LP3A Hotel Bintang 4 Di Semarang

October 28, 2017 | Author: ristawati | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Landasan perancangan tugas Perancangan Arsitektur 5 jurusan arsitektur Universitas Diponegoro...

Description

LP3A PERANCANGAN ARSITEKTUR 5 HOTEL BISNIS DI KOTA SEMARANG

Dosen Pembimbing: Ir. Djoko Indrosaptono, M.T.

1. 2. 3. 4. 5.

Disusun oleh: Rista Dhian A. (21020111130084) Radifan Danny H. (21020111130085) Jiwangga Putra D. (21020111130086) Diptyatrenggana Bagas P.(21020111130088) Ervina T. Sinaga (21020111130089)

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2014

LP3A PERANCANGAN ARSITEKTUR 5 HOTEL BISNIS DI KOTA SEMARANG

Dosen Pembimbing: Ir. Djoko Indrosaptono, M.T.

1. 2. 3. 4. 5.

Disusun oleh: Rista Dhian A. (21020111130084) Radifan Danny H. (21020111130085) Jiwangga Putra D. (21020111130086) Diptyatrenggana Bagas P.(21020111130088) Ervina T. Sinaga (21020111130089)

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2014 i|Hot el Bis nis d i Kota Sema rang

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Alhamdulillah berkat rahmat dan ridho-Nya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan naskah Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) dengan judul HOTEL BISNIS DI KOTA SEMARANG yang diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan tugas Perancangan Arsitektur 5 di semester VII. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tulisan ini, terutama kepada: 

Ir. Djoko Indrosaptono, M.T., selaku dosen pembimbing,



Ir. Indriastjario. M.Eng, selaku dosen pengampu m.k. Perancangan Arsitektur 5



Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan LP3A ini.

Akhir kata, penyusun berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Semarang, Oktober 2014

Penyusun

ii | H o t e l B i s n i s d i K o t a S e m a r a n g

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i KATA PENGANTAR............................................................................................ ii DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1.2 Tujuan dan Sasaran .................................................................................. 1.3 Manfaat .................................................................................................... 1.3.1 Secara Subyektif ................................................................................. 1.3.2 Secara Obyektif................................................................................... 1.4 Lingkup Pembahasan ............................................................................... 1.5 Metode Pembahasan ............................................................................... 1.6 Sistematika Pembahasan ......................................................................... BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Hotel .......................................................................................... 2.1.1 Pengertian Hotel................................................................................. 2.1.2 Klasifikasi Hotel................................................................................... 2.1.3 Klasifikasi Hotel Bintang 4 .................................................................. 2.1.4 Sistem Utilitas Hotel .......................................................................... 2.2 Pendekatan Green Design ........................................................................ 2.2.1 Pengertian .......................................................................................... 2.2.2 Prinsip Green Design .......................................................................... BAB III: DATA DAN ANALISA .............................................................................. 3.1 Data Hotel Bintang 4 di Kota Semarang ................................................... 3.1.1 Hotel Novotel Semarang .................................................................... 3.1.2 Star Hotel Semarang........................................................................... 3.1.3 Hotel Horizon Semarang .................................................................... 3.1.3 Oak Tree Emerald Hotel ..................................................................... 3.2 Data Pengunjung Hotel ............................................................................ 3.3 Data Hotel ................................................................................................ 3.3.1 Struktur Organisasi Hotel ................................................................... 3.3.2 Pola Aktivitas Dalam Hotel ................................................................. 3.3.3 Tabel Kegiatan dan Kebutuhan Ruang ............................................... BAB IV: BESARAN RUANG .................................................................................. BAB V: TAPAK ..................................................................................................... 5.1 Tinjauan Lokasi ......................................................................................... 5.1.1 Tinjauan Pemilihan Kota Semarang.................................................... 5.1.2 Kriteria Pemilihan Lokasi .................................................................... iii | H o t e l B i s n i s d i K o t a S e m a r a n g

5.1.3 Pencapaian.......................................................................................... 5.2 Alternatif Lahan ........................................................................................ 5.2.1 Jalan Pemuda ..................................................................................... 5.2.2 Jalan Jenderal Ahmad Yani ................................................................ DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ iv

iv | H o t e l B i s n i s d i K o t a S e m a r a n g

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sesuai dengan keputusan luar negeri yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, maka pada akhir tahun 2015 Indonesia akan memberlakukan pasar bebas. Perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor-impor atau hambatan perdagangan lainnya. Perdagangan dalam hal ini adalah perdagangan barang dan jasa. Dengan adanya pasar bebas tersebut maka Indonesia akan dikunjungi oleh berbagai warga negara asing manca negara untuk keperluan bisnis. Kota Semarang yang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah, menjadi salah satu kota yang dituju oleh para investor untuk menjalankan bisnisnya. Semakin banyak pendatang yang memiliki urusan bisnis maupun sekedar berlibur, tentunya akan meningkatkan kebutuhan hotel sebagai tempat tinggal sementara bagi pengunjung di Kota Semarang. Meningkatnya pembangunan hotel akan berimbas kepada bertambahnya jumlah kebutuhan energi. Sementara itu saat ini persediaan energi dari bumi semakin menipis, sudah saatnya tiap bangunan memiliki persediaan energinya sendiri. Oleh karena itu bangunan yang memiliki konsep green design mulai diminati oleh para developer tidak hanya untuk mendukung kelestarian lingkungan, tetapi juga untuk menarik pengunjung dan investor. Semarang sebagai kota yang memiliki tempat wisata yang terkenal sering dikunjungi oleh turis baik lokal maupun internasional. Dengan adanya tempat wisata yang memiliki nilai sejarah tinggi seperti kota lama, lawang sewu, masjid agung, klenteng sampokong, dll akan sangat diminati oleh turis mancanegara. Namun keberadaan hotel sebagai tempat akomodasi belum terlalu banyak dan hotel yang benar-benar mengusung ide eco-friendly belum ada di Semarang. Hal ini menunjukan, akan kebutuhan suatu hotel sebagai tempat akomodasi bagi para wisatawan. Dengan melihat dari aspek sustainabilitynya maka hotel yang dibutuhkan adalah hotel yang ramah lingkungan.

1.2 Tujuan dan Sasaran Tujuan yang ingin dicapai dari pembangunan Hotel Bisnis ini adalah untuk merumuskan solusi atas permasalahan yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan suatu fasilitas pelayanan jasa akomodasi sesuai dengan aspek-aspek panduan perancangan. Sasaran yang dituju adalah menyusun dan merumuskan perancangan arsitektur yang mengacu pada konsep desain yang menunjukkan muatan green design, tropis, dan berkelanjutan.

1.3 Manfaat 1.3.1 Secara Subyektif Untuk memenuhi tugas Perancangan Arsitektur 5 di Jurusan Arsitektur Universitas Diponegoro Semarang. 1.3.2 Secara Obyektif Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi semua pihak.

1.4 Lingkup Pembahasan Hal-hal yang akan dibahas pada panduan perencanaan ini adalah hal-hal seputar Hotel Bisnis. Hotel Bisnis di Semarang ini merupakan sebuah fasilitas jasa di bidang akomodasi berupa tempat tinggal sementara dengan penekanan green desain.

1.5 Metode Pembahasan Metode yang digunakan adalah metode studi pustaka, yakni pengumpulan data dari buku-buku yang berisi standar-standar dalam perancangan hotel. Dari studi pustaka ini nantinya didapatkan data mengenai pelaku, aktivitas pelaku, kebutuhan ruang, standar ukuran ruang, dan lain-lain.

1.6 Sistematika Pembahasan Penyusunan laporan perencanaan dan perancangan arsitektur ini menggunakan sistematika sebagi berikut : BAB I : PENDAHULUAN Menguraikan garis besar tema utama yang di dalamnya berisikan latar belakang, tujuan dan sasaran pembahasan, manfaat, lingkup pembahasam, metode pembahasan yang digunakan, serta sistematika pembahasan yang mengandung pokok-pokok pikiran dalam tiap bab.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Menguraikan teori tentang Hotel dan Green Design.

BAB III : DATA DAN ANALISA Memuat data-data fisik dan non fisik mengenai Hotel yang didapat dari studi pustaka. BAB IV : BESARAN RUANG Penjabaran pendekatan – pendekatan terhadap landasan perencanaan dan perancangan mulai dari pendekatan aspek fungsional, kontekstual, arsitektural, teknis dan kinerja.

BAB V : TAPAK Berisikan data-data seputar tapak yang dipilih sebagai lokasi pembangunan Hotel Bisnis tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Hotel 2.1.1 Pengertian Hotel Pengertian Hotel menurut SK Menparpostel Nomor: KM34 / HK 103 / MPPT 1987, hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makanan, dan meinuman, serta jasa lainnya untuk umum, yang dikelola secara komersial serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan di dalam keputusan pemerintah. Menurut R.S. Damardjati dalam bukunya yang berjudul Istilah-Istilah Dunia Pariwisata, hal 42; hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa-jasa dalam bentuk akomodasi (penginapan) serta menyajikan hidangan dan fasilitas lainnya dalam hotel untuk umum, yang memenuhi syarat-syarat comfort dan bertujuan komersial. 2.1.2 Klasifikasi Hotel Klasifikasi hotel ialah sistem pengelompokan hotel-hotel kedalam berbagai kelas atau tingkatan dengan ukuran standar tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan, diantaranya ialah pelayanan hotel, yang ditentukan dalam 5 golongan kelas (bintang) berdasarkan kelengkapan dan kondisi bangunan, perlengkapan dan pengelolahan, serta mutu pelayanan. (Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No.KM 3/HK 001/MKP 02). Kategori hotel Indonesia tersebut adalah : • • • • •

Hotel murah Hotel ekonomi Hotel kelas menengah Hotel kelas satu Hotel mewah

: Hotel Bintang 1 : Hotel Bintang 2 : Hotel Bintang 3 : Hotel Bintang 4 : Hotel Bintang 5

Berdasarkan tujuan kedatangan tamu, jenis hotel dibagi menjadi sebegai berikut:  Bussiness Hotel Merupakan hotel yang dirancang untuk mengakomoasi tamu yang mempunyai tujuan berbisnis.  Pleasure Hotel Merupakan hotel yang sebagian besar fasilitasnya ditujukan untuk memfasilitasi tamu yang bertujuan berekreasi. Sebagai fasilitas pendukung aktivitas rekreasi, hotel seperti ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk bersantai dan relaksasi.

 Country Hotel Merupakan hotel khusus bagi tamu antar negara. Hotel seperti ini sangant memerlukan privasi dan kemanan yang sangat tinggi. Biasanya lokasi hotel tersebut berada di pusat kota agar dekat dengan pusat pemerintahan suatu negara, atau berada jauh dari pusat kota tetapi lokasi tersebut mempunyai nilai lebih seperti pemandangan yang indah sehingga tamu daapt beristirahat dengan nyaman.  Sport Hotel Merupakan hotel yang fasilitasnya ditujukan terutama untuk melayani tamu yang bertujuan untuk berolahraga. 2.1.3 Klasifikasi Hotel Bintang 4 Berikut adalah persyaratan hotel bintang 4 berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Pariwisata tahun 1988:         

Jumlah kamar standar minimal 50 kamar Jumlah kamar suite minimal 3 kamar kamar mandi di dalam luas kamar standar minimum 24 m2 luas kamar suite minimum 48 m 2 Memiliki minimal 2 ruang restoran Memiliki minimal 1 ruang bar dan coffe shop Memiliki minimal 1 Pre Function Room Memiliki ruang rekreasi dan olah raga berupa kolam renang dan dianjurkan 2 sarana lainnya  Memiliki minimal 3 ruang yang disewakan  Memiliki taman  Memiliki lounge 2.1.4 Sistem Utilitas Hotel 1. Sistem elektrikal Bangunan lebih dari 3 lantai menggunakan energi yang besar. Sumber energi pada umumnya adalah melalui PLN atau melalui generator. Oleh karena itu dibutuhkan ruangan panel untuk menampung panel listrik utama dan meterannya, genset dan kelengkapannya, termasuk ruang teknisinya. Setiap lantai sebaiknya diberi ruang elektrikal yang berisi panel-panel pembagi untuk ruangan di lantai tersebut. Ruangan sebaiknya tidak diakses untuk umum karena sifatnya servis. Sebisanya, manfaatkan sistem alami untuk mengurangi penggunaan energi listrik berlebihan. Sebisanya pisahkan panel untuk kebutuhan pencahayaan, kebutuhan peralatan/mesin besar, dan kebutuhan lingkungan.

2. Sistem mekanikal Yang dimaksud sistem mekanikal disini adalah sistem penghawaan AC, air bersih, air kotor, air limbah dan air buangan. a. Air Conditioning (AC) Ada 2 sistem, yaitu : 1) Sentral, yaitu menggunakan Chiller, AHU, Ducting, FCU, Cooling Tower (utk sistem water to water). Sistem ini berguna untuk bangunan-bangunan besar seperti kantor dan mall. 2) Split, yaitu yang menggunakan indoor unit dan outdoor unit (seperti AC rumah biasa). Sistem ini cocok untuk bangunan seperti apartemen dan hotel. b. Air Bersih Sumber air adalah berasal dari PAM, atau menggunakan sumur dalam, yang kemudian ditampung dalam reservoir atau tanki. Tanki ini bisa diletakkan di atas atau di bawah, atau di keduanya. Ada dua sistem distribusi yang digunakan untuk air bersih, yaitu : 1) Sistem Up Feed yaitu air dipompakan dari bawah ke outlet air. 2) Sistem Down Feed yaitu air dipompakan dari bawah ke reservoir atas, untuk kemudian disalurkan ke outlet air secara gravitasi. Kebutuhan pompa akan tergantung dari tinggi/jarak dari sumber penampungan air di bawah ke sumber penampungan air di atas / outlet air. Pipa untuk air bersih biasanya di cat biru. c. Sistem Air Kotor Sumber air kotor kita kenal dengan toilet, dimana limbah padat dari toilet yang harus dikeluarkan menuju septic tank. Panduannya adalah usahakan toilet selalu dalam posisi yang sama tiap lantainya, agar tidak terjadi pembelokan pipa yang bisa berakibat kebocoran. Selain itu harus ditambahkan pipa pembuangan gas agar tidak terjadi desakan gas dari sumber ke septic tank yang dapat menimbulkan resiko septic tank meledak karena penuh gas. Pipa untuk air kotor biasanya di cat hitam. d. Sistem air limbah Air limbah juga biasa dikenal dengan grey water. Biasanya grey water akan disaring sebelum dikeluarkan ke tempat pembuangan akhirnya. Hal ini dilakukan agar tidak mencemari lingkungan. e. Sistem air buangan/limpasan Biasanya air buangan/limpasan ini adalah untuk pembuangan air hujan yang jatuh di atap bangunan. Air ini sebaiknya ditampung untuk cadangan air bangunan, Kalaupun mau dibuang, bisa langsung dibuang ke riol atau saluran terbuka karena pada dasarnya air ini masih bersih. Yang perlu

diperhatikan adalah saluran untuk air buangan/limpasan ini harus cepat tersalurkan ke bawah, karena kalau volume nya besar akan menimbulkan beban bagi bangunan. 3. Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran Pada dasarnya ada .... hal yang harus diperhatikan dalam penanggulangan bahaya kebakaran, yaitu : a. Deteksi, bisa menggunakan smoke detector atau fire detector b. Pemadaman, biasanya dengan tabung pemadam atau dengan sprinkler dan hydrant c. Evakuasi, biasanya dengan tangga darurat dan koridor dengan hydrant 4. Sistem transportasi Untuk bangunan lebih dari 3 lantai, tentu saja dibutuhkan lift. Sebaiknya menggunakan lift yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, supaya tidak boros energi karena lift menggunakan listrik yang besar. Selain itu lift juga disarankan dibuat zona-zona dan dibuat lift express (yang hanya singgah di lantailantai tertentu). Selain itu tangga darurat juga dibutuhkan, hal ini sama dengan evakuasi untuk bahaya kebakaran. Tangga darurat sebaiknya langsung mengarah keluar bangunan. Selain lift dan tangga, ada juga tangga berjalan (eskalator) maupun ramp (lantai datar yang miring), atau pun conveyor (semacam ramp tapi mekanis). 5. Sistem Telekomunikasi Bangunan lebih dari 3 lantai tentu membutuhkan sistem komunikasi internal agar bisa menghemat biaya. sistem ini seperti jaringan telepon, interkom, internet, dan tata suara. Ruangan komunikasi sebaiknya diletakkan di lantai satu. Tersedia shaft tersendiri yang terpisah dari shaft elektrikal dan mekanikal untuk sistem ini. 6. Sistem Jaringan Sampah Hotel harus memiliki bak penampungan sampah atau semacam gudang sampah. Gudang sampah harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas seperti : a. Kran air untuk pembersihan b. Sprinkle untuk mencegah kebakaran c. Lampu sebagai penerangan Sampah ini perlu dibedakan jenisnya seperti sampah padat dan sampah cair. Sistem yang biasa digunakan bisa disebut dengan carry out system yaitu dengan cara mengumpulkan dulu samapah secara horisontal, kemudian dikumpulkan secara vertikal melalui lift barang untuk kemudian di buang atau ditampung di bak penampungan sampah di bangunan tersebut . Setelah cukup banyak baru diangkut keluar bangunan untuk dibuang di tempat pembuangan sampah. 7. Sistem Penangkal Petir Ada 3 bagian utama sistem penangkal petir yaitu: a. Batang penangkal petir (finial atau splitzer).

Bagian ini berada di bagian luar gedung. Batang penangkal petir ditempatkan di atas atap bangunan. Ujung dari batang tersebut dibuat runcing untuk mengkonsentrasikan muatan pada ujung batang penangkal petir. Umumnya bagian ini terbuat dari batang baja yang ujungnya runcing namun ada juga terbuat dari bahan radioaktif (early streamer) yang bertujuan untuk mempercepat pelepasan muatan oleh bahan radioaktif tersebut. b. Kawat pembumian penangkal petir (down conductor). Batang penangkal petir (finial) harus dihubungkan ke tanah melalui kawat pembumian penangkal petir. Jadi fungsi utama dari kawat pembumian penangkal petir ini adalah untuk menyalurkan arus dari batang penangkal petir ke tanah. c. Pembumian (grounding). Tujuan dibuatnya pentanahan adalah untuk membuang arus petir ke tanah. Besar tahanan pentanahan dipengaruhi oleh jenis tanah dan kedalaman elektroda pembumian ditanam. Semakin dalam elektroda pembumian ditanam maka tahanan pembumian semakin kecil. Tahanan jenis tanah sangat dipengaruhi oleh besarnya kedapan air di dalam tanah tersebut.

2.2 Pendekatan Green Design 2.2.1 Pengertian Green Design Arsitektur yang berwawasan lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi lingkungan global alami dengan penekanan pada efisiensi energi (energyefficient), pola berkelanjutan (sustainable) dan pendekatan holistik (holistic approach).(Jimmy Priatman, ”ENERGY-EFFICIENT ARCHITECTURE” PARADIGMA DAN MANIFESTASI ARSITEKTUR HIJAU) Arsitektur Hijau (Green Architecture) Sebuah proses perancangan dengan mengurangi dampak lingkungan yang kurang baik,meningkatkan kenyamanan manusia dengan efisiensi dan pengurangan penggunaan sumber daya energi, pemakaian lahan dan pengelolaan sampah efektif dalam tatanan arsitektur (Futurarch 2008, “Paradigma Arsitektur Hijau”, green lebih dari sekedar hijau,) 2.2.2 Prinsip Green Design 1. Conserving energy A building should be constructed so as to minimized the need for fossil fuels to run it. (Sebuah bangunan seharusnya didesain / dibangun dengan pertimbangan operasi bangunan yang meminimalisir penggunaan bahan bakar dari fosil.)

2. Working with climate Building should be design to work with climate and natural energy resources. (Bangunan seharusnya didesain untuk bekerja dengan baik dengan iklim dan sumber daya energi alam.) 3. Minimizing new resources A building should be designed so as to minimized the use of resources and at the end of its useful life to form the resources for other architecture. (Bangunan seharusnya didesain untuk meminimalisir penggunaan sumber daya dan pada akhir penggunaannya bisa digunakan untuk hal (arsitektur) lainnya.) 4. Respect for users A green architecture recognizes the importance of all people envolved with it. (Green architecture mempertimbangkan kepentingan manusia didalamnya ) 5. Respect for site A building will touch the earth lightly. (Bangunan didesain dengan sesedikit mungkin merusak alam.) 6. Holism All the green principles need to be embodied in a holistic approach to build environment. (Semua prinsip diatas harus secara menyeluruh dijadikan sebagai pendekatan dalam membangun sebuah lingkungan.)

BAB III DATA DAN ANALISA

3.1 Data Hotel Bintang 4 di Kota Semarang Data hotel bintang 4 yang ada berdasarkan data dari situs agoda.com. 3.1.1

Hotel Novotel Semarang

Alamat

Jalan Pemuda 123, Glodok Kota, Semarang, Indonesia 50132

Jumlah Lantai

8 lantai

Jumlah Kamar Tipe Kamar Tarif

173 kamar & suite Kamar Standard Queen Kamar Superior Queen Kamar Superior Twin Rp. 553.000 – Rp.1.320.000

Gambar 3.1: Hotel Novotel Semarang Sumber: agoda.com

Gambar 3.2: Peta Hotel Novotel Semarang Sumber: maps.google.com

Gambar 3.3: Interior Kamar Sumber: agoda.com

Kamar Standard Queen

Kamar Superior Queen

Kamar Superior Twin

Restaurant

Ruang Fitness

Ruang Meeting

Gambar 3.4: Interior ruang Hotel Novotel Semarang Sumber: agoda.com

3.1.2

Star Hotel Semarang

Alamat

Jalan MT Haryono No.972, Simpang Lima, Semarang, Indonesia 30242

Jumlah Lantai

31 Lantai

Jumlah Kamar

129 Kamar

Tipe Kamar

Kamar Superior Kamar Deluxe

Tarif

Rp. 475.000 – Rp. 2.09.000

Gambar 3.5: Star Hotel Semarang Sumber: agoda.com

Gambar 3.6: Peta Star Hotel Semarang Sumber: maps.google.com

Kamar Superior

Gambar 3.7: Sky Pool Sumber: agoda.com

Kamar Deluxe

Lobby Hotel

Ruang Rapat

Restaurant

Pub / Lounge

Gambar 3.8: Interior Star Hotel Semarang Sumber: agoda.com

3.1.3

Hotel Horizon Semarang Alamat Jumlah Lantai Jumlah Kamar Tipe Kamar Tarif

Gambar 3.9: Hotel Horizon Semarang Sumber: agoda.com

Jl KH Ahmad Dahlan No 2, Simpang 5, Simpang Lima, Semarang, Indonesia 14 Lantai 165 Kamar Kamar Superior Twin Kamar Superior King Kamar Deluxe Twin Rp. 720.000 – Rp. 850.000

Gambar 3.10: Peta Hotel Horizon Semarang Sumber: maps.google.com

Kamar Deluxe

Kolam Renang

Gambar 3.11: Interior kamar Sumber: agoda.com

Kamar Superior Twin

Kamar Superior King

Restaurant

Ruang Rapat

Gambar 3.12: Interior Hotel Horizon Semarang Sumber: agoda.com

3.1.4

Oak Tree Emerald Hotel

Alamat

Palm Hill Estate, Jl. Palm 6 Papandayan, Gajahmungkur, Semarang, Indonesia 50232

Jumlah Lantai

12 Lantai

Jumlah Kamar

Gambar 3.13: Oak Tree Emerald Hotel Semarang Sumber: agoda.com

172 Kamar

Tipe Kamar

Kamar Deluxe Kamar Executive

Tarif

Rp. 720.000 – Rp. 850.000

Gambar 3.15: Lobby hotel Sumber: agoda.com

Gambar 3.14: Peta hotel Sumber: maps.google.com

Kamar Deluxe

Kolam Renang

Kamar Executive

Restaurant

Gambar 3.16: Interior Hotel Sumber: agoda.com

Kamar Mandi

Ruang Rapat

3.2 Data Pengunjung Hotel Berikut merupakan data statistik hotel berdasarkan Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah.

Tahun

2011 2012

Hotel Bintang (Star Hotel)

Hotel Melati (Non Star Hotel)

Unit

Kamar

Unit

Kamar

36

3387

61

1367

35

3314

56

1350

Tabel Data Jumlah hotel dan Kamar di Kota Semarang. Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah

Tahun Turis Asing

Turis Domestik

Jumlah

2011

23468

71792

95260

2012

22047

746196

96243

Tabel Data Jumlah wisatawan yang menginap di hotel di Kota Semarang. Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2011 2012

Hotel Bintang

Hotel Non Bintang

52,25

52,24

62,12

49,38

Tabel Data tingkat hunian hotel berbintang & non bintang Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah

3.3 Data Hotel 3.3.1 Struktur Organisasi Hotel Organisasi merupakan suatu wadah yang diperlukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Dalam suatu organisasi selalu ada hirarki yang sering kita sebut sebagai struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan pencerminan lalu lintas wewenang dan tanggungjawab baik secara vertikal maupun horizontal. Jadi harus terdapat suatu sasaran yang dinamis dalam pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab dalam alur penguraian jabatan setiap individu yang ada dalam organisasi. Berikut adalah stuktur organisasi hotel:

3.3.2 Pola Aktivitas Dalam Hotel Pola ktivitas dalam hotel didapat dari menganalisis pola-pola pelaku pengguna hotel itu sendiri. Secara garis besar pengguna hotel dibedakan menjadi 5 jenis yaitu: pengunjung hotel, tamu hotel, staff dan pengelola, dan pimpinan hotel . Berikut adalah pola kegiatan yang dilakukan oleh ketiga pelaku tadi:  Tamu Hotel Tamu hotel adalah seseorang yang datang ke hotel untuk menggunakan jasa akomodasi pada hotel. Aktifitas tamu hotel yaitu: Datang  Parkir

Lobby

Check In

Istirahat Restauran t Rapat/Seminar

Lavatory Olah Raga

Rekreasi Pub/Bar

Check Out

 Pengunjung Pengunjung adalah seseorang yang datang ke hotel hanya untuk melakukan rapat, seminar atau kegiatan bisnis lainnya tanpa menginap di hotel. Pengunjung hotel yaitu: Datang  Parkir

Lobby

Check In

Restauran t Rapat/Seminar

Pub/Bar

Check Out

 Staff dan Pengelola Staff dan pengelola adalah orang yang datang ke hotel untuk bekerja. Staff merupakan pekerja hotel yang bekerja dibidang administrasi, accounting, engineering, marketing dan personalia. Sedangkan pengelola adalah pekerja yang bertugas mengelola keperluan hotel, seperti pada bagian housekeeping dan bagian food and beverage Datang  Parkir

Berganti Pakaian

Bekerja Di Divisi Masing-Masing Housekeepin g Keamanan

Food And Beverage (F&B) Front Office

Kontrol/Personal Engineering Marketing

Ke Pantry

Ke Toilet

 Pimpinan Hotel Pimpinan hotel terdiri dari President Manager dan General Manager. President manager bertanggung jawab atas pekerjaan-pekerjaan bidangbidang dibawahnya. Sedangkan General Manager merupakan pimpinan tertinggi di hotel yang bertanggung jawab terhadap pemilik hotel. Datang  Parkir

Bekerja Dikantor

Menghadiri Rapat

Ke Toilet

3.3.3 Tabel Kegiatan Dan Kebutuhan Ruang Dari perbandingan jumlah kamar hotel bintang empat di Semarang, yaitu Hotel Novotel sebanyak 172 kamar, Star Hotel sebanyak 129 kamar, Hotel Horison sebanyak 165 kamar, dan Oak Tree Hotel sebanyak 172 kamar, maka diambil rata-rata dari keempat hotel tersebut. Sumber :http://seputarsemarang.com/tag/hotel-bintang-4/ Jumlahkamar

=

172+129+165+172 4

=

638 4

= 159. 5 = ±159 kamar Perbandingan kamar standart : deluxe : suite = 12 : 2 : 1 Jumlah kamar standart =

12 15

∗ 159 = + 127 kamar

Jumlah kamar deluxe

=

2 15

∗ 159 = + 21 kamar

Jumlah kamar suite

=

1 15

∗ 159 = + 11 kamar

Ruang

Analisa

Kebutuhan

Kapasitas

Kelompok Ruang Penerimaan Hall

Front Office

Lobby and Lounge

Asumsi menampung 100%

Ruang penerimaan,

jumlah kamar

drop off, drop in

Disesuaikan dengan

Counter desk

1 unit

kebutuhan pengelola

- resepsionis, reservasi

2 orang

- operator

1 orang

- informasi

1 orang

Ruang duduk

32 orang

Lavatory

2 unit

Asumsi 80% pengunjung

Parkir mobil

30 mobil

datang menggunakan

pengunjung

Asumsi menampung 20%

159 orang

jumlah kamar (20% x 159) = 31.6 Dibulatkna 32 orang Lavatory

Asumsi untuk masingmasing 1untuk pengunjung pria dan wanita

Parkir

mobil, 1 mobil 2 orang (80% X 159):2 = 63,2 mobil Dibulatkan 63 mobil

20% menggunakan kendaraan umum Parkir mobil pengelola

7 mobil

Asumsi untuk pintu masuk

Security manager

1 orang

dan pintu keluar

Pos Jaga

2 unit

Terdapat 3 jenis ruang

- Standart Room

60 unit

inap, yaitu standart,

- Deluxe Room

10 unit

deluxe, dan suite

- Suite Room

5 unit

Asumsi 15% pengunjung

- alat gym

24 unit

melakukan aktivitas gym

- trainer

2 orang

(15% x 159 ) = 23.7

- loker dan ruang ganti

2 unit

Asumsi 50% pengelola datang menggunakan mobil, 1 mobil 2 orang (50% x 28 ) : 2 = 7 mobil

50% menggunakan kendaraan umum Security

Kelompok Kegiatan Utama Ruang Inap

Gym

Dibulatkan 24 orang Spa and Massage

Asumsi 20% pengunjung

Spa

melakukan aktivitas spa

- kolam air panas

2 unit

and massage

- sauna

2 unit

(20% x 159) = 31.6 orang

- ruang pendinginan

2 unit

Dibulatkan 32 orang

- ruang bilas

2 unit

Dibagi menjadi 2, pria (16)

- loker dan ruang ganti

2 unit

dan wanita (16) Massage - privat massage

2 unit

- couple massage

1 unit

- lavatory

3 unit

Swimming Pool

Asumsi 20% pengunjung

- Kolam renang

1 unit

Indoor

melakukan aktivitas renang

- Ruang bilas

2 unit

(20% x 159) = 31.6 orang

- loker dan ruang ganti

2 unit

Dapat menampung 80%

- internet hotspot

120 orang

pengunjung untuk

- printer

melakukan aktivitas bisnis

- scanner

di hotel

- desk

Dibulatkan 32 orang Bussines Center

(75% x 159) = 118.5 Dibulatkan 120 orang Restaurant

Meeting Room

Asumsi dapat menampung

- main dinning room

80 orang

50% dari total pengunjung

- kasir

1 unit

(50% x 159) = 79 orang

- coffe shop

1 unit

Dibulatkan 80 orang

- mini stage

1 unit

- lavatory

2 unit

- dapur

1 unit

- gudang

1 unit

- staff room

8 orang

- lavatory

2 unit

Asumsi ruang meeting

- meeting room besar

- 48 orang

besar dapat menampung

- meeting room kecil

- 16 orang

Diasumsikan dapat

- Free function hall

1 unit

menampung 250 orang

- Ballroom Area

250 orang

- Service room

1 unit

- Gudang

1 unit

30% dari total pengunjung (30% x 159) = 47.4 orang Dibulatkan 48 orang Asumsi ruang meeting kecil dapat menampung 10 % dari total pengunjung (10% x 159) = 15.9 orang Dibulatkan 16 orang Convention Hall

- Preparation room

2unit

Toilet Ruang rias - Toilet dan mushola

1 unit

- Control Room

1unit

- Panel Room

1 unit

Diasumsikan sebanyak

- R. General Manager

1 orang

perhitungan jumlah

- R. Asisten GM

1 orang

pengelola

- Lavatory

2 unit

Diasumsikan sebanyak

- Divisi Manager

8 orang

jumlah perhitungan

- Ruang Rapat

1 unit

pengelola

- Lavatory

2 unit

Diasumsikan sebanyak

Office Staff

8 orang

jumlah perhitungan

Lavatory

2 unit

Tiaplantai

Kelompok Pengelola Ruang Manager

R. Direksi

R. Staff

pengelola Kelompok Service House Keeping and

Diasumsikan sebanyak

- House Keeping tiap

Laundry

jumlah perhitungan

lantai

ME Room

- Ruang Laundry

1 unit

- Shaft

Tiaplantai

Diasumsikan sebanyak

- ruang genset

1 unit

jumlah perhitungan

- ruang panel listrik

1 unit

- ruang pompa

1 unit

- ruang water

1 unit

treatment

Kitchen

- shaft sampah

1 unit

Diasumsikan sebanyak

- Dapur

1 unit

jumlah perhitungan

- Gudang

1 unit

- Lavatory

1 unit

- Loading Dock

1 unit

BAB IV BESARAN RUANG

Didalam menentukan besaran ruang masing-masing kegiatan dipakai acuan standar perencanaan yang mengacu pada : 1. Ernest Neufert, Data Arsitek (DA) 2. Time Saver Standard of Building Type (TSS) 3. SK Dinas Pariwisata No 14/U/1988 (SK) 4. Hotel and Resort Planning Design and Refurbishment (HRP) Ruang

Standar Besaran Ruang

Kapasitas

Perhitungan Luas

Sumber

(159 x 2.25)3 = 119.25 m2

DA

1 x 50 m2 = 50 m2

DA

Kelompok Ruang Penerimaan Hall

2.25 m2 / 3 orang

159 orang

Drop off/drop in

Radius putar 8 m2

1 unit

169.25 m2 + 67,7 m2 = 236,95 m2

Total Luas + 40% sirkulasi Lobby and

1 m2 / kamar

Lounge

Kursi 0.6 m x 0.6 m Meja 0.5 m2

1 m x 159 =159 m2

HRP

32 unit

32 x 0.36 m2 = 11.52 m2

DA

16 unit

16 x 0.5 m2 = 8 m2

159 orang

Front Office

0.65 m2 / kamar

Lavatory

3 m2 / orang

Security

4 m2 / unit

159 x 0.65 m2 = 103,35 m2

HRP

2 orang

2 x 3 m 2 = 6 m2

DA

2 unit

2 x 4 m 2 = 8 m2

159 kamar

295.87 m2 + 88.761 m2 = 384,63 m2

Total Luas + 30% sirkulasi Kelompok Kegiatan Utama Standar Room

24 m2 / kamar

127 unit

127 x 24 m2 = 3048 m2

SK

Deluxe Room

32 m2 / kamar

21 unit

21 x 32 m2= 672 m2

SK

Suite Room

48 m2/ kamar

11 unit

11 x 48 m2= 528 m2

SK

4248 m2+ 1274,4 m2 = 5522,4 m2

Total Luas + 30% sirkulasi Gym

5 m2 / unit alat

24 unit

24 x 5 m2 = 120 m2

HRP

24orang

8 x 0.45 m2 = 3.6 m2

DA

Loker dan ruang ganti Loker 0.45 m2 / 3 orang 2

R. Ganti 1.5 m / orang Total luas + 100% sirkulasi Spa and

Spa

24 orang

2

24 x 1.5 m = 36 m

2

159.6 m2 + 159.6 m2 = 319.2 m2

DA

Massage

kolam air panas

2 unit

1.75 m2 / orang

(32 orang)

16 x 1.75 m2 = 28 m2 x 2

DA

= 56 m2

sauna 25 m2/ unit

2 unit

2 x 25 m2 = 50 m2

DA

ruang pendinginan

2 unit

2 x 25 m2 = 50 m2

DA

ruang bilas 1.5 m2 /

2 unit

16 x 1.5 m2 = 24 m2 x 2

DA

= 48 m2

orang Loker dan ruang ganti Loker 0.45 m2 / 3 orang

32 orang

11 x 0.45 m2 = 4.95 m2

DA

R. Ganti 1.5 m2 / orang

32 orang

32 x 1.5 m2 = 48 m2

DA

16 orang

16 x 2 m2 = 32 m2

DA

16 orang

16 x 2 m2 = 32 m2

DA

16 orang

2

DA

Massage privat massage Single bed 2 m2 couple massage Single bed 2 m2 2

Lavatory 3 m / orang

368.95 m2 + 110.68 m2 = 479.63 m2

Total Luas + 30% sirkulasi Swimming Pool

16 x 3 m = 48 m

2

32 orang

32 x 1.75 m2 = 56 m2

32 orang

32 x 1.5 m2 = 48 m2

Loker 0.45 m2 / 3 orang

32 orang

11 x 0.45 m2 = 4.95 m2

R. Ganti 1.5 m2 / orang

32 orang

32 x 1.5 m2 = 48 m2

Kolam renang

DA

1.75 m2 / orang R. Bilas 1.5 m2 / orang Loker dan ruang ganti

156.95 m2 + 62.78 m2 = 219.73 m2

Total Luas + 40% sirkulasi Bussines Center

1.5 m2 / orang

120 orang

2

Total Luas + 20% sirkulasi Restaurant

120 x 1.5 m2 = 180 m2 2

180 m + 36 m = 216 m

DA 2

Main Dinning Room 1.5 m2 / orang

80 orang

80 x 1.5 m2 = 120 m2

DA

Kasir 2 m2 / orang

1 orang

1 x 2 m 2 = 2 m2

TSS

Coffe Shop 16 m2 / unit

1 unit

1 x 16 = 16 m2

SB

Ministage 15 m2 / unit

1 unit

1 x 15 = 15 m2

SB

Lavatory 3 m2 / orang

4 unit

4 x 3 m2 = 12 m2

DA

Gudang 20% dari ruang

1 unit

20% x 120 = 24 m2

HRP

makan

Staffroom 1.5 m2 / orang

8 orang

DA

201 m2 + 60.3 m2 = 261.3 m2

Total Luas + 30% sirkulasi Meeting Room

8 x 1.5 m2 = 12 m2

Meeting Room Besar Kursi 0.6 m x 0.6 m Meja 1.5 m x 0.75 m

48 unit 24 unit

48 x 0.36 m2 = 17.28 m2 2

24 x 1.125 m = 27 m

2

DA DA

44.28 m2 + 13.28 m2= 57.56 m2

Total Luas + 30% sirkulasi Meeting Room Kecil Kursi 0.6 m x 0.6 m

16 unit

16 x 0.36 m2 = 5.76 m2

DA

Meja 1.5 m x 0.75 m

8 unit

8 x 1.125 m2 = 9 m2

DA

14.76 m2 + 4.43m2 = 19.19 m2

Total Luas + 30% sirkulasi Convention Hall

1.5 m2 / orang

250 orang

250 x 1.5 m2 = 375 m2

DA

375 m2 + 375 m2= 750 m2

Total Luas + 100% sirkulasi Kelompok Pengelola Ruang Manager

R. Kerja 4 m x 4 m

1 orang

1 x 16 m2 = 16 m2

SB

Lavatory 3 m2 / orang

1 orang

1 x 3 m 2 = 3 m2

SB

19 m2 + 5.7 m2 = 24.7 m2

Total Luas + 30% sirkulasi Ruang Asisten

R. Kerja 4 m x 4 m

1 orang

1 x 16 m2 = 16 m2

SB

Manager

Lavatory 3 m2 / orang

1 orang

1 x 3 m 2 = 3 m2

SB

19 m2 + 5.7 m2 = 24.7 m2

Total Luas + 30% sirkulasi Ruang Direksi

12 m2 / orang

8 orang

8 x 12 m2= 96 m2

SB

Meeting room 2 m2 /

10 orang

10 x 2 m2 = 20 m2

SB

4 orang

4 x 4 m2 = 16 m2

SB

orang Ruang Staff

4 m2 / orang

132 m2 + 39.6 m2= 171.6 m2

Total Luas + 30% sirkulasi Kelompok Service House Keeping

House Keeping 40 m2

1 unit

1 x 40 m2 = 40 m2

SB

and Laundry

0.6 m2 x jumlah kamar

1 unit

0.6 m2 x 75 = 45 m2

TSS

ME Room

R. Genset 25 m2 / unit

1 unit

1 x 25 m2 = 25 m2

HRP

R. Panel 16 m2 / unit

1 unit

1 x 16 m2 = 16 m2

HRP

R. Pompa 25 m2 / unit

1 unit

1 x 25 m2 = 25 m2

HRP

R. Watertreatment

1 unit

Shaft sampah

1 unit

Dapur

1 unit

30% x 60 m2 = 18 m2

HRP

Kitchen

30% dari ruang makan

Gudang kering

1 unit

0.25 m2x 18 m2 = 4.5 m2

HRP

1 unit

0.25 m2 x 18 m2 = 4.5 m2

HRP

1 unit

0.25 m2 x 75 = 18.75 m2

HRP

1 unit

0.7 x 75 = 52.5 m2

HRP

0.25 m2 x luas dapur Gudang Basah 0.25 m2 x luas dapur Gudang Peralatan 0.25 m2 x kamar Loading dock 0.7 m2 / kamar Total Luas + 30% sirkulasi

249.25 m2 + 74.77 m2 = 324.02 m2

Rekapitulasi Kelompok Ruang Kelompok Kegiatan Penerimaan Kelompok Kegiatan Utama Kelompok Kegiatan Pengelola Kelompok Kegiatan Servis Total

621,58 m

2

7845,01 m2 221 m2 324,02 m2 8651,61 m2- dibulatkan + 8652 m2

BAB V TAPAK 5.1 Tinjauan Lokasi 5.1.1 Tinjauan Pemilihan Kota Semarang

Pemilihan lokasi kota Semarang untuk hotel bisnis bintang 4:  Wilayah Kota Semarang terdiri dari 16 wilayah Kecamatan dan 177 kelurahan. Terdiri atas dataran rendah di bagian Utara yang dikenal dengan Semarang Bawah dan daerah perbukitan di bagian Selatan yang dikenal dengan Semarang Atas.  Adanya fasilitas bandara bertaraf internasional sehingga menyebabkan sering dikunjungi wisatawan mancanegara.  Adanya transportasi darat yang baik menuju kota Semarang.  Tingkat ekonomi dan sosial budaya yang cukup tinggi. 5.1.2 Kriteria Pemilihan Lokasi

Sebagai sebuah bangunan yang memilki fungsi untuk membantu kegiatan bisnis pengunjungnya, lokasi tapak hotel harus memiliki beberapa kriteria sebaga berikut:  Lokasi merupakan daerah wilayah pengembangan.  Dapat dicapai dengan mudah dari berbagai tempat di seputaran kota Semarang, dan transportasi menuju kelokasi lancar.  Dekat dengan kawasan urban dan kawasan wisata kota sebagai acuan untuk sasaran pengunjung yang diperkirakanakan menjadi penunjang utama untuk bangunan ini. 5.1.3 Pencapaian

Untuk sebuah gedung bersifat publik yang diharapkan akan ramai dikunjungi orang, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:  Mudah diakses dari tempat – tempat penting di luar site ( b u s / kendaraan besar).  Transportasi menuju dan keluar site mudah didapat.  Tidak di kawasan macet, karena dapat semakin menambah kekacauan pada lalu lintas.

Berdasarkan beberapa kriteria diatas maka lokasi yang dipilih untuk hotel bisnis bintang 4 adalah Jalan Pemuda dan Jalan Ahmad Yani, karena lokasilokasi tersebut memiliki beberapa potensi yaitu:  Berada di area pusat Kota Semarang.  Pencapaian mudah karena banyak angkutan umum yang melewati site.  Memiliki akses yang mudah dalam pencapaian. 5.2 Alternatif Lahan 5.2.1 Jalan Pemuda (samping Lawang Sewu)

Gambar 5.1: Area Lahan Sumber: Google Earth

Lahan yang mempunyai luas ± 8.000 m² ini terletak di Kelurahan Sekayu, Kecamatan Semarang Tengah. Wilayah ini merupakan area untuk perkantoran, perdagangan, dan jasa (Perda RT RW Kota Semarang pasal 10). Jalan pemuda termasuk jalan kolektor sekunder maka menurut Perda RDTRK Kota Semarang Wilayah BWK 1 untuk peruntukan hotel, KDB yang direncanakan sebesar 60%, KLB 3,6 dengan ketinggian maksimal 7 lantai dan GSB untuk hotel 23 m. Batas-batas wilayah : - Utara : Bank Danamon, Gedung Pandanaran - Barat : Lawang Sewu, Tugu Muda - Selatan : Pemukiman Randusari - Timur : Dp Mall, Balaikota Semarang

Jarak lahan ke bandara sekitar 5.1km bisa ditempuh menggunakan sarana transportasi dengan waktu ± 15menit. Dekat dengan pusat perbelanjaan. Di sisi timur sekitar 100m ada DP Mall dan 750m terdapat Mall Paragon Semarang yang bisa ditempuh dalam waktu 9 menit dengan berjalan kaki.

Gambar 5.2: Jarak Tapak ke Bandara Ahmad Yani Sumber: Google Earth

Gambar 5.3: Hotel lain disekitar tapak Sumber: maps.google.com

5.2.2

Jalan Jenderal Ahmad Yani (depan Happy Puppy Karaoke)

Gambar 5.4: Area Tapak Sumber: Google Earth

Lahan yang mempunyai luas ± 4.000 m² ini terletak di Kelurahan Wonodri, Kecamatan Semarang Selatan. Wilayah ini merupakan area untuk perkantoran, perdagangan, dan jasa (Perda RT RW Kota Semarang pasal 10). JalanJend. Ahmad Yani termasuk jalan arteri sekunder maka menurut Perda RDTRK Kota Semarang Wilayah BWK 1 untuk peruntukan hotel, KDB yang direncanakan sebesar 60%, KLB 4,0 dengan ketinggian maksimal 10 lantaidan GSB untuk hotel 29 m.

Batas-batas wilayah : - Utara : Jalan Jend. Ahmad Yani - Barat : Rumah dan kantor HK - Selatan : Pemukiman Atmodirono - Timur : Jalan Atmodirono Jarak lahan ke bandara sekitar 6.8km bisa ditempuh menggunakan sarana transportasi dengan waktu ± 25 menit. Dekat dengan Simpang Lima Semarang hanya berjarak sekitar 850 m bisa ditempuh dengan jalan kaki selama 10 menit.

Gambar 5.5: Jarak Tapak ke Bandara Ahmad Yani Sumber: Google Earth

Gambar 5.6: Hotel lain disekitar tapak Sumber: maps.google.com

Kriteria

Lokasi Jalan Pemuda

Jalan Ahmad Yani

Luas Lahan

+ 8000 m2 (3)

+ 4000 m2 (2)

Tinjauan Jalan

Jalan Kolektor Sekunder (2)

Jalan Kolektor Sekunder (2)

Pencapaian ke Lokasi

Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. (2) Berada di area pusat kota dan dekat dengan Kantor Pemerintahan Kota Semarang. (3)

Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. (2)

Jangkauan Terhadap Struktur Kota

Dekat dengan area pusat Kota, jarak ke Kantor Pemerintahan Kota Semarang lebih jauh daripada tapak di Jalan Pemuda (2) Permukiman, Pertokoan, dll. (3)

Fungsi Pendukung Sekitar Lokasi

Perkantoran, pertokoan .dll (3)

Fungsi Eksisting

Lahan Kosong (3)

Lahan Kosong (3)

Kontur

Relatif datar (2)

Relatif datar (2)

Pengenalan Entrance

-

Baik (2) Dekat dengan lampu lalu lintas (1)

-

Baik (2) Cukup dekat dengan lampu lalu lintas (2)

Aksesbilitas - Kendaraan Pribadi - Kendaraan Umum - Pejalan Kaki Kesesuaian RUTRK Semarang

Baik Sekali (3) Baik Sekali (3) Baik Sekali (3) Sesuai (3)

Baik Sekali (3) Baik Sekali (3) Baik (2) Sesuai (3)

Jumlah Nilai Peringkat

35 1

31 2

Kriteria penilaian tapak: 1 = Kurang 2 = Baik 3 = Baik Sekali Tabel Kriteria Penilaian Tapak Sumber: analisis pribadi

Maka berdasarkan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa lokasi yang tepat untuk Hotel Bisnis Bintang 4 adalah di Jalan Pemuda, Semarang.

DAFTAR PUSTAKA

Asrial D dalam Hotel Dan Apartemen Teme Green Architecture. Analisa Kinerja Lalu Lintas Simpang Jl.Perintis Kemerdekaan . Jl.Setia Budi IV- 12 (Simpang Terminal Banyumanik . Simpang Mall Swalayan ADA) Dan Pemecahannya. Dari http://eprints.undip.ac.id/33806/7/1605_chapter_IV.pdf, 30 September 2014. Damardjati, R.S. 2001. Istilah – Istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: Pradya Paramita. Poerbo, Hartono. 198x. Utilitas Bangunan. Jakarta: Penerbit Djambatan. Suwana, Jimmy. S. 200x. Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

iv | H o t e l B i s n i s d i K o t a S e m a r a n g

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF