makalah Bea Cukai.doc
January 16, 2019 | Author: DeGe Dragoonz | Category: N/A
Short Description
makalah bea cukai...
Description
MAKALAH TENTANG PENYELUNDUPAN IMPOR NARKOBA
DISUSUN OLEH : MOHAMAD AL AZIS
( 120903101059 )
ILMU ADMINISTRASI DIII PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS JEMBER 2013
KATA PENGANTAR
Puji Puji syukur syukur dipanj dipanjatk atkan an kehadi kehadirat rat Tuhan Tuhan Yang Yang Maha Maha Esa karena karena atas atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktu dan harapan yang telah ditentukan.
Maka Makala lah h ini ini berju berjudu dull “ Penyelundupan Impor Narkoba “ dan kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,untuk itu kami membuka diri diri untu untuk k
mene meneri rima ma sara saran, n,kr krit itik ik dan dan
masu masuka kan n
yang yang kons konstr truk ukti tiff
demi demi
kesempurnaan tugas yang akan datang.
Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca,pihak Universitas pada umumnya demi menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas dalam rangka menambah khasanah budaya nasional kita.
Jember,26 Oktober 2013
DAFTAR ISI HALAMAN COVER ………………………………………………..…
i
KATA PENGANTAR ……………………...…………….…………….
ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………..
iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………… ………………………………………………………. …………... 1 1.2 Rumusan Rumusan Masalah Masalah ……………………………… …………………………………………… …………………… ……… 2 1.3 Tujuan Tujuan dan manfaat ……………………………………… ……………………………………………….. ………..… …2 BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian penyelundupan…………………………….…….………. 3 2.2 Penyebab penyelundupan impor narkoba ……….………………… 7 2.3 Peredaran Gelap peradaran narkoba narkoba di di Indonesia Indonesia …………………. 8 2.4. Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkoba Di Indonesia ………………………………………………. 9 2.3 Studi Kasus Penyelundupan Impor Narkoba………………………… 12 BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………..……………..
15 3.2 Saran …………………………………………………………............... 15 DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Peny Penyel elun undu dupa pan n impo imporr nark narkob obaa mara marak k terj terjad adii di Indo Indone nesi sia, a, mesk meskip ipun un suda sudah h ada ada kete ketent ntua uan n huku hukum m yang yang mene menega gask skan an masal masalah ah penyelundupan impor narkoba tersebut namun hal itu tidak membuat jera para pelaku. Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia telah mencapai tahap yang sangat mengkhawatirkan. Narkoba tidak lagi mengenal batas usia. Oran Orang g tua, tua, muda muda,, rema remaja ja bahk bahkan an anak anak – anak anak ada ada yang yang menj menjad adii penyalahguna dan pengedar gelap Narkoba. Diperkirakan 1,5 persen dari total jumlah penduduk penduduk Indonesia adalah pengguna pengguna Narkoba. Peredaran gelap Narkoba di Indonesia pun tidak kalah mengkhawatirkan. Narkoba tidak hanya beredar di kota – kota besar di Indonesia, tetapi juga sudah merambah sampai ke pelosok desa. Indonesia yang dahulunya merupakan Negara transit/ lalu lintas perdagangan gelap Narkoba karena letak geogra geografis fis negara negara Indone Indonesia sia yang yang sangat sangat strateg strategis is (posisi (posisi silang) silang),, telah telah berudah menjadi Negara produsen Narkoba. Hal ini dapat dilihat dengan teru terung ngka kapn pnya ya bebe bebera rapa pa labor laborat ator oriu ium m nark narkob obaa (clan (clande dens nsti tin n lab) lab) di Indone Indonesia. sia. Era global globalisa isasi si yang yang ditand ditandai ai dengan dengan kemaju kemajuan an teknol teknologi ogi komunikas komunikasi, i, liberalisasi liberalisasi perdagangan perdagangan serta pesatnya pesatnya kemajuan kemajuan industri industri pariwisata telah menjadikan Indonesia sebagai Negara potensial sebagai produsen Narkoba. Posisi Indonesia yang sudah berkembang sebagai Negara Produsen Narkoba telah menghadapkan Indonesia pada masalah yang yang sang sangat at seriu serius. s. Pere Pereda dara ran n Nark Narkob obaa yang yang semak semakin in “men “mengg ggil ila” a” disamping berakibat sangat buruk bagi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara, pada akhirnya dapat pula menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban Nasional.
1
1.2
Rumusan Ma Masalah
a. Apa yang yang dimaks dimaksud ud penyel penyelund undup upan an impor impor narkoba narkoba?? b. Apa penyebab adanya penyelundupan penyelundupan impor narkoba tersebut? c. Bagaimana Bagaimana cara penyelundu penyelundupan pan impor impor narkob narkobaa tersebut tersebut??
1.3
Tujuan
a. Untuk Untuk mengetahu mengetahuii pengertian pengertian penyelundu penyelundupan pan impor impor narkoba narkoba b. Untuk mengetahui penyebab penyelundupan impor narkoba tersebut c. Agar Agar mengetah mengetahui ui cara-car cara-caraa apa saja yang yang digunak digunakan an dalam dalam usaha usaha penyelundupan narkoba d. Untuk Untuk mengetahu mengetahuii peredaran peredaran gelap narkoba narkoba di di Indonesia Indonesia
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian penyelundupan penyelundupan
Penger Pengertia tian n Penyel Penyelund undupa upan n menuru menurutt hokum hokum pidana pidana Indone Indonesia sia ialahKebijak ialahKebijakan-keb an-kebijakan ijakan pemerintah pemerintah baik berupa berupa kelonggara kelonggaran-kelo n-kelonggar nggaran an serta larangan impor barang tertentu dalam rangka melindungi industri dalam nege negeri ri maup maupun un kibi kibija jaks ksan anaa aan n peri perind ndstr stria ian n
atau atau perd perdag agan anga gan n terte tertent ntu u
meme memerl rluk ukan an kece kecerm rmat atan an dalam dalam peng pengen enda dali lian an dan dan peng pengaw awasa asan n untu untuk k mencegah terjadinya penyalahgunaan atau penyelundupan. Terhadap Terhadap tindak tindak pidana pidana ekonomi ekonomi atau penyelundu penyelundupan pan “tampak “tampak belum memasyarakat sehingga pemanfaatan Undang-Undang Nomor 10/1995 yang memungkinkan peraturan tertentu dapat mempergunakan sanksi tindak pidana ekonomi yang cukup berat masih langkah. Tindak pidana ekonomi diatur dengan undang-undang darurat Nomor 10 Tahun 1995 tentang pengusutan, dan penuntutan tindak pidana ekonomi yang yang mulai mulai berlak berlaku u pada pada tangga tanggall 13 Mei 1955, 1955, undang undang-un -undan dang g darura daruratt tersebut undang-undang undang-undang Nomor: 10/1995. Berd Berdas asar ark kan penje enjela lasa san n
resm resmii
UU No. No. 10/1 10/19 995. 95. maka aka
dapat apat
diketahui sifat-sifat tindak pidana ekonomi antara lain; 1.
Prak Praktek tek jahat jahat para para perd perdag agan anga gan, n, penj penjela elasa san n resmi resmi unda undang ng undan undang g No; No; 10/1995 antara lain memuat: "Dalam banyak kalangan, banyak anasiranasir yang tidak menghentukan praktek yang jahat itu selama mereka masih mempunyai kesempatan untuk berbuat demikian.” Hal Hal ini ini lebi lebih h muda mudah h dipa dipaha hami mi deng dengan an peng penget etah ahua uan n bahw bahwaa kalan kalanga gan n peda pedaga gang ng beru berupa paya ya secara secara maks maksim imal al untu untuk k memp memper erol oleh eh keuntungan atau laba sebesar-besarnya, kadang-kadang lupa akan etika bahkan
berupaya
melanggar
peraturan-peraturan.
Mereka
tanpa
kepedulian kepeduliannya nya terhadap terhadap kepentinga kepentingan n umum. umum. Hal yang demikian telah wajar jika dikatagorikan sebagai praktek jahat. 3
2. Mengancam Mengancam atau merugikan merugikan aspek kepintinga kepintingam m umum. umum. Penjelasan Penjelasan umum Undang-undan Undang-undang g Nomor Nomor 10/1995 10/1995 antara lain memuat: memuat: "Mengancam "Mengancam dan merugikan merugikan kepentinga kepentingan-kepe n-kepenting ntingan an yang sang sangat at geco gecomp mp atau atau ncee nceerd rd”” dalam dalam kamu kamuss geco gecomp mpll ceerd ceerd adal adalah ah rumet, kalut, rumit. 3. Angg Anggap apan an
menc mencar arii
untu untung ng
seba sebasa sarr-be besa sarn rnya ya
meru merupa pakn kn
kalk kalkul ulas asii
perhitungan usaha bukan kejahatan. Sementara itu, jika melihat kembali Rechten Ordonantie pada saat sekarang ini, maka itu bisa disebut dan dikenal dengan nama Ordinasi Bea yang telah ada semenjak tahun 1882, telah diundangkan di dalam staatblad 1882 : 240 yang kemudian denga staatblad 1931 : 471 telah di undangkan kembali. Ordinasi Bea selama ini telah mengalami beberapa kali perubahan dan penamb penambaha ahan n sampai sampai pada pada akhirn akhirnya ya telah telah dimasuk dimasukan an dalam dalam Undang Undang-undang Nomor 10/1995 tentang pengusutan, penuntutan penuntutan dan peradilan tindak pidana ekonomi, sehingga dengan demikian tindak pidana yang terdapat didalam ordinasi bea telah dikualifikasikan sebagai tindak pidana ekonomi. Dengan merujuk pada tahun diundangkannya Recchten Ordinasi berarti tindak pidana penyelundupan dengan segala aspeknya telah lama dike dikena nall yait yaitu u kuran kurang g lebi lebih h 100 100 tahun tahun yang yang lalu lalu,, berar berarti ti pada pada wakt waktu u itu itu penyelundupan
telah
dinilai
sebagai
suatu
perbuatan
yang
amat
mengun menguntun tungka gkan n bagi bagi pelaku pelakunya nya tetapi tetapi di sini sini yang yang lain lain amat amat merugi merugikan kan penghasilan negara yang akhirnya berakibat mengacaukan perekonomian, perdagangan dan keuangan negara bahkan tidak mustahil untuk dapat di nilai sebagi sebagi perbua perbuatan tan yang yang merong merongron rong g negara negara di dalam dalam arti Undang Undang-un -undan dang g Nomor 14 /PNPS/1963. Oleh karenanya, pemberlakuan hukum itu sangat diperlu diperlukan kan dalam dalam rangka rangkah h mejaga mejaga keseja kesejatera teraan an masyar masyaraka akatt dalam dalam segala segala aspek khususnya dalam aspek ekonomi. e konomi. Dengan demikian, maka fungsi dari hukum di sini adalah untuk mengetahui hubungan antara negara atau masyarakat dengan warganya dan hubungan antar manusia, agar supaya kehidupan didalam masyarakat berjalan dengan lancar dan tertib. Hal ini mengakibatkan bahwa tugas hukum adalah 4
untuk untuk mencap mencapai ai kepast kepastian ian hukum hukum (demi (demi adanya adanya ketert ketertiban iban)) dan keadil keadilan an dalam masyarakat. Kepastian hukum mengharuskan diciptakannya peraturan peraturan umum atau kaidah-kaidah yang berlaku umum. Agar supaya terciptanya suasana yang aman dan tentram di dalam masyarakat. Landas Landasan an dan sasaran sasaran berlak berlakuny unyaa hukum hukum agar agar dapat dapat berfun berfungsi gsi dengan dengan baik baik diperl diperluka ukan n keseras keserasian ian dalam dalam hubung hubungan an antara antara empat empat faktor faktor,, yakni : 1. Huku Hukum m atau atau pera peratu tura ran n itu itu send sendir iri, i, kemu kemung ngki kina nann nnya ya adal adalah ah bahw bahwaa terjadinya ketidakcocokan dalam peraturan perundang-undangan mengenai bidang kehidupan tertentu. Kemungkinan lainnya adalah ketidakcocokan antara peraturan perundangan dengan hukum tidak tertulis atau hukum kebiasa kebiasaan. an. Kadang Kadangkal kalaa ada tidakn tidaknya ya keserasi keserasian an antara antara hukum hukum tercatat tercatat dengan hukum kebiasaan. 2. Mental Mentalita itass petuga petugass yang yang menegakk menegakkan an hukum, hukum, penegak penegak hukum hukum antara antara lain lain mencakup hakim, polisi, jaksa, pembela, petugas masyarakat 3. Fasili Fasilitas tas yang diharapk diharapkan an untuk untuk menduku mendukung ng pelaksan pelaksanaan aan hukum. hukum. Kalau huku hukum m suda sudah h baik baik dan dan juga juga ment mentali alita tass pene penega gakn knya ya baik baik akan akan tetap tetapii fasilitas kurang memadai, maka penegak hukum kurang dan tidak berjalan dengan lancar. 4. Kesadaran Kesadaran hukum, hukum, kepatuhan kepatuhan hukum hukum dan dan prilaku prilaku warga warga masyarak masyarakat. at. Penyelundupan sendiri adalah suatu kegiatan mengimpor atau mengekspor barang tanpa mengindahkan atau sama sekali tidak memenuhi ketentuan atau prosedur sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Undang-undang No.10 Tahun 1995 Tentang Tentang Kepabeanan. Kepabeanan.Perbu Perbuatan-per atan-perbuata buatan n yang dikategori dikategorikan kan sebagai tindak pidana penyelundupan dalam UU No. 5 Tahun 1995 antara lain: a. Menyer Menyerahk ahkan an Pemberit Pemberitahu ahuan an Pabean Pabean dan/atau dan/atau dokumen dokumen pelengk pelengkap ap pabean dan/atau memberikan keterangan lisan atau tertulis yang palsu atau atau dipa dipals lsuk ukan an yang yang digu diguna naka kan n untu untuk k peme pemenu nuha han n Kewa Kewajib jiban an Pabean. 5
b.
Mengeluarkan barang impor dari Kawasan Pabean atau Tempat Peni Penimb mbun unan an Beri Berika kat, t, tanp tanpaa perse persetu tuju juan an Pejab Pejabat at Bea Bea dan dan Cuka Cukaii dengan maksud untuk mengelakkan pembayaran Bea Masuk dan/atau pungutan negara lainnya dalam rangka impor. impor.
c. Membua Membuat, t, menyetu menyetujui jui,, atau turut serta serta dalam penamb penambaha ahan n data palsu ke dalam buku atau catatan. d. Menim Menimbu bun, n, meny menyim impa pan, n, memi memili liki ki,, memb membel eli, i, menj menjua ual, l, menu menuka kar, r, memperoleh, atau memberikan barang impor yang berasal dari tindak pidana penyelundupan. e. Mengangkut Mengangkut barang yang berasal dari tindak pidana pidana penyelund penyelundupan upan f.
Memus Memusna nahk hkan an,, meng mengub ubah ah,, memo memoto tong ng,, meny menyem embu buny nyik ikan an,, atau atau membuang buku atau catatan yang menurut UU Kepabeanan harus disimpan
g. Mengh Menghil ilan angk gkan an,, meny menyet etuj ujui ui,, atau atau turu turutt serta serta dala dalam m peng penghi hila lang ngan an keterangan dari Pemberitahuan Pabean, dokumen pelengkap pabean, atau catatan. h. Meny Menyim impa pan n dan/ dan/at atau au meny menyed edia iaka kan n blan blangk gko o fakt faktur ur daga dagang ng dari dari perusahaan yang berdomisili di luar negeri yang diketahui dapat digunakan digunakan sebagai sebagai kelengkapan kelengkapan Pemberitahu Pemberitahuan an Pabean menurut UU Kepabeanan. i.
Memb embongkar barang ang impor di tempat lain dari ari tempat yang ang ditentukan menurut UU Kepabeanan.
j.
Tanpa izin membuka, melepas, atau merusak kunci, segel, atau tanda pengaman yang telah dipasang oleh Pejabat Bea dan Cukai. Cukai.
k. Tida Tidak k memb membaw awaa bara barang ng impo imporr ke Kant Kantor or Pabe Pabean an tuju tujuan an pert pertam amaa mela melalu luii jalu jalurr yang yang dite diteta tapk pkan an dan dan keda kedata tang ngan an ters terseb ebut ut tida tidak k diberitahukan oleh pengangkutnya. l.
Pengan Pengangku gkutt tidak tidak melapork melaporkan an pembong pembongkar karan an barang barang impor impor terlebi terlebih h dahulu ke Kantor Pabean terdekat.
6
m. Jumlah Jumlah barang barang yang yang dibong dibongkar kar kurang kurang atau lebih lebih banyak banyak dari yang dibe diberi rita tahu huka kan n
dala dalam m
Pemb Pember erit itah ahua uan n
Pabe Pabean an dan dan
tida tidak k
dapa dapatt
membuktikan bahwa kesalahan tersebut terjadi diluar kemampuannya n.
Meng Mengelu eluark arkan an bara barang ng dari dari Kawa Kawasan san Pabean Pabean sebel sebelum um dibe diberi rika kan n persetujuan oleh Pejabat Bea dan Cukai
o.
Pengan Pengangku gkutt yang yang tidak tidak memberit memberitahu ahukan kan barang barang yang diangkut diangkutnya nya deng dengan an tuju tujuan an ke luar luar Daer Daerah ah Pabe Pabean an deng dengan an meng menggu guna naka kan n Pemberitahuan Pabean.
p. Barang yang diangkutnya tidak sampai ke tempat tujuan atau a tau jumlah barang setelah sampai di tempat tujuan tidak sesuai dengan Pemb Pemberi erita tahu huan an Pabe Pabean an,, dan dan tida tidak k dapa dapatt memb membuk ukti tika kan n bahw bahwaa kesalahan tersebut terjadi diluar kemampuannya. q.
Tida Tidak k meny menyer erah ahka kan n bara barang ng untu untuk k dipe diperi riks ksa, a, memb membuk ukaa sara sarana na pengangkut atau bagiannya dan tidak membuka setiap bungkusan atau pengemas yang akan diperiksa oleh pejabat Bea dan Cukai.
r. Tidak memenuhi memenuhi permintaan permintaan Pejabat Pejabat Bea Bea dan Cukai untuk melakukan melakukan pemeriksaan barang ekspor dan impor s. Salah
memberi eritahukan
jeni enis
dan/atau
jumlah
barang ang
dalam
Pemberitahuan Pabean atas barang impor dan ekspor. 2.2
Penyebab penyelundupan penyelundupan impor narkoba
salah salah satu satu penyeb penyebabn abnya ya adalah adalah tinggi tingginya nya harga harga narkob narkobaa yang yang memang menarik banyak pihak untuk terlibat di dalamnya. Bahkan 1 kg narkob narkobaa di Afgani Afganistan stan sebesar sebesar Rp200 Rp200 juta, juta, sampai sampai di Indone Indonesia sia bisa bisa mencapai Rp 2 miliar. Ada tiga modus penyelundupan narkoba, yaitu •
ditaruh di dalam tas atau koper yang dibawa pelaku,
•
ditempel di tubuh pelaku,
•
ditelan oleh pelaku.
Selain itu modus penyelundupan narkotika ke negeri ini memang terus berkembang. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan, penyelundup narkoba pun menyasar masyarakat yang baru pulang ibadah haji ataupun umroh. 7
Caranya mereka memasukkan heroin ke kover (sampul Alquran). Bahkan kaligrafi Allah SWT dan Muhammad SAW diisi oleh sabu sebanyak 1 kg. Tapi kita patut bersyukur karena semua petugas bea cukai sudah dilatih untuk memiliki kemampuan mendeteksi penyelundupan narkoba. 2.3 Peredaran Gelap Narkoba Narkoba Di Indonesia Indonesia Pada saat ini Indonesia tidak hanya sekedar menjadi daerah transit/ lalu
lintas Narkoba karena posisinya yang strategis. Jumlah penduduk yang besar, letak goegrafis yang strategis dan kondisi sosial politik tengah berada pada proses transisi dimana stabilitas sta bilitas politik dan keamanan masih sangat labil dan rapuh rapuh telah telah mend mendor oron ong g Indo Indone nesi siaa menj menjad adii daer daerah ah tuju tujuan an perd perdag agan anga gan n Narkoba. Parahnya lagi, beberapa tahun belakangan ini Indonesia juga diindikasikan sebagai daerah penghasil Narkoba. Hal ini dapat dilihat dengan terungkapnya beberapa laboratorium narkoba (clandenstin lab) yang cukup besar di Indonesia. Era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi komuni komunikas kasi, i, liberal liberalisas isasii perdag perdagang angan an serta serta pesatn pesatnya ya kemaju kemajuan an indust industri ri pariwisata telah menjadikan Indonesia sebagai Negara potensial sebagai produsen Narkoba. Peredaran Narkoba di Indonesia pada hakekatnya melalui 3 ( tiga ) kompon komponen en utama utama yaitu yaitu Produs Produsen, en, Distri Distribut butor or dan Konsum Konsumen. en. Beberap Beberapaa lingkunga lingkungan n tempat tempat yang sering menjadi sasaran peredaran gelap Narkoba antara lain Lingkungan Pergaulan danTempat Hiburan ( Diskotik, Karaoke, Pub ), Lingkungan Pekerjaan baik di institusi pemerintahan maupun swasta bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa di lingkungan Polri sendiri di dapati dapati kasus kasus penyal penyalahg ahguna unaan an narkob narkoba, a, Lingku Lingkung ngan an Pendid Pendidika ikan n Sekola Sekolah, h, Univer Universit sitas/K as/Kamp ampus us sangat sangat memung memungkin kinkan kan terdapa terdapatt pereda peredaran ran narkob narkobaa kare karena na bany banyak ak nya nya inte intera raks ksii yang yang terj terjad adii baik baik anta antarr tema teman n maup maupun un lingkungannya, Lingkungan tempat tinggal Perumahan Asrama, Tempat Kost / rumah kontrakan, Apartemen dan Hotel. Disa Disamp mpin ing g dari dari Dala Dalam m Nege Negeri ri,, Nark Narkob obaa juga juga masih masih bany banyak ak yang yang didatangkan dari Luar Negeri. Hal ini dapat terjadi melalui pengiriman darat, laut maupun udara. 8
Pereda Peredaran ran Narkob Narkobaa lewat lewat darat darat sering sering terjad terjadii di perbat perbatasan asan antara antara Indonesia dengan Negara sekitar. Hal ini terjadi karena lemahnya sistema dan pengawasan keamanan Indonesia di daerah perbatasan. Para aparat dan petugas yang bekerja diperbatasan tidak didukung dengan sarana dan prasarana
yang memadai. Serta
kebijakan pemerintah
yang kurang
memper memperhati hatikan kan perkem perkemban bangan gan daerah daerah perbat perbatasan asan telah telah mengak mengakiba ibatka tkan n kesenja kesenjanga ngan n yang yang cukup cukup besar besar antara antara masyar masyaraka akatt Indone Indonesia sia dan daerah daerah perbatasan. Hal ini cendrung mendorong masyarakat local untuk melakukan upay upayaa krim krimin inal al dan dan buka bukan n tida tidak k mung mungki kin n memb memban antu tu atau atau memb membia iark rkan an terjadinya peredaran Narkoba untuk mendapatkan keuntungan dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Peredaran Narkoba lewat laut juga termasuk sering dilakukan. Wilayah Indon Indonesia esia yangham yanghampir pir 70
% adalah adalah lautan lautan adalah pintu pintu bagi masuknya masuknya
Narkoba di Indonesia. Tidak semua wilayah bisa terkawal dengan optimal oleh oleh petug petugas as Polair Polair Polri, Polri, TNI Angkat Angkatan an Laut Laut maupun maupun oleh oleh Depart Departeme emen n terkait lainnya. Belum lagi control yang kurang sangat rentan dimanfaatkan oleh oknum petugas untuk meloloskan Narkoba masuk ke Indonesia, dengan mengharapkan
untuk
mendapat
imbalan
ataupun
suap.
Peredaran Narkoba melalui udara juga rentan menjadi akses masuk Narkoba ke Indone Indonesia. sia. Walaup Walaupun un beberap beberapaa bandar bandaraa di Indone Indonesia sia sudah sudah dileng dilengkap kapii dengan alat pendeteksi Narkoba yang canggih, namun masih banyak sekali bandara yang belum memilikinya. Apalagi semakin lama modus dan upaya penyelundupan Narkoba ke Indonesia semakin berkembang mulai dari melalui kurir anak – anak dan perempuan sampai dengan cara – cara yang tidak tidak masuk masuk akal akal seperti seperti menelan menelan Narkob Narkobaa dengan dengan dibung dibungku kuss semacam semacam pembungkus khusus untuk untuk menghindari pendeteksian Narkoba oleh petugas. petugas. 2.4. Upaya Penanggulangan Penanggulangan Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkoba Di Indonesia Penanggul Penanggulangan angangan gan penyalahgu penyalahgunaan naan dan peredaran peredaran gelap Narkoba Narkoba
wajib dilakukan oleh pemerintah melalui aparat penegak hukum dan fungsi terkait terkait.. Namun Namun demiki demikian an peran peran serta serta masyar masyaraka akatt dalam dalam menang menanggul gulang angii Narkoba juga mutlak diperlukan. Tanpa Tanpa peran serta masyarakat. 9
Upaya Upaya yang yang dilaku dilakukan kan pemerin pemerintah tah tidak tidak akan akan secara secara maksim maksimal. al. Langkah penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba yang dilakukan polri dapat digolongkan menjadi 3 upaya yaitu preemtif, preventif maupun repsesif. Upay Upayaa prepre-em emti tiff anta antara ra lain lain dila dilaku kuka kan n deng dengan an cara cara educ educat atif if pembinaan
dan
pengembangan
lingkungan
pola
hidup
masyarakat,
menciptakan hubungan yang harmonis antar sesama masyarakat dan antara masy masyar arak akat at deng dengan an Polr Polrii
mela melalu luii
upay upayaa
peny penyul uluh uhan an dan dan
samb samban ang, g,
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam turut serta menjaga keamanan dite diteng ngah ah masy masyara araka katt itu itu send sendiri iri,, dan dan memb member erik ikan an penc pencera eraha han n bahw bahwaa menggunakan, membeli bahkan sampai memperjual belikan Narkoba adalah perbuatan melanggar norma hukum dan norma agama, serta mengadakan pendekatan solusi usaha mengantikan tanaman ganja yang sering di tanam dengan tanaman pengganti yang lebih memiliki nilai jual tinggi namun tidak melanggar melanggar hukum hukum bagi masyarakat masyarakat petani di Aceh. Disamping Disamping itu upaya pre emti emtiff
juga juga dapat apat dila dilaku kuk kan melal elalu ui
upaya paya lid lidik, ik,
pen pengam gamanan anan dan
penggalangan. Upaya pre – emtif sebagaimana tersebut diatas dapat dilakukan dilakukan oleh fungsi Bimbingan Bimbingan masyarakat masyarakat (Bimmas) (Bimmas) dan fungsi intelijen intelijen Polri. Disamping itu upaya upaya edukasi, pembinaaan dan pengembangan ling lingku kung ngan an hidu hidup p juga juga dapa dapatt dila dilaku kuka kan n oleh oleh fung fungsi si Pola Polair ir terh terhad adap ap masyarakat perairan dan masyarakat kepulauan di pulau – pulau yang sulit terjangkau. Upaya preventif preventif dapat dilakukan dilakukan melalui melalui upaya upaya mencegah mencegah masuknya masuknya narkob narkobaa dari dari Luar Luar negeri negeri dengan dengan melaku melakukan kan pengaw pengawasan asan secara secara ketat ketat di daerah daerah-dae -daerah rah perbat perbatsan san seperti seperti Bandar Bandara, a, pelabu pelabuhan han laut laut dan perbat perbatasan asan- perbatasan darat. Disamping itu untuk mencegah lalulintas Narkoba ilegal di dalam negeri dengan dengan melakukan melakukan kegiatan-kegiat kegiatan-kegiatan an seperti : operasi operasi khusus khusus / razia di jalan – jalan terhadap kendaraan roda 2 dan roda 4 pada daerah rentan lalu lalu lint lintas as Nark Narkob obaa deng dengan an sist sistem em zig zig zag sehi sehing ngga ga tida tidak k terba terbaca ca oleh oleh jaringan pengedar Narkoba, melakukan Razia di tempat-tempat rawan lalulintas narkoba secara ilegal atau tempat-tempat rawan transaksi narkoba 10
seperti tempat – tempat hiburan (Diskotik,karaoke,pub, kafe wareng remang dan lain-lain), mengadakan patroli pencarian sumber Narkoba atau ladang ganja meliputi seluruh wilayah terpencil, mencegah kebocoran Narkoba dari sumber-sumber resmi seperti Rumah sakit, Apotik, Barang bukti dari aparat kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan lainya, pencegahan melalui kegiatan penyuluhan, penerangan dan bimbingan tentang bahaya narkoba, dan juga tentang perlunya pengawasan lingkungan oleh masyarakat sendiri terutama keluarga. Upaya preventif ini dapat dilakukan oleh fungsi samapta, lalu lintas, dan lain – lain. Sedang Sedangkan kan upaya upaya represi represiff berupa berupa upaya upaya penind penindaka akan/ n/ penega penegakan kan huku hukum m terh terhad adap ap peny penyal alah ahgu guna naan an dan dan pered peredara aran n gela gelap p Nark Narkob obaa dapa dapatt dilakukan dilakukan dengan dengan upaya penyelidikan penyelidikan dan penyidikan penyidikan secara professional professional oleh fungsi Reskrim / Res Narkoba Polri. Adapun upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan perangkat hukum yang ada secara maksimal dan tepat sasaran agar tercipta tercipta keseimbanga keseimbangan n antara perbuatan yang dilakukan dengan sanks sanksii huku hukuma man n yang yang dite ditera rapk pkan an serta serta meni menind ndak ak bagi bagi siap siapaa saja saja yang yang menghalangi atau mempersulit penyidikan serta penuntutan dan pemeriksaan perkara tindak pidana Narkotika dan atau tindak pidana Prekursor Narkotika sebagaimana diatur dalam pasal 138 UU No 35 tahun 2009. Dan perkara penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba termasuk perkara yang dida didahu hulu luka kan n dari dari perk perkar araa lain lainya ya untu untuk k diaj diajuk ukan an ke peng pengad adil ilan an untu untuk k penyelesaian perkara secepatnya sesuai pasal 74 UU No 35 tahun 2009 dan pasal 58 UU No 5 tahun 1997. 1997. Disamping hal tersebut diatas dalam menanggulangi penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba dari luar negeri, Polri melakukan kerjasama dengan kepolisian Negara lain baik berupa kerjasama antar Negara, kawasan regional ASEAN maupun Interasional melalui Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) (PBB) melalu melaluii wadah wadah Interp Interpol. ol. Kerjasa Kerjasama ma tersebu tersebutt dapat dapat berupa berupa bantua bantuan n dalam dalam penyid penyidika ikan n tindak tindak pidana pidana Narkob Narkobaa maupun maupun kerjasa kerjasama ma pendid pendidika ikan n melalui Jakarta Center for Law Enforcemet Cooperation (JCLEC) dan United Nation on Drug and Crime (UNODC). Tentu saja kerjasama Polri ini perlu 11
didukung dan ditindak lanjuti oleh pemerintah Negara dengan melakukan kerj kerjasa asama ma Gove Govern rnme ment nt to Gove Govern rnme ment nt dala dalam m bent bentuk uk kerj kerjasa asama ma atau atau perjanjian ekstradisi dan perjanjian bantuan hukum timbal-balik dalam masalah pidana. 2.3 Study kasus penyelundupan penyelundupan impor narkoba
a.
Upay Upayaa depar departe teme men n bea cuk cukai ai dala dalam m menga mengaga galk lkan an peny penyelu elupa pan n nark narkab abaa di bandara juanda Cust Custom omss Narc Narcot otic icss Team Team (CNT (CNT)) Bea Bea dan dan Cuka Cukaii Type Type Madya Madya Pabean Juanda yang bekerja sama dengan BNN Provinsi, Dir Narkoba Pold Poldaa Jati Jatim m dan dan Peng Pengam aman anan an Kawa Kawasa san n Band Bandar araa Juan Juanda da,, berh berhas asil il menggagalkan penyelundupan narkoba jenis sabu-sabu import seberat 182 gram, Senin (7/10/2013). Sabu berjumlah 6 bungkus yang disembunyikan dalam lapisan kursi mobil (buchet seat) itu, kiriman dari Tan Eng Kooi, warga Kuala Lumpur Malaysia, yang dikirim ke warga Surabaya bernama Ivan
Tegu eguh
Santoso. so.
"Dua
jok
terde rdeteksi eksi
ada
gambar
barang
mencurigakan, saat melalui X-ray. Setelah dikembangkan, di dalam jok mobil itu ditemukan sabu," ucap Iwan Hermawan, Kepala KPPBC Juanda. Dia menambahkan, pasca ditemukan barang terlarang itu, petugas akhirnya mela melaku kuka kan n peng pengem emba bang ngan an dan dan berh berhas asil il meng mengam aman anka kan n Ivan Ivan sela selaku ku importir dan Jefrey, kurir dari Ivan dan 5 orang lainnya yang juga berusaha mengam mengambil bil kirima kiriman n itu. itu. "Hasil "Hasil pengem pengemban bangan gan kasus kasus ini, ini, jaringa jaringan n ini dikendalikan oleh Iwan dan Steven tersangka sabu tangkapan Polwiltabes Surab Surabay ayaa yang yang kini kini ditah ditahan an di Ruta Rutan n kela kelass I Sura Suraba baya ya di Meda Medaen eng g Kecamatan Waru," terangnya. Dalam kasus ini, tersangka akan di jerat UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika golongan I. Perbuatan tersangka juga melanggar pasal 113 ayat 1 dan 2 Undang-undang no 35 Tahun 2009 tentang penyelundupan narkotika.
12
b. Penggagalan Kasus Upaya Penyelundupan Narkotika ( oleh Bea cukai Bandara Sukarno Hatta ) Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Soekarno Hatta kembali berhasil melakukan penggagalan upaya penyelundupan barang larangan dan pembatasan berupa narkotika, s ebagai berikut: Barang Bukti :
Kristal bening jenis Methamphetamine sebanyak 3.060 (tiga ribu enam puluh gram) dengan estimasi nilai barang Rp 4.000.000.000,4.000.000.000,- (empat milyar rupiah). Pelaku
Seorang penumpang laki-laki WN China Taipei berinisial LI (34 tahun). Modus
Narkotika tersebut disembunyikan di dalam koper yang yang dibawanya dengan cara dilapisi coklat dalam kemasan makanan coklat dan di dalam kotak elektronik. Kronologis
1.
Berdasa Berdasarka rkan n hasil hasil dari anali analisa sa intelije intelijen n dan profill profilling ing terha terhadap dap penumpang Tim Customs Tactical Unit (CTU) KPPBC KPPBC Tipe Madya Pabean Soekarno Hatta mencurigai seorang laki-laki Warga Negara China Taipei yang berinisial LI (34 tahun) eks penumpang Cathay Pasific ( CX-719) Rute Hongkong– Jakarta yang mendarat di terminal 2D Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada hari Jumat tanggal 5 Juli 2013 sekitar s ekitar pukul 20.30 WIB yang diduga membawa barang larangan berupa narkotika;
2.
Atas Atas analisa analisa tersebu tersebutt dilakuk dilakukan an pemeri pemeriksaa ksaan n badan badan dan pemer pemeriks iksaan aan atas barang bawaan penumpang. Dari hasil pemeriksaan yang 13
mendalam, petugas berhasil menemukan kristal bening yang diduga Methamphetamine (Shabu) yang disembunyikan dengan cara dilapisi coklat dalam kemasan makanan coklat dan ditemukan lagi di dalam kotak elektronik . 3.
Kristal Kristal benin bening g yang didu diduga ga Metham Methamphe phetam tamine ine (Shabu (Shabu)) tersebut tersebut setelah dilakukan penimbangan diketahui seberat 3.060 (tiga ribu enam puluh) gram bruto.
4.
Berdasa Berdasarka rkan n hasil hasil penguji pengujian an labora laborator torium ium Balai Balai Pengu Pengujia jian n dan Identifikasi Barang Bea dan Cukai (BPIB) Cempaka putih, diketahui kristal bening tersebut positif Methamphetamine.
Tindak Lanjut
Untuk penyelidikan dan pengembangan lebih lanjut tersangka dan barang bukti kasus tersebut diserahkan kepada penyidik Polresta Polresta Bandara Soekarno Hatta Ancaman Hukuman
Metamphetamine (Shabu) sesuai UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika tanggal 12 Oktober 2009 2009 merupakan kategori Narkotika Golongan I. Penyelundupan Narkotika Golongan I ke Indonesia adalah pelanggaran pidana sesuai pasal 113 ayat 1 dan 2 Undang-undang Undang-undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun penjara dan pidana denda paling banyak Rp. 10 milyar. Dalam hal barang bukti beratnya melebihi 5 gram pelaku di pidana dengan pidana mati, pidana seumur hidup atau pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum Rp. 10 Milyar ditambah 1/3.
14 BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Penyelundupan adalah suatu kegiatan mengimpor atau mengekspor barang tanpa mengindahkan atau sama sekali tidak memenuhi ketentuan atau prosedur sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Undang-undang No.10 Tahun 1995 1995 Tentang Kepabeanan. Salah satu penyebabnya penyebabnya adalah tingginya harga narkoba di Indonesia yang memang menarik banyak pihak untuk terlibat di dalamnya. Ada tiga modus penyelundupan narkoba, yaitu ditaruh di dalam tas atau koper yang dibawa pelaku, ditempel di tubuh pelaku dan ditelan oleh pelaku. Bahkan masyarakat yang baru pulang ibadah haji ataupun umroh pun ikut menjadi sasaran. Caranya yaitu mereka memasukkan heroin ke kover (sampul Alquran) bahkan kaligrafi Allah SWT dan Muhammad SAW diisi oleh sabu sebanyak 1 kg. 3.2
Saran
Pihak petugas bea cuaki perlu lebih teliti lagi dalam melakukan pengawasan terhadap barang impor, karena meskipun sudah sudah dilakukan pengawasan yang ketat namun kasus penyelundupan penyelundupan impor narkoba masih saja terjadi serta menggalakkan sosisalisasi UU Narkoba yang baru yaitu UU No 35 tahun 2009 tentang Narkotika, sehingga s ehingga dapat meningkatkan eksistensi Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama – sama Polri serta meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di Indonesia.Selain Indonesia.Selain itu hukum di negeri ini harus lebih tegas lagi dalam menindak para penyelundup untuk memberikan rasa jera.
15 DAFTAR PUSTAKA
BUKU Prapto Prapto Soepar Soepardi, di, 1991. 1991. Tindak Tindak Pidana Pidana Penyelu Penyelundu ndupa pan, n, Pengun Pengungka gkapan pan dan Penindakannya, Surabaya: Usaha Nasional. Soerjono Soekamto, 1983. Beberapa 1983. Beberapa Permasalahan Hukum Hukum Dalam Kerangka Pembangunan di Indonesia, Indonesia, Jakarta : UI Press. Modul Manajemen Opsnal Kepolisian PTIK, 2007. Ismail, Chairuddin. “Kapita selekta penegakkan hukum tindak pidana tertentu”. PTIK Press, 2007. Kelana, Momo. “Konsep – konsep hukum Kepolisian I ndonesia”. PTIK Press, 2007 Artikel internet Bea cukai Soeta " Penggalan Upaya kasus penyelundupna narkoba “ http://www.bcsoetta.net/v1/article/penggagalan-kasus-upaya-penyelundupannarkotika di akses pada 26 Oktober 2013 Berita Jatim “Bea Cukai Juanda Gagalkan Penyelundupan Sabu Impor” http://beritajatim.com/hukum_kriminal/185968/bea_cukai_juanda_gagalkan_peny elundupan di akses pada 26 Oktober 2013 King, Travel. “Pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan Narkoba” , http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1900061-pencegahan-dan penanggulangan-penyalahgunaan-narkoba/ penanggulangan-penyalahgunaan-narkob a/ di akses pada 26 Oktober 2013 Antara News. “1,5 persen penduduk Indonesia pengguna Narkoba” http://hileud.com/15-persen-penduduk-indonesia-pengguna-narkoba.html di akses pada 26 Oktober 2013 Peraturan Perundang – undangan Undang – Undang RI Nomor 8 tahun 1981 tentang KUHAP
Undang – Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
View more...
Comments