LP Rasa Aman Dan Nyaman
October 8, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download LP Rasa Aman Dan Nyaman...
Description
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN
I. Konsep Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman 1.1 Definisi/deskripsi kebutuhan rasa aman dan nyaman 1.1.1 Keamanan Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan aman dan tentram (Potter & Perry, 2010) 2010) 1.1.2 Kenyamanan Kenyamanan adalah suatu keadaan yang telah terpenuhi kebutuhan dasar klien. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan ketrampilan sehari – hari), kelegaan (kebutuhan yang terpenuhi) dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah nyeri). Kenyamanan sering diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari nyeri (Potter & Perry, 2010). 1.2 Fisiologi system/Normal system Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi dan perilaku. Cara yang paling baik untuk memahami pengalaman nyeri akan membantu untuk menjelaskan tiga komponen fisiologis berikut : resepsi, persepsi dan reaksi. Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut saraf perifer. Serabut nyeri memasuki medulla spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai didalam massa berwarna abu-abu di medulla spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak atau at au
ditransmisi tanpa hambatan ke korteks serebral. Sekali stimulus nyeri mencapai korteks serebral, maka otak menginterpretasi kualitas nyeri dan memproses informasi tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi kebudayaan dalam upaya mempersepsikan nyeri (McNair, 1990) Seorang kilen yang sedang merasakan nyeri tidak dapat membedakan komponen- komponen tersebut. Akan tetapi, dengan memahami setiap komponen perawat akan terbantu dalam mengenali faktor-faktor faktor-f aktor yang dapat menimbulkan nyeri gejala yang menyertai nyeri dan rasional serta kerja terapi yang dipilih. Nyeri N yeri sendiri dapat diukur dengan menggunakan WongBaker Faces Pain Rating Scale.
1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi system kebutuhan rasa aman dan nyaman 1.3.1 Emosi Kecemasan,
depresi,
dan
marah
akan
mudah
terjadi
dan
mempengaruhi keamanan dan kenyamanan 1.3.2 Status Mobilisasi Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko injury
1.3.3 Gangguan Persepsi Sensory Mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang berbahayaseperti gangguan penciuman dan penglihatan 1.3.4 Keadaan Imunitas Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang penyakit 1.3.5 Tingkat Kesadaran Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang tidur. 1.3.6 Informasi atau Komunikasi Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat menimbulkan kecelakaan. 1.3.7 Gangguan Tingkat Pengetahuan Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya. 1.3.8 Penggunaan antibiotik yang tidak rasional Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok 1.3.9 Status nutrisi Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan kelem ahan dan mudah menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap ter hadap penyakit tertentu.
1.3.10 Usia Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri 1.3.11 Jenis Kelamin Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya. 1.3.12 Kebudayaan Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai 1.4 Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada system Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman 1.4.1 Jatuh Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan dilaporkan dari seluruh kecelakaan yang terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar dialami pasien lansia 1.4.2 Oksigen Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen akan mempengaruhi keamanan pasien 1.4.3 Pencahayaan Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang penting. Tata pencahayaan
dalam
ruang
kenyamanan pasien rawat inap.
rawat
inap
dapat
mempengaruhi
II. Rencana asuhan keperawatan dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman 2.1 Pengkajian 2.1.1 Riwayat keperawatan a. Riwayat penyakit sekarang Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman.
Lingkungan Lingkungan klien mencakup semua faktor faktor fisik dan
psikososial
yang
mempengaruhi
atau
berakibat
terhadap
kehidupan dan kelangsungan hidup klien. Keamanan yang ada dalam lingkungan ini akan mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cedera yang akan mempengaruhi rasa aman dan nyaman klien. b. Riwayat penyakit dahulu Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/ operas i/ bedah menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman klien c. Riwayat penyakit keluarga Riwayat
kesehatan
keluarga
juga
dapat
menyebabkan
gangguan rasa aman dan nyaman. Karena dengan adanya riwayat penyakit maka klien akan beresiko terkena penyakit sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman seperti nyeri. 2.1.2 Pemeriksaan fisik: data fokus a. Ekspresi wajah 1) Menutup mata rapat rapat
2) Membuka mata lebar-lebar 3) Menggigit bibir bawah b. Verbal 1) Menangis 2) Berteriak c. Tanda-tanda vital 1) Tekanan darah 2) Nadi 3) Pernapasan d. Ekstremitas Amati gerak tubuh pasien untuk mealokasikan tempat atau rasa yang tidak nyaman 2.1.3 Pemeriksaan penunjang a. USG USG digunakan untuk data penunjang apabila ada rasa tidak nyaman pada bagian perut b. Rontgen Rontgen untuk mengetahui tulang/organ yang abnormal yang dapat mengganggu rasa nyaman klien
2.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul Diagnosa 1 : Ansietas 2.2.1 Definisi Perasaan tidak nyaman atau kekawatiran yang samar disertai respon autonomy (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan kemampuan individu untuk menghadapi ancaman. 2.2.2 Batasan karakteristik a. Perilaku 1) Penurunan produktivitas 2) Mengekspresikan
kehawatiran
peristiwa hidup 3) Gerakan yang tidak relevan 4) Gelisah 5) Memandang sekilas 6) Insomnia 7) Tampak waspada 8) Agitasi b. Afektif 1) Gelisah 2) Kesedihan yang mendalam 3) Distres
akibat
perubahan
dalam
4) Ketakutan 5) Perasaan tidak adekuat c. Fisiologis 1) Wajah tegang 2) Insomnia 3) Peningkatan keringat 4) Peningkatan ketegangan 5) Terguncan d. Simpatik 1) Anoreksia 2) Diare, mulut kering 3) Wajah merah 4) Jantung berdebar-debar 5) Peningkatan tekanan darah 6) Peningkatan denyut nadi 7) Peningkatan reflek 8) Peningkatan frekuensi pernapasan 9) Kesulitas bernapas e. Parasimpatik 1) Nyeri abdomen 2) Penurunan tekanan darah 3) Penurunan denyut nadi 4) Letih, gangguan tidur 5) Sering berkemih
f. Kognitif 1) Kesulitan berkonsentrasi 2) Lupa, gangguan perhatian 3) Khawatir, melamun 4) Ketakutan terhadap konsekwensi yang tidak spesifi 5) Cenderung menyalahkan orang lain 2.2.3 Faktor yang berhubungan a. Perubahan dalam (status ekonomi, lingkungan, kesehatan, pola interaksi, fungsi peran, status peran) b. Pemajangan toksin c. Terkait keluarga d. Herediter e. Penularan penyakit interpersonal f. Krisis maturasi, krisis fungsional g. Stres, ancaman kematian h. Kebutuhan yang tidak terpenuhi Diagnosa 2 : Nyeri Akut 2.2.4 Definisi Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, awitan yang tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas ringan sampai berat
2.2.5 Batasan karakteristik a. Perubahan selera makan b. Perubahan tekanan darah c. Perubahan frekuensi jantung d. Perubahan frekuensi pernapasan e. Laporan isyarat f. Diaforesis g. Mengekspresikan perilaku (mis..gelisah, merengek, menangis) h. Sikap melindungi area nyeri i. Melaporkan nyeri secara verbal j. Gangguan tidur k. Fokus menyempit (mis. Gangguan persepsi nyeri, hambatan proses berfikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan 2.2.6 Faktor yang berhubungan Agen cedera (mis., biologis, zat kimia, fisik, psikologis) 2.3 Perencanaan Diagnosa 1 2.3.1 Tujuan dan kriteria hasil a. Tujuan 1) Anxiety self-control 2) Anxiety level 3) coping
b. Kriteria hasil 1) Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas 2) Mengidentifikasim mengungkapkan mengungkapkan dan menunjukkan menunjukkan tehnik untuk mengontrol cemas 3) Vital sign dalam batas normal 4) Postur tubuh, eksprsi eksprsi wajah, bahasa tubuh tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan 2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional a. Intervensi : Lakukan pendekatan yang menenangkan Rasional : Membangun hubungan saling percaya b. Intevensi : Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur Rasional : Untuk menghindari terlalu banyaknya informasi c. Intervensi : Dengarkan dengan penuh perhatian. Kaji pengetahuan pasien mengenai situasi yang dialaminya dan beri dorongan kepada pasien untuk mendiskusikan alas analasan munculnya ansietas Rasional : Membantu pasien mengidentifikasi perilaku kecemasan dan dan menyadarkan penyebabnya d. Intervensi : Instruksikan pasien menggunakan tehnik relaksasi Rasional : Membuat pasien lebih rileks
Diagnosa 2 2.3.3 Tujuan dan kriteria hasil a. Tujuan 1) Pain level 2) Pain control 3) Comfort level b. Kriteria hasil 1) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi, mencari bantuan) 2) Melaporkan bahwa nyeri nyeri berkurang 3) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang 2.3.4 Intervensi keperawatan dan rasional a. Intervensi : Lakukan pengkajian nyeri PQRST (Provokatif, Quality, Regio, Skala, Time) Rasional : Pengkajian PQRST membantu untuk mengetahui jenis dan tingkat nyeri pasien b. Intervensi : Lakukan pengukuran pengukuran vital sign Rasional : Untuk mengetahui keadaan umum pasien serta tindakan intervensi selanjutnya c. Intervensi : Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, dan kebisingan d. Intervensi : Pada saat tingkat nyeri pasien tidak terlalu kentara, implementasikan alternatife.
tehnik
mengendalikan
nyeri
Rasional : Tehnik nonfarmakologi pengurangan nyeri akan lebih efektif bila nyeri pasien berada pada tingkat yang dapat ditoleransi e. Intervensi : Lanjutkan dengan pemberian obat yang dianjurkan sesuai indikasi Rasional : Untuk meyakinkan pengurangan nyeri yang adekuat
III. Daftar Pustaka ______. (2016). (2016). Laporan Laporan Pendahuluan Pendahuluan Rasa Aman dan Nyaman. Nyaman. Diakses pada tanggal 02 September 2018 dari https://datenpdf.com/download/documentstipslaporan-pendahuluanrasa-aman-dan-nyamandoc_pdf ______. (2017). Laporan (2017). Laporan Pendahuluan Rasa Aman Aman dan dan Nyaman. Nyaman. Di akses pada tanggal 02 September 2018 dari https://datenpdf.com/download/laporan-pendahuluan-rasa-aman-dannyamandocx_pdf Cynthia, M. Taylor & Ralph, Shelia S. (2017). Diagnosa (2017). Diagnosa Keperawatan dengan dengan Rencana Asuhan. Asuhan. Jakarta : EGC, 2010 Hardhi, K. & Nurarif, Amin H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa NANDA NIC-NOC (Edisi Revisi Jilid 3) 3).. Mediaction
View more...
Comments