
barang dan jasa yang dijual oleh perusahaan. b. Dipertukarkan dengan aktiva lain. c. Digunakan untuk menyelesaikan kewajiban; atau d. Dibagikan kepada para pemilik perusahaan.
Aktiva diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan dan aktiva tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan dalam derajat dan kombinasi yang berbeda dalam laporan keuangan. Babagai dasar pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:
20
1. Biaya historis. Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan. 2. Biaya kini (current cost). Aktiva dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yangseharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara aktiva diperoleh sekarang. 3. Nilai realisasi/penyelesaian (realizable/settlement value). Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal). 4. Nilai sekarang (present value). Aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.
21
View more...
Comments