LP MS
March 30, 2019 | Author: ShandaPrimaDewi | Category: N/A
Short Description
LP MS...
Description
LAPORAN PENDAHULUAN
Multiple Sclerosis
Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Surgical Di Ruang ! "#$U% RSSA
OLEH & San'a Prima De(i !)*+*!*,*+
PRO-RAM STUD# #LMU .EPERA/A .EPERA/ATAN TAN 0A.ULTAS .EDO.TERAN UN#1ERS#TAS 2RA/#3A4A MALAN!*5
1. DEFINISI
Multiple Sclerosis adalah penyakit degeneratif system syaraf pusat (SSP) kronis yang meliputi kerusakan myelin (material lemak dan protein ). Multiple sclerosis secara umum dianggap sebagai auto imun dimana system imun tubuh sendiri yang normalnya bertanggung jawab untuk mempertahankan tubuh terhadap terhadap virus dan bakteri, dengan alasan yang tidak diketahui mulai menyerang atau menghancurkan myelin yaitu lapisan pelindung syaraf yang melindungi syaraf yang berfungsi untuk melancarkan pengiriman pesan dari otak ke seluruh bagian tubuh. itandai dengan remisi dan ekaserbasi periodic. Multiple sclerosis menghaisilkan berbagai tanda dan gejala tergantung pada lokasi lesi, biasanya disebut sebagai pla!ue. 2. KLASIFIKASI
Menurut "asic #eurologi (Mc. $raw %ill, &'''), ada beberapa kategori multiple sclerosis berdasarkan progresivitasnya adalah A. Relapsing Remitting Multiple Sclerosis ni adlah jenis MS yang klasik yang sering kali timbul pada akhir usia belasan atau
dua puluhan tahun diawali dengan suatu erangan hebat yang kemudian diikuti dengan keembuhan semu. *ang dimaksud dengan kesembuhan semu adalah setelah serangan hebat penderita terlihat pulih. #amun sebenarnya,tingkat kepulihan itu tidak la gi sama dengan tingkat kepulihan sebelum terkena serangan.sebenarnya kondisinya adalah sedikit demi sedikit semakin memburuk.jika sebelum terkena serangan hebat pertama penderita memiliki kemampuan motorik dan sensorik +'', maka setelah serangan tersebut mungkin hanya akan pulih -'/0 saja. Serangan berikut akan terus menurukan kemampuan penderita sampai ke '. Setiap serangan tersebut berakibat semakin memburuknya kondisi penderita. nterval waktu antara serangan satu dengan serangan yang selanjutnya sama sekali tidak bisa diduga, bila dalam hitungan hari, minggu bulan atau tahun. %ampir -' penderita MS pada awalnya mengalami kondisi ini, setelah beberapa kali mengalami serangan hebat, jenis MS ini akan berubah menjadi Secondary Progressiv MS. B. Primar Progresssi! Multiple Sclerosis Pada jenis ini kondisi penderita terus memburuk. 1da saat 2 saat penderita tidak mengalami penurunan kondisi ,namun jenis MS ini tidak mengenal istilah kesembuhan semu. 3ingkat progresivitanya beragam pada tingakatan yang paling parah , penderita Ms jenis ini bisa berakhir dengan kematian. ". Secon#ar Progressi! Multiple Sclerosis
ni adalah kondisi lanjut dari 4elapsing 4emitting MS .Pada jenis ini kondisi penderita menjadi serupa pada kondisi penderita Primary Progresssiv MS. D. Benign Multiple Sclerosis Sekitar &' penderita MS jinak ini.Pada jenis MS ini penderita mampu menjalani kehidupan seperti orang sehat tanpa begantung pada siapapun.Serangan 2 serangan yang diderita pun umumnya tidak pernah berat,sehingga para penderita sering tidak menyadari bahwa dirinya menderita MS.
$. E%I&L&'I
Penyebab MS belum diketahui secara pasti namun ada dugaan berkaitan dengan virus dan mekanisme autoimun (5lark, +//+). 1da juga yang mengaitkan dengan factor genetic. 1da beberapa factor pencetus, antara lain 6
7ehamilan
6
nfeksi yang disertai demam
6
Stress emosional
6
5edera "eberapa penelitian menyebutkan bahwa penyebab Multiple Sclerosis yang paling
nyata adalah factor genetik (mirip kanker), tapi perkembangan dunia kedokteran terbaru membantah kesimpulan ini. Penelitian terbaru membuktikan bahwa Multiple Sclerosis8aktor keturunan
tampaknya
berperan
dalam
terjadinya
sklerosis
multipel.
Sekitar 0 penderita memiliki saudara lakilaki atau saudara perempuan yang juga menderita penyakit ini dan sekitar +0 penderita memiliki keluarga dekat yang menderita penyakit ini. 8aktor lingkungan juga berperan dalam terjadinya penyakit ini. Sklerosis multipel hampir tidak pernah menyerang orangorang yang tinggal di dekat katulistiwa. klim dimana seseorang tinggal pada +' tahun pertama kehidupannya tampaknya lebih penting dari pada iklim dimana seseorang tinggal setelah +' tahun pertama kehidupannya, Meskipun para ahli menemukan bahwa MS itu berhubungan dengan infeksi (virus) , imunologis, dan factor genetic serta mengekalkan (menetap) sebagai hasil dari factor intrinsik (contoh kegagalan imunoregulasi). %al yang sudah diterima pada MS akan diturunkan. erajat pertama, kedua, ketiga relative pada klien dengan MS. *ang meningkatkan resiko secara perlahan. Multipel unlinked genes akan mudah diterima pada MS. 1danya faktor presifitasi terdiri dari terpaparnya pada agen pathogenik sebagai penyebab dari MS masih kontroversi. ni mungkin karena asosiasi mereka masih acak dan tidak adanya hubungan sebab akibat disana.
8aktor presifitasi yang mungkin termasuk infeksi , cedera fisik dan strees emosional,kelelahan berlebihan kehamilan ataupun seperti faktor ini 6
$angguan autoimun ( kemungkinan dirangsag 9 infeksi virus )
6
7elainan pada unsur pokok lipid mielin
6
4acun yang beredar dalam 5SS
6
nfeksi virus pada SSP ( morbili, destemper anjing ) (. MANIFES%ASI
Sindrom klinis pada MS secara klasik ditemukan adanya gangguan yang bersifat relaps dan remisi yang mengenai traktustraktus sistem saraf dengan onset pada usia muda , dengan variasi gambaran klinis yang ditemukan sering beragam, variasi ini termasuk dalam hal onset usia,manifestasi awal, frekuensi, berat ringannya penyakit dan gejala sisa relaps, tingkat progresifitas dan banyaknya gejala neurology yang timbul. :ariasi gambaran klinis ini menggambarkan banyaknya atau luasnya daerah system saraf yang rusak (MS plak). Secara umum seorang dokter mencurigai suatu kasus MS bila ditemukan gejala
Pasien mendapat & serangan dari gangguan neurologi (tiap serangan lebih dari &; jam dan berlangsung lebih dari + bulan, atau
Perkembangan gejala yang progresif secara perlahan selama periode paling sedikit < bulan
Multiple sclerosis memiliki kondisi yang sangat variabel dan gejalagejalanya bergantung pada area sistem syaraf pusat yang terserang. 3idak ada pola khusus pada MS dan setiap penderita MS memiliki kekhasan gejalanya sendirisendiri, yang bentuknya dari waktu ke waktu bervariasi dan tingkat keparahan serta jangka waktunya pun dapat berubah, dan semua variasi dan perubahan itu dapat terjadi bahkan pada penderita yang sama. $ejala gejala umum tersebut adalah 1. 'angguan Sensori) $angguan sensorik merupakan gejala awal yang paling sering ditemukan pada MS (&+00) dan berkembang9timbul hampir pada semua pasien MS. "iasanya pasien sering datang dengan keluhan rasa baal atau kesemutan dimulai pada satu kaki yang merambat keatas (ascending) pada satu sisi kemudian kesisi yang lain (kontra sisi).
Penglihatan kabur
Penglihatan membayang (diplopia)
#euritis optikal
Pergerakan mata yang tak terkontrol
kebutaan (sangat jarang terjadi)
%ipestesi (baal), parestesi (kesemutan), disestesi (rasa terbakar). %ipestesi merupakan gejala yang tersering muncul. $angguan ini dapat timbul disemua daerah distribusi, satu atau lebih dari satu anggota gerak,wajah atau badan (trunkal).
2. 'angguan Motori) $ejala awal motorik ditemukan pada =&;+ kasus MS dan lebih dari atihan berjalan meningkatkan gaya berjalan, karena umumnya pada keadaan tersebut kaki dan telapak kaki kehilangan sensasi positif. 0. Fbah posisi klien tiap & jam )asi-nal 5 menurunkan resiko terjadinya iskemia jaringan akibat sirkulasi darah yang jelek pada daerah yang tertekan. akukan gerak pasif pada ekstermitas yang sakit. )asi-nal 5 otot volunteer akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak dilatih untuk digerakan. J. "antu klien melakukan latihan 4BM, perawatan diri sesuai toleransi )asi-nal 5 untuk memelihara fleksibilitas sendi sesuai kemampuannya /. 7olaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien )asi-nal 5 peningkatan kemampuan dalam mobilisasi ektremitas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik dari tim fisioterapi
'% )esik- cedera 'erhu'ungan dengan kerusakan sens-ri dan penglihatan, dampak tirah 'aring lama dan kelemahan spastis %u5uan 3
alam waktu =I &; jam resiko trauma tidak terjadi
Kriteria ,asil 3
+. 7lien mau berpartisipasi terhadap pencegahan trauma &. ecubitus tidak terjadi =. 7ontraktur sendi tidak terjadi ;. 7lien tidak jatuh dari tempat tidur
Inter!ensi 3
+. Pertahankan tirah baring dan imobilisasi sesuai indikasi )asi-nal 5 meminimalkan rangsangan nyeri akibat gesekkan antara fragmen tulang dengan jaringan lunak disekitarnya &. "erikan kacamata yang sesuai dengan klien )asi-nal 5 tameng mata atau kacamata penutup dapat digunakan untuk memblok implus penglihatan pada satu mata bila klien mengalami diplopia atau penglihatan ganda =. Minimalkan efek imobilitas. )asi-nal 5 oleh karena aktifitas fisik dan imobilisasi sering terjadi pada multipel sklerosis, maka komlikasi yang di hubungkan dengan imobilisasi mencakup dekubitus dan langka untuk mencegahnya ;. Modifikasi pencegahan cedera )asi-nal 5 pencegahan cedera dilakukan pada klien multipel sklerosis jika disfungsi motorik menyebabkan masalah dalam tidak ada koordinasi dan adanya kekakuan ata u jika ataksia ada, klien resiko jatuh. 0. Modifikasi lingkungan )asi-nal 5 untuk mengatasi ketidak mampuan, klien di anjurkan untuk dengan kaki kosong pada ruang yang luas untuk menyediakan dasar yang luas dan untuk meningkatkan kemampuan berjalan dengan stabil
View more...
Comments