LP
June 14, 2019 | Author: kika | Category: N/A
Short Description
Download LP...
Description
A. PENGERTIAN
Torakotomi Suatu tindakan pembedahan atau insisi dengan cara membuka rongga toraks untuk mendapatkan akses ke rongga dada, misalnya : jantung, paru, kerongkongn, aorta, dan juga untuk medapatkan akses ke anterior punggug tertentu yang diperlukan untuk akses terhadap tumor pada tulang punggung. B. INDIKASI OPERASI
1. Hematotoraks massif ( per jam > 300cc untuk pasien dewasa) atau per jam > 5cc/ kg b.b., untuk pasien anak 2. Tamponade jantung 3. Trauma tusuk. 4. Ruptur bronkus, esofagus, paru 5. Laserasi paru yang gagal dengan tindakan bedah konservatif. 6. Perbaikan jantung atau pembuluh paru-paru dan jantung 7. Gangguan trakea (batang tenggorokan) 8. Mengangkat Mengangkat sebagian atau seluruh paru- paru 9.
Gangguan esofagus (tenggorokan)
10. Memperbaiki jaringan paru-paru yang telah runtuh karena penyakit atau trauma 11. Mengangkat nanah dari dada 12. Menghilangkan Menghilangkan bekuan darah dari dada C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto Polos Toraks 2. Ekho Kardiografi 3. USG D. INSTRUMEN DAN PERLENGKAPAN OPERASI 1. Sarung tangan steril 2.
Gaun
3. Face mask 4. Povidone iodine (Betadine) 5. forsep gigi
6. Satinsky vaskular klem (besar dan kecil) 7. Jarum pemegang panjang dan pendek (misalnya, Hegar) 8. Nonabsorbable jahitan (sutra), 2-0 atau lebih besar 9. Jahitan Kardiovaskular Ethibond 3-0 10. Teflon pledgets 11. Gunting jahitan 12. Klem aorta 13. Kelly penjepit 14. Stapler Kulit 15. Perangkat hisapvolume tinggi 16. Laparotomi paket 17. Klem tonsil 18. Foley kateter, 20F dengan 30 mL balon 19. Bantalan Laparotomi 20. Teflon patch 21. Internal defibrilator 22. Tabung Dada, 30F 23. Pisau bedah, No 10 atau Nomor 20 24. Mayo gunting (alternatif, Metzenbaum gunting) 25. Rib penyebar (misalnya, Finochietto) 26. gunting atau gergaji (misalnya, Gigli)
E. PROSEDUR TORAKOTOMI
Pasien diposisikan dalam posisi supinasi diatas meja operasi 0
dengan sisi yang akan dioperasi di tinggikan 30 dari meja. Bahu dan siku diflexikan pada sudut kanan dan lengan bawah diikatkan pada layar anestesi, dilindungi bantalan empuk. Pelvis di fiksasi pada posisi terotasi 0
30 dengan strap. Insisi meluas dari garis tengah membentuk kurva persis dibawah payudara sepanjang garis anterior akhir dari costa ke-5 kemudian dilanjutkan sebagai garis lurus menuju titik 25 mm dibawah dan belakang
sudut inferior dari scapula. Insisi kemudian diperdalam hingga tampak fascia diatas muskulus pectoralis mayor dan muskulus obliqus eksternal dianteriornya, dan muskulus latissimus dorsi dibelakangnya. Muskulus latissimus dorsi dipisahkan secara lengkap pada garis dari insisi untuk menampakkan batas posteroinferior secara bebas dari muskulus serratus anterior. Fascia yang meluas kebelakang dari batas bebas muskulus serratus anterior diinsisi hingga menampakkan costa yang mandasarinya. Garis dari insisi ini dibuat paralel terhadap batas posterior yang bebas dari muskulus serratus anterior. Muskulus serratus anterior kemudian diangkat dengan direktrasi pada perbatasan posterior yang bebas. Tendon-tendon (digitations) dari muskulus serratus anterior kemudian ditampakkan dan dipisahkan sepanjang garis menuju keatas dan depan didepan garis tengah, hingga melepaskan perlekatan badan muskulus dari bagian muskulus serratus anterior yang melekat dengan costa ke-6, 7 dan 8. Insisi dilanjutkan keatas menuju costa 5. costa tersebut harus diidentifikasikan secara akurat dengan menghitungnya secara teliti dari atas. Identifikasi ekstra yang baik dan cukup bermanfaat yaitu tampaknya secara jelas vena yang terdapat pada costa diantara tendon muskulus serratus anterior. Dari titik ini insisi otot dilanjutkan menuju garis tengah sepanjang batas bawah dari bagian anterior costa ke-5 dan tulang rawan costa melalui muskulus pectoralis mayor. Periosteum kemudian distripping dari batas bawah costa ke-5. elevator periosteal kemudian diputar dan diposisikan di bawah costa sehingga konkavitas dari instrumen berlawanan dengan bagian bawah. The notched Semb stripping digunakan untuk setengah bagian posterior.
Adalah tidak biasa pada tulang rawan costa ke-5 dan ke-6, disatukan pada jarak yang pendek pada akhir bagian depan tulang-tulang tersebut, pada beberapa kasus pemisahan dapat bermanfaat yaitu dengan membebaskan perikondrium dari costa ke-5 keduanya pada bagian medial dan l ateral dari area yang disatukan.
Permukaan dalam dari periostenum dan pleura diinsisi dan insisi ini kemudian diperluas kebelakang sejauh sudut costa dan kedepan menuju garis tengah. Sebuah spreader costa dimasukkan pada hubungan anterior ketiga dan dua pertiga posterior dari insisi. Ketika celah dilebarkan akan terlihat arteri dan vena mamaria internal di anterior akhir dari insisi dekat dengan permukaan. Pembuluh darh ini biasanya dapat rusak ketika spreading, dan seharusnya diamankan pada tahap ini. Ligasi sederhana akan tidak cukup oleh karena kesulitan dalam hal jarak diantara pembuluh tersebut. Ligasi jahitan seharusnya dilakukan sekeliling pembuluh darah tersebut. Dan berdekatan dengan muskulus interkostalis di atas dan di bawah insisi. Ligasi ini seharusnya paling tidak terpisahkan dengan jarak 1 cm; jarak ini akan aman bila selanjutnya dipotong diantaranya. Drain tunggal cukup adekuat bila operasi yang telah dilakukan merupakan prosedur mediastinal atau valvotomi mitral tertutup. Dua drain adalah dianjurkan bila prosedur yang dilakukan untuk mengeluarkan bagian paru. Penutupan dilakukan pada tiga lapisan, menggunakan nylon continous. Pada lapisan pertama kurang lebih anterior dua pertiga dari costa menuju muskulus intercostalis yang ada dibawahnya. Perbaikan insisi yang kedua yaitu pada fascia lumbar yang menuju bawah dan depan di bagian posterior dari insisi, kemudian serratus anterior menuju atas dan depan bagian ketiga tengah, dan akhirnya insisi pada muskulus pectoralis mayor pada ketiga anterior. Pada lapisan ketiga yaitu perbaikan muskulus latissimus dorsi. Lapisan subkutaneus dan kulit kemudian ditutup. F. KOMPILIKASI OPERASI
Perdarahan, Infeksi ( empiema ), Atelektosis paru, dll.
G. PERAWATAN PASCA BEDAH
1. Kontrol terhadap kemungkinan berbagai penyulit seperti : infeksi dan perdarahan. 2. Kontrol terhadap kinis dan keluhan penderita seperti nyeri atau sesak 3. Kontrol terhadap vital sign atas kemungkinan terjadinya nternal bleeding dan syok. 4. Kontrol terhadap luka bekas operasi H. FOLLOW UP
Kontrol luka setiap hari sesuai dengan ruangan perawatan pasien post bedah. Berguna untuk memantau proses penyembuhan dan kewaspadaan terhadap timbulnya ini. Tetap waspada terhadap resiko nyeri, infeksi dan perdarahan I. ASKEP PERIOPERATIF
Diagnosa Pre Operasi: Ansietas berhubungan dengan faktor kurang pengetahuan tentang kejadian pra operasi dan pasca operasi, takut tentang beberapa aspek pembedahan. Tujuan : Klien mengungkapkan ansietas berkurang/hilang. Kriteria evaluasi: Klien melaporkan lebih sedikit perasaan gugup,
mengungkapkan pe-mahaman tentang kejadian pra operasi dan pasca operasi, postur tubuh riileks. Rencana Tindakan: INTERVENSI 1. Jelaskan apa yang terjadi selama periode pra operasi dan pasca
RASIONAL Pengetahuan
tentang
apa
yang
diper-lukan membantu mengurangi
operasi, termasuk test laboratorium ansie-tas
&
meningkatkan
pra op, persiapan kulit, alasan status kerjasama klien selama pemulihan, puasa, obat-obatan pre op, aktifitas
mempertahankan kadar analgesik
area tunggu, tinggal diruang
darah konstan, memberikan kontrol
pemulihan dan program pasca
nyeri terbaik.
operasi. Informasikan klien bahwa obatnya tersedia bila diperlukan untuk mengontrol nyeri, anjurkan untuk memberitahu nyeri dan meminta obat nyeri sebelum nyerinya bertambah hebat. 2. Informasikan klien bahwa ada suara Pengetahuan tentang apa yang serak & ketidaknyamanan menelan
diper-kirakan
membantu
dapat dialami setelah pembedahan,
mengurangi an-sietas.
tetapi akan hilang secara bertahap dengan berkurangnya bengkak ± 3-5 hari. 3. Ajarkan
&
biarkan
mempraktekkan
klien Praktek
aktifitas-aktifitas
bagaimana ope-rasi
menyokong
leher
membantu
pasca
menjamin
untuk penurunan program pasca operasi
menghindari tegangan pada insisi terkomplikasi. bila turun dari tempat tidur atau batuk. 4. Biarkan
klien
dan
keluarga Dengan mengungkapkan perasaan
mengungkapkan perasaan tentang membantu pengalaman pembedahan, perbaiki dan
pemecahan
memungkinkan
masalah pemberi
jika ada kekeliruan konsep. Rujuk perawatan untuk mengidentifikasi pertanyaan
khusus
tentang kekeliruan yang dapat menjadi
pembedahan kepada ahli bedah.
sumber
kekuatan.
adalah
sistem
klien.
Agar
pendukung
Keluarga
pendukung efektif,
harus
bagi sistem
mempunyai
mekanisme yang kuat. 5. Lengkapi daftar aktifitas pada daftar Daftar cek memastikan semua cek pre op, beritahu dokter jika ada aktifi-tas yang diperlukan telah
kelainan dari test Lab. pre op.
lengkap. Aktifitas ini dirancang untuk memas-tikan klien telah siap secara fisiologis untuk operasi dan mengurangi
resiko
lamanya
penyembuhan. Diagnosa intra operatif 1. Resiko tinggi injury berhubungan dengan penggunaan alat-alat bedah Intervensi : -
Siapakan peralatan dan bantalan untuk posisi yang dibutuhkan sesuai prosedur operasi dan kebutuhan spesifik klien.
-
Perhatikan area inisi tempat dimasukkannya alat-alat bedah
-
Hitung jumlah alat yang digunakan sebelum dan setelah operasi dilakukan
-
Pastikan tidak ada alat atau bahan yang tertinggal di dalam tubuh pasien
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan -
Kontrol infeksi, sterilisasi, dan prosedur kebijakan aseptik
-
Periksa kulit untuk memeriksa adanya infeksi yang tejadi
-
Sdiakan pembalut yang steril
-
Identifikasi gangguan pada tekhnik aseptik dan atasi dengan segera pada waktu terjadi
Diagnosa Post Operasi 1. Nyeri berhubungan dengan pembedahan. Tujuan : Nyeri berkurang/hilang. Kriteria: Menyangkal nyeri, tidak ada rintihan, ekspresi wajah rileks.
Rencana Tindakan: INTERVENSI 1. Berikan analgesik narkotik yang diresep-kan & evaluasi
RASIONAL Analgesik narkotik perlu pada nye-ri hebat untuk memblok rasa
keefektifannya. 2. Ingatkan klien untuk mengikuti tindakan-tindakan untuk mencegah
nyeri. Peregangan pada garis jahitan adalah sumber ketidak nyamanan.
peregangan pada insisi seperti: - menyokong leher bila bergerak di tempat tidur & bila turun dari tempat tidur. - menghindari hiper ekstensi & fleksi akut leher. 2. Resiko tinggi terhadap penatalaksanaan pemeliharaan di rumah berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang perawatan di rumah. Tujuan : Klien mampu memenuhi rencana pemeliharaan dirumah. Kriteria: Klien mengungkapkan pemahaman tentang instruksi pulang,
melakukan latihan dengan benar, mengungkapkan kepuasan dengan rencana perawatan dirumah. Rencana Tindakan: INTERVENSI 1. Berikan instruksi untuk latihan leher
RASIONAL Latihan-latihan ini untuk
fleksi, ekstensi & latihan rotasi
memban-tu mencegah kontraktur
setelah jahitan di angkat hari ke-7.
otot leher.
2. Berikan instrumen tertulis untuk aktifitas perawatan diri, perjanjian, evaluasi & obat-obatan, klien kemudian evaluasi pemaham-an instruksi.
Instruksi verbal mungkin mudah dilupakan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/61019230/TKV-Modul-7-Torakotomi-Darurat-Ref http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=operasi%20torakotomi&source=web&cd=5 &sqi=2&ved=0CDgQFjAE&url=http%3A%2F%2Fimages.thoraxcv.multiply.mu ltiplycontent.com%2Fattachment%2F0%2FSc3mIgoKCrMAAGQlQ041%2FTK V-Modul%25207Torakotomi%2520Darurat%2520ref.doc%3Fkey%3Dmodultkv%3Ajournal%3A 7%26nmid%3D224242793&ei=DahxT56PJIr3rQfK0IjcDQ&usg=AFQjCNHIEtI 6_LNJrEzoWOc5B5ReHAgyNg&cad=rja http://books.google.co.id/books?id=V7q8bMOurj0C&pg=PA408&lpg=PA408&dq=instr umen+operasi+torakotomi&source=bl&ots=yKST4Fb92I&sig=Cnh43p6SQ7fk3 MhsExjINISeafk&hl=id&sa=X&ei=tqlxT5TRCIurrAe439DdDQ&sqi=2&ved=0 CEEQ6AEwBg#v=onepage&q=instrumen%20operasi%20torakotomi&f=false http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.cts.usc.edu/lp g-thoracotomy-thethoracotomyprocedure.html http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.aurorahealthc are.org/yourhealth/healthgate/getcontent.asp%3FURLhealthgate%3D%25221487 0.html%2522 http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/w iki/Thoracotomy
View more...
Comments