LSD
December 8, 2016 | Author: Yohanes Silih | Category: N/A
Short Description
Download LSD...
Description
LSD (Lisergid Acid Diethylamine)
Lysergid acid diethylamide (LSD) merupakan zat semisintetik psychedelik dari family ergoline. Lisergid acid diethylamine (LSD) adalah salah satu narkotika yang mempunyai efek halusinogen. Efek halusinogen dapat menimbulkan sensasi yang menyenangkan atau sebaliknya. Halusinogen juga di kenal sebagai psikedelik yang bertindak pada susunan saraf pusat (SSP) untuk membuat perubahan yang bermakna dan dapat mengganggu keadaan kesadaran pengguna serta juga dapat mengacaukan perasaan dan emosi para pengguna (Anonim 1, 2008). LSD ini termasuk halusinogen yaitu zat yang dapat menimbulkan halusinasi. Halusinasi adalah timbulnya perubahan persepsi pada seseorang yang menyebabkan adanya sesuatu yang terlihat atau terdengar tetapi sebenarnya tidak ada. Seseorang yang mengalami halusinasi karena LSD mempunyai ciri-ciri yaitu suara lebih keras dan tajam, emosional swing (tiba-tiba berubah gembira ke sedih tanpa ada alasan atau sebaliknya) dan halusinasi flash back (merasa mengalami peristiwa lampau) walaupun sudah lama tidak menggunakan LSD. Sedangkan efek halusinasi yang menakutkan ialah rasa cemas dan takut yang luar biasa, panik yang dapat merangsang perbuatan yang berisiko dan paranoid (Priyanto, 2010). LSD pertama kali disintesis oleh Albert Hofmann pada tahun 1938 dari ergot yang mana merupakan narkoba sintesis yang di sarikan dari jamur kering yang tumbuh pada ruput gandum. LSD adalah cairan tawar, yang tidak berwarna dan tidak berbau yang sering di serap ke dalam zat apa saja yang cocok seperti kertas pengisap dan gula blok, atau dapat dipadukan dalam tablet, kapsul atau kadang-kadang gula-gula. Bentuk LSD yang paling popular adalah kertas pengisap yang terbagi menjadi persegi dan dipakai dengan cara ditelan. LSD sensitif terhadap udara, sinar ultraviolet, dan klorine, terutama dalam bentuk solutio, dimana zat ini akan bertahan selama 1 tahun jika dijauhkan dari cahaya dan dijaga agar suhunya tetap berada dibawah temperature. Dalam bentuk murni zat ini adalah tidak berwarna, tidak berbau, dan sedikit agak pahit. LSD dapat
didistribusi ke dalam tubuh secara intramuskular atau injeksi intravena (Lestari dkk, 2010). Adapun deskripsi umum dari LSD adalah sebagai berikut (Lestari dkk, 2010): Nama umum
: LSD LSD-25; Diethylamide Asam lisergat
Rumus kimia
: 9, 10-Didehydro-N,N-diethyl-6-methylergoline-8 carboxamide C 20 H 25 N 3 O = 323,4
Sebuah zat kristal tak berwarna. MP 80o hingga 85o Larut dalam air LSD mudah terdegradasi dalam spesimen biologis ketika terkena cahaya atau suhu tinggi. LSD juga dapat mengikat wadah kaca dalam larutan asam LSD juga dapat mengikat wadah kaca dalam larytan asam Konstanta disosiasi
: pKa 7,5
Koefisien partisi
: Log P (oktanol/air, 2.9)
Strukturnya
:
Gambar 1. Struktur LSD
LSD adalah senyawa kiral dengan stereocenters pada karbon ataom C-5 dan C-8, sehingga secara teoritis LSD memiliki empat isomer optik berbeda. LSD juga disebut D-LSD, yang mana memiliki konfigurasi mutlak (5 R, 8 R). C-5
isomer dari lysergamides tidak ada di alam dan tidak terbentuk selama sintesis dari asam D-lisergat. Rethosynthetically, di pusat kiral C-5 dapat dianalisis dan memiliki kiralitas sama karbon alfa dari asam amino bologis L-tryptophan, pendahulu untuk semua senyawa ergoline biosintetik (Lestari dkk, 2010).
Gambar 2. Empat kemungkinan stereoisomer dari LSD LSD adalah non-adiktif, tidak diketahui menyebabkan kerusakan otak, dan memiliki toksisitas sangat rendah relatif terhadap dosis, meskipun dalam kasus yang jarang terjadi reaksi yang merugikan kejiwaan seperti kecemasan atau delusi yang mungkin. LSD mempengaruhi sejumlah besar reseptor pasangan protein-G, termasuk semua reseptor dopamin, semua subtipe adrenoreseptor, serta banyak lainnya. LSD mengikat serotonin subtipe yang paling reseptor kecuali 5-HT3 dan 5-HT4. Namun, sebagian besar reseptor ini mempengaruhi pada afinitas rendah yang menjadi aktif pada otak dengan konsentrasi 10-20 nm. Pada manusia, dosis rekreasi LSD dapat mempengaruhi 5-HT1A, 5-HT2A, 5-HT2C , 5-HT5A, dan reseptor 5-HT6, 5-HT5B reseptor, yang tidak hadir pada manusia, juga memiliki afinitas tinggi untuk LSD. Efek psikedelik dari LSD dikaitkan dengan kuat efek agonis parsial pada 5-HT2A reseptor sebagai spesifik 5-HT2A agonis yang psychedelics dan sebagian besar 5-HT2A antagonis spesifik memblokir aktivitas
psikedelik dari LSD. LSD diperkirakan bahwa bekerja dengan meningkatkan pelepasan glutamat dalam korteks serebral dan karena eksitasi di daerah ini, khususnya di lapisan IV dan V (Anonim 2, 2011). Untuk penggunaan LSD efeknya dapat menjadi nikmat yang luar biasa, sangat tenang dan mendorong perasaan nyaman. Sering kali ada perubahan pada persepsi, pada penglihatan, suara, penciuman, perasaan dan tempat (Anonim 1, 2008). Efek fisik penggunaan LSD ialah menyebabkan pelebaran pupil, nafsu makan berkurang (bagi sebagian orang, itu meningkat), dan terjaga. Reaksi fisik lain untuk LSD sangat bervariasi dan tidak spesifik, dan beberapa reaksi ini mungkin sekunder untuk efek psikologis dari LSD (Anonim 2, 2011). Gejala/efek lain yang telihat pada pengguna yang menggunakan LSD ialah otot terasa melilit, lemah, mati rasa, dan gemetar, mual, muntah dan terasa terasa tergoncanggoncang, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, hipotermia atau hipertermia (penurunan atau peningkatan suhu tubuh), pernapasan cepat dan dalam serta mengalami gangguan koordinasi (Priyanto, 2010). Efek negatif dari penggunaan LSD dapat termasuk hilangnya kendali emosi, disorientasi, depresi, kepeningan, perasaan panik yang akut dan perasaan tak terkalahkan, yang dapat mengakibatkan pengguna menempatkan diri dalam bahaya fisik. Penggunaan jangka panjang dapat mengakibatkan sorot balik pada efek halusinogenik, yang dapat terjadi berhari-hari, berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan setelah memakai LSD. Tidak ada bukti atau adanya ketergantungan fisik dan tidak ada gejala putus zat yang telah diamati bahkan setelah dipakai secara berkesinambungan. Namun, ketergantungan kejiwaan dapat terjadi. Efek LSD normalnya 6-12 jam setelah menggunakan, tergantung pada dosis, toleransi, berat badan dan umur. LSD memiliki t1/2
el
(waktu paruh
eliminasi) hanya 175 menit. Keberadaan LSD tidak lebih lama keberadaannya daripada obat-obat dengan level signifikan di dalam darah (Anonim 1, 2008). Ada beberapa indikasi bahwa LSD dapat memicu keadaan fugue disosiatif dalam individu yang mengambil kelas tertentu dari antidepresan seperti garam lithium dan trisiklik. Dalam keadaan seperti itu, pengguna memiliki dorongan
untuk mengembara, dan mungkin tidak sadar akan tindakan nya, yang dapat menyebabkan cedera fisik (Anonim 2, 2011). Dosis tunggal LSD mungkin antara 100 dan 500 µg (mikrogram) jumlah yang kurang lebih sama dengan sepersepuluh massa sebutir pasir. Efek ambang batas dapat dirasakan dengan sesedikit 25 µg LSD. Dosis yang dapat menyebabkan efek psikoaktif pada manusia yaitu 20-30 µg. Perkiraan untuk median dosis mematikan (LD50) dari jangkauan LSD dari 200 mg/kg sampai lebih dari 1 mg/kg massa tubuh manusia, meskipun sebagian besar sumber melaporkan bahwa tidak ada kasus manusia dikenal seperti overdosis. Sumber lain mencatat satu laporan yang fatal dicurigai overdosis LSD terjadi pada November 1975 di Kentucky di mana ada indikasi bahwa
gram (320 mg atau
320.000 µg) telah disuntikkan intravena. (Ini merupakan jumlah yang sangat luar biasa, setara dengan lebih dari 3.000 kali dosis rata-rata ~ LSD 100 mg) (Anonim 2, 2011)
DAFTAR PUSTAKA Anonim 1. 2008. “Lysergic Acid Diethylamide”. http://yosefw. Wordpress.com/ 2008/05/18/lysergic-acid-diethylamide/.(Akses 20 Agustus 2011). Anonim 2. 2011. “Lysergic Acid Diethyamine”. http://webcache. Googlesercontent.com/search?q=cache:sQ4oMLfxVkj:en.wikipedia.org/wiki/Lys ergic aciddiethylamine+dosis+normal+LSD+napza&hl=id&client+ firefox-a&gl=id&strip=0. (Akses 20 Agustus 2011). Lestari, destriana, dkk. 2010. Identifikasi LDS. Bandung : Program Studi FMIPA Universitas Islam Bandung. Priyanto. 2010. Toksikologi, Mekanisme, Terapi Antidotum, dan Penilaian Risiko. Jakarta: Leskonfi.
LAMPILAN
Efek ketergantungan LSD disebabkan oleh apa ?
Ketergantungan merupakan bentuk ekstrim dari ketagihan. Upaya mendapatkan zat dan pemakaian secara teratur merupakan aktifitas sehari-hari mengalahkan semua kegiatan lain. Keadaan pemakai selalu membutuhkan obat tertentu agar dapat berfungsi secara normal setiap hari. Efek ketergantungan LSD disebabkan oleh penggunaan jangka panjang pada zat tersebut sehingga dapat mengakibatkan sorot balik pada efek halusinogenik, yang dapat terjadi berharihari, berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan setelah memakai LSD. LSD berpengaruh melalui neuron serotonergik karena LSD mempunyai struktur kimia mirip serotonin. Kekuatan setiap jenis halusinogen yang tergolong LSD bergantung pada kekuatan afinitas zat tersebut terhadap reseptor serotonergik pascasinaps. LSD secara cepat diabsorbsi dari saluran cerna dan mukosa mulut sehingga gejala klinis sudah tampak setelah sepuluh menit. Walaupun waktu paruh LSD adalah 2-3 jam, gejala penggunaannya tetap bertahan sampai 6-12 jam, yang mana tergantung pada dosis, toleransi, berat badan dan umur. Keberadaan LSD tidak lebih lama keberadaannya daripada obat-obat dengan level signifikan di dalam darah. LSD dimetabolisme di hepar melalui proses hidroksilasi dan glukoronidasi.
Dosen Pengampu : Nera Umilia Purwanti, S.Farm.,Apt. Disusun Oleh : 1. Hairima
(I21108013)
2. Sispiasari
(I21108024)
3. Udi Wijaya
(I21108026)
4. Ocvan Gusdi (I21108048) 5. Dani Hendrata
(I21108050)
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2010
View more...
Comments