LOGISTIK DAN PERSEDIAAN PADA SAAT BENCANA.docx
June 3, 2018 | Author: Rahmi Audriyana | Category: N/A
Short Description
Download LOGISTIK DAN PERSEDIAAN PADA SAAT BENCANA.docx...
Description
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana alam merupakan suatu kejadian atau hal buruk yang tak diinginkan oleh semua orang. Namun bencana bisa terjadi tanpa kita duga dan kita sadari. Bencana alam itu sendiri bisa diakibatkan oleh tingkah laku manusia yang tidak peduli terhadap alam sekitar, sehingga sering kali kita melihat bahkan terkena dampak bencana itu sendiri. Dapat kita lihat dalam beberapa tahun belakangan ini, frekuensi bencana alam di pulau jawa mengalami peningkatan. Dan baru-baru ini telah terjadi bencana banjir di wilayah Soreang,Kabupaten Bandung Selatan yang harus menenggelamkan ratusan bahkan ribuan rumah. Berdasarkan paparan diatas, usaha pencegahan serta penanggulangan harus cepat dan tepat wajib dilakukan. Dalam pencegahan dan penanggulangan itu sendiri, ada hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya, yaitu manajemen logistic dalam penanggulangan bencana atau yang kita kenal manajemen logistic bencana. Logistik merupakan suatu ilmu atau seni, serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat. Sedangkan logistik dalam pengertian manajemen bencana itu sendiri merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk kebutuhan hidup manusia, baik pangan, sandang, papan, dan turunannya. turunann ya. Ketika saat bencana, sebelum maupun sesudah bencana, ketersediaan logistic mempunyai peran yang sangat penting dan merupakan syarat mutlak ketika terjadi bencana karena hal berikut sangat berhubungan langsung dengan kelangsungan hidup korban bencana. Oleh karna itu, sangat penting bagi kita mengetahui system dan manajemen logistic ketika terjadi bencana. Sehingga bisa mencegah atau setidaknya meminimalisir hal buruk ketika terjadi bencana. B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian logistik pada bencana ? 2. Bagaimana lingkup logistik bantuan kemanusiaan? 1
3. Siapa saja pihak yang terlibat dalam logistik penanggulangan bencana? 4. Bagaimana proses manajemen logistik pada bencana ? 5. Apa saja faktor yang mendukung berjalanannya sistem manajemen logistik pada bencana ? 6. Apa saja peralatan dalam manajemen logistik pada bencana ? 7. Bagaimana peran penting logistik dalam upaya penanggulangan bencana?
8. Apa pengertian manajemen persediaan pada saat bencana ? C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Logistik pada Bencana 2. Untuk mengetahui lingkup logistik bantuan kemanusiaan 3. Untuk mengetahui pihak yang terlibat dalam logistik penanggulangan bencana 4. Untuk mengetahui proses Manajemen Logistik pada bencana 5. Untuk mengetahui faktor yang mendukung berjalanannya sistem Manajemen Logistik pada bencana 6. Untuk mengetahui peralatan dalam Manajemen Logistik pada bencana 7. Untuk mengetahui peran penting Logistik dalam Upaya Penanggulangan Bencana
8. Untuk mengetahui pengertian Manajemen Persediaan pada saat bencana
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Logistik pada Bencana
Menurut Peraturan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) No. 13 Tahun 2008 tentang Pedoman Manajeman Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana, pengertian logistik adalah segala sesuatu yang berwujud dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia yang terdiri dari sandang, pangan, dan papan atau turunannya. Termasuk dalam kategori logistik adalah barang habis pakai atau dikonsumsi, misalnya sembilan bahan pokok (sembako), obat-obatan, pakaian dan kelengkapan, air, tenda, jas tidur dan sebagainya Bencana dan tindakan destruktif menuntut upaya logistik yang lebih tinggi dalam hal pengetahuan dan biaya karena kejadian bencana mendadak memerlukan respon yang sangat cepat di daerah-daerah yang hancur. Berbagai jenis bencana perlu dikelola dengan cara pendekatan solusi yang berbeda. Logistik adalah unsur yang paling penting dalam setiap upaya bantuan kemanusiaan atau bantuan bencana dan bagaimana cara kita mengelola logistik bantuan kemanusiaan akan menentukan apakah operasi penanggulangan bencana tersebut sukses atau gagal (Van Wassenhove, 2006). Namun demikian, logistik juga menjadi aktivitas yang paling mahal dari setiap bantuan bencana. Berdasarkan studi, diperkirakan bahwa biaya logistik untuk penanggulangan bencana sekitar 80% dari total biaya dalam bantuan bencana (Van Wassenhove, 2006). Manajemen logistik untuk penanggulangan bencana dikenal dengan logistik kemanusiaan (humanitarian (humanitarian logistics) logistics) atau sering disebut juga dengan logistik bantuan kemanusiaan. Logistik kemanusiaan merupakan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian aliran bantuan kemanusiaan secara efisien, hemat biaya dan penyimpanan bantuan kemanusiaan serta informasi terkait, dari titik asal ke titik konsumsi untuk tujuan mengurangi penderitaan korban bencana (Thomas dan Kopczak, 2005). Dalam konteks bencana, tentu penting untuk memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan yang efisien dan efektif, sehingga kebutuhan jenis bantuan kemanusiaan yang sesuai dan relawan dapat mencapai ke lokasi korban dengan cepat dan tepat. Optimalisasi 3
kinerja logistik bantuan kemanusiaan mensyaratkan bahwa semua hubungan antara pihak atau pelaku yang terlibat dalam penanggulangan bencana dikelola melalui pendekatan terpadu secara efisien dan efektif dalam mengkoordinasikan kinerja antar-organisasi, menghilangkan redundansi, dan memaksimalkan efisiensi seluruh rantai pasok darurat. B. Lingkup Logistik Bantuan Kemanusiaan
Manajemen bencana sering digambarkan sebagai proses yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu: (1) mitigasi; (2) persiapan; (3) respon; dan (4) rekonstruksi. Keempat tahapan itu merupakan siklus manajemen bencana. Fokus pada logistik dan manajemen rantai pasokan, proses yang melibatkan logistik terutama menyangkut persiapan, respon, dan rekonstruksi secara bersama-sama merupakan aliran logistik kemanusiaan. Tahapan mitigasi mengacu pada identifikasi dan sistem hukum, sosial, dan infrastruktur untuk mengurangi dampak risiko bencana. Mitigasi bencana berhubungan dengan tanggung jawab pemerintah dan tidak melibatkan partisipasi langsung logistik. Tahapan persiapan mengacu pada berbagai operasi yang terjadi selama periode sebelum bencana terjadi. Tahap ini menggabungkan berbagai strategi yang memungkinkan pelaksanaan respon operasional op erasional penanggulangan bencana yang sukses. Tahapan ini sangat penting karena untuk menghindari konsekuensi kemungkinan bencana. Tahapan ini juga mencakup upaya yang dibuat dan pengalaman dalam beradaptasi dari kejadian bencana di masa lalu sehingga dapat memenuhi tantangan baru. Tahapan respon mengacu pada berbagai operasi yang langsung diimplementasikan setelah bencana terjadi. Pada tahap respon, koordinasi dan kolaborasi antara semua pihak yang terlibat dalam darurat bantuan kemanusiaan perlu dilakukan. Tahapan ini memiliki dua tujuan utama (Cozzolino et al, 2012), yaitu: 1. Tujuan pertama adalah untuk segera merespon dengan mengaktifkan jaringan sementara atau jaringan darurat; 2. Tujuan kedua adalah untuk mengembalikan dalam waktu sesingkat mungkin layanan dasar dan pengiriman barang ke penerima bantuan bencana;.
4
Tahap rekonstruksi mengacu pada operasi yang berbeda setelah terjadinya bencana. Tahapan ini melibatkan rehabilitasi dan bertujuan untuk mengatasi masalah dampak bencana dari perspektif jangka panjang. Efek dari bencana dapat terus berdampak untuk jangka waktu yang panjang dan memiliki konsekuensi parah pada penduduk yang terkena t erkena bencana. Dalam penanggulangan bencana, logistik memainkan peran penting. Logistik memberikan layanan antara kesiapsiagaan dengan penanggulangan bencana, antara pengadaan dan distribusi bantuan kemanusiaan dengan peralatan, antara BNPB dengan BPBD, dan logistik juga memainkan peran penting dalam efektivitas dan tanggap dalam hampir semua program bantuan kemanusiaan, seperti: kesehatan, makanan, shelter makanan, shelter , air, dan sanitasi.
C. Pihak yang Terlibat dalam Logistik Penanggulangan Bencana
Logistik bantuan kemanusiaan mencakup beberapa aktivitas dan melibatkan banyak pihak, mulai dari aktivitas persiapan, perencanaan, pengadaan, transportasi & distribusi, penyimpanan, tracking , dan pelalubeaan (customs (customs clearance). clearance). Umumnya para pihak yang terlibat dalam serangkaian aktivitas rantai pasok bantuan kemanusian, antara lain: 1. Donor dari dalam negeri maupun luar negeri, donor dari pemerintah, perusahaan, warga, maupun NGO. 2. NGO nasional, PMI, dan BNPB/BPBD. 3. Penyedia jasa transportasi: darat, udara, laut, sungai, dan kereta api. 4. Penyedia jasa pergudangan. 5. Perusahaan pengurusan jasa transportasi ( freight freight forwarding ). ). 6. Bea cukai. 7. Penerima bantuan.
D. Proses Manajemen Logistik dalam Penanggulangan Bencana
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No. 13 Tahun 2008 tentang Pedoman Manajemen Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana telah
5
menetapkan bahwa proses manajemen logistik dalam penanggulangan bencana ini meliputi delapan tahapan sebagai berikut: 1. Perencanaan kebutuhan bantuan kemanusiaan. Proses perencanaan kebutuhan dalam manajemen logistik penanggulangan bencana merupakan langkah awal untuk mengetahui bantuan apa yang dibutuhkan, siapa yang membutuhkan, serta di mana, kapan, dan bagaimana cara menyampaikan kebutuhan tersebut. Kegiatan perencanaan kebutuhan ini memerlukan ketelitian dan kemampuan untuk mengetahui secara pasti kondisi korban bencana yang akan ditanggulangi. 2. Pengadaan dan penerimaan bantuan kemanusiaan. Pengadaan merupakan kegiatan penting dalam mendapatkan material bantuan kemanusiaan dan peralatan untuk memenuhi kebutuhan dalam penanggulangan bencana secara tepat jenis barang, tepat kuantitas, tepat kualitas, tepat waktu, tepat harga, dan pelaksanaan prosedur. Selain itu, pengadaan juga menjadi isu penting dalam kepatuhan pada peraturan dengan harga yang paling efisien. Proses pengadaan dan penerimaan bantuan untuk penanggulangan bencana dimulai dari pencatatan atau inventarisasi termasuk kategori bantuan kemanusiaan, dari mana bantuan diterima, kapan diterima, apa jenis bantuannya, seberapa banyak jumlahnya, bagaimana cara menggunakan atau mengoperasikan bantuan kemanusiaan yang disampaikan, apakah ada permintaan, dan untuk siapa bantuan kemanusiaan ini ditujukan. 3. Pergudangan dan/atau penyimpanan bantuan kemanusiaan. Proses penyimpanan dan pergudangan dimulai dari data penerimaan bantuan yang diserahkan kepada unit pergudangan dan penyimpanan disertai dengan berita acara dan bukti penerimaan bantuan kemanusiaan. Pencatatan data penerimaan antara lain meliputi jenis barang bantuan apa saja yang dimasukkan ke dalam gudang, berapa jumlahnya, bagaimana keadaannya, siapa yang menyerahkan, siapa yang menerima, cara penyimpanan menggunakan metode barang yang masuk terdahulu dikeluarkan pertama kali atau atau FIFO FIFO (first-in first-out) dan/atau menggunakan metode LIFO metode LIFO (last-in first-out). first-out). 4. Perencanaan pendistribusian bantuan kemanusiaan. 6
Dalam perencanaan pendistribusian bantuan ini dilakukan pendataan: siapa saja yang akan menerima bantuan, prioritas bantuan kemanusiaan yang diperlukan, kapan waktu penyampaian, lokasi, cara penyampaian, alat transportasi yang digunakan, siapa yang bertanggung jawab atas penyampaian tersebut 5. Pengangkutan bantuan kemanusiaan. Berdasarkan data perencanaan pendistribusian, maka dilaksanakan pengangkutan. Data yang dibutuhkan untuk pengangkutan adalah: jenis bantuan kemanusiaan yang diangkut, jumlah, tujuan, siapa yang bertanggung jawab dalam keamanan perjalanan, dan siapa yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penerima. 6. Penerimaan bantuan kemanusiaan di tujuan. Aktivitas yang harus dilaksanakan dalam penerimaan bantuan di tempat tujuan adalah: a) Mencocokkan antara data di manifest pengangkutan dengan jenis bantuan yang diterima. b) Memeriksa kembali: jenis, jumlah, berat, dan kondisi b antuan. c) Mencatat tempat pemberangkatan, tanggal waktu kedatangan, sarana transportasi, pengirim, dan penerima bantuan. d) Membuat berita acara serah terima dan bukti penerimaan. pen erimaan. 7. Penghapusan bantuan kemanusiaan. yaitu tahapan apabila logistik dan peralatan dialihkan kepemilikannya atau tidak dapat digunakan atau hilang atau musnah. Pengahapusan dilakukan dengan permohonan penghapusan oleh penjabat yang berwenang melalui proses p roses penghapusan dan diakhiri dengan berita acara penghapusan. 8. Pertanggungjawaban. Seluruh proses manajemen logistik bantuan kemanusiaan yang telah dilaksanakan harus dibuat pertanggungjawabannya. Pertanggungjawaban penanggulangan bencana, baik keuangan maupun kinerja, dilakukan pada setiap tahapan proses dalam bentuk laporan dengan prinsip akuntabilitas dan transparansi.
7
E. Faktor yang mendukung berjalanannya sistem Manajemen Logistik pada bencana
1.
Kemampuan infrastruktur.
2.
Ketersediaan dan jumlah alat trasnportasi penanggulangan bencana baik secara nasional, regional, lokal, maupun setempat.
3.
Perlunya pertimbangan faktor politis dan konflik di masyarakat.
4.
Sistem informasi dan pengendaliannya.
F. Peralatan dalam Manajemen Logistik pada Bencana
1.
Alat transportasi, baik darat, udara, maupun laut.
2.
Alat-alat berat.
3.
Tenda yang berukuran kecil maupun besar.
4.
Peralatan medis dan obat-obatan.
5.
Makanan instant.
6.
Alat penyedia air bersih.
G. Peran Penting Logistik dalam Upaya Penanggulangan Bencana
Logistik memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan bencana terutama pada saat prabencana, kesiapsiagaan, dan respon penanganan bencana. Pengelolaan logistik yang efektif, efisien, dan andal menjadi faktor penting dalam penanggulangan bencana. Logistik penanggulangan bencana perlu melibatkan banyak pihak untuk u ntuk mengurangi men gurangi risiko dampak bencana. Sinergi dan kolaborasi kolabo rasi dari pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan perusahaan swasta di sektor penyedia jasa logistik perlu dibangun. Pemanfaatan seluruh kapasitas dan kapabilitas BUMN sektor logistik dapat dilakukan pada setiap tahapan proses logistik penanggulangan bencana, mulai dari prabencana, darurat, dan pascabencana. Salah satu BUMN sektor logistik yang dapat dimanfaatkan peran dan kapabilitasnya adalah Pos Indonesia. Ketersebaran dan keterjangkauan kantor-kantor pos di seluruh penjuru nusantara, yang menghubungkan menghubun gkan antara jaringan fisik kantor pos sebagai seba gai hub atau node dengan moda transportasi dan sistem teknologi informasi, memungkinkan kantor pos dapat secara cepat menginformasikan kebutuhan bantuan kemanusiaan, infrastrutur transportasi, dan tempat penyimpanan yang dapat digunakan; jalur, moda, dan kapasitas transportasi yang tersedia, dan pola distribusi bantuan kemanusiaan yang efektif. 8
H. Pengertian Manajemen Persediaan pada saat bencana
Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses
dan
barang
jadi.
Sedangkan
manajemen
persediaan
adalah
aktivitas
mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat yang dikehendaki. Pada produk barang, pengendalian persediaan ditekankan pada pengendalian material. Pada produk jasa, pengendalian diutamakan sedikit pada material dan banyak pada jasa pasokan karena konsumsi sering kali bersamaan dengan pengadaan jasa sehingga tidak memerlukan persediaan.
9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen logistik untuk penanggulangan bencana dikenal dengan logistik kemanusiaan (humanitarian (humanitarian logistics) logistics) atau sering disebut juga dengan logistik bantuan kemanusiaan. Logistik kemanusiaan merupakan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian aliran bantuan kemanusiaan secara efisien, hemat biaya dan penyimpanan bantuan kemanusiaan serta informasi terkait, dari titik asal ke titik konsumsi untuk u ntuk tujuan mengurangi penderitaan korban bencana (Thomas dan Kopczak, 2005). Logistik memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan bencana terutama pada saat prabencana, kesiapsiagaan, dan respon penanganan bencana. Pengelolaan logistik yang efektif, efisien, dan andal menjadi faktor penting dalam penanggulangan bencana. Logistik penanggulangan bencana perlu melibatkan banyak pihak untuk u ntuk mengurangi men gurangi risiko dampak bencana. Sinergi dan kolaborasi dari pemerintah, peme rintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan perusahaan swasta di sektor penyedia jasa logistik perlu dibangun. Pemanfaatan seluruh kapasitas dan kapabilitas BUMN sektor logistik dapat dilakukan pada setiap tahapan proses logistik penanggulangan bencana, mulai dari prabencana, darurat, dan pascabencana.
B. Saran
Diharapkan masyarakat dapat menjaga lingkungan sekitar yang bisa memacu terjadinya bencana yang tidak kita inginkan, serta masyarakat dapat memahami dan mengetahui pencegahan serta penanggulangan bencana yang dapat berguna bagi korban bencana tentunya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, W. Z., Hadiguna, R. A. (2015). Model (2015). Model Kebijakan Penetapan Institusi Masjid sebagai Shelter dalam Sistem Logistik Bencana di Kota Padang . Jurnal Optimasi Sistem Industri, 14(1), 16 – 30 30 Pinuji, Srdewanto. 2015. Penanggulangan Bencana: Manajemen Logistik. http://pinuji.net/2015/04/22/penanggulangan-bencana-manajemen-logistik/. (Diakses http://pinuji.net/2015/04/22/penanggulangan-bencana-manajemen-logistik/. pada tanggal 28 Oktober 2017) Saraswati, Winda. Dkk. 2015. Makalah Tanggap Darurat Bencana. Bencana. https://windayuliasaraswati.wordpress.com/2015/05/30/5/. Dakses pada tanggal 28 https://windayuliasaraswati.wordpress.com/2015/05/30/5/. Oktober 2017) Setiawan, Eko. 2015. Seri Bencana: Logistik di dalam Konteks Manajemen Bencana. Bencana. https://www.kompasiana.com/eko_setiawan/seri-bencana-logistik-di-dalam-konteksmanajemen-bencana_54ffb893a33311526350fbd9. (Diakses manajemen-bencana_54ffb893a33311526350fbd9. (Diakses pada tanggal 27 Oktober 2017) Zaroni, Dr. 2017. Manajemen Logistik Penanggulangan Bencana (Bagian #1). http://supplychainindonesia.com/new/manajemen-logistik-penanggulangan-bencana bagian-1/. (Dakses bagian-1/. (Dakses pada tanggal 29 Oktober 2017) Zaroni, Dr. 2017. Manajemen Logistik Penanggulangan Bencana (Bagian #2). http://supplychainindonesia.com/new/manajemen-logistik-penanggulangan-bencana bagian-2/. (Dakses bagian-2/. (Dakses pada tanggal 29 Oktober 2017)
11
View more...
Comments