Lp Bisitopenia
February 26, 2017 | Author: dewiamura | Category: N/A
Short Description
Download Lp Bisitopenia...
Description
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Oleh : Dewi Rahmawati
201420461011056
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2105
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BISITOPENIA A. Konsep Penyakit 1. Pengertian Bisitopenia adalah penurunan dua dari tiga komponen sel darah (eritrosit, leukosit, dan trombosit).
2. Etiologi Penurunan dua komponen sel darah tersebut dapat terjadi jika terdapat kelainan hematologi maupun kelainan organ yang berhubungan dengan sel darah. Bisitopenia dapat menggambarkan suatu proses yang dilalui sebelum terjadinya pansitopenia.
Kelainan hematologi, kelainan organ yang berhubungan dengan sel darah
Penurunan 2 dari 3 komponen sel darah Penurunan eritrosit 3. Pathway
Penurunan leukosit
Penurunan trombosit
Suplai oksigen terganggu
Penurunan imunitas tubuh
Risiko perdarahan
Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Risiko infeksi
Intoleransi aktivitas
4. Manifestasi Klinis a. Penurunan Kadar Eritrosit : - Kelelahan - Kelemahan - Pusing - Penurunan kinerja fisik b. Penurunan Kadar Leukosit : Rentan mengalami infeksi c. Penurunan Kadar Trombosit : Risiko perdarahan
5. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan darah lengkap b. Jika penyebab dicurigai berasal dari keganasan dapat dilakukan BMA (Bone Marrow Aspiration) 6. Penatalaksanaan Penatalaksanaan ditujukan untuk mencari penyebab. a. Transplantasi sel darah b. Pemberian antibiotik untuk pencegahan infeksi c. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada B. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Keperawatan a. Identitas meliputi nama, umur, dan jenis kelamin b. Riwayat penyakit sekarang Keluhan utama c. Riwayat penyakit dahulu d. Aktivitas/istirahat
-
Gejala:
keletihan,
kelemahan,
malaise
umum,
kehilangan
produktivitas; penurunan semangat untuk bekerja, toleransi terhadap -
latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak. Tanda: takikardia/takipneu; dispnea pada waktu bekerja atau
istirahat. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. e. Sirkulasi - Gejala: riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI -
kronis, menstruasi berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). -
Riwayat
endokarditis
infektif
kronis.
Palpitasi
(takikardia kompensasi). Tanda: TD: peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi postural. Disritmia: abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T;
-
takikardia. Bunyi jantung: murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna): pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjungtiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku: mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB).
2. Diagnosa keperawatan a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. b. Risiko infeksi dengan faktor risiko ketidakadekuatan pertahanan sekunder (penurunan kadar hemoglobin dan leucopenia). c. Risiko perdarahan dengan faktor risiko 3. Intervensi Diagnosa Keperawatan Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
NOC Activity Tolerance
NIC Energy Management
Kriteria hasil: 1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Tentukan penyebab dari intoleransi aktivitas yang dialami
kebutuhan oksigen
selama 3x24 jam pasien akan: 1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan 2. tekanan darah, nadi, dan RR 2. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari 3. secara mandiri 4.
pasien apakah penyebab berasal dari faktor fisik, psikologis, atau motivasi. Observasi adanya pembatasan pasien dalam melakukan aktivitas. Monitor nutrisi dan sumber yang adekuat. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan. 5. Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas (takikardi, disritmia, dispnea, diaphoresis, pucat, atau perubahan hemodinamik). 6. Bantu pasien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan. 7. Bantu pasien untuk mendapatkan alat bantu aktivitas yang sesuai seperti kursi roda, krek. Infection Control
Risiko infeksi dengan faktor risiko ketidakadekuatan pertahanan sekunder (penurunan kadar hemoglobin dan leucopenia)
Risk Control
Kriteria hasil: 1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x7 jam pasien 2. akan: 1. Bebas dari tandatanda infeksi 2. Mendemonstrasikan tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi
Kaji kondisi kulit pasien meliputi warna, kelembaban, tekstur, dan turgor kulit. Lakukan tindakan pencegahan standar pada semua pasien dan gunakan sarung tangan jika melakukan kontak dengan darah, membran mukosa, kulit yang tidak utuh, atau
3.
4.
5.
6.
cairan tubuh lainnya kecuali keringat. Gunakan teknik steril untuk merawat pasien yang mengalami kerusakan integritas kulit. Pastikan pasien melakukan tindakan pencegahan infeksi yang sesuai, seperti mencuci tangan, mandi, perawatan mulut, perawatan rambut, dan perawatan perineal. Observasi dan laporkan tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, discharge, dan peningkatan suhu tubuh. Catat dan laporkan hasil laboratorium (seperti sel darah putih dan diferensialnya, protein serum, albumin serum, dan kultur).
Risiko perdarahan Circulation Status Hemorrhage Control dengan faktor risiko Kriteria hasil: 1. Kaji riwayat penyakit Setelah dilakukan pasien untuk tindakan keperawatan menentukan risiko selama 3x7 jam pasien mengalami akan: peningkatan 1. Menunjukkan tandaperdarahan. tanda vital stabil 2. Monitor tanda-tanda dengan kehilangan perdarahan pada urin, darah yang minimal feses, sputum, atau muntah. Kaji terhadap adanya petekie, purpura, atau ekimosis.
3.
4. 5.
6.
DAFTAR PUSTAKA
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium yang mengindikasikan perdarahan meliputi hemoglobin, hematokrit, dan PT (prothrombin time). Periksa tanda-tanda vital. Monitor obat-obatan yang dapat menyebabkan peningkatan perdarahan misalnya aspirin. Berikan vitamin K secara oral atau intravena jika diperlukan.
Ackley BJ & Ladwig GB. (2011). Nursing diagnosis handbook ninth edition: an evidence-based guide to planning care. Mosby Elsevier. Blackwell W. (2014). Nursing diagnoses: Definitions and classification 2015-2017. Tim Editor. (2007). Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
View more...
Comments