LP Af

August 5, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download LP Af...

Description

 

LAPORAN PENDAHULUAN ATRIAL FIBRILASI (AF) RAPID

1. Pengerti Pengertian an

Atrial fibril Atrial fibrilasi asi merupa merupakan kan salah salah satu satu karakt karakteri eristik stik takiar takiaritmi itmia. a. Hal ini ditand ditandai ai dengan tidak terkoordinasinya aktivitas atrial sehingga terjadi kemunduran pada fungsi mekanik mekan ik atrial. Pada gambaran gambaran elektrokard elektrokardiogram iogram,, atrial fibrilasi fibrilasi digambarkan digambarkan sebagai tidak adanya gelombang P, juga terjadinya respon ireguler dari ventrikel ketika konduksi atrioventric atriov entricular ular (A (AV) V) dibatasi dibatasi (National (National Collaborat Collaborating ing Center for Chronic Chronic Condition Condition,, 2006). Atrial fibrilasi terjadi ketika atrium mengalami depolarisasi secara spontan dengan kecepatan kecepa tan yang tidak beraturan beraturan (300kali/me (300kali/menit) nit) sehingga atrium menghantark menghantarkan an implus implus terus menerus ke nodus AV. Konduksi ke ventrikel dibatasi oleh refrakter dari nodus AV dan terjadi tanpa diduga sehingga menimbulkan respon ventrikel yang sangat ireguler  (Patrick, 2006). Pada dasarnya atrial fibrilasi merupakan suatu takikardi supraventrikuler dengan aktivasi aktiv asi atrial yang tidak terkoordinasi terkoordinasi sehingga terjadi gang gangguan guan fungsi mekanik mekanik atrium. Keadaan ini menyebabkan tidak efektifnya proses mekanik atau pompa darah jantung. At Atri rial al fibr fibril ilas asii da dapa patt terja terjadi di secara secara ep epis isod odik ik maup maupun un pe perm rman anen en.. Jika Jika te terj rjad adii se secar caraa  permanen, kasus tersebut sulit untuk dikontrol (Philip and Jeremy J eremy,, 2007). Trombus Trombus dapat terbentuk dalam rongga atrium kiri atau bagian lainnya karena tidak adanya kontraksi atrium yang mengakibatkan stasis darah. Hal ini akan menyebabkan terjadinya emboli  pada sirkulasi sistemik terutama otak dan ekstremitas sehingga atrial fibrilasi fibrilas i menjadi salah satu penyebab terjadinya serangan sera ngan stroke (Philip and Jer Jeremy emy,, 2007).

2. Etiolo Etiologi gi

Banyak faktor risiko yang menyebabkan berkembangnya kejadian atrial fibrilasi terutama dengan semakin meningkatnya usia semakin meningkat pula risiko kejadian atrial fibrilasi (National Collaborating Center for Chronic Condition, 2006). Faktor risiko lainnya dapat dibedakan berdasarkan faktor kondisi jantung dan non jantung. Selain faktor usia, faktor risiko yang berasal dari non-cardiac adalah penyakit diabetes, penipisan elektrolit, kelainan tiroid, dan emboli pulmonal. Sedangkan faktor risiko yang berasal dari jantung sendiri send iri adalah adalah atrial atrial sep septal tal defect defect,, post post operasi operasi jantun jantung, g, kardio kardiomio miopat pati, i, gagal gagal jantun jantung, g, hipertensi, penyakit jantung iskemik, dan lain-lain (Berry and Padgett, 2012).

1

 

3. Klasif Klasifika ikasi si

Klasifikasi atrial fibrilasi berdasarkan waktu timbulnya dan keberhasilan intervensi dikelompokkan menjadi: a. AF initi initial al event event (episod (episodee pertam pertamaa kali kali terdetek terdeteksi si atau atau new AF) AF) terjadi terjadi pertam pertamaa kali kali dengan atau tanpa gejala yang tampak serta onset tidak diketahui.  b. AF proksimal terjadi jika AF hilang timbul dengan gejala dirasakan kurang dari tujuh hari dan kurang dari 48 jam, tanpa diberikan diberikan intervensi baik itu obat obat ataupun nonfarmakologi seperti kardioversi. c. AF persiste persisten n terjadi terjadi jika atrial atrial fibrila fibrilasi si yang muncul muncul akan akan berhenti berhenti jika diberik diberikan an obatt atau intervens oba intervensii nonfarm nonfarmako akolog logii berlan berlangsu gsung ng lebih lebih dari dari tujuh tujuh hari. hari. AF  permanen terjadi te rjadi jika AF tidak hilang dengan intervensi apapun baik obat maupun kardioversi. d. Long standing standing persisten persistentt AF merupak merupakan an episode episode AF yang yang berlangsung berlangsung lebih lebih dari 1 tahun dan strategi yang diterapkan masih kontrol irama jantung (rhythm control). e. Perman Permanent ent AF: AF: jika AF AF menetap menetap dan secara klinis klinis dapat diterim diterimaa oleh oleh pasien dan dokter sehingga strategi managemen adalah tata laksana kontrol laju jantung (rate control).

4. Klasif Klasifika ikasi si

a) Atrial fibrilasi fibrilasi berdasar berdasarkan kan ada tidakn tidaknya ya penyakit penyakit lain lain yang mendasa mendasari ri yaitu: yaitu: 1) AF primer primer jika tidak disertai disertai penyaki penyakitt jantun jantung g lain lain atau atau penyak penyakit it sistemik  sistemik  lainnya. 2) AF se seku kund nder er jika jika diser diserta taii de deng ngan an pe peny nyak akit it ja jant ntun ung g la lain in at atau au pe peny nyak akit it sistemik lain seperti diabetes, hipertensi, gangguan katub mitral dan lainlain  b) Klasifikasi lain adalah berdasarkan bentuk gelombang P yang dibedakan atas: 1) Coarse AF AF jika bentuk bentuk gelomban gelombang g P nya nya kasar dan dan masih bias dikenali. dikenali. 2) Fine AF jika bentuk bentuk gelombang gelombang P halus hampir hampir seperti seperti garis garis lurus (Irmalita dkk., 2009).   5. Manifest Manifestasi asi klinik 

Menurut Marry, dkk (2007) manifestasi klinis yang dapat dilihat dari pasien dengan atrial fibrilasi (AF) adalah sebagai berikut : 2

 

a) Palpit Palpitasi asi (d (deny enyut ut jantun jantung g tidak tidak teratu teratur) r) Perasaan tidak nyaman di dada (nyeri dada) dan jantung berdebar   b) Dyspnea Merasaa pu Meras pusin sing g atau atau sinko sinkop p (p (pin ings gsan an mend mendad adak ak)) ya yang ng da dapa patt te terj rjad adii ak akib ibat at  peningkatan laju ventrikel atau tidak adanya pengisian sistolik ventrikel.  Namun, beberapa kasus atrial fibrilasi bersifat asimptomatik (National Collaborating Center for Chronic Condition, 2006).

6. Pathofis Pathofisiolog iologii

Aktivasi Aktiva si fokal fokal fokus fokus diawal diawalii biasany biasanyaa dari dari daerah daerah vena vena pu pulmo lmonal nalis is (timbu (timbulny lnyaa gelombang yang menetap dari Multiple wavelet reentry depolarisasi atrial atau wavelets yang dipicu oleh depolarisasi atrial premature atau aktivitas aritmogenik dari fokus yang tercetuss secara cepat). Mekanisme tercetu Mekanisme fibrilasi atrium identik dengan mekanisme mekanisme fibrilasi fibrilasi ventrikel kecuali bila prosesnya ternyata hanya di massa otot atrium dan bukan di massa otot ventrikel. ventrikel. Penyebab Penyebab yang sering menimbulkan menimbulkan fibrilasi fibrilasi atrium adalah pembesaran pembesaran atrium akibat atrium akibat lesi katup katup jantun jantung g yang yang menceg mencegah ah atrium atrium mengos mengosong ongkan kan isinya isinya secara secara adekuat ke dalam ventrikel, atau akibat kegagalan ventrikel dengan pembendungan darah yang banyak di dalam atrium. Dinding atrium yang berdilatasi akan menyediakan kondisi yang tepat untuk sebuah jalur konduksi yang panjang demikian juga konduksi lambat, yang keduanya merupakan faktor predisposisi bagi fibrilasi atrium. Karakteristik pemompaan atrium selama fibrilasi atrium : Atrial fibrila Atrial fibrilasi si menyeb menyebabk abkan an respon respon ventri ventrikel kel yang yang tidak tidak beratu beraturan ran,, sehing sehingga ga memunculkan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara lengkap ke atrium dan ventri ventrikel kel.. Hal ini dapat dapat mengak mengakibat ibatkan kan terjad terjadiny inyaa gumpal gumpalan an (embol (emboli) i) yang yang dapat dapat  berkembang menjadi tromboembolisme (National Collaborating Center for Chronic Condit Con dition ion,, 2006). 2006). Atrium Atrium tidak tidak akan akan memomp memompaa darah darah selama selama AF berlan berlangsu gsung. ng. Oleh Oleh karena itu atrium tidak berguna sebagai pompa primer bagi ventrikel. Walaupun demikian, darah akan mengalir secara pasif melalui atrium ke dalam ventrikel, dan efisiensi pompa ventrikel akan menurun hanya sebanyak 20 – 30 %. Oleh karena itu, dibanding dengan sifat yang mematikan dari fibrilasi ventrikel, orang dapat hidup selama beberapa bulan  bahkan bertahun-tahun dengan fibrilasi atrium, walaupun timbul penurunan efisiensi dari seluruh daya pompa jantung. Patofisiologi pembentukan trombus pada AF : Pada AF aktivitas sitolik pada atrium kiri tidak teratur, terjadi penurunan atrial flow veloci vel ocitie tiess yang yang menyeb menyebabk abkan an statis statis pada pada atrium atrium kiri kiri dan memuda memudahka hkan n terben terbentuk tuknya nya trombus. Pada pemeriksaan TEE, trombus pada atrium kiri lebih banyak dijumpai pada  pasien AF dengan stroke emboli dibandingkan dengan AF tanpa stroke emboli. 2/3 sampai 3/4 stroke iskemik yang terjadi pada pasien dengan AF non valvular karena stroke emboli. 3

 

Beberapa penelitian menghubungkan AF dengan gangguan hemostasis dan thrombosis. Kelainan tersebut mungkin akibat dari statis atrial tetapi mungkin juga sebagai faktor  terjadinya tromboemboli pada AF. Kelainan-kelainan tersebut adalah peningkatan faktor  von Willebrand (faktor VII ), fibrinogen, D-dimer, dan fragmen protrombin 1,2. Sohaya melaporkan AF akan meningkatkan agregasi trombosit, koagulasi dan hal ini dipengaruhi oleh lamanya AF.

WOC 4

 

Faktor resiko primer (jantung):

Faktor resiko sekunder (non jantung):

Riwayat operasi jantung,

Usia, diabetes mellitus, penipisan

kardiomiopati, hipertensi,

elektrolit, kelainan tiroid, emboli

 penyakit jantung iskemik

pulmonal

 

Lesi pada katup jantung

 

Pembesaran atrium

Kerusakan proses mekanik & pompa darah jantung

 

Penurunan kontraktilitas miokard

 

 

Kelemahan miokard

Penurunan curah jantung

Volume akhir diastole diasto le ventrikal kiri meningkat

  Suplai darah ke jaringan menurun

Ketidakefektifan perfusi Ketidakefektifan    jaringan perifer  perifer 

 

 

Tekanan atrium kiri meningkat

Tekanan vena pulmonalis pulmonali s meningkat meningkat

Kelemahan fisik

Hipertensi Hipertensi kapiler kapiler pulmonal pulmonal

Edema pulmonal 5

 

Intoleransi aktivitas

Gangguan pertukaran gas

 

Sesak nafas (dyspnea), lemah,

 

jantung berdebar-debar, berdebar-debar, dll

 

Kurang terpajan informasi

Kurang pengetahuan

7. Kompli Komplikas kasii

Kelainan Kelain an irama jantung (disritmia) (disritmia) jenis atrial fibrilasi fibrilasi seringkali seringkali menimbulkan menimbulkan masalah tambah masalah tambahan an bagi bagi yang yang mengid mengidapn apnya, ya, yaitu yaitu seranga serangan n ganggu gangguan an sirkula sirkulasi si otak  otak  (stroke) dan gagal jantung. Ini terjadi karena atrium jantung yang berkontraksi tidak teratur  6

 

menyebabkan banyak darah yang tertinggal dalam atrium akibat tak bisa masuk ke dalam ventrikel jantung dengan lancar. Hal ini memudahkan timbulnya gumpalan atau bekuan darah (trombi) akibat stagnasi dan turbulensi darah yang terjadi. Atrium dapat berdenyut lebih dari 300 kali per menit padahal biasanya tak lebih dari 100. Makin tinggi frekuensi denyut den yut dan makin makin besar besar volume volume atrium, atrium, makin makin besar besar peluan peluang g terbent terbentukn uknya ya gumpal gumpalan an da dara rah. h. Seba Sebagi gian an da dari ri gu gump mpal alan an in inil ilah ah ya yang ng serin seringk gkal alii mela melanj njut utka kan n pe perja rjala lana nann nnya ya memasuki sirkulasi otak dan sewaktu-waktu menyumbat sehingga terjadi stroke. Pada  penyakit katup jantung, terutama bila katup yang menghubungkan antara atrium dan ventrikel tak dapat membuka dengan sempurna, maka volume atrium akan bertambah, dindingnya akan membesar dan memudahkan timbulnya rangsang yang tidak teratur. Sekitar 20 persen kematian Sekitar kematian penderita penderita katup jantung jantung seperti ini disebabkan oleh sumbatan sumbatan gumpalan darah dalam sirkulasi otak.

8. Pemeriks Pemeriksaan aan Penunjan Penunjang g

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien antara lain : a) Pem Pemer erik iksa saan an

elek elektr trok okar ard dio iog gra ram m

(EKG (EKG). ).

EKG

ak akan an

men enun unju juk kkan

karakteristik penyakit yang tidak biasa/ganjil yaitu :  b) QRS complexes (durasi dan struktur tidak teratur) c) Interv Interval al PR hampir hampir tak terliha terlihatt d) P-wafes P-wafes tak menentu, menentu, tegangan tegangan rendah rendah atau tidak tidak ada (Marry, (Marry, dkk., 2007) 2007) Rontgen thorax (gambaran emboli emboli paru, pneumonia, PPOK, PPOK, cor pulmonal) (Marry, dkk., 2007) Echocardi Echoca rdiogr ografi afi atau atau prosed prosedur ur invasiv invasivee transeso transesofag fagus us echoca echocardi rdiogr ografi afi (TOE) (TOE).. Transesofagus echocardiografi ini berfungsi memberikan gambaran ukuran atrium kiri dan menent men entuka ukan n fungsi fungsi sistoli sistolik k ventri ventrikel kel kiri, kiri, selain selain itu sekalig sekaligus us dapat dapat memper memperlih lihatk atkan an kemungkinan adanya penyakit katub jantung (Berry and Padgett, 2012). Transesofagus echoca ech ocardi rdiogr ografi afi ini dapat dapat dilaku dilakukan kan sebelu sebelum m pember pemberian ian kardio kardiover versi si dan juga juga setelah setelah dilakukan kardioversi. Karena prosedur ini sangat spesifik untuk menentukan risiko stroke dan tromboemboli tromboemboli pada pasien atrial fibrilasi (National Collaborating Collaborating Center for Chronic Chronic Condition, 2006). Tes fungsi tiroid. Pemeriksaan fungsi tiroid bermanfaat karena sebagai salah satu faktor risiko terjadinya atrial fibrilasi. Penelitian yang dilakukan oleh Canadian Registry of  Atrial fibrillation Investigators menunjukkan bahwa pada 5,4% kasus pasien dengan TSH (Tiroid Stimulating Hormone) menunjukkan adanya gambaran atrial fibrilasi akut (Guy, Karine and Jean, 2002).

9. Penatala Penatalaksan ksanaan aan 7

 

Tujuan penanganan AF AF menurut American College of Cardiology (ACC)/American Heart Association Association (AHA)/Euro (AHA)/European pean Society Society of Cardiology Cardiology (ESC) (ESC) (2006 (2006)) adalah untuk  untuk  mengembalikan lagi irama sinus dan menurunkan risiko terjadinya stroke dengan terapi antirombolitik (Shay, 2010). Terdapat tiga kategori tujuan perawatan atrial fiibrilasi yaitu terapi profilaksis untuk  mencegah menceg ah tromboembo tromboemboli, li, mengembalik mengembalikan an kerja ventrikuler ventrikuler dalam rentang normal, normal, dan memperbaiki irama yang tidak teratur. Kombinas ketiga strategi tersebut menjadi tujuan  penting dalam mengelola pasien atrial fibrilasi (Shay, (Shay, 2010). Tatalaksana AF berdasarkan Standar Pelayanan Medik (SPM) Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Edisi III (Irmalita dkk, 2009) yaitu: a) Medika Medikamen mentos tosa/F a/Farm armako akolog logii Rhythm control, Rhythm control, tujuannya tujuannya adalah untuk untuk mengembalik mengembalikan an ke irama sinus sehingga sehingga memung mem ungkin kinkan kan pender penderita ita terbeba terbebass dari dari trombo tromboemb emboli oli dan takika takikardi rdiomi omiopa opati. ti. Dapat Dapat diberikan anti-aritmia golongan I seperti quinidine, disopiramide dan propafenon. Untuk  golong gol ongan an III dapat dapat diberik diberikan an amioda amiodaron ron.. Dapat Dapat juga juga dikomb dikombina inasi si dengan dengan kardio kardiover versi si dengan DC shock. (Irmalita dkk, 2009). Pengembalian irama sinus dengan obat-obatan (amiodaron, flekainid, atau sotalol)  bisa mengubah AF menjadi irama sinus atau mencegah episode AF lebih lanjut. Antikoagulasi untuk mencegah tromboembolik sistemik (Patrick, 2006). Rate control dan pemberian antikoagulan di lakukan dengan pemberian obat-obat yang bekerja pada AV node dapat berupa digitalis, verapamil, dan obat penyekat beta (β  bloker). Amiodaron dapat juga digunakan untuk rate control. Namun pemberian obat-obat tersebut harus hati-hati pada pasien pasien dengan AF disertai hipertrovi ventrikel. Pemeriksaan ekokardiografi bisa membantu sebelum pemberian obat-obat tersebut (Irmalita dkk, 2009). Pemberian Pember ian obat-ob obat-obat at tersebu tersebutt dapat dapat memban membantu tu pengen pengendal dalian ian denyut denyut dengan dengan menurunkan kecepatan ventrikel dengan mengurangi konduksi nodus AV menggunakan digoksin, β bloker, atau antagonis kanal kalsium tertentu. Namun kadang AF sendiri tidak  menghilang sehingga pasien membutuhkan digoksin untuk memperlambat repon ventrikel terhadap AF saat istirahat dan β bloker untuk memperlambat denyut ventrikel selama olahraga (Patrick, 2006).  b) Non-farmakologi Kardioversi eksternal dengan DC shock dapat dilakukan pada setiap penderita AF. Jika pasien mengalami mengalami AF sekunder, sekunder, penyakit penyakit penyerta harus dikoreksi dikoreksi terlebih dahulu. Jika AF lebih dari 48 jam maka harus diberikan antikoagulan selama 4 minggu dan 3 minggu pasca kardioversi untuk mencegah terjadinya stroke akibat emboli. Pemeriksaan transesofagus echo dapat direkomendasikan sebelum melakukan kardioversi dengan DC shock jika pemberian antikoagulan belum dapat diberikan untuk memastikan tidak adanya thrombus diatrium.

8

 

Pema Pemasan sanga gan n pa pacu cu jant jantun ung g un untu tuk k menc menceg egah ah AF da dapa patt di dibe berik rikan an.. Pe Pene neli litia tian n menunjukkan pemasangan pacu jantung kamar ganda lebih dapat mencegah episode AF dibandingkan pemasangan pacu jantung kamar tunggal. Dan akhir-akhir ini pemasangan lead atrium atrium pada pada lokasi lokasi Bachma Bachman n Bundle Bundle atau di septum septum atrium atrium bagian bagian bawah dapat dapat mencegah menceg ah terjadinya terjadinya AF. Ablasi kateter untuk mengubah mengubah ke irama sinus dengan dengan isolasi venaa pulmon ven pulmonary ary dapat dapat dil dilaku akukan kan.. Ablasi Ablasi AV AV node node dan pemasan pemasangan gan pascu pascu jantun jantung g  permanen (VVIR). Teknik ini digunakan terutama pada penderita AF permanen dan  penderita masih menggunakan obat antikoagulan. Pembedahan diperlukan dengan operasi modifikasi Maze. Hal ini dapat dilakukan sekaligus pada pasien dengan kelainan katub mitral (Irmalita dkk, 2009).

DAFTAR PUSTAKA

Berry. A and Padgett, H. 2012. Management of patients with atrial fibrillation: Diagnosis and Treatment. Nursing Standard/RCN Publishing. 26 (22), 47. Guy Gu y, C. C.,, Kari Karine ne,, G. G.,, an and d Je Jean an,, P. 20 2002 02.. At Atri rial al fibr fibril illat latio ion n in th thee el elde derl rly y fa facts cts an and d management. Drugs Aging. 19 (11), ( 11), 819-846 9

 

Irmalita, dkk. 2009. Standar Pelayanan Medik (SPM) Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Edisi III. Jakarta: RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta Krisanty,, Paula. 2009. Asuhan Krisanty Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta. Trans Info Media Marry, dkk. 2007. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta Yogyakarta : Rapha Publishing  National Collaborating Center for Chronic Condition. 2006. Atrial fibrillation. London.  National Clinical Guidline for Management in Primary and Secondary Care. Royal College of Physicians. www.escardio.org Patrick Davey. 2006. At a Glance Madicine. Jakarta: Penerbit Erlangga. Philip Phi lip,, I. A., and Jeremy Jeremy,, P. T. W,. 2007. 2007. At Glance Glance Sistem Sistem Kardio Kardiovask vaskula ularr. Jakart Jakarta: a: Penerbit Erlangga. Shay,, E. P. 2010. Shay 2010. Guideiin-Sp Guideiin-Specific ecific Management Management of Atrial Fibrilation Fibrilation.. Foimulary Foimulary.. 45. www.foimularyjournal.com Wilkinso Wi lkinson, n, Judith Judith M. 2011. 2011. Buku Saku Diagnosis Diagnosis Keperawatan: Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC

10

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF