Makala H
July 6, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Makala H...
Description
MAKALAH TEORI AKUNTANSI “POSITIVE ACCOUNTING THEORY”
Di Susun Oleh :
Nama
Kelas
: Fakhrani Rizki Maulida
(27215616)
Hesti Nopiyanti
(23215152)
Tiara Fahlevie
(26215886)
: 3EB17
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA 2018
i
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. waktunya. Makalah yang berjudul Teori Akuntansi Positif ( Positive Positive Accounting Theory) ini ditulis dalam rangka untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen Teori Akuntansi. Pada kesempatan kali ini izinkanlah penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah yang dibuat ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya baik bentuk, isi maupun teknik penyajiannya, oleh sebab itu kritikan yang bersifat membangun dari berbagai pihak penulis terima dengan tangan terbuka serta sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat memenuhi sasarannya.
Bekasi, Maret 2017
ii
DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar ............................................ ................................................................... ............................................. .................................. ............ ii Daftar Isi............................................ Isi................................................................... ............................................. ............................................. ....................... iii BAB I
PENDAHULUAN .......................................... ................................................................. ...................................... ............... 1 1.1 Latar Belakang Masalah .................................. ........................................................ ............................... ......... 2 1.2 Rumusan Masalah Masal ah ...................................................... .......................................................................... .................... 3 1.3 Tujuan Penulisan ............................................. .................................................................... ............................... ........ 3 1.4 Manfaat Penulisan ........................................... .................................................................. ............................... ........ 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ............................................ ................................................................... ........................... .... 4 2.1 Konsep Positive Accounting Theory .......................................... .............................................. .... 4 2.2 Perilaku Perusahaan Terhadap Positive Accounting Theory ......... 7 2.3 Pengukuran Variabel Akuntansi ............................................ ..................................................... ......... 8
BAB III KESIMPULAN DAN DAN SARAN ............................................ ............................................................ ................ 10 3.1 Kesimpulan ...................................................... ............................................................................ ............................... ......... 10 3.2 Saran .......................................... ................................................................ ............................................ ............................... ......... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................... ................................................................ ............................................ ........................... ..... 11 .
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Positif Accounting Theory banyak digunakan dalam melandasi penelitian di bidang akuntansi. Istilah”positif” Istilah”positif” merujuk pada sebuah teori yang berusaha untuk membuat prediksi yang baik dari peristiwa di dunia nyata. Dalam hal ini PAT, didefinisikan sebagai s ebagai (Scott, 2003): PAT berkaitan dengan prediksi tindakan sebagaimana pilihan atas kebijakan akuntansi oleh manajer perusahaan dan bagaimana manajer akan merespon terhadap standar akuntansi baru yang diusulkan. Awal perkembangan teori akuntansi menghasilkan teori normatif yang didefinisikan sebagai teori yang mengharuskan. Pendekatan klasikal yang lebih menitikberatkan pada pemikiran normatif mengalami kejayaannya pada tahun 1960-an, tetapi dalam tahun 1970-an terjadi pergeseran pendekatan dalam penelitian akuntansi. Alasan yang mendasari pergeseran ini adalah bahwa pendekatan normatif yang yang telah berjaya selama satu dekade tidak dapat menghasilkan teori akuntansi yang siap dipakai didalam praktek sehari-hari. Design sistem akuntansi yang dihasilkan dari penelitian normatif dalam kenyataannya tidak dipakai dalam praktek. Sebagai akibatnya muncul anjuran anjura n untuk memahami secara deskriptif berfungsinya sistem akuntansi didalam praktek nyata. Harapannya dengan pemahaman dari praktek langsung akan muncul design sistem akuntansi yang lebih berarti (Imam G.,2000). Teori akuntansi kadang-kadang dibingungkan dengan pengertian normatif dan positif. Watts dan Zimmerman (1986) menjelaskan teori normatif sebagai berikut : teori normatif berusaha menjelaskan informasi apa yang seharusnya dikomunikasikan kepada para pemakai informasi akuntansi dan bagaimana akuntansi tersebut akan disajikan. Jadi teori normatif berusaha menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan oleh akuntan dalam proses penyajian informasi keuangan k euangan kepada para pemakai dan bukan menjelaskan tentang apakah informasi keuangan itu dan mengapa hal tersebut terjadi. 1
Menurut Nelson dalam Anis dan Imam (2003) teori normatif sering dinamakan teori a priori (dari sebab ke akibat dan bersifat deduktif). Teori normatif bukan dihasilkan dari penelitian empiris tetapi dihasilkan dari kegiatan semi research. Sebaliknya tujuan pendekatan teori positif berusaha menguraikan dan menjelaskan apa dan bagaimana informasi keuangan disajikan serta dikomunikasikan kepada para pemakai informasi akuntansi atau dengan kata lain pendekatan teori positif bukanlah untuk memberikan anjuran mengenai bagaimana praktik akuntansi seharusnya, tetapi untuk menjelaskan mengapa praktik akuntansi mencapai bentuk seperti keadaannya sekarang. Selain itu pendekatan teori positif sangat menekankan pentingnya penelitian empiris untuk menguji apakah teori akuntansi yang telah dikemukakan dalam banyak literatur teori akuntansi dapat menjelaskan praktik akuntansi yang berlaku (Arif,1999). (Arif,1999). Usaha pemahaman secara empiris dan mendalam adalah adanya move dari komuniti peneliti akuntansi yang menitik beratkan pada, pendekatan ekonomi dan perilaku (behavior). Perkembangan financial economics dan khususnya munculnya hipotesis pasar yang efisien (effisient market hypothesis) serta teori agensi (agency theory) telah menciptakan teori suasana baru bagi penelitian empiris manajemen dan akuntansi. Beberapa pemikir akuntansi dari Rochester dan Chicago mengembangkan apa yang disebut dengan Positive Accounting theory yang menjelaskan why accounting is what it is, why accountants do what they do, dan apa pengaruh dari fenomena ini terhadap manusia dan penggunaan sumber daya (Jensen,1976 dalam Anis dan Imam, 2003). PAT mengambil sudut pandang bahwa perusahaan mengorganisasikan diri mereka dengan cara yang paling efisien, sehingga memaksimisasi prospek perusahaan untuk bisa bertahan hidup. Organisasi perusahaan ini sangat unik bergantung pada karakteristik perusahaan. Beberapa perusahaan memiliki bentuk organisasi sentralisasi, sementara yang lainnya memilih bentuk desentralisasi. Ada beberapa perusahaan melakukan aktivitas tertentu secara internal, sementara terdapat perusahaan yang lain memilih untuk 2
melakukan outsourcing. Ada perusahaan yang memilih untuk struktur pendanaan utama dari hutang, sementara perusahaan yang lain memilih sumber pendaan utamanya dari ekuitas publik. Karakteristik unik perusahaan membuat pengelolaan organisasi tersebut berbeda satu sama lain. Berdasarkan semua karakteristik tersebut maka, cara paling efisien untuk mengelola perusahaan tertentu akan bergantung pada lingkungan legal dan institusional, teknologi yang diadopsi perusahaan, dan tingkat kompetisi dalam industri. Semua faktor ini dianggap menentukan kesempatan investasi yang tersedia untuk perusahaan dan kesempatan investasi ini pada gilirannya akan menentukan prospek perusahaan. 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, penulis akan mengemukakan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan latar belakang masalah, yaitu : 1. Bagaimana konsep dari Positive Accounting Theory? 2. Bagaimana perilaku perusahaan terhadap Positive Accounting Theory? 3. Bagaimana pengukuran variabel akuntansi dalam Positive Accounting Theory? 1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui konsep dari Positive Accounting Theory 2. Untuk mengetahui perilaku perusahaan terhadap Positive Accounting Theory 3. Untuk mengetahui pengukuran variabel akuntansi dalam Positive Accounting Theory 1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memahami konsep dari Positive Accounting Theory yang telah diberikan dalam materi perkuliahan. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Positive Accounting Theory
Perkembangan teori positif tidak dapat dilepaskan dari ketidakpuasan terhadap teori normatif (Watt & Zimmerman, 1986). Selanjutnya dinyatakan bahwa dasar pemikiran untuk menganalisa menganalisa teori akuntansi dalam pendekatan normatif terlalu sederhana dan tidak memberikan dasar teoritis yang kuat. Terdapat tiga alasan mendasar terjadinya pergeseran pendekatan normatif ke positif, yaitu (Watt & Zimmerman, 1986) : 1. Ketidakmampuan pendekatan normatif dalam menguji teori secara empiris, karena didasarkan pada premis atau ata u asumsi yang salah sehingga tidak dapat diuji keabsahannya secara empiris. 2. Pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor secara individual daripada kemakmuran masyarakat luas. 3. Pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya alokasi sumber daya ekonomi secara optimal di pasar modal. Hal ini mengingat bahwa dalam sistem perekonomian yang mendasarkan pada mekanisme pasar, informasi akuntansi dapat menjadi alat pengendali bagi masyarakat dalam mengalokasi sumber daya ekonomi secara efisien. Untuk mengurangi kesenjangan dalam pendekatan normatif, Watt & Zimmerman mengembangkan pendekatan positif yang lebih berorientasi pada penelitian empirik dan menjustifikasi berbagai teknik atau metode akuntansi yang sekarang digunakan atau mencari model baru untuk pengembangan teori akuntansi dikemudian hari. Apabila teori normatif menunjukkan cara terbaik untuk melakukan sesuatu berdasar premis, norma atau standar, teori positif berusaha menjelaskan atau memprediksi fenomena nyata dan mengujinya secara empirik (Godfrey et.a1,1997 dalam Anis dan
4
Imam, 2003). Penjelasan atau prediksi dilakukan menurut kesesuaiannya dengan observasi dengan dunia nyata. Sebuah pesan dalam “Mazhab Akuntansi Akuntansi Rochester Rochester ” menyatakan bahwa sebagian besar teori akuntansi tidak saintifik karena mereka adalah normatif dan harus digantikan oleh teori positif yang menjelaskan praktik akuntansi aktual dalam arti pilihan sukarela manajemen terhadap prosedur akuntansi dan bagaimana standar regulasian berubah sepanjang waktu. Teori positif didasarkan pada proporsi bahwa manager, pemegang saham, dan regulator adalah rasional dan mereka berusaha untuk memaksimumkan utilitas mereka, yang secara langsung terkait dengan kompensasi mereka sehingga terkait dengan kemakmuran mereka (Ahmed Riahi Belkoui, 2001). Aliran positif merupakan perspektif yang dikenal luas oleh kalangan akademisi saat ini. Aliran ini pertama kali diperkenalkan di Universitas Chichago, kemudian meluas ke beberapa Universitas lainnya di Amerika Serikat seperti Rochester, Barkley, Stanford, UCLA, NY (Rasyid,1997). Teori akuntansi positif mempunyai suatu kepercayaan bahwa realita sosial berada secara independen dari manusia yang memiliki sifat atau esensi tersendiri. Hal ini mengakibatkan fenomena empiris terpisah dari penelitian. Dengan demikian validitas ilmiah dari dunia empiric diuji melalui observasi. Di dalam filsafat ilmu pengujian empiris ini dinyatakan dalam 2 cara (Chua,1986 dalam Imam,2000), yaitu : 1. Dalam pandangan aliran positif ada teori dan seperangkat pernyataan hasil observasi independen yang digunakan untuk membenarkan atau memverifikasi kebenaran teori. 2. Dalam pandangan Popperian karena pernyataan hasil observasi merupakan teori dependent dan fallible, maka teori-teori ilmiah tidak dapat dibuktikan kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk ditolak (falsified).
5
Teori akuntansi positif juga dibangun berdasarkan asumsi-asumsi tentang the nature of human society. Diasumsikan bahwa manusia selalu menentukan tujuan terlebih dahulu sebelum memilih memil ih untuk melakukan suatu aksi. Dalam hal ini manusia memiliki a single superordinate goal yaitu yaitu utility maximization asumsi maximization asumsi ini muncul dalam teori agensi akuntansi. Menurut teori ini seorang agen (manajer) akan selalu menyukai untuk bekerja sedikit dari pada banyak, sementara pemilik (principal) berharap memaksimumkan pengembalian investasinya. Teori akuntansi positif mengasumsikan bahwa harga saham lebih tergantung pada arus kas dibandingkan dengan earning yang dilaporkan. Masalah utama dalam teori positif adalah untuk menentukan bagaimana prosedur akuntansi mempengaruhi aliran kas, dengan demikian utilitas manajemen untuk memperoleh pencerahan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan manager atas prosedur akuntansi. Sistem ekonomi kapitalis merupakan landasan yang kuat untuk berkembangnya akuntansi positif. Rasyid (1997) menyatakan bahwa hubungan antara teori dan praktek dalam akuntansi positif dengan adanya suatu means-end dichotomy, yaitu keterpisahan antara dunia teori dan praktek. Asumsi ini akibat logis dari asumsi ontologis (asumsi tentang obyek penelitian) yaitu pertanyaan pert anyaan tentang keberadaan suatu obyek penelitian dan realita sosial. Peneliti harus dapat meyakinkan dirinya tentang keberadaan sesuatu yang sedang dipelajari atau diteliti, apakah real ita sosial yang akan diteliti merupakan suatu obyek yang konkrit atau merupakan suatu konsep (Gaffikin,1989 & 1998). Implikasinya dalam dunia akuntansi adalah bahwa akuntansi dan akuntan menyediakan informasi seefisien dan seefektif mungkin, sementara bagaimana manajer menggunakannya menggunakannya tidaklah menjadi perhatian perhatian akuntan dan akuntansi. Sejauh ini aliran positif selalu berupaya melakukan riset akuntansi dengan cara mengevaluasi hubungan antar variabel dengan hasil yang menyatakan signifikansi antar variabel tersebut. Oleh karena itu dalam evaluasi dan anal isisnya aliran positif sangat mengandalkan penggunaan alat 6
statistik. Semua kasus diupayakan untuk melihat dan da n disederhanakan menjadi rumusan statistik, akibatnya sering peneliti merasa kebingungan dengan hasil penelitian yang diperoleh karena semua permasalahan disederhanakan dengan rumusan statistik. Menurut Watt Zimmerman (1986) pendekatan positif telah memberikan sumbangan yang berarti bagi pengembangan akuntansi, yaitu : a. Menghasilkan pola sistematik dalam pilihan akuntansi dan memberikan penjelasan spesifik. b. Memberikan kerangka yang jelas dalam memahami akuntansi c. Menunjukkan peran utama contracting cost dalam teori akuntansi. d. Menjelaskan mengapa akuntansi digunakan dan memberikan kerangka dalam memprediksi pilihan akuntansi. e. Mendorong riset yang relevan dengan akuntansi dan menekankan pada prediksi serta penjelasan terhadap fenomena. 2.2 Perilaku Perusahaan Terhadap Positive Accounting Theory
Teori akuntansi positif mencoba untuk memahami dan memprediksi pilihan kebijakan akuntansi perusahaan. Pada umumnya penilaian terhadap kebijakan akuntansi yang akan dipilih ditujukan untuk meminimalkan biaya modal dan biaya kontrak lainnya. Kebijakan akuntansi secara umum ditentukan oleh struktur organisasi perusahaan, yang dipengaruhi oleh lingkungan dimana perusahaan berada. Dengan demikian pemilihan metode akuntansi yang akan digunakan merupakan bagian dari seluruh proses tata kelola perusahaan. Teori akuntansi positif tidak secara langsung menetapkan pilihan kebijakan akuntansi yang sesuai bagi perusahaan. Dalam hal ini, pemilihan kebijakan akuntansi akan lebih mudah apabila ditinjau dari sisi manajemen. Oleh karena manajemen memiliki fleksibilitas untuk memilih kebijakan akuntansi bagi perusahaannya, maka hal ini mengindikasikan fleksibilitas juga bagi manajemen untuk merespon perubahan yang te terjadi rjadi di lingkungan l ingkungan perusahaan, seperti adanya standar akuntansi yang baru. 7
Standar akuntansi keuangan semula dibuat oleh dewan standar di masing-masing negara, akibatnya standar akuntansi antara satu negara dengan negara lain sangat mungkin berbeda. Namun dengan adanya globalisasi dan karena adanya perbedaan lingkungan, kondisi hukum, sosial, politik, dan ekonomi antar negara, muncullah akuntansi internasional yang mencoba menguraikan teori dan praktik-praktik akuntansi yang berlaku secara internasional. Hal ini menyebabkan beberapa perubahan terkait metode akuntansi yang dapat dipilih manajemen. 2.3 Pengukuran Variabel Akuntansi dalam Positive Accounting Theory
Menurut Watt & Zimmerman (1986) tujuan teori akuntansi a kuntansi adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktek akuntansi. Penjelasan (explanation) menguraikan alasan mengapa suatu praktik dilakukan. Misalnya teori harus menjelaskan mengapa suatu praktek dilakukan, sebagai contoh teori harus menjelaskan mengapa banyak perusahaan lebih menyukai menggunakan metode FIFO dibanding LIFO, sedangkan prediksi (prediction) berarti teori harus mampu memprediksi berbagai phenomena praktik akuntansi yang belum dijalankan. Masalah utama pendekatan positif terletak pada penentuan faktor-faktor apakah yang mungkin mempengaruhi pilihan yang optimum dengan dipandu oleh asumsi teori agensi dan teori
kos perjanjian. Pilihan akuntansi
tergantung pada variabel-variabel yang merepresentasi insentif manajemen perusahaan untuk memilih metode akuntansi dengan rencana bonus, kontrak utang, dan proses politis (Belkoi, 2001). Sebagai akibatnya tiga hipotesis dihasilkan dan secara umum dinyatakan dalam perilaku oportunistik manager. Hipotesis tersebut sebagai berikut : 1. Hipotesis rencana bonus ( plan bonus hypothesis), hypothesis), menyatakan bahwa manager perusahaan dengan rencana bonus lebih mungkin menggunakan metode yang meningkatkan income income yang dilaporkan pada periode berjalan. Alasan nya adalah tindakan tersebut akan meningkatkan riil bonus jika tidak ada penyesuaian untuk untuk metode yang dipilih.
8
2. Hipotesis utang ekuitas (debt (debt equity hypothesis), hypothesis ), menyatakan bahwa semakin tinggi rasio utang ekuitas perusahaan yang ekuivalen dengan semakin
dekatnya
perusahaan
terhadap
kendala-kendala
dalam
perjanjian utang dan semakin besar probabilitas pelanggaran perjanjian dan terjadinya kos kemacetan teknis, semakin mungkin manager untuk menggunakan metode akuntansi yang meningkatkan income income.. 3. Hipotesis kos politis ( political cost hypothesis), hypothesis), menyatakan bahwa perusahaan besar bes ar lebih mungkin untuk menggunakan pilihan akuntansi yang mengurangi profit yang dilaporkan daripada perusahaan kecil.
9
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan
Teori akuntansi positif hadir karena ketidakpuasan terhadap teori normatif yang terlalu sederhana dan tidak memberikan dasar teoritis yang kuat. Pendekatan positif dikembangkan dengan berorientasi pada penelitian empirik dan menjustifikasi berbagai teknik atau metode akuntansi yang sekarang digunakan untuk menguji apakah teori akuntansi yang telah dikemukakan dalam banyak literatur teori akuntansi dapat menjelaskan praktik akuntansi yang berlaku. Kebijakan akuntansi secara umum ditentukan oleh struktur organisasi perusahaan, yang dipengaruhi oleh lingkungan dimana perusahaan berada. Dengan demikian pemilihan metode akuntansi yang akan digunakan merupakan bagian dari seluruh proses tata kelola perusahaan. Pilihan akuntansi tergantung pada variabel-variabel yang merepresentasi insentif manajemen perusahaan untuk memilih metode akuntansi dengan rencana bonus, kontrak utang, dan proses politis. Hal tersebutlah yang menyebabkan lahirnya hipotesis rencana bonus, hipotesis utang ekuitas dan hipotesis kos politik yang secara umum dinyatakan dalam perilaku oportunistik manager.
3.2 Saran
Positive accounting theory diharapkan dapat memberikan manfaat untuk menjelaskan praktek akuntansi yang dikaitkan dengan perilaku individu dalam maksimisasi utilitasnya serta dapat berperan dalam bidang keilmuan akuntansi. Selain itu, positive accounting theory juga diharapkan dapat menjadi landasan bagi para manager dalam memilih metode akuntansi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Belkoui, Ahmed Riahi. 2001. Teori Akuntansi. Akuntansi. Edisi Pertama, Buku 2. Jakarta : Salemba Empat. Januarti, Indira. (2004). (2004). “Pendekatan Dan Kritik Teori Akuntansi Positif ”. ”. Jurnal Akuntansi dan Auditing. Vol.1, No.1, Universitas Diponegoro. Priantinah, Denies. (2009). (2009). “Manajemen Laba Ditinjau Dari Sudut Pandang Oportunistik Dan Efisien Dalam Positive Accounting Theory”. Theory ”. Jurnal Pendidikan
Akuntansi
Indonesia.
Vol.7,
No.1,
Universitas
Negeri
Yogyakarta. Setijaningsih, Herlin Tundjung. Tundjung. (2012). “Teori “Teori Akuntansi Positif dan Konsekuensi Ekonomi”. Ekonomi ”. Jurnal Akuntansi. Vol.16, No.03, No.03, Universitas Tarumanagara Jakarta.
11
View more...
Comments