LP dan ASKEP Tetanus

February 5, 2018 | Author: Nanda Ramadhan Shidarezakura | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download LP dan ASKEP Tetanus...

Description

KONSEP DASAR DAN ASUHAN KEPERAWATAN TETANUS TOXOID OLEH : KELOMPOK I

D-III KEPERAWATAN STIKes MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

KONSEP DASAR TETANUS TOXOID

DEFINISI Tetanus adalah suatu penyakit toksemik akut yang disebabkan oleh Clostridium tetani , dengan tanda utama kekakuan otot (spasme), tanpa disertai gangguan kesadaran. Gejala ini bukan disebabkan oleh kuman clostridium tetani , tetapi akibat toksin ( tetanospasmin ) yang dihasilkan kuman.

ETIOLOGI 

Clostridium tetani termasuk kuman yang hidup tanpa oksigen ( anaerob ), dan membentuk spora. Spora ini mampu bertahan hidup terhadap lingkungan panas, antiseptic, dan jaringan tubuh, sampai berbulan-bulan. Kuman yang berbentuk batang ini sering terdapat dalam kotoran hewan dan manusia, dan bisa menyebar lewat debu atau tanah yang kotor, dan mengenai luka.



Clostridium tetani merupakan kuman

gram positif, menghasilkan eksotoksin yang neurotoksik, dapat larut dan O 2 labil.

Port of entry tak selalu dapat diketahui dengan pasti, namun dapat diduga melalui : 

Luka tusuk, gigitan binatang, luka bakar.



Luka operasi yang tidak dirawat dan dibersihkan dengan baik.



OMP, caries gigi.



Pemotongan tali pusat yang tidak steril.



Penjahitan luka robek yang tidak steril.

PATOFISIOLOGI

KLASIFIKASI dan KOMPLIKASI Secara klinis, tetanus dibagi atas :

Komplikasi tetanus diantaranya yaitu :

1.

Tetanus lokal

2.

Tetanus umum



Laserasi otot

3.

Tetanus sefalik



Fraktur



Eksitasi syaraf simpatis



Infeksi sekunder oleh kuman lain



Dehidrasi



Aspirasi

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN TETANUS TOXOID

PENGKAJIAN 

Anamnesa : Riwayat mendapat trauma (terutama luka tusuk), pemotongan dan perawatan tali pusat yang tidak steril, riwayat menderita otitis media supurativa kronik (OMSK), atau gangren gigi. Riwayat anak tidak diimunisasi/ tidak lengkap imunisasi tetanus/ BUMIL/ WUS.



Pengkajian fisik : Adanya kekakuan lokal atau trismus Adanya kaku kuduk, risus sardonicus, opisthotonus, perut papan. Adanya kekakuan extremitas yang khas, seperti flexi tangan, extensi kaki dan adanya penyulit.



Pemeriksaan penunjang laboratorium : 

Kultur : clostridium tetani (+).



SGOT, CPK myoglobinuria.

meninggi

serta

dijumpai

DIAGNOSA KEPERAWATAN Bersihan

jalan napas tidak efektif b/d adanya sekret dalam trakhea, kemampuan batuk menurun. Peningkatan

suhu tubuh b/d proses inflamasi dan efek toksin di jaringan otak. Risiko

tinggi kejang berulang b/d kejang rangsang.

Risiko

gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan menelan, keadaan kejang abdomen,trismus. Risiko

cedera b/d adanya kejang, perubahan status mental, dan penurunan tingkat kesadaran. Gangguan

berulang.

mobilitas

fisik

b/d

adanya

kejang



Gangguan ADL b/d adanya kejang umum dan kelemahan fisik.



Gangguan pemenuhan eliminasi urine dan alvi b/d adanya spasme pada abdomen.



Koping tidak efektif b/d prognosis penyakit yang tidak jelas.



Cemas b/d prognosis penyakit, kemungkinan kejang berulang.

PENATALAKSANAAN 

Tujuan : Mengeliminasi kuman tetani, menetralisirkan peredaran toksin, mencegah spasme otot dan memberikan bantuan pemafasan sampai pulih. 1.

Merawat dan membersihkan luka sebaikbaiknya, berupa membersihkan luka, irigasi luka, debridement luka (eksisi jaringan nekrotik), membuang benda asing dalam luka serta kompres dengan H202 , dalam hal ini penata laksanaan, terhadap luka tersebut dilakukan 1 -2 jam setelah ATS dan pemberian Antibiotika. Sekitar luka disuntik ATS.

2.

Diet cukup kalori dan protein, bentuk makanan tergantung kemampuan.

3.

Membuka mulut dan menelan. Bada trismus, makanan dapat diberikan personde atau parenteral.

4.

Isolasi untuk menghindari rangsang suara dan tindakan terhadap penderita.

5.

Oksigen, pernafasan buatan dan trachcostomi bila perlu.

6.

Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit, hidrasi, dan nutrisi adekuat.

7.

Hindarkan aspirasi dengan menghisap perlahan-lahan & memindah-mindahkan pasien).

8.

Perawatan dengan stimulasi minimal.

9.

Pemantauan/monitoring kejang dan tanda penyulit.

luar

seperti

lendir posisi

Terapi obat-obatan : 1.

Antibiotika

2.

Antitoksin

3.

Tetanus toksoid

4.

Antikonvulsan

SEKIAN

DAN TERIMAKASIH

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF