Makalah Bab 3
February 11, 2018 | Author: Rizky Rahma | Category: N/A
Short Description
sip...
Description
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah peradaban Islam merupakan salah satu bidang kajian studi Islam yang banyak menarik perhatian para peneliti baik dari kalangan Muslim maupun non Muslim. Dengan mempelajari sejarah Islam, kita memungkinkan mengetahui masa-masa atau zaman kejayaan Islam, sehingga memungkinkan kita untuk bangga dan percaya diri sebagai umat Islam dan mengambil I’tibar. Demikian pula masa-masa kemunduran Islam dapat kita ketahui, dan kita dapat mengambil pelajaran dan pengalaman agar tidak terulang kembali (al muhafadzah ala qadim ash shalih wal ahdzu bi al jadid al ashlah) serta kita dapat menentukan langkah ke depan demi menemukan jalan alternatif demi kejayaan Islam. Kita semua sadar tentunya bahwa alIslam ya’lu wala yu’la ‘alaihi. Menyadari hal di atas, bidang kajian sejarah peradaban Islam merupakan suatu bidang kajian yang cukup signifikan untuk dipelajari. Untuk itu sebagai kerangka awal di paper ini dicoba dibahas tentang beberapa konsepsi dasar dari sejarah peradaban Islam, disini diuraikan tentang relasi islam sebagai wahyu ilahiyyah disatu sisi dan peradaban ---yang didalamnya juga termasuk kebudayaan--- pada sisi yang lain dan itu merupakan ranah kemanusiaan (insaniyah).
1.2 Rumusan Masalah a. Apakah yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan dalam perspektif Islam? b. Bagaimanakah kebudayaan dan peradapan Islam di masa silam? c. Apa faktor-faktor penyebab kemajuan dan kemunduran umat islam ? 1.3 Tujuan a. Menjelaskan definisi dari iman, islam, dan ihsan. b. Memaparkan proses terbentuknya iman dan upaya meningkatkannya. c. Menjelaskan manifestasi iman,islam dan ihsan.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Iman, Islam, dan Ihsan 1.Pengertian Iman Kata iman dalam bahasa arab merupakan bentuk masdar (gerund) dari fi’il madhi (verb) amana, yang berarti percaya (yakin). Iman juga dapat diartikan dengan percaya dan kepercayaan.Arti yang pertama menggambarkan tentang sikap mental atau jiwa dari seseorang yang mempercayai atau meyakini, sedangkan arti yang kedua menunjuk pada sesuatu yang dipercayai. Secara istilah, iman adalah mengucapkan dengan lisan (iqrar linsany), membenarkan dengan hati (tashdiq qalby), dan melaksanakannya dengan segala anggota badan (‘amal rukny).Pembenaran dalam islam berarti tashdiq (pembenaran) yang teguh, disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa. Tanda-tandanya ialah mengerjakan seluruh aktifitas yang dikehendaki oleh pengakuan jiwa itu. Iman secara syar’i adalah membenarkan dan mengakui secara sempurna akan wujud kebenaran Allah SAW dan Rububiyahnya, Uluhiyahnya, dan mengakui
atau mengimani
nama-nama dan sifat-sifat Allah SAW. Apabila kata-kata “Iman” disebutkan secara mutlak,yaitu sendirian,tanpa digabungkan dengan kata-kata lainnya,seperti kata kata amal sesudahnya,maka yang dimaksud adalah arti “iman” yang sempurna,yang mencakup perkataan dan perbuatan (hati,anggota badan dan lisan) seperti yang telah dijelaskan (QS.Al-Baqoroh : 143). ﴾2:143﴿ ف َّر ِح ۡي ٌم ٌ اس لَ َر ُء ۡو ُض ْي َع ا ِۡي َمانَ ُك ۡم ؕ ا َِّن ه َو َما َكانَ ه ِ َّّٰللاَ ِبالن ِ ّٰللاُ ِلي “Dan Allah tidak akan menyiakan-nyiakan iman kalian” Rukun iman merupakan bagian pokok dari agama islam yang diatasnya dibina ajaran-ajaran islam. Kerangka iman yang mendasari keimanan seseorang muslim dalam ajaran islam berjumlah eman. 2. Pengertian Islam Kata islam menurut bahsa berasal dari kata “aslama” yang berarti patuh, tunduk, berserah diri. Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemeluk Islam merupakan seseorang yang secara
ikhlas menyerahkan jiwa dan raganya hanya kepada Allah SWT. Penyerahan diri seperti ini ditandai dengan pelaksanaan terhadap apa yang Allah perintahkan serta menjauhi segala larangan-Nya Menurut istilah, Islam adalah ‘ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya Muhammad SAW guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hukum/ aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat. Islam adalah nama agama wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada rasul-rasulNya yang berisi wahyu Allah SWT untuk disampaikan kepada manusia. Agama islam berisi aturan-aturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. Islam dalam pengertian ini adalah agama yang di bawah oleh Rasul Allah sejak Nabi Adam a.s sampai Nabi Muhammad SAW. Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah wahyu Allah terakhir yang diturunkan kepada manusia.Karena itu agama ini sudah sempurna dan senantiasa sesuai dengan tingkat perkembangan manusia sejak masa diturunkannya empat belas abad yang lalu hingga akhir peradaban manusia yang ditutup dengan hari kiamat kelak. 3. Pengertian Ihsan Secara etimologi kata ihsan berasal dari ahsana, yuhsinu, ihsana yang berarti berbuat baik. Secara terminologis, ihsan berarti apabila seorang beribadah kepada Allah seolah-olah ia melihat-Nya, maka ia harus yakin bahwa Allah melihat perbuatannya. Sebagaimana dinyatakan dalam HR. Muslim yang artinya : Rasulullah SAW menerangkan mengenai ihsan ketika beliau menjawab pertanyaan Malaikat Jibril tentang ihsan, jawaban tersebut dibenarkan oleh jibril dengan mengatakan.“ Engkau menyembah Allah seakan-akan enkau melihat-Nya. Dan apabila engkau tidak dapat melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu”(HR. Muslim). Dalam Al-qur’an terdapat 166 ayat yang berbicara tentang ihsan dan implementasinya.Dari sini dapat disimpulkan betapa mulia dan istimewahnya ihsan dalam Al-qur’an. B. Proses Terbentuknya Iman dan Upaya Meningkatkannya 1. Fitrah Ilahi
Manusia adalah makhluk terbaik yang diciptakan Allah di alam ini.Struktur jasmaniahdan rohaniah itu, Allah memberikan seperangkat kemampuan dasar yang memiliki kecenderungan berkembang.Dalam pandangan Islam kemampuan dasar atau pembawaan itu disebut fitrah. Allah sesungguhnya telah memberikan potensi padasetiap manusia untuk bertuhan dan mengabdi kepada hanya kepada Allah, yang disebut fitrah tauhid.Potensi ini disemaikan Allah kedalam jiwa manusia sejak masih berada di alam azali (arwah). Maksud fitrah Allah disini adalah ciptaan Allah.Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragam yaitu agama tauhid.Fitrah ini selamanya ada pada diri setiap manusia dan tidak mengalami perubahan.Kalo ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar.Mereka tidak beragama tauhid adalah pengaruh dari lingkungan. 2. Hidayah Diantara semua terbentuknya iman, hidayah adalah sebab utama, karena seseorang tidak dapat membuat orang lain beriman tanpa hidayah dari Allah SWT. Bahkan Rasul SAW tidak dapat memberikan hidayah ini kepada orang lain yang dicintainya. Hidayah merupakan kehendak (masyi’ah) Allah semata. Allah SWT mengingatkan hal ini ketika Rasul ALLah SAW bersedih atas meninggalnya Abu Thalib, paman yang selalu membela dia, dalam keadaan kafir.Allah berfirman (Q.S. Al-Qashas : 56) ب ِ ال ْ م ْه ت دِ ين أ عْ ل م و ه و ۚ ي ش اء م ْن ي ْه ِد ي ّللاَّ و لَٰ ِك َّن أ ْح ب ب ْت م ْن ت ْه ِد ي ل إ ِ ن َّ ك “ Sesungguhnya Engkau tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasih, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. Kata hidayah dalam bahsa Arab berarti petunjuk. Ia dipadangkan yang artinya dengan kata hudan, dilalah, atau thariq. Menurut Muhammad Abduh, hidayah adalah “ petunjuk halus yang membawa atau menyampaikan kepada apa yang dituju atau diinginkan”. Abduh menambahkan, ada lima macam hidayah yang dianugerahkan Allah kepada manusia, yaitu : a. Hidayah al-wijdan al-fithri (petunjuk, insting dan intuisi) b. Hidayah al-hawas (petunjuk inderawi) c. Hidayah al-‘aql (petunjuk akal) d. Hidayah al-din (petunjuk agama) e. Hidayah al-taufiq (petunjuk khusus) (Anshari, 1979).
Hidayah taufiq adalah yang terpenting, karena Allah langsung yang memberikan petunjuk kepada hambaNya sehingga dia selalu berjalan diatas jalan yang lurus. Dengan hidayah tauhid membuat orang non muslim menjadi mualaf. 3. Ikhrisar Insani a. Penciptaan lingkungan social dan konduksif Fitrah taufiq akan tetap menjadi potensi bila tidak ditumbuhkembangkan oleh manusia. Dengan demikian, meskipun setiap manusia sebenarnya mengakui keesaan Allah (tauhid), sebab dalam diri mereka terdapat potensi tersebut, namun potensi tersebut hanya akan menjadi kenyataan bila diiringi dengan penyediaan lingkungan yang kondusif guna tumbuh dan berkembangnya potensi tersebut. b. Dzikir, Tafakkur dan Tadabbur Berzikir dapat dilakukan pula dengan merenung (tadabbur) dan memikirkan (tafakkur) ciptaan Allah, memikirkan proses terjadinya alam dan segala peristiwa yang terjadi didalamnya. Iman dapat terbentuk ketika manusia memikirkan dengan sunggu-sungguh dan mendalami semua realitas yang ada di alam semesta. Dengan proses ini akan tergambar dihadapannya keagungan al-Khalid Allah SWT. c. Ingat Mati Salah satu cara untuk mengingat mati adalah dengan ziarah kubur. Hal ini sangan dianjurkan dalam islam, karena dengan melaksanakan aktifitas ini seseorang menjadi sadar bahwa cepat atau lambat diapun akan mati seperti orang yang ada didalam kubur, yang hanya ditemani oleh amalannya didunia. C. Ibadah : Manifestasi Iman, Islam, dan Ihsan 1. Hakikat dan Manfaat Ibadah Ibadah secara etimologi artinya menyembah atau menghamba, sedangkan secara istilah (terminologi) ialah penghambaan seorang manusia kepada Allahuntuk dapat mendekatkan diri kepada-Nya sebagai realisasi dari pelaksanaan tugas hidup selaku makhluk yang diciptakan Allah. Ibadah memiliki banyak manfaat : a. Menjaga keselamatan akidah b. Menjaga agar hubungan antar manusia dengan tuhan itu berjalan dengan baik dan abadi c. Mendisiplinkan sikap dan perilaku agar etis dan religius 2. Macam-macam Ibadah ada 2 yaitu:
1. Ibadah khusus (ibadah mahdhah) yaitu ibadah yang pelaksanaanya telah dicontokan langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Contohnya : shalat, zakat, puasa, haji azan, berdoa dll. 2. Ibadah umum (Ghairu Mahdhah) yaitu ibadah yang jenis dan macamnya tidak ditentukan, baik oleh Alquran ataupun Sunnah Nabi SAW, berupa perbuatan apa saja yang dilakukan oleh seseorang yang dibenarkan oleh agama. 3. Syarat Diterimanya Ibadah Ibadah adalah perkara taufiqiyyah, yaitu tidak ada suatu ibadah yang disyari’atkan kecuali berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah. Apa yang tidak di syari’atkan berarti bid’ah mardudah (bid’ah yang ditolak ) Ada 3 syarat agar ibadah yang kita kerjakan diterima oleh Alloh SWT, yaitu : 1. Iman Secara bahasa Arab, sebagian orang mengartikan iman dengan: Tashdiq (membenarkan atau meyakini kebenaran sesuatu); thuma'ninah (ketentraman); dan iqrar (pengakuan). Makna yang ketiga inilah yang paling tepat.Adapun secara syara' (agama), maka iman yang sempurna mencakup qaul (perkataan) dan amal (perbuatan). Banyak dalil mengakatakan bahwa iman adalah salah satu syarat agar amalan kita diterima, diantaranya : ْ َمث َ ُل الَّذِينَ َكفَ ُروا ِب َر ِِّب ِه ْم أ َ ْع َمالُ ُه ْم ك ََر َما ٍد ا ْشتَد ش ْيءٍ ذَلِكَ ه َُو َ اصفٍ ال يَ ْقد ُِرونَ ِم َّما َك َسبُوا َعلَى ِّ ِ َّت ِب ِه ِ الري ُح فِي يَ ْو ٍم َع ُ الضَّال ُل ْالبَ ِعيد “Orang-orang yang kafir kepada Rabbnya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh”. (QS. Ibrahim/14:18) Dari ayat diatas jelas amalan baik seorang yang kafir tidak akan mendapat manfaat apapun, tetapi seperti yang kita ketahui Alloh SWT Dzat Yang Maha Adil sehingga Alloh akan membalas amalan orang yang kafir didunia. Apa balasannya? Berikut kita lihat kutipan Hadist Rasululloh SAW sebagai berikut : ْ طى ِب َها فِى ادُّ ْنيَا َويُجْ زَ ى فِى االَ ِخ َرةِ َوا َ َّما ْالكافِ ُر فَي ْ َا َِّن هللاَ الَي َ سنَةً يُ ْع ت َما َع ِملَ ِب َها ِ ِّلِلِ فِى ِ سنَا َ ُط َع ُم ِب َح َ ظ ِل ُم ُمؤْ ِمنًا َح سنَةٌ يُجْ زَ ى ِب َها َ ض اِلَى االَ ِخ َر ِة لَ ْم ت َ ُك ْن لَهُ َح َ ادُّ ْن َيا َحت َى اِذَا ا َ ْف
“Sesungguhnya Allah tidak akan menzhalimi kepada orang mukmin satu kebaikanpun, dia akan diberi (rezeki di dunia) dengan sebab kebaikannya itu, dan akan di balas di akhirat.Adapun orang kafir,maka dia diberi makan dengan kebaikan-kebaikannya yang telah dia lakukan karena Allah di dunia, sehingga jika dia telah sampai ke akhirat, tidak ada baginya satu kebaikan pun yang akan dibalas”. Dari kutipan satu ayat dan hadist diatas jelas kita lihat bahwa iman adalah salah satu syarat agar diterimanya ibadah kita oleh Alloh.Semoga ini menjadi motivasi kita untuk selalu meningkatkan kualitas iman kepada Alloh SWT. 2.
sIkhla
Ikhlas secara bahasa artinya memurnikan. Maksud ikhlas dalam syara' adalah memurnikan niat dalam beribadah kepada Allah, semata-mata mencari ridha Allah, menginginkan wajah Allah, dan mengharapkan pahala atau keuntungan di akhirat. Serta membersihkan niat dari syirik niat, riya', sum'ah, mencari pujian, balasan, dan ucapan terimakasih dari manusia, serta niat duniawi lainnya. Allah SWT berfirman : َّ َو َما أ ُ ِم ُروا إِال ِليَ ْعبُد ُوا َصينَ لَهُ ال ِدِّين ِ ّٰللاَ ُم ْخ ِل “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus”.(QS. Al-Bayyinah/98: 5)Berdasarkan syarat ikhlas ini, maka barangsiapa melakukan ibadah dengan meniatkannya untuk selain Allah, seperti menginginkan pujian manusia, atau keuntungan duniawi, atau melakukannya karena ikut-ikutan orang lain tanpa meniatkan amalannya untuk Allah, atau barangsiapa melakukan ibadah dengan niat mendekatkan diri kepada makhluk, atau karena takut penguasa, atau semacamnya, maka ibadahnya tidak akan diterima, tidak akan berpahala. Demikian juga jika seseorang meniatkanibadah kepada Allah tetapi niatnya dicampuri riya', amalannya gugur. 3. Ittiba’ Ittiba' adalah mengikuti tuntunan Nabi Muhammad SAW. Orang yang telah bersyahadat bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, maka syahadat tersebut memuat kandungan: meyakini berita Beliau, mentaati perintah Beliau, menjauhi larangan Beliau, dan beribadah kepada Allah hanya dengan syari'at Beliau. Oleh karena itu, barangsiapa membuat perkara baru dalam agama ini, maka itu tertolak. Allah berfirman:
َ َو َمن يَ ْبت َ ِغ َس ِرين ِ اآلخ َر ِة ِمنَ ا ْل َخا ِ سالَ ِم دِينا ً فَلَن يُ ْقبَ َل ِم ْنهُ َوه َُو فِي ْ اإل ِ غي َْر “Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rug”. (QS. Ali-Imran/3:85) Nabi Muhammad SAW juga bersabda : َ َم ْن أَحْ د ْس ِم ْنهُ فَ ُه َو َرد َ َث فِي أ َ ْم ِرنَا َهذَا َما لَي “Barangsiapa membuat perkara baru di dalam urusan kami (agama) ini, apa-apa yang bukan padanya, maka itu tertolak”. Hadist ini nyata – nyata mengharamkan sesuatu ajaran ibadah yang tidak diajarkan dan diperintahkan oleh Rasululloh SAW dan mengharamkan perbuatan membuat sifat ibadah walaupun asal ibadah itu disyariatkan, karena itu menyelisihi tuntunan Nabi SAW.Dengan ini jelas bahwa ibadah harus sesuai tuntunan Nabi SAW dalam waktunya, sifatnya, tidak menambah ataupu mengurangi dapat berupa perkataan maupun perbuatan. 4. Shalat : Ibadah Utama dan Istimewah Diantara keistimewaan dan kelebihan shalat ialah : a. Shalat adalah ibadah badaniyah yang pertama kali diwajibkan oleh Allah, mendahului semua ibadah badaniyah yang lain. b. Perintah shalat (lima waktu) diwahyukan diluar planet bumi, yaitu dihadirat Allah Yang Maha Tinggi, langsung tanpa melalui perantara malaikat jibril, pada saat Nabi Muhammad SAW melakukan Isra’ Mi’raj memenuhi panggilan Allah SWT. c. Shalat adalah tiang agama. d. Dengan shalat seseorang dapat terhindar dari perbuatan jahat (fakhsya’ dan munkar), karena dirinya akan selalu ingat Allah sehingga akan timbul perasaan malu kepada-Nya untuk melakukan kejahatan yang bertentangan dengan ucapan dan harapan doa shalatnya (Q.S. Al-Ankabut : 45) e. Shalat adalah ibadah yang paling keras perintahnya, melebihi bagaimanapun, selama masih ada kesadaran ingat kepaada Allah, seseorang diwajibkan melakukan shalat lima waktu. Sedangkan untuk ibadah-ibadah yang lainnya, seperti zakat hanya diwajibkan sekali dalam setahun atau setiapa panen bagi zakat tanaman yang telah mencapai nishab. Sedangkan untuk puasa ramadhan hanya satu bulan dalam setahun, dan haji hanya sekali seumur hidup. f. Shalat adalah amal perbuatan manusia yang pertama kali diperhitungkan (dihisab) oleh Allah, dan semua amal yang lain bergantung pada hasil perhitungan shalatnya. Jika shalatnya baik,
sempurnalah semua amal yang lain. Sebaliknya jika shalatnya tidak baik, menjadi rusaklah semua amal yang lain (HR. Al-Thabrani). g. Shalat adalah wasiat terakhir semua Nabi kepada umatnya. Termasu Nabi Muhammad SAW. Diakhir hayatnya berwasiat : ‘shalat, shalat, shalat!’ (HR. Jurair dari Ummu Salamah). h. Shalat adalah saat yang paling dekat antara hamba dengan Allah, yaitu saat hamba bersujud dalam shalatnya. Nabi SAW berpesan agar tidak memperbanyak doa dalam sujud (HR. Al-Muslim, Abu Dawud dan Al-Nasai dari Abu Hurairah). i. Shalat adalah media untuk memohon pertolongan kepada Allah. j. Shalat adalah wujud rasa syukur manusia kepada Allah atas anugerah nikmat-Nya yang tak terhingga banyaknya. Hal ini diperintahkan oleh-Nya, salah satunya dalam Q.S. Al-Kautsar : 1-2 yang artinya : “ Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka kerjakanlah shalat karena Tuhan-Mu dan berkorbanlah “ k. Shalat menjadi syarat pertama bagi kebahagiaan orang-orang beriman yang akan menjadi pewaris surga dalam kehidupan akhirat nanti (Q.S. Al-Mukminun : 1-11) (Tim Dosen PAI UM.,2002:103-105)
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN a. Iman adalah mengucapkan dengan lisan (iqrar linsany), membenarkan dengan hati (tashdiq
qalby), dan melaksanakannya dengan segala anggota badan (‘amal rukny). Pembenaran dalam islam berarti tashdiq (pembenaran) yang teguh, disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa. Islam adalah nama agama wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada rasul-rasulNya yang berisi wahyu Allah SWT untuk disampaikan kepada manusia. Ihsan berarti apabila seorang beribadah kepada Allah seolah-olah ia melihat-Nya, maka ia harus yakin bahwa Allah melihat perbuatannya. b. Proses terbentuknya iman adalah melalui tiga proses yaitu (a) fitrah ilahi : yang dimaksud disisni adalah ciptaan Allah, (b) Hidayah : sebab utama, karena seseorang tidak dapat membuat orang lain beribadah tanpa hidayah dari Allah SWT. Hidayah yang paling penting adalah hidayah taufiq, karena Allah langsung yang memberikan hidayah tersebut, (c) ikhiar insani : cara-cara meningkatkan iman seperti penciptaan lingkungan sosial yang kondusif, Dzikir, Tafakkur dan Tadabbur, dan yang terakhir adalah ingat mati c. Manifestasi iman, islam, dan ihsan adalah dengan mempelajari hakikat dan manfaat ibadah, macammacam ibadah, syarat diterimanya ibadah, dan sholat sebagai ibadah utama dan istimewa.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah , abdurrahman saleh, (1982) education theory A qur`ANIC outlook, mekah : alGandhi. Hanafi, m.fil.i.dr.Yusuf ; ach. Sultoni, s.ag, m.pd.i. ; prif. Dr. Muh. Huda a.y.,m.pd.; dr. H. Ahmad munjin nasih, m.ag.; dr. Syafaat, m. Ag. Dkk. 2014.Pendidikan Islam Transformatif Membentuk Pribadi Berkarakter.Malang :Universitas Negeri Malang. Mukarroomah: umul al-quro university. Nur,anifa megi saputra ; Wulan rizki fajriana ; Kasmoro wijoyo. 2015. Trilogi Iman, Islam dan Ihsan.Yogyakarta : Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Teguh wangsa, (2011) filsafat pendidikan islam, jakarta: Ar-Ruzz Media.
Iman, Islam dan Ihsan : Tiga Pilar Dialektis Pembentuk Karakter Unggul
MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Pendidikan Agama Islam yang dibina oleh Bapak Moch Wahib Dariyadi, M.Pd,
Oleh : 1. Aulia Abdini
(160342606276)
2. Anwar Yuli Prastya
(170621634551)
3.
Faruq Ilya Ainu Silmi
(170621634534)
4.
Lailatul Muhfudhoh
(170621634511)
5.
M. Aufar Adfani Irawan
(170621634518)
6. Rizky Dliayul Haqqi
(170621634554)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU KEOLARAGAAN
JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN 11September 2017
View more...
Comments