LP SEPSIS 2
January 24, 2019 | Author: Alpi Anor | Category: N/A
Short Description
LP SEPSIS 2...
Description
LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN SEPSIS A. DEFINISI
Sepsis Sepsis adalah adalah suatu suatu respon respon sistemi sistemik k terhad terhadap ap infeks infeksi. i. Pada Pada sepsis sepsis gejala gejala klinis klinis yang yang terdapa terdapatt pada pada SIRS SIRS diikut diikutii oleh oleh adany adanyaa bukti bukti infeks infeksi. i. Termino Terminologi logi sepsis masih membingungkan membingungkan karena penggunaan penggunaan yang tidak tepat tepat dan berba-g berba-gai ai macam macam defini definisi si yang yang meyeba meyebabka bkan n kebing kebingung ungan an pada pada liter literatu aturr medis medis.. saat saat ini ini telah telah dibu dibuat at stan standa dard rdisa isasi si term termin inol olog ogii infek infeksi, si, bakteriemia, sepsis, dan septik syok sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan kemampuan untuk mendiagno mendiagnosis, sis, mengobati, mengobati, dan membuat membuat formulasi formulasi untuk prognosa dari infeksi ini. Dalam terminologi yang baru, sepsis meakili subgrup dalam !Systemic Inflamatory Response Syndrome" #SIRS$ #%ordon &' ())*, +heeler P /$. Seps Sepsis is adala adalah h respo respon n infla inflama masi si siste sistemi mik k yang yang diseb disebab abka kan n oleh oleh berbagai macam organisme yang infeksius0 bakteri gram negatif, bakteri gram positif, fungi, parasit, dan 1irus. Tidak semua indi1idu yang mengalami infeksi menjadi sepsis, dan terdapat suatu rangkaian dari beratnya infeksi dari proses yang terlokalisisir menjadi bakteriemia sampai ke sepsis dan menjadi septik syok #2orit3,($.
B. ETIOLOGI
Seps Sepsis is dapa dapatt diseb disebab abka kan n oleh oleh infe infeks ksii bakt bakteri eri gram gram nega negatif tif *4 *4 #pseudomonas auriginosa, klebsiella, enterobakter, echoli, proteus$. Infeksi bakteri
gram
positif
-/4
#stafilokokus
aureus,
stretokokus,
pneumokokus$, infeksi jamur dan 1irus -54 #dengue hemorrhagic fe1er, herpes 1iruses$, proto3oa #malaria falciparum$. falciparum$. Sedangkan Sedangkan pada kultur yang serin sering g dite ditemu muka kan n adala adalah h pseu pseudo domo mona nas, s, disu disusu sull oleh oleh stapi stapilo loko koku kuss dan dan pneumokokus. Shock sepsis yang terjadi karena infeksi gram negatif adalah /4 dari kasus, sedangkan gram positif adalah 6-(64 dari kasus #Root, ())($. Penyebab terbesar sepsis sepsis adalah bakteri bakteri gram #-$ yang memproduksi memproduksi endotoksin glikoprotein kompleks sedangkan bakteri gram #7$ memproduksi
eksotoksin yang merupakan komponen utama membran terluar dari bakteri meng mengha hasil silka kan n berb berbag agai ai prod produk uk yang yang dapa dapatt mens menstim timul ulasi asi sel imun imun.. Sel Sel tersebut tersebut akan terpacu untuk melepaska melepaskan n mediator inflamasi. inflamasi. Produk Produk yang berperan penting terhadap sepsis adalah lipopolisakarida #8PS$. 9ultur darah positif pada -/4 kasus sepsis dan pada /-*4 kasus syok syok septik septik.. Dari Dari kasuskasus-kas kasus us dengan dengan kultur kultur darah darah yang yang positi positif, f, terdap terdapat at hingga *4 isolat yang ditumbuhi oleh satu spesies bakteri gram positif atau gram negatif saja0 sisanya ditumbuhi fungus atau mikroorganisme campuran lainny lainnya. a. Sepsis Sepsis dapat dapat dipicu dipicu oleh oleh infeksi infeksi di bagian bagian manapu manapun n dari dari tubuh. tubuh. Daerah Daerah infeks infeksii yang yang paling paling sering sering menye menyebab babkan kan sepsis sepsis adalah adalah paru-p paru-paru aru,, saluran kemih, perut, dan panggul. :enis infeksi yang sering dihubungkan dengan sepsis yaitu; a. b. c. d.
Infek Infeksi si paruparu-pa paru ru #pneu #pneumo moni nia$ a$ S yang rendah, terjadi maldistribusi
aliran
darah.
&ediator-mediator
1asoaktif
yang
dilepaskan oleh sistemik menyebabkan 1asodilatasi tertentu dan 1asokonstriksi dari jaringan 1ascular tertentu, mengarah pada aliran yang tidak mencukupi ke beberapa jaringan sedangkan jaringan lainnya menerima aliran yang berlebihan. Selain itu terjadi respon inflamasi massif pada jaringan, mengakibatkan sumbatan kapiler
karena adanya agregasi leukosit dan penimbunan fibrin, dan berakibat kerusakan organ dan endotel yang tidak dapat pulih. 0. Peru0a*an m!$(ar%!al 9inerja miokardial mengalami gangguan, dalam bentuk penurunan fraksi ejeksi 1entricular dan juga gangguan kontraktilitas. S yang rendah, kondisi ini disebut dengan syok hiperdinamik. entuk kedua ditandai dengan curah jantung yang rendah dan peningkatan T>S disebut sebagai syok hipodinamik.
Gam0ar 1. Car%!$"as,ular ,*anges ass$,!ae% !* se+!, s*$,( an% *e e//e,s $/ /lu!% resus,!a!$n. .olume sirkulasi edema penimbunan efektif pulmonal fibrin ⇓ ⇓ ⇓ T>S kompliance
⇓ Respon inflamasi ⇓ Peningkatan suhu tubuh ⇓ HIPERTER 'IA
penyumbatan kapiler ⇓ KETIDAKEF EKTIFAN PERFUSI 4ARINGAN PERIFER
⇓ 'A meningkat u kompensasi ⇓ sedemia laktat ⇓ responsi1itas terhadap katekolamin ⇓ fs. jantung terganggu #fraksi ejeksi 1entrikel turun, gangguan kontraktilitas$ ⇓ RISIKO S6OK
paru ⇓ GG. PERTUKAR AN GAS
H. PENATALAKSANAAN RAPID ASSESSMENT 1.
Imme%!ae 7ues!$n a. Sur"e Pr!mer 'ek iray, reathing, 'irculation - iray; clear - reathing; Tidak terdapat masalah pada fase aal syok septik %angguan pada breathing ditemukan bila ada gangguan lanjut
setelah adanya gagal sirkulasi. iasanya ditemukan pada suara nafas crackles #7$, Respirasi rate F 5 Bmenit. Pernafasan -
kusmaul. 'irculation; %angguan sirkulasi jelas tampak terlihat pada fase aal #hiperdinamik$; akral teraba hangat karena suhu tubuh yang meningkat. Pada fase lanjut yaitu fase hipodinamik ditandai dengan penurunan tekanan darahhipotensi, penurunan perfusi ke jaringan ditandai dengan akral yang dingin, 'RT lebih dari
detik, urin output H cckgbbjam. 2adi teraba lemah dengan frekuensi F ( Bmenit b. Baga!mana saus menal %an vital sign 8 Status mental pasien pada fase aal masih baik perlahan terjadi penurunan status mental seiring dengan gangguan sirkulasi yang semakin
berat. >ital
sign pada fase hiperdinamik terdapat
peningkatan suhu, tekanan darah masih tergolong pada rentang normal, nadi cepat F( Bmenit. Pada fase hipodinamik terjadi penurunan suhu tubuh H 5* ', tekanan darah dan nadi semakin lemah dan cepat. c. Baga!mana an%a
%an
ge3ala
se,ara
umum
8
hiperthermahipotermia, takikardia, takipnea, hiperperfusi perifer #hangat$, hipotensi, ekstremitas dingin, bingung, crt F detik, penurunan urin output d. R!aa +ena(! 8 (. Pulm$nal . batuk, dispnea, takipnea,nyeri dada pleuritik, produksi sputum, hemoptysis . Gen!$ur!nar. Disuria, frekuensi, urgensi,hematuri, nyeri abdomen,muntah, riayat penggunaan katete folley, riayat penyakit prostat, riayat nyeri panggul, nyeri perineal atau testicular, aborsi. 5. CNS. Sakit kepala, meningismus, kebingungan, koma, riayat autitis media sinusitis. /. GI)Inra a0%$men. 2yeri
abdomen, muntah, anoreksia,
jaundice, 5. Kul!. 8uka bakar, injuri karena trauma, cellulitis, abses, ulkus dekubitus, riwayat drakius, =. Car%!$"as(ular. 2yeri dada, emboli perifer, perdarahan, kelainan congenital. *. 'us(ul$s(eleal. engkak terlokalisasi, nyeri dan hangat pada daerah persendian, otot atau tulang. Riayat trauma terutama fraktur terbuka, riayat pembedahan, e. R!aa +ena(! masa lalu8 Riayat penyakit Imunosupresi # EI>, diabetes, gangguan autoimun, kanker$. f. 'e%!(as!8 Abat-obatan imunosupresi #corticosteroids, kemoterapi$. 2. Daa0ase A. P$!n uama +eng(a3!an /!s!( (. &ental Status
2. 5. /. 6. =. *. G. 9.
Vital sign Kul!. ?teki, luka terinfeksi, cellulitis. Heen. Sinusitis, otitis media Le*er. 8ympha denopathy, nuchal rigidity Suara +aru. +hee3ing, rhonchi, rales, takipnea, ards, batuk, Suara 3anung. Takikardi, murmur. A0%$men. Abdominal tenderness Gen!$ur!nar. Suprapubik atau panggul tenderness, pendarahan
discharge vagina. (. 'us(ul$s(eleal. Vocal redness, swelling , tenderness, krepitasi. ((. Neur$l$g!,. Perubahan status mental 0 kebingungan, delirium, koma. #. La0$ra$r %aa (. Dara*. Test kimia, kultur, %, ''. . Ur!n. 9ultur. 5. CSF. 9ultur, /. S+uum. 9ultur. 6. Dra!nase lu(a. 9ultur. &. Ra%!$gra+*!, %an +eng(a3!an %!agn$s!s la!nna TATA LAKSANA SYOK SEPTIK Gam0ar #. Algoritma early goal direted t!era"y
Sumber ; Ri1ers (
Tata laksana syok sepik yang biasa digunakan pada d1anced 'ardiac 8ife Support #'8S$ and d1anced Trauma 8ife Support #T8S$, meliputi ) tahap sebagai berikut; Gam0ar & # Ste"$ise a""roa! to se"sis and se"ti s!ok
I. ASUHAN KEPERA5ATAN
. Pengkajian Pendekatan 'D? A!ra
yakinkan kepatenan jalan napas
berikan alat bantu napas jika perlu #guedel atau nasopharyngeal$
jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli anestesi dan baa segera mungkin ke I'@
Brea*!ng
kaji jumlah pernasan lebih dari / kali per menit merupakan gejala yang signifikan
kaji saturasi oksigen periksa gas darah arteri untuk mengkaji status oksigenasi dan kemungkinan asidosis
berikan (4 oksigen melalui non re-breath mask auskulasi dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada periksa foto thorak
C!r,ula!$n
kaji denyut jantung, F( kali per menit merupakan tanda signifikan
monitoring tekanan darah, tekanan darah HF
periksa aktu pengisian kapiler
pasang infuse dengan menggunakan canul yang besar
berikan cairan koloid C gelofusin atau haemaccel
pasang kateter
lakukan pemeriksaan darah lengkap
siapkan untuk pemeriksaan kultur
catat temperature, kemungkinan pasien pyreksia atau temperature kurang dari 5=o'
siapkan pemeriksaan urin dan sputum berikan antibiotic spectrum luas sesuai kebijakan setempat.
D!sa0!l!
ingung merupakan salah satu tanda pertama pada pasien sepsis padahal sebelumnya tidak ada masalah #sehat dan baik$. 9aji tingkat kesadaran dengan
menggunakan >P@. E9+$sure
:ika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka dan tempat suntikan dan tempat sumber infeksi lainnya.
Tan%a an,aman er*a%a+ (e*!%u+an
Sepsis yang berat didefinisikan sebagai sepsis yang menyebabkan kegagalan fungsi organ. :ika sudah menyembabkan ancaman terhadap kehidupan maka pasien harus dibaa ke I'@, adapun indikasinya sebagai berikut;
Penurunan fungsi ginjal
Penurunan fungsi jantung
Eyposia
sidosis
%angguan pembekuan
cute respiratory distress syndrome #ards$ C tanda cardinal oedema pulmonal.
. Pengkajian@mum (. ktifitas; %ejala ; &alaise . Sirkulasi Tanda ; • Tekanan darah normal atau sedikit dibaah normal #selama hasil •
curah jantung tetap meningkat$. Denyut perifer kuat, cepat
•
lemahlembutmudah hilang, takikardi ekstrem #syok$. Suara jantung ; disritmia dan perkembangan
#perifer
hiperdinamik$; S5
dapat
mengakibatkan disfungsi miokard, efek dari asidosis atau ketidak •
seimbangan elektrolit. 9ulit hangat, kering, bercahaya #1asodilatasi$, pucat,lembab,burik
#1asokontriksi$. 5. ?liminasi %ejala ; Diare /. &akanan'airan %ejala ; noreksia, &ual, &untah; Penurunan haluaran, konsentrasi urine, perkembangan ke arah oliguri,anuria. 6. 2yeri9enyamanan; 9ejang abdominal,lakalisasi rasa sakit atau
ketidak nyamanan, urtikaria, pruritus. =. Pernafasan Tanda; Takipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan, penggunaan kortikosteroid, infeksi baru, penyakit 1iral. Suhu ; umumnya meningkat #5*,)N' atau lebih$ tetapi mungkin normal pada lansia atau mengganggu pasien, kadang subnormal. 8uka yang sulit atau lama sembuh, drainase purulen,lokalisasi eritema. Ruam eritema macular *. Seksualitas %ejala ; Pruritus perineal. Tanda ; &aserasi 1ul1a, pengeringan 1aginal purulen. G. Pendidikan kesehatan %ejala ; &asalah kesehatan kronis atau melemah, misalnya hati, ginjal, sakit jantung, kanker,D&, kecanduan alcohol. Riayat splenektomi; aru saja menjalani operasi prosedur in1asi1e, luka traumatic.Penggunaan antibiotic # baru saja atau jangka panjang$.
C. Anal!s!s Daa Daa DS; Pasien atau keluarga pasien mengatakan pasien menderita sakit kronis, demam
DA #f.risiko$; • adanya penyakit kronis • penekanan sistem imun • pertahanan primer yang tidak adekuat #luka, trauma jaringan kulit$ • pertahanan sekunder inadekuat #Eb turun, leukopenia$
E!$l$g! Infasi mikroba ⇓ Pelepasan endotoksin atau eksotoksin ⇓ Respon sistemik tubuh terhadap infeksi ⇓ S?PSIS ⇓ Stimulasi sel imun tubuh ⇓ produksi sitokin proinflamasi berlebih ⇓ Risiko infeksi
'asala* Ke+eraaan Risiko Infeksi
• prosedur infasif • malnutrisi DS; Perubahan sensasi DA; • TD turunhipotensi • RR meningkat • 'RT F detik • akral ekstremitas dingin • kulit pucat • edema ekstremitas • nadi lemah
DS;DA #f.risiko$; • hipotensi • hipo1olemia • hipoksemia • hipoksia • infeksi • sepsis
Infasi mikroba 9etidakefektifan perfusi jaringan perifer ⇓ Pelepasan endotoksin atau eksotoksin ⇓ Respon sistemik tubuh terhadap infeksi ⇓ S?PSIS ⇓ ?fek berbagai mediator inflamasi #protaglandin, kinin, histamin$ ⇓ respon inflamasi masif di jaringan 1askuler ⇓ agregasi leukosit dan penimbunan fibrin ⇓ penyumbatan kapiler ⇓ 9etidakefektifan perfusi jaringan perifer Infasi mikroba ⇓ Pelepasan endotoksin atau eksotoksin ⇓ Respon sistemik tubuh terhadap infeksi ⇓ S?PSIS ⇓ ?fek berbagai mediator inflamasi #protaglandin, kinin, histamin$ ⇓ >asodilatasi, peningkatan permeabilitas kapiler ⇓ >olume intra1askuler ⇓
Risiko Syok
>olume sirkulasi efektif ⇓ T>S ⇓ 'A meningkat u kompensasi ⇓ sedemia laktat ⇓ responsi1itas terhadap katekolamin ⇓ fs. jantung terganggu #fraksi ejeksi 1entrikel turun, gangguan kontraktilitas$ ⇓ risiko syok DS;DA; • Pernafasan abnormal #kecepatan, irama, kedalaman$ • +arna kulit abnormal #pucat, kehitaman$ • hiperkapnia • hipoksemia • hipoksia • takikardi
Infasi mikroba ⇓ Pelepasan endotoksin atau eksotoksin ⇓ Respon sistemik tubuh terhadap infeksi ⇓ S?PSIS ⇓ neutrofil terakti1asi ⇓ infiltrasi di jar. pulmonal dan 1askuler ⇓ akumulasi cairan ekstra1askuler di paru ⇓ edema pulmonal ⇓ kompliance paru ⇓ gg. pertukaran gas
%angguan pertukaran gas
DS;DA; • suhu tubuh di atas normal
Infasi mikroba ⇓ Pelepasan endotoksin atau eksotoksin ⇓ Respon sistemik tubuh terhadap infeksi ⇓ S?PSIS ⇓ Respon inflamasi ⇓ Peningkatan suhu tubuh ⇓ Eipertermia
Eipertermia
D. Ren,ana Iner"ens! Ke+eraaan N$.
(.
D9. Ke+. Risiko Syok
Tu3uan %an Kr!er!a Has!l Tu3uan: Setelah dilakukan tindakan keperaatan selama (B/ jam diharapkan klien dapat terhindar dari risiko syok NOC: R!s( C$nr$l: S*$,( Pre"en!$n Kr!er!a Has!l:
• • • • • •
Tekanan darah D2 #((-(5*-) mmEg$ 2adi D2 #*-)Bmenit$ RR D2 #(=- Bmenit$ Suhu D2 #5=,6-5*,6 '$ Eb D2 #( C (G grd8$ 'RT H 5 detik
NI (.
.
5. /. 6. =. *.
G. ). ( (( (
(
( ( ( ( ( (
.
Risiko Infeksi
Tu3uan: Setelah dilakukan tindakan keperaatan selama (B/ jam diharapkan klien dapat terhindar dari risiko infeksi NOC: R!s( C$nr$l: In/e,!$us Pr$,ess Kr!er!a Has!l;
• • • 5.
%angguan pertukaran gas
Suhu D2 #5=,6-5*,6 '$ :umlah leukosit D2 tidak terdapat tanda-tanda infeksi yang
semakin memburuk Tu3uan: Setelah dilakukan tindakan keperaatan selama 5B/ jam diharapkan kondisi klinis klien terkait pertukaran gas membaik NOC: Res+!ra$r Saus: Gas E9,*ange Kr!er!a Has!l: •
Pernafasan normal #kecepatan, irama, kedalaman$
NI (.
. 5. /. . 5.
/.
6.
• +arna kulit normal #tidak pucatkehitaman$ • RR D2 • Eb D2 • 2adi D2 • % normal
=. *.
G. ). ( ((
/.
9etidakefektifan perfusi jaringan perifer
Tu3uan: Setelah dilakukan tindakan keperaatan selama 5B/ jam diharapkan perfusi jaringan perifer klien meningkat NOC: C!r,ula!$n Saus Kr!er!a Has!l:
• • • • • • •
TD D2 RR D2 'RT H 5 detik akral ekstremitas hangat arna kulit tidak pucat ekstremitas tidak edema kekuatan nadi normal
NI (.
. 5. /. 6. =. *.
G.
6
Eipertermi b.d kerusakan control
Tu3uan: suhu sekunder akibat infeksi atau Setelah dilakukan tindakan keperaatan selama (B/ jam diharapkan suhu tubuh normal inflamasi NOC: T*erm$regula!$n Kr!er!a Has!l: • Suhu tubuh dalam batas normal #5=.6-5*.6$ • 2adi dalam batas normal #((-( Bmenit$ •
View more...
Comments