Makalah Eksplorasi Geothermal (Geokimia)

September 6, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Makalah Eksplorasi Geothermal (Geokimia)...

Description

 

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Energi panas bumi telah menjadi salah satu solusi atas peningkatan kebutuhan energi masyarakat saat ini. Tatanan tektonik Indonesia yang berada pada pertemuan tiga lempeng Bumi atau terletak pada jalur ring of fire 

menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kekayaan potensi energi panasbumi (Lestari dan

Sarkowi, 2013). Dalam eksplorasi lokasi prospek panasbumi, setidaknya dibutuhkan analisis dari tiga disiplin ilmu diantaranya geologi, geofisika dan geokimia. Berdasarkan perpaduan analisis ketiga disiplin ilmu tersebut maka sampai dengan tahap eksplorasi rinci akan diperoleh gambaran kondisi bawah permukaan lokasi  prospek panasbumi meliputi model panasbumi tentatif, suhu bawah permukaan, serta target lokasi  pengeborann eksplorasi. Selanjutnya pada tahap pengeboran eksplorasi akan diperoleh diperoleh gambaran  pengebora geologi, data fisis dan kimia bawah permukaan serta kualitas dan kuantitas fluida (BSN, 1998). Pengeboran eksplorasi akan menghasilkan data composite log, data geokimia sumur, serta data suhu dan tekanan. Berdasarkan data tersebut dapat diperoleh gambaran kondisi geologi bawah permukaan, informasi suhu reservoir serta sifat fluida reservoir yang lebih akurat. Informasi kondisi bawah permukaan sumur yang diperoleh kemudian kemudian digunakan untuk menen menentukan tukan perlakuan atau rekay rekayasa asa yang akan dilakukan pada tahap eksploitasi atau produksi. Perlakuan atau rekayasa pada sistem panasbumi suatu lokasi prospek panasbumi dilakukan apabila kondisi sistem panasbumi tersebut tidak ideal untuk dieksploitasi dengan metode konvensional.  Namun, pada kesempatan ini kami akan lebih banyak membahas mengenai eksplorasi panas bumi dengan metode geokomia. Metode geokimia dalam eksplorasi panas bumi, dimaksudkan untuk mengetahui jenis manifestasi, dan karakteristik senyawa kimia dalam manifestasi dan distribusi anomali senyawa kimia tertentu secara lateral yang diperkirakan berhubungan dengan temperatur, pH, dan debit. Sedangkan untuk mengetahui daerah anomali, dilakukan pengambilan sampel pada kedalaman satu meter dengan jarak antar titik sekitar 500 meter, dan diperapat untuk lokasi dekat mata air panas. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang metode geokoimia, maka dari itu kelompok kami mengangkat judul “Eksplorasi Panas Bumi Dengan Metode Geokimia”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah yang kami angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1.  Apa yang dimaksud dengan panas bumi atau geotermal ? 2.  Apa yang dimaksud dengan eksplorasi? 3.  Apa yang dimaksud dengan metode eksplorasi geokimia ? 4.  Apa yang dimaksud dengan eksplorasi panas bumi ?

 

5.   bagaimana tahapan tahapan tahap tahapan an eksploras eksplorasii panas bumi de dengan ngan metode geokimia ? 1.3. Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan kami dalam penyusunan makalah eksplorasi panas bumi dengan metode geokimia ini adalah sebagai berikut : 1.  untuk mengetahui panas bumi atau geotermal 2.  untuk mengetahui eksplorasi 3.  untuk mengetahui metode eksplorasi geokimia 4.  untuk mengetahui eksplorasi panas bumi 5.  untuk mengetahui tahapan-tahapan eksplorasi panas bumi dengan metode geokimia.

 

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Panas Bumi

Panas bumi atau geothermal  merupakan ener energi gi panas yang tersim tersimpan pan di dalam dal am permukaan permuk aan bumi. Istilah geothermal  diambil dari bahasa Yunani, geo berarti bumi dan therme berarti panasPanas bumi (Geothermal) adalah adalah sumber daya alam berupa air panas panas atau uap yang terbentuk terbentuk di dalam reservoir bumi bumi melalui pemanasan pemanasan air bawah permukaan oleh batuan batuan panas. Sistem Sistem panas bumi merupakan merupakan salah satu satu sistem yang terjadi dalam proses geologi yang berjalan dalam orde ratusan bahkan jutaan tahun yang dewasa ini membawa manfaat bagi manusia baik dimanfaatkan dengan menjadikan manifestasi untuk pariwisata maupun pemanfaatannya untuk pertanian dan peternakan (Winarsih, 2014). Indonesia memiliki potensi  panas bumi yang sangat besar karena menjadi salah satu negara yang dilewati oleh cincin api (ring of fire). Sekitar 40% atau 29.000 MW total panas bumi dunia berada di Indonesia karena Indonesia adalah negara yang memiliki potensi gunung api yang tinggi (Wahyuni, 2012).

Gambar : Sistem Panas Bumi

 

 

Gambar 1 : Peta sebaran gunung api Indonesia (Badan Geologi ESDM, 2015) Berdasarkan data Kementrian ESDM, setidaknya terdapat 299 lokasi panas bumi dengan total 28.207 MW. Hal tersebut terjadi dikarenakan letak Indonesia dalam kawasan ring of fire atau cincin dunia. Berikut adalah persebaran dari potensi panas bumi di Indonesia.

Gambar 2 : Lokasi potensi panas bumi yang tersebar di 299 titik. (Peta: ( Peta: Kementerian ESDM)

 

2.2 Eksplorasi

Eksplorasi adalah tindakan mencari atau melakukan penjelajahan dengan tujuan menemukan sesuatu; misalnya daerah tak dikenal, termasuk antariksa (penjelajahan angkasa), minyak bumi (eksplorasiminyak  bumi), gas alam, batubara, mineral, gua, air, ataupun informasi. (wikipedia). Kegiatan eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas, dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup. Tujuan dari eksplorasi adalah untuk menemukan serta mendapatkan sejumlah maksimum dari cebakan mineral ekonomis baru dengan biaya dan waktu seminimal mungkin (Baily, 1968 dalam Koesoemadinata19 Koesoemadinata1995). 95). Dalam melakukan kegiatan eksplorasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan : 1.  Tujuan Eksplorasi, antara lain untuk mengetahui : a.  Lokalisasi suatu endapan bahan galian : Eksplorasi pendahuluan/prospeksi pendahuluan/prospeksi dan Eksplorasi detail  b.  Endapan/bijih yang dicari : sulfida, timah, bauksit, nikel, emas/perak, endapan golongan C, dll. c.  Sifat tanah dan batuan : untuk penambangan, penambangan, untuk konstruksi, dll. 2.  Studi Kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data-data tentang : a.  Peta dasar sudah tersedia/belum.  b.  Peta geologi/topografi (satelit, udara, darat). c.  Analisis regional : − Sejarah, − Struktur/tektonik, dan –  Morfologi  Morfologi d.  Laporan-lapora Laporan-laporann penyelidikan terdahulu. e.  Teori-teori dan metode-metode lapangan yang ada. f.  Geografi : 1.  Kesampaia Kesampaiann daerah (desa/kota terdekat, transportasi), 2.  Iklim/musim (cuaca, curah hujan/banjir), 3.  Sifat angin, keadaan laut, gelombang, dll., 4.  Tumbuhan, binatang, dan 5.  Komunikasi g.  Sosial budaya dan adat istiadat : 1.  Sifat penduduk, 2.  Kebiasaan, 3.  Pengetahuan/pendidikan, 4.  Mata pencaharian, dll. h.  Hukum : 1.  Pemilikan tanah, 2.  Ganti rugi, dan 3.  Perizinan

 

3.  Pemilihan Metode. metode eksplorasi yang digunakan umumnya dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : 1.  Cara tidak langsung : a.  Geofisika dan  b.  Geokimia. 2.  Cara langsung : a.  Pemetaan langsung dan  b.  Pemboran. 3.  Gabungan cara langsung dan tak langsung 2.3 Eksplorasi Geokimia

Eksplorasi geokimia merupakan pengukuran sistematis terhadap satu atau lebih trace elements (unsurunsur jejak) dalam batuan, soil, sedimen sungai, vegetasi, air atau gas dengan tujuan untuk menentukan anomali-anomali geokimia (Levinson, 1974; Rose et al, 1979; Joyce, 1984; Chaussier, 1987). Untuk mengukur kelimpahannya melalui Eksplorasi Geokimia khusus mengkonsentrasikan mengkonsentrasikan pada pengukuran kelimpahan, distribusi, dan migrasi unsur-unsur bijih atau unsur-unsur yang berhubungan erat dengan bijih, dengan tujuan mendeteksi endapan bijih. Dalam pengertian yang lebih sempit eksplorasi geokimia adalah  pengukurann secara sistematis satu atau lebih unsur jejak dalam  pengukura dalam batuan, tanah, sedimen sungai sungai aktif, vegetasi, air, atau gas, atau gas,   untuk mendapatkan anomali geokimia, yaitu konsentrasi abnormal dari unsur tertentu yang kontras terhadap lingkunga li ngkungannya nnya (background geokimia). Eksplorasi ini dilakukan dengan maksud kita dapat menganalisis didaerah/batuan/lapisan mana yang memiliki kandungan-kandungan kimia. Contohnya, unsur-unsur bijih besi, minyakbumi, gas alam dan lain lain. Dimana keberadaan unsur unsur tersebut berada dalam kondisi yang tidak tetap, melainkan selalu  bermigrasi yang merupakan akibat dari aktivitas lempeng bumi yang berada diatas magma.Kondisi yang tidak stabil ini menyebabkan pergerakan pergerakan lempeng bumi yang nantinya akan mempengaruhi kondisi unsur- unsur yang berada didalam lempeng bumi. Sehingga eksplorasi geokimia perlu dilakukan untuk menghindari kesalahan lokasi eksplorasi. 2.3.1  Prinsip Dasar Eksplorasi Geokimia

Prinsip dasar eksplorasi geokimia pada dasarnya terdiri dari 2 metode: 1.  Metode yang menggunakan pola dispersi mekanis diterapkan pada mineral yang relatif stabil pada kondisi permukaan bumi (seperti: emas, (seperti: emas,   platina, kasiterit, kromit, mineral tanah jarang). Cocok digunakan di daerah yang kondisi iklimnya ikli mnya membatasi pelapukan kimiawi. 2.  Metode yang didasarkan pada pengenalan pola dispersi kimiawi. Pola ini dapat diperoleh baik pada endapan bijih yang tererosi ataupun yang tidak tererosi, baik yang lapuk ataupun yang tidak lapuk.

 

Pola ini terlihat kurang seperti pada pola dispersi mekanis, karena unsur-unsurnya yang membentuk  pola dispersi bisa bisa : a.  Memiliki mineralogi yang berbeda pada endapan bijihnya (contohnya: serussit dan anglesit terbentuk akibat pelapukan endapan galena)  b.  Dapat terdispersi dalam larutan (ion Cu2+ dalam airtanah berasal dari endapan kalkopirit) c.  Bisa tersembunyi dalam mineral lain (contohnya Ni dalam serpentin dan empung yang  berdekatan dengan su sutu tu endapan pe pentlandit) ntlandit) d.  Bisa teradsorbsi (contohnya Cu teradsosbsi pada lempung atau material organik pada aliran sungai isa dipasok oleh airtanah yang melewati endapan kalkopirit) e.  Bisa bergabung dengan material organik (contohnya Cu dalam tumbuhan atau hewan) Kemudian ada beberapa hal yang mendasar dan sangat perlu kita ketahui Yang Berkaitan Dengan Prospeksi Geokimia: 1.  Unsur penunjuk (indicator element) ⇒ unsur utama bijih dalam badan bijih yang dicari 2.  Unsur jejak (pathfinder element)

 berasosiasi dengan badan bijih tapi sulit dideteksi, lebih bebas



dari bising, atau lebih luas penyeba penyebarannya rannya dari unsur petunjuk. 2.3.2  Metode Eksplorasi Geokimia

Dalam eksplorasi geokimia tidak bisa dilakukan tanpa tahapan yang benar dan sistematis. Para  peneliti pun mencuba membuat tahapan tahapan t ahapan untuk melakukan eksplorasi geokimia. Urutan Eksplorasi Geokimia Secara Umum (Peters, 1978) a.  Seleksi metode, elemen-elemen yang dicari, sensitivitas dan ketelitian yang dinginkan, serta pola sampling.  b.  Kegiatan pendahuluan atau program sampling lapangan dgn mengecek contoh-contoh secara umum dan kedalaman contoh untuk mnentukan level yg dapat diyakini & mengevaluasi faktor bising (noise). c.  Analisis conto, dilapangan dan laboratorium dengan analisis cek yang dibuat pada beberapa metode. d.  Melakukan statistik dan evaluasi geologi dari data (geologi & geofisika). e.  Konfirmasi anomali semu, sampling lanjutan, serta analisis & evaluasi pada area yang lebih kecil, menggunakann interval sampling yg lebih rapat & penambahan metode geokimia. menggunaka f.  Penyelidikan target dengan suatu ketentuan untuk sampling ulang & penambahan analisis dari contoh-contoh yang telah adaKonsep atau Prinsip Dasar Eksplorasi Geokimia. Tiap eksplorasi geokimia terdiri dari tiga komponen, yaitu sampling (pengambilan contoh), analisis, dan interpretasi. Ketiganya komponen tersebut merupakan fungsi bebas yang saling terkait. Kegagalan yang terjadi pada tahap yang satu akan mempengaruhi tahap berikutnya. Kemudian dalam pemilihan metodemetode yang akan digunakan eksplorasi geokimia harus disesuaikan dengan jenis endapan yang akan dicari.

 

2.3.3  Lingkungan Geokimia

Dalam Eksplorasi Geokimia kita juga perlu mengetahui jenis jenis lingkungan geokimia itu sendiri. Lingkungan geokimia primer adalah lingkungan yang berada di bawah zona pelapukan yang dicirikan oleh tekanan dan temperatur yang besar, sirkulasi fluida yang terbatas, dan oksigen bebas yang rendah. Sebaliknya, lingkungan geokimia sekunder adalah lingkungan pelapukan, erosi, dan sedimentasi, yang dicirikan oleh temperatur rendah, tekanan rendah, sirkulasi fluida bebas, dan melimpahnya O2, H2O dan CO2. Pola geokimia primer menjadi dasar dari survey batuan sedangkan pola geokimia sekunder merupakan merupakan target bagi survey sedimen. 2.3.4  Anomali Geokimia dan Mobilisasi Unsur

Anomali geokimia dapat kita cari dengan terlebih dahulu mencari nilai background dimana nilai  backgroundd berhubungan dengan endapan bijih.Dalam menentukan anomali geokimia diperlukan adanya  backgroun nilai ambang/nilai batas yang digunakan untuk menentukan anomali.Nilai batas tersebut disebut threshold yaitu nilai rata-rata plus dua standar deviasi dalam suatu populasi normal. Semua nilai di atas ata s nilai threshold didefinisikan sebagai anomali. Mobilitas unsur yang dimaksud disini adalah kemudahan unsur bergerak dalam lingkungan geokimia tertentu. Beberapa unsur dalam proses dispersi dapat terpindahkan jauh dari asalnya, ini disebut mudah  bergerak atau mobilitasnya besar, contohnya: unsur gas mulia seperti radon. Rn dipakai sebagai sebagai petunjuk dalam prospeksi endapan Uranium. Mobilias unsur akan berbeda dalam lingkungan yang berbeda, contohnya : F bersifat sangat mobil dalam proses pembekuan magma (pembentukan batuan beku), jebakan  pneumatolitik dan hidrotermal, hidrotermal, namun akan sangat sangat tidak mobil (stabil sekali) dalam pproses roses metamorfose dan dan  pembentukann tanah. Bila F masuk ke air akan menjadi sangat mobil kembali.Seperti yang sudah dijelaskan  pembentuka di jelaskan sebelumnya mobilitas unsur ini juga dipengaruhi pergerkan lempeng akibat magma.Unsur yang berbeda yang ditemukan dalam suatu endapan bisa memiliki mobilitas yang sangat sangat berbeda, sehingga mungkin tidak memberikan anomali yang sama secara spasial.   .  2.4  Ekplorasi Panas Bumi

Kegiatan eksplorasi panas bumi yang dilakukan dalam usaha mencari sumberdaya panas bumi, adapun tahapan-tahapan tahapan-taha pan eksplorasi panas bumi adalah sebagai berikut : 1.  Eksplorasi pendahuluan atau Reconnaisance survei 2.  Eksplorasi lanjut atau rinci ( Pre-feasibility  Pre-feasibility study) 3.  Pemboran Eksplorasi  Feasibility study) 4.  Studi kelayakan ( Feasibility

 

1.  EKSPLORASI PENDAHULUAN ( RECONNAISANCE  RECONNAISANCE SURVEY  SURVEY ) Eksplorasi pendahuluan atau Reconnaisance survey  dilakukan untuk mencari daerah prospek panas  bumi, yaitu daerah yang menunjukkan tanda-tanda adanya sumberdaya panas bumi dilihat dari kenampakan kenampakan dipermukaan,, serta untuk mendapatkan gambaran mengenai geologi regional di daerah tersebut. dipermukaan t ersebut. Secara garis besar pekerjaan yang dihasilkan pada tahap ini terdiri dari : 1.  Studi Literatur 2.  Survei Lapangan 3.  Analisa Data 4.  Menentukan Daerah Prospek 5.  Spekulasi Besar Potensi Listrik 6.  Menentukan Jenis Survei yang Akan Dilakukan Selanjutnya 2.  EKSPLORASI LANJUT ATAU RINCI ( PRE-FEASIBILITY  PRE-FEASIBILITY STUDY  STUDY ) Tahap kedua dari kegiatan eksplorasi adalah tahap t ahap ‘ pre-feasibility  pre-feasibility study’ study’ atau tahap survey lanjut. Survei yang dilakukan terdiri dari survei geologi, geokimia dan geofisika. Tujuan dari survei tersebut t ersebut adalah : 

 

Mendapatkan Mendapatk an informasi yang lebih baik mengenai kondisi geologi permukaan dan bawah permukaan



 

Mengidentifikasii daerah yang “diduga” mengandung sumberdaya panas bumi. Mengidentifikas Dari hasil eksplorasi rinci dapat diketahui dengan lebih baik mengenai penyebaran batuan, struktur

geologi, daerah alterasi hydrothermal , geometri cadangan panas bumi, hidrologi, system panasbumi, temperatur reservoir, potensi sumberdaya serta potensi listriknya. untuk menghindarkan terlalu banyaknya kegagalann pemboran maka dilakukan beberapa survei sebagai berikut : kegagala 1.  Survei Geologi Lanjut/Rinci Survei geologi umumnya yang pertama dilakukan untuk memahami struktur geologi dan stratigrafi maka survei geologi rinci harus dilakukan di daerah yang cukup luas. Survei geologi ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran batuan secara mendatar maupun secara vertikal, struktur geologi, tektonik dan sejarah geologi dalam kaitannya dengan terbentuknya suatu sistem panas bumi termasuk memperkirakan luas daerah prospek dan sumber panasnya. 2.  Survei Geokimia Lanjut Pada tahap survei geokimia sampel harus diambil dari semua manifestasi permukaan yang ada di daerah tersebut dan di daerah sekitarnya untuk dianalisis di tampat pengambilan sampel dan atau di laboratorium. Analisis geokimia tidak hanya dilakukan pada fluida atau gas dari manifestasi panas  permukaan,, tetapi juga pada daerah lainnya untuk melihat kandungan  permukaan kandungan gas dan unsur-unsur tertentu yang terkadang dalam tanah yang terbentuk karena aktivitas hydrothermal . Selain itu juga perlu dibuat manifestasi permukaan, yaitu peta yang menunjukkan lokasi serta jenis semua manifestasi panas bumi di daerah tersebut. Hasil analisis kimia fluida dan isotop air dan gas dari seluruh manifestasi panas  permukaan dan daerah lainnya berguna untuk memperkirakan sistem dan temperature reservoir, asal sumber air, karakterisasi fluida dan sistem hidrologi di bawah permukaan. Hasil analisis air dapat juga

 

digunakan untuk memperkirakan problemaproblem yang munkin terjdadi (korosi dan scale) apabila fluida dari sumberdaya panas bumi tersebut dimanfaatkan dikemudian hari. 3.  Survei Geofisika Dari sumber geologi dan geokimia diusulkan daerah-daerah mana saja yang harus disurvei geofisika. Survei geofisika dilakuakn untuk mengetahui sifat fisik f isik batuan mulai dari permukaan permukaan hingga kedalaman  beberapa kilometer di bawah permukaan. Dengan mengetah mengetahui ui sifat fisik batuan maka dapat diketahui daerah tempat terjadinya anomali yang dosebabkan oleh sistem panas buminya dan lebih lanjut geometri  prospek serta serta lokasi dan be bentuk ntuk batuan ssumber umber panas da dapat pat diperkiraka diperkirakan. n. Ada beberapa jenis survei geofisika, yaitu : a.  Survei resistivity   b.  Survei gravity  c.  Survei magnetic  d.  Survei Macro Earth Quake (MEQ) e.  Survei aliran panas f.  Survei Self Potential   1.  Analisis dan Interpretasi Data Dari hasil kajian data diharapkan akan diperoleh gambaran atau “model  awal”  mengenai sistem  panasbumii di daerah yang diselidiki, yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan target dan  panasbum lokasi sumur eksplorasi serta membuat program pemboran. Model system panasbumi harus mengikutsertakan karakteristik litologi, stratigrafi, hidrologi, atau pola sirkulasi fluida, perkiraan sumber panas dan temperatur dalam reservoir serta sistem panas buminya. Model harus dibuat mulai dari permukaan hingga kedalaman 1  –  4   4 km. selain itu dari pengkajian data dapat diperkirakan besarnya potensi sumber daya (resources), cadangan (recoverable reserve), dan  potensi listrik panas panas bumi di daerah daerah yang didug didugaa mengandung panasbumi. 2.  PEMBORAN EKSPLORASI Apabila dari data geologi, data geokimia, dan data geofisika yang diperoleh dari hasil survey rinci menunjukkan bahwa di daerah yang diselidiki terdapat sumberdaya panasbumi yang ekonomis untuk dikembangkan, maka tahap selanjutnya adalah tahap pemboran sumur eksplorasi. Tujuan dari pemboran sumur eksplorasi ini adalah membuktikan adanya sumberdaya panasbumi di daerah yang diselidiki dan menguji model system panasbumi yang dibuat berdasarkan data-data hasil survei rinci. Jumlah sumur eksplorasi tergantung dari besarnya luas daerah yang diduga mengandung energi  panasbumi. Biasanya Biasanya di dalam satu prospek dibor 3  –  5  5 sumur eksplorasi. Kedalama Kedalamann sumur tergantung dari kedalaman reservoir yang diperkirakan dari data hasil survei rinci, batasan anggaran, dan teknologi yang ada, tetapi sumur eksplorasi umumnya dibor hingga kedalaman 1000 –  3000  3000 meter.

 

Menurut Cataldi (1982), tingkat keberhasilan atau success ratio  pemboran sumur panas bumi lebih tinggi daripada pemboran minyak. Success ratio dari pemboran sumur panasbumi umumnya 50  –  70%.   70%. Ini  berarti dari empat sumur eksplorasi eksplorasi yang dibor, aada da 2 –  3  3 sumur yang menghasilkan. menghasilkan. Setelah pemboran selesai, yaitu setelah pemboran mencapai kedalaman yang diinginkan, dilakukan  pengujian sumur. sumur. Jenis –  jenis  jenis pengujian sumur yang dilakukan di sumur panasbumi adalah: 

 

Uji hilang air (water  loss test )



 

Uji permeabilitas total ( gross  gross permeability  permeability test )



 

Uji panas (heating  measurement )



 

Uji produksi (discharge/ output  test )



 

Uji transien (transient  test ) Pengujian sumur geothermal dilakukan untuk mendapatkan informasi/ data yang lebih persis mengenai

: 1.  Jenis dan sifat fluida produksi. 2.  Kedalaman reservoir. 3.  Jenis reservoir. 4.  Temperatur reservoir. 5.  Sifat batuan reservoir. 6.  Laju alir massa fluida, entalpi, dan fraksi uap pada berbagai tekanan kepala sumur. 7.  Kapasitas produksi produksi sumur (dalam MW). Berdasarkan hasil pemboran dan pengujian sumur harus diambil keputusan apakah perlu dibor  beberapa sumur sumur eksplorasi lain, ataukah sumur sumur eksplorasi yyang ang ada telah cukup untuk memberikan memberikan informasi mengenai potensi sumber daya. Apabila beberapa sumur eksplorasi mempunyai potensi cukup besar maka  perlu dipelajari apakah apakah lapangan lapangan tersebut men menarik arik untuk dikemba dikembangkan ngkan atau tidak. 4.  STUDI KELAYAKAN ( FEASIBILITY  FEASIBILITY STUDY  STUDY ) Studi kelayakan perlu dilakukan apabila ada beberapa sumur eksplorasi menghasilkan fluida panas bumi. Tujuan dari studi ini adalah untuk menilai apakah sumber daya panas bumi yang terdapat di daerah tersebut secara teknis dan ekonomis menarik untuk diproduksikan. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah : a. 

Mengevaluasi Mengevalua si data geologi, geokimia, geofisika, dan data sumur.

 b. 

Memperbaiki model sistem panas bumi.

c. 

Menghitung besarnya sumber daya dan cadangan panas bumi (recoverable reserve) serta ppotensi listrik yang dapat dihasilkannya. dihasilkannya.

d. 

Mengevaluasi Mengevalua si potensi sumur serta memprekirakan kinerjanya.

e. 

Menganalisa sifat fluida panas bumi dan kandungan non condensable gas serta memperkirakan sifat korosifitas air dan kemungkinan pembentukan scale.

f. 

Mempelajari apakah ada permintaan energy listrik, untuk apa dan berapa banyak.

g. 

Mengusukan alternative pengembangan pengembangan dan kapasitas instalasi pembangkit li listrik. strik.

h. 

Melakukan analisa keekonomian untuk semua alternative yang diusulkan.

 

2.5  Eksplorasi Panas Bumi Dengan Metode Geokimia

Eksplorasi geokimia untuk sumber daya panas bumi melibatkan sampling, analisis dan interpretasi debit cairan termal dari fumarol, sumber air panas dan tempat uap. Tujuan utama dari studi geokimia adalah untuk mengkarakterisasi fluida termal, menetapkan asal mereka, arah aliran (aliran naik, aliran sungai), mengevaluasi skenario pencampuran, memperkirakan suhu reservoir ekuilibrium dan menentukan kesesuaian cairan untuk tujuan penggunaan. Prosedur pengambilan sampel fumarol dan air panas adalah yang dijelaskan oleh Arnórsson et al. (2006), sedangkan analisis parameter kimia penting biasanya dilakukan seperti yang dijelaskan oleh (Ármannsson dan Ólafsson, 2006; 2007; Arnórsson et al., 2006). Subbagian berikut memberikan memberikan rincian lebih lanjut tentang informasi yang diperoleh dari survei geokimia.

Gambar Teknik Pengambilan Pengambilan Sampel Da Dari ri Sumur Panas Bum Bumii Dua Fasa

 

2.5.1 Klasifikasi Cairan Termal

Hasil plotting komposisi kimia dari mata air panas tersebut pada diagram segi tiga Cl - SO4 HCO3, Na-K-Mg, dan Cl-Li-B yang mengacu kepada Giggenbach (1988) menyatakan air panas Takis, air

 

 panas Sungai Limau, air panas Kambahan dan air panas Padang Baru, terletak pada posisi klorida. Konsentrasi klorida yang lebih tinggi dari pada konsentrasi SO4 ataupun HCO3, air panas ini kemungkinan merupakan indikasi deep water. Fluida uap pan tersebut, berhubungan dengan sumber  panas bumi berinteraksi dengan batuan disekitarnya terjadi pencampuran dengan air permukaan membentuk pemunculan pemunculan mata air panas bersifat netral (pH = 6,50-7,50).  Berdasarkan diagram segi tiga Na-K-Mg, posisi mata air panas Takis, mata air panas Sungai Limau, dan dan mata air panas Padang Baru, terletak pada partial equilibrium, sebagai indikasi bahwa manifestasi yang muncul ke permukaan dipengaruhi oleh interaksi antara fluida dengan batuan dalam keadaan panas sebelum bercampur dengan air permukaan (meteoric water). Kecuali air panas Kambahan yang terletak  pada immature imm ature water, namun dari keempat posisi mata air panas pada diagram tersebut, terdapat  pada garis lurus ke sekitar temperatur Na-K 180 oC, dan bila ditarik sejajar garis K-Mg, akan jatuh pada temperatur yang berbeda, berbeda, yang nilainya lebih kecil dari pada dari Na-K.  Berdasarkan diagram segi tiga Cl, Li, B posisi keempat mata air panas terletak mengarah ke posisi tengah diagram, di bawah Cl, menunjukkan adanya interaksi antara fluida panas dengan batuan panas  bumi sesuai dengan hasil analisis isotop. Geothermometer Na-K

Geothermometer

dengan

tinggi di bawah permukaa permukaann

perbandingan perbandi ngan

Na/K

memberikan

indikasi temperatur temperat ur yang

dengan melihat eelemen lemen sodium dan  potassium. Persamaa Persamaann yang dapat

digunakan dalam menghitung temperatur dari perbandingan Na  –   K, dengan rentang suhu (180-350), (Giggenbach, 1988 dalam Nicholson,1993) adalah sebagai berikut : 

ToC =

1390 

[log  (  ) + 1.750

_273 ]



Geothermometer Na-K-Ca 

Terbentuk sebagai hasil dari reaksi pertukaran dengan Na-K-Ca pada   temperature rendah. Perbandingan Perbanding an Na-K-Ca akan representatif dan kondisi terakhir reaksi sebelum keluar dari reservoir. 

2.5.2  Tracing Asal Dan Pencampuran Pencampuran Skenario

Cairan geotermal paling umum adalah meteorik dan air samudra meskipun cairan di andesitik sistem  panas bumi, dekat daerah subduksi sering mengandu mengandung ng proporsi signifikan dari perairan konkong dan magmatik yang berevolusi (Ármannsson dan Fridriksson, 2009). Pengetahuan tentang asal usul geotermal  perairan sangat penting dalam studi geothermal karena membantu dalam membedaka membedakann sifat-sifat si fat-sifat kimia dari air panas dan juga sumber mereka mengisi ulang (Oyuntsetseg, 2009). Studi isotop stabil (terutama 2 H dan 18O) memainkan peran penting dalam penyelidikan hidrogeologi dari keduanya air panas dan non-termal karena isotop membawa jejak asal air. 

 

Selain itu konstituen konservatif (Cl, B) dapat digunakan untuk melacak asal, pencampuran dan aliran cairan panas bumi. Rasio gas juga dapat digunakan untuk mengenali arah aliran dan zona upflow (Nicholson, 1993). Selanjutnya, model pencampuran telah dikembangkan untuk memungkinkan estimasi komponen air panas di perairan campuran yang muncul di mata air atau dibuang dari sumur dangkal. Pada dasarnya ada tiga jenis model pencampuran: 1) model pencamp pencampuran uran klorida-entalpi (Truesdell dan Fournier, 1977); 2) model pencampuran musim semi yang hangat silika-entalpi (Fournier, 1977); 3) model  pencampuran  pencampu ran silika-karbonat (A (Arnórsson, rnórsson, 2000). 2000). Estimasi Temperatur Reservoir

Konstituen pembentukan batu (misalnya SiO2, Na, K, Ca, Mg, CO2, H2) digunakan untuk memprediksi bawah permukaan suhu dan masalah produksi potensial seperti deposisi dan korosi (Ármannsson dan Fridriksson, 2009). Banyak geothermometers kimia dan isotop digunakan untuk memperkirakan akuifer suhu di luar zona proses sekunder seperti mendidih, mendinginkan, dan mencampur  pada dasarnya asumsi bahwa cairan sampel adalah wakil dari akuifer yang tidak t idak terganggu di mana lokal kondisi kesetimbangan tercapai. Pengukuran Pengukura n Degassing Difusi Tanah

Tanah pengukuran degassing CO2, 222Rn, 220Rn, dan Hg sangat penting dalam penggambaran  permeabel zona (kebocoran gas) dari sistem yang berhubungan berhubungan dengan fraktur, celah dan geologi lainnya struktur. Pengukuran aliran CO2 menyebar melalui tanah di bidang panas bumi dapat berguna untuk tujuan menggambarkan fraktur atau struktur lain yang mengarahkan aliran cairan di panas bumi waduk (Fridriksson, 2009). Penentuan Penentua n Kesesuaian Penggunaan Cairan.

Sifat kimia dari cairan memberikan wawasan yang bagus dalam mengevaluasi penggunaan cairan yang tepat tergantung pada kemungkinan penskalaan dan korosi. Dalam hal ini program spesiasi biasanya digunakan untuk menentukan spesiasi ekuilibrium dan aktivitas spesies kimia dalam upaya untuk memprediksi skala dan korosi potensial. Program spesiasi yang paling umum adalah WATCH, Geochemist Work Bench, CHILLER, TOUGHREACT, FRACHEM dan SUPCRT92.

 

BAB III PENUTUP 3.1  Kesimpulan

Eksplorasi geokimia merupakan pengukuran sistematis terhadap satu atau lebih trace elements (unsurunsur jejak) dalam batuan, soil, sedimen sungai, vegetasi, air atau gas dengan tujuan untuk menentukan anomali-anomali geokimia (Levinson, 1974; Rose et al, 1979; Joyce, 1984; Chaussier, 1987). Untuk mengukur kelimpahannya melalui Eksplorasi Geokimia khusus mengkonsentrasikan mengkonsentrasikan pada pengukuran kelimpahan, distribusi, dan migrasi unsur-unsur bijih atau unsur-unsur yang berhubungan erat dengan bijih, dengan tujuan mendeteksi endapan bijih. Dalam pengertian yang lebih sempit eksplorasi geokimia adalah  pengukurann secara sistematis satu atau lebih unsur jejak dalam  pengukura dalam batuan, tanah, sedimen sungai sungai aktif, vegetasi, air, atau gas, atau gas,   untuk mendapatkan anomali geokimia, yaitu konsentrasi abnormal dari unsur tertentu yang kontras terhadap lingkunga li ngkungannya nnya (background geokimia). Eksplorasi geokimia untuk sumber daya panas bumi melibatkan sampling, analisis dan interpretasi debit cairan termal dari fumarol, sumber air panas dan tempat t empat uap. Tujuan utama dari studi geokimia adalah untuk mengkarakterisasi fluida termal, menetapkan asal mereka, arah aliran (aliran naik, aliran sungai), mengevaluasi skenario pencampuran, memperkirakan suhu reservoir ekuilibrium dan menentukan kesesuaian cairan untuk tujuan penggunaan. Prosedur pengambilan sampel fumarol dan air panas adalah yang dijelaskan oleh Arnórsson et al. (2006), sedangkan analisis parameter kimia penting biasanya dilakukan seperti yang dijelaskan oleh (Ármannsson dan Ólafsson, 2006; 2007; Arnórsson et al., 2006). Subbagian berikut memberikan memberikan rincian lebih lanjut tentang informasi yang diperoleh dari survei geokimia. 

 

DAFTAR PUSTAKA

https://nooradinugroho.wordpress.com/2008/10/15/kegiatan-eksplorasi-panas-bumi/ https://orkustofnun.is/gogn/unu-gtp-sc/UNU-GTP-SC-23-0101.pdf https://www.scribd.com/document/362366 https://www.scribd.com /document/362366438/Geokimia-Geotherm 438/Geokimia-Geothermal-1 al-1 https://www.scribd.com/doc/68054288/GEOKIMIA-PANAS-BUMI Sherly_Monalisa_Silitonga_21100112130056_BAB_I  jurnal_padi1

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF