LP Istirahat Dan Tidur
March 6, 2024 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download LP Istirahat Dan Tidur...
Description
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN POLA TIDUR (ISTIRAHAT DAN TIDUR)
Disusun oleh: RAHMAWATI
PRAKTIK KEPERAWATAN DASAR PROGRAM STUDI NERS UNIVERSITAS AN NUR PURWODADI TAHUN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP GANGGUAN POLA TIDUR (ISTIRAHAT DAN TIDUR)
I. Konsep Dasar Gangguan Pola Tidur (Istirahat Dan Tidur) A. Pengertian Menurut Budiarti (2014), istirahat merupakan keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan beban dari kecemasan (ansietas). Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup. Tujuan seseorang tidur tidak jelas diketahui, namun diyakini tidur diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental emosional, fisiologis, dan kesehatan. Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia; tidur merupakan sebuah proses biologis yang umum pada semua orang. Ditinjau dari sejarahnya, tidur dianggap sebagai keadaan tidak sadar. Tidur dicirikan dengan aktivitas fisik minimal, tingkat kesadaran bervariasi, perubahan pada proses fisiologis tubuh, dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. B. Fisiologi Sistem/Fungsi Normal Sistem: Tidur dan Istirahat Fisiologi Tidur: Siklus alami tidur diperkirakan dikendalikan oleh pusat yang terletak di bagian bawah otak. Pusat ini secara aktif menghambat keadaan terjaga, sehingga menyebabkan tidur. Seseorang
dapat dikategorikan sedang tidur apabila terdapat tanda-tanda sebagai berikut: 1. Aktivitas fisik minimal. 2. Tingkat kesadaran yang bervariasi. 3. Terjadi perubahan-perubaahan proses fisiologis tubuh, dan 4. Penurunan respons terhadap rangsanan dari luar. Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses fisiologis. Perubahan tersebut, antara lain: 1. Penurunan tekanan darah, denyut nadi. - Dilatasi pembulih darah perifer. 2. Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktur gastrointestinal. 3. Relaksasi otot-otot rangka. 4. Basal metabolisme rate (BMR) menurun 10-30%. C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Tidur dan Istirahat 1. Sakit 2. Lingkungan 3. Letih 4. Gaya Hidup 5. Stress Emosional 6. Stimulan dan Alkohol 7. Merokok 8. Motivasi
9. Obat-obatan Beberapa obat memengaruhi kualitas tidur. Hipnotik dapat memengaruhi tahap III dan IV tidur NREM dan menekan tidur REM. Penyekat-beta diketahui menyebabkan insomnia dan mimpi buruk. Narkotik, seperti meperidin hidroklorida (Demerol) dan morfin, diketahui menekan tidur REM dan menyebabkan sering terbangun dan rasa ngantuk. Obat penenang memengaruhi tidur REM. Amfetamin dan antidepresan menurunkan tidur REM secara tidak normal. Seorang klien yang putus obat dari setiap obat-obatan ini mendapatkan lebih banyak tidur REM dibandingkan biasanya dan akibatnya dapat mengalami mimpi buruk yang mengganggu.
D. Macam-macam Gangguan yang Mungkin Terjadi Pada Kebutuhan Tidur dan Istirahat 1. Insomnia Insomnia adala gejala yang dialami oleh klien yang mengalami kesulitan kronis untuk tidur, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur singkat atau tidur nonrestoratif. Penderita insomnia mengeluhkan rasa kantuk yang berlebihan disiang hari dan kuantitas dan kualitas tidurnya tidak cukup. Namun, seringkali klien tidur lebih banyak yang disadarinya. Insomnia dapat menandakan adanya gangguan fisik atau psikologis. 2. Somnambulisme
Somnabulisme merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, menutup pintu, duduk di tempat tidur, menabrak kursi, berjalan kaki, dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dan kembali tidur. 3. Apnea Tidur Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur. 4. Narkolepsi Narkolepsi adalah disfungsi mekanisme yang mengatur keadaan bangun dan tidur. Di siang hari seseorang dapat merasakn kantuk berlebihan yang datang secara mendadak dan jatuh tertidur. Masalah signifikan untuk individu yang menderita narkolepsi adalah bahwa orang tersebut jatuh tertidur tanpa bisa dikendalikan pada waktu yang tidak tepat. 5. Deprivasi Tidur Deprivasi tidur adalah masalah yang dihadapi banyak klien sebagai akibat disomnia. Penyebabnya dapat mencakup penyakit (mis, demam, sulit bernapas, atau nyeri), stress emosional, obat-obatan, gangguan lingkungan (mis, asuhan keperawatan yang sering dilakukan), dan keanekaragaman waktu yang terkait dengan waktu kerja. Dokter dan
perawat cenderung mengalami deprivasi tidur karena jadwal kerja yang panjang dan rotasi jam dinas. Hospitalisasi, terutama di unit perawatan intensif, membuat klien rentan terhadap gangguan tidur ekstrinsik dan sirkadian. Deprivasi tidur melibatkan penurunan kuantitas dan kualitas tidur serta ketidakkonsistenan waktu tidur. Apabila tidur mengalami gangguan atau terputus-putus, dapat terjadi perubahan urutan siklus tidur normal. Terjadi deprivasi tidur kumulatif. 6.
Parasomnia Parasomnia adalah masalah tidur yang lebih banyak terjadi pada anakanak dari pada orang dewasa. Sindrom kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome ,SIDS) dihipotesis berkaitan dengan apnea, hipoksia, dan aritmia jantung yang disebabkan oleh abnormalitas dalam system saraf otonom yang dimanifestasikan selama tidur. The American Acadeny of Pediatrics menganjurkan agar bayi yang sehat ditempatkan pada posisi miring atau telentang disaat tidur karena adanya hubungan antara posisi telungkup dengan terjadinya SIDS. Parasomnia
yang
terjadi
pada
anak-anak
akan
meliputi
somnambulisme (berjalan dalam tidur), terjaga malam, mimpi buruk, enuresis nocturnal (ngompol), dan menggeretakkan gigi (bruksisme). Apabila orang dewasa mengalami hal ini maka hal tersebut dapat mengindikasikan gangguan yang lebih serius. Terapi khusus untuk
gangguan ini bervariasi. Namun, dalam semua kasus yang terpenting adalah
mendukung
klien
dan
mempertahankan
keamanannya.
Misalnya, orang yang berjalan dalam tidur tidak menyadari lingkungan di sekitarnya dan lambat bereaksi. Oleh karena itu risiko jatuh sangatlah besar. Perawat tidak boleh mengejutkan klien yang sedang berjalan
tidur
tetapi
membangunkan
dengan
lembut
dan
membimbingnya dengan lembut dan membimbingnya kembali ke tempat tidur E. Penatalaksanaan 1. Penatalaksanaan Medis a. Farmakologi 1) Benzodiazepine 2) Mirtazapine 2. Penatalaksanaan Non Farmakologi a. Higene tidur Memberikan lingkungan dan kondisi yang konduksif untuk tidur merupakan syarat mutlak untuk gangguan tidur. b. Terapi pengontrolan stimulus Terapi ini bertujuan untuk memutus siklus masalah yang sering dikaitkan dengan kesulitan memulai atau tidur. 1) Ketempat tidur hanya ketika telah mengantuk. 2) Menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur.
3) Jangan menonton TV, membaca, makan, dan menelepon di tempat tidur. 4) Janga berbaring-baring di tempat tidur karena bisa bertambah frustasi jika tidak bisa tidur. 5) Bangun
pada
saat
yang
sama
setiap
hari
tanpa
menghiraukan waktu tidur, total tidur, atau hari (misalnya hari minggu). 6) Menghidari tidur di siang hari. 7) Jangan menggunakan stimulansia (kopi, rokok, dll) dalam 4-6 jam sebelum tidur. c. Sleep Restriction Therapy d. Terapi relaksasi dan biofeedback e. Terapi apnea tidur obstruktif
F. Pemeriksaan Penunjang Peralatan seperti elektroensefalogram (EEG), yang mengukur aktivitas listrik dalam korteks serebral, elektromiogram (EMG) yang mengukur tonus otot dan elektrookulogram (EOG) yang mengukur gerakan mata, memberikan informasi struktur aspek fisiologis tidur. Kajian laboratorium tentang tidur sering kali digunakan untuk mendiagnosa gangguan tidur, termasuk menggunakan polisomnogram (PSG) dimalam hari dan Multiple Sleep Latency Test (MSLT). PSG melibatkan penggunaan EEG, EMG, dan EOG untuk memantau tahapan
tidur dan bangun selama tidur malam. MSLT memberi informasi objektif tentang tidur dan aspek-aspek terpilih dari struktur tidur dengan mengukur seberapa cepat individu tertidur selama empat kesempatan tidur siang sepanjang hari. Episode REM awitan tidur juga dicatat karena abnormalitas ini berhubungan dengan beberapa gangguan tidur.
II. Rencana Asuhan Klien dengan Gangguan Kebutuhan Tidur dan Istirahat A. Pengkajian 1. Identitas : Meliputi nama, umur, agama, pendidikan, no km, pekerjaan dan alamat, tanggal masuk RS, diagnose medis. 2. Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama Yang biasa muncul pada klien dengan gangguan kebutuhan istirahat dan tidur antara lain : merasakan gejala dan tanda timbulnya gangguan pola tidur diantaranya klien mengeluh sulit tidur, pasien mengeluh sering terjaga, pasien mengeluh tidak puas tidur, pasien mengeluh pola tidur berubah, pasie mengeluh istirahat
tidak
cukup,
dank
lien
mengeluh
kemampuan
beraktivitas menurun. b. Riwayat kesehatan sekarang Dijelaskan/menjelaskan kronologi berjalannya penyakit pasien : 1)
Waktu terjadinya sakit : berapa lama sudah terjadinya sakit.
2)
Proses terjadinya sakit : kapan mulainya terjadinya sakit
dan bagaimana sakit mulai terjadi. 3)
Upaya yang telah dilakukan : selama sakit sudah berobat
kemana dan obat-obatan yang pernah dikonsumsi. 4)
Hasil pemeriksaan sementara/sekarang Yang perlu dikaji dan ditanyakan : TTV, adanya
patofisiologi lain seperti saat dipalpasi adanya nyeri abdomen, sakit kepala, dan kram? Apakah merasa mual, muntah, dan anoreksia? c. Riwayat kesehatan dahulu Pengobatan saat ini dan masa lalu, alergi terhadap obat dan makanan, tempat tinggal/lingkungan.
d. Riwayat kesehatan keluarga Apakah ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit sama dengan klien? Adakah riwayat penyakit keturunan dalam keluarga? 3. Pola Fungsi Kesehatan (Virginia Henderson) a. Pola bernafas dengan normal Bagaimana
irama,
kedalaman,
frekuensi, keteraturan
bernafas, menggunakan alat bantu pernafasan atau tidak, adakah
retraksi intercosta, adakah sesak nafas, hal-hal yang dapat mengurangi atau memperberat sesak nafas. b. Pola nutrisi Berapa kali makan dalam sehari, makanan kesukaan, berat badan sebelum dan sesudah sakit, frekuensi dan kuantitas minum sehari. c. Pola eliminasi Frekuensi dan kuantitas BAB sehari, adakah gangguan dalam BAB, adakah nyeri saat BAB d. Pola keseimbangan dan gerak Bagaimana pola keseimbangan gerak dan aktivitas klien (ADL : Acctivity Daily Living), skala ketergantungan ada atau tidak, berapa kekuatan otot, ada gangguan berjalan atau tidak. e. Pola istirahat dan tidur Jam berapa pasien mulai tidur, jumlah dan kualitas tidur klien, apa kebiasaan menjelang klien tidur. f. Pola mempertahankan temperatur tubuh Apa kebiasaan klien dalam mempertahankan temperatur tubuh? g. Pola personal hygiene Bagaimana pemenuhan kebutuhan personal hygiene klien (mandi, gosok gigi, keramas, potong kuku), berapa hari
sekali/berapa minggu sekali, menggunakan bantuan atau tidak saat melakukan personal hygiene. h. Pola komunikasi Bagaimana komunikasi klien dengan orang lain, jenis komunikasi yang dilakukan, penggunaan bahasa dan kejelasan. i. Pola spiritual Bagaimana klien dalam menjalankan ibadahnya, agama atau kepercayaan yang dianut klien, bagaimana mekanisme koping klien dalam menghadapi masalah kesehatan yang berhubungan dengan kepercayaan yang dianut klien. j. Pola berpakaian dan memilih pakaian Bagaimana pola berpakaian klien (keserasian, waktu, dan cara) jenis pakaian yang disukai atau tidak disukai klien. k. Pola rasa aman dan nyaman Adakah nyeri? Jika ada jelaskan hasil pengkajian nyeri . l. Pola kebutuhan bekerja Apa pekerjaan klien, apakah klien mampu melakukan pekerjaannya, kapan waktu kerja (jam kerja). m. Pola kebutuhan rekreasi Apa hal-hal yang dilakukan klien untuk menghilangkan kebodanan atau kejenuhan seperti nonton tv, mendengarkan radio, jalan-jalan, dan lain-lain. n. Pola kebutuhan belajar
Bagaimana persepsi klien terhadap kesehatannya atau penyakitnya,
sejauh
mana
pengetahuan
kluen
tentang
penyakitnya. 4. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan umum 1) Penampilan umum 2) Tingkat kesadaran a) Kualitatif (composmentis, apatis, somnolen, sopor, koma, delirium) b) Kuantitatif (GCS : Glascow Coma Scale) E = Eye
M = Motorik V = Verbal
b. Pengukuran klinik 1) Tanda-tanda vital a) Suhu
:Kekurangan volume cairan : < 36-37 °C Kelebihan volume cairan : > 35-36 °C
b) Tekanan darah :Kekurangan volume cairan : < 120/80 Kelebihan volume cairan : >120/80 c) Nadi
:Kekurangan volume cairan 100 x/mnt
d) Pernafasan :Kekurangan volume cairan : >24 x/mnt Kelebihan volume cairan :
View more...
Comments