Makalah E-commerce (Fiqh Kontemporer) [Irma & Wafa 12-2013]

July 10, 2019 | Author: Cholif Lespa Triono | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

E-Commerce, FIQH KONTEMPORER...

Description

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berkembangnya zaman membuat banyak hal datang yang semakin membaik. Salah satu contohnya adalah kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Berkembangnya ilmu pengetahuan diiringi dengan teknologi yang semakin membooming untuk melakukan risetriset penelitian. Teknologi yang digunakan tidak hanya sekedar alat elektronik dan internet yang sudah tidak asing la gi bagi kita. Pengolahan data,  penyimpanan dan pengarsipan data serta penyampaian informasi mulai  berkembang lebih baik. Jika dahulu orang harus membukukannya membukukannya dengan  banyak kesalahan dalam pencatatan dan penghitungan, penghitungan, maka sekarang dengan adanya teknologi, semua pekerjaan dapat dilakukan satu kali tulis menggunakan applikasi komputer untuk mengerjakannya. Teknologi

yang

berkembang

tidak

hanya

menggerakkan

dan

menolong bidang pengolahan data, tetapi juga menggerakkan pebisnis dalam menjalankan usahanya. Pengarsipan data, penjurnalan, produktivitas dan  pemasaran menjadi bagian besar dalam teknologi saat ini. Social network  menjadi

tempat

penstimulus

untuk

menarik

perhatian

konsumen.

Penyampaian informasi seputar produk melalui facebook, twitter, plurk, BBM ( BlackBerry  BlackBerry

Messager )

rupanya

lebih

berkembang

cepat

dibanding

 pemasaran melalui koran dan pamflet. Teknologi pemasaran semacam ini  jauh lebih murah dibanding juka kita harus membuat baiho dan pamflet untuk menyebarkan informasi produk. Dunia pendidikan juga mulai mengikuti  perkembangan teknologi saat ini. Posting mata pelajaran dan mata kuliah  pada blog pengajar menjadi trend saat ini. Siswa didik hanya tinggal mengunduh dan membacanya tanpa harus mem-fotocopy materi ajar dari  pengajar. Jual beli merupakan salah satu kegiatan yang paling banyak dilakukan manusia sehari-hari. Karena pentingnya hukum jual beli ini maka negara maupun agama memberikan hukum tentang tata pelaksanaannya. Dalam

1

 perjalanannya, konsumen (pembeli) sering kali menjadi pihak yang dirugikan. Apalagi di era teknologi sekarang ini, dimana jual beli sudah banyak dilaksanakan menggunakan sistem e-commerce. Oleh karena itu negara memberikan aturan tentang jual beli dengan mengeluarkan UUPK (UndangUndang Perlindungan Konsumen). Namun jauh sebelum itu, syariat islam  pun sudah mengatur kegiatan jual beli ini. Perlu diingat bahwa kedua hukum ini (hukum Islam dan hukum negara) sama-sama memberikan beberapa hak atas konsumen untuk melindungi mereka. Berdasarkan latar belakang sebagaimana terurai di atas yang menjelaskan bagaimana e-commerce  dalam perspektif hokum Islam dalam makalah yang berjudul “E-commerce”. B. Rumusan Masalah

1.

Apa definisi dan konsep dari E-Commerce?

2.

Bagimana klasifikasi dari E-Commerce?

3.

Bagaimana tinjauan umum E-Commerce?

4.

Bagaimana tinjauan hukum E-Commerce menurut Islam?

5.

Bagaimana model transaksi E-Commerce?

C. Tujuan Pembahasan

1.

Untuk mengetahui definisi dan konsep dari E-Commerce.

2.

Untuk mengetahui a klasifikasi dari E-Commerce.

3.

Untuk mengetahui tinjauan umum E-Commerce.

4.

Untuk mengetahui tinjauan hukum E-Commerce menurut Islam .

5.

Untuk mengetahui model transaksi E-Commerce.

2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi dan Konsep E-Commerce

E-Commerce

adalah

kegiatan

perdagangan,

pemasaran,

dan

 penyebaran antara penjual dan pembeli menggunakan sistem elektronik. Dalam buku " Introduction to Information Technology", E-Commerce berarti  perdagangan elektronik yang mencakup proses pembelian, penjualan, transfer, atau pertukaran produk baik berupa produk, layanan atau informasi melalui jaringan komputer termasuk Internet.1 E-commerce dapat didefinisikan dari beberapa perspektif: 1.

Komunikasi: pengiriman barang, jasa, informasi, atau pembayaran melalui jaringan komputer atau sarana elektronik la innya

2.

Perdagangan: penyediaan sarana untuk membeli dan menjual produk,  jasa, dan informasi melalui Internet atau fasilitas online lainnya

3.

Proses Bisnis: menjalankan proses bisnis secara elektronik melalui  jaringan elektronik, menggantikan proses bisnis fisik dengan informasi

4.

Layanan: cara bagi pemerintah, perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk memangkas biaya pelayanan/operasi sekaligus meningkatkan mutu dan kecepatan layanan bagi konsumen

5.

Pembelajaran: sarana pendidikan dan pelatihan online untuk sekolah, universitas, dan organisasi lain termasuk perusahaan

6.

Kolaborasi: metoda kolaborasi antar dan intra organisasi

7.

Komunitas: tempat berkumpul (mangkal) bagi anggota suatu masyarakat untuk

belajar,

mencari

informasi,

melakukan

transaksi,

dan

 berkolaborasi.2 E-Commerce merupakan bagian dari E-Business yang tentu saja cakupannya lebih luas dan tidak hanya terpaku pada transaksi barang atau  jasa saja, tapi juga mencakup pelayanan pelanggan, kolaborasi dengan mitra 1

Turban, Efraim, Kelly Rainer dan Richard E. Potter. 2005.  Introduction to Information Technology, diterjemahkan oleh Deny Arnos Kwary dkk. dengan judul  Pengantar Teknologi  Informasi, (Jakarta: Salemba Infotek, 2006), 181. 2 Raihan Hayati. “E-Commerce” dalam http://snowblueice-mashimaro.blogspot.com/2012/04/ecommerce.html , diakses 08 Desember 2013.

3

 bisnis,

E-Learning,

dan

transaksi

elektronik

dalam

perusahaan.

Atau E-commerce juga dapat diartikan sebagai kepanjangan dari Electronic Commerce yang berarti perdagangan yang dilakukan secara elektronik. Seperti halnya e-mail ( Electronic Mail ). Dalam buku Introduction to Information Technology, e-commerce berarti perdagangan elektronik yang mencakup proses pembelian, penjualan, transfer, atau pertukaran produk, layanan, atau informasi melalui jaringan computer, termasuk Internet. 3 Apabila dipilah e-commerce terdiri dari huruf e yang berarti elektronik dan commerce yang berarti perdagangan. Pada perdagangan konvensional dikenal adanya penjual dan pembeli, lalu perdagangan sesungguhnya ada  barang

atau

jasa

yang

dijual

dan

tentu

ada

pembelinya.

Kata ‘perdagangan’  itu sendiri berdiri dengan arti sekedar tawar menawar antara penjual dan pembeli, lalu apabila keduanya sepakat maka barulah dilakukan transaksi. Perdagangan yang seperti ini terjadi hanya ‘sesaat’  dan tidak ada relasi yang berarti antara penjual dan pembeli, dalam hal ini  perdagangan hanyalah sekedar kegiatan menjual dan membeli. Dimensi dari E-Commerce: 1.

Technology

2.  Marketing and

“New 

Consumer

 Processes” /pemasaran

dan proses

konsumen baru 3.  Economic/ekonomi 4.  Electronic Linkage/elektronik linkage 5.  Information Value Adding /informasi nilai tambah 6.  Market Making /pemasaran 7.

Service Infrastructure/pelayanan infrastruktur

8.  Legal, privacy, and public policy/hukum privasi dan kebijakan publik. Sebuah kerangka kerja untuk menganalisis B2B e-commerce Kebanyakan perusahaan-perusahaan AS saat ini mencoba untuk mengetahui  bagaimana mereka harus –   pendekatan bisnis-to-business (B2B) e-commerce meskipun perputaran pasar saham - positif dan negatif - dari perusahaan B2B. Dengan memisahkan fisik dan informasi mengalir terhubung dengan setiap 3

 Turban, Introduction to Information …, 181.

4

transaksi, Internet berpotensi radikal akan mengubah cara-cara di mana  perusahaan menyediakan dan perdagangan barang dan jasa dengan satu sama lain. Hal ini prospek perubahan tersebut yang memotivasi perusahaan untuk mempertimbangkan B2B. Sedangkan Framework E-Commerce/Kerangka kerja dari eCommerce memiliki beberapa komponen, antara lain: 1.  National Inormation Technology Committee (on eCommerce). Komite ini  bertanggung jawab untuk memformulasikan  Information Technology,  speciically eCommerce, di Indonesia. Komite ini dapat membuat working group untuk meneliti penggunaan teknologi informasi lebih lanjut. Berbagai pihak yang terlibat dalam bidang commerce dan electronic commerce sebaiknya terwakili dalam komite ini, misalnya adanya wakil dari Perbankan. 2.

Communication Infrastructur / infrastruktur komunikasi

3.

EC/EDI standards/infrastructure. Menentukan standar yang dapat diterima oleh semua pihak merupakan salah satu kunci utama.

4.

Cyberlaw: EC laws, Electronic Security laws/Cyberlaw ec hukum hukum keamanan elektronik.

5.

Customers & related organizations /pelanggan organisasi terkait.4

B. Klasifikasi dari E-Commerce

E-commerce adalah penggunaan Internet dan Web untuk transaksi  bisnis tetapi ketika kita fokus pada transaksi komersial digital diaktifkan antara dan di antara organisasi dan individu yang melibatkan sistem informasi di bawah kendali perusahaan itu mengambil bentuk e-bisnis.. Saat ini, 'e' adalah mendapatkan momentum dan sebagian besar hal-hal yang jika tidak semuanya mendapatkan digital diaktifkan. Dengan demikian, menjadi sangat  penting untuk menarik garis jelas antara berbagai jenis perdagangan atau  bisnis yang terintegrasi dengan faktor 'e'. Ada terutama lima jenis ecommerce model:

4

Raihan Hayati. “E-Commerce” dalam http://snowblueice-mashimaro.blogspot.com/2012/04/ecommerce.html , diakses 08 Desember 2013.

5

1.  Business to Consumer   (B2C); Seperti namanya, ini merupakan model yang melibatkan bisnis dan konsumen. Ini adalah segmen e-commerce yang paling umum. Dalam model ini, bisnis online menjual kepada konsumen individu. Ketika B2C mulai, itu memiliki saham kecil di pasar, tetapi setelah tahun 1995 adalah pertumbuhan eksponensial. Konsep dasar di balik jenis ini adalah bahwa pengecer online dan pemasar dapat menjual produk mereka ke konsumen online dengan menggunakan data yang jelas kristal yang dibuat tersedia melalui berbagai alat pemasaran online.

Misalnya

Sebuah

farmasi

online

memberikan

konsultasi

kesehatan gratis dan obat-obatan menjual kepada pasien adalah mengikuti model B2C. 2.  Business to Business (B2B); Ini adalah bentuk terbesar dari e-commerce melibatkan bisnis triliunan dolar.. Dalam bentuk ini, pembeli dan penjual yang kedua entitas bisnis dan tidak melibatkan konsumen individu. Hal ini seperti produsen memasok barang ke pengecer atau grosir Misalnya Dell menjual komputer dan aksesoris terkait lainnya online tetapi tidak memproduksi semua produk. Jadi, dalam rangka untuk menjual produk produk, pertama kali pembelian mereka dari bisnis yang berbeda yaitu  produsen produk tersebut. 3.

Consumer to Consumer   (C2C); Ini memfasilitasi transaksi online barang atau jasa antara dua orang. Meskipun tidak ada perantara terlihat terlibat tapi para pihak tidak dapat melakukan transaksi tanpa platform yang disediakan oleh pembuat pasar online seperti eBa y.

4.  Peer to Peer  (P2P); Meskipun model e-commerce tetapi lebih dari itu. Ini adalah teknologi dalam dirinya sendiri yang membantu orang untuk langsung berbagi file komputer dan sumber daya komputer tanpa harus melalui web server pusat.. Untuk menggunakan ini, kedua belah pihak  perlu untuk menginstal perangkat lunak yang diperlukan sehingga mereka dapat berkomunikasi pada platform umum.. Jenis e-commerce telah menghasilkan pendapatan yang cukup rendah dari awal telah cenderung untuk penggunaan bebas karena yang kadang-kadang terjerat dalam hukum cyber.

6

5.

M-Commerce; Hal ini mengacu pada penggunaan perangkat mobile untuk

melakukan

transaksi.

Pemegang

perangkat

mobile

dapat

menghubungi satu sama lain dan dapat melakukan bisnis. Bahkan desain web dan pengembangan perusahaan mengoptimalkan situs untuk dilihat dengan benar pada perangkat mobile. 5 Ada jenis lain dari e-commerce model bisnis juga seperti Bisnis ke Karyawan (B2E), Pemerintah Bisnis (G2B) dan Pemerintah untuk Citizen (G2C), tetapi pada dasarnya mereka mirip dengan jenis yang disebutkan di atas. Selain itu, tidak perlu bahwa model ini dengan penuh dedikasi diikuti di semua jenis bisnis online. Ini mungkin menjadi kasus bahwa bisnis adalah menggunakan semua model atau hanya salah satu dari mereka atau beberapa dari mereka sesuai kebutuhannya. C. Tinjauan Umum E-Commerce

Perbincangan mengenai electronic commerce,  yang biasa disebut ecommerce, tampaknya tidak ada hentinya di Indonesia. Perdagangan via elektronik atau e-commerce adalah penyebaran, pembelian, penjualan,  pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. 6 Menurut Gia Putra, E-commerce adalah suatu jenis dari mekanisme  bisnis secara elektronik yang memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan internet (teknologi berbasis jaringan digital) sebagai medium pertukaran barang atau jasa baik antara dua buah institusi (business to business) dan konsumen langsung (business to consumer ), melewati kendala ruang dan waktu yang selama ini merupakan hal-hal yang dominan.7 Perkembangan bisnis via internet ini semakin diminati. Berbagai seminar dan kajian bertemakan e-commerce diselenggarakan dari sudut-sudut kampus sampai hotel berbintang. Bahkan, ada tuntutan yang semakin besar 5

 Ibid.   Azhar Muttaqin, Transaksi E-commerce Dalam Tinjauan Hukum Islam ,  Usul Penelitian  Pengembangan Ipteks, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2009), 8. 7 Severalish, “E-commerce Dan Jual Beli Dalam Islam ” dalam http://secretdark.wordpress.com/ 2011/01/19/159/ , diakses 08 Desember 2013. 6

7

untuk segera mengatur e-commerce ini dalam suatu peraturan perundangundangan.8 Melihat bentuknya e-commerce pada dasarnya merupakan model transaksi jual-beli juga, Cuma dikategorikan sebagai jual beli modern karena mengimplikasikan inovasi teknologi. Secara umum perdagangan secara Islam menjelaskan adanya transaksi yang bersifat fisik, dengan menghadirkan  benda tersebut sewaktu transaksi, sedangkan e-commerce tidak seperti itu. Dan permasalahannya juga tidaklah sesederhana itu. E-commerce merupakan model perjanjian jual-beli dengan karakteristik yang berbeda dengan model transaksi jual-beli biasa, apalagi dengan daya jangkau yang tidak hanya lokal tapi juga bersifat global.9 Pada masa persaingan ketat di era globalisasi saat ini, maka  persaingan yang sebenarnya adalah terletak pada bagaimana sebuah  perusahaan dapat memanfaatkan e-commerce untuk meningkatkan kinerja dan eksistensi dalam bisnis inti.“  Dengan aplikasi e-commerce,  seyogyanya hubungan antar perusahaan dengan entitas eksternal lainnya (pemasok, distributor, rekanan, konsumen) dapat dilakukan secara lebih cepat, lebih intensif, dan lebih murah daripada aplikasi prinsip manajemen secara konvensional (door to door, one-to-one relationship).10 Maka e-commerce bukanlah sekedar suatu mekanisme penjualan  barang atau jasa melalui medium internet, tetapi juga terhadap terjadinya sebuah transformasi bisnis yang mengubah cara pandang perusahaan dalam melakukan aktivitas usahanya. Membangun dan mengimplementasikan sebuah system e-commerce bukanlah merupakan proses instant, namun merupakan transformasi strategi dan system bisnis yang terus berkembang sejalan dengan perkembangan perusahaan dan teknologi.

8

Indolawyer Institute, “Permasalahan Hukum E-commerce” dalam http://indolawyerinstitute.blogspot.com/  2011/11/ , diakses 08 Desember 2013. 9 Severalish, “E-commerce Dan Jual Beli Dalam Islam ” dalam http://secretdark.wordpress.com/ 2011/01/19/159/ , diakses 08 Desember 2013. 10  Ibid .

8

D. Tinjauan Hukum E-Commerce dalam Islam

Dalam permasalahan e-commerce, fiqh memandang bahwa transaksi  bisnis di dunia maya diperbolehkan karena mashlahah. Mashlahah adalah mengambil manfaat dan menolak kemudaratan dalam rangka memelihara tujuan syara’.  Bila e-commerce dipandang seperti layaknya perdagangan dalam Islam, maka dapat dianalogikan bahwa: 1.

Penjualnya adalah merchant ( Internet Service Provider atau ISP ), sedangkan pembelinya akrab dipanggil customer .

2.

Obyek adalah barang dan jasa yang ditawarkan (adanya pemesanan seperti as-salam) dengan berbagai informasi, profile, mencantumkan harga, terlihat gambar barang, serta resminya perusahaan.

3.

Sighat

(ijab-qabul )

dilakukan

dengan  payment

gateway  yaitu

 system/ software  pendukung (otoritas dan monitor ) bagi acquirer , serta  berguna untuk service online. Hal yang perlu diwaspadai dalam melakukan transaksi di internet adalah kejelasan aliran dana. Karena pada dasarnya internet memungkinkan adanya penipuan secara terselubung. Di dunia nyata saja, sebetulnya agak susah juga merunut kemana aliran dana akan berujung nantinya. Ketika mengaitkan antara E-commerce dengan Jual-Beli dalam Islam kami melihat sisi epistemologi dari kedua belah pihak. E-commerce merupakan prosedur berdagang atau mekanisme jual-beli di internet dimana  pembeli dan penjual dipertemukan di dunia maya. E-commerce juga dapat didefinisikan sebagai suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas Internet dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan “ get and deliver “. Dari penjelasan di atas sisi epistemologi dari E-commerce adalah jual  beli yang dilakukan lewat internet, sedangkan jual beli dalam Islam ditemukan juga sisi epistemologi dalam QS. An-Nisa 29:

           : ...      29

9

Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta  sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka diantara kamu” (QS. An-Nisa/4: 29) Seperti diterangkan di bab sebelumnya sangat jelas perniagaan (jual beli) adalah halal asal ada kesepakatan dari kedua belah pihak (penjual dan  pembeli). Maka dapat disimpulkan bahwa E-commerce merupakan jual-beli yang dilakukan lewat internet sedangkan jual-beli menurut islam yaitu jual  beli yang dilakukan secara suka-sama suka, keduanya berkaitan secara Informatif/konfirmatif karena ketika jual beli menurut islam adalah halal maka e-commerce yang jual belinya lewat internet dapat juga dikatakan halal ketika terjadi suka sama suka.11 E. Model Transaksi E-Commerce

Secara umum proses pembayaran atau transaksi yang terjadi dalam eCommerce menggunakan jasa pihak ke-3 walaupun sampai sekarang masih ada e-Shop/toko virtual yang menerima COD (pembayaran di tempat).

Diagram Alur e-Commerce Secara Umum

Proses transaksi pada e-Commerce sangat bergantung pada metode  pembayaran yang disediakan/diterima oleh penjual (dapat dilihat pada fiture aplikasi e-Commerce nya), sebagian situs e-Commerce masih menggunakan kartu kredit sebagai alat pembayarannya, dan beberapa situs e-Commerce lainnya menggunakan jasa provider seperti PayPal, Bitcoin dan ecash. Pada 11

 Ibid .

10

 prinsipnya, transaksi dalam e-Commerce dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kategori, yaitu; 1.

Sistem Sentralisasi Sistem sentralisasi yang dimaksud di sini adalah sistem dimana  pembeli harus memiliki akun provider terlebih dahulu baik dengan menggunakan nomor rekening bank ataupun kartu kredit, pembayaran  pada penjual nantinya akan dilakukan atas akun tersebut, dimana secara otomatis akan mendebet saldo bank kita atau dimasukan dalam beban tagihan kartu kredit. PayPal merupakan salah satu contoh dari provider yang menggunakan sistem transaksi terpusat/sentralisasi.

Diagram alur PayPal

2.

Sistem Desentralisasi Sistem desentralisasi yang dimaksud di sini adalah sistem dimana  penjual dan pembeli terhubung didalam suatu jaringan peer to  peer/terbatas mengunduh

dalam

melakukan

crypto-key).

Bitcoin

menggunakan metoda ini.

11

transaksinya adalah

(mengunggah

contoh

provider

dan yang

Diagram alur Bitcoin

3.

Sistem Offline Sistem offline adalah sistem transaksi yang bersifat off-line, dimana penjual tidak berhubungan secara online dengan pihak bank,  penjual dapat menyimpan e-payment   (berupa file crytography) yang diterimanya dalam suatu storage (misalkan flashdisk) lalu membawanya ke bank untuk dicairkan. Contoh dari metode ini adalah ecash  yang diperkenalkan oleh David Chaum.

Diagram alur ecash

12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

E-Commerce

adalah

kegiatan

perdagangan,

pemasaran,

dan

 penyebaran antara penjual dan pembeli menggunakan sistem elektronik. ECommerce merupakan bagian dari E-Business yang tentu saja cakupannya lebih luas dan tidak hanya terpaku pada transaksi barang atau jasa saja, tapi  juga mencakup pelayanan pelanggan, kolaborasi dengan mitra bisnis, ELearning, dan transaksi elektronik dalam perusahaan. Atau E-commerce juga dapat diartikan sebagai kepanjangan dari Electronic Commerce yang berarti  perdagangan yang dilakukan secara elektronik. Seperti halnya e-mail ( Electronic Mail ). Ada terutama lima jenis e-commerce model: a) Business to Consumer  (B2C); b)  Business to Business  (B2B); c) Consumer to Consumer   (C2C); d)  Peer to Peer   (P2P); e) M-Commerce. Ada jenis lain dari e-commerce model bisnis juga seperti Bisnis ke Karyawan (B2E), Pemerintah Bisnis (G2B) dan Pemerintah untuk Citizen (G2C), tetapi pada dasarnya mereka mirip dengan 5 jenis model tersebut. Selain itu, tidak perlu bahwa model ini dengan penuh dedikasi diikuti di semua jenis bisnis online. Dalam permasalahan e-commerce, fiqh memandang bahwa transaksi  bisnis di dunia maya diperbolehkan karena mashlahah. Mashlahah adalah mengambil manfaat dan menolak kemudaratan dalam rangka memelihara tujuan syara’. Sisi epistemologi dari E-commerce adalah jual beli yang dilakukan lewat internet. Maka dapat disimpulkan bahwa E-commerce merupakan jual-beli yang dilakukan lewat internet sedangkan jual-beli menurut islam yaitu jual beli yang dilakukan secara suka-sama suka, keduanya berkaitan secara Informatif/konfirmatif karena ketika jual beli menurut islam adalah halal maka e-commerce yang jual belinya lewat internet dapat juga dikatakan halal ketika terjadi suka sama suka.

13

DAFTAR RUJUKAN

Muttaqin, Azhar, Transaksi E-commerce Dalam Tinjauan Hukum Islam,  Usul  Penelitian Pengembangan Ipteks, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2009. Turban, Efraim, Kelly Rainer dan Richard E. Potter. 2005.  Introduction to  Information Technology, diterjemahkan oleh Deny Arnos Kwary dkk. dengan judul  Pengantar Teknologi Informasi, Jakarta: Salemba Infotek, 2006. Hayati. Raihan, “E-Commerce” dalam http://snowblueicemashimaro.blogspot.com/2012/04/e-commerce.html , diakses 08 Desember 2013. Indolawyer Institute, “Permasalahan  Hukum E-commerce”  dalam http://indolawyerinstitute.blogspot.com/ 2011/11/ , diakses 08 Desember 2013. Severalish, “E-commerce Dan Jual Beli Dalam Islam”  dalam http://secretdark.wordpress.com/ 2011/01/19/159/ ,  diakses 08 Desember 2013.

14

E-COMMERCE MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “FIQIH MUAMALAH KONTEMPORER”

Dosen Pembimbing: MUHAMMAD ASWAD

Disusun Oleh:

1. IRMA ISTIFADATUL C.

(2824123022)

2. M. ALIYUL WAFA

(2824123027)

SEMESTER III PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH JURUSAN SYARI’AH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) TULUNGAGUNG DESEMBER 2013

15

KATA PENGANTAR  Dengan mengucapkan Syukur Alhamdulillah Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Karunia, Taufiq dan Hidayah-Nya. Shalawat serta salam selalu terlimpahkan kepada Rasulullah SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul "e-Commerce". Meskipun makalah ini penulis susun dengan segenap kemampuan yang ada, namun penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan  penulis. Dalam penyusunan makalah ini penulis telah mendapat bantuan dari  banyak pihak, melalui kesempatan yang banyak ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak

Muhammad Aswad selaku Dosen Pengampu mata kuliah “Fiqh

Muamalah Kontemporer". 2. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas segala bantuannya  baik secara langsung maupun tidak langsung demi terselesaikannya penulisan ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menuntun kita ke jalan yang diridhoi. Akhir kata, penulis berharap semoga hasil tulisan makalah ini dapat  bermanfaat bagi pembaca umumnya dan para akademisi khususnya.

Tulungagung, Desember 2013

Penulis

ii 16

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................

i

KATA PENGANTAR ....................................................................................

ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................

iii

BAB I

PENDAHULUAN ..........................................................................

1

A. Latar Belakang .........................................................................

1

B. Rumusan Masalah ...................................................................

2

C. Tujuan Pembahasan .................................................................

2

PEMBAHASAN .............................................................................

3

A. Definisi dan Konsep E-Commerce ...........................................

3

B. Klasifikasi dari E-Commerce ..................................................

5

C. Tinjauan Umum E-Commerce ................................................

7

D. Tinjauan Hukum E-Commerce dalam Islam ...........................

9

E. Model Transaksi E-Commerce ................................................

10

PENUTUP .....................................................................................

13

A. Kesimpulan ..............................................................................

13

DAFTAR RUJUKAN .....................................................................................

14

BAB II

BAB III

iii 17

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF