Makalah Blok 9 - Ruptur Hepar Lien

July 21, 2018 | Author: Chika Angelia II | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

blok 9...

Description

Struktur Anatomis, Mikroskopis dan Peranan Hepar, Vesika Felea serta Lien dalam Sistem Pencernaan Manusia Luciana 102013159 [email protected] Mahasiswa Fakultas Kedokteran Kristen Krida Wacana Jalan Terusan Arjuna No. 6, Jakarta Barat

Abstrak: Salah satu aktivitas manusia yang paling nyata dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan makan. Aktivitas tersebut sangat penting demi kelangsungan hidup manusia. Sumber energi datang dari makanan yang kita santap. Setelah makanan tersebut disantap maka dalam tubuh kita akan terjadi proses untuk mencerna menjadi molekul-molekul kecil sehingga dapat diserap dan digunakan untuk proses metabolisme lainnya. Selanjutnya sisa makanan yang sudah tidak dipakai maka akan dikeluarkan. Dalam sistem pencernaan melibatkan serangkaian organ-organ yang masing-masing memiliki fungsi yang spesifik. Walaupun organ-organ tersebut memiliki fungsi yang berbeda tetapi saling bekerja sama sehingga menjadi suatu sistem pencernaan. Apabila salah satu dari organ tersebut mengalami kelainan atau disfungsi maka terjadi konsekuensi yang sangat memberatkan bagi organ lainnya dan sangat mungkin terjadi kekacauan dalam sistem pencernaan tersebut. Kata kunci: Sistem Pencernaan, Makan, Sumber Energi.  Abstract: Eating is one of the most essential activity in our lives. Our source of energy comes from the food that we eat. Once the food is eaten, there’s a system which responsible to digest it into smaller molecules that can be absorbed and used for other metabolic process. Furthermore, the rest of the food that is not used anymore, it will be removed. Digestive system involves a series of organs, each of which has a  specific function. Although these organs have different functions but cooperate with each other so that it becomes a digestive system. When one of these organ works abnormal or dysfunction, it can occurs very burdensome consequences for other organs.  Keywords: Digestive System, Eating, Energy Sources. Sources. Pendahuluan

Manusia untuk menjalankan aktivitas nya memerlukan asupan energi yang cukup. Energi yang diperoleh yaitu dalam bentuk makanan yang struktur molekul nya sangat besar. Oleh karena itu, perlu adanya suatu sistem untuk mencerna makanan tersebut menjadi molekul sederhana sehingga dapat diserap oleh tubuh. Sistem pencernaan dalam tubuh kita melibatkan beberapa organ yaitu diawali dengan mulut, oesophagus (kerongkongan), gaster (lambung), hepar (hati), vesika felea (kantung empedu), pankreas, usus halus, usus besar,

rektum serta anus. Organ-organ ini memiliki fungsi yang berbeda sehingga diperlukan kerja sama diantaranya. Apabila salah satu dari organ tersebut mengalami disfungsi maka seluruh sistem pencernaan tersebut akan terganggu. Misalnya seperti pada kasus skenario yang telah dibahas sebelumnya. Orang tersebut mengalami ruptur pada organ hepar dan lien. Pada makalah ini, penulis akan membahas struktur anatomis, histologis dan sistem vaskularisasi serta persarafan dari organ hepar, vesika felea dan lien dan mekanisme fisiologis dari hepar, vesika felea dan lien.

Pembahasan

Hepar ( Liver   Liver ) Hepar atau hati merupakan kelenjar yang paling besar dalam tubuh dengan berat dapat mencapai mencapai 1,5 kg atau sekitar 2,5% dari total berat badan pada orang dewasa, pada anakanak berat hepar lebih berat lagi yaitu sekitar 5% dari total berat badan. Letak hepar pada umumnya yaitu dibawah daripada diaphragma pada regio hypochondriaca dextra dan dapat mencapai mencapai hypochidriaca sinistra. Akan tetapi posisi hepar dapat berubah-ubah seiring dengan sikap tubuh seseorang. Pada posisi berdiri maka letak hepar lebih rendah karena adanya  pengaruh gravitasi. Pada posisi berbaring dan napas biasa, batas atas hepar berada berada pada suatu garis horizontalis setinggi pinggir bawah articulatio xiphisternalis (sambungan antara os xiphoid procesus dengan sternum), ke arah kiri mencapai mencapai pinggir bawah iga ke-5 dan berakhir  pada sela iga ke-5 dekat dengan apex cordis kurang lebih 8 -9 cm di sebelah kiri garis tengah. Ke arah kanan, garis tersebut sedikit naik ke atas, mencapai iga ke-5 pada linea mideoclavicularis.1  Batas bawah hepar tergambar pada satu garis iring, yang dimulai pada sela iga ke-5 pada line medioclavicularis kiri memotong arcus costa kiri pada ujung rawan iga ke-8, menyilang garis tengah pada atau sedikit di atas bidang transpyloricum serta memotong memotong arcus costarum kanan pada ujung rawan iga ke-9. 1 Selain itu, hepar juga diliputi oleh selaput yang disebut dengan peritoneum. Tidak semua bagian dari hepar diliputi oleh peritoneum (suatu kapsula fibrosa), bagian tersebut dinamakan area nuda atau bare area. area. Hepar juga memiliki facies diaphragmatica yang terletak tepat dibawah kubah diaphragma dan merupakan merupakan kesatuan lengkungan dari facies anterior, superior, lateral dan posterior. Selain itu facies visceralis merupakan permukaan yang menghadap ke inferior serta facies yang menghadap menghadap alat-alat viscera abdomen. Kedua facies ini saling berbatasan satu sama lain. 

Facies diaphragma Facies ini memiliki permukaan yang halus dan cembung sesuai dengan bentuk  permukaan  permukaan bawah dari kubah diaphragma diaphragma namun terpisahkan oleh adanya celah recessus subphrenicus. subphrenicus. Batas anterior dari facies ini adalah dengan iga-iga, processus xiphoideus dan dinding anterior abdomen. Batas dextra adalah melalui diaphragma

 berhubungan dengan iga ke 7-11 pada linea mideoaxillaris. mideoaxillaris. Pada facies superior terdapat lekukkan akibat hubungan dengan jantung yang disebut dengan impression cardiac. Pada facies posterior menghadap ke vertebrae thoracalis 10-11 dan sebagian  besar daerah ini tidak memiliki peritoneum atau disebut dengan area nuda atau bare area. area. 

Facies visceralis hepatis Permukaan ini menghadap ke bawah sedikit ke posterior dan kiri. Pada facies ini terdapat bentuk huruf-H dengan dua kaki kanan dan kiri. Lekukkan di sisi kiri terdiri dari ligamentum teretis di bagian anterior dan fisura ligamentum venosi di bagian  posterior nya yang masing-masing berisi ligamentum teres t eres hepatis dan ligamentum venosi arantii. Sedangkan lekukkan di sisi kanan terdapat vesica fellea (kantung empedu) di bagian anteriornya serta vena cava inferior di bagian posterior nya. Bagian tengah daripada facies ini terdapat porta hepatis yang terletak melintang antara lobi caudatus dan quadratus, arahnya transversalis dan memiliki panjang kurang lebih 5 cm. Porta hepatis merupakan tempat masuk-keluar alat-alat seperti vena porta hepatis, arteri hepatica propria dextra maupun sinistra, plexus nervus hepatis, ductus hepaticus dan saluran limfe. Hepar terbagi menjadi lobus kiri dan lobus kanan. Yang masing-masing dari lobus ini

terpisahkan oleh ligamentum falsiform menjadi menjadi dua bagian. Lobus kiri terbagi menjadi bagian medial dan lateral sedangkan lobus kanan akan terbagi menjadi anterior dan posterior.2 

Lobus sinister Pada bagian posterior daripada lobus ini terdapat lekukan dangkal yaitu impressio esophagea untuk pars abdominalis esophagei. Selain itu terdapat impression gastrica untuk berhubungan dengan fundus dan bagian atas corpus ventriculi. Sebelah kiri dari fisura ligamentum venosi terdapat sedikit tonjolan yaitu tuber omentale yaitu tempat facies inferior berhubungan dengan omentum minus.



Lobus dextra Pada bagian ini terdapat impressio duodenalis yaitu tempat dimana lobus quadratus dan lobus kanan berhubungan dengan  pylorus   pylorus  dan  pars superior  duodeni.   duodeni. Pada sisi kanan daripada kantung empedu terdapat lekukan dalam yaitu impressio collica untuk  berhubungan dengan flexura coli dextra. Pada bagian ini juga terdapat impressio renalis yaitu untuk berhubungan dengan ren dexter. Dekat dengan impressio renalis ini terdapat lekukan dangkal untuk glandula suprarenalis yang disebut dengan impression suprarenalis. Pada lobus dextra juga terdapat lobus caudatus dan lobus quadratus. Lobus caudatus dibatasi oleh porta hepatis pada bagian depan, sebelah sinistra dibatasi oleh fisura ligamentum venosi dan sebelah dextra dibatasi oleh vena

cava inferior . Sedangkan pada lobus quadratus, pada bagian posterior dibatasi oleh  porta hepatis, sebelah dextra dibatasi oleh kantung empedu dan sebelah kiri dibatasi oleh fissura ligamentum teres hepatis. Hepar dalam tubuh mendapat darah ganda yaitu 30% dari arteri hepatica propria dan 70% dari vena porta hepatis. Arteri hepatica propria membawa membawa darah yang kaya akan oksigen sedangkan vena porta hepatis membawa darah yang kaya akan hasil absorbsi dari saluran  pencernaan  pencernaan makanan makanan tetapi miskin akan oksigen. Arteri hepatica propria merupakan merupakan cabang dari arteri hepatica communis yang merupakan cabang terminal bersama arteri splenica dari truncus coelliacus. Arteri hepatica propria ini berjalan ke arah retroperitoneal sampai ke ligament hepatoduodenalis dan menelusuri di antara lapisan-lapisannya menuju ke porta hepatis. Arteri ini akan bercabang menjadi dua yaitu a. hepatica dextra dan a. hepatica sinistra, yang akan menyuplai darah hepar lobus dextra dan sinistra.3 Pada sistem vena porta hepatis mempunyai hubungan dengan sistem vena cava/sistemik cava/sistemik pada beberapa tempat sehingga apabila terjadi bendungan atau sumbatan pada  pengaliran darah di vena porta hepatis sehingga aliran darahnya membalik, darah dari tractus gastro-intestinalis masih dapat dialirkan ke dalam atrium kanan melalui vena cava superior  atau inferior . Hal tersebut dapat terjadi apabila seseorang terkena cirrhosis hepatis. cirrhosis hepatis. Hubungan ini disebut sebagai anastomosis portacavalis atau portasistemik atau sistem collateralis vena  porta. Bendungan vena porta hepatis pada cirrhosis hepar dapat mengakibatkan mengakibatkan aliran darah dari hepar kembali melalui sistem collateralis tersebut karena vena porta tidak memiliki katup. Konsekuensi dari bendungan mengakibatkan hipertensi portal yaitu tekanan darah pada vena porta hepatis meninggi sehingga vena yang dilalui dalam sistem collateralis tersebut dapat melebar menimbulkan varices. Berikut merupakan anastomosis yang apabila terjadi  bendungan dapat dapat menimbulkan menimbulkan gejala klinik klinik yaitu: 

Aliran

balik

yang

melalui

vena

gastrica

sinistra

ke

rami

oseophageales,

 beranastomosis  beranastomosis dengan vena oesophagae oesophagae yang yang selanjutnya mengalirkan mengalirkan darah ke ke vena azygos dan ke vena cava superior . Konsekuensi dari aliran balik ini adalah terjadi  pelebaran vena pada bagian bagian bawah oesophagus yang mudah mudah pecah (ruptura) sehingga terjadi pendarahan yang hebat dan fatal. Darah yang masuk ke lambung dapat dimuntahkan. Pertistiwa ini dinamakan hematemesis. hematemesis .1 

Bendungan yang terjadi pada vena messenterica inferior, darah mengalir balik ke vena rectalis superior yang beranastomosis dengan vena rectales media dan inferior yang masing-masing masuk ke dalam vena iliaca interna dan vena pudenda interna yang keduanya juga saling beranastomosis. Selanjutnya akan bermuara ke vena iliaca communis dan akan mngalirkan darah ke vena cava inferior. Pelebaran terjadi pada  plexus venosus dari anastomosis anastomosis vena reactales sehingga konsekuensinya konsekuensinya terbentuk

wasir atau yang dikenal dengan haemorrhoidalis yang mudah terjadi ruptura dan  pendarahan melalui anus.1 

Vena paraumbilicalis yang berjalan dalam ligamentum falciforme hepatis  beranastomosis  beranastomosis dengan vena pada dinding anterior abdomen di sekitar umbilicus. Apabila mengalami varices maka memberikan gambaran seperti anyaman ular kecil yang disebut sebagai caput medusa. Setelah darah mengalir melalui anyaman vena abdomen maka akan berlanjut ke atas melalui vena thoracoepigastricae menuju ke vena axillaris melalui thoracica lateralis dan akan bermuara ke vena cava superior. Anyaman vena abdomen ini juga akan berlanjut menuju distal melalui epigastica superficialis yang berlanjut ke vena femoralis, menuju ke vena iliaca externa dan  pada akhirnya akan bermuara bermuara ke vena vena cava inferior. inferior.1

Persarafan hepar diurus oleh sistem simpatis dan parasimpatis. Saraf-saraf tersebut mencapai hepar melalui plexus hepaticus dan sebagian besar melalui plexus coeliaci yang  juga menerima menerima cabang-cabang cabang-cabang dari nervus vagus kanan dan kiri serta dari nervus phrenicus kanan. Hepar secara mikroskopis terdiri dari struktur yang disebut dengan lobulus. Lobulus ini merupakan satuan unit fungsional dari hepar yang berbentuk segi enam atau heksagonal. Lobulus tersebut berisikan sel-sel hepar atau istilahnya hepatosit. Pada setiap segi dari lobulus terdapat cabang-cabang cabang-cabang vena porta, arteri hepatica dan kanalikuli empedu.4

Gambar Gambar no. 1 Lobulus Hepar. Sumber: Google pictures. Diantara deretan sel-sel hepar terdapat sinusoid (suatu celah kanalikuli) yang membawa darah dari cabang-cabang vena porta dan arteri hepatica ke vena hepatica melalui vena sentralis. Dinding sinusoid tersebut terdapat sel-sel fagosit yang disebut dengan sel Kupffer. Sel ini bertanggung jawab untuk memfagosit eritrosit dan leukosit yang mati, mikroorganisme dan benda asing yang masuk ke dalam hepar. Pada sinusoid juga terdapat kanalikuli yang membawa sekret empedu. 4  Kanalikuli ini akan bergabung menjadi saluran

 preduktuli biliaris (saluran Hering), selanjutnya bergabung menjadi duktus biliaris dan akhirnya bergabung menjadi saluran yang besar yaitu duktus hepatikus kiri dan kanan yang saling beranastomosis untuk membentuk duktus hepatikus communis. Duktus hepatikus communis communis nantinya akan menjadi duktus sistikus yang arahnya menuju ke vesika felea.

Vesika Felea (Kantung Empedu) Mempunyai bentuk seperti kantung, organ berongga yang memiliki panjang sekitar 10 cm. Organ ini terletak dalam suatu fosa yang menegaskan batas anatomi antara lobus hati kanan dan kiri. Batas depan/anterior dari vesika felea adalah organ hepar, batas posterior adalah plexura coli dextra atau colon transversum, batas inferior/fundus dengan dinding depan rongga perut dan batas superior superior dengan duodenum pars superior. Bagian ekstrahepatik ekstrahepatik atau yang berbatasan dengan organ herpar ditutupi oleh peritoneum. Secara anatomis anatomis kantung empedu terbagi menjadi bagian-bagian yaitu fundus, korpus, infundibulum dan kolum. Fundus berbentuk bulat dan merupakan merupakan ujung buntu dari kantung empedu. Korpus merupakan  bagian terbesar dari kantung empedu. Infundibulum atau kantung Hartmann adalah bulbus divertikulum kecil yang terletak pada permukaan inferior dari kantung kemih. Kolum membentuk lengkungan huruf-s dan menyempit pada waktu beralih menjadi duktus sistikus. Disana kadang-kadang kadang-kadang terdapat suatu pengantongan pengantongan kecil pada dinding posteromedialis yang disebut kantung Hartmann (ampulla (ampulla of gallbladder ). ).1 Duktus sistikus memiliki panjang antara 2-4 cm bergantung pada letak persatuan dengan duktus hepatikus. Pada duktus ini, terdapat katup spiral dari Heister yang bertanggung jawab dalam keluar masuknya empedu dari kantung empedu. Duktus sistikus dan duktus hepatikus saling beranastomosis membentuk duktus koleodukus yang memiliki panjang antara 8-10 cm. Perjalanan duktus ini mula-mula di antara lapisan omentum minus pada pinggir kanannya bersama arteri hepatica propria dan vena porta hepatis (triad portal), lalu berjalan ke bawah di depan foramen omentalis. Duktus koleodukus ini terletak di sebelah kanan arteri hepatica dan keduanya berada di depan vena  porta hepatis. Selanjutnya duktus ini berjalan di belakang pars superior duodeni menuju ke sebelah kanan anteri gastroduodenalis pada lekukan di belakang caput pankreas untuk bersatu dengan duktus pankreatikus untuk membentuk ampulla hepato-pancreatica yang pada akhirnya bermuara dengan oblique ke sisi medial dari pars descendens duodeni pada papilla duodeni major. Pada duktus koleodukus terdapat musculus sphincter duktus koleodukus (Boyden’s sphincter). Pada papilla duodeni major juga terdapat sphincter yang mengatur  pengeluaran cairan empedu dan pancreas disebut dengan musculus sphincter ampullae hepatopancreaticae (sphincter Oddi). Sphincter inilah yang bertanggung jawab dalam aliran empedu ke dalam duodenum.1 Vaskularisasi vesika felea berasal dari arteri sistika yang berasal dari percabangan arteri hepatika dextra. Sedangkan duktus koleodukus mendapat darah dari beberapa cabang

arteri pancreaticoduodenalis superior, hepatika dextra dan sistika. Selain itu, vena daripada vesika fela beranama sama seperti arteri nya, akan mengalirkan darahnya ke cabang vena  porta hepatis sedangkan sedangkan vena dari duktus koleodukus sebagian langsung masuk ke dalam hepar dan sebagian l ainnya melalui vena pancreaticoduodenalis superior.3 Persarafan dari vesika felea berasal dari plexus celiacus (saraf simpatis), nervus vagus (parasimpatis) (parasimpatis) dan nervus phrenicus kanan (sensoris). Secara mikroskopis, dinding vesika felea terdiri dari jaringan ikat subserosa tipis (lapisan adventicia). Bagian mukosanya tersusun atas epitel dan lamina propria yang sangat vaskuler. Mukosanya berlipat-lipat membentuk kelokan serta tinggi-tinggi dan rapat-rapat. Apabila organnya sedang diregangkan maka lipatan-lipatan ini lebih pendek dan longgar. Epitel pada dinding mukosanya adalah selapis sel kolumna dengan inti lonjong dan sitoplasmanya sitoplasmanya sedikit eosinofilik. Pada lamina propria nya terdapat sinus Rokistansky Aschot. Pada lapisan tunika muskularisnya tidak teratur dan vesika felea tidak memiliki tunika muskularis mukosa.4

Lien Merupakan suatu alat dari sistem reticulo-endothelial. Letak limpa bervariasi sesuai dengan gerak daphragma, posisi tubuh dan perkembangan alat sekitarnya. Letaknya miring  pada region hypochondriaca kiri, posterior lambung dan di sebelah anterior daripada ren sinister. Sumbu panjangnya terletak sepanjang iga ke-10, sejajar dengan bagian posterior igaiga ke 9, 10 dan 11 dan terpisah dari diaphragma dan pleura. Ujung posterior (superior) sumbu panjang ini terletak 4 cm dari bidang mediana, setinggi vertebra thoracalis 10 sedangkan sedangkan ujung anterior (inferior) terletak tepat di belakang linea mideoclavicularis. mideoclavicularis.2 Pinggir (margo) anterior dan superior tajam yang sering disertai lekukan-lekukan (sisa lobulasi pada masa fetal) fissure lienalis. Lien diliputi oleh peritoneum visceral dan berhubungan dengan curvatura major ventriculi melalui ligamentum gastrosplenicum (gastro-lienalis) dan dengan ren sinister melalui ligamentum liorenale (splenorenale). Kedua ligamentum ini melekat pada hilum splenicum yang berisikan arteri dan vena lienalis. Hilum splenicum tidak diliputi oleh  peritoneum karena merupakan merupakan tempat masuk dan keluarnya arteri serta vena. Bentuk lien  banyak dipengaruhi oleh lambung dan flexura coli sinistra. Lambung yang penuh akan mengakibatkan lien berbentuk seperti jeruk, sedangkan colon yang menggelembung mengubah bentuk lien seperti memiliki empat sisi. Lien sama seperti hepar memiliki facies diapharmatica dan facies visceralis. 

Facies diaphragmatica diaphragmatica Permukannya halus cembung dan menghadap ke arah diaphragma memisahkan  pleura dengan pinggir bawah lien. li en. Margo superior oleh Hafferl tajam disebut dengan

margo acutus yang terletak pada iga 9 dan memiliki fissura (notch) di dekat ektremitas inferior/anterior. Margo inferior di belakang tumpul disebut juga dengan margo obtusus yang terletak pada iga 11. 

Facies visceralis Facies ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu facies renalis yang berhadapan dengan ren sinistra, facies gastric yang berhadapan dengan gaster, dan facies colica yang  berhadapan dengan flexura coli sinistra. Ketiga facies tersebut bertemu pada hilus lienalis, dimana hilus lienalis merupakan tempat keluar dan masuknya dari vasa. n. lienalis. Pada hilus lienalis, juga merupakan tempat menggantung nya cauda  pankreas. Vaskularisasi lien oleh arteri lienalis yang merupakan cabang dari trucus coeliacus

(triple hallery) bersama arteri hepatica communis dan arteri gastrica sinistra. Tripus hallery merupakan percabangan langsung dari aorta abdominalis yang dipercabangkan setinggi vertebrae thoracal ke-12 sampai vertebrae lumbal ke-1. Sedangkan untuk vena lienalis meninggalkan hillus lienalis berjalan ke posterior dari cauda dan corpus pancreas untuk  bermuara ke ke vena porta hepatis hepatis bersama bersama dengan dengan vena messenterica messenterica superior dan inferior. inferior.3 Innervasi lien oleh persarafan simpatis oleh n. sympaticus segmen thoracal ke-7 sampai 10 dan persarafan parasimpatisnya oleh n. vagus.1 Struktur mikroskopis lien, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa lien mempunyai mempunyai kapsul jaringan ikat padat yang terdiri dari serabut kolagen, elastis dan ot ot polos. Bagian hillus nya cekung yang merupakan tempat keluar masuknya pembuluh darah arteri dan vena serta pembuluh limfe. Sel-sel limpa terbagi menjadi dua daerah yaitu area pulpa alba (lebih terang dan berwarna putih) dan area pulp rubra (lebih gelap dan berwarna merah). merah).4 

Mikroskopis pulpa alba Bagian ini terdiri dari nodulus primer, sentral germinal, arteri sentralis dan komponen seluler seperti limfosit kecil, sel plasma dan makrofag (bersifat fagositer).4

Gambar no. 2 Struktur Sel Lien



Mikroskopis pulpa rubra Terdiri dari anyaman sinusoid yang bercabang-cabang dan saling beranastomosis. Pada area ini terdapat massa seluler yang terdiri dari sel limfosit, sel retikuler, sel  plasma, makrofag, makrofag, eritrosit dan dan thrombosit.4

Fungsi Hepar sebagai Alat Pencernaan Hepar dalam tubuh memiliki fungsi yang banyak dan penting karena memiliki tugas yang sangat vital. Fungsi hepar yang pertama adalah sebagai tempat penyimpanan utama dalam tubuh yaitu tempat penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen dengan bantuan enzim-enzim glikogen yang dapat diubah menjadi glukosa ketika tubuh memerlukannya. Selain itu, sebagai tempat penyimpanan penyimpanan vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E dan K serta mineral-mineral seperti zat besi. Lemak dan asam amino juga disimpan dalam hepar sebagai sumber energi utama untuk aktivitas tubuh. Fungsi hepar yang kedua adalah ikut terlibat dalam sistem pencernaan tubuh. Hepar sebagai alat pencernaan ikut menyekresikan sebanyak 250 ml sampai 1 liter empedu setiap hari nya. Empedu adalah cairan  basa yang mengadung natrium bikarbonat, garam-garam empedu, pigmen empedu, kolestrol, musin, lesitin dan bilirubin. Sekresi empedu dilakukan hati oleh sel hepatosit yang nantinya akan dibawa ke vesika felea untuk di endapkan dan dipekatkan sebelum di sekresikan keluar ke dalam duodenum.2 Pigmen-pigmen empedu berasal dari hemoglobin yang rusak atau mati yang kemudian dibawa ke hepar untuk dirombak. Garam empedu yang masuk ke duodenum  berfungsi untuk membantu membantu mencerna dan absorpsi lemak dengan cara megubah lemak menjadi butiran-butiran kecil (emulsi) sehingga meningkatkan meningkatkan luas permukaan permukaan untuk aktivitas enzim lipase sehingga lebih mudah dicerna. 5  Hal ini juga dibantu oleh lesitin untuk menggumpalkan lemak dalam kelompok kecil-kecil dengan bagian larut lemak yang ditengah dan bagian yang larut dalam air diluar. Dalam absorbsi lemak, juga terdapat pembentukan misel yang berfungsi untuk mengangkut bahan-bahan yang tidak larut dalam air. Kolestrol yang berada dalam empedu akan larut dalam inti misel yang hidrofobik sehingga penting sekali dalam menjaga homeostasis kolestrol dalam empedu. Apabila kelebihan kolestrol, maka akan mengendap menjadi mikrokristal (batu empedu). Garam-garam empedu nantinya akan diserap kembali di daerah ileum terminal dan ikut dalam sistem sirkulasi enterohepatik kembali ke hati sehingga dapat dipakai kembali. Hanya sekitar 5% yang dibuang melalui feses. Selain itu, bilirubin yang dikandung dalam empedu yang berasal dari perombakkan heme berfungsi untuk memberi warna pada urine dan feses. Bilirubin tidak ikut dalam proses  pencernaan.  pencernaan.

Fungsi Kantung Empedu

Dalam sistem pencernaan, kantung empedu hanya sebagai tempat penampungan cairan empedu yang telah disekresikan oleh untuk diendapkan dan dipekatkan. Pada kantung empedu yang paling penting adalah mekanisme kerja dari sphincter oddi. Sphincter ini  bertanggung jawab j awab dalam keluar atau masuknya masuknya cairan empedu dan dipengaruhi oleh kerja hormon dari duodenum yaitu yaitu choleocystokinine (CCK). CCK ini akan merangsang merangsang sphincter oddi apabila mendapat kimus dari gaster.2,5

Fungsi Lien/Limpa Belum diketahui apa fungsi lien terhadap sistem pencernaan tetapi fungsi dari lien it u sendiri adalah sebagai tempat merombak eritrosit yang sudah tua dan sebagai tempat  penyimpanan/gudang  penyimpanan/gudang dari besi. Pada waktu embrio, lien ini merupakan merupakan tempat sementara untuk membentuk sebagian besar eritrosit.1

Kesimpulan Jadi apabila dikaitkan dengan kasus, penderita mengalami ruptur pada hepar dan liennya. Maka akan terjadi gangguan aliran darah pada sistem vena porta sehingga mengakibatkan pendarahan dan syok hemoragik. Apabila sangat parah dan, sel-sel hepar dapat mengalami nekrosis akibat kurang mendapat suplai oksigen. Ruptur pada hepar juga dapat mengakibatkan pembocoran empedu melewati kanalikuli. Kurang mendapat suplai oksigen mengakibatkan kinerja dari hepar mengalami penurunan sehingga sebagai organ  pencernaan,  pencernaan, hepar tidak dapat mencerna lemak lemak sehingga lemak yang masuk akan dikeluarkan dikeluarkan melalui feses. Selain itu, tidak terjadi pembentukan misel sehingga vitamin-vitamin yang larut dalam lemak juga tidak dapat diserap. Selanjutnya penguraian penguraian eritrosit menjadi bilirubin mengalami gangguan sehingga feses berwarna putih keabu-abuan.

Daftar Pustaka 1. Widjaja, H. 2009. Anatomi Abdomen. Jakarta: EGC. 2. Baradero, M, Dayrit, M.W dan Siswadi, Y. 2008. Klien Gangguan Hati: Seri Asuhan keperawatan. Jakarta: EGC. 3. Stedman. 2005. Kamus Ringkas Kedokteran Stedman: Untuk Profesi Kesehatan. Edisi 4. Jakarta: EGC. 4. Bloom dan Fawcett. 2005. Buku Ajar Histologi. Edisi 12. Jakarta: EGC. 5. Pearce, E.C. 2007. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF