makalah alat bedah dan anasthesi

March 7, 2019 | Author: Romy Rezazzurri Firmansyah | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

alat-alat bedah dan anasthesi...

Description

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Dalam dunia medis, baik itu kedokteran, kebidanan maupun keperawatan dan lain sebagainya diperlukan suatu alat untuk menunjang  pekerjaan. Alat-alat tersebut dikelompokkan menurut kegunaannya. Seorang tenaga kesehatan harus mengerti betul alat-alat yang digunakan dalam  bidangnya. Selain itu juga harus memahami fungsi dari masing-masing alat yang digunakan untuk meminimalisir resiko kesalahan dalam menggunakan alat tersebut. Minimnya pengetahuan tenaga kesehatan dalam menggunakan alat-alat dapat merugikan pasien pada umumnya dan petugas itu sendiri pada khususnya. Oleh karena itu dalam makalah ini penulis akan membahas tentang alat-alat peralatan bedah dan anasthesi 1.2

Rumusan Masalah 

1.3

Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang alat terapi, khususnya alat terapi yang penulis sajikan dalam makalah ini.

Tujuan Penulisan 



Untuk menyelesaikan tugas yang di berikan oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah. Untuk memberikan pengetahuan tentang alat terapi.

1

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Electro Surgery Unit (ESU)

Gambar 1 Alat Electro Surgery Unit (ESU)

A. Pengertian Electro Surgery Unit (ESU) Electrosurgery adalah suatu alat bedah medis yang memanfaatkan frekwensi tinggi dari arus listrik yang digunakan untuk memotong, mengental, dan mengeringkan jaringan. Electrosurgical selalu digunakan selama proses operasi, dengan alat ini diharapkan selama proses operasi pasien tidak mengalami kehilangan banyak darah karena alat ini selain dapat digunakan untuk melakkan pembedahan juga dapat digunakan untuk menutup jaringan setelah mengalami pembedahan (Ansell Care). Alat ini memiliki prinsip kerja merusak jaringan tubuh tertentu dengan memanaskan jaringan tersebut. Panas didapat dengan cara pemusatan arus listrik frekuensi tinggi pada jaringan tubuh tertentu dengan menggunakan elektroda sebagai medianya. Adapun jangkauan frekuensi yang biasa dipakai  berkisar antara 500 kHz sampai dengan 2,5 MHz. Pengoperasian ESU dibagi menjadi 2 (dua) mode, yaitu bipolar dan monopolar. Mode bipolar biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi (pembekuan). Sebuah elektroda berbentuk pinset digunakan untuk

2

menjepit jaringan yang tidak diinginkan, kemudian arus listrik frekuensi tinggi mengalir dari ujung elektroda melewati jaringan tadi kemudian menuju ujung elektroda yang lain. Pada mode monopolar digunakan dua elektroda terpisah, yaitu elektroda aktif dan elektroda pasif/ netral dengan permukaan yang lebih luas yang ditempatkan dekat dengan lokasi yang akan dibedah. Arus listrik akan terpusat pada elektroda aktif dan elektroda netral didesain untuk mendistribusikan arus listrik dengan tujuan mencegah kerusakan  jaringan. Mode monopolar lazimnya digunakan pada bedah mayor dengan metode pemotongan/cutting. Oleh karena itu, mode bipolar lebih banyak digunakan untuk melakukan pembedahan minor. Pada umumnya, pesawat electrosurgery unit bisa menghasilkan  berbagai bentuk gelombang listrik. Perubahan dari bentuk gelombang tersebut akan menghasilkan efek yang berbeda terhadap jaringan. Penggunaan suatu  bentuk gelombang yang kontinyu menyebabkan terjadinya penguapan atau  pemotongan jaringan. Bentuk gelombang kontinyu menyebabkan terjadinya  pemanasan yang sangat cepat.

Gambar 2 Typical Example

Dengan menggunakan suatu bentuk gelombang intermitten (terpotong potong) maka akan dihasilkan panas lebih sedikit. Karena hal tersebut maka  pada jaringan akan terjadi pengentalan atau koagulasi. Bentuk gelombang campuran (blend 1, 2 dan 3) bukanlah pencampuran dari gelombang kontinyu dan intermitten, melainkan modifikasi pada siklus tugas dari gelombang utama. Dari blend 1 sampai blend 3 siklus tugasnya semakin dikurangi. 3

Semakin rendah siklus tugasnya maka panas yang dihasilkan juga semakin  berkurang. Pada blend 1 memiliki efek pemanasan yang tinggi dengan efek hemostasis yang rendah. Sedangkan pada Blend 3 memiliki efek pemanasan yang rendah dengan efek hemostasis tinggi. Tubuh manusia mempunyai suatu tahanan atau resistansi dari elemenelemen di dalam tubuh yang berbeda-beda, namun besarnya relatif sama dengan kadar air yang dikandung dari masing-masing elemen: otot berkadar air 72%, hingga 75%, otak berkadar air sekitar 68%, lemak 14%, semakin  banyak kadar air yang dimiliki jaringan maka semakin baik daya hantar listriknya. Apabila tahanan ini dialirkan arus listrik, maka akan ada energi listrik yang hilang dan berubah menjadi panas. Semakin besar arus listrik yang dihasilkan maka semakin besar pula panas yang dihasilkan, serta makin  besar juga efek perusakan pada jaringan tubuh. Dalam penggunaan pesawat ESU terdapat beberapa efek yang dapat mempengaruhi jaringan-jaringanbiologis pada tubuh yang diakibatkan karena frekuensi tinggi. Dampak yang ditimbulkan dari frekuensi tinggi itu antara lain : 1) Efek Thermal Efek Thermal yaitu terjadinya panas pada jaringan tubuh yang disebabkan oleh aliran frekuensi tinggi yang masuk ke dalam tubuh. 2) Efek Faradik Efek Faradik ini dapat timbul karena bila suatu otot pada tubuh diberikan arus dengan frekuensi tertentu maka secara refleks otot akan  bergerak akibat rangsangan yang diterimanya. Untuk menghindari terjadinya efekfaradik itu maka frekuensi yang digunakan sekurang-kurangnya 300KHz. 3) Efek Elektrolitik Efek Elektrolitik adalah efek yang ditimbulkan karena men galirnya arus listrik di dalam jaringan biologis sehingga mengakibatkan terjadinya  pergerakan ion-ion dalam tubuh.

4

B. Cara Pengoperasian 1. Sebelum menghidupkan ESU bersihkan ESU dan bagian-bagiannya dari debu dan kotoran lainnya. Pastikan bahwa tidak ada barang apapun diatas ESU terutama cairan. 2. Pastikan bahwa semua accesories dalam kondisi baik dan telah terpasang dengan baik. 3. Masukkan kabel power ESU ke stop kontak listrik di dinding. Pastikan kabel power telah tertancap dengan mantap di stop kontak, apabila stop kontak tidak ada ground, hubungkan ESU dengan ground tambahan. 4. Hidupkan ESU dengan menekan saklar power. 5. Atur dosis/daya yang diinginkan dengan menekan tombol up/down, baik untuk cutting maupun coagulation. Lukukan juga pemilihan efek yang diinginkan untuk cutting dan mode yang diinginkan untuk coagulating,  bila memang dibutuhkan. 6. ESU siap untuk digunakan, setelah netral elektroda terpasang ke pasien dengan baik. 7. Rapikan kembali ESU beserta semua accecories. C. Kalibrasi 1. Siapkan ESU beserta alat kalibrasi. 2. Siapkan tranduser pisau pemotong (positif), tranduser yang satu (ground) dan lembar kerja. 3. Liat tegangan max. ESU sebagai acuan pengaturan pengukuran pada alat kalibrasi. 4. Seting ESU pada CUT, COAG, dan BIPOLAR secara bergantian masingmasing dari tegangan keci kebesar. 5. Pengambilan data diambil 6x sesuai dengan prosedur yang ditentukan oleh LIPI. 6. Bandingkan tampilan display/indicator pada ESU dengan tampilan alat kalibrasi toleransi sebesar 10%. 7. Bila dalam mengkalibrasi data terjadi perbedaan yang cukup signiikan (melebihi toleransi) maka alat perlu disurvey, begitu juga sebalikn ya.

5

D. Cara Kerja

Gambar 3 Blok Diagram ESU

Cara Kerja : Rangkaian Power supply berfungsi mensupply tegangan kesemua rangkaian. Mula-mula tegangan dari power suppy masuk menuju rangkaian oscillator, rangkaian oscilator berfungsi sebagai pembangkit frekuensi. Kemudian tegangan akan dikendalikan oleh rangkaian driver. Dari rangkaian driver frekuensi diberikan batas yang hanya meloloskan frekuensi diatas cut off oleh High Pass Filter. Kemudian control sebagai pengatur baik user mau menggunakan cutting / coagulation. Dari control ada yang menuju Modulator dan ada yang menuju penguat daya (power Amp), di bagian modulator frekuensi yang masuk mempunyai jarak antar frekuensi yang berbeda, tergantung user saat menggunakan control. Pada power amp output diarahkan ke pasien dan apa bila terjadi over load, akan diarahkan ke rangkaian over load protection. Selanjutnya tegangan kembali masuk menuju rangkaian oscilator. E. Troubleshooting 

Pada alat ESU merk A kondisi alat masih bagus namun tidak bisa digunakan untuk cutting? Hanya lampu power yang hidup.

F. Maintenance 1. Lakukan pengecekan pada kabel power dan diukur menggunakan multitester, untuk memastikan kabel terhubung.

6

2. Pasang acesoris, sebelum elektroda dipasang, buzzer akan berbunyi. Setelah dipasang ternyata cutting relay tidak berfungsi. 3. Analisa menggunakan bantuan wiring diagram, pemeriksaan dilakukan  pada rangkaian buzzer, tegangan pada trafo,dan setelah dicek semua  berfungsi dengan normal. 4. Selanjutnya yang dicek adalah bagian fuse, ternyata tidak ada tegangan yang masuk ke dalam fuse, hal ini menandakan fuse putus dan perlu diganti. Setelah fuse diganti, alan dicoba dan hasilnya alarm dan relay dapat berfungsi tapi masih mengalami masalah karena masih tidak bisa untuk cutting. 5. Alat dalam kondisi yang belum bisa digunkan untuk cutting, selanjutnya  periksa rangkaian osilator. Rangkaian osilator berfungsi sebagai penghasil frekuensi. Ada 10 titik pengukuran (MP1-MP10) dalam manual book. Pada titik pengukuran ini masing  –   masing titik akan diamati melalui osciloskop, namun sebelum digunakan osciloskop dikalibrasi terlebih dahulu. 6. Pada Titik pengukuran yang pertama (MP1) sambungkan probe positif  pada MP1 dan negatif pada ground, sesuaikan tegangan dan refrensi dengan manual book, yaitu berbentuk gelombang kotak dengan tegangan 5,5,V dan frekuensi 700kHz bila belum sesuai atur lebar dan tinggi gelombang pada osiloskop. Dan setelah dilakukan pengecekan di MP1 ternyata tidak ada masalah. 7. Selanjutnya pengecekan dilakukan di bagian MP2, di pengukuran ini saat coagulasi jarak puncak ke puncak ( pic to pic) lebih lebar dibandingkan saat melakukan cutting dan dalam bentuk gelombang sinus dan selanjutanya lakukan pengecekan hingga MP10 dan ternyata seletah sampai di pengukuran di MP5, output tidak sesuai dengan hasil pada manual book, pada MP5 mengalami masalah karena tidak ada intensitas / tidak muncul frekuensi tinggi dan di rangkaian MP5 terdapat potensio, untuk selanjutnya gunakan potensio tersebut untuk mengatur frekuensi yang diharapkan.

7

2.2

Operating Table (Meja Operasi)

Gambar 4 Operating Table

A. Pengertian Operating Table Operating table adalah alat yang berfungsi untuk meletakkan pasien sesuai dengan posisi yang dikehendaki dalam melakukan tindakan operasi atau pembedahan.  Nama lain operating table: 

Meja operasi



Meja bedah

B. Komponen Alat 

Matras



Pengatur posisi



Sistim hidraulik



Rem



Aksesoris

C. Prinsip Kerja Operating Table Pergerakan naik atau turun meja operasi digerakan dengan sistim hydrooulik. Pada meja operasi terdapat berbagai aksesoris yang harus di siapkan apabila akan dilaksanakan kegiatan bedah, antara lain : penyangga kepala sedang dilakukan kegiatan bedah ( tidak terjadi perubahan posisi). Pabila menggunakan sistim elektrik, perhatikan pembumian.

8

D. Hal-hal yang perlu diperhatikan

2.3



Kestabilan posisi meja.



Sistim hhydroulik, oli dan valve.



Kebersihan alat.



Pengereman.



Lakukan pemaliharaan sesuai jadwal.



Lakukan pengujian dan kalibrasi 1 tahun sekali.

Endoscope Unit

Gambar 5 Endoscope

A. Pengertian Endoscope Endoskop adalah suatu alat yang digunakan untuk memeriksa organ dalam tubuh manusia. Dapat secara visual dengan mengintip menggunakan alat tersebut (rigid/ fiber  –   skop) atau langsung melihat pada layar monitor (skop evis), sehingga kelainan yang ada pada organ tersebut dapat dilihat dengan jelas (Agus Priyanto, 2009 :13). Salah satu peralatan endoskopi medical adalah fiberskop di mana bagian dari alat yang masuk kedalam organ  bagian dalam tubuh (saluran cerna) berbentuk pipa yang lentur (fleksibel) dan di dalamnya terdapat serat-serat optic yang berfungsi sebagai pemungut gambar serta pembawa cahaya. (Agus Priyanto, 2009 : 13). Prinsip dasar dari Endoscop fibre-optic ini merupakan kumpulan serat fibre-optic yang  berdiameter 2-3 mm dan berisi sekitar 20.000 - 40.000 fibre-glass yang halus

9

dengan diameter 10 micro meter. Sinar yang berasal dari sumber cahaya ditransmisikan melalui refleksi internal secara sempurna sampai kebagian distal sampai ke obyek yang akan dilihat. Masing-masing fibre-optic masih diliuti lapisan glass dengan optical density yang lebih rendah sehingga dapat menghindari kerusakan akibat sinar yang melewati bagian dalam fibre tapi lapisan ini tidak menghantarkan sinar disamping itu masih ada ruang antar fibre yang memberikan bayangan gelap yang menyerupai jala kecil-kecil yang  biasa muncul pada gambar. Hal ini agak berbeda dengan bayangan dari lensa yang rigid. Suatu keuntungan fibreoptic ini adalah sangat fleksible walaupun alat dalam keadaan membelok maksimal tanpa mengurangi kualitas gambar. Pada instrumen modern lensa bagian distal yang terfokus pada obyek benar benar terfixasi. Kedalaman fokus obyek yang dapat diamati ialah 3mm sampai dengan 10-15cm. Bayangan gambar ini direkonstruksi pada ujung distal alat dan diteruskan kemata melalui suatu lensa yang dapat diatur menyesuaikan individu masing-masing. Endoskop adalah alat yang digunakan dalam pemeriksaan endoskopi. Alat ini berbentuk pipa kecil panjang yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh, misalnya ke lambung, ke dalam sendi, atau ke rongga tubuh lainnya. Di dalam  pipa tersebut terdapat dua buah serat optik. Satu untuk menghasilkan cahaya agar bagian tubuh di depan ujung endoskop terlihat jelas, sedangkan serat lainnya berfungsi sebagai penghantar gambar yang ditangkap oleh kamera. Di samping kedua serat optik tersebut, terdapat satu buah bagian lagi yang bisa digunakan sebagai saluran untuk pemberian obat dan untuk memasukkan atau mengisap cairan. Selain itu, bagian tersebut juga dapat dipasangi alat-alat medis seperti gunting kecil, sikat kecil, dll.

Gambar 6 Penggunaan Endoscope

10

Endoskop biasanya digunakan bersama layar monitor sehingga gambaran organ yang diperiksa tidak hanya dilihat sendiri oleh operator, tetapi juga oleh orang lain di sekitarnya. Gambar yang diperoleh selama  pemeriksaan biasanya direkam untuk dokumentasi atau evaluasi lebih lanjut.

Gambar 7 Foto Hasil Pemeriksaan Endoscope

Pemeriksaan ini sangat berperan dalam menentukan penyebab  pendarahan saluran cerna yang sulit ditentukan berdasarkan pemeriksaan radiologis. Beberapa lesi (terlihat putih atau pucat) yang tak terlihat pada  pemeriksaan radiologis dapat diketahui dengan pemeriksaan endoskopi. Beberapa jenis gangguan yang dapat dilihat dengan endoskop antara lain : abses, sirosis biliaris, perdarahan, bronkhitis, kanker, kista, batu empedu, tumor, polip, tukak, dan lain-lain.

Gambar 8 Penggunaan Endoscope 2

Tindakan endoskopi adalah untuk mengamati struktur anatomi dan fisiologi saluran pencernaaan (traktus digestivus) secara langsung dengan

11

 bantuan alat endoskopi beserta asesorisnya. Pengamatan endoskopi pada saluran cerna bagian atas dikenal dengan istilah esofago-gastro-duodenoskopi (EGD), sedangkan endoskopi pada saluran cerna bagian bawah dikenal dengan nama kolonoskopi. Esofago-gastro-duodenoskopi (EGD) merupakan  pemeriksaan di dalam saluran kerongkongan, lambung, dan usus 12 jari dengan menggunakan endoskop serat optic atau EVIS (Elektronik Video Information System). Tujuan dari pemeriksaan EGD adalah identifikasi kelainan selaput lendir di dalam saluran kerongkongan, lambung, dan usus 12  jari. Ketepatan diagnostic EGD berkisar 80-90%, bah kan bisa mencapai 100%  bila dilakukan oleh tenaga yang sudah berpengalaman. Alat endoskopi EGD umumnya dengan skop frontview (lensa kamera berada di ujung depan skop). Sedangkan endoskop dengan skop sideview digunakan untuk ERCP (Endoskopic Retrogade Cholangio Pancreatography) atau bila harus melihat dan melakukan biopsy (mengambil jaringan dengan menggunakan jarum)  pada kelainan yang terletak di sisi luar saluran (misalnya kecurigaan tumor, dll). B. Jenis Endoscopy Jenis-jenisnya cukup banyak karena saluran dalam tubuh manusia juga  beragam. Beberapa diantaranya jenis endoskop adalah : 1) Endoskop Kaku (rigid scope)

Gambar 9 Endoskop Kaku (rigid scope)

12

2) Endoskop Lentur (fiber scope)

Gambar 10 Endoskop Lentur (fiber scope)

3) Video Endoskop (evis scope)

Gambar 11 Proses Penggunaan Video Endoscope (evis scope)

13

4) Endoskop Kapsul (capsul endoscope)

Gambar 12 Endoskop Kapsul (capsul endoscope)

C. Manfaat Endoscope 1) Mengetahui bagaimana keadaan bagian dalam saluran cerna (apakah ada luka, daging tumbuh, kelainan bentuk saluran cerna, dll). 2) Dapat digunakan untuk mengambil contoh jaringan bagian dalam (biopsy) guna pemeriksaan. Endoskop tidak hanya berfungsi sebagai alat periksa tetapi juga untuk melakukan tindakan medis seperti pengangkatan polip, penjahitan, dan lainlain. Selain itu, endoskop juga dapat digunakan untuk mengambil sampel  jaringan jika dicurigai jaringan tersebut terkena kanker atau gangguan lainnya. D. Bagian –  Bagian pada Endoskop 1) Alat ini berbentuk pipa kecil panjang yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh melalui mulut, hidung, anus. 2) Terdiri dari 2 buah serat optik. Satu untuk menghasilkan cahaya. Sedangkan, serat lainnya berfungsi sebagai penghantar gambar yang ditangkap oleh kamera.

14

Gambar 13 Bagian - Bagian pada Endoskop

Bagian lainya bisa digunakan sebagai saluran untuk pemberian obat dan untuk memasukkan atau mengisap cairan. dipasang gunting kecil, sikat kecil, dan lain-lain. E. Cara Kerja Untuk mendapatkan visual dari dalam tubuh dapat dilakukan dengan menggunakan kamera dan ditampilkan pada layar atau melihat secara langsung (dengan meneropong).

Gambar 14 Cara Kerja 1

Dengan Metode Menggunakan Peneropongan

Gambar 15 Cara Kerja 2

15

F. Keunggulan dan Kelemahan 1) Keunggulan 



Dapat melakukan operasi tanpa melakukan pembedahan, misal  pengangkatan jaringan tumor. Dapat menggantikan fungsi tindakan operasi, lebih nyaman, biaya lebih murah dan efisien.



Dapat melakukan diagnostik yang cukup akurat.



Dapat mendeteksi adanya infeksi, bisul, tumor, radang, dll.



Hasil pemeriksaan dapat langsung dicetak.

2) Kelemahan 

Kemungkinan terjadi sakit tenggorokan atau terjadi pembengkakan.

G. Perawatan Endoskop Alat Endoskop merupakan alat yang canggih dengan harga yang cukup mahal. Perawatan Endoscop beserta kelengkapannya merupakan salah satu faktor penting didalam menunjang keberhasilan tindakan Endoscopi dan mempertahankan alat tetap awet dan tidak mudah rusak. Konsep  pemeliharaan alat meliputi hal berikut : 1) Handling Alat Alat harus diperlakukan dengan halus dan penuh kasih sayang. Tahapan yang harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh untuk mencegah kerusakan alat dimulai dari cara mengambil alat dari lemari  penyimpanannya, membawa alat ke tempat pemeriksaan, meletakkan alat  pada sandaran Endoscop atau meja pemeriksaan, memasang alat pada sumber cahaya, saat memulai tindakan, waktu manuver, observasi dan waktu menarik alat dari pasien, melepas alat dari sumber cahaya, membersihkan alat, mengeringkan serta mengembalikannya lagi ke lemari  penyimpanan. 2) Peyimpanan Tempat penyimpanan alat harus mempunyai suhu konstan di  bawah 20ºC. Kelembaban diusahakan stabil dengan memelihara silica gel yang harus selalu diganti, bebas jamur dan bakteri. Lemari penyimpanan 16

Endoscop didesain sesuai kebutuhan, sandaran dibuat dengan kemiringan 60º dengan dilapisi peredam untuk melindungi dari benturan sewaktu mengambil dan meletakkan Endoscop. 3) Pembersihan Pembersihan alat endoscop melalui 3 tahapan yaitu: pembersihan, desinfektan dan steril. Hati-hati terjadi kontaminasi infeksi yang sering terjadi pada paska skleroterapi. Oleh karena itu perlu tindakan  pembersihan yang baik. Kelalaian pada proses ini dapat mengakibatkan terjadinya infeksi paska tindakan.

2.4

Laparascopy Unit

Gambar 16 Laparascopy Unit

A. Pengertian Laparascopy Unit Laparoskopi adalah suatu teknik operasi yang menggunakan alat-alat  berdiameter 5 hingga 12 mm untuk menggantikan tangan dokter bedah melakukan prosedur bedah di dalam rongga perut. Untuk melihat organ di dalam perut tersebut digunakan kamera yang juga berukuran mini dengan terlebih dahulu dimasukkan gas untuk membuat ruangan di rongga perut lebih luas. Dokter bedah melakukan pembedahan dengan melihat layar monitor dan mengoperasikan alat-alat tersebut dengan kedua tangannya. Atau dapat diartikan tindakan bedah yang tidak membutuhkan sayatan lebar karena menggunakan alat bantu kamera kecil yang dapat dimasukkan dalam rongga abdomen untuk melihat lambung, hati, dan organ-organ lain. Metode ini

17

dikatakan makin berkembang dengan didukung oleh peralatan canggih yang disebut Endo Alfa. Alat ini merupakan yang pertama di indonesia dan yang ketiga di Asia, selain Jepang dan Hongkong. indo Alfa dilengkapi dengan teknologi Narrow Brand Image (NBI) yang menangkap warna yang lebih spesifik dalam  pemeriksaan. Dengan gambar yang lebih jelas, dokter dapat dengan tepat dan cepat mendeteksi keganasan kanker sejak dini. B. Keuntungan dan Kerugian 1) Keuntungan  

Rasa nyeri minimal karena luka operasi kecil dan tidakmelukai otot. Pemulihan dan penyembuhan lebih cepat sehingga waktu perawatan di rumah sakit lebih singkat dan cepat kembali ke aktivitas normal.

Luka kecil mengakibatkan perut bekas operasi hampirtidak terlihat 2) Kerugian 





Teknik operasi ini tidak dapat dilakukan pada pasien-pasian yang  pernah operasi perut sehingga terjadi perlengketan hebat di dalam rongga perut. Biaya yang dibutuhkan untuk operasi ini relative lebih mahal.

C. Indikasi dan Kontraindikasi 1) Indikasi a. Indikasi Diagnostik 

Diagnosis diferensiasi patologi genetalia internal.



Infertilitas primer dan atau sekunder.



Second look operation,apabila diperlukan tindakan berdasarkan operasi sebelumnya.

Mencari dan mengangkat translokasi AKDR.  b. Indikasi Terapi 



Kistektomi , miomektomi dan histerektomi.

Hemostasis perdarahan pada perforasi uterus akibat tindakan sebelumnya. c. Indikasi operatif terhadap adneska 



Fimbrioplasti, salpingostomi, salpingolisis.



Koagulasi lesi endometriosis.

18



Aspirasi cairan dari suatu konglomerasi untuk diagnostik yang terapeutik.



Salpingektomi pada kehamilan ektopik.



Kontrasepsi mantap (oklusi tuba).

Rekontruksi tuba atau reanastromosis tuba pascatubectomi. d. Indikasi operatif terhadap ovarium 

 





Pungsi folikel matang pada program fertilisasi in-vitro. Biopsi ovarium pada keadaan tertentu (kelainan kromosom atau  bawaan, curiga keganasan). Kistektomi antara lain ada kista coklat (endometrioma), kista dermoid, dan kista ovarium lain. Ovariolisis, pada perlekatan periovarium.

2) Kontraindikasi a. Kontraindikasi absolut 



Kondisi pasien yang tidak memungkinkan untuk dilakukannya anestesi. Diatese hemoragik sehingga mengganggu funsi pembekuan darah.

Peritonitis akut terutama yang mengenai abdomen bagian atas, disertai dengan distensi dinding perut ,sebab kelainan ini merupakan kontraindikasi untuk melakukan pneumoperitonium.  b. Kontraindikasi relative 





Tumor abdomen yang sangat besar,sehingga sulit untuk memasukkan trokar kedalam rongga pelvis oleh karena trokar dapat melukai tumor tersebut. Hernia abdominalis, dikawatirkan dapat melukai usus pada saat memasukkan trokar ke dalam rongga pelvis, atau memperberat hernia pada saat dilakukan pneumoperitonium.kini kekhawatiran ini dapat di hilangkan dengan modifikasi alat pneumoperitonium otomatic.

19

2.5

Anasthesi Unit

Gambar 17 Anasthesi Unit

A. Pengertian Anasthesi Anestesi (pembiusan; berasal dari Bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthetos, "persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan  berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846. Anestesi menurut arti kata adalah hilangnya kesadaran rasa sakit, namun obat anestasi umum tidak hanya menghilangkan rasa sakit akan tetapi  juga menghilangkan kesadaran. Pada operasi-operasi daerah tertentu seperti  perut, maka selain hilangnya rasa sakit dan kesadaran, dibutuhkan juga relaksasi otot yang optimal agar operasi dapat berjalan dengan lancar (Ibrahim, 2000). B. Tujuan Anasthesi Tujuannya untuk menghalau rasa sakit di bagian tubuh tertentu, daripada harus melakukan pembiusan total. Tujuan utama dari pemberian obat premedikasi adalah untuk memberikan sedasi psikis, mengurangi rasa cemas dan melindungi dari stress mental atau factor-faktor lain yang berkaitan dengan tindakan anestesi yang

20

spesifik. Hasil akhir yang diharapkan dari pemberian premedikasi adalah terjadinya sedasi dari pasien tanpa disertai depresi dari pernapasan dan sirkulasi. Kebutuhan premedikasi bagi masing-masing pasien dapat berbeda. Rasa takut dan nyeri harus diperhatikan betul pada pra bedah. Tujuan anastesi adalah untuk menyediakan, atau menghilangkan rasa sakit.Memblokir impuls saraf dari bagian bawah segmen tulang belakang yang mengakibatkan penurunan sensasi di bagian bawah tubuh. Obat epidural  jatuh ke dalam kelas obat yang disebut bius lokal seperti bupivacaine, chloroprocaine, atau lidokain.. Mereka sering disampaikan dalam kombinasi dengan opioid atau narkotika, seperti fentanyl dan sufentanil, untuk mengurangi dosis yang diperlukan bius lokal. Efek somatic ini timbul didalam kecerdasan dan menumbuhkan dorongan untuk bertahan atau menghindari kejadian tersebut. Kebanyakan  pasien akan melakukan modifikasi terhadap manifestasi efek somatic tersebut dan menerima keadaan yaitu dengan Nampak tenang. Reaksi saraf simpatis terhadap rasa takut atau nyeri tidak dapat disembunyikan oleh pasien. Rasa takut dan nyeri mengaktifkan syaraf simpatis untuk menimbulkan perubahan system sirkulasi dalam tubuh. Perubahan ini disebabkan oleh stimulasi efferen simpatis yang ke pembuluh darah, dan sebagian karena naiknya katekolamin dalam sirkulasi. C. Manfaat Anasthesi 1) Digunakan sebagai diagnostic, untuk menentukan sumber nyeri. 2) Digunakan sebagai terapi, local anestesi merupakan bagian dari terapi untuk kondisi operasi yang sangat nyeri, kemampuan dokter gigi dalam menghilangkan nyeri pada pasien meski bersifat sementara merupakan ukuran tercapainya tujuan terapi. 3) Digunakan untuk kepentingan perioperatif dan postoperasi. Proses operasi yang bebas nyeri sebagian besar menggunakan anestesi local, mempunyai metode yang aman dan efektif untuk semua pasien operasi dentoalveolar. 4) Digunakan untuk kepentingan postoperasi. Setelah operasi dengan menggunakan anestesi umum atau lokal, efek anestesi yang berlanjut sangat penting untuk mengurangi ketidaknyamanan pasien.

21

D. Keuntungan dan Kerugian 1) Keuntungan 

Tidak diperlukan persiapan khusus pada pasien.



Tidak membutuhkan alat dan tabung gas yang kompleks.



Tidak ada resiko obstruksi pernapasan. Durasi anestesi sedikitnya satu  jam dan jika pasien setuju dapat diperpanjang sesuai kebutuhan operasi gigi minor atau adanya kesulitan dalam prosedur.

Pasien tetap sadar dan kooperatif dan tidak ada penanganan pasca anestesi. 2) Kerugian 



Ini mungkin tidak bekerja dengan baik pada awal penggunaan.



Menimbulkan rasa gatal atau demam.



Pasien mungkin merasakan hanya mati rasa di bagian perut.

E. Efek Samping Ada beberapa macam  penggunaan diantaranya : a.  b. c. d. e.

efek

samping

yang

ditimbulkan

pada

Penurunan tekanan darah. Sakit kepala (juga dikenal sebagai tulang punggung sakit kepala). Pada bayi, mungkin membuat penurunan tekanan darah. Sakit kepala juga sangat jarang, tetapi mungkin dapat terjadi. Reaksi terhadap obat-obatan yang berlebihan, sepert ruam.

F. Standar Operasional Prosedur Kebutuhan dan cara kerja anestesi beranekaragam. Anestesi juga memiliki cara penggunaan yang berbeda sesuai kebutuhannya. Tak hanya cara disuntikkan saja, tetapi juga dihirup melalui alat bantu nafas. Beberapa cara  penggunaan anestesi ini di antaranya : 1) Melalui pernafasan Beberapa obat anestesi berupa gas seperti isoflurane dan nitrous oxide, dapat dimasukkan melalui pernafasan atau secara inhalasi. Gas-gas ini mempengaruhi kerja susunan saraf pusat di otak, otot jantung, serta  paru-paru sehingga bersama-sama menciptakan kondisi tak sadar pada  pasien. 22

Penggunaan bius jenis inhalasi ini lebih ditujukan untuk pasien operasi besar yang belum diketahui berapa lama tindakan operasi diperlukan. Sehingga, perlu dipastikan pasien tetap dalam kondisi tak sadar selama operasi dilakukan. 2) Injeksi Intravena Sedangkan obat ketamine, thiopetal, opioids (fentanyl, sufentanil) dan propofol adalah obat-obatan yang biasanya dimasukkan ke aliran vena. Obat-obatan ini menimbulkan efek menghilangkan nyeri, mematikan rasa secara menyeluruh, dan membuat depresi pernafasan sehingga membuat pasien tak sadarkan diri. Masa bekerjanya cukup lama dan akan ditambahkan bila ternyata lamanya operasi perlu ditambah. 3) Injeksi pada spinal / Epidural Obat-obatan jenis iodocaine dan bupivacaine yang sifatnya lokal dapat diinjeksikan dalam ruang spinal (rongga tulang belakang) maupun epidural untuk menghasilkan efek mati rasa pada paruh tubuh tertentu. Misalnya, dari pusat ke bawah. Beda dari injeksi epidural dan spinal adalah pada teknik injeksi. Pada epidural,injeksi dapat dipertahankan dengan meninggalkan selang kecil untuk menambah obat anestesi jika diperlukan perpanjangan waktu tindakan. Sedang pada spinal membutuhkan jarum lebih panjang dan hanya bisa dilakukan dalam sekali injeksi untuk sekitar 2 jam ke depan. 4) Injeksi Lokal Iodocaine dan bupivacaine juga dapat di injeksi di bawah lapisan kulit untuk menghasilkan efek mati rasa di area lokal. Dengan cara kerja memblokade impuls saraf dan sensasi nyeri dari saraf tepi sehingga kulit akan terasa kebas dan mati rasa.

23

2.6

Hermonic Scapel

Gambar 18 Hermonic Scapel

A. Pengertian Hermonic Scapel Sebuah pisau bedah harmonik (Harmonic Scapel) adalah sebuah  peralatan medis yang digunakan dalam prosedur pembedahan sebagai pilihan untuk pisau bedah baja atau elektro-bedah diathermy yang menggunakan teknologi ultrasound untuk memotong jaringan sekaligus menyegel tepi dipotong. B. Perlengkapan Hermonic Scapel 

Sistem biasanya terdiri dari transduser genggam ultrasonik.



Generator.



Food Switch.



Pisau harmonic.

C. Cara Kerja 





Energi listrik yang dihasilkan oleh generator masuk ke dalam bagian tangan. Cakram keramik piezoelektrik mengubah energi listrik menjadi gerakan mekanis, gerakan mekanis di transfer ke poros, dimana diperkuat oleh node silikon. Pisau bergetar longitudinal di 55.500 Hz yang memungkinkan pemisahan  jaringan dengan thermal transfer minimal.

24

D. Kelebihan dan Kekurangan 1) Kelebihan 

Khusus dirancang untuk pembedahan halus dan lembut

Menawarkan keuntungan terobosan dalam hal efisiensi, ergonomi,  performa, dan banyak lagi. 2) Kekurangan 

 



2.7

Pisau bedah harmonik tidak mudah bermanuver. Membutuhkan waktu lebih lama untuk memotong dan mengentalkan  jaringan. Pisau bedah harmonic hanya menggumpal seperti memotong.

Suction Unit

Gambar 19 Suction Unit

A. Pengertian Suction Unit Suction Pump adalah sebuah alat medis yang digunakan untuk membersihkan cairan dari dlam tubuh manusia. Tentu saja cairan yang tidak  berfungsi oleh tubuh, seperti lender jalan nafas, darah yang keluar pada saat operasi dan cairan lainya yang perlu dikeluarkan. Suction pump terdiri dari tabung, selang, motor (mesin), Suction regulator, Manometer, dan beberapa komponen penting lainya. Semua komponen bekerja dengan system yang dapat diatur sesuai dengan kondisi  penggunaan. Ketika cairan terlalu kental kekuatan hisapan juga akan  bertambah, begitu juga sebaliknya.

25

B. Jenis  –  Jenis Suction Unit 1) Suction Pump Mobile Alat Suction Pump type ini memiliki daya hisap yang cukup kuat, memiliki dua tabung dengan kapasitas 2,5 Liter. Jenis suction pump mobile ini cocok digunakan di ruang operasi, UGD ataupun ruang ICU. 2) Suction Pump Portable Jenis portable ini biasanya digunakan di ruang perawatan, atau  juga dirumah untuk pasien yang dirawat dirumah. Daya hisap tidak terlalu  besar dan terdiri dari satu buah tabung. 3) Suction Pump Transport Alat sucation ini biasanya digunakan di unit emergency, seperti ambulance, untuk keperluan evakuasi dan lain sebagainya. Alat suction ini memiliki daya hisap yang ringan, dengan baterai AC/DC sehingga cocok digunakan disegala tempat. C. Standart Operasional Prosedur Persiapan Alat : 

Siapkan Suction Pump.



Siapkan selang penghisap sesuai kebutuhan.



Air untuk membersihkan.



Sarung tangan.



Tongue spatel dan pinset untuk memegang selang.

Persiapan Pasien : 



Pasien dalam kondisi sadar posisikan setengah duduk, pasien tidak sadar  posisikan miring. Posisi kepala dikondisikan agar alat dapat berjalan lancar.

Proses Penyedotan : 

Dekatkan alat pada pasien.



Siapkan selang dan pasang pada mesin suction pump.



Hidupkan alat dan seting daya hisapnya sesuai kebutuhan.

26



Uji coba pada air, apakah dapat berfungsi dengan baik.



Buka mulut pasien dengan tongue spatel.



Masukan selang dan hisap lendir sampai selesai.



Matikan mesin dan proses telah selesai dilakukan.

D. Prinsip Kerja Motor suction adalah sebuah motor listrik, biasanya hanya bekerja  pada satu tegangan, yaitu tegangan 100 V atau 220 V, Rpm 145, 59/60 Hz, maka ketika pemilihan motor dilakukan harus sesuai dengan besaran tegangan yang ada di dalam rangkaiannya dapat kita temukan sebuah capasitor yang memiliki fungsi sebagai starting capasitor. Motor akan memutar beserta kipas penghisap sehingga dapat menghisap cairan dalam tubuh pasien lewat selang penghisap yang terhubung lewat tabung dan filter. E. Pemeliharaan Suction pump merupakan alat kesehatan unit yang bisa berkali  –   kali dipakai dan bergantian antara pasien yang satu dengan yang lainnya. Untuk  pemeliharaan alat suction pump bisa dengan lakukan hal berikut : 





Bersihkan tabung dan selang setiap selesai memakai alat suction pump ini. Dibersihkan dengan desinfectan agar steril. Cek kondisi monitor dan daya hisap apakah masih berfungsi dengan baik. Ini dapat dilakukan seminggu sekali. Cek mesin kompresor suction pump, apakah masih dalam kondisi baik atau sudah mulai lemah.

27

2.8

Operating Theather

Gambar 20 Operating Theather

A. Pengertian Operating Theather Ruang operasi adalah suatu unit di rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan tindakan pembedahan secara elektif maupun akut, yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus lainnya. Luas ruangan harus cukup untuk memungkinkan petugas bergerak sekeliling peralatan  bedah. Ruang operasi harus dirancang dengan faktor keselamatan yang tinggi. B. Syarat Operating Theather 

Lebar pintu minimal 1,2 m dan tinggi minimal 2,1 m, terdiri dari dua daun  pintu, dan semua pintu harus selalu dalam keadaan tertutup.



Pintu keluar masuk harus tidak terlalu mudah dibuka dan ditutup.



Sepertiga bagian pintu harus dari kaca tembus pandang.



Paling sedikit salah satu sisi dari ruang operasi ada k aca.



Ukuran kamar operasi minimal 6 x 6 m2 dengan tinggi minimal 3 m.



Pertemuan lantai, dinding dan langit-langit dengan lengkung.









Plafon harus rapat, kuat dan tidak bercelah, terbuat dari bahan yang kuat, aman dan tinggi minimal 2,70 m dari lantai. Dinding terbuatdaribahanporselenatauvynilsetinggilangit- langit atau dicat dengan cat tembok berwarna terang yang aman dan tidak luntur. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan,  permukaan rata dan tidak licin serta berwarna terang, contoh : vinyl atau keramik. Tersedia lampu operasi dengan pemasangan seimbang, baik jumlah lampu operasi dan ketinggian pemasangan. Harus tersedia gelagar (gantungan) 28

lampu bedah dengan profil baja double INP 20 yang dipasang sebelum  pemasangan langit- langit. 



Pencahayaan 300 – 500 lux, meja operasi 10.000 – 20.000 lux dengan warna cahaya sejuk atau sedang tanpa bayangan. Ventilasi sebaiknya menggunakan AC tersendiri yang dilengkapi filter  bakteri, untuk setiap ruang operasi yang terpisah dengan ruang lainnya. Pemasangan AC minimal 2 meter dari lantai dan aliran udara bersih yang masuk ke dalam kamar operasi berasal dari atas ke bawah. Khusus untuk ruang bedah ortopedi atau transplatasi organ harus menggunakan  pengaturan udara UCA (Ultra Clean Air) System.



Suhu kamar idealnya 20 – 26 C dan harus stabil.



Kelembaban ruangan 50 – 60%.



Kebisingan 45 dB.

C. Rancang Bangun Operating Theather 

Kamar yang tenang untuk tempat pasien menunggu tindakan anestesi yang dilengkapi dengan fasilitas induksi anestesi.



Kamar operasi yang langsung berhubungan dengan kamar induksi.



Kamar pulih (recovery room).





Ruang yang cukup untuk menyimpan peralatan, llinen, obat farmasi termasuk bahan narkotik. Ruang/tempat pengumpulan/pembuangan peralatan dan linen bekas pakai operasi.



Ruang ganti pakaian pria dan wanita terpisah.



Ruang istirahat untuk staf yang jaga.



Harus disediakan spoelhock untuk membuang barang-barang bekas operasi.



Disarankan terdapat pembatasan yang jelas.



Daerah bebas, area lalu lintas dari luar termasuk pasien.



Daerah semi steril, daerah transisi yang menuju koridor kamar operasi dan ruangan semi steril.

29

2.9

Laser

Gambar 21 Laser

A. Pengertian Laser Laser merupakan singkatan dari Ligh Amplification by the Stimulated Emmision of Radiation. Laser merupakan suatu alat yang dapat memancarkan cahaya mulai dari panjang gelombang inframerah yang paling jauh, daerah cahaya tampak, sampai pada daerah vakum ultraviolet serta daerah sinar-X. Cahaya yang dipancarkan oleh laser dihasilkan dari stimulasi emisi radiasi dari medium dalam laser. Emisi tersebut dikuatkan sehingga menghasilkan cahaya bersifat monokromatis (satu panjang gelombang), koheren, terarah, dan memiliki kecerahan (brightness) yang tinggi. Emisi radiasi dirangsang ketika atom-atom dibangkitkan kedalam sifat energi dasar dalam ground. Atom-atom penguat harus lebih dibangkitkan ke level energy tertinggi untuk menghasilkan inverse populasi yang berkitan dengan jumlah atom pada level menegah. Pembangkitan atom-atom tersebut distimulasikan untuk perusakan secara koheren pada tingkat energi menengah sehingga kuat radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang sesuai dengan energi GAP yang dihasilkan. B. Kelebihan dan Kekurangan Solid-state laser adalah Laser yang menggunakan zat padat sebagai mediumnya. Salah satu solid-state laser adalah laser titanium safir.

30

1) Kelebihan Laser titanium safir digunakan untuk pengukur jarak pada militer, selain itu laser titanium safir juga banyak digunakan dalam penelitian. 2) Kekurangan 



Laser Titanium Safir adalah jarang digunakan dalam industri, terutama karena efisiensi yang rendah dan tingkat pengulangannya rendah.

C. Jenis  –  Jenis Laser 1) Solid-state laser material telah dikuatkan terdistribusi dalam matriks padat (seperti ruby atau neodymium: yttrium-aluminium garnet laser yag). Laser neodymium-yag memancarkan cahaya inframerah pada 1.064 nanometer (nm). 2) Laser Gas (helium dan helium-neon, hene, merupakan laser gas yang  paling umum) memiliki output utama dari lampu inframerah. CO2 laser memancarkan energi jauh dari inframerah, dan digunakan untuk memotong material keras. 3) Laser Excimer (nama ini berasal dari istilah excited dan dimers) menggunakan gas reaktif, seperti klorin dan fluorin, dicampur dengan gas inert seperti argon, kripton atau xenon. Ketika elektrik dirangsang, molekul pseudo (dimer). Ketika lased, dimer menghasilkan cahaya dalam kisaran ultraviolet. 4) Dye laser menggunakan pewarna organik kompleks, seperti rhodamine 6g, dalam larutan cair atau suspensi sebagai media penguat. 5) Semiconductor laser, kadang-kadang disebut dioda laser, laser yang tidak solid-state. Perangkat elektronik yang menggunakan ini umumnya sangat kecil dan menggunakan daya yang rendah. Mereka dapat dibangun menjadi array yang lebih besar, seperti sumber penulisan dalam beberapa  printer laser atau CD player. D. Manfaat Laser dalam berbagai Bidang Dalam bidang kedokteran dan kesehatan

Sinar laser digunakan antara lain untuk mendiagnosis penyakit,  pengobatan penyakit, dan perbaikan suatu cacat serta penbedahan.

31

Pada bidang industri

Sinar laser bermanfaat untuk pengelasan, pemotongan lempeng baja, serta untuk pengeboran. Pada bidang astronomi

Sinar laser berdaya tinggi dapat digunakan untuk mengukur jarak Bumi Bulan dengan teliti. Dalam bidang fotografi

Laser mampu menghasilkan bayangan tiga dimensi dari suatu benda, disebut holografi. Dalam bidang elektronika

Laser solid state berukuran kecil  penyimpanan memori optik dalam computer.

digunakan

dalam

system

Dalam bidang komunikasi

Laser berfungsi untuk memperkuat cahaya menyalurkan suara dan sinyal gambar melalui serat optik.

sehingga

dapat

E. Prinsip Kerja Laser Laser dihasilkan dari proses relaksasi elektron. Pada saat proses ini maka sejumlah foton akan di lepaskan berbeda sengan cahaya senter emisi  pada laser terjadi dengan teratur sedangkan pada lampu senter emisi terjadi secara acak. Pada laser emisi akan menghasilkan cahaya yang memiliki  panjang gelombang tertentu. berbeda dengan lampu senter emisi akan mengasilkan cahaya dengan banyak panjang gelombang. proses yang terjadi adalah elektron pada keadaan ground state (pada pita valensi) mendapat energi kemudian statusnya naik menuju pita konduksi ( keadaan eksitasi) kemudian elektron tersebut kembali ke keadaan awal (ground state) diikuti dengan beberapa foton yang terlepas. Kemudian agar energi yang dibawa cukup besar maka dibutuhkan sebuah resonator resonator ini dapat berupa lensa atau cermin yang sering digunakan adalah lensa dan cermin. ketika di dalam resonator maka foton-foton tersebut akan saling memantul terhadap dinding resonator sehingga cukup kuat untuk meninggalkan resonator

32

tersebut. laser cukup kuat digunakan sebagai alat pemotong misalnya adalah laser CO2 laser yang kuat adalah tingkat pelebaranya rendah dan energi fotonya tinggi.

2.10

Operating Microscope

Gambar 22 Operating Microscope

A. Pengertian Operating Microscope Bedah mikro adalah tindakan yang dilakukan pada bagian tubuh yang memerlukan mikroskop untuk melihat dan mengoperasinya. Ini termasuk  pembuluh darah kecil, saraf, dan tuba. Bedah mikro biasanya dilakukan pada daerah telinga, hidung, dan tenggorokan karena ini memiliki struktur kecil dan halus. Tindakan yang menggunakan ruang operasi bermikroskop atau kaca  pembesar bertenaga tinggi ini biasanya bukan pilihan pertama untuk  pengobatan rekonstruksi, tetapi dapat digunakan untuk memperbaiki masalah yang rumit dalam tindakan lain seperti penutupan primer, pencangkokan kulit,  penyembuhan sekunder, atau cangkok jaringan kulit lokal dan regional. Sejarah bedah mikro dimulai ketika mikroskop untuk operasi pertama kali diperkenalkan dan dengan itu juga deskripsi pertama anastomosis  pembuluh darah dibuat. Pada tahun 1960, teknik bedah mikro menjadi lebih  populer, dan pada tahun 1964, telinga kelinci berhasil ditanam kembali melalui tindakan bedah mikro. Tindakan pertama ini luar biasa karena melibatkan pembuluh darah berukuran 0,1 cm. Setelah dua tahun, seekor monyet menjalani bedah mikro untuk memisahkan kaki yang menempel di

33

tangan. Ini sekali lagi membuktikan pentingnya bedah mikro dalam  pengobatan modern. Keberhasilan tindakan itu diperkuat lagi dengan  peningkatan keunggulan perbaikan arteri digital dan penyambungan kembali  jari. Karena keberhasilan yang didapat tindakan ini selama tahun 1960-an,  bedah mikro untuk memindahkan jaringan komposit menjadi populer pada 1970-an. Selama dekade berikutnya, tindakan rekonstruksi mandibula untuk kanker yang disebut transplantasi jaringan autologous diperkenalkan. Keberhasilan yang dialami tindakan ini selama bertahun-tahun telah membuat  bedah mikro menjadi sangat penting dalam bedah plastik. B. Cara Kerja Peralatan yang digunakan untuk bedah mikro akan membantu memperbesar bidang operasi dan memungkinkan gerakan presisi meski dengan pembesaran tinggi. Pembesaran memungkinkan dilakukannya operasi  pada struktur yang sebenarnya sangat sulit untuk dilihat karena berukuran mikroskopis. Alat yang paling penting dalam bedah mikro yang adalah mikroskop, instrumen bedah mikro, dan mikroskopis mat. Mikroskop yang digunakan dalam operasi biasanya berbeda satu sama lain karena masingmasing memiliki fitur dan tujuan penggunaannya sendiri. Beberapa mikroskop ada yang berdiri sendiri, sementara yang lain dipasang di langitlangit; masing-masing dilengkapi dengan lengan bergerak yang memungkinkan ahli bedah untuk mengubah posisi mikroskop. Karena rumitnya dan sifat khusus dari jenis tindakan ini, beberapa  pertimbangan harus dibuat dan beberapa faktor yang tidak diperlukan dalam operasi konvensional diperkenalkan. Lokasi bedah, mengingat ukuran mereka, hanya dapat dilihat karena set khusus lensa mikroskop dan sumber cahaya intensitas tinggi yang digunakan selama tindakan. Ruang operasi juga diatur dengan pencahayaan rendah sehingga pencahayaan mikroskop ditingkatkan. Tim bedah juga memiliki kamera video yang menampilkan apa yang terjadi di  bidang operasi. Selanjutnya, pembesaran yang biasanya diperlukan untuk  bedah mikro adalah sekitar lima sampai empat puluh kali. Untuk mengidentifikasi dan mengekspos struktur, perbesaran rendah digunakan. Untuk perbaikan mikro, perbesaran yang lebih tinggi sering diperlukan. Perbesaran rendah (sekitar dua sampai enam kali) menggunakan loupes bedah atau lensa pembesar yang ditempatkan pada sepasang kacamata.

34

C. Instrument dalam Operating Microscope Instrumen bedah mikro berbeda yang digunakan dalam tindakan ini dirancang khusus. Instrumen ini dibuat agar mampu bermanuver, bahkan dalam struktur mikroskopis dalam tubuh. Beberapa instrumen yang digunakan dalam mikro antara lain sebagai berikut: 

Forceps.



Tempat jarum.



Gunting.



Jepitan vaskular yang digunakan untuk mengontrol perdarahan.



Clamp Applicator.



Irigator yang digunakan untuk mencuci.





Dilator pembuluh darah yang digunakan untuk membuka memotong  pembuluh darah. Alat-alat bedah standard.

D. Resiko dan Komplikasi Semua tindakan bedah memiliki resiko, terutama yang rumit dan melibatkan bagian tubuh mikroskopis. Bedah Mikro dapat menyebabkan komplikasi dan resiko sebagai berikut : 

Tersumbatnya cangkok jaringan kulit



Lemak nekrosis



Hematoma



Infeksi



Kerusakan luka/komplikasi



Komplikasi sistemik terkait dengan anestesi



Trombosis vena dalam dan emboli paru-paru

Pasien harus membahas tindakan ini secara rinci dengan dokter bedah mereka atau menemui dokter untuk memahami, tidak hanya manfaatnya tetapi  juga kemungkinan resiko dan komplikasi tindakan ini.

35

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan

Dari beberapa alat bedah di atas, dapat di simpulkan bahwa setiap alat  bedah memiliki fungsi yang berbeda sesuai dengan tujuannya di ciptakan, dari  beberapa alat bedah yang di jelaskan di atas, masih banyak alat bedah yang digunakan di Indonesia, bahkan di dunia, kita sebagai mahasiswa teknik medis setidaknya dapat mengetahui apa saja alat bedah, khususnya yang ada di Indonesia ini.

3.2

Kritik dan Saran

Dari paparan makalah alat bedah di atas diharapkan kepada pembaca untuk dapat memahami dengan baik sehingga dapat mengamalkannya kepada masyarakat luas meskipun makalah ini jauh dari kata sempurna, saya sangat mengharapkan kritik dan saran khususnya kepada penulis yang bersifat membangun untuk kebaikan makalah ini.

36

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF