Makalah Dimensi Kurikulum Kel 3 PDF
September 22, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Makalah Dimensi Kurikulum Kel 3 PDF...
Description
MAKALAH TELAAH KURIKULUM DIMENSI- DIMENSI KURIKULUM
Dosen Pengampu : Elfa Oprasmani, S.Pd. M.Pd
DISUSUN OLEH:
Kelompok 3
MEGAWATY JUNITA PARDEDE
: 180384205039
SITI ZAHANI
: 180384205007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu dalam rangka pemenuhan tugas mata kuliah Telaah Kurikulum yang berjudul Dimensi-dimensii kurikulum”. “Dimensi-dimens
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena iitu, tu, kami mengharapkan ada kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Tanjungpinang, 20 Maret 2020
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................. .............................................. ........................................................... ........ i Daftar Isi ................................................................................................... ............................................... .................................................................... ................ ii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... ................................................ .......................................... 2.1 Definisi Kurikulum ....................................................................................... 2.2 Dimensi-Dimensi Kurikulum.........................................................................
2.2.1 Kurikulum Sebagai Suatu Ide ............................................................ 2.2.2 Kurikulum Sebagai Suatu Rencana Tertulis ...................................... 2.2.3 Kurikulum Sebagai Suatu Kegiatan .................................................. 2.2.4 Kurikulum Sebagai Suatu Hasil Belajar ........................................... 2.2.5 Kurikulum Sebagai Suatu Sua tu Disiplin Ilmu ............................................ 2.2.6 Kurikulum Sebagai Suatu Sistem ...................................................... BAB III PENUTUP ................................................................................................. 3.1 Kesimpulan .................................................................................................. Daftar Pustaka ..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum merupakan bagian terpenting dalam proses pendidikan karena kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan kurikulum digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar mengajar pada berbagai jenis dan tingkat satuan pendidikan. Kurikulum dirancang dan dikembangkan pendidikan. dikembangkan secara terus-menerus sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan jaman, ini bertujuan tidak lain untuk membuat proses pendidikan berjalan dan berhasil secara efektif. Sebab sesuai dengan definisi kurikulum, kurikulum, kurikulum akan menjadi panduan dalam pelaksanaan sebuah program pendidikan, tanpa kurikulum dipastikan proses pendidikan pendidikan akan berjalan tidak terkendali dari sisi perencanaan, proses dan hasil pendidikan. pendidi kan. Untuk itu kurikulum dalam perumusanny per umusannyaa harus sesuai dengan kondisi pendidikan saat itu, dan pelaksana kurikulum harus dapat mengoptimalkan isi dari kurikulum tersebut dalam proses pendidikan pendidikan supaya hasil yang diperoleh akan sesuai dengan tujuan pendidikan secara nasional. Berkenaan dengan kurikulum dan pengertiannya terdapat dimensi kurikulum. S. Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa pada saat sekarang istilah kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, dimana satu dimensi dengan dimensi lainnya saling berhubungan. berhubung an. Keempat dimensi kurikulum tersebut yaitu: (1) kurikulum sebagai suatu ide atau gagasan, (2) kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide, (3) kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum. Secara teoritis dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis. (4) kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan.ada dimensi
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
a. Bagaimana pengertian kurikulum secara umum? b. Bagaimana pengertian kurikulum terkait dengan dimensi dimensi ide, dimensi rencana, dimensi aktivitas, dan dimensi hasil belajar,dimensi disiplin ilmu dan dimensi suatu sistem 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. a. Mendeskripsikan pengertian kurikulum secara umum. b.Untuk mengetahui apa itu pengertian kurikulum terkait dengan dimensi dimensi
ide, dimensi dimensi suatu rencana, sistem. dimensi aktivitas, dan dimensi hasil belajar,dimensi disiplin ilmu dan
BAB II PEMBAHASAN 1.1 Definisi Kurikulum
Kata “kurikulum” mulai dikenal sebagai suatu istilah dalam dunia pendidikan sejak kurang lebih satu abad yang lalu, dimana istilah “kurikulum” itu untuk pertama kalinya digunakan dalam bidang olahraga, yaitu suatu alat yang membawa orang dari start sampai ke finish. Baru pada tahun 1955 istilah “kurikulum” digunakan dalam bidang pendidikan, dengan arti sejumlah materi pelajaran dari suatu perguruan. Untuk lebih memahami pengertian kurikulum, berikut ini adalah beberapa pengertian kurikulum yang ditinjau dari beberapa sudut pandang : 1. Pengertian Kurikulum Secara Etimologis Webster’s Third New International Distionery menyebutkan kurikulum berasal dari kata curere dalam bahasa latin Currerre Currerre yang berarti : Berlari cepat, tergesa-gesa, menjalani. Lalu kata Currerre dikatabendakan menjadi Curriculum Curriculum yang yang berarti : · Lari cepat, pacuan, balapan berkereta, berkuda, berkaki · Perjalanan, suatu pengalaman tanda berhenti · Lapangan perlombaan, gelanggang, jalan Menurut satuan pelajaran SPG yang dibuat oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang artinya “Jarak yang ditempuh”. Oleh karena itu istilah tersebut pertama kali dipakai dalam bidang olahraga. 2. Pengertian Kurikulum Secara Modern : · Menurut Saylor Saylor J. Gallen & William N. Alexander Alexander dalam bukunya bu kunya “Curriculum Planning” menyatakan Kurikulum adalah “Keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar baik berlangsung dikelas, dihalaman maupun diluar sekolah”. sekolah”. · Menurut B. Ragan, beliau mengemukakan bahwa “Kurikulum adalah adala h semua pengalaman anak dibawah tanggung jawab sekolah”. sekolah” . · Menurut Soedijarto, “Kurikulum adalah segala pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh siswa atau mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bagi suatu suat u lembaga pendidikan”. pendidikan”. Dari berbagai pengertian kurikulum diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum ditinjau dari pandangan modern merupakan merupakan suatu usaha terencana dan da n terorganisir untuk menciptakan suatu pengalaman belajar pada siswa dibawah tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan untuk mencapai suatu tujuan. 3. Pengertian Kurikulum Dari Berbagai Ahli Menurut Hilda Taba dalam bukunya “Curriculum “ Curriculum Development; Theory and Practice”, Practice ”, sebagaimana dikutip oleh Khoiron Rosyadi, kurikulum diartikan sebagai sesuatu yang
direncanakan untuk dipelajari oleh anak didik. Dalam pengertian yang lain, kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Pengertian ini menggarisbawahi adanya 4 (empat) komponen pokok dalam kurikulum, yaitu tujuan, isi/bahan, organisasi dan strategi. Menurut Hasan Langgulung, kurikulum adalah “Sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan, sosial, olah raga dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-murid di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan”. Pengertian ini menggambarkan segala bentuk aktivitas sekolah sekola h yang sekiranya mempunyai efek bagi pengembangan peserta didik, dan bukan hanya terbatas pada kegiatan belajar mengajar saja. Pengertian lain yang senada dengan Hasan Langgulung adalah apa yang disampaikan oleh J. Galen Saylor, William M. Alexander, serta Artur J. Lewis, dalam “Curriculum “ Curriculum Planning for Better Teaching and Learning ” menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut: “The “ The curriculum is the sum total of school’s effort to influence learning, weither in the classroom, on the playgroup, or out school ..” ” Jadi, segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak itu belajar, apakah dalam ruangan kelas,di sekolah, atau di luar sekolah, dapat dikategorikan sebagai kurikulum. Dengan demikian, kurikulum meliputi segala pengalaman yang disajikan oleh sekolah agar anak mencapai tujuan yang diinginkan. Hal demikian dikarenakan suatu tujuan tidak akan tercapai dengan suatu ppengalaman saja, akan tetapi melalui berbagai pengalaman dalam berbagai macam situasi. Sehubungan dengan banyaknya definisi tentang kurikulum, dalam implementasi kurikulum kiranya perlu melihat definisi kurikulum yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan 7 Nasional pasal 1 ayat (19) yang berbunyi: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Lebih lanjut pada pasal 36 ayat (3) disebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: - Peningkatan iman dan takwa; - Peningkatan akhlak mulia; - Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; - Keragaman potensi daerah dan lingkungan; - Tuntutan pembangunan daerah dan nasional; - Tuntutan dunia kerja; - Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; - Agama;
- Dinamika perkembangan global; - Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. 2.1 Dimensi-Dimensi Kurikulum
Setiap pengertian kurikulum bukan hanya menunjukkan rumusan definisi dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan tanpa makna, m akna, tetapi juga menggambarkan isi kurikulum, komponenkomponen kurikulum, dan aspek-aspek kegiatan kurikulum. William H.Schubert (1986), merinci pengertian kurikulum dalam berbagai dimensi, yaitu “kurikulum sebagai content atau subject matter, kurikulum sebagai program of planned activities, kurikulum sebagai intended learning outcomes, kurikulum sebagai cultural reproduction, kurikulum sebagai experience, kurikulum sebagai discrete tasks and concepts, kurikulum sebagai agenda for social reconstruction, dan kurikulum sebagai currere”. currere”. Hasil dari suatu sistem adalah tersusunnya suatu kurikulum dan fungsi dari sistem kurikulum adalah memelihara aga tetap dinamis. Dimensi ketiga, memandang kurikulum sebagai bidang studi yaitu bidang studi kurikulum. Hal ini merupakan kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep – konsep dasar tentang kurikulum, melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan me nemukan hal – hal – hal hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) mengemukakan pengertian kurikulum ditinjau dari tiga dimensi, yaitu sebagai ilmu, sebagai sistem dan sebagai rencana. Kurikulum sebagi ilmu dikaji konsep, asumsi, teori-teori dan prinsip-prinsip dasar tentang kurikulum. Kurikulum sebagai sistem dijelaskan kedudukan kurikulum dalam hubungannya dengan sistemsistem lain, komponen-komponen kurikulum, kurikulum dalam berbagai jalur, jenjang, jenis pendidikan, manajemen kurikulum, dan sebagainya. Kurikulum sebagai rencana diungkap beragam rencana dan rancangan atau desain kurikulum. Rencana bersifat menyeluruh untuk semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan atau khusus untuk jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Demikian pula dengan rancangan atau desain, terdapat desain berdasarkan konsep, tujuan, isi, proses, masalah, kebutuhan siswa. S. Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa pada saat sekarang istilah kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, dimana satu dimensi dengan dimensi lainnya saling berhubungan. Keempat dimensi tersebut yaitu: (1)kurikulum sebagi ide/gagasan, (2) kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide, (3) kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum. Secara teoritis dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis. (4) kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan. Selanjutnya bila kita merujuk pada dimensi pengertian yang terakhir, maka dapat dengan mudah mengungkap keempat dimensi kurikulum tersebut dikaitkan dengan pengertian kurikulum
George A.Beauchamp A.Beauchamp (1975) mengemukakan “in my opinion, there are three ways in which the term curriculum is most legitimately used. An individual, for instance, may legitimately speak of a curriculum…refer to a curriculum system… to identify a field of study”. S.Hamid Hasan (1988), berpendapat ada empat dimensi kurikulum yang saling berhubungan, yaitu “kurikulum sebagai suatu ide atau konsepsi, kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, kurikulum sebagai suatu kegiatan (proses), dan kurikulum sebagai suatu hasil belajar”. Selanjutnya, Nana Sy.Sukmadinata (2005) meninjau kurikulum dari tiga dimensi, yaitu “kurikulum sebagai ilmu, kurikulum sebagai sistem, dan kurikulum sebagai rencana”. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa paling tidak ada a da enam dimensi kurikulum, kur ikulum, yaitu : 1. Kurikulum Sebagai Suatu Ide
Pengertian kurikum sebagai dimensi yang berkaitan dengan ide pada dasarnya mengandung makna bahwa kurikulum itu adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dan pengembangan kurikulum selanjutnya. Kurikulum sebagai suatu ide pada dasarnya merupakan sekumpulan ide-ide yang dipikirkan untuk mengembangkan kurikulum baik dalam skala terbatas (mikro), maupun skala yang luas (makro). Pengertian kurikulum yang berkaitan dengan dimensi ini, diantaranya: a. “…the content of instruction without reference to instructional ways or means” (Henry C. Marrison, 1940). b. “…curriculum is the substance of the school program. It is the content conte nt pupils are expe expected cted to learn” (Donald E. Orlosky and B. Othanel Othane l smith,1978). smith,1978). c. Curriculm itself is a contruct or concept, a verbalization of an extremely complex idea or set of ideas” (Olivia, 1997:12). 1997:12).
Ide atau konsep kurikulum bersifat dinamis, dalam arti akan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, minat dan kebutuhan peserta didik, tuntutan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Ide atau gagasan tentang kurikulum hanya ada dalam pemikiran seseorang yang terlibat dalam proses pendidikan, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti Kepala Dinas Pendidikan, pengawas, kepala sekolah, guru, peserta didik, orang tua, dan sebagainya. Ketika orang berpikir tentang tujuan sekolah, materi yang harus disampaikan kepada peserta didik, kegiatan yang harus dilakukan oleh guru, orang tua dan peserta didik, objek evaluasi, maka itulah dimensi kurikulum sebagai suatu ide atau konsepsi. Paling tidak itulah konsep kurikulum menurut mereka. Ide atau konsepsi kurikulum setiap orang tentu berbeda, sekalipun orang-orang tersebut berada dalam satu keluarga. Perbedaan ide dari orang-orang tersebut sangat penting untuk dianalisis bahkan dapat dijadikan landasan pengembangan kurikulum. Dimensi kurikulum sebagai ssuatu uatu ide, biasanya b iasanya dijadikan langkah awal dalam pengembangan kurikulum, yaitu ketika melakukan studi pendapat. Dari sekian
banyak ide-ide yang berkembang dalam studi pendapat tersebut, maka akan dipilih dan ditentukan ide-ide mana yang dianggap paling kreatif, inovatif, dan konstruktif sesuai dengan visi-misi dan tujuan pendidikan nasional. Pemilihan ide-ide tersebut pada akhirnya akan dipilih dalam sebuah pertemuan konsultatif berdasarkan tingkat pengambil keputusan yang tertinggi. Di Indonesia, pengambil keputusan yang tertinggi adalah Menteri Pendidikan. Beliau juga sebagai penentu kebijakan kurikulum yang berlaku secara nasional. Mengingat pengaruhnya yang begitu kuat dan besar, serta memiliki kedudukan yang sangat strategis, maka tim pengembang kurikulum biasanya akan mengacu kepada ide atau konsep kurikulum menurut menteri tersebut. Selanjutnya, ide-ide Mendiknas dituangkan dalam sebuah kebijakan umum sampai menjadi dimensi kurikulum sebagai rencana. 2. Kurikulum Sebagai suatu Rencana Tertulis
Dimensi kurikulum sebagai rencana biasanya tertuang dalam suatu dokumen tertulis. Dimensi ini menjadi banyak perhatian orang, karena wujudnya dapat dilihat, mudah dibaca dan dianalisis. Dimensi kurikulum ini pada dasarnya merupakan realisasi dari dimensi kurikulum sebagai ide. Aspek-aspek penting yang perlu dibahas, antara lain : pengembangan tujuan dan kompetensi, struktur kurikulum, kegiatan dan pengalaman belajar, organisasi kurikulum, manajemen kurikulum, hasil belajar, dan sistem evaluasi. Kurikulum sebagai ide harus mengikuti pola dan ketentuan-ketentuan kurikulum sebagai rencana. Dalam praktiknya, seringkali kurikulum sebagai rencana banyak mengalami kesulitan, karena ide-ide yang ingin disampaikan terlalu umum dan banyak yang tidak dimengerti oleh para pelaksana kurikulum. 3. Kurikulum Sebagai suatu kegiatan
Kurikulum dalam dimensi ini merupakan kurikulum yang sesungguhnya terjadi di lapangan (real curriculum). Kurikulum dalam pengertian ini, yaitu dimaknai sebagai kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa maupun para pihak-pihak yang terkait dengan pengelolaan pendidikan pada setiap jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Pengertian pengertian kurikulum yang berkaitan dengan dimensi ini,diantaranya: a. “.....The curriculum is a design made by all of those who are most intimately concerned with the activities of the life of the children while they are in school...a curriculum must be as flexible as life and living. It cannot be made beforehand and given to pupils and teachers to install.[also it/.. represents those learning each child selects, accepts, and incorporates into himself to act with, in, and upon in subsequent experiences” (L. Thomas Hopkins, 1941). b. “[the curriculum is] the...stream of guided activities that constitutes the life of young people and their elders. [in a much earlier book, Rugg disapprovingly spoke of the traditional curriculum as one...... passing on description of earlier cultures and to perpetuating dead languages and abstract techniques which were useful to no more than a negligible fraction of our population” (Harold Rugg, (Harold Rugg, 1947).
c. “All of the activities that are provided for students by the school constitutes its curriculum” (Harold Alberty, 1953). Dalam penjelasan sebelumnya, kita ketahui bahwa melaksanakan kurikulum merupakan kegiatan inti dari proses perencanaan, karena tidak akan mempunyai makna apa-apa jika rencana tersebut tidak dapat direncanakan. Melaksanakankurikulum yang dimaksudkan dalam studi ini guru belajar mengajar. belajar mengajar pada mampu dasarnyamengimpletasikannya dapat berlangsung di dalam dalam proses dan di luar sekolah dan di Proses dalam jam pelajaran atau di luar jam pelajaran yang telah dijadwalkan Dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar, seyogyanya seorang guru memahami langkah-langkah yang harus ditempuh. Apapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam proses belajar mengajar meliputi tahap permulaan, tahap pengajaran dan tahap penilaian serta tindak lanjut. Tahap permulaan adalah tahap untuk mengkondisikan siswa agar dapat mengikuti pelajaran secara kondusif, sedangkan tahap pengajaran adalah tahap inti, saat guru berupaya menyampaikan materi pelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dalam tahap ini, penggunaan metode mengajar akan berpengaruh pada pendekatan yang akan dilakukan oleh seorang guru. Misalnya seorang guru ingin mengaktifkan anak atau peran anak menjadi lebih dominan, maka metode CBSA adalah metode yang tepat. Disamping itu dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar, perlu diperhatikan pula bagaimana proses kegiatan siswa dalam belajar. Kegiatan belajar siswa dibagi dalam 3 kategori, yaitu sebagai berikut : a. Kegiatan siswa dalam belajar mandiri, artinya setiap anak yang ada di kelas melakukan kegiatan belajar masing-masing. Kegiatan belajar tersebut mungkin sama atau mungkin pula berbeda antara seorang siswa dengan siswa lainnya. b. Kegiatan siswa dalam belajar kelompok, artinya siswa melakukan kegiatan dalam situasi kelompok, misalnya bediskusi dalam memecahkan masalah. c. Kegiatan siswa dalam pembelajaran klasikal, artinya semua siswa dalam waktu yang sama, misalnya bila guru mengajar dengan metode ceramah, maka kegiatan belajar siswa termasuk metode belajar klasikal. Salah satu unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penyesuaian untuk memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Belajar yang penting bukan menghilangkan hal-hal yang harus dipelajari, tapi mengerti atau memperoleh pengertian yang jelas tentang sangkutpaut dan hubungan tertentu dalam materi pelajaran yang megandung suatu masalah.
4. Kurikulum Sebagai Suatu Hasil Belajar Hasil belajar adalah kurikulum tetapi kurikulum bukan hasil belajar. Pernyataan ini perlu dipahami sejak awal, karena banyak orang tahu bahwa hasil belajar merupakan bagian dari kurikulum, tetapi kurikulum bukan hanya hasil belajar. Banyak juga orang tidak tahu bahwa pengertian kurikulum dapat dilihat dari da ri dimensi hasil belajar, karena memang tidak dirumuskan secara formal. Begitu juga ketika dilakukan evaluasi secara formal tentang kurikulum, pada umumnya orang selalu mengaitkannya dengan hasil belajar. Sekalipun, evaluasi kurikulum sebenarnya jauh lebih luas daripada penilaian hasil belajar. Artinya, hasil belajar bukan satusatunya objek evaluasi kurikulum. Namun demikian, hasil belajar dapat dijadikan sebagai salah satu dimensi pengertian kurikulum. Evaluasi kurikulum ditujukan untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi kurikulum, sedangkan fungsinya adalah untuk memperbaiki, menyempurnakan atau mengganti kurikulum dalam dimensi sebagai rencana. Hasil belajar sebagai bagian dari kurikulum terdiri atas berbagai domain, seperti pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Secara teoritis, domain hasil belajar tersebut dapat dipisahkan, tetapi secara praktis domain tersebut harus bersatu. Hasil belajar juga banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor guru, peserta didik, sumber belajar, dan lingkungan. Kurikulum sebagai hasil belajar merupakan kelanjutan dan dipengaruhi oleh kurikulum sebagai kegiatan serta kurikulum sebagai ide. Menurut Zainal Arifin (2009) hasil belajar memiliki beberapa fungsi utama, yaitu “sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik, sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu, tah u, sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan, sebagai indikator interen dan eksteren dari suatu institusi pendidikan, dan dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) peserta didik” didik” 5.
Kurikulum sebagai suatu disiplin ilmu
Sebagai suatu disiplin ilmu, berarti kurikulum memiliki konsep, prinsip, prosedur, asumsi, dan teori yang dapat dianalisis dan dipelajari oleh pakar kurikulum, peneliti kurikulum, guru atau calon guru, kurikulum. kepala sekolah, pengawas pada atau tenaga lainnya pernah yang ingin mempelajari tentang Di Indonesia, tingkatkependidikan sekolah menengah ada Sekolah Pendidikan Guru (SPG), Sekolah Guru Atas, Pendidikan Guru Agama (PGA) dan lainlain. Pada tingkat universitas ada juga program studi pengembangan kurikulum, baik di jenjang S.1 (sarjana), S.2 (magister) maupun S.3 (Doktor). Semua peserta didiknya wajib mempelajari tentang kurikulum. Tujuan kurikulum sebagai suatu disiplin ilmu adalah untuk mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. 6. Kurikulum sebagai suatu sistem
Sistem kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan, sistem persekolahan, dan sistem masyarakat. Suatu sitem kurikulum di sekolah merupakan sistem tentang kurikulum apa yang akan disusun dan bagaimana kurikulum itu dilaksanakan. Lebih jauh lagi dapat dikatakan bahwa sistem kurikulum mencakup tahap-tahap pengembangan
kurikulum itu sendiri, mulai dari perencanaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, evaluasi kurikulum, perbaikan dan penyempurnaan kurikulum. Kurikulum sebagai suatu sistem juga menggambarkan tentang komponen-komponen kurikulum.
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN Awal mulanya kata curriculum digunakan dalam bidang olahraga karena memiliki arti suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai dengan finish. Namun pada tahun 1995 istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan, pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan. Berdasarkan seluruh pandangan dari berbagai sudut mengenai pengertian kurikulum, maka dapat disimpulkan pengertian kurikulum adalah sederet rancangan peraturan pembelajaran yang dibuat oleh institusi pendidikan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengertian kurikulum terus berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan. Namun dalam pengkajiannya bisa ditinjau melalui sudut pandang dimensi yang telah dikemukakan oleh para ahli diantaranya : R. Ibrahim (2005) yang mengelompokkan kurikulum menjadi tiga dimensi, yaitu: kurikulum sebagai substansi, kurikulum sebagai sistem, dan kurikulum sebagai bidang studi. Ada pula Hamid Hasan (1988) yang mengelompokan kurikulum menjadi empat dimensi dimana satu dimensi dengan dimensi lainnya saling berhubungan. Kemudian Purwadi (2003) yang memilah pengertian kurikulum menjadi enam bagian. Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah atau madrasah memiliki fungsi sebagai acuan atau pedoman dalam kegiatan pendidikan. Selain itu memiliki peranan yang sangat strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendidikan diantaranya ada peranan konservatif, kreatif serta kritis dan evaluatif.
DAFTAR PUSTAKA
Susilana, Rudi., dkk. (2006). Kurikulum (2006). Kurikulum & Pembelajaran. Bandung : Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Penmbelajaran, Jurusan Kurikulum & Teknologi Tekno logi Pendidikan FIP – FIP – UPI. UPI. Uhbiyati,Nur. 1998. Kurikulum dan Pembelajaran. Semarang: Rineka Cipta Soetopo, Soemanto. 1993. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
View more...
Comments