Makalah Budidaya Lobster Air Tawar
November 6, 2017 | Author: Gyan Rieza | Category: N/A
Short Description
budidaya...
Description
BAB I PENDAHULUAN
A. TENTANG LOBSTER AIR TAWAR Sebelum kita masuk kepada teknik budidaya lobster air tawar. Saya akan mengulas sedikit tentang Segmen Pembenihan dan pembesaran lobster air tawar. Pada prinsipnya pembenihan dan pembesaran adalah satu kesatuan yang dapat dibudidayakan karena tujuan akhir dari budidaya lobster air tawar adalah menciptakan lobster air tawar konsumsi. Karena lobster air tawar sangatlah mudah dan tidak harus memiliki keahlian khusus seperti budidaya udang lainnya atau ikan air tawar yang memiliki teknik sedemikian rumit dengan sistem kawin suntik dan pengawasan khusus, memang untuk lobster air tawar ini yang terpenting ada minat untuk mengerjakannnya saja dengan oksigen yang cukup didalam air dan pakan yang cukup tidak berlebihan maka lobster akan tumbuh sempurna dan bongsor. Tidak meyita waktu banyak apabila bapak mempunyai rutinitas aktifitas lain. Seperti bekerja, lobster air tawar dapat dikasih makan pada pagi dan sore hari untuk pembersihan kolam dan pensortiran paska panen dapat dilakukan pada waktu libur. Sebagai pengetahuan, habitat dan penyebaran huna merah perlu juga diketahui pembudidaya. Sedang bagi mahasiswa, siswa, guru, dosen atau kalangan akademisi lainnya bisa menjadi referensi. Inilah yang ingin digambarkan dalam artikel ini. Semoga bermanfaat buat anda. Huna merah bukan udang asli Indonesia, tetapi berasal dari Negeri Kanguru yang sengaja didatangkan sebagai hewan peliharaan. Dalam klasifikasi, huna merah atau Red Claw termasuk kedalam famili Parastacidae. Spesies udang ini berhabitan di belahan bumi bagian selatan, yang meliputi Australia, Indonesia Bagian Timur (Papua), Selandia Baru, dan Papua Nugini. Selain Parastacidae, famili udang lainnya adalah Astacidae dan Camraridae. Kedua famili udang itu hidup di belahan bumi utara. Menurut Yade Sukmajaya dan Suharjo (2003), lobster air tawar banyak ditemukan di danau, rawa dan sungai di pegunungan. Hewan ini menyukai air yang masih jernih. Lebih jelas diungkapkan oleh Hulthuis (1949), bahwa penyebaran spesies Cherax meliputi beberapa bagian Selatan Australia (10 genus dan 27 spesies), Irian (1 genus dan 14 spesies). Sedangkan menurut Wiyanto dan Hartono (2003), di Indonesia, terutama di Perairan Jayawijaya (Papua) hidup beberapa spesies dari famili Parastacidae, antara lain Cherax monticola, Cherax lorentzi, Cherax papuanan dan Cherax waslli. Lobster air tawar pada umumnya dapat hidup pada selang parameter air yang lebar. Selain itu sangat toleran pada kandungan oksigen yang rendah. Tetapi dalam kondisi seperti itu tidak bisa tumbuh dan berkembang biak dengan baik. Pada kandungan oksigen 4 ppm, lobster dapat tumbuh dan berkembang dengan biak dengan baik Untuk kehidupannya, tidak selalu terendam air. Selama insangnya dapat terjaga tetap lembab, lobster dapat menyerap oksigen langsung dari udara dan dapat hidup dalam keadaan demikian hingga berbulan-bulan. Udara yang lembab sudah cukup untuk mempertahankan insang tetap lembab. Tatapi untuk melakukan pemijahan harus terendan air.
Lobster juga bisa hidup di air keruh. Hal ini sangat menguntungkan agar dapat terhindah dari musuh alaminya. Biasanya hidup pada perairan dengan dasar berlumpur dengan beberapa bebatuan dan beberapa potongan cabang tanaman. Lobster yang dipelihara pada lingkungan dengan substrat baerbatu dan berlumpur bisa tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan yang hidup dengan substrat buatan, misalnya dari plastik B. JENIS LOBSTER AIR TAWAR 1. Cherax lorentzii ( Black tiger) Black Tiger ( Cherax lorentzii) adalah salah satu jenis lobster air tawar yang habitat aslinya di Papua, Indonesia. Ukuran 3" Negara Asal: Indonesia 2. Yabby ( Cherax Albidus/ C. Destructor) Yabby ( Cherax Albidus/ C. Destructor) adalah salah satu jenis lobster air tawar spesies asal Australia yang secara sukses dibudidayakan di Indonesia. READY STOCK Negara Asal: Australia 3. CQ Blues CQ Blues adalah jenis Redclaw yang memiliki warna yang unik berkisar dari biru keputihan sampai ke biru gelap dihiasi dengan strip berwarna merah muda keunguan pada ekornya. Negara Asal: Australia 4. Cherax sp. ( Zebra Biak) Zebra Biak adalah salah satu jenis lobster air tawar yang asli dari pulau Biak ( pulau kecil dekat Irian Jaya) . Negara Asal: Indonesia 5. Cherax sp. ( Hoa Creek) ( Cherax sp.) Hoa Creek adalah salah satu jenis lobster air tawar dengan warna yang antik, lobster exotic ini berasal dari Papua. Negara Asal: Indonesia 6. Cherax sp. ( Orange) Orange adalah salah satu jenis lobster air tawar yang berasal dari Papua. Negara Asal: Indonesia 7. Cherax sp. ( Black Orange tip) Jual Lobster Hias, Lobster air tawar asli Papua yang berwarna eksotis dengan dominasi warna hitam dan orange pada ujung capitnya.
BLUE MOON Sejenis lobster air tawar yang sangat eksotis dengan warna biru gelap dan warna putih pada capit bagian luar. Ukuran 3". Negara Asal: Indonesia Lobster hias ( exotic crayfish) Lobster air tawar yang menampilkan warna yang menarik. Negara Asal: Indonesia
BAB II ISI
A. SELEKSI INDUK Pemeliharaan induk Pemaliharaan induk dilakukan dalam bak fibre atau bak beton. Caranya, siapkan bak fibre glass atau bak beton berukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 30 – 35 cm; masukan pelindung berupa potongan pipa paralon berdiameter 4 inchi dengan panjang 15 - 20 cm; tebar induk sebanyak 10 – 15 ekor/m2 (jantan dan betina terpisah); beri pakan setiap hari berupa pelet udang dengan diameter 1 mm dan panjang 3 mm sebanyak 2 – 4 butir/ ekor; pemeliharaan induk dilakukan selama 2 – 3 minggu dan setiap tiga hari air diganti ½ bagiannya. Seleksi induk Seleksi induk dilakukan dengan melihat tanda-tanda tubuh. Induk jantan yang matang kelamin dicirikan dengan genital pore berbentuk seperti selang kecil (petashma) yang terletak pada tangkai kaki jalan kelima, carapace (kepala) lebih besar dari abdomen (badan), warna lebih cerah dari induk yang belum matang atau induk betina. Sedangkan induk betina dicirikan dengan genital pore (thelycum) seperti lubang antara kaki jalan kedua dan ketiga, carapace lebih kecil dari abdomen dan warna tubuh lebih kusam ari induk jantan atau sama dengan induk jantan yang belum matang. Pada umumnya ukuran tubuh dan capit jantan lebih besar dari betina. B. PEMIJAHAN Pemijahan Pemijahan dilakukan dalam bak fibre atau bak beton. Caranya, siapkan bak fibre glass atau bak beton berukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 30 – 35 cm; masukan pelindung berupa potongan pipa paralon berdiameter 4 inchi dengan panjang 15 - 20 cm; tebar induk sebanyak 10 – 15 ekor/m2 tebar 5 ekor induk betina; tebar 3 ekor induk jantan; beri 2 – 4 butit pelet udang setiap hari; (jantan dan betina terpisah); beri pakan setiap hari berupa pelet udang dengan diameter 1 mm dan panjang 3 mm sebanyak 2 – 4 butir/ ekor; pemeliharaan induk dilakukan selama 2 – 3 minggu dan setiap tiga hari air diganti ½ bagiannya. Seleksi induk yang memijah Seleksi induk yang sudah memijah dilakukan dengan melihat tanda-tanda tubuh. Caranya, keringkan bak hingga ketinggian 6 cm; tangkap induk-induk betina yang sudah berisi telur berwarna kuning tua atau coklat; masukan ke dalam waskom besar yang diberi aerasi; lakukan seleksi ulang agar mendapatkan induk yang betul-betul matang gonad; masukan ke dalam waskom lain. Catatan : jangan menangkan dengan sekup net, karena bisa menyebabkan induk kaget dan telurnya jatuh. Tangkap dengan kedua tangan, satu untuk memegang kepala satu lagi untuk memegang ekor.
Pengeraman telur dan penetasan Pengeraman telur dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan sebuah akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 30 cm; pasang dua buah titik aerasi dan hidupkan selama pengeraman; masukan 1 ekor induk yang sudah bertelur; beri 2 – 4 butir pelet udang setiap hari; ganti air ½ bagiannya setpa tiga hari sekali. Perontokan telur Perontokan telur dilakukan setelah masa pengeraman berlangsung selama 40 – 42 hari. Caranya, surutkan air hingga 20 cm, tangkap induk dengan sekup net dan angkat ke atas akuarium, tangkap induk dengan tangan, celupkan induk ke dalam air akuarium itu berkali-kali hingga larva dalam tubuh habis; kembalikan induk ke tempat pemeliharaan; isi air akuarium tadi hingga mencapai ketinggian semula; biarkan selama seminggu. Pemeliharaan larva Pemeliharaan dilakukan dalam bak fibre atau bak beton. Caranya, siapkan bak fibre glass atau bak beton berukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 30 – 35 cm; masukan pelindung berupa potongan pipa paralon berdiameter 4 inchi dengan panjang 15 - 20 cm; tangkap larva dari akuarium perontokan, masukan ke dalam baskom; hitung jumlahnya; tebar 350 ekor larva/m2; beri 100 gram tepung pelet/1.000 ekoer larva; lakukan panen sebulan kemudian. Pendederan I Pendederan pertama dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 5.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 0,5 – 1 tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu. Pendederan II Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 3.000 ekor benih dari pendederan I (telah diseleksi); beri 1 - 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur sebulan . Pendederan III Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 2.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 3 – 5 kg pelet kecil (khusus udang); panen benih dilakukan sebulan kemudian.
C. PEMBESARAN Pembesaran lobster air tawar dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 200 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 4 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 6.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan konsumsi beukuran 20 – 30 gram 80 – 100 kg. D. KEBUTUHAN Apa yang dibutuhkan untuk segmen pembeNihan dan pembesaran? 1. Pembenihan adalah menghasilkan bibit atau anakan lobster air tawar hingga ukuran 2 Inci.Yang diperlukan adalah Induk Berkualitas yang tidak mudah terserang penyakit dan bukan dari hasil perwakinan sedarah (inbreeding) pasalnya perkawainan sedarah akan menghasilkan lobster berkelamin ganda atau intersex. Karna ILC Farm sangat menjaga sekali mendapatkan indukan dengan melakukan selective breeding artinya kami melakukan selective sekali untuk pertumbuhan lobster yang pertumbuhannya paling cepat diantara yang lain dalam satu generasi, itu kami pisahkan antara kelamin jantan dan betina pada ukuran 2 inci agar pada saat menginjak dewasa lobter tersebut tidak kawin dalam usia dini. Apa yang dibutuhkan pada segmen pembenihan adalah induk lobter air tawar yang kami paket dalam ukuran SET. 1 set (5 betina+4jantan) dengan kepadatan tempat pembesaran 50cmX50cm dengan tinggi air mak 30 cm dengan atap tertutup atau bisa memberi atap sebuah paranet untuk tanaman angerek atau Terpal. Untuk kolam perkawainan diusahakan mak 1 set 1m2. karna nantinya kalau kapasitas sedikit sedangkan kolam terlalu besar itu akan mengurangi lobster memilih pasangannya. Karan frekwensi mereka jarang bertemu. Dan untuk medianya pembenihan tidak harus memiliki lahan yang terlalu luas perkawinan indukan cukup mengunakan aquarium atau kolam semen dan pembesaran akanan hingga ukuran 2 inci dapat dilakukan dikolam semen juga. 2. Pembesaran adalah menghasilkan lobter ukuran konsumsi, biasanya untuk lobster air tawar yang disajikan di restoran ukuran Per Kg isi 10-12 ekor. Apa yang dibutuhakan yaitu bibit lobster air tawar ukuran 2 inci untuk pembesaran. Dan ini harus memiliki lahan agak sedikit besar dan kami sarankan untuk pembesaran harus kolam tanah. Karena kolam tanah memiliki struktur tanah untuk lobster hidup seperti dihabitat aslinya, karana saya sudah meriset membandingkan pembesaran di aquarium, kolam semen, bak fiber, kolam terpal, kolam karper tetapi tetap kolam tanag menghasilkan pertumbuhan yang lebih cepat dari yang lainnya. maksimal 10 ekor per meter. Dan ini harus dipisahkan antara jenis kelamin betina dan jantan agar ketika pembesaran lobster tidak kawin. Dan diusahakan untuk kelamin jantan saja yang dibesarkan karena memang jantan lebih cepat pembesaran disbanding betina. 3. Pembenihan dan pembesaran pada dasarnya menjadi satu kesatuan . awalnya hanya induk lobster air tawar yang dikawinkan dalam kolam semen setelah 2 minggu kolam dikuras semua maka akan ada lobster yang sudah gending telur dipindahkan kedalam kolam atau aquarium untuk masa pengeraman 1 bulan setelah itu lobster dipindahkan ke kolam semen untuk penetasan anakan lobster setelah itu biarkan anakan lobster besar hingga ukuran 2 inci selama 2 bulan setelah itu lobster disortir antara kelamin jantan dan betina siap untuk dibesarkan didalam kolam pembesaran yaitu kolam tanah, dengan masa pembesaran 6 bulan lobster dapat dipanen hingga ukuran 10 -12 ekor per Kg. Cukup sederhana kan, untuk induk
lobster ukuran 4 Inci dapat menghasilkan 200 ekor telur dengan tingkat kematian 15%. Semakin besar ukuran lobster dan semakin sering lobster dikawinkan maka lobster tersebut akan semakin banyak menghasilkan telur. E. PAKAN DAN PENUNJANG Untuk anakan yang baru menetas dapat diberikan makan cacing sutra, cacing beku, kutu air beku, pellet yang halus dll. Pada umumnya apapun makan dapat dimakan oleh lobster air tawar karna di habitat asalnya apapun yang ada diperairan akan dimakannya, karna lobster air tawar memang tidak susah seperti jenis perudangan lainnya atau pun perikanan lainnya. Riset dari ILC Farm untuk makanan yang mengandung perotein segar jauh lebih cepat pertumbuhannya di banding sayur-sayuran atau pellet lobster. Cacing termasuk jenis protein segar yang dapat ditemui dan tidak repot untuk mencarinnya dan dari segi harga pun tidak terlalu mahal untuk anakan lobster yang berukuran 5 inci dengan jumlah telur kurang lebih 400 butir dapat dapat menghabiskan sekitar 2 liter cacing sutra dengan harga Rp 10.000. per liter untuk makan perbulan. Dengan waktu 2 – 3 bulan dapat mengahasilkan bibit ukuran 2 inci Up. Untuk bibit lobster air tawar berukuran 2 inci masuk pembesaran untuk pembesaran lobster konsumsi dengan pembesaran 5 – 6 bulan pada perinsipnya sama bisa kita berikan apa saja, tapi ILC farm tetap memilih protein segar sebagai menu utama dan pellet lobster auau sayuran sebagai menu selingan. protein segar pun sangat bervareasi mulai dari cacahan ikan sampai empla usus, jeroan dan keong mas. Tetapi keong mas ternya memiliki kandungan protein yang sangat lengkap dan gizi yang banyak dan mudah dicari atau dikembangbiakan. Pembesaran dapat menekan biaya untuk pakan sampai menjadi 0 %. Ini terbukti sangat ampuh. Budidaya apapun biaya paling besar yaitu penyediyaan pakan, kalau biaya pakan bisa ditekan sampai 0 % dana investasi bisa digunakan untuk penunjang lainnya. Tanpa mengurangi dari kelezatan lobster itu sendiri. Suatu proses lobster bisa tumbuh sehat dan bongsor adalah tersedianya air yang cukup, oksigen terlarut yang cukup agar bisa merubah zat-zat makan menjadi daging dan pakan yang berprotein segar. Maka lobster akan tumbuh cepat dan dapat mempersingkat waktu pemanenan. Pakan pelet YABIYU FLF ( Fresh water Lobster Feed ) paling banyak digunakan oleh peternak profesional untuk mendapat hasil produksi yang maksimal dengan pertumbuhan yang cepat dan menekan ongkos produksi. Keunggulan pakan YABIYU : Sangat cocok untuk lobster air tawar redclaw WALKAMIN ( sudah di ekspor ) Protein diatas 40 % Formula sesuai kebutuhan LAT Tidak mudah hancur dalam air Tidak mencemari air Remahan sisa pakan minimal Tumbuh maksimal dengan cepat Bertelur lebih sering, cepat dan banyak Bebas bakteri Irit pemakaian dan hemat biaya Double seal
AQUAMATE O2 adalah bahan kompleks untuk meningkatkan oksigen terlarut air. Jika diaplikasikan, produk ini secara berlahan-lahan akan melepaskan oksigen dan akan bekerja cukup lama untuk menyediakan oksigen yang dibutuhkan hewan air. KEUNTUNGAN : Menyediakan oksigen dengan cepat Mempertahankan level oksigen yang diinginkan Menekan perkembangan mikroorganisme yang tidak diinginkan SARAN PENGGUNAANNYA : Digunakan saat listrik padam dan aerator/blower/kincir angin tidak berfungsi Digunakan pada saat – saat kandungan DO telihat kritis (subuh / pagi hari) Digunakan pada tingkat density tinggi Digunakan secara intensif pada kasus serangan penyakit Digunakan 30 – 60 hari sebelum panen untuk mempertahankan pertumbuhan AQUAMINERAL TM AQUAMINERAL TM Aquamineral TM dari Amerika Serikat (MIKRO MINERAL DAN TRACE ELEMEN ALAMI) Aquamineral TM adalah mikro mineral dan trace elemen alami yang bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan unsur hara tanah dan air yang dibutuhkan oleh plankton, udang, ikan dan hewan air lainnya. Keseimbangan unsur hara tersebut akan memaksimalkan potensi produksi budidaya perikanan. Juga berfungsi sebagai katalisator aktif metabolisme yang diperlukan oleh hewan air untuk bertumbuh dan berkembang. FUNGSI DAN KEGUNAAN : Sebagai tambahan mikro mineral dan trace elemen penting yang dimanfaatkan plankton dan hewan air lainnya. Menyediakan dan melengkapi berbagai jenis mineral untuk proses moulting udang dan pertumbuhan hewan air pada umumnya. Mengembalikan keseimbangan unsur hara tanah terutama lahan yang sudah diekploitasi selama bertahun-tahun. DOSIS DAN PENGGUNAAN : Pemakaian di air kolam : 1 – 2 ppm / hari sebelum tebar sampai terbentuknya plankton 1 ppm / minggu untuk mempertahankan populasi plankton dan juga berfungsi untuk menyediakan unsur mineral yang diperlukan tubuh udang Pemakaian di Pakan : 5 – 10 gram / kg pakan Persiapan Lahan : 20 gram / m2 untuk tambak intensive 5 – 10 gram / m2 untuk semi intesive dan ektensive
CARA PENGGUNAAN : TAMBAK : Campurkan Aquamineral TM dengan air terlebih dahulu kemudian tebarkan secara merata ke kolam PAKAN : Campurkan merata ke dalam pakan kemudian berikan perekat dengan minyak ikan PERSIAPAN LAHAN : ditebar merata diatas permukaan dasar tambak AQUABIOTIC ( Probiotik untuk Manajemen Air di Pembiakan ) AQUABIOTIC (Biological Aquaculture Treatment) adalah mikroba alami, yang dilengkapi stabilizers dan perangsang pertumbuhan, untuk detoksifikasi limbah yang beracun seperti amonia, nitrat, dan bahan organic yang lain, sehingga menyediakan lingkungan yang lebih sehat untuk pertumbuhan larva dan mempertahankan kualitas air. Dengan lingkungan probiotik ini, peningkatkan kesehatan larva dan ketahanan terhadap penyakit dapat dioptimalisasikan. Mikroba dalam AQUABIOTIC diproduksi pada kondisi pengendalian kualitas yang tinggi untuk mencegah kontaminasi oleh mikro organisme patogen. Mikroba AQUABIOTIC disediakan dalam bentuk granul dan dapat dibiakkan sampai konsentrasi tinggi. KEUNTUNGAN PENGGUNAAN AQUABIOTIC Menekan pertumbuhan Vibrio Sp. yang diketahui sebagai pemicu beberapa penyakit Mengatasi masalah Zoea 2 syndrome Mencerna racun metabolisme (NH3, NO2, dll) Mengurangi frekwesi pengantian air Mengurangi akumulasi kotoran dasar bak / tanki KONDISI STADIA PRODUCT DOSIS Setelah Penggantian Air 2 – 3 gram/1000 ltr Kandungan Amoniak tinggi 5 – 10 gram/1000 ltr Bakteri Vibrio sp.tinggi 10 – 20 gram/1000 ltr PROSEDUR APLIKASI AQUABIOTIC Estimasi volume air bak / tangki, sesuaikan jadwal pemberiannya Tentukan kebutuhan Aquabiotic sesuai dengan volume air Diaerasikan secara terus menerus selama 24 jam Gunakan saringan ukuran 100 micron sebelum di tebar merata diseluruh permukaan bak / tangki Catatan : 1 ppm = 1 gram / 1000 liter air F. HAMA DAN PENYAKIT PENGENDALIAN PENYAKIT Walaupun Lobster dikenal lebih tahan terhadap penyakit dibanding udang jenis lain, tidak berarti Lobster bisa terbebas dari penyakit, penyakit ini biasanya disebabkan oleh virus. Pada periode pembesaran virus yang menjadi penyebab penyakit pada Lobster adalah: 1. White Spot Disease (WSD). Penyakit yang disebabkan virus ini dapat menyebabkan sisi kolam mati. Untuk mengantisipasi serangan virus ini beberapa cara dapat dilakukan, yaitu:
menghindari masuknya Lobster yg terinfeksi mengurangi kepadatan penebaran lobster di dalam kolam menjaga tingkat kada ammonia dan keasaman air menghindari air yang sudah digunakan untuk budidaya udang lain membersihkan alat yang sudah terinfeksi
2. Ricketsia-like organism. Lobster yang terinfeksi virus ini biasanya melemah dan kadang-kadang ditandai dengan adanya bintik hitam atau biru kehijaun pada eksokoletonnya. Lobster yang mati karena virus ini badan dan kepala terpisah. 3. Jamur (Crayfish Plague). Lobster yang terinfeksi jamur ini umumnya jenis astacus astacus yang berasal dari eropa. Penularannya bisa melalui kutu asphanomices astaci atau bisa juga melalui peralatan yang digunakan Selain virus tersebut di atas gangguan terhadap Lobster disebabkan oleh hama, seperti: ular, tikus, burung, lele, dan ikan gurami
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah Teknologi Pembenihan lobster ini adalah sebagai berikut: Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa memelihara lobster itu relatif mudah dibandingkan dengan sesama udang-udangan yang lain. Teknik budidayanya cukup sederhana, sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja. Dengan sedikit modal dan ditunjang niat dan kemauan, semua orang dapat melakukan. Lahan yang dibutuhkan tidak terlalu harus luas. Selain gampang dibudidayakan, kelebihan lobster air tawar adalah tidak mudah terserang penyakit. Jika potensi ini dapat dilakukan dengan baik, insya Allah akan menjadi penghasilan tambahan, serta devisa bagi negara.
View more...
Comments