Lyme Disease

June 26, 2019 | Author: Stella NW Veronika | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Lyme Disease...

Description

LYME DISEASE

Tak heran bila digelar kongres tersendiri untuk membahasnya. LD disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi, ditemukan oleh dr. Burgdorferi. Bakteri ini hidup di negara-negara sub-tropis hingga negara berudara dingin seperti Eropa dan  beberapa  beberapa bagian daerah daerah di Amerika Amerika Serikat. Serikat. Penyakit ini ditularkan oleh kutu Ixodes kutu Ixodes scapularis, scapularis, Ixodes Ixodes pacificus, pacificus, atau Ixodes atau Ixodes dammini dammini yang siklus hidupnya berpindah-pindah. Ketika berupa larva, mereka hinggap pada binatang-binatang kecil seperti kelinci atau tikus. Saat fase nymph (belum bisa terbang, memiliki kaki enam - Red  - Red .) .) mereka hidup pada binatang-binatang yang lebih besar, seperti kambing, anjing, kuda, atau rusa. Baru ketika dewasa, mereka bisa menempel pada manusia. Kutu yang mengandung bakteri burgdorferi itu masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan  pada kulit kulit dan darah. darah. Gigitannya Gigitannya menimbulka menimbulkan n ruam merah merah seperti seperti gigitan gigitan serangga serangga lainnya. lainnya. “Pada stadium ini, sangat mudah diobati dengan obat dan golongan tetrasiklin. Dalam dua sampai empat minggu, L.D akan hilang,” katanya. Namun, kemungkinan banyak yang tidak  menyadarinya, hingga tidak langsung diobati. Akibatnya, penyakit mengarah pada stadium lebih lanjut, ketika bakteri burgdorferi menyerang organ-organ lain, seperti saluran cerna, otot, dan sistem saraf. Gejala pada stadium itu bervariasi. Ada yang pusing berkepanjangan, penglihatan kabur, atau gangguan kejiwaan (jika bakteri sudah menyerang sistem saraf). Pada stadium lebih berat ini  pengobatan  pengobatan tidak bisa lagi lagi mengandalkan mengandalkan tetrasik tetrasiklin. lin. Pengobatan Pengobatan sudah sudah harus menggunakan menggunakan obat doksisiklin, makrolida, atau kombinasi keduanya. Kalau obat-obat itu harus digunakan, jangan kaget saat menebusnya di apotek, karena Anda harus menarik lembaran uang dan dompet dalam  jumlah banyak. Seperti pada kasus Amy, mendeteksi L.D, apalagi mengobatinya bukan hal gampang. Uji serologi tidak bisa secara spesifik mengenali LD. Hasil negatif pun belum berarti seseorang lolos darinya. “Harus melalui tes ELISA (enzyme-linked (enzyme-linked immunoassay), immunoassay), BAT (borreliacidal (borreliacidal antibody test ), ), dan PCR ( polymerase  polymerase chain reaction reaction),” terang Prof. Amin. Apakah penyakit ini kelak akan menyeberang juga ke Indonesia?

Walau banyak yang bilang, L.D tak ada di negara tropis, Asisten Deputi Bidang Perkembangan Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Kementerian RISTEK RI tak sependapat. “Suhu udara tidak bisa lagi jadi patokan, sebab lalu lintas manusia saat ini begitu cepat. Penyakit yang dahulu hanya terjadi di negara tropis, bisa terjadi juga di negara nontropis, begitu pula sebaliknya.” Bila LD  betul-betul  betul-betul menyerang, menyerang, Amin Amin mengaku mengaku sudah sudah siap mengantisipasi mengantisipasinya. nya. Secara Secara teknis bisa dikerjakan di sini, karena teknologi PCR bukan hal yang baru di Indonesia. MRI

(Magnetic Resonance Imaging) ialah gambaran potongan cara singkat badan yang diambil dengan menggunakan daya magnet yang kuat mengelilingi anggota badan tersebut. Berbeda dengan "CT scan", MRI tidak memberikan rasa sakit akibat radiasi karena tidak digunakannya sinar-X dalam proses tersebut. MRI

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF