LP Ali

August 1, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download LP Ali...

Description

 

LAPORAN PENDAHULUAN A.  ANATOMI FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER 1.  Anatomi Jantung

Jantung merupakan organ

utama

dalam system kardiovaskuler. dibentuk

oleh

muscular,

apex

Jantung

organ-organ dan

basis

cordis,

atrium kanan dan kiri serta ventrikel

kanan

dan

kiri.

Ukuran

 jantung kira-kira panjang 12

cm,

lebar 8-9 cm seta tebal kira-

kira

6

cm. Berat jantung sekitar 7-15

ons

atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah. Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada,  bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra di tepi

1

 

lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea medioclavicularis Selaput yang membungkus jantung disebut pericardium dimana teridiri antara lapisan fibrosa dan serosa, dalam cavum pericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai  pelumas

agar

tidak

ada

gesekan antara pericardium dan epicardium. Epicardium adalah lapisan paling luar dari  jantung, adalah dimana

lapisan lapisan

berikutnya miokardium

lapisan

ini

adalah

lapisan yang paling tebal. Lapisan terakhir adalah lapisan endocardium. Ada 4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium dan sisanya adalah ventrikel. Pada orang awan atrium dikenal dengan serambi dan ventrikel dikenal dengan bilik. Diantara atrium kanan dan ventrikel kana nada katup yang memisahkan keduanya yaitu ktup tricuspid, sedangkan pada atrium kiri dan ventrikel kiri juga mempunyai katup yang disebut dengan katup mitral. Kedua katup ini berfungsi sebagai pembatas yang dapat terbuka dan tertutup pada saat darah masuk dari atrium ke ventrikel. 2.  Fisiologi Jantung 

2

 

1.  Right Coronary 2.  Left Anterior Descending 3.  Left Circumflex 4.  Superior Vena Cava 5.  Inferior Vena Cava 6.  Aorta 7.  Pulmonary Artery 8.  Pulmonary Vein 9.  Right Atrium 10.  Right Ventricle 11.  Left Atrium 12.  Left Ventricle 13.  Papillary Muscles 14.  Chordae Tendineae 15.  Tricuspid Valve 16.  Mitral Valve 17.  Pulmonary Valve

3

 

Fungsi utama jantung adalah memompa darh ke seluruh tubuh dimana  pada saat memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang  bergerak. Selain itu otot jantung juga mempunyai kemampuan untuk menimmbulkan rangsangan listrik. Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding otot yang tebal terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari Ventrikel kanan. Aktifitas kontraksi jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh selalu didahului oleh aktifitas listrik. Aktifitas listrik inidimulai pada nodus sinoatrial (nodus SA) yang terletak pada celah antara vena cava suiperior dan atrium kanan. Pada nodus SA mengawali gelombang depolarisasi secara spontan sehingga menyebabkan timbulnya potensial potensial aksi yang disebarkan melalui sel-sel otot atrium, nodus atrioventrikuler (nodus AV), berkas His, serabut Purkinje dan akhirnya ke seluruh otot ventrikel.   System sirkuliasi

Darah yang rendah kandungan oksigen dan tinggi CO2yang berasal dari sirkulasisistemik dihantarkan melalui vena kava superior dan inferior menuju atrium kanan,masuk ke ventrikel kanan lalu dihantarkan melalui arteri pulmonalis menuju ke paruuntuk dioksigenasi kembali. Selanjutnya darah yang telah kaya akan oksigen akanmasuk melalui vena pulmonalis menuju atrium kiri, lalu masuk ke ventrikel kiri untuk dihantarkan menuju sirkulasi sistemik melalui

4

 

 pembuluh aorta,demikian seterusnya.Secara umum, pembuluh darah yang ada di dalam tubuh dapat dibagi menjadi: pembuluhyang membawa darah menjauhi jantung (arteri) dan menuju jantung (vena). 1. 

Arteri 

Arteri disebut juga dengan pembuluh nadi. Pembuluh jenis ini adalah pembuluh darahyang berasal dari bilik jantung yang memiliki dinding tebal dan kaku. Pembuluh darah arteri terdiri dari dua jenis, yaitu pembuluh aorta dan pembuluh pulmonalis. 2. 

Aorta : merupakan pembuluh arteri yang datang dari bilik

 jantung sebelah kiri danbertugas mengangkut oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh. 3. 

Pulmonalis: merupakan pembuluh arteri yang berasal dari bilik

kanan. Pembuluhpulmonalis berfungsi membawa darah yang telah terkontaminasi oleh karbondioksidadari seluruh tubuh menuju ke paru- paru. 4. 

Vena 

Vena merupakan pembuluh yang mengalirkan darah dari sistemik kembali ke jantung(atrium kanan), kecuali vena  pulmonalis yang berasal dari paru menuju atrium kiri.Semua vena-vena

sistemik

akan

bermuara

padavena

cava

superior danvena cavainferior.Vena cavain ferior.Vena mengandung men gandung banyak darah kaya karbon dioksida, kecuali vena pulmonalismengandung  banyak oksigen. Vena merupakan pembuluh berdinding lebih

5

 

tipis, kurangelastis, dan lubang pembuluh lebih besar daripada arteri. Pembuluh ini mempunyaibeberapa katup untuk mencegah agar darah tidak berbalik arah. 5. 

Kapiler

Kapiler merupakan pembuluh darah berukuran kecil sebagai  perpanjangan arteri danvena. Dinding sel pembuluh ini bersifat  permeabel sehingga cairan tubuh zat-zat terlarutdapat keluar masuk melalui dinding selnya. Selain itu, juga pertukaran oksigen,

karbondioksida,

zat-zat makanan,

serta hasil-hasil

ekskresi dengan jaringan yang ada disekeliling kapiler. Beberapa  pembuluh darah kapiler mempunyai lubang berukuransempit sehingga sel darah dapat rusak jika melewatinya. Diameter  pembuluh darah inidapat berubah-ubah. kapiler dapat menyempit karena

pengaruh

temperatur

lingkunganyang

rendah

dan

membesar bila ada pengaruh temperatur lingkungan yang tinggi sertabahan kimia, sererti bahan histamin. Meskipun ukuran arteriole dan kapiler lebih kecildibandingkan dengan arteri dan vena, tetapi jumlah volume darah secara keseluruhanlebih besar di areriole dan kapiler. Volume darah di dalam kapiler 800 kali volume darahdi dalam arteri dan vena.   Lapisan Pembuluh Darah Arteri 

Secara umum pembuluh darah terdiri dari 3 lapisan yaitu tunika intima, tunika media,tunika adventitia:

6

 

1.  Tunika Intima  : Adalah lapisan pembuluh darah paling dalam yang bersentuhan langsung dengan darahterdiri dari sel-sel endotel. 2.  Tunika Media : Adalah lapisan pemuluh darah tengah yang terdiri dari otot polos dan jaringan elastis. 3.  Tunika Adventitia : Adalah lapisan pemuluh darah paling terluar berupa jaringan kolagen dan elasti. Lapisanini berfungsi melindungi dan menguatkan pembuluh darah dengan jaringan sekitarnya. 3.  Anatomi Pembuluh Darah Tungkai  a. 

Arteri Tungkai 

Setelah melewati daerah pelvis, arteri iliaka menjadi arteri femoralis, yang bergerak turundi sebelah anterior paha. Arteri femoralis mengalirkan darah ke kulit dan ototpaha dalam. Pada  bagian bawah paha, arteri femoralis menyilang di posterior danmenjadi arteri tibialis anterior dan tibialis posterior. Arteri tibialis bergerak turun disebelah depan dari kaki bagian bawah menuju bagian dorsal/ punggung telapak kaki danmenjadi arteri dorsalis pedis. Arteri tibialis posterior bergerak turun menyusuri  betis dankaki bagian bawah dan bercabang menjadi arteri art eri plantaris di dalam telapak bagian bawah b. 

Vena Tungkai 

Darah yang meninggalkan kapiler-kapiler di setiap jari kaki  bergabung membentuk jaringanvena plantaris. Jaringan plantar

7

 

mengalirkan darah menuju nea dalam kaki (yaituvena tibialis anterior,tibialis posterior, poplitea dan femoralis). Vena safena magna dan safenaparva supervisialis mengalirkan darah di telapak kaki dari arkus vena dorsalis menuju venapoplitea dan vena femoralis. B.  KONSEP MEDIS ALI (ACUTE LIMB ISCHEMIA)

1.  Pengertian  Acute Limb Ischemia  Ischemia  merupakan suatu kondisi dimana terjadi  penurunan aliran darah ke ekstremitas secara tiba-tiba yang menyebabkan gangguan pada kemampuan pergerakkan, rasa nyeri atau tanda-tanda iskemik  berat dalam jangka waktu dua minggu dan umumnya iskemia akut tungkai disebabkan oleh proses oklusi akut atau adanya aterosklerosis ( Khaffaf, 2005). Menurut Inter-Society Menurut  Inter-Society (2007),  (2007), Acute  Acute Limb Ischemia (ALI) Ischemia  (ALI) didefinisikan sebagai penurunan perfusi tiba-tiba anggota tubuh yang menyebabkan ancaman potensial terhadap viabilitas ekstremitas (dimanifestasikan dengan nyeri istirahat iskemik, ulkus iskemik, dan atau gangren) pada pasien yang hadir dalam waktu dua minggu dari peristiwa akut. Pasien dengan manifestasi yang sama yang hadir lebih dari dua minggu dianggap memiliki iskemia tungkai kritis. 2.  Klasifikasi Berdasarkan Rutherfort klasifikasi akut limb iskemik dapat dikategorikan sebagai berikut :

8

 

a.  Kelas I : perfusi jaringan masih cukup, walaupun terdapat penyempitan arteri, tidak ada kehilangan sensasi motorik dan sensorik, masih bias dengan obat-obatan pada pemeriksaan Doppler signal audible  b.  Kelas IIa : perfusi jaringan tidak memadai pada aktivitas tertentu. Timbul klaudikasio intermiten yaitu nyeri pada otot ektremitas bawah ketika  berjalan dan memaksakan berhenti berjalan, nyeri hilang jika pasien istirahat dan sudah mulai ada kehilangan sensorik. Harus dilakukan  pemeriksaan angiography segera untuk mengetahui lokasi oklusi dan  penyebab oklusi c.  Kelas IIb : perfusi jaringan tidak memadai, ada kelemahan otot ekstremitas dan kehilangan sensasi pada ekstremitas. Harus dilakukan intervensi selanjutnya seperti revaskularisasi ataupun embolektomy d.  Kelas III : telah terjadi iskemia berat yang mengakibatkan nekrosis, kerusakan saraf yang permanen, irreversible, kelemahan ekstremitas, kehilangan sensasi sensorik, kelainan kulit atau gangguan penyembuhan lesi kulit. Intervensi tindakan yang dilakukan yaitu amputasi. 3.  Etiologi Berikut ini adalah kemungkinan penyebab dari ALI:   Trombosis

Faktor predisposisi terjadi trombosis adalah dehidrasi, hipotensi, malignan, polisitemia, ataupun status prototrombik inheritan, trauma vaskuler, injuri Iatrogenik, trombosis pasca pemasangan bypass graft , trauma vaskuler. Gambaran klinis terjadinya trombosis adalah riwayat

9

 

nyeri hilang timbul sebelumnya, tidak ada sumber terjadinya emboli dan menurunnya (tidak ada) nadi perifer pada tungkai bagian distal.   Emboli

Sekitar 80% emboli timbul dari atrium kiri, akibat atrial fibrilasi atau miokard infark. Kasus lainnya yang juga berakibat timbulnya emboli adalah katup prostetik, vegetasi katup akibat peradangan pada endokardium,

paradoksikal

emboli

(pada

kasus

DVT)

dan

atrialmyxoma atrial myxoma.. Aneurisma aorta merupakan penyebab dari sekitar 10% keseluruhan kasus yang ada, terjadi pada pembuluh darah yang sehat.   Thrombus

Trombus adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh terjadinya gumpalan pada nadi tajuk / arteri coronaria. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh trombus atau pembekuan atau biasa disebabkan oleh sel kanker, lemak, cairan amnion, gas, bakteri, serta parasite.   Trauma Vaskuler

Sulit untuk membedakan sebab karena embolus atau thrombus, tetapi akut limb iskemik kita curigai pada keadaan : ada riwayat emboli, ada riwayataritmia, riwayat klaudikasio. 4.  Patofisiologi Penyebab dari iskemia tungkai akut ini biasanya adalah emboli atau insitu trombosis yang sebagian besar berasal dari jantung dan menetap dilokasi percabangan pembuluh darah seperti di daerah iliaka, ujung arteri femoralis komunis dan ujung dari arteri politea. Selain itu emboli juga bisa lepas dari pembuluh darah yang mengalami plak aterosklerosis.

10

 

Emboli bisa juga diakibatkan oleh gangguan hemostasis pada penderita yang darahnya mudah mengalami pembekuan seperti pada penderita sindroma anti fosfolipid Emboli akut bisa dibedakan dengan dengan peristiwa trombosis melalui: a.  Peristiwanya mendadak sehingga penderita bisa menetapkan waktu mulainya sakit  b.  Kadang kadang penderita sudah mempunyai riwayat mengalami emboli sebelumya c.  Penderita gangguan katup atau gangguan irama jantung d.  Tidak ada riwayat klaudikasio sebelumnya e.  Pulsasi pada tungkai yang tidak terkena normal Thrombosis bisa juga terjadi pada pintasan pembuluh darah pada penderita yang sudah menjalani operasi sebelumnya. sebelumn ya. Iskemia tungkai akut mesti dibedakan dengan iskemia tungkai kritis yang disebabkan oleh gangguan kronis pada pembuluh darah dengan onset yang melebihi dua minggu seperti pada penderita aterosklerosis berat, tromboangiitis obliteran, vaskulitis lain dan penyakit jaringan ikat lainnya. 5.  Manifestasi Klinis Gejala ALI dapat digambarkan dengan 6 P yaitu : a.   Pain /nyeri  /nyeri :

yang

hebat

terus-menerus

terlokalisasi

di

daerah

ekstremitas dan muncul tiba-tiba, intensitas nyeri tidak berhubungab dengan beratnya iskemia karena pasien yang mengalami neoropathy dimana sensasi terhadap nyeri menurun.

11

 

 b.   Pallor / pucat  : tampak putih, pucat dan dalam beberapa jam dapat menjadi kebiruan atau ungu / mottled c.   Pulselless  Pulselless :  : denyut nadi tidak teraba dibandingkan pada dua ekstremitas d.   Parasthesia  Parasthesia :  : tidak mampu merasakan sentuhan pada ekstremitas e.   Paralisis  Paralisis   : kehilangan sensasi motorik pada ekstremitas, adanya  parasthesia

dan

paralisis

merupakan pertanda

yang buruk dan

membutuhkan penanganan segera f.   Perishingly cold/Poikilothermia : cold/Poikilothermia : dingin pada ekstremitas Terdapat manifestasi klinis yang berbeda pada akut limb iskemik yang akut limb disebabkan oleh thrombus dan emboli. Perbedaannya Perbedaannya adalah  pada emboli tanda dan gejala yang muncul secara tiba-tiba dalam  beberapa menit, tidak terdapat klaudikasio, ada riwayat atrial fibrilasi, ektremitas yang terkena tampak kekuningan ( yellowish  yellowish), ), pulsasi pada kolateral ekstremitas normal, dapat terdiagnosa secar klinis dn dilakukan  pengobatan dengan pemberian warparin atau embolectomy. Sedangkan  pada akut limb iskemik yang disebabkan oleh thrombus tand ta nd dan gejala yang muncul dapat tejadi dalam beberapa jam sampai berhari-hari, ada klaudikasio, ada riwayat aterosklerotik kronik, ekstremitas yang terkena tampak sianotik dan lebam, pulsasi pada kolateral ekstremitas tidak ada, dapat terdiagnosa dengan angiography dan dilakukan tindakan bypass atau pemberian obat-obatan sepeti fibrinolitik. 6.  Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan yang diperlukan untuk mendiagnosis adanya iskemia akut pada ekstremitas adalah:

12

 

a.  Faktor Risiko Kardiovaskular   Perlu

ditanyakan

dan

diketahui

adanya

kelainan-kelainan

kardiovaskular. Sekitar 30% pasien dengan iskemia tungkai terbukti  pernah mengalami riwayat angina atau infark miokard.   Pemeriksaan untuk mengetahui faktor resiko kardiovaskular adalah :

riwayat merokok, riwayat serangan jantung, tekanan darah, EKG, gula darah, kadar lipid darah.  b.  Pemeriksaan Tungkai   Penampakan keseluruhan tungkai: adanya edema, keadaan rambut

tungkai, adanya kemerahan khususnya yang bersamaan dengan sianosis.   Tes  Buerger   (pucat bila diangkat, kemerahan yang abnormal bila

tergantung).   Pemeriksaan pulsasi dengan palpasi (A. femoralis, poplitea, tibiabis

anterior

dan

posterior,

dorsalis

pedis),

yang

amat

subjektif.

Pemeriksaan pulsasi harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan handheld Doppler.  Doppler.     Ankle-Brachial Pressure Index

Dilakukan pengukuran terhadap tekanan darah brakhialis dan arteri  pedis dengan menggunakan tensimeter dan hand-held Doppler. ABPI diperoleh dengan membagi tekanan darah brakhialis dengan tekanan darah pedis. Angka ABPI normalnya 1,0-1,2; angka dibawah 0,9 kecurigaan kelainan arteri, dan angka 0,8 merupakan batas bawah

13

 

range normal. ABPI kurang dari 0,3 menunjukkan adanya iskemia kritikal.   Waveform Assesment  

Pemeriksaan

dengan

menggunakan

continuous-wave

Doppler

merupakan pemeriksaan yang penting terutama bila dipasangkan dengan pemeriksaan tekanan darah segmental oleh karena dapat memperkirakan

dengan

tepat

area

(segmen)

yang

mengalami

gangguan.    Duplex Imaging  

Pemeriksaan color-flow duplex ultrasound   memungkinkan visualisasi dan pemeriksaan hemodinamik dari arteri menggunakan pencitraan  grey scale,  scale,  colour-flow Doppler, dan  pulse Doppler velocity profiles.  profiles.  Pencitraan grey-scale Pencitraan  grey-scale akan menggambarkan anatomi arteri dan adanya  plaque ekhogenik. Color-flow Doppler akan menampilkan aliran darah yang berwarna dan  Doppler velocity profiles  profiles  akan menghitung kecepatan aliran dalam bagian penampang arteri yang diperiksa. c.  Angiografi Pengembangan

dari

angiografi

konvensional

yaitu

teknik

digital

 subtraction angiography  angiography  yang dapat "mengaburkan" gambaran tulang sehingga citra arteri dan percabangannya menjadi lebih jelas dan tajam. Pemeriksaan angiografi memberikan resiko kepada pasien dengan gagal ginjal oleh karena menggunakan zat kontras.   Computed Tomography Angiography

14

 

Helical CT-scan khususnya berguna dalam pencitraan kelainan  pembuluh darah yang memiliki struktur kompleks seperti dalam kasus-kasus aneurisma aorta. Helical CT-scan memiliki kerugian yang sama dengan pemeriksaan angiografi biasa yaitu; berbahaya digunakan  pada pasien dengan gagal ginjal. Zat kontras pada CTA diberikan melalui intravena. Angiography     Magnetic Resonance Angiography Citra angiography diperoleh melalui pemeriksaan MRI. Sama dengan CTA; zat kontras diberikan secara intravena. MRA atau CTA dapat diindikasikan apabila pasien tidak dapat mentolerir tusukan intraarterial, misal karena kelainan bilateral atau kelainan perdarahan. 7.  Faktor Resiko Rangkuti (2008) dan Al-Thani et al (2009) mengatakan bahwa beberapa faktor resiko untuk penyakit arteri perifer dapat diklasifikasikan menjadi faktor resiko irreversible irreversible dan  dan faktor resiko reversible adalah sebagai berikut: a.  Faktor resiko irreversible resiko irreversible (Tidak  (Tidak dapat diubah)   Usia   Merokok   Diabetes Melitus   Hiperlipidemia   Hipertensi

 b.  Faktor resiko reversible reversible (Dapat  (Dapat diubah)   Ras/etnis   Inflamasi

15

 

  Gagal ginjal kronik   Genetik   Hiperkoagulasi

8.  Penatalaksanaan a.  Medikamentosa Begitu diagnosa ditegakkan pengobatan awalnya adalah dengan pemberian unfractionated heparin, heparin, diberikan dalam bentuk bolus dan pemeliharaan. Pada penderita Iskemia tungkai akut pada saat penderita datang biasanya langsung dilakukan pemberian heparinisasi. Tujuan yang ingin dicapai dengan pemberian heparin yaitu mencegah bertambah panjangnya trombus dan mencegah pembentukan fokus fokus baru emboli.  b.  Revaskularisasi bedah Pendekatan pembedahan dengan menggunakan balon kateter, pintasan dan terapi tambahan seperti endarterektomi,  patching angioplasty  angioplasty  dan intraoperative trombolisis ataupun kombinasinya. 9.  Komplikasi   Hiperkalemia   Sindrom

kompartemen (nyeri saat flexi/extensi ,  , kelemahan otot ,tidak  ,tidak

mampu respon terhadap stimulasi sentuhan , pucat,  , pucat, nadi lemah/tidak teraba). Pembengkakan jaringan dalam kaitannya dengan reperfusi menyebabkan peningkatan pada tekanan intra compartment tekanan,  penurunan aliran kapiler, iskemia, dan kematian jaringan otot (pada >30 mmHg). Penanganannya adalah dengan dilakukannya fasciotomy  fasciotomy.. Terapi

16

 

trombolitik, akan menurunkan

risiko compartment

syndrome dengan

reperfusi anggota gerak secara berangsur-angsur. C.  KONSEP KEPERAWATAN A.  Pengkajian

1.  Identitas  2.  Keluhan utama Gejala kaki pada ALI berhubungan secara primer terhadap nyeri atau fungsi. Onset serangan dan waktu nyeri yang tiba-tiba, lokasi dan intensitasnya,

bagaimana

perubahan

keparahan

sepanjang

waktu

kesemuanya harus digali. Durasi dan intensitas nyeri adalah penting dalam membuat keputusan medis. Onset tiba-tiba dapat memiliki implikasi etiologi (seperti, emboli arteri cenderung muncul lebih mendadak daripada arterial thrombosis), sedangkan kondisi dan lokasi nyeri dapat membantu menegakkan diagnosis banding.  3.  Riwayat kesehatan dahulu  Hal ini penting untuk ditanyakan, apakah pasien mempunyai nyeri pada kaki sebelumnya (seperti, riwayat klaudikasio), apakah telah diintervensi untuk “sirkulasi yang buruk” pada masa lampau, dan apakah didiagnosis memiliki penyakit penyakit jantung (seperti

atrial fibrilasi) maupun aneurisma

(seperti kemungkinan sumber emboli). emboli). Pasien juga juga sebaiknya ditanyakan tentang penyakit serius yang berbarengan atau factor risiko (hipertensi, diabetes, penggunaan tembakau, hiperlipidemia, riwayat keluarga terhadap serangan jantung, stroke, jendalan darah, atau amputasi).

17

 

4.  Pemeriksaan fisik fokus (ekstremitas bawah)  Bandingkan dengan ekstremitas kanan dengan kiri (yang terkena efek ALI dengan yang normal)    Pulsasi

Apakah defisit pulsasi bersifat baru atau lama mungkin sulit ditentukan  pada pasien penyakit arteri perifer (PAD) tanpa suatu riwayat dari gejala sebelumnya, pulsasi radialis, dorsalis pedis mungkin normal  pada

kasus

mikro

embolisme

yang

mengarah

pada

disrupsi

(penghancuran) plak aterosklerotik atau embo emboli li kolestrol.    Lokasi

Tempat yang paling sering terjadinya oklusi emboli arterial adalah arteri femoralis, namun juga dapat di temukan pada arteri aksila,  poplitea iliaka dan bifurkasio aorta.    Warna dan temperatur  

Harus dilakukan pemeriksaan terhadap abnormalitas warna dan temperatur. Warna pucat dapat terlihat, khususnya pada keadaan awal, namun dengan bertambahnya waktu, sianosis lebih sering ditemukan. Rasa yang dingin khususnya ekstremitas sebelahnya tidak demikian, merupakan penemuan yang penting.     Kehilangan fungsi sensoris 

Pasien dengan kehilangan sensasi sensoris biasanya mengeluh kebas atau parestesia, namun tidak pada semua kasus. Perlu diketahui pada  pasien DM dapat mempunyai defisit sensoris sebelumnya dimana hal ini dapat membuat kerancuan dalam membuat hasil pemeriksaan.  

18

 

  Kehilangan fungsi motorik  

Defisit motorik merupakan indikasi untuk tindakan yang lebih lanjut, limb-thtreatening ischemia. Bagian ini berhubungan dengan fakta  bahwa pergerakkan pada ekstremitas lebih banyak dipengaruhi oleh otot proximal. B.  Diagnosa Keperawatan Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul diantaranya sebagai berikut: a.   Nyeri berhubungan dengan obstruksi akibat emboli dan atau trombus pada arteri   b.  Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan obstruksi emboli   c.  Kecemasan berhubungan dengan proses penyakit   d.  Intoleransi aktivitas  e.  Resiko perdarahan

19

 

C. 

Rencana Keperawatan 

 NO 1

DIAGNOSA

TUJUAN DAN KRITERIA KRITERIA HASIL NOC

INTERVENSI INTERVENSI NIC

Nyeri akut

Setelah dilakukan tindakan keperawatan

1400. M anajem anajeme en N ye yerr i

Domain 12 : Kenyamanan

selama 3x24 jam, klien akan :

Aktivitas Keperawatan:

Kelas 1 : Kenyamanan fisik

  21  2102 02..

Kode : 00132

 

a.  Perubahan selera makan

Ti ngkat ngkat

K etid tida aknya knyamana nan n  2.  Lakukan

frekwensi

  21  2101 01..

reaksi

nonverbal

pengkajian

komprehensif

halaman 576

 b.  Perubahan tekanan darah

1.  Observasi

dari

ketidaknyamanan. 

1605. K ont ntrol rol Nyeri Nyeri halaman 247

  21  2109 09..

Batasan Karakteristik : 

c.  Perubahan

Tingkat Nyeri Nyeri halaman 577  577 

Nye Nyeri ri : E fe fekk ya yang ng Mengganggu Mengganggu

halaman  321, yang dibuktikan dengan

nyeri

secara

termasuk

lokasi,

karakterisitik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi. 

indicator sebagai berikut: (5 = tidak 3.  Ajarkan teknik non farmakologis : tekni

 jantung d.  Perubahan

frekwensi

 pernapasan

relaksasi napas dalam, distraksi, kompres

ada)

hangat. 

Kriteria Hasil:   Mampu

e.  Laporan isyarat

mengenali

nyeri

(skala, 4.  Berikan informasi mengenai nyeri seperti

20

 

 

intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri)

f. Diaforesis

distraksi   Mampu

g.  Perilaku (mis,berjaIan

mondar-

mengontrol

nyeri

(tahu

teknik

dan

mengurangi nyeri, mencari bantuan)

aktivitas

lain,

aktivitas yang berulang) h.  Mengekspresikan perilaku (mis,

gelisah,

merengek,

nonfarmakologi

i.  Masker wajah (mis, mata

  Melaporkan

dengan

bahwa nyeri berkurang

menggunakan

manajemen

gerakan

lama

nyeri

dirasakan. 

1.  Cek

kebenaran

pengobatan

meliputi

obat, dosis, dan frekuensi obat analgesic yg diresepkan. 2.  Cek adanya riwayat alergi obat

nyeri.

 berkurang

3.  Pilih analgesic atau kombinasi analgesic yang sesuai ketika lebih dari satu

kurang bercahaya, tampak kacau,

berapa

untuk Aktivitas Keperawatan:

  Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri

menangis)

nyeri,

 penyebab nyeri, mampu menggunakan   221  2210. 0. Pemberi an Analge Analgesik sik

mandir mencari orang lain atau

 penyebab

diberikan. 4.  Pilih

mata

 berpencar atau tetap pada

rute

pemberian

analgesic

(Intravena, Intramuskular atau per Oral.

satu fokus meringis)

21

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF