Macam Macam Tarian Indonesia

October 21, 2018 | Author: Hermanto Aulia | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Macam Macam Tarian Indonesia...

Description

Macam Macam Tarian Indonesia 1.

TARI TOPENG

Asal Daerah Alat Bantu

: Cirebon : Topeng Tari Topeng Cirebon , kesenian ini merupakan kesenian asli daerah Cirebon, termasuk Indramayu dan Jatibarang. Tari topeng Cirebon adalah salah satu tarian di tatar  Parahyangan. Disebut tari topeng, karena penarinya menggunakan topeng di saat menari. Tari topeng ini sendiri   banyak sekali ragamnya, dan mengalami perkembangan dalam hal gerakan, maupun cerita yang ingin disampaikan. Terkadang tari topeng dimainkan oleh saru penari tarian solo, atau bisa juga dimainkan oleh beberapa orang.

Salah satu jenis lainnya dari tari topeng ini adalah tari topeng kelana kencana wungu merupakan rangkaian tari topeng gaya Parahyangan yang menceritakan ratu Kencana wungu yang dikejar-kejar oleh prabu Minakjingga yang tergila-tergila padanya. Pada dasarnya masing-masing topeng yang mewakili masing-masing karakter  menggambarkan perwatakan manusia. Kencana Wungu, dengan topeng warna biru, mewakili karakter yang lincah namun anggun. Minakjingga (disebut juga kelana), dengan topeng warna merah mewakili karakter yang berangasan, tempramental dan tidak sabaran. Tari ini karya Nugraha Soeradiredja. Gerakan tangan dan tubuh yang gemulai, serta iringan musik yang didominasi oleh kendang dan rebab, merupakan ciri khas lain dari tari topeng. Kesenian Tari Topeng ini masih eksis dipelajari di sanggar-sanggar tari yang ada, dan masih sering dipentaskan pada acara-acara resmi daerah, ataupun pada momen tradisional daerah lainnya. Salah satu maestro tari topeng adalah Mimi Rasinah, yang aktif menari dan mengajarkan kesenian Tari Topeng di sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah yang terletak di desa Pekandangan, Indramayu. Sejak tahun 2006 Mimi Rasinah menderita lumpuh, namun ia masih tetap  bersemangat untuk berpentas, menari dan mengajarkan tari topeng hingga akhir hayatnya, Mimi Rasinah wafat pada bulan Agustus 2010 pada usia 80 tahun.

2.

TARI MERAK 

Asal Daerah Alat Bantu

menyambut

: Pasundan, Jawa Barat. : kostum yang penuh warna dan selendang

kehadiran

pengantin

lelaki

Tari Merak merupakan tarian kreasi baru dari daerah Pasundan, Jawa Barat. Tarian ini diciptakan oleh Raden Tjetjep Somantri, seorang koreografer tari Sunda pada tahun 1950-an. Pada tahun 1965, tarian ini kembali diperkenalkan dengan kreasi gerak baru oleh Irawati Urban, seorang wanita pecinta seni tari yang berasal dari daerah Bandung, Jawa Barat. Di daerah Pasundan, tari Merak  seringkali dimainkan ketika menyambut kedatangan tamu kehormatan dalam sebuah acara. Dalam sebuah pesta pernikahan adat Sunda, Tari Merak seringkali menjadi tari yang hendak berjalan menuju pelaminan.

Dalam sebuah pertunjukan, tari Merak umumnya dimainkan oleh seorang atau beberapa orang   penari wanita. Ketika pertunjukan, mereka mengenakan kostum yang penuh warna, seperti merah, kuning, serta hijau. Konon, warna itu menggambarkan pesona warna dari burung merak. Untuk menambah kesan menarik, mereka juga mengenakan selendang yang warnanya senada dengan kostum penari. Selendang itu terikat pada pinggang penari Merak. Ketika dibentangkan, selendang itu tampak seperti sepasang sayap dari seekor burung Merak. Tak pernah terlewatkan,   penari Merak juga menggunakan mahkota yang berhiaskan replika kepala burung merak. Dengan diiringi seperangkat alat musik gamelan Sunda, pertunjukan tari Merak dimulai. Gerakan lemah gemulai dari sang penari Merak menjadi ciri khas tersendiri dari pertunjukan tari Merak. Sesekali, mereka menampilkan gerakan layaknya seekor burung yang sedang melompat. Gerakan tari Merak semakin terkesan mempesona ketika penari Merak menari sambil membentang sepasang sayap yang penuh warna. Dari awal hingga pertunjukan itu usai, penari Merak memainkan gerak yang menggambarkan keanggunan, keindahan serta kelincahan seekor burung Merak. Menurut ceritanya, keseluruhan gerak dalam pertunjukan tari Merak ini menggambarkan seekor merak jantan yang berusaha menarik hati sang merak betina.

3.

TARI PIRING

Asal Daerah Alat Bantu

: Minangkabau Sumatera Barat : membawa piring dab lilib yang du nyalakan

Tari piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang, adalah salah satu jenis Seni Tari yang berasal dari Sumatra Barat yaitu masyarakat Minangkabau disebut dengan tari   piring karena para penari saat menari membawa  piring. Pada awalnya dulu kala tari piring diciptakan untuk memberi persembahan kepada para dewa ketika memasuki masa panen, tapi setelah datangnya agama islam di Minangkabau tari piring tidak lagi untuk persembahan para dewa tapi ditujukan bagi majlis-majlis keramaian yang dihadiri oleh para raja atau para pembesar negeri, tari piring juga dipakai dalam acara keramaian lain misalnya seperti pada acara pesta perkawinan. Mengenai waktu kemunculan pertama kali tari piring ini belum diketahui pasti, tapi dipercaya  bahwa tari piring telah ada di kepulaian melayu sejak lebih dari 800 tahun yang lalu. Tari piring   juga dipercaya telah ada di Sumatra barat dan berkembang hingga pada zaman Sri Wijaya. Setelah kemunculan Majapahit pada abad ke 16 yang menjatuhkan Sri Wijaya, telah mendorong tari piring berkembang ke negeri-negeri melayu yang lain bersamaan dengan pelarian orangorang sri wijaya saat itu .Urutan Seni Tari Piring P iring Pada Seni tari piring dapat dilakukan dalam berbagai cara atau versi, hal itu semua tergantung dimana tempat atau kampung dimana Tarian Piring itu dilakukan. Namun tidak begitu banyak    perbedaan dari Tari Piring yang dilakukan dari satu tempat dengan tempat yang lainnya, khususnya mengenai konsep, pendekatan dan gaya persembahan. Secara keseluruhannya, untuk  memahami bagaimana sebuah Tari Piring disajikan, di bawah ini merupakan urutan atau susunan sebuah persembahannya.

MAKNA DARI PROSESI TARI PIRING Tari Piring dikatakan tercipta dari ´wanita-wanita cantik yang berpakaian indah, serta berjalan dengan lemah lembut penuh kesopanan dan ketertiban ketika membawa piring berisi makanan yang lezat untuk dipersembahkan kepada dewa-dewa sebagai sajian. Wanita-wanita ini akan menari sambil berjalan, dan dalam masa yang sama menunjukan kecakapan mereka membawa   piring yang berisi makanan tersebut´. Kedatangan Islam telah membawa perubahan kepada kepercayaan dan konsep tarian ini. Tari Piring tidak lagi dipersembahkan kepada dewa-dewa, tetapi untuk majlis-majlis keramaian yang dihadiri bersama oleh raja-raja atau pembesar negeri. Keindahan dan keunikan Tari Piring telah mendorong kepada perluasan persembahannya dikalangan rakyat jelata, yaitu dimajlis-majlis perkawinan yang melibatkan persandingan. Dalam hal ini, persamaan konsep masih wujud, yaitu pasangan pengantin masih dianggap sebagai raja yaitu µRaja Sehari¶ dan layak dipersembahkan Tari Piring di hadapannya ketika bersanding. Seni Tari Piring mempunyai peranan yang besar di dalam adat istiadat perkawinan masyarakat Minangkabau

4.

TARI PAYUNG

Asal Daerah Alat Bantu

: Minangkabau Sumatera Barat : Payung

Tari Payung merupakan tari tradisi Minangkabau yang saat ini telah banyak perubahan dan dikembangkan oleh senianseniman tari terutama di Sumatra Barat. Awalnya tari ini memiliki makna tentang kegembiraan muda mudi (penciptaan) yang memperlihatkan bagaimana   perhatian seorang laki-laki terhadap kekasihnya. Payung menjadi icon bahwa keduanya menuju satu tujuan yaitu membina rumah tangga yang  baik. Keberagaman Tari Payung tidak membunuh tari payung yang ada sebagai alat ungkap budaya Minangkabau. Keberagaman tersebut hanyalah varian dari tari-tari yang sudah ada sebelumnya. Sikap ini penting diambil untuk kita tidak terjebak dengan penilaian bahwa varian tari yang satu menyalahi yang lainnya. Sejauh tri terseut tidak melenceng dari akar tradisinya, maka kreasi menjadi alat kreativitas seniman dalam menyikapi budaya yang sedang berkembang. Penelitian ini memakai teori perubahaan yang dikembangkan oleh Herbert Spencer. Teori   perubahan akan dipakai untuk melihat perkembangan yang terjadi pada tari payung. Teori lain yang akan mendukung adalah teori akulturasi yang dikembangkan oleh Koentjaraningrat dan GM. Foster. Teori ini dipakai untuk melihat budaya apa saja yang mempengaruhi perkembangan tari payung dari dulu hingga sekarang. Jumlah penari dalam tari payung selau genap dan selalu   berpasangan, bisa tiga atau empat pasang. Kalaupun ada gerakan lelaki berpindah pasangan,  bukan berarti hatinya terbagi dua atau lebih, akan tetapi hanya wujud dari kreasi yang dimainkan. Pada hakekatnya mereka hanya satu pasang, tetapi divisualkan dalam bentuk banyak. Hal ini bisa dlihat dari kostum yang dimainkan, dimana seluruh penari permpuan berpakaian sama, begitu dengan penari laki-laki yang semuanya juga sama. Payung yang dimainkan juga berbentuk sama. Tari Payung sejak mulanya telah mengalami perkembangan yang sangat berarti terutama oleh seniman-seniman muda Minagkabau. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh tingkat keilmuan yang sudah beragam. Pengaruh gaya dari mana saja msuk menyentuh wilayah seni, tidak  terkecuali tari payung. Melayu merupakan unsur utama dalam mempengaruhi gerak tari payung. Begitu juga dengan pola gerak barat, sedikit banyak menyentuh wilayah ini. Senian pembaharu tari payung menjadikan fungsi seni tari itu bergeser dari ritual adat menjadi seni untuk profan yang perkembangannya sangat pesat.Fungsi seni ritual tidak mengalami perkembangan yang  berarti, karean seni ritual didukungh oleh pakem-pakem yang jelas dan sulit untu diubah, bahkan tidak mungkin untuk diubah, karena dia berkaitan dengan persolan adat yang memiliki hukumhukum yang jelas. Berkaitan dengan hal itu, seniman pebaharu tari payung memasuki gerakgerak yang inovatif supaya bisa menyeimbangkan antara seni profan dengan seni ritual. Mereka hanya memasuki wilayah seni profan yang memiliki potensi untuk dikembangkan dan dijual untuk masyarakat luas.

5.

TARI CAKALELE

Asal Daerah Alat Bantu

: khas Maluku. : senjata pedang Cakalele merupakan tarian tradisional khas

Maluku. Tari Cakalele dimainkan oleh sekitar 30 laki-laki dan perempuan. Para   penari laki-laki mengenakan pakaian perang yang didominasi oleh warna merah dan kuning

tua.

Di

kedua

tangan

penari

menggenggam senjata pedang (parang) di sisi kanan dan tameng (salawaku) di sisi kiri, mengenakan topi terbuat dari alumunium yang diselipkan bulu ayam berwarna putih. Sedangkan  penari perempuan mengenakan pakaian warna putih sembari menggenggam sapu tangan (lenso) di kedua tangannya. Dalam tarian Cakalele ini, para penari melakukan tarian yang diiringi dengan musik tifa, suling, musik beduk (tambur) dan kerang besar(bia) yang ditiup. Tari Cakalele disebut juga dengan tari kebesaran, karena digunakan untuk penyambutan para tamu agung seperti tokoh agama dan  pejabat pemerintah yang berkunjung ke bumi Maluku. Keistimewaan tarian ini terletak pada tiga fungsi simbolnya, yaitu: a. Pakaian berwarna merah pada kostum penari laki-laki, menyimbolkan rasa heroisme terhadap   bumi Maluku, serta keberanian dan patriotisme orang Maluku ketika menghadapi perang.  b. Pedang pada tangan kanan menyimbolkan harga diri warga Maluku yang harus dipertahankan hingga titik darah penghabisan. c. Tameng (salawaku) dan teriakan lantang menggelegar pada selingan tarian menyimbolkan gerakan protes terhadap sistem pemerintahan yang dianggap tidak memihak kepada masyarakat.

6.

TARI KUDA LUMPING

Asal Daerah

: khas Pulau Jawa.

Alat Bantu

: senjata pedang Kuda Lumping adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Tidak satupun catatan sejarah mampu menjelaskan asal mula tarian ini, hanya riwayat verbal yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Konon,

tari

Kuda

Lumping

merupakan

bentuk 

apresiasi dan dukungan rakyat jelata terhadap pasukan   berkuda Pangeran Diponegoro dalam menghadapi   penjajah

Belanda.

Ada

pula

versi

yang

menyebutkan,

bahwa

tari

Kuda

Lumping

menggambarkan kisah perjuangan Raden Patah, yang dibantu oleh Sunan Kalijaga, melawan  penjajah Belanda. Versi lain menyebutkan bahwa, tarian ini mengisahkan tentang latihan perang  pasukan Mataram yang dipimpin Sultan Hamengku Buwono I, Raja Mataram, untuk menghadapi  pasukan Belanda. Terlepas dari asal usul dan nilai historisnya, tari Kuda Lumping merefleksikan semangat heroisme dan aspek kemiliteran sebuah pasukan berkuda atau kavaleri. Hal ini terlihat dari gerakan-gerakan ritmis, dinamis, dan agresif, melalui kibasan anyaman bambu, menirukan gerakan layaknya seekor kuda di tengah peperangan. Seringkali

dalam

pertunjukan

tari

Kuda

Lumping,

juga

menampilkan

atraksi

yang

mempertontonkan kekuatan supranatural berbau magis, seperti atraksi mengunyah kaca, menyayat lengan dengan golok, membakar diri, berjalan di atas pecahan kaca, dan lain-lain. Mungkin, atraksi ini merefleksikan kekuatan supranatural yang pada jaman dahulu berkembang di lingkungan Kerajaan Jawa, dan merupakan aspek non militer yang dipergunakan untuk  melawan pasukan Belanda. Di Jawa Timur, seni ini akrab dengan masyarakat di beberapa daerah, seperti Malang, Nganjuk, Tulungagung, dan daerah-daerah lainnya. Tari ini biasanya ditampilkan pada event-event tertentu, seperti menyambut tamu kehormatan, dan sebagai ucapan syukur, atas hajat yang dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa.

7.

TARI MANASAI Asal Daerah Alat Bantu

: Pulau Kalimantan : (selendang), kain yang diikatkan mengelilingi kepala kemudian di sisipi Bulu Burung Tingang (Bulu Burung Engrang).

Pulau Kalimantan ternyata memiliki berbagai macam tradisi, adat-istiadat, kesenian, tari-tarian dan berbagai macam ritual yang melekat dan erat dengan kehidupan masyarakat sehariharinya. Salah satu tari-tarian yang cukup dikenal adalah tari manasai. Tari ini merupakan tari yang melambangkan kegembiraan. Tari ini biasanya   juga diadakan untuk menyambut tamu-tamu   pemerintahan yang ke sana. Intinya tarian ³selamat datang´ untuk tamu-tamu yang berkunjung ke Kalimantan. Tari ini juga biasanya dipentaskan pada acara festival budaya Isen Mulang yaitu acara tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan dibantu oleh dinas pariwisata dan dinas-dinas yang terkait, tujuannya adalah menarik minat wisatawan untuk berkunjung serta memperkenalkan dan melestarikan  budaya daerah sehingga masyarakat luar juga mengetahui budaya dari daerah lain. Hal tersebut akan memperkaya budaya nasional bangsa kita.

Perlengkapan tari manasai biasanya baju adat, bahalai (selendang), kain yang diikatkan mengelilingi kepala kemudian di sisipi Bulu Burung Tingang (Bulu Burung Engrang). Kesemua itu sebagai pelengkap dalam tari manasai. Kesemua itu memiliki arti tersendiri bagi yang mengerti terutama para tetua adat, namun saya tidak begitu mengerti akan arti-arti dari semua  perlengkapan yang dikenankan walaupun saya tumbuh dan dibesarkan dalam keluarga dayak. Ini kurangnya kesadaran sebagai generasi muda untuk belajar dan menggali lebih lagi tentang kebudayaannya sendiri termasuk saya orangnya.

  Namun walaupun begitu tidak semua pemuda dan pemudi yang tidak peduli akan hal tersebut. Buktinya masih banyak sanggar-sanggar tari bermunculan dan banyak yang hendak belajar  tentang tari-tarian daerah. Ini menandakan bahwa masih ada yang peduli akan potensi-potensi yang ada di daerah dan perlu dikembangkan lagi agar tidak sampai hilang di telan arus zaman modernisasi. Menurut saya keduanya harus berjalan beriringan. Artinya sambil menjaga warisan nenek moyang dulu, kita juga tidak menutup mata akan hadirnya era teknologi dan informasi yang ada sekarang. Bahkan kita dapat memanfaatkan arus teknologi dan informasi untuk  menunjang pengembangan kesenian yang ada di daerah-daerah. Jangan sampai kesenian daerah tenggelam karena modernisasi, hal tersebut yang justru terbalik dan salah. Ini kembali lagi kepada generasi mudanya bagaimana kita dapat menjaga warisan nenek moyang dulu sehingga dari generasi ke generasi hal tersebut tetap ada dan dapat kita lihat sampai sekarang bahkan masa-masa yang akan datang.

8.

TARI PENDET Asal Daerah Daera h Alat Bantu

: Pulau bali. : membawa perlengkapan sesajian persembahan seperti sangku (wadah air suci), Seperti kita ketahui bahwa saat ini tari pendet diklaim sebagai tarian asli oleh negara tetangga kita, malaysia. Tari pendet ini menjadi polemik yang hangat diberitakan karena ada satu tayangan iklan komersial pariwisata malaysia yang memuat adegan tarian pendet di iklan mereka yang sudah ditayangkan di banyak stasuin tv regional maupun manca negara.

Sejarah tari pendet sebenarnya sudah ada sejak lama di bali. Tarian ini termasuk yang tertua diantara tarian sejenis yang ada di pulau bali. Dari berbagai sumber yang saya temukan tercatat   bahwa tahun 1950 adalah tahun dimana terciptanya tarian pendet. Sebelumnya tarian ini ada untuk upacara keaga maan dan ritual sejenis di bali. Adalah dua seniman kelahiran Desa Sumertha, Denpasar bernama I Wayan Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng yang menciptakan tarian ini. Merekalah yang mengubah tarian ritual ini menjadi tarian   penyambutan bagi tamu yang dilakukan empat orang penari di berbagai tempat termasuk hotel dan tempat resmi lainnya. Pada tahun 1960an lah tarian ini diperkenalkan ke dunia internasional melalui suatu event internasional yaitu Asian games. Tari pendet ini dipertunjukkan pada upacara pembukaan Asian games di Jakarta yang dibuka oleh Presiden Soekarno. Berdasarkan fakta fakta yang ada sebenarnya tidak ada alasan bagi malaysia untuk mengklaim  budaya asli dai Bali itu menjadi budaya miliknya. Karena sudah sejak dahulu dunia internasional mengetahui bahwa tari pendet merupakan tarian asli dari Bali. Lalu bagaimana reaksi kita sebagai bangsa yang kaya akan budaya dan sumber daya adatnya? Bangsa yang terdiri dari berbagai macam adat istiadat dan kekayaan intelektual lainnya. Haruskah kita diam saja warisan budaya kita k ita diambil oleh negara lain?«. Sudah tugas kitalah sabagai generasi penerus untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya asli bangsa ini.

9.

TARI GAMBYONG Asal Daerah Alat Bantu

: khas Jawa Tengah : perpaduan gerak tangan dan kaki sambil memainkan sehelai kain selendang yang dikalungkan di leher.

Gambyong merupakan tarian tradisional khas Jawa Tengah yang telah ada sejak dulu. Konon, tari Gambyong tercipta dari nama Gambyong, seorang   penari yang hidup pada zaman Kesunanan Surakarta berada di   bawah pemerintahan Sinuhun Paku Buwono keenam sekitar  tahun 1800-an. Di Surakarta, Gambyong dikenal sebagai sosok wanita yang cantik jelita. Begitu cantiknya paras Gambyong, nama sang penari itu terkenal hingga ke lingkungan Kesunanan Surakarta. Atas permintaan permintaan Sinuhun Paku Buwono keenam, Gambyong Gambyong ketika itu pernah mengadakan pertunjukan di lingkungan Kesunanan Surakarta. Sejak saat itulah, tarian yang dimainkan oleh Gambyong itu dikenal dengan nama Tari Gambyong. Awalnya, tari Gambyong hanya dimainkan di lingkungan Kesunanan Surakarta sebagai  pertunjukan hiburan bagi Sinuhun Paku Buwono keenam dan tari penyambutan ketika ada tamu kehormatan berkunjung ke Kesunanan Surakarta.   Namun seiring dengan perkembangan jaman, tarian ini juga dimainkan sebagai hiburan   pertunjukan bagi masyarakat luas. luas. Biasanya, tari Gambyong Gambyong dimainkan ketika warga Jawa Tengah menyelenggarakan pesta pernikahan adat. Sebagai promosi budaya Jawa Tengah, Gambyong juga seringkali dimainkan di beberapa daerah selain Surakarta, seperti di Jakarta. Seperti apa pertunjukan Tari Gambyong itu? Tetaplah bersama kami Suara Indonesia Indonesia.. Seperangkat gamelan Jawa yang terdiri dari gong, gambang, kendang, serta kenong menjadi musik pengiring pertunjukan Tari Gambyong. Gambyong. Dari sekian banyak banyak alat musik, yang dianggap sebagai otot tarian Gambyong yakni Kendang. Karena selama pertunjukan berlangsung, Kendang itu yang menuntun penari Gambyong untuk menari mengikuti lantunan tembang atau lagu berbahasa Jawa. Gerakan para penari wanita yang lemah gemulai menjadi ciri khas dari pertunjukan Gambyong. Konon, gemulai gerak dari tarian itu menunjukkan sikap dan watak para wanita Jawa Tengah yang identik dengan lemah lemah gemulai. Kesan tersendiri juga juga dapat anda temukan ketika penari penar i Gambyong menampilkan perpaduan gerak tangan dan kaki sambil memainkan sehelai kain selendang yang dikalungkan di leher.

10.

TARI SERIMPI

Asal Daerah Alat Bantu

: Istimewa Istimewa Yogyakarta : mengenakan hiasan berjumbai dari bulu burung kasuari. Serimpi merupakan salah satu   jenis tarian klasik dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Ada juga juga yang mengatakan, Serimpi merupakan tarian Yogyakarta yang bernuansa mistik. mistik. Kata Serimpi diadopsi dari bahasa Jawa yang adalah sinonim dari bilangan empat. Inilah yang seringkali menjadi alasan, mengapa jumlah   penari Serimpi umumnya   berjumlah empat orang. Konon, keempat orang penari Serimpi   juga dianggap sebagai lambang dari empat unsur yang ada di dunia yaitu api, api, udara, air, dan angin. Ada juga yang menyebutkan, nama Srimpi dikaitkan dengan kata mimpi. Karena selama kurang lebih 45 menit, gerakan lemah gemulai menjadi ciri khas dari tarian Serimpi. Gerakan inilah yang kemudian dianggap dapat membawa penonton seolah ke alam mimpi. Pada awalnya, tari Serimpi Serimpi hanya dimainkan di lingkungan lingkungan Keraton Yogyakarta. Pertunjukan serimpi akan selalu hadir hadir pada saat memperingati hari kelahiran Sultan Yogyakarta. Tarian ini   juga sering dimainkan untuk merayakan upacara khitanan bagi bagi putera Sultan. Namun kini, Serimpi dimainkan juga sebagai pertunjukan pertunjukan hiburan. Misalnya, ketika ada masyarakat Yogyakarta yang menyelenggarakan menyelenggarakan pesta pernikahan. Serimpi juga juga dimainkan di daerah lain ,selain Yogyakarta sebagai sebagai promosi budaya Yogyakarta. Tak ketinggalan, Tari Serimpi juga juga selau hadir ketika Kesultanan Yogyakarta menyambut kedatangan tamu kehormatan. Dengan diiringi alunan musik seperangkat gamelan Jawa, tari Serimpi dimainkan oleh para  penari wanita. wanita. Ketika pertunjukan, mereka mengenakan mengenakan kostum penari khas Yogyakarta. Dulu, mereka mengenakan pakaian seperti putri keraton Yogyakarta. Mereka menyebutnya Temanten. Pakaiannya berbentuk dodotan atau kemben dengan bagian dada terbuka. Untuk rias rambutnya, mereka mengenakan gelung bokor sebagai motif motif hiasan. Namun kini, penari Serimpi umumnya mengenakan kain seredan atau baju tanpa lengan. Sementara untuk tata riasnya, mereka menata rambutnya dengan cara digelung. Sebagai hiasan kepala, mereka juga mengenakan hiasan  berjumbai dari bulu burung kasuari.

11. TARI LEGONG Asal Daerah Alat Bantu

: Bali : Sebuah Kipas Lipat Tari Legong atau lebih sering disebut juga dengan Legong Keraton adalah salah satu tarian Bali yang sangat indah,mulai dari costume dan gerakannya yang sangat dinamis,saya sangat suka tarian ini,mata tak  akan pernah berkedip untuk bisa menikmati setiap indah gerakannya.

Legong Keraton adalah sebuah tarian klasik  Bali yang memiliki gerak yang sangat komplek dan diikat oleh struktur tabuh   pengiring yang konon mendapat pengaruh dari Tari Gambuh. Kata Legong Keraton terdiri dari dua kata yaitu legong dan kraton. Kata legong diduga berasal dari kata ³leg´ yang berarti gerak tari yang luwes. Lemah gemulai. Sementara ³gong´ berarti gambelan. ³leg´ dan ³gong´ digabung menjadi legong yang mengandung arti gerakan yang diikat, oleh gambelan yang mengiringinya. Jadi Legong Keraton berarti sebuah tarian istana yang diiiringi oleh gambelan. Sebutan legong kraton merupakan perkembangan berikutnya. DSiduga bahwa Legong Kraton berasal dari  pengembangan Tari Sang Hyang. Pada mulanya legong berasal dari Tari Sang Hyang yang merupakan tari improvisasi dan kemudian gerak-gerak improvisasi itu ditata, dikomposisikan menurut pola dari gambelan. Gerakaan-gerakan tari yang membangun Tari Kraton ini disesuaikan dengan gambelan sehingga tari ini menjadi tarian yang indah, dinamis dan abstrak. Gambelan yang dipakai mengiringi tari ini dalam seni pertunjukan kemasan baru adalah gambelan gong kebyar. Berikut ini saya tampilkan beberapa foto tarian legong keraton yang saya abadikan pada Pesta Kesenian Bali Tahun ini,beberapa bulan yang lalu,dimana legong keraton ditampilkan secara kolosal oleh bebrapa sangar tari t ari Bali,di panggung out door Art Center Bali.

12.

TARIAN SAMAN

Asal Daerah Alat Bantu

: daerah Aceh : suara dari para penari dan tepu k tangan penari

Tari Saman adalah salah satu tarian daerah Aceh yang paling terkenal saat ini. Tarian ini berasal dari dataran tinggi Gayo. Pada masa lalu, Tari Saman   biasanya ditampilkan untuk merayakan   peristiwa ± peristiwa penting dalam adat dan masyarakat Aceh. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk  merayakan kelahiran Nabi Muhammad. Pada kenyataannya nama ³Saman´ diperoleh dari salah satu ulama besar  Aceh, Syech Saman. Tari Saman biasanya ditampilkan menggunakan iringan alat musik, berupa gendang dan menggunakan suara dari para   penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan  pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech. Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini, maka para  penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian ini dilakukan secara berkelompok, sambil bernyanyi dengan posisi duduk berlutut dan  berbanjar/bersaf tanpa menggunakan alat musik pengiring. Karena kedinamisan geraknya, tarian ini banyak dibawak/ditarikan oleh kaum pria, tetapi  perkembangan sekarang tarian ini sudah banyak ditarikan oleh penari wanita maupun campuran antara penari pria dan penari wanita. Tarian ini ditarikan kurang lebih 10 orang, dengan rincian 8 iki]]  penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi.[wiki

13.

TARIAN ZAPIN

Asal Daerah Alat Bantu

: Sumatera Utara dan Riau, : kendang dan gambus besar  Zapin

juga memiliki banyak ragam gerak tari meskipun gerak dasarnya sama. Ini jadi bukti bahwa zapin cepat   berakulturasi (berbaur) dengan budaya dengan budaya lokal. Zapin

berarti gerak atau langkah kaki,  berakar dari kata Arab, zafan Arab, zafan.. Ditarikan  penari lelaki berbaju kurung atau cekak  musang yang dililit kain sarung atau songket di pinggang. Gerakan tarinya cepat, dengan kaki seperti melayanglayang. Penari biasanya sendirian dengan iringan musik  musik dari dari kendang dan gambus   besar yang disebut µud . Zapin bisa juga dilakukan berkelompok, ditingkahi syair-syair Arab sebagai pengiring. Dalam perkembangannya, irama musik dan gerak diulang-ulang yang cenderung monoton mengalami perubahan. Mulai perubahan alat musik , zapin Arab berangsur-angsur disusupi warna Melayu. Jika zapin Arab menggunakan µud yang µud  yang bulat besar, zapin Melayu memakai gambus yang lebih  pipih. Kendang ukuran ekstra pun dimungilkan jadi marwas (gendang kecil). Hasilnya, irama zapin menjadi soft  menjadi  soft  (lembut) terdengar. Warna nada turun-naik yang dihasilkan dari gambus berpadu apik dengan tempo rancak dari rancak  dari marwas. Cengkok Melayu mendayu-dayu selaras dengan bait-bait pantun bait-bait pantun atau syair yang dinyanyikan berulang-ulang. Begitupun dengan penari dan seni gerak (koreografi) dari zapin. Sebelumnya, zapin hanya dibawakan penari laki-laki dan hanya dipertunjukkan bagi kalangan istana (kesultanan Islam di  Nusantara).  Nusantara ). Geraknya pun santun, dibawakan dengan badan agak membungkuk (penghormatan bagi keluarga raja). raja ). Gerakan tari yang lembut, langkah kaki dan gerak tangan rapat, tidak boleh mengangkang, dan tangan tidak diangkat t inggi-tinggi. Sekarang, tarian zapin banyak mengalami perubahan. Tarian yang asalnya lebih cepat, dihaluskan. Gerakannya pun lebih variatif. Memadukan unsur lokal (gerak etnik) dengan nuansa kekinian (modern (modern). ). Adapun penari mengenakan teluk belanga atau baju atau baju kurung yang dililit kain sarung di pinggang, khas baju Melayu. Zapin pun kini biasa ditarikan oleh laki-laki dan perempuan. Syair Arab yang digunakan diubah jadi bahasa Melayu.

14.

TARI GIRING-GIRING

Asal Daerah Alat Bantu

: Kalteng dan kab. Bartim : satu tongkat ke lantai yang dipegang di tangan kiri dan di tangan kanan

Tari Giring-giring adalah salah satu tarian daerah Kalteng dan kab. Bartim   pada khususnya. Tarian ini dipopulerkan oleh kalangan suku Dayak Ma¶anyan dan ditarikan dalam acara-acara bergembira, menyambut tamu dan juga sebagai selingan pada pesta-pesta atau acara tertentu. Selain itu, tari Giring-giring ini   juga digunakan sebagai tarian pergaulan di kalangan muda-mudi. Cara menarinya yaitu dengan menghentakkan satu tongkat ke lantai yang dipegang di tangan kiri dan di tangan kanan memegang bambu yang di dalamnya berisi kerikil sambil digoyanggoyang agar mendapatkan bunyi, sedangkan kaki maju mundur mengikuti irama lagu. Keserasian dari gerakan tangan dan kaki itulah yang menimbulkan keindahan dan menjadi daya tarik untuk menontonnya.. Meski tidak dipungkiri kalau ruh kesenian ini nyaris kehilangan gaungnya. Padahal, tarian khas ini menjadi kebudayaan asli orang Kalimantan yakni Suku Dayak yang hampir mendiami seluruh  provinsi di Borneo.   pelaku seni sekitar setahun yang lalu, sepakat tari giring-giringlah ikon Kalimantan. Tarian ini hampir ditarikan oleh seluruh masyarakat adat Dayak yang ada di Kalimantan. Tidak hanya sebagai hiburan. Tari giring-giring juga sebagai bentuk simbol-simbol adat mereka seperti upacara adat, upacara keagamaan serta tarian tanda perang.

15.

REOG PONOROGO

Asal Daerah Alat Bantu

: Jawa Timur barong) berbentuk kepala singa singa dengan mahkota : (singa barong)

yang terbuat dari bulu burung merak. Reog adalah salah satu kesenian budaya yang   berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik  dan ilmu kebatinan yang kuat. Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa peristiwa seperti pernikahan, khitanan dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian   pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping. Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu.Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan   pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar,Adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Disini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang   pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan

dalam

pementasan

seni

reog

adalah

memberikan

kepuasan

kepada

  penontonnya.Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk  kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF